Anda di halaman 1dari 13

DETERMINASI DIAMOND FRAUD DALAM MENDETEKSI KECURANGAN

PADA LAPORAN KEUANGAN


(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN BESAR SUB SEKTOR
BARANG PRODUKSI DAN KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE TAHUN 2017-2019)

Anggun Rizka Utami


Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Krisnadwipayan
Email : arizkautami15@gmail.com

Heni Yusnita
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Krisnadwipayan
Email : heniyusnita@unkris.ac.id

ABSTRACT :The purpose of this research is to study whether the components of diamond fraud
can be used to approve fraudulent financial statements. This study uses a purposive sampling
method with 27 companies during the 2017-2019 period. The results of multiple linear regression
in SPSS 25 claims for the pressure component can be seen if the hypothesis is accepted relating to
financial targets determined by gross profit margins can be used fraud on the company, as well as
the opportunity component can also be used for fraud on the financial statements. For the next two
components, namely rationalization which is proxied by a change of auditors, the results of the
study cannot be used to replace fraud on the financial statements and abilities that are proxied by
a change of directors, can be approved for fraud in the financial statements. For further research
is expected to produce more significant results by increasing research data and with different
methods.

Keywords : Fraud, Diamond Fraud, Financial Statement

PENDAHULUAN kecurangan laporan keuangan sebesar 2%


yang digambarkan sebagai berikut:
Fraud merupakan suatu masalah
yang makin berkembang pada era masa kini. Gambar-1 Fraud yang Paling Banyak Ditemukan di
Indonesia
Pada saat ini, pelaku fraud tidak hanya pada
golongan atas, namun fraud juga banyak
dilakukan oleh pegawai lapisan bawah yang
memacu untuk perlu mewaspadai dan peduli
pada kondisi lingkungan tempat kita bekerja.
Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Lembaga Survei Fraud Indonesia tahun
2016, fraud terjadi pada karyawan dengan Sumber: ACFE Indonesia (2016)
masa kerja lebih dari 10 tahun dikarenakan
mereka telah mengenal dan mengetahui Selain itu dijelaskan pula mengenai
seluk beluk dari kondisi perusahaan fraud yang paling merugikan di Indonesia
sehingga dapat dengan mudah melakukan yaitu korupsi dengan angka kerugian 77%,
fraud. penyalahgunaan aset sebesar 19% dan
Menurut Survey Fraud Indonesia, kecurangan laporan keuangan pada angka
2016, Fraud yang paling banyak ditemukan 4% yang digambarkan dengan diagram
di Indonesia yaitu korupsi dengan tingkat lingkaran sebagai berikut:
presentase sebesar 67%, diikuti dengan
penyalahgunaan asset sebesar 31% dan
Pada umumnya fraud terjadi karena
adanya masalah ekonomi dalam kehidupan
sehari-hari ataupun karena keserakahan
Gambar-2 Fraud yang Paling Merugikan Di pihak-pihak tertentu. Sebagai contoh,
Indonesia seorang karyawan yang memiliki masalah
dalam kehidupan sehari-hari seperti gaya
hidup yang mewah atau memiliki hutang
atau tagihan yang menumpuk sehingga
menjadi salah satu sumber yang mendorong
untuk melakukan fraud. Selain itu salah satu
proksi yang digunakan untuk mengukur
terjadinya fraud adalah earning manajemen
Sumber: ACFE Indonesia (2016) yang berkaitan erat dengan tindakan
memanipulasi laba yang dilakukan oleh
Salah satu kebijakan pemerintah yang manajemen (Fikri, 2017 dalam Razee,
diduga menganedung fraud terjadi pada 2002).
pemberian listrik gratis. Diketahui listrik Oleh karena itu, American Institute
gratis yang di subsidi pemerintah sempat Akuntan Publik (AICPA) menerbitkan
menjadi sorotan dimana listrik gratis Pernyataan Standar Auditing No. 99 (SAS
tersebut diberikan untuk rumah dengan 45 No. 99). Menurut Cressey (1953) dalam
watt dan untuk 900 watt diberikan Faiz, 2016), “Fraud risk faktor merupakan
kompensasi potongan sebesar 50%. Namun faktor-faktor pendorong seseorang dalam
fakta yang didapat adalah banyak melakukan fraud diantaranya pressure
masyarakat yang memakai daya listrik (tekanan), opportunity (kesempatan),
sebesar 1300 watt keatas mengeluhkan rationalization (sikap). Cressey (2010)
bahwa mereka harus membayar tagihan menamakan faktor-faktor tersebut dengan
berkali-kali lipat. Kebanyakan dari mereka teori triangle fraud. Setelah itu hadir teori
menduga adanya tarif silang dimana daya diamond fraud dengan konsep yang berbeda.
listrik 450 watt dan 900 watt yang diberikan Di dalam konsep fraud diamond ini,
tersebut dengan menaikan tarif dari daya menambahkan satu faktor, yaitu capability
listrik diatas 1300 watt. Untuk memastikan (kemampuan). Wolfe dan Hermanson (2004)
dugaan tersebut maka diperlukan adanya menyatakan, “Kemampuan adalah sifat dari
investigasi mengenai fraud karena hal individu dalam melakukan suatu fraud, yang
tesebut dapat dikategorikan sebagai fraud membuat suatu keinginan dalam
dalam bagian kecurangan pada laporan mendapatkan kesempatan dan
keuangan. memanfaatkannya. Berikut faktor-faktor
Beberapa peneliti sebelumnya fraud dari teori diamond fraud antara lain
melakukan penelitian yang berkaitan dengan pressure (tekanan), opportunity
Triangle Fraud Theory dan Diamond Fraud (kesempatan), rationalization (sikap) dan
Theory dalam mendeteksi kecurangan pada capability (kemampuan).”
laporan keuangan. Seperti penelitian yang Variabel yang akan digunakan dalam
dilakukan oleh Aviani Sanjaya dalam Jurnal penelitian ini antara lain financial target
Akuntansi Bisnis, Maret 2017 dengan yang diproksikan dengan gross profit
menganalisa faktor-faktor yang margin bagian dari variabel pressure, lalu
mempengaruhi tanggung jawab auditor variabel opportunity dengan proyeksi nature
dalam mendeteksi kecurangan. Selain itu, of industry, rationalization dengan proyeksi
ada pula penelitian yang dilakukan oleh Tri pergantian auditor, dan capability yang
Ramaraya Koroy dalam Jurnal Akuntansi diproyeksikan dengan pergantian direksi.
dan Keuangan, Mei 2008 dengan judul Berdasarkan latar belakang
Pendeteksian Kecurangan Laporan tersebut, peneliti menggunakan Diamond
Keuangan Oleh Auditor Eksternal dengan Fraud sebagai metode pendekatan yang
mengidentifikasikan karakteristik digunakan untuk mendeteksi kecurangan
kecurangan, standar audit dan lingkungan dalam laporan keuangan dimana Diamond
kerja audit. Fraud merupakan penyempurnaan dari
Triangle Fraud yang sering digunakan untuk lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas
mendeteksi laporan keuangan. nama prinsipal serta memberi wewenang
Berdasarkan uraian diatas, kepada agen membuat keputusan yang
maka disusun perumusan masalah sebagai terbaik bagi principal. Jika kedua belah
berikut : pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama
1. Apakah faktor dari pressure (tekanan) untuk memaksimumkan nilai perusahaan,
dapat mendeteksi kecurangan pada maka diyakini agen akan bertindak dengan
laporan keuangan suatu perusahaan? cara yang sesuai dengan kepentingan
2. Apakah faktor dari opportunity prinsipal.
(kesempatan) dapat mendeteksi
kecurangan pada laporan keuangan Fraud
suatu perusahaan? Kecurangan laporan keuangan
3. Apakah faktor dari rationalization merupakan kesengajaan ataupun kelalaian
(sikap) dapat mendeteksi kecurangan yang disajikan tidak sesuai dengan prinsip
pada laporan keuangan suatu akuntansi berterima umum. Hal tersebut
perusahaan? sifatnya material sehingga dapat
4. Apakah faktor dari capability mempengaruhi keputusan yang akan diambil
(kemampuan) dapat mendeteksi oleh pihak yang berkepentingan.
kecurangan pada laporan keuangan Kecurangan dapat dilakukan oleh
suatu perusahaan? perorangan ataupun kelompok dalam suatu
devisi.
KAJIAN PUSTAKA Fraud menurut SPA 240 yang
diterbitkan IAPI (berlaku 1 Januari 2013)
Theory Agency adalah sebagai berikut:
Theory agency atau teori keagenan “Fraud adalah suatu tindakan yang
merupakan konsep yang menggambarkan disengaja oleh satu individu atau
tentang dua pelaku ekonomi yang saling lebih dalam manajemen atau pihak
bertentangan yaitu prinsipal dan agen yang yang bertanggungjawab atas tata
mempunyai kepentingan dalam aktivitas kelola, karyawan, dan pihak ketiga
operasional perusahaan. Hubungan keagenan yang melibatkan penggunaan tipu
merupakan suatu kontrak dimana satu atau muslihat untuk memperoleh satu
lebih orang (prinsipal) memerintah orang keuntungan secara tidak adil atau
lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas melanggar hukum.”
nama prinsipal serta memberi wewenang
kepada agen membuat keputusan yang Sedangkan menurut BPKP (2002)
terbaik bagi prinsipal (Ichsan, 2013). Jika dalam eprints.mercubuana, Fraud menurut
prinsipal dan agen memiliki tujuan yang Pusdiklatwas BPKP (2002) adalah sebagai
sama maka agen akan mendukung dan berikut:
melaksanakan semua yang diperintahkan “Fraud adalah suatu perbuatan
oleh prinsipal. melawan atau melanggar hukum
Pertentangan terjadi apabila agen yang dilakukan oleh orang-orang
tidak menjalankan perintah prinsipal untuk dari dalam atau dari luar organisasi,
kepentingannya sendiri. Manajer perusahaan dengan maksud untuk mendapatkan
yang berkuasa dalam perusahaan untuk keuntungan pribadi atau kelompok
pengambilan keputusan sebagai agen secara langsung atau tidak langsung
memiliki kepentingan untuk merugikan pihak lain."
memaksimalkan labanya dengan kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan. Karakter Diamond Fraud
manajer perusahaan tentunya mempengaruhi Pada tahun 2004 muncul sebuah teori
keputusan manajer untuk memutuskan fraud yang diperkenalkan oleh Wolfe dan
kebijakannya. Hermanson, teori yang mereka temukan
Jensen dan Meckling (1976) dikenal dengan fraud diamond theory. Teori
menggambarkan hubungan keagenan fraud diamond merupakan penyempurnaan
sebagai suatu kontrak dimana satu atau teori fraud triangle. Teori fraud diamond
lebih orang (prinsipal) memerintah orang menambahkan elemen
kapabilitas/kemampuan (capability) sebagai pada kurangnya aliran dana yang masuk ke
elemen keempat selain elemen tekanan dalam perusahaan, terutama dana yang
(pressure), kesempatan (opportunity), dan didapatkan dari para investor potensial.
rasionalisasi (rationalization) yang
sebelumnya telah dijelaskan dalam teori
fraud triangle. Menurut Wolfe dan 2. Hubungan Teoritis Opportunity
Hermanson, penipuan atau kecurangan tidak dengan Fraud
mungkin dapat terjadi tanpa orang yang
Selain tekanan yang menyebabkan
memiliki kemampuan yang tepat untuk
terjadinya fraud, faktor lain yang menjadi
melaksanakan penipuan atau kecurangan
penyebab tindakan tercela tersebut adalah
tersebut.
opportunity atau kesempatan. Dimana
Kemampuan yang dimaksud adalah
kesempatan dapat terjadi ketika perusahaan
sifat individu melakukan penipuan, yang
memiliki laba yang cukup tinggi namun
mendorong mereka untuk mencari
kesejahteraan karyawan kurang diperhatikan
kesempatan dan memanfaatkannya. Peluang
maka, hal tersebut dapat menjadi peluang
menjadi akses masuk untuk melakukan
bagi seseorang sehingga dapat memicu
fraud, tekanan dan rasionalisasi dapat
terjadinya tindakan fraud.
menarik seseorang untuk melakukan fraud,
Kesempatan akan timbul saat sistem
tetapi orang tersebut harus memiliki
pengendalian internal perusahaan lemah
kemampuan yang baik untuk mengenali
(Yuvita, 2014 dalam Gagola, 2011).
peluang tersebut agar dapat melakukan
Perusahaan dengan pengendalian internal
taktik fraud dengan tepat dan mendapatkan
yang lemah akan memiliki banyak celah
keuntungan maksimal.
yang menjadikan kesempatan bagi
manajemen untuk memanipulasi transaksi.
Kerangka Konseptual
Adanya informasi asimetri yang terjadi
1. Hubungan Teoritis Pressure dengan antara pemilik perusahaan selaku prinsipal
Fraud dan manajemen selaku agen juga bisa
menjadi sebuah kesempatan untuk
Seseorang melakukan tindakan fraud melakukan kecurangan laporan keuangan.
salah satunya disebabkan oleh tekanan Informasi asimetri dialami oleh prinsipal
yang dapat mendorong melakukan saat seluruh tindakan yang dilakukan
perbuatan tercela yang dapat merugikan manajemen tidak bisa diawasi secara
banyak pihak. langsung. Menyadari peluang yang timbul
Penelitian yang dilakukan oleh dari kondisi ini memberikan peluang bagi
Yuvita (2014) menyebutkan bahwa manajemen untuk melakukan kecurangan
“tekanan dapat terjadi saat manajemen laporan keuangan.
sedang membutuhkan uang untuk
memenuhi kebutuhan pribadinya misalnya 3. Hubungan Teoritis Rationalization
tekanan untuk biaya pengobatan, tekanan dengan Fraud
dari keluarga yang menuntut keberhasilan
secara ekonomi, serta pola hidup mewah Rasionalisasi lebih sering
(Rustendi, 2009).” Bonus akhir tahun akan dihubungkan dengan sikap dan karakter
menjadi sumber penghasilan yang besar seseorang yang membenarkan nilai-nilai etis
sehingga manajemen akan sengaja untuk yang sebenarnya tidak baik (Rustendi,
memanipulasi labanya demi mendapatkan 2009). Rendahnya integritas yang dimiliki
pendapatan. Tekanan juga bisa timbul saat seseorang menimbulkan pola pikir di mana
kinerja perusahaan berada pada titik di orang tersebut merasa dirinya benar saat
bawah rata-rata kinerja industri (Skousen melakukan kecurangan. Penyimpangan yang
et al., 2009). Kondisi seperti ini dilakukan manajemen juga disebut dengan
menunjukan bahwa perusahaan sedang moral hazard problem. (Moeller dalam
dalam kondisi tidak stabil karena tidak Rustendi, 2009) menyatakan bahwa
mampu memaksimalkan aset yang dimiliki banyaknya praktik kecurangan yang banyak
serta tidak dapat menggunakan sumber terjadi menjadi salah satu pemicu
dana investasi secara efisien. Kinerja manajemen untuk melakukan hal yang sama
perusahaan yang buruk akan berdampak
seperti perusahaan lain sehingga manajemen sebagai pendeteksi dapat disimpulkan
menganggap bahwa kecurangan adalah suatu dengan:
hal yang biasa dilakukan.

4. Hubungan Teoritis Capability 1. Pressure (Tekanan)


dengan Fraud Menurut SAS 99, terdapat
empat jenis kondisi umum yang terjadi
Kecurangan tidak akan terjadi tanpa pada pressure yang dapat mengakibatkan
adanya seseorang yang memiliki kecurangan pada laporan keuangan.
kemampuan untuk mengenali peluang. Berikut penjelasan dari empat kondisi
Banyak kecurangan-kecurangan dengan tersebut:
nominal yang besar yang mungkin tidak a. Financial Target sebagai Variabel
akan terjadi apabila tidak ada orang tertentu untuk Mendeteksi Financial
dengan keahlian tertentu yang ada dalam Statement Fraud
perusahaan. Peluang membuka pintu masuk Seseorang yang tertekan dengan
untuk kecurangan dan tekanan dan keadaan karena dorongan dari luar dapat
rasionalisasi yang mendorong seseorang menyebabkan seseorang berlaku nekat
untuk melakukan hal tersebut. Tetapi untuk melakukan tindak kecurangan
seseorang tersebut harus memiliki keahlian didalam perusahaan. Dalam suatu
untuk mengenali pintu yang terbuka sebagai perusahaan seorang dituntut untuk
peluang dan mengambil keuntungan apa mencapai target laba tertentu sehingga
yang dijalaninya bukan hanya sekali tetapi perusahaan dinilai memiliki kinerja yang
berkali-kali. baik.
Kemampuan merupakan keahlian Profitabilitas atau disebut juga
karyawan untuk mengabaikan pengendalian dengan target keuangan atau financial
internal, mengembangkan strategi target merupakan suatu ukuran aktivitas
penyembunyian, dan mengamati kondisi yang dilakukan perusahaan dalam
sosial untuk memenuhi kepentingan menjalankan usahanya untuk menentukan
pribadinya (Horwath, 2011). seberapa besar laba yang harus diperoleh.
Analisis keuangan yang memproyeksikan
Gambar-3 Kerangka Konseptual profitabilitas adalah gross profit margin
yaitu suatu rasio yang mengukur tingkat
Pressure profitabilitas perusahaan dimana rasio ini
Ha1 dapat merepresentasikan prospek
Financial Target (X1) Financial perusahaan dimasa yang akan datang. Jika
perusahaan mengalami penurunan, maka
Statement Fraud
Opportunity Ha2 hal tersebut dapat memicu terjadinya
DA (Y) kecurangan pada laporan keuangan.
Nature Of Industry (X2) (Hartono, 2018 dalam Beneish, 1998)
Ha3
menyatakan bahwa adanya penurunan
Rationalization prospek perusahaan ditunjukkan jika gross
Ha4
∆ CPA (X3) profit margin > 1 mengindikasikan
terjadinya earning overstatement. Dengan
Capability dasar pemikiran tersebut, maka diajukan
hipotesis sebagai berikut:
DCHANGE (X4) Ha1 : Pressure dapat digunakan
untuk mendeteksi kecurangan pada
laporan keuangan.
Pengembangan Hipotesis
Pengembangan hipotesis pada 2. Opportunity (Kesempatan)
penelitian ini menunjukkan bahwa elemen Kecurangan dapat terjadi karena
dari teori fraud diamond dapat digunakan ada kesempatan yang mendukung seseorang
untuk mendeteksi fraud pada laporan untuk melakukan tindakan kecurangan
keuangan. Elemen yang dapat dinyatakann dalam perusahaan. Kesempatan ditentukan
sebagai suatu situasi tanpa dapat tersebut, diajukan hipotesis penelitian
dipertanggungjawabkan atau pengawasan sebagai berikut:
dimana pelaku dapat digunakan untuk Ha3 : Rationalization dapat digunakan
melakukan penipuan terhadap sebuah sebagai pendeteksi kecurangan pada
organisasi. Kesempatan adalah salah satu laporan keuangan.
faktor kecurangan yang paling
memungkinkan untuk diminimalisir melalui 4. Capability (Kemampuan)
penerapan proses, prosedur, kontrol dan Capability artinya seberapa besar
upaya deteksi dini (Zulkarnain, 2013:126). daya dan kapasitas dari seseorang itu
Peluang juga merupakan faktor yang melakukan fraud di lingkungan perusahaan.
membuat pelaku dapat melaksanakan motif Perubahan direksi sebagai proksi dari
kecurangannya. capability. Perubahan direksi pada
Nature Of Industries diproyeksi umumnya sarat dengan muatan politis dan
sebagai variabel untuk Mendeteksi kepentingan pihak-pihak tertentu yang
Financial Statement Fraud. (Sihombing, memicu munculnya conflict of interest.
2014 dalam Summers dan Sweeney (1998)) Selain itu, perubahan direksi juga diprediksi
menyatakan bahwa mencatat akun piutang membutuhkan waktu untuk adaptasi
dan persediaan memerlukan penilaian sehingga kinerja manajemen tidak
subjektif dalam memperkirakan tidak maksimal. Berdasarkan uraian tersebut,
tertagihnya piutang dan obsolete inventory. diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Mereka menyarankan bahwa karena adanya Ha4 : Capability dapat digunakan untuk
penilaian subjektif dalam menentukan nilai mendeteksi kecurangan pada laporan
dari akun tersebut, manajemen dapat keuangan
menggunakan akun tersebut sebagai alat
untuk manipulasi laporan keuangan.
Argumen ini didukung oleh Loebbecke et al. METODE PENELITIAN
(1989), yang menemukan bahwa akun Dalam penelitian ini data yang digunakan
piutang dan persediaan terlibat dalam adalah laporan keuangan yang terdapat di
sejumlah besar fraud dalam sampel mereka . Bursa Efek Indonesia periode tahun 2017
Ha2: Opportunity dapat digunakan untuk sampai dengan tahun 2019 dan di publikasi
mendeteksi kecurangan pada laporan pada website www.idx.co.id.
keuangan. Variabel independent dalam
penelitian ini antara lain:
3. Rationalization (Rasionalisasi) 1. Financial Target diukur dengan Gross
Rasionalisasi merupakan profit margin yang dapat dirumuskan
komponen penting dalam kecurangan, dengan rumus sebagai berikut:
komponen ini terkait dengan seseorang yang Penjualan - HPP
membenarkan perilakunya, misalnya GPM =
Penjualan
mencuri, dengan pengertiannya yang ia
percaya bukanlah pelanggaran (Gramling,
Sumber : Subramayam, 2017, Analisa
Rittenberg, dan Johnstone, 2012: 466).
Laporan Keuangan
Boyle, DeZoort, dan Hermanson (2015)
menyatakan bahwa komponen rasionalisasi
2. Nature Of Industry
mengidentifikasikan bahwa seseorang harus
Kondisi suatu perusahaan dalam bidang
dapat menemukan suatu justifikasi yang
industri disebut dengan nature of
dapat diterima untuk komitmen melakukan
industry. Dalam penelitian ini nature
kecurangan. Pendapat ini juga didukung oleh
of industry akan diukur dengan rumus
Tedjasukma (2012:50) yang menyebutkan
sebagai berikut:
bahwa rasionalisasi yaitu sikap yang
Persediaan t Persediaan t-1
ditunjukkan oleh pelaku dengan melakukan ∆INVENTORY = -
justifikasi atas perbuatan yang dilakukan. Penjualan t Penjualan t-1
Hal ini merujuk pada sikap, karakter atau
sistem nilai yang dianut oleh pelakunya. Sumber : Diponegoro Journal Of
Rasionalisasi mengacu pada fraud yang Accounting Vol. 2 No. 2, 2014
bersifat situasional. Berdasarkan uraian
3. Rationalization a. Perusahaan perdagangan besar sub
Penelitian ini memproksikan sektor barang produksi dan konsumsi
rationalization dengan pergantian go public yang terdaftar di Bursa Efek
auditor eksternal yang diukur dengan Indonesia selama periode 2017-2019;
variabel dummy. Apabila terdapat b. Perusahaan yang mempublikasikan
perubahan Kantor Akuntan Publik laporan keuangan tahunan yang telah
selama periode 2017-2019 maka diberi diaudit dalam website perusahaan atau
kode 1, sebaliknya apabila tidak website BEI selama periode 2017-2019
terdapat perubahan kantor akuntan yang dinyatakan dalam pecahan rupiah;
publik selama periode 2017-2019 maka c. Data yang berkaitan dengan
diberi kode 0. pengukuran variable tersedia dengan
lengkap pada data publikasi selama
periode tahun 2017-2019;
4. Capability d. Perusahaan yang tidak delisting dari
Dalam penelitian ini capability BEI selama periode pengamatan pada
diproksikan dengan pergantian dereksi tahun 2017-2019.
perusahaan (DCHANGE) yang diukur Berdasarkan kriteria tersebut
dengan variabel dummy dimana apabila terpilih 27 perusahaan sebagai sampel.
terdapat perubahan direksi perusahaan
selama periode 2017-2019 maka diberi HASIL DAN PEMBAHASAN
kode 0 yang berarti direksi kurang Uji t dilakukan untuk melihat
memiliki capability begitu pula pengaruh dari masing-masing variabel
sebaliknya apabila tidak ada perubahan secara individu (parsial) terhadap variabel
direksi perusahaan selama periode tidak bebas.
2017-2019 maka diberi kode 1 berarti
direksi memilki capability. Tabel-1 Hasil Uji Parsial (Uji T)
Variabel dependent pada penelitian ini
adalah Kecurangan laporan Keuangan yang
akan diproksikan dengan earning Model t
manajemen. (Constant) .550
Fitri (2018) menyebutkan bahwa GPM 2.919
“Manajemen laba dapat diukur melalui INV -2.276
discretionary accruals (DACC) yang DELTA CPA 1.194
dihitung dengan cara menyelisihkan total DCHANGE 2.239
accruals (TACC) dan nondiscretionary Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti
accruals (NDACC). dengan SPSS 25, 2020

Populasi dalam penelitian ini adalah Dari uji SPSS pada tabel-1
seluruh perusahaan sektor perdagangan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
besar sub sektor barang produksi dan 1. Hipotesis Alternatif 1 (Ha1) pada variabel
konsumsi yang terdaftar dalam Bursa Efek pressure diproksikan dengan financial
Indonesia selama periode 2017-2019. target dan pengukuran Gross Profit
Pertimbangan untuk memilih populasi Margin. Ha1 menyatakan bahwa
perusahaan perdagangan besar adalah pada pressure dapat digunakan untuk
usaha perdagangan besar terutama sub mendeteksi kecurangan pada laporan
sektor barang produksi dan konsumsi dapat keuangan dengan signifikan.
dengan mudah dijadikan ladang pelaku Berdasarkan parameter statistik
fraud dikarenakan banyaknya barang yang menunjukkan bahwa t hitung sebesar
tersedia dapat menjadi salah satu hal yang 2.919 lebih besar dari t tabel 1.66412
dapat memicu tindakan fraud . pada signifikansi 5%. Artinya bahwa
Gross Profit Margin mempunyai
Pengambilan sampel pengaruh yang signifikan dan dapat
penelitian dipilih dengan menggunakan digunakan untuk mendeteksi kecurangan
penarikan sampel nonprobabilitas, dengan pada laporan keuangan. Kesimpulannya
metode purvosive sampling dengan kriteria : menerima Ha1 dan menolak H0. GPM
mempunyai pengaruh yang signifikan dapat menjadi faktor untul penggelapan
terhadap fraud. Hal tersebut dapat barang atau pencurian barang persediaan
disebabkan dengan adanya target yang sulit diketahui karena internal
keuangan yang diberikan perusahaan dan control yang tidak berjalan dengan baik
mendapatkan imbalan atas target dan maksimal.
keutungan yang dicapai, maka setiap 3. Hipotesis Alternatif ketiga (Ha3) dengan
pegawai perusahaan berkeinginan variabel rationalization diproksikan
mencapai target tersebut untuk dengan pergantian auditor. Berdasarkan
mendapatkan keuntungan yang telah hasil uji parameter statistik menyatakan
dijanjikan. Seorang marketing akan bahwa t hitung sebesar 1.194 lebih kecil
mendapatkan bonus yang besar apabila dari t tabel sebesar 1.66412 pada tingkat
target penjualan yang diberikan dapat signifikansi %. Artinya bahwa CPA tidak
dilampaui. Untuk itu bagi karyawan dapat digunakan untuk mendeteksi
devisi marketing akan melakukan kecurangan pada laporan keuangan pada
berbagai cara untuk mendapatkan bonus tingkat signifikansi 5%. Kesimpulannya
tersebut dengan melakukan tindakan- menolak Ha3 dan menerima H0.
tindakan fraud yang bisa dilakukan, Pergantian auditor mempunyai tidak
seperti membuat pembukuan barang mempunyai pengaruh yang signifikan
yang telah terjual padahal barang untuk mendeteksi kecurangan pada
tersebut masih dalam proses dan baru laporan keuangan. Pergantian auditor
dilakukan pembayaran dengan down disebebkan karena adanya peraturan
payment. pemerintah yang mengharuskan setiap
2. Hipotesis Alternatif 2 (Ha2) pada variabel perusahaan mengganti auditor eksternal
opportuniy diproksikan dengan inventory dalam kurun waktu 5 tahun sekali.
atau rasio persediaan. Ha2 menyatakan 4. Hipotesis Alternatif keempat (Ha4)
bahwa inventory dapat digunakan untuk menyatakan bahwa variabel capability
mendeteksi fraud. Berdasarkan diproksikan dengan pergantian direksi.
parameter statistik menyatakan tingkat Berdasarkan hasil uji parameter statistik
signifikansi sebesar 0.026 lebih kecil dari menyatakan bahwa t hitung sebesar
tingkat signifikasi 0.05. Artinya bahwa 2.239 lebih besar dari t tabel sebesar
INV dapat digunakan untuk mendeteksi 1.66412 pada tingkat signifikansi 5%.
kecurangan pada laporan keuangan pada Artinya bahwa DCHANGE dapat
tingkat signifikansi 5%. Kesimpulannya digunakan untuk mendeteksi kecurangan
menerima Ha2 dan menolak H0. pada laporan keuangan. Kesimpulannya
Inventory mempunyai pengaruh dan menerima Ha4 dan menolak H0.
tidak signifikan terhadap fraud. Pergantian direksi mempunyai pengaruh
Persediaan yang banyak akan dapat dan signifikan untuk mendeteksi
kecurangan pada laporan keuangan.
Model Summaryb Kedudukan seseorang dapat
mempengaruhi sikap orang lain sehingga
Adjusted R Std. Error of
dengan tingkat jabatannya tersebut,
Model R R Square Square the Estimate seseorang dengan sangat mudah
1 .511a .261 .222 1.10870 kedudukan tersebut dimanfaatkan untuk
a. Predictors: (Constant), DCHANGE, INV, DELTA CPA, menguntungkan dirinya.
GPM
b. Dependent Variable: DA
Tabel-2 Hasil Uji Koefisien Determinasi
memicu tindakan fraud dikarenakan Sumber: Data Sekunder yang diolah peneliti
tingkat kesulitan dalam stok opname dengan SPSS 25, 2020
barang persediaan sehingga tidak
dimungkin utuk mengecek semuanya Pada tabel-2 hasil uji koefisien
secara langsung hanya saja mengecek determinasi menerangkan bahwa Adjusted R
pengeluaran dan pemasukan berdasarkan Square (R2) sebesar 0.222. Hal tersebut
kartu stok yang ada di Gudang dengan menunjukkan bahwa sebesar 22.2 % variasi
kartu stok yang ada di kantor pusat. variabel dependen adalah kecurangan pada
Selain itu, pengawasan yang kurang pun laporan keuangan dengan alat ukur
discretionary accrual yang dapat dijelaskan 3. Koefisien regresi sebesar -0.382,
oleh variabel financial target dengan artinya apabila inventory meningkat
pengukuran Gross Profit Margin, 100%, maka fraud akan menurun
opportunity dengan pengukuran nature of sebesar 38.2%.
industry, rationalization dengan pengukuran 4. Koefisien regresi sebesar 0.299, artinya
pergantian auditor dan capability dengan bahwa apabila pergantian auditor
pengukuran pergantian direksi. Dari 4 meningkat 100%, maka fraud akan
(empat) variabel independent hanya 22.2% meningkat sebesar 29.9% dengan
yang mampu menjelaskan variabel dependen asumsi variabel independent yang lain
dimana nilai tersebut masih sangat jauh adalah konstan.
dibawah 50%. Sisanya sebesar 77.8% dapat 5. Koefisien regresi sebesar 0.272, artinya
dijelaskan dengan variabel bebas lainnya bahwa apabila pergantian direksi
yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, meningkat 100%, maka fraud akan
seperti financial target (Sihombing dan meningkat sebesar 27.2% dengan
Rahardjo, 2014), opini audit (Amalia et al., asumsi variabel independent yang lain
2015), personal financial need (Aprilia, adalah konstan.
2017), ineffective monitoring (Fikri, 2017)
dan lain sebagainya yang bias dijadikan Pembahasan Hasil Penelitian
tambahan variabel pada peneliti selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui komponen dari diamond
Pembahasan Model Regresi fraud theory (pressure, opportunity,
Penelitian ini menggunakan analisis model rationalization, dan capability) dapat
regresi berganda. Berikut adalah persamaan digunakan untuk mendeteksi kecurangan
regresi dari hasil uji regresi pada SPSS 25: pada laporan keuangan perusahaan
DA = 0.125 + 0.913GPM – 0.382INV + 0.299CPA + perdagangan eceran yang terdaftar di BEI
0.272DCHANGE + e periode tahun 2017-2019.
Keterangan: 1. Gross profit margin tidak berpengaruh
ß0 : Koefisien regresi konstanta dan tidak signifikan terhadap fraud
ß1,2,3,4 : Koefisien regresi masing- sehingga GPM tidak dapat digunakan
masing proksi untuk mendeteksi kecurangan pada
DA : Discretionary accruals laporan keuangan. Hasil penelitian ini
perusahaan i tahun t konsisten dengan penelitiaan yang
GPM : Financial Target / Gross Profit dilakukan oleh Skousen, el., 2009,
Margin bahwa rasio gross profit margin tidak
INVENTORY : Nature of Industry memiliki signifikansi terhadap fraud.
CPA : Pergantian KAP Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
DCHANGE : Pergantian Direksi hasil dari penelitian Nasrin Lotfi
e : error, variabel gangguan yang tidak (2017). Dari hasil penelitian dapat
dimasukkan pada penelitian ini disimpulkan jika rasio gross profit
margin turun pada kemungkinan
Berikut adalah penjelasan dari terjadinya fraud akan naik seperti
persamaan regresi tersebut: dalam hal pembayaran pajak. Akan
1. Konstanta sebesar 0.125, artinya tetapi, dalam proksi variabel yang
apabila variabel independent (financial terdeteksi dipenelitian ini menjelaskan
target (X1), inventory (X2), ∆CPA bahwa tidak adanya inflasi pada
(X3), dan DCHANGE (X4)) konstan periode pengamatan yang membuat
atau bernilai 0, maka fraud yang harga pokok (COGS) tinggi, sehingga
dilakukan akan meningkat sebesar menurunkan laba bersih. Selain itu,
12.5%. hasil penelitian ini juga didukung
2. Koefisien regresi sebesar 0.913, artinya penelitian yang dilakukan Hantono
apabila gross profit margin meningkat (2018) yang menyatakan koefisien
100%, maka fraud akan meningkat variabel negatif dan tidak signifikan
sebesar 91.3% dengan asumsi seluruh terhadap fraud.
variabel independent yang lain adalah 2. Inventory pada hasil penelitian ini
konstan. berpengaruh dan signifikan sehingga
dapat digunakan untuk mendeteksi dengan taraf 5%. Penelitian ini bertolak
kecurangan pada laporan keuangan. belakang dengan penelitian yang
Persediaan adalah bagian dari asset dilakukan oleh Rahmawati dan
lancar yang rentan dengan pencuriaan Marsono (2014), Kusumaningrum dan
ataupun penggelapan. Proksi variabel Murtanti (2016) yang menyatakan
ini menggunakan rumus pertumbuhan, rationalization yang diproksikan
dimana angka persediaan masih dengan pergantian auditor berpengaruh
terdapat negatif dan bukan positif terhadap kecurangan pada laporan
secara keseluruhan. Artinya adalah keuangan sehingga dapat digunakan
belum dapat dikatakan berhasil untuk untuk mendeteksi kecurangan pada
diidentifikasi secara maksimal. laporan keuangan.
Penelitian ini bertolak belakang oleh 4. Pergantian direksi pada hasil penelitian
Skousen et al. (2009). Penelitian ini dapat digunakan untuk mendeteksi
tersebut menunjukkan bahwa kecurangan pada laporan keuangan.
persediaan tidak berpengaruh terhadap Hal ini bertentangan oleh penelitian
kecurangan pada laporan keuangan. yang dilakukan Sihombing (2014) yang
Namun, hasil penelitian ini sejalan menyatakan capability tidak
dengan penelitian yang dilakukan oleh berpengaruh signifikan untuk
Poppy, 2017 yang menyatakan bahwa mendeteksi financial statement fraud.
inventory berpengaruh signifikan Hasil dalam penelitian ini sesuai
terhadap kecurangan pada laporan dengan penelitian Kusumaningrum
keuangan. Penelitian yang dilakukan (2016) dan Pardosi (2015) yang
oleh Sihombing dan Raharjo (2014) menyatakan bahwa pergantian direksi
memiliki hasil yang bertolak belakang memiliki pengaruh positif dalam
dengan penelitian ini. mendeteksi kecurangan pada laporan
keuangan. Direksi memiliki wewenang
3. Pergantian Auditor pada hasil sehingga dapat menjadi faktor
penelitian ini tidak signifikan dan tidak terjadinya kecurangan yang
berpengaruh sehingga tidak dapat memanfaatkan jabatan untuk
digunakan untuk mendeteksi mempengaruhi sikap seseorang
kecurangan pada laporan keuangan. sehingga dapat digunakan untuk
Auditor memiliki nilai toleransi mendeteksi adanya kecurangan pada
materialitas sebesar 5% untuk setiap laporan keuangan.
akun pada laporan keuangan. Auditor
juga selalu menjaga nama baik profesi KESIMPULAN, KETERBATASAN,
akuntan dan independensi KAP DAN SARAN
sehingga pergantian auditor tidak Kesimpulan
berpengaruh pada kecurangan laporan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keuangan. Penelitian ini didukung oleh komponen diamond fraud yang diproksikan
penelitian yang dilakukan oleh dengan financial target yang merupakan
Sihombing dan Rahardjo (2014), Fikri bagian dari pressure dengan pengukuran
(2017), dan Poppy (2017) yang GPM dapat digunakan untuk mendeteksi
menyatakan bahwa pergantian auditor kecurangan pada laporan keuangan
tidak memiliki pengaruh dan tidak dikarenakan variabel tersebut memiliki
signifikan terhadap adanya fraud. pengaruh dan nilai yang cukup signifikan
Pergantian auditor yang dilakukan terhadap fraud. Target yang ditentukan oleh
perusahaan sudah diatur oleh perusahaan dapat menjadi pemicu untuk
pemerintah dimana setiap perusahaan memanipulasi laporan keuangan sehingga
diarahkan untuk mengganti auditor pihak tertentu mendapatkan keuntungannya
eksternalnya dalam kurun waktu 5 sendiri.
tahun. Venny (2019) juga mendapatkan Pada komponen opportunity yang
hasil yang sesuai dengan penelitian ini diproksikan dengan nature of industry yang
dimana venny menyatakan auditor diukur dengan INV juga dapat digunakan
eksternal tidak mempengaruhi untuk mendeteksi kecurangan pada laporan
kecurangan pada laporan keuangan keuangan. Menurut hasil penelitian, INV
mampu membuktikan adanya pengaruh dan Penelitian ini tak luput dari berbagai
signifikansi pada kecurangan dalam laporan keterbatasan diantaranya:
keuangan. Persediaan yang banyak dapat 1. Peneliti hanya mengambil sample dari
menjadi peluang yang menguntungkan perusahaan perdagangan besar barang
pihak-pihak tertentu guna mencapai produksi dan konsumsi yang sangat
keinginannya sendiri. Didukung dengan riskan dengan adanya tindakan fraud.
adanya internal control yang tidak berjalan 2. Sample perusahaan tersebut terbatas
baik, maka pelaku fraud dapat dengan pada periode yaitu hanya mulai dari
mudah melakukan tindakan fraud tersebut. periode tahun 2017-2019.
Untuk komponen rationalization 3. Peneliti hanya menggunakan 4 proksi
yang diproksikan dengan pergantian auditor variabel dari variabel yang ada dengan
dan tidak dapat digunakan untuk mendeteksi pengukuran menggunakan metode
kecurangan pada laporan keuangan kuantitatif dan analisa variabel yang
berdasarkan hasil penelitian dan uji diasumsikan bernilai sama.
parametrik. Perusahaan melakukan 4. Variabel terikat yaitu fraud dalam
pergantian auditor dikarenakan adanya penelitian ini hanya menggunakan
peraturan yang tetah memuat mengenai discretionary accrual dimana masih
kurun waktu untuk melakukan pergantian banyak variabel dan cara lain yang
auditor untuk mengantisipasi adanya dapat digunakan untuk mengukur nilai
kecurangan pada laporan keuangan yang fraud.
dilakukan oleh auditor sebelumnya. Saran
Selanjutnya adanya pergantian 1. Memperbanyak sample variabel
direksi yang menjadi proksi dari variabel dengan memperluas area populasi baik
capability juga memiliki pengaruh terhadap perusahaan manufaktur ataupun jasa.
fraud sehingga proksi ini dinyatakan dapat 2. Disarankan juga untuk menambah
mendeteksi kecurangan pada laporan metode penelitian dengan kombinasi
keuangan. Semakin tinggi jabatan maka antara metode kuantitatif dan metode
akan memudahkan pihak tertentu untuk kualitatif.
mempengaruhi seseorang yang dapat dengan 3. Peneliti selanjutnya juga disarankan
mudah menguntungkan dirinya sendiri. dapat memakai pengukuran lain selain
discretionary accrual untuk fraud
supaya terdapat perbandingan untuk
meningkatkan kualitas penelitian
Keterbatasan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alvin, A Arens., Randal, J., & Mark, S, Beasley., 2014. Auditing & Jasa Assurance. Jakarta:
Erlangga
Anshori, M., & Iswati, S., 2009. Buku Ajar Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Anwar, M., 2019. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Edisi Pertama. Jakarta: Kencana

Association Of Certified Fraud Examiners, 2016. Survei Fraud Indonesia: ACFE

Cristian, N., 2019. Analysis of Fraud Triangle, Fraud Diamond and Fraud Pentagon Theory to Detecting
Corporate Fraud in Indonesia. Researchgate. The International Journal of Business Management and
Technology, Volume 3 Issue 4

Elder et al. 2011. Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia). Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat

Fimanaya & Syafruddin. 2014. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kecurangan laporan Keuangan
(Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 –
2011). Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 03, No. 03, Hal. 1 -11

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Cetakan
Kelima.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hartono, J. (2010). Metodologi Penelitian Bisinis. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Herry : 2015. Pengantar Akuntansi Comprehensive Edition. Jakarta: Kompas Gramedia

Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Auntansi Keuangan No. 1: Penyajian Laporan Kuangan.
Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Auditing No, 70: Pertimbangan atas Kecurangan
dalam audit Laporan Kuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan Publik Indonesia

Indarto, S, Lily., & Ghozali, Imam., 2016. Fraud Diamond: Detection Analysis On The Fraudulent Financial
Statement. Risk Governance & Control: Financial Markets & Institutions / Volume 6, Issue 4, Continued
-1

Indriani, P., & Titan, M., 2017. Fraud Diamond Dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan. Jurnal I-
Finance Vo. 3 No. 2 Hal. 161-172
Jusuf., Amir., 1999. Auditing Pendekatan Terpadu (Penyadur). Jakarta: Salemba Empat

Kenneth., S., & Anthony, J., 2017. Data Analysis With IBM Statistics Implementing Data Modeling,
Descriptive Statistics dan Anova. Brimingham: Packt Publishing Ltd

Lembaga Survei Fraud Indonesia, 2016. Jakarta: Association of Certified Fraud Examiners

Omar, B, Normah., & Din, M, Faizal., 2011. Fraud diamond risk indicator: An assessment of its importance
and usage. Researchgate. DOI: 10.1109/CSSR.2010.5773853 

Prayoga, M, Adam., & Sudarmaji, E., 2019. Kecurangan Laporan Keuangan Dalam Prespektif Fraud Diamond
Theory: Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Transportasi Di Bursa Efek Indonesia. Researchgate.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 21 No. 1 Hal. 89-102,

Prihadi., T. 2019. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Rahmatika., N. et. al., 2019. Detection of Fraudulent Financial Statement; Can Perspective of Fraud Diamond
Theory be applied to Property, Real Estate, and Building Construction Companies in Indonesia?.
EJBMR, European Journal of Business and Management Research Vol. 4, No. 6

Sari., N., Sofyan, A., & Fastaglaily., 2018. Analysis Of Fraud Diamond In Detecting Financial Statement
Fraud. Jurnal Akuntansi Trisakti ISSN : 2339-0832 (Online) Vol. 5 Nomor. 2 Hal: 171-182
Sari., Y., Hetika., & Aryanto., 2019. Metode Pendeteksian Fraud di Indonesia: Sebuah Analisis Review.
Journal of Applied Accounting and Taxation Vol. 4 No. 2 Hal. 241-248

Sarwono., S., 2013. Jurus Ampuh SPSS Untuk Riset Skripsi. Jakarta: Kompas Gramedia

Sihombing., & Kennedy., 2014. Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud: Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Diponegoro
Journal of Accounting, Vol. 3 No. 2, PP 657-668

Skousen et al., 2009. Detecting and Predecting Financial Statement Fraud: The Effectiveness of the Fraud
Triangle and SAS No. 99. Corporate Governance and Firm Performance Advances in Financial
Economic, Vol. 13, h. 53-81

Soraya, E., 2018. Diktat Pengantar Akuntansi 1. Fakultas Ekonomi & Bisnis. Universitas Islam As-Syafi’iyah.
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Subramayam., 2017. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono., 2013. Stastistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Tuanakotta, Theodorus M., 2013. Akuntansi Forensik & Audit Investigasi. Jakarta: Salemba Empat

Tunggal, Amin W., 2007. Financial Statement Auditing. Jakarta: Harvindo

Wahyudiono, B., 2014. Mudah Membaca Laporan Keuangan. Jakarta: Raih Asa Sukses

Wolfe, T., & Germanson, R. 2004. The Fraud Diamond: Considering the Four Elements of Fraud. The CPA
Journal

www.idx.co.id

www.kompas.com

www.sahamok.com

Yusuf., M., 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan Edisi Pertama: Jakarta:
Kencana

Zimbelman et al. 2014. Akuntansi Forensik. Edisi keempat. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai