Anda di halaman 1dari 8

Vol. 01, No. 01.

Tahun 2016 ISSN 2540-959X

VARIABEL KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA


SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN
Rahayu Mardikaningsih
Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto
email: 1)rahayu.mardikaningsih@yahoo.com

Abstract:This research aims to study the influence of leadership and work environment to
performance. The analysis method applied in study the influence of leadership and work
environment to performance are descriptive and quantitative analysis by Multiple Linear
Regression model. The statistic test was done by t-test and F-test, where firstly did the classic
assumption test before did the statistic test. t-test is used to know the influence of independent
variable to the dependent variable partially, while the F-test is used to know the influence of
independent variable to the dependent variable simultantly. Variables used in this research are
leadership and work environment as independent variables, and performance as dependent
variable.
The result of this research show that, partially leadership and work environment partially
influence toward performance. Simultaneously leadership and work environment influence toward
performance using the regression equation Y = 0.212 + 0.831X1 + 0.361X2. R Square that shows
value 0,715 indicates that 71,5% performance can be determined by the independent variable in
this research, meanwhile, the remainder 28,5% detemined by other factors which not include in
this research.
Keywords :leadership, work environment, performance.

I. PENDAHULUAN Untuk mencapai tujuan organisasi,


seorang pemimpin tidak dapat berdiri sendiri
1.1. Latar Belakang atau bertindak seolah-olah dirinya pelaku
Mencapai keberhasilan suatu perusahaan, tunggal dari sebuah organisasi.Seorang
pimpinan harus cepat merespon setiap pemimpin bertindak untuk membawa seluruh
perubahan dan tantangan yang terjadi di komponen organisasi untuk bergerak menuju
organisasi seperti peningkatan efektivitas, tujuan.
efisiensi dan produktifitas, kemampuan Suatu organisasi untuk memilih seorang
kompetisi, penyesuaian dengan perubahan pemimpin tentunya akan memilih seorang
lingkungan, dan upaya secara terus menerus pemimpin yang efektif yaitu seorang pemimpin
menjaga keserasian antar dimensi-dimensi yang memiliki kemampuan dan keterampilan
organisasi seperti budaya, proses dan strategi, seperti kemampuan profesional maupun
serta menjaga agar organisasi tetap sehat dan manajerial, memiliki dedikasi dan motivasi,
tangguh di lingkungan yang terus mengalami dorongan untuk berkarya, mengabdi,
perubahan. Salah satu bentuk respon yang melaksanakan tugas, juga memiliki sikap
harus dilakukan oleh organisasi adalah mental dan etos kerja yang tertib, tanggap,
mempersiapkan sumber daya manusia yang jujur, disiplin, kerjasama dan produktif.
handal dengan menciptakan lingkungan kerja Tantangan berat dihadapi oleh semua
yang sehat yang disertai dengan kepemimpinan pemimpin adalah bagaimana setiap unsur
yang tepat sesuai dengan kondisi organisasi pimpinan dapat menggerakkan bawahannya
untuk memberdayakan karyawan agar sehingga dengan sadar mereka secara bersama-
termotivasi lebih baik. sama bersedia berperilaku untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.Berhubungan
dengan hal tersebut, maka yang perlu

Rahayu: Variabel Kepemimpinan 55


Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X

dilakukan oleh pimpinan adalah menciptakan berantakan, penerangan lampu yang kurang
lingkungan kerja yang sehat secara fisik dan memadai serta sering timbul kebisingan dan
psikologis yang didasari oleh kepemimpinan kegaduhan yang dapat menggangu ketenangan
yang dapat diterima oleh bawahannya. karyawan dalam beraktivitas.
Lingkungan kerja yang baik akan Kinerja adalah suatu hasil kerja yang
menciptakan suasana kerja yang baik, yang dicapai seseorang untuk melaksanakan tugas
pada gilirannya akan meningkatkan baik secara kualitas dan kuantitas sesuai
produktivitas kerja karyawan. Lingkungan tanggung jawab yang dibebankan yang
kerja adalah segala sesuatu yang ada pada didasarkan pada kecakapan, pengalaman dan
sekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi kesungguhan waktu (Darmawan, 2013).Secara
dirinya untuk menjalankan tugas yang singkat dikatakan bahwa kinerja adalah
dibebankan.Segala hal yang berhubungan gabungan dari beberapa faktor penting yaitu,
dengan kondisi fisik maupun non fisik seperti kemampuan dan minat pekerja, kemampuan
penerangan, kebersihan, siklus udara, suasana dan penerimaan terhadap penjelasan delegasi
ketenangan, kenyamanan, keindahan dan tugas dan peran, serta tingkat motivasi seorang
keasrian ruangan, termasuk hubungan dengan pekerja.Kepemimpinan maupun lingkungan
teman sekerja, dan sebagainya, merupakan kerja merupakan variabel penting yang
komponen-komponen dari lingkungan memiliki kontribusi bagi terbentuknya kinerja
kerja.Dengan demikian, lingkungan kerja pada karyawan yang baik.Berdasarkan hal tersebut
hakikatnya adalah situasi dan kondisi yang dilakukan penelitian berkaitan dengan
berada di sekitar tempat kerja. Proses interaksi kepemimpinan, lingkungan kerja dan kinerja
di suatu organisasi memegang peranan yang karyawan.
cukup penting karena akan terjadi kegiatan
koordinasi dan kooperasi di lingkungan kerja.
Interaksi akan berlangsung secara kondusif bila
1.2 Rumusan Masalah
ditunjang oleh suatu situasi yang
Berdasarkan uraian di latar belakang
memungkinkan, terutama interaksi antara
masalah sebelumnya, maka rumusan masalah
pimpinan dan karyawan serta antar karyawan.
di penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pimpinan dituntut untuk dapat mengatur gaya
1. Apakah Kepemimpinan dan Lingkungan
kepemimpinannya dan lingkungan kerja untuk
Kerja berpengaruh parsial secara
membentuk sumber daya manusia dari pola
signifikan terhadap Kinerja Karyawan ?
pembelajaran yang kondusif.
2. Apakah Kepemimpinan dan Lingkungan
Kondisi kerja yang mendukung
Kerja berpengaruh simultan secara
peningkatan kinerja karyawan, dimana dalam
signifikan terhadap Kinerja Karyawan ?
hal ini relevansinya adalah menekankan bahwa
3. Diantara Kepemimpinan dan Lingkungan
keberhasilan efisiensi dan efektivitas kerja
Kerja variabel mana yang berpengaruh
serta produktivitas kerja di sebuah organisasi
dominan terhadap Kinerja Karyawan
sangat tergantung pada peran manusia dan
tersedianya sarana dan prasarana kerja yang
memadai sesuai dengan sifat tugas yang harus 1.3 Tujuan Penelitian
diselesaikan oleh seorang karyawan di Berdasarkan rumusan masalah yang telah
organisasi tersebut Betapapun positifnya ditetapkan sebelumnya, maka tujuan penelitian
perilaku manusia seperti tercermin dalam ini adalah sebagai berikut:
kesetiaan yang besar, disiplin yang tinggi dan 1. Untuk menganalisis dan mengetahui
dedikasi yang tidak diragukan, namun tanpa pengaruh Kepemimpinan dan
sarana dan prasarana kerja yang memadai ia Lingkungan Kerja secara parsial terhadap
tidak akan berbuat banyak. Tingkat Kinerja Karyawan.
keterampilan yang tinggipun tidak akan banyak 2. Untuk menganalisis dan mengetahui
artinya bila tidak didukung oleh kondisi kerja pengaruh Kepemimpinan dan
yang memadai. Misal ruangan kerja yang Lingkungan Kerja secara simultan
pengap akibat kurang tersedianya ventilasi terhadap Kinerja Karyawan.
udara di ruang kerja mengakibatkan cepat 3. Untuk menganalisis dan mengetahui
lelah, sesak nafas, tidak adanya jaminan variabel yang berpengaruh dominan
keamanan, ruang kerja yang kotor dan terhadap Kinerja Karyawan.

Rahayu: Variabel Kepemimpinan 56


Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X

II. KERANGKA KONSEPTUAL DAN penelitian metode sensus (Darmawan,


HIPOTESIS PENELITIAN 2014).Alasan menggunakan metode sensus
karena anggota populasi terjangkau untuk
2.1 Kerangka Konseptual Penelitian. dijadikan sampel penelitian.Selain itu
Penelitian ini akan mencari pengaruh diharapkan penelitian dengan model ini dapat
kepemimpinan dan lingkungan kerja secara menggambarkan keadaan yang sebenarnya
parsial dan simultan terhadap kinerja terhadap objek penelitian.
Karyawan. Untuk tujuan tersebut, maka Di variabel ini menggunakan dua variabel
kerangka konseptual penelitian ditunjukkan bebas, yaitu kepemimpinan dan lingkungan
pada Gambar 2.1. Ketiga variabel tersebut kerja, sedangkan variabel terikatnya adalah
akan dianalisis untuk mengetahui hubungan kinerja (Y).Subjek penelitian ini berfokus pada
antar variabel tersebut. para Karyawan.
1. Variabel Kepemimpinan (X1) didefinisikan
Gambar 2.1 sebagai pengaruh terhadap karyawan atau
Kerangka Konseptual Penelitian bawahannya sebagai reaksi dari
bawahannya terhadap proses
kepemimpinan yang dirasakannya serta
Kepemimpinan pengaruh secara keseluruhan terhadap unit
(X1) kerja yang dipimpinnya. Adapun
Kinerja (Y) indikatornya sebagai berikut : (a)
berorientasi pada prestasi; (b) kemampuan
Lingkungan berkomunikasi dengan baik; (c) mendorong
Kerja (X2) secara intelektual.
2. Variabel Lingkungan Kerja (X2) diartikan
Sumber : Data diolah sebagai segala sesuatu yang ada disekitar
pekerja dan yang dapat mempengaruhi
2.2 Hipotesis Penelitian dirinya untuk menjalankan tugas-tugas
Berdasarkan kerangka konseptual yang dibebankan kepadanya, misal
penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, kebersihan dan kerapian. Terdapat
maka hipotesis di penelitian ini ditetapkan beberapa faktor atau indikator yang
sebagai berikut: mempengaruhinya diantaranya: (a) fasilitas
1. Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja dan perlengkapan untuk mendukung; (b)
berpengaruh parsial secara signifikan kondisi fisik tempat kerja mengenai
terhadap Kinerja Karyawan kecukupan penerangan dan kebersihan; (c)
2. Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja jaminan keamanan memberikan semangat
berpengaruh simultan secara signifikan dan rasa aman.
terhadap Kinerja Karyawan 3. Variabel Kinerja (Y) diartikan sebagai
3. Kepemimpinan berpengaruh dominan tindakan-tindakan atau pelaksanaan tugas
terhadap Kinerja Karyawan yang telah diselesaikan oleh seorang
karyawan dalam kurun waktu tertentu dan
berkaitan dengan jumlah kualitas dan
kuantitas pekerjaan yang sedang dikerjakan.
III METODE PENELITIAN Adapun indikator untuk mengukur kinerja
mengarah kepada (a) kesempurnaan untuk
Jenis penelitian ini adalah penelitian melaksanakan tugas; (b) kualitas kerja; (c)
eksplanatori karena bertujuan melakukan mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain
pengujian terhadap hipotesis yang telah Teknik pengumpulan data dilakukan
dirumuskan sebelumnya.Populasi di penelitian dengan cara membagikan daftar pertanyaan
ini adalah seluruh Karyawandi suatu dan wawancara langsung kepada responden.
perusahaandi kota Surabaya. Teknik Daftar pertanyaan disusun dengan skala Likert.
pengambilan sampel dilakukan dengan cara Untuk memperoleh data yang dapat dipercaya
sensus karena jumlah seluruh karyawan tidak diperlukan alat pengumpulan data yang valid
terlalu besar, yaitu berjumlah 22 orang. dan reliabel.Uji asumsi klasik juga digunakan
Metode yang menggunakan seluruh populasi untuk mengetahui pengesahan penggunaan
sebagai respondennya dikenal dengan sebutan

Rahayu: Variabel Kepemimpinan 57


Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X

model regresi linear berganda. Model regresi bahwa untuk variabel Kepemimpinan (X1),
linier berganda akan lebih tepat digunakan dan Lingkungan Kerja (X2) dan Kinerja (Y) yang
menghasilkan perhitungan yang lebih akurat dinyatakan pada setiap item pernyataan, semua
bila beberapa asumsi klasik seperti berada melebihi ambang batas 0,3. Dengan
multikolinieritas, heteroskedastisitas, demikian tidak ada item pertanyaan yang
normalitas, autokorelasi. digugurkan. Kesimpulannya adalah setiap item
Analisis regresi linier berganda pertanyaan pada variabel bebas Kepemimpinan
digunakan untuk mengetahui besarnya (X1) dan Lingkungan Kerja (X2) serta
intensitas/pengaruh masing-masing variabel variabel terikat Kinerja Karyawan (Y) dapat
bebas terhadap variabel terikat.Di penelitian ini dinyatakan valid. Selanjutnya adalah pengujian
untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan reliabilitas.Di pengujian reliabilitas ini
dan lingkungan kerja terhadap kinerja digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
Karyawan. Rumus regresi linier berganda alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
adalah sebagai berikut : diandalkan. Instrumen dikatakan reliabel
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e, apabila dipergunakan beberapa kali untuk
Di mana: mengukur obyek yang sama akan
Y = Variabel Kinerja menghasilkan data yang sama. Dalam hal ini
a = Konstanta uji reliabilitas dilakukan dengan
b1, b2 = Koefisien regresi parsial membandingkan nilai alpha dengan batas nilai
X1 = Variabel Kepemimpinan 0,6. Bila nilai alpha berada di atas nilai 0,6
X2 = Variabel Lingkungan Kerja maka kuesioner dinyatakan reliabel.
e = Kesalahan pengganggu Untuk variabel bebas pertama yaitu
Kepemimpinan diperoleh nilai alpha sebesar
Uji F yaitu perhitungan untuk mengetahui 1.2233. Untuk variabel bebas kedua yaitu
pengaruh bersama-sama dari variabel bebas Lingkungan kerja diperoleh nilai alpha sebesar
(kepemimpinan dan lingkungan kerja) terhadap 0,7578. Seperti halnya variabel bebas, variabel
variabel terikat (kinerja).Uji t yaitu terikat di penelitian ini yaitu Kinerja
perhitungan untuk mengetahui pengaruh menunjukkan nilai alpha sebesar 0,8765.
masing-masing variabel bebas (kepemimpinan Dengan demikian, item-item pertanyaan yang
dan lingkungan kerja) terhadap variabel terikat berhubungan dengan variabel kepemimpinan,
(kinerja).Koefisien determinasi sebenarnya lingkungan kerja, kinerja dinyatakan
mengukur sejauh mana peranan variabel bebas reliabel.Daftar pertanyaan tentang variabel
terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi dapat dipercaya atau dapat dihandalkan untuk
berfungsi sebagai ukuran ketepatan atau menganalisis data selanjutnya. Dengan
kecocokan suatu jenis regresi terhadap demikian maka proses analisis data dapat
kelompok data hasil observasi R² mengukur dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu uji
proporsi atau prosentasi total variasi dalam Y asumsi klasik
yang dijelaskan oleh model regresi. Koefisien
determinasi bergerak dari 0 sampai 1, semakin
mendekati 1 semakin baik.

IV ANALISIS HASIL PENELITIAN


DAN PEMBAHASAN

1. Uji Reliabilitas dan Validitas


Menurut Darmawan (2014), uji validitas 2. Uji Asumsi Klasik
digunakan untuk mengukur seberapa akurat Model regresi linier berganda akan lebih
daftar pertanyaan menangkap semua tepat digunakan dan menghasilkan perhitungan
pernyataan dari para responden. Pada yang lebih akurat, bila beberapa asumsi klasik
penelitian ini ditetapkan batas setiap item telah terpenuhi. Berikut ini adalah masing-
pertanyaan dinyatakan valid bila nilai masing uji yang dilakukan berdasarkan data
corrected item total correlation lebih besar yang terkumpul.
dari nilai 0,3. Tabel berikut menunjukkan

Rahayu: Variabel Kepemimpinan 58


Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X

A. Multikolinieritas diantara nilai 2 dan -2.Dengan demikian tidak


ada masalah autokorelasi.
Uji Multikolinieritas dilakukan untuk
mengetahui apakah faktor bebas tersebut tidak C. Normalitas
saling berkorelasi dan mendeteksi hubungan Uji normalitas bertujuan untuk menguji
linier di antara faktor-faktor bebas di model apakah di model regresi, variabel terikat dan
regresi yang digunakan. Untuk mendeteksi ada variabel bebas keduanya memiliki distribusi
atau tidaknya multikolinieritas di model regresi normal atau tidak.Jika distribusi data adalah
digunakan cara melihat nilai tolerance dan nilai normal, maka garis yang menggambarkan data
VIF yang diperolehnya. Jika nilai tolerance sesungguhnya mengikuti garis
yang diperoleh kurang dari 1 dan VIF antara 1 diagnonalnya.Berdasarkan penjelasan tersebut
dan 2 maka dapat dikatakan bahwa persamaan maka dapat dibandingkan pada Gambar
suatu model penelitian tidak menunjukkan berikut.
gejala multikolinieritas.

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai


tolerance yang diperoleh kurang dari 1 dan
nilai VIF antara 1 dan 2.Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa persamaan model
penelitian ini tidak menunjukkan gejala Pada Gambar menunjukkan bahwa titik-
multikolinieritas. titik mengikuti garis diagonal. Distribusi
normal akan membentuk suatu garis lurus
B. Autokorelasi diagonal dan ploting data akan dibandingkan
Tujuan dilakukannya pengujian dengan garis normal. Dengan demikian dapat
autokorelasi adalah untuk menguji apakah dikatakan distribusi data adalah normal.
dalam sebuah model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya).Jika terjadi korelasi maka
dinamakan ada problem autokorelasi.Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya korelasi ini dapat
dilakukan dengan menggunakan uji Durbin
Watson.

D. Heteroskedastisitas
Berdasarkan pada Tabel 4.3 maka dapat Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
disimpulkan bahwa tidak ada masalah apakah di model regresi terjadi ketidaksamaan
autokorelasi. Hal ini karena nilai Durbin variance dari residual satu pengamatan ke
Watson menunjukkan angka 1,055 yang berarti pengamatan lain. Salah satu cara untuk

Rahayu: Variabel Kepemimpinan 59


Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas Kepemimpinan (X1) adalah variabel yang


pada suatu model persamaan regresi adalah dominan berpengaruh terhadap variabel terikat
dengan cara mengamati scatterplot pada yaitu kinerja Karyawan.
dependent variable. Gambar menunjukkan
bahwa titik-titik tersebar dan berada pada B. Uji t
masing-masing bagian di sumbu Y. Dengan Uji t digunakan untuk membuktikan atau
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak menguji pengaruh parsial dari variabel bebas
terjadi heteroskedastisitas. terhadap variabel terikat.Berdasarkan hasil dari
uji t ini dilakukan dengan membandingkan
3. Analisis Regresi Linier Berganda nilai Probability sig.setiap variabel bebas
Untuk mengetahui pengaruh variabel dengan batas yang ditentukan yaitu 0,05. Dari
bebas tersebut digunakan analisis kuantitatif hasil perbandingan diperoleh nilai P Sig. pada
dengan metode regresi linier berganda. Di Tabel diperoleh nilai 0,000 untuk variabel
analisis regresi linier berganda akan dilakukan bebas Kepemimpinan (X1), dan nilai 0,001
dengan Uji t untuk membuktikan kebenaran untuk variabel bebas Lingkungan kerja (X2)
dari hipotesis pertama dan dengan Uji F untuk yang berarti berada di bawah batas 0,05.
membuktikan kebenaran hipotesis kedua. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
Selain itu untuk mengetahui variabel bebas pada taraf nyata α=0,05, hipotesis yang
yang berpengaruh dominan digunakan menyatakan variabel bebas Kepemimpinan
perbandingan masing-masing nilai koefisien serta Lingkungan kerja mempunyai pengaruh
regresi. yang signifikan secara parsial terhadap variabel
terikat kinerja Karyawan terbukti benar.
A. Persamaan Regresi Linier
Berganda C. Uji F
Berdasarkan hasil perhitungan dengan Uji F digunakan untuk membuktikan atau
menggunakan SPSS diperoleh hasil seperti menguji pengaruh simultan dari variabel bebas
pada Tabel 4.4, sebagai berikut ini : terhadap variabel terikat. Adapun hasil
perhitungan dengan menggunakan software
SPSS seperti terlihat pada Tabel berikut ini.

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui pula


persamaan regresi yang terbentuk seperti Berdasarkan hasil dari uji F ini dilakukan
sebagai berikut : dengan membandingkan nilai Probability sig.
Y = 0.212 + 0.813X1 + 0.361X2 dengan batas yang ditentukan yaitu 0,05. Dari
Dari persamaan ini terlihat variabel hasil perbandingan diperoleh nilai P Sig. pada
terikat Y terus meningkat sebesar 0,212 seiring Tabel ANOVA diperoleh nilai 0,000 yang
dengan makin terpenuhinya variabel bebas berarti berada di bawah batas 0,05. Dengan
Kepemimpinan (X1) sebesar 0,813 serta demikian dapat dinyatakan bahwa pada taraf
Lingkungan kerja (X2) sebesar 0,361. Variabel nyata α=0,05, hipotesis yang menyatakan
bebas yang berpengaruh dominan terhadap variabel bebas Kepemimpinan serta
variabel terikat adalah Kepemimpinan (X1) Lingkungan kerja berpengaruh signifikan
yang dilihat dari nilai koefisien regresi secara simultan terhadap variabel terikat
tertinggi di antara varibel bebas, yaitu sebesar kinerja Karyawan terbukti benar.
0,831 atau lebih besar dari koefisien regresi
variabel Lingkungan kerja (X2) yang sebesar D. Koefisien Determinasi
0,361. Dengan demikian hipotesis di penelitian
ini terbukti benar yang menyatakan bahwa

Rahayu: Variabel Kepemimpinan 60


Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X

Koefisien determinasi berfungsi sebagai Hipotesis ketiga di penelitian ini adalah


ukuran ketepatan atau kecocokan suatu jenis Kepemimpinan berpengaruh dominan secara
regresi terhadap kelompok data hasil observasi nyata terhadap kinerja Karyawan. berdasarkan
R² mengukur proporsi atau prosentasi total nilai koefisien regresi tertinggi dimana variabel
variasi dalam Y yang dijelaskan oleh model kepemimpinan (X1) sebesar 0,831 lebih besar
regresi. Koefisien determinasi semakin dari koefisien regresi variabel Lingkungan
mendekati 1 semakin baik. kerja (X2) yang sebesar 0,361 maka variabel
kepemimpinan menjadi variabel yang dominan
mempengaruhi kinerja Karyawan.

V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan
Koefisien R square sebesar 0,715 pembahasan maka penelitian ini menetapkan
menunjukkan adanya pengaruh yang cukup beberapa kesimpulan sesuai dengan temuan
kuat antara variabel bebas dengan variabel yang diperoleh dan dibahas sebelumnya.
tidak bebas (terikat). Koefisien determinan Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai
sebesar 0,715 menunjukkan bahwa model berikut:
regresi berganda ini yang variabel bebasnya 1. Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja
terdiri dari Kepemimpinan (X1) dan terbukti berpengaruh signifikan secara
Lingkungan kerja (X2) telah memberikan parsial terhadap Kinerja Karyawan.
kontribusi sebesar 71,5 % terhadap 2. Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja
pembentukan variabel terikat. Sedangkan terbukti berpengaruh signifikan secara
sisanya sebesar 28,5% ditentukan oleh faktor- simultan terhadap Kinerja Karyawan.
faktor lain. 3. Kepemimpinan terbukti berpengaruh
dominan secara signifikan terhadap Kinerja
4. Pembahasan Karyawan.
Berdasakan hasil analisis data maka
diperoleh beberapa pembuktian dari penetapan 5.2 Saran-saran
hipotesis penelitian ini.Hal ini dijelaskan Berdasarkan hasil pembahasan dan
seperti berikut ini.Hipotesis pertama di kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis
penelitian ini adalah Kepemimpinan dan mengajukan saran yang diinginkan akan
Lingkungan kerja berpengaruh nyata secara memberikan manfaat terhadap Karyawan
parsial terhadap kinerja Karyawan. Dari hasil sebagai berikut:
perbandingan diperoleh nilai P Sig. pada Tabel 1. Untuk mengembangkan kualitas sumber
diperoleh nilai 0,000 untuk variabel bebas daya manusia, selain faktor kepemimpinan
Kepemimpinan (X1), dan nilai 0,001 untuk yang baik dan berwibawa juga terciptanya
variabel bebas Lingkungan kerja (X2) yang lingkungan kerja yang nyaman dan
berarti di bawah 0,05. Dengan demikian dapat kondusif disertai dengan tersedianya
dinyatakan bahwa hipotesis pertama terbukti fasilitas-fasilitas yang dapat meningkatkan
kebenarannya. produktivitas kerja. Hal ini diharapkan
Hipotesis kedua di penelitian ini adalah akan meningkatkan efektivitas dan
Kepemimpinan dan Lingkungan kerja efisiensi kerja, juga dalam rangka
berpengaruh nyata secara simultan terhadap mempercepat pemantapan perwujudan
kinerja Karyawan .Analisis data menunjukkan perilaku yang diinginkan organisasi
tingkat penerimaan dari syarat yang ditetapkan, terhadap pekerjanya. Upaya ini sangat
yaitu nilai P. SIG yang ada sesuai dengan penting karena untuk mendukung tugas-
Tabel ANOVA sebesar 0.000 yang berada di tugas yang dibebankan kepada setiap
bawah batas 0.05.Dengan demikian dapat karyawan sehingga hasil dari upaya-upaya
dinyatakan bahwa hipotesis kedua terbukti tersebut akan mendukung pencapaian
kebenarannya. tujuan organisasi seperti penambahan

Rahayu: Variabel Kepemimpinan 61


Vol. 01, No. 01. Tahun 2016 ISSN 2540-959X

fasilitas kerja untuk mendukung proses (Terjemahan) Buku 1, Edisi Kelima,


kerja dan kepemimpinan yang efektif Salemba Empat, Jakarta.
sebagai variabel yang berpengaruh
Mathis Robert L., Jackson John H., 2001.
dominan terhadap kinerja.
Human Resource Management
2. Sumber daya manusia agar mampu
(Terjemahan) Buku 1, Edisi
berjalan dengan kualitas dan tinggi
Kesembilan, Penerbit Salemba Empat,
memerlukan interprestasi, memahami,
Jakarta.
menterjemahkan dan melaksanakan
kebijaksanaan organisasi yang Rachmany Hasan, 2006. Kepemimpinan dan
ditunjukkan melalui program Kinerja, Cetakan Pertama, Yapensi,
Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Jakarta.
yang harus diketahui oleh semua
Simanjuntak Payaman, 2005. Manajemen
karyawan. Aturan-aturan dalam disiplin
Kinerja, Jurnal Ekonomi Universitas
kerja dirancang oleh organisasi dengan
Indonesia, Jakarta.
tujuan membantu karyawan untuk
meningkatkan kemampuan, pengetahuan Surya Dharma. 2005. Manajemen Kinerja.
dan memperbaiki sikap Pustaka Pelajar, Jakarta.
3. Lingkungan kerja yang baik akan
mempengaruhi kinerja karyawan. Hal Yuniarsih, Tjutju dkk. 2008. Manajemen
tersebut menjadi dasar untuk menetapkan Sumber Daya Manusia: Teori,
kebijakan yang mengarah kepada Aplikasi dan Isu Penelitian. Edisi I.
pengembangan lingkungan kerja. Yogyakarta: Alfabeta.
Pimpinan harus mengamati dan Winardi, 2004. Manajemen Perilaku
memperhatikan bagaimana menciptakan Organisasi, Edisi Revisi Cetakan
lingkungan kerja yang kondusif dan Pertama, Prenada Media, Jakarta.
nyaman bagi para karyawan.
Kreitner, Robert dan Angelo, Kinicki, Perilaku
Organisasi. Penerjemah Erly Suandy,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Salemba Empat, 2003

Burby, Raymond J.. 2005. Prinsip-Prinsip Mangkunegara Anwar Prabu, 2005.


Kepemimpinan. Liberty Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Cetaka Keenam, PT.
Darmawan, Didit. 2013. Prinsip-Prinsip Remaja Rosdakarya, Bandung
Perilaku Organisasi. PT. Jepe Press
Media Utama, Surabaya Rivai, Veihzal. 2006. Kepemimpinan Dan
Perilaku Organisasi. Raja Grafindo
Darmawan, Didit. 2014. Metodelogi Persada
Penelitian. Metromedia, Surabaya
Faustino Cardoso Gomes. 2001. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Andi Offset,
Yogyakarta.
Veithzal Rivai. 2005. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Sumarsono, Sony. 2004. Metode Riset Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Istijanto. 2008. Riset Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kreitner Robert, Kinicki Angelo, 2005.
Organizational Behavior

Rahayu: Variabel Kepemimpinan 62

Anda mungkin juga menyukai