Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang
Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan aset perusahaan untuk mencapai
tujuannya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipe
sumber daya, seperti Finansial, Fisik, Manusia dan Kemampuan Teknologi. Sumber daya
finansial merupakan salah satu unsur penting dalam rangka membentuk perusahaan yang
maju dan terus berkembang karena berhubungan dengan saham yang merupakan modal
utama dalam membangun sebuah perusahaan dan mengembangkan serta melanjutkan
perusahaan tersebut. Sumber daya fisik merupakan sumber daya yang menyangkut
penunjang secara fisik berdirinya suatu perusahaan seperti alat-alat kelengkapannya. Sumber
daya manusia merupakan sektor sentral dan penting dalam rangka pencapaian tujuan di
suatu perusahaan, karena dengan adanya kemampuan skill para pekerja dan kualitas sumber
daya manusia dapat menggerakan perusahaan dengan baik dan benar. Kemampuan teknologi
juga merupakan unsur penunjang penting dalam menggerakan perusahaan, karena dengan
adanya kelengkapan teknologi dan kecanggihan teknologi akan memudahkan berjalannya
suatu perusahaan. Dari keempat sumber tersebut aspek yang terpenting yaitu manusia,
karena manusia merupakan penggerak terpenting dalam perusahaan. Maju dan tidaknya
perusahaan tergantung pada pengelolaan sumber daya manusia ini dapat dilakukan dalam
suatu perusahaan itu atau oleh suatu departemen tertentu.

B. Rumusan Masalah
Apa Pengertian Sumber Daya Manusia.?
Bagaimana Masalah Hukum dan Etika dalam SDM.?
Faktor Apa Saja Tentang Pasar Global SDM.?
Bagaimana Masalah SDM Indonesia Terhadap Globalisasi.?
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Sumber Daya Manusia


Ada 3 (tiga) macam pengertian maupun definisi dari Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu :
A. Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi
( disebut : personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan)
B. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi
dalam mewujudkan eksistensinya.
C. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi
sebagai modal (non material/non financial ) dalam organisasi bisnis, yang dapat
diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam
mewujudkan eksistensi organisasi.

Masalah Hukum dan Etika dalam SDM


Dalam bisnis juga harus ada hukum dan etika dalam pengelolaannya, di korporasi dikenal
denganKesetaraan kesempatan kerja (Equal Employment Opportunity) yaitu tidak adanya
diskriminasi dalam pengkaryaan berdasarkan ras warna kulit atauipun agama, jenis kelamin
serta asal usul negara. Hal ini merupakan hak azazi setiap manusia sehingga berlaku di mana
pun secara universal.
Di samping hal di atas, yang perlu diperhatikan bagi karyawana adalah Occupational Safety
and Health Administration (OSHA) yaitu salah satu undang-Undang yang paling besar dalam
menetapkan dan melaksanakan panduannya untuk melindungi pekerja dari kondisi tidak
aman dan hal-hal yang berbahaya bagi keshatan di lingkungan kerjanya. Kegiatan tersebut di
Indonesia disebut dengan program keselamatan dan kesehatan kerja yang mana kegiatan ini
antara lain adalah sebagai berikut :

Program Kesehatan Fisik


yang secara universal dari sudut Hubungan Industrial Pancasila (HIP) yang harus dilaksanakan
sebagai tanggung-jawab sosial perusahaan yang meliputi :
A. Pemeriksaan kesehatan dalam rangka rekrutmen dan seleksi untuk mendapatkan
pekerja yang kondisi kesehatannya cukup prima.
B. Pemeriksaan seluruh aspek kesehatan tubuh (general check up) personel kunci
secara periodik. Kegiatan preventif ini dimaksudkan agar personil kunci secara fisik
selalu siap bekerja keras dalam mewujudkan tujuan perusahaan.
C. Pemeriksaaan kesehatan seluruh pekerja, baik secara keseluruhan maupun aspek-
aspek jasmaniah tertentu yang berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan.
D. Pengadaan staf dan peraltan medis secara memasdai. Kegiatan ini bahkan dapat
dikembangkan dengan memiliki poli klinik atau rumah sakit perusahaan.
E. Bantuan pembiayaan perawatan kesehatan karena sakit, melahirkan, kecelakaan
dan lain-lain.
F. Mengupayakan lingkungan kerja dan sanitasi yang bersih dan sehat, agar tidak
menjadi sumber penyakit.
Program Kesehatan Mental
berbeda dengan program kesehatan fisik program keselamatan dan kesehatan mental
disamping bersifat universal sesuai dengan kebutuhan manusia, perlu dilaksanakan juga
kegiatan yang bersifat khusus sejalan dengan HIP, yang mana kegiatannya berupa :
1. Memberikan perhatian dan melaksanakan usaha preventif dalam mencegah
timbulnya masalah yang dapat mengakibatkan ketegangan mental, seperti stress
gangguan syaraf dan lain-lain dalam bekerja.
2. Memberikan perhatian dan melaksanakan usaha kuratif dalam membantu pekerja
yang menglaami ketegangan mental karena pekerjaan yang menjadi tanggung-
jawabnya.
3. Memelihara dan mengambangkan program-program hubungan manusiawi yang
akrab dan sehat, antara para pekerja dengan para manajer (eksekutif). Program ini
dapat dilakukan di dalam dan di luar jam kerja sehari-hari.
4. Menyelenggarakan acara-acara pembinaan mental, khususnya dibidang keagamaan,
yang dapat mencegah itmbulnya periilaku yang merugikan pekerja atau perusahaan.

Hukum Dalam SDM


Hukum merupakan suatu aturan yang dibuat untuk dipatuhi dan dijadikan acuan dalam segala
bidang maupun kegiatan. Salah satunya dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, menurut
saya Manajemen Sumber daya Manusia disini maksudnya adalah tenaga kerja yang bekerja
pada suatu perusahaan. Tentunya dalam bekerja seorang tenaga kerja memerlukan kepastian
hukum dalam menjalankan pekerjaannya. Hal ini disebakan karena apabila tidak ada
kepastian hukum yang jelas, seorang tenaga kerja akan bertindak sewenang-wenang. Selain
itu juga, kepastian hukum dapat melindungi seorang tenaga kerja dari berbagai hambatan.
Untuk lebih jelas tentang kepastian hukum ini, mari kita lihat penjelasan tentang kepastian
hukum manajemen sumber daya manusia di bawah ini.

Sebelumnya mari kita lihat pengetian hukum yang mengatur tenaga kerja. Hukum yang
mengatur tentang tenaga kerja biasanya disebut dengan hukum ketenagakerjaan. Hukum
ketenagakerjaan dapat diartikan sebagai peraturan-peraturan yang mengatur tenaga kerja
pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
Seperti yang telah disebutkan di atas, kepastian hukum sangat membantu tenaga kerja dalam
menjalankan pekerjaannya. Selain itu,kepastian hukum tenaga kerja masih memiliki fungsi
lain yaitu sebagai Sarana Pembaharuan, yang dimaksud dengan sarana pembaharuan itu
adalah sebagai penyalur arah kegiatan manusia kearah yang diharapkan oleh pembangunan.
Sebagaimana halnya dengan hukum yang lain, hukum ketenagakerjaan mempunyai fungsi
sebagai sarana pembaharuan masyarakat yang menyalurkan arah kegiatan manusia kearah
yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pembangunan ketenagakerjaan.
Pembangunan ketenagakerjaan sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan pembangunan
nasional yang diarahkan untuk mengatur, membina dan mengawasi segala kegiatan yang
berhubungan dengan tenaga kerja sehingga dapat terpelihara adanya ketertiban untuk
mencapai keadilan. Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan yang dilakukan berdasarkan
perundang-undangan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan itu harus memadai dan sesuai
dengan laju perkembangan pembangunan yang semakin pesat sehingga dapat mengantisipasi
tuntutan perencanaan tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial dan peningkatan
perlindungan tenaga kerja.
Sebagaimana menurut fungsinya sebagai sarana pembaharuan, hukum ketenagakerjaan
merubah pula cara berfikir masyarakat yang kuno kearah cara berfikir yang modern yang
dikehendaki oleh pembangunan sehingga hukum ketenagakerjaan dapat berfungsi sebagai
sarana yang dapat membebaskan tenaga kerja dari perbudakan, peruluran, perhambaan,
kerja paksa dan sanksi yang memberatkan tenaga kerja. Selain itu, hukum ini dapat
membebaskan tenaga kerja dari kehilangan pekerjaan, memberikan kedudukan hukum yang
seimbang dan kedudukan ekonomis yang layak kepada tenaga kerja.

Jadi, hukum ketenagakerjaan sangat penting untuk diterapkan pada industri yang ada saat ini.
Jika diterapkan dengan benar maka tidak akan ada permasalahan yang berkepanjangan
antara hak dan kewajiban perusahaan dan tuntutan tenaga kerja. Praktek-praktek mafia
kasus, mafia peradilan dan monopoli hukum harus ditiadakan, agar para pekerja di industri
indonesia tidak selalu dirugikan oleh peraturan hukum yang tidak diterapkan secara benar
dan adil.

Etika Dalam SDM


Etika yaitu merupakan cara berpikir mengenai perilaku manusia di bawah pangkal tolak
pandangan baik dan buruk atau benar dan salah dari norma-norma dan nilai-nilai,
pertanggung jawaban dan pilihan. Dalam dunia bisnis etika memiliki peranan yang sangat
penting ketika keuntungan bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. Bisnis juga
akan menjadi lebih sukses jika mempunyai perhatian pada etika, karena hal ini akan
meningkatkan reputasi organisasi dan meningkatkan motivasi karyawan serta dapat
mengurangi berbagai kerugian akibat perilaku yang kurang etis yang dilakukan oleh karyawan.
Perilaku yang tidak etis seperti minum-minuman keras, penggunaan obat-obatan terlarang di
tempat kerja, penyalah-gunaan email, tidak melaporkan pelanggaran karyawan lain kepada
manajemen, serta berbagai pelanggaraan etika lainnya.
Hal ini dapat menjadi sesuatu yang serius mengingat perilaku yang tidak etis dapat menjurus
kearah tindakan kriminal serta perilaku lain yang merugikan perusahaan, baik finansial
maupun non-finansial. Banyak sebab yang menjadikan perilaku yang tidak etis yang
ditunjukkan karyawan tersebut muncul. Hal ini terkait pada individu karyawan saja, tetapi
juga menyangkut keseluruhan proses dalam organisasi. Dalam hal ini manajemen sumber
daya manusia mempunyai peran penting untuk menjamin bahwa organisasi bertindak secara
fair dan etis karyawan , klien, serta stakeholder lainnya. Manajemen sumber daya manusia
memainkan peran penting dalam membantu organisasi untuk meningkatkan nilai-nilai etika
organisasi. Manajemen merupakan pendorong organisasi dalam usaha melatih karyawan
agar mempunyai etika bisnis yang sesuai dengan organisasi, sehingga tindakan kurang etis
dapat di cegah. Fungsi manajemen sumber daya manusia adalah melindungi organisasi dari
tindakan yang tidak etis dari karyawan. Manajemen sumber daya manusia juga bertanggung
jawab dalam usaha-usaha organisasi untuk menangani etika perilaku, dapat mampu menjadi
penggerak dalam organisasi dalam menanggani isu-isu etika, serta bertanggung jawab dalam
pengembangan dan pelatihan mengenai pentingnya peningkatan moral karyawan.
Pasar Global SDM
Dalam abad ini atau era globalisasi tidak ada satu negera pun yang dapat menolak kondisi ini.
Begitu halnya dengan apsar tenga kerja juga akan memasuki persaingan global. Globalisasi ini
disebabkan oleh beberap faktor yaitu :
1. Peningkatan dan modernisasi saluran telekomunikasi.
2. Munculnya perusahaan-perusahaan raksasa yang dapat mendunia, tanpa membawa
negara asalnya.
3. Adanya perdagangan bebas.
4. Pasar uang yang berlangsung selama 24 jam dan adanya pasar tunggal di sejunmlah
negara.
5. Kontrol negara asing akan meningkat terhadap asset industri dan pekerjaan para
tenaga kerja suatu negara.
6. Munculnya standard dunia dan perubahan peraturan global mengenai perfagangan (
trade commerce), keuangan produk dan pelayanan.
Untuk menghadapai pasar global semacam ini, maka diperlukan SDM yang berkualitas dan
dapat bersaing dengan meliki keahlian dan kompentensi yang sesuai dengan standard
internasional. Sehingga mampu bersaing dan mampu merebut pasar global.

Masalah SDM Indonesia Terhadap Globalisasi


Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi
ekonomi,yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan
serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Dalam kaitan
tersebut setidaknya ada dua hal penting menyangkut kondisi SDM Indonesia, yaitu:
Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini
mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi.
Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai
dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan
kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak
angka pengangguran sarjana di Indonesia.
Perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi yang akan dihadapi bangsa Indonesia antara lain
terjadi dalam bentuk-bentuk berikut: Produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai
negara, dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik
karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai
ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi
manufaktur global.
Pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau
melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di
dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan
Sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah
memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama
mitrausaha dari mancanegara.Tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan
tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti

Penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman
internasional dan\atau buruh diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka
human movement akan semakin mudah dan bebas.
Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-
negara didunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV, radio, media cetak dan
lain-lain.Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar
ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh KFC, Hoka Hoka Bento,
Mac Donald, dll melanda pasar di mana-mana.Akibatnya selera masyarakat dunia –baik yang
berdomisili di kota maupun di desa– menuju pada selera global.Perdagangan.Hal ini terwujud
dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan
nontarif.Dengan demikian kegiatan perdagangan dan per-saingan menjadi semakin ketat dan
fair.Bahkan,transaksi menjadi semakin cepat karena “lesspapers/documents” dalam
perdagangan,tetapi dapat mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yang semakin
canggih.
Realitas globalisasi yang demikian membawa sejumlah implikasi bagi pengembangan SDM di
Indonesia.Salah satu tuntutan globalisasi adalah daya saing ekonomi.Daya saing ekonomi
akan terwujud bila didukung oleh SDM yang handal.
Untuk menciptakan SDM berkualitas dan handal yang diperlukan adalah pendidikan.Sebab
dalam hal ini pendidikan dianggap sebagai mekanisme ke-lembagaan pokok dalam
mengembangkan keahlian dan pengetahuan.Pendidikan merupakan kegiatan investasi di
mana pembangunan ekonomi sangat berkepentingan.
Sebab bagaimanapun pembangunan ekonomi membutuhkan kualitas SDM yang unggul baik
dalam kapasitas penguasaan IPTEK maupun sikap mental, sehingga dapat menjadi subyek
atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi,penyiapan pendidikan
perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena itu dimensi daya saing dalam
SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM melalui
pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan.
Dengan demikian, pada era reformasi dewasa ini,alokasi SDM masih belum mampu
mengoreksi kecenderungan terciptanya konsentrasi ekonomi yang memang telah tercipta
sejak pemerintahan masa lalu.Sementara di sisi lain Indonesia kekurangan berbagai keahlian
untuk mengisi berbagai tuntutan globalisasi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenagakerja dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. Sejarah Manajemen Sumber Daya Manusia sebelum
permulaan abad kedua puluh manusia dipandang sebagai barang, benda mati yang dapat
diperlakukan sekehendak kali oleh majikan, hingga saat ini peningkatan kualitas sumber daya
masih terus dilakukan, karena meskipun suatu negara tidak mempunyai keunggulan
komparatif yang baik, namun mempunyai keunggulan kompetitif, maka negara tersebut bisa
lebih bersaing dengan negara lain.
Pendekatannya Manajemen Sumber Daya Manusia yaitu dilakukan dengan pendekatan
mekanis, pendekatan paternalisme, dan, pendekatan system social. Tahap pelaksanaannya
yaiturecruitment (pengadaan), maintenance (pemeliharaan), dan development
(pengembangan). Fungsi adanya MSDM yaitu perencanaan tenaga kerja, pengembangan
tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pemberian kompensasi, pemeliharaan tenaga kerja,
dan pemberhentian. Urgensi adanya MSDM yaitu karena MSDM berarti mengatur, mengurus
SDM berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum,
staffing dan personalia dalam organisasi, meningkatkan kinerja, mengembangkan budaya
korporasi yang mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas.

Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca khususnya para
pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dalam usahanya, dan dapat menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa. Demi
penyempurnaan makalah, penulis berharap kritik dan saran yang konstruktif.
DAFTAR PUSTAKA

Mondy, R. Wayne, 2008, “Manajemen Sumber Daya Manusia” , Erlangga Jakarta.

Bertens, 2000,”Pengantar Etika Bisnis, Kanisius”, Yogyakarta.


Ketut Rindjin, “Etika Bisnis dan Implementasinya”, 2004, Gramedia Pustaka, Jakarta.
MATERI ETIKA PROFESI

etika profesi adalah prinsip yang mengatur perilaku seseorang atau kelompok dalam
lingkungan bisnis. Dengan adanya etika profesional ini bisa memberikan gambaran tentang
bagaimana seseorang harus bertindak terhadap orang lain dan institusinya dalam lingkungan
tersebut. Pada akhirnya etika profesi ini akan digunakan oleh semua orang di kelompok yang
sama meskipun nilai-nilai mereka mungkin unik bagi sekelompok orang tertentu.
Pengertian lain dari kode etik profesi juga disebutkan dalam UU No 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian yaitu suatu pedoman, tingkah laku, sikap dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan kehidupan sehari-hari.
Dari dua pengertian ini, bisa disimpulkan bahwa etika profesi lebih umum sedangkan kode
etik menjelaskan hal-hal yang lebih terperinci. Di samping itu, kode etik juga banyak
berhubungan dengan nilai-nilai profesi dan hukum negara di suatu tempat. Umumnya orang
yang melanggar kode etik akan menerima sanksi berupa dikeluarkan dari profesinya, dicabut
izin usahanya hingga diberikan sanksi hukum.
Tujuan etika profesi
Dengan adanya etika profesi akan membuat karyawan bekerja lebih produktif (Sumber:
Pexels)
Merujuk pada makalah yang ditulis Dr. Jitendra Kumar dari Berhampur University, disebutkan
bahwa secara garis besar etika profesi memiliki tiga tujuan utama. Ketiga tujuan etika profesi
tersebut adalah sebagai berikut,

• Untuk memahami nilai-nilai moral yang seharusnya menjadi pedoman profesi


tertentu
• Untuk menyelesaikan masalah moral dalam profesi
• Untuk membenarkan penilaian moral tentang profesi
Secara gamblang, etika profesi memang dimaksudkan agar individu-individu profesional
dapat mengembangkan seperangkat keyakinan, sikap, dan kebiasaan yang harus ditunjukkan
sesuai dengan profesi mereka. Jika dijabarkan lagi, tiga tujuan dari etika profesi yang
berkaitan dengan moral profesional ini dapat dikelompokkan menjadi dua tujuan utama.
Pertama, etika profesi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif maupun
keterampilan intelek dalam berpikir jernih. Tujuan ini meliputi 5 pokok sebagai berikut,
Munculnya kesadaran moral atau kemahiran dalam mengenali masalah moral dalam
profesi
Penalaran moral yang meyakinkan, yaitu dapat memahami dan menilai pandangan berbeda
dari pihak lain
Koherensi moral dengan membentuk sudut pandang konsisten yang berdasarkan fakta
Imajinasi moral, dilakukan dengan mencari tanggapan alternatif terhadap masalah dan mau
menerima solusi kreatif dari pihak lain
Komunikasi moral, dilakukan untuk mengungkapkan dan mendukung pandangan seseorang
kepada orang lain secara profesional
Kedua, etika profesi memiliki tujuan agar individu profesional dapat bertindak dengan cara
yang diinginkan secara moral untuk menuju komitmen moral dan perilaku bertanggung
jawab. Adapun penjabaran dari tujuan ini adalah sebagai berikut,
Adanya kewajaran moral, yaitu mau dan mampu bertanggung jawab secara profesional
Menghormati orang lain dengan menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain
Toleransi terhadap keragaman dengan menghormati perbedaan etnis dan agama, serta
menerima perbedaan secara wajar dalam perspektif moral profesional
Harapan moral yang didukung dialog rasional untuk menyelesaikan suatu masalah terkait
dengan moral profesi
Integritas yang dilakukan untuk proses integrasi antara kehidupan profesional dengan pribadi
seseorang di luar profesi.
Penjabaran tujuan etika profesi di atas setidaknya memberi gambaran bahwa etika profesi
adalah rambu-rambu moral bagi individu profesional dalam kehidupannya. Hal ini secara
langsung berpengaruh terhadap bagaimana seseorang dapat mempertanggungjawabkan
profesinya kepada masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
Manfaat etika profesi
Dengan adanya etika profesi akan membuat karyawan bekerja lebih produktif - EKRUT
Begitu banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh karyawan dan perusahaan tatakala etika
profesi ini ditunaikan dengan benar, salah satunya karyawan akan mendapat suasana kerja
yang lebih positif. Selain itu membuat karyawan bahagia dan puas saat mereka datang ke
kantor. Lebih dari itu, manfaat lain dari etika profesi adalah,
1. Meningkatkan produktivitas kerja
Etika profesi mengajarkan kepada karyawan untuk menghargai pekerjaan yang dibebankan
kepadanya dengan penuh tanggung jawab. Hal itu yang pada akhirnya akan membuat
karyawan bisa menyelesaikan target dengan tepat waktu dan merangsang produktivitas
kerja.
2. Peningkatan branding merek
Ketika karyawan menanamkan nilai-nilai dan tanggung jawab mereka terhadap lingkungan,
maka akan dipastikan karyawan menghindari proses pembuangan limbah yang berbahaya
pada lingkungan masyarakat. Dengan begitu, maka akan timbul kepercayaan dari masyarakat
bahwa perusahaan memiliki prinsip ramah lingkungan. Pada akhirnya bentuk kepercayaan
inilah yang bisa meningkatkan citra merek di mata pelanggan.
3. Beradaptasi dengan perubahan
Pekerja yang memiliki etika profesi adalah suatu bentuk kesuksesan perusahaan. Sebab
mereka bisa menjadi tim yang bisa dipercaya, diandalkan, bertanggung jawab dan siap
dengan semua perubahan yang terjadi dalam lingkungan kerja. Ini juga membuat perusahaan
mudah memutuskan arahan bisnis, karena karyawan akan selalu menghargai dan mendukung
apapun yang diputuskan oleh perusahaan.
4. Lingkungan kerja bebas dari masalah
Kamu bisa membayangkan orang yang bekerja tanpa nilai etika profesi, mereka akan bekerja
tanpa arah dan memikirkan orang lain. Dari sana bisa timbul masalah berupa kejahatan dalam
dunia kerja seperti sexual harassment, korupsi, bekerja tidak sesuai SOP dan sebagainya.
Sebaliknya, karyawan yang taat dan tunduk terhadap etika profesi mereka dapat menghindari
penyimpangan itu dan membuat lingkungan kerja menjadi lebih baik.
Dari manfaat di atas bisa terlihat beberapa prinsip etika profesi yang umumnya dimiliki atau
harus ada dalam diri seorang karyawan di antaranya:
1. Prinsip integritas moral
2. Prinsip otonomi
3. Prinsip keadilan
4. Prinsip bertanggung jawab
Pengetahuan mengenai etika profesi akan bermanfaat untuk perkembangan kariermu ke
depan.
Etika profesi secara mendasar memang berhubungan dengan moral seseorang yang terikat
secara profesional dengan apa yang ia kerjakan. Namun dalam dunia kerja terdapat beragam
etika profesi yang patut diketahui. Beberapa contoh etika profesi dalam dunia kerja tersebut
antara lain adalah sebagai berikut,
1. Transparansi
Etika profesi dalam dunia kerja umum bisa dicontohkan lewat transparansi. Etika ini
menuntut pelibatan representasi fakta secara akurat. Transparansi mengharuskan seorang
pegawai untuk mengatakan kebenaran secara keseluruhan dan mengomunikasikan dengan
jelas dan terbuka tentang yang dilakukannya sebagai pegawai perusahaan. Hal ini dapat
dicontohkan misalnya seorang pegawai mendapat perusahaan konsultan pajak mendapat
klien dari atasan mengerjakan catatan pajak dari klien tersebut. Di tengah proses konsultasi,
klien ini menawarkan sejumlah uang kepada pegawai dengan harapan agar pegawai mau
melakukan beberapa penyelewengan dari pelaporan pajak si klien.
Jika seorang pegawai tersebut taat pada etika transparansi, maka ia harus membicarakan hal
tersebut pada atasannya dan meminta kebijakan perusahaan. Namun, jika ia tidak patuh pada
etika transparansi maka ia akan melakukan kesepakatan dengan klien tanpa sepengetahuan
perusahaan.
2. Integritas
Etika profesi yang satu ini mungkin paling akrab bagi masyarakat awam karena dapat
ditemukan di hampir semua kantor atau lembaga pemerintahan. Etika ini menuntut seorang
pegawai untuk berpegang teguh pada keputusan, terutama ketika ditekan untuk melakukan
sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan kehormatan dan keberanian bagi seorang
pegawai dalam menghadapi tekanan atau kehendak negatif.
Contoh dari etika ini dapat dilihat dari seorang pegawai pemerintahan di dinas tertentu,
misalnya datang seseorang dari perusahaan tambang yang hendak mengajukan penerbitan
analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Karena prosesnya rumit dan sulit dipenuhi,
maka seseorang ini hendak memberikan gratifikasi pada pegawai dinas terkait untuk
memuluskan rencananya.
Jika pegawai tersebut berintegritas maka ia akan tetap memberi arahan pada seseorang tadi
untuk mengikuti aturan yang berlaku dalam penerbitan AMDAL. Namun, jika pegawai
tersebut tidak berintegritas, maka ia akan menerima gratifikasi itu dan membuat penerbitan
AMDAL menjadi mudah dengan segala cara.
3. Loyalitas
Etika profesi yang satu ini secara umum berhubungan dengan relasi pegawai dan perusahaan
tempatnya bekerja. Secara profesional, pegawai dituntut memiliki loyalitas kepada
tempatnya bernaung. Loyalitas memungkinkan bisnis untuk membuat keputusan
menguntungkan dari hubungan baik antar pegawai dan dapat mengatasi pengaruh dan
kepentingan dari luar.
Hal ini dapat dicontohkan dengan seorang pegawai memiliki koneksi dengan perusahaan lain
dengan sektor bisnis yang sama dengan tempatnya bekerja. Ia mendengar bahwa perusahaan
tempatnya bekerja kesulitan mengeksekusi suatu proyek di daerah tertentu. Sedangkan,
perusahaan lain yang ia ketahui juga sedang mengerjakan proyek serupa di daerah lain dan
juga sama-sama mengajukan tender untuk proyek di daerah yang sama
Jika pegawai tadi memiliki etika loyalitas yang tinggi maka ia akan mencoba mencari solusi
dari kesulitan perusahaannya dalam mengeksekusi proyek tersebut secara profesional.
Namun, jika pegawai tadi tidak memiliki etika loyalitas maka ia akan menghubungi koneksinya
di perusahaan lain untuk memberitahu bahwa eksekusi proyek perusahaannya sedang di
ujung tanduk dan perusahaan lain bisa segera mengajukan penggantian antar-waktu di mana
pegawai tersebut akan pindah ke perusahan lain itu.
4. Menjunjung tinggi reputasi
Perusahaan yang memiliki etika profesi ini akan mempertahankan dan melindungi reputasi
positifnya dengan membangun budaya kerja yang baik dan motivasional. hal ini dilakukan
juga dengan membuat investor tetap terlibat dan memberikan layanan yang prima bagi klien
atau pelanggan. Hal ini dicontohkan dengan kebijakan perusahaan yang tetap mendiskusikan
segala perencanaan baik operasional maupun keuangan bersama seluruh investor atau
mendiskusikan permasalah yang ada. Jika perusahaan tidak memiliki etika, maka perusahaan
bisa tidak memedulikan peran investor dalam proses pemecahan masalah atau kerugian
tertentu.
5. Akuntabilitas
Etika akuntabilitas ini dapat dilakukan oleh suatu perusahaan atau seorang profesional
dengan menerima tanggung jawab atas semua keputusan yang dibuat bersama. Etika ini juga
menuntut kedua pihak untuk mengakui kesalahan jika memang terbukti bersalah dalam
kepentingan profesionalitas baik perusahaan maupun individu. Etika ini dapat digambarkan
dari seorang dokter yang melakukan praktik pengobatan di luar kaidah-kaidah spesialisasinya.
Ia kemudian dinyatakan bersalah oleh organisasi keilmuannya dan terancam dicabut izin
praktiknya. Jika dokter tersebut beretika profesi yang baik, maka ia akan mengakui
kesalahannya dan mempertanggung jawabkan praktik kedokterannya.
6. Menghormati kolega
Etika profesi yang juga umum di dunia kerja adalah menghormati profesionalitas orang lain.
Hal ini berlaku pada setiap pegawai dalam suatu kantor tertentu, entah ia seorang magang,
junior, maupun petugas kebersihan. Hal ini dapat dicontohkan dengan rasa saling menghargai
antar pegawai dengan jabatan atau posisi apapun dalam suatu perusahaan. Contoh buruk
dari pegawai yang tak beretika adalah cara memperlakukan orang dengan jabatan di
bawahnya secara semena-mena seperti menjadikan anak magang sebagai suruhan untuk
melakukan banyak hal di luar kompetensinya.
7. Menerima dan memberi kritik dengan baik
Etika profesi ini juga umum ditemui dalam dunia kerja karena relasi antar pegawai yang kuat.
Dalam suatu permasalahan, kritik menjadi penting dan menerima kritik juga tak kalah
penting. Suatu pekerjaan profesional akan dapat diselesaikan dengan baik jika terjadi diskusi
dan kritik yang baik. Jika suatu kritik diterima dengan panas hati maka suatu pekerjaan justru
akan terbengkalai atau relasi akan berubah buruk.
Contoh dari etika ini dapat dimisalkan sebuah tim kontraktor sedang bekerja sama
membangun sebuah jembatan di daerah terpencil. Salah satu perwakilan kontraktor
menganggap bahwa diperlukan dana tambahan untuk menyambung jembatan di kedua sisi.
Sedangkan para perwakilan kontraktor lainnya menganggap bahwa hitungan mereka sudah
tepat dan tidak perlu adanya dana tambahan. Bahkan ketika dihitung kembali memang sudah
tepat.
Sebagai rekan tim yang beretika, para perwakilan kontraktor lainnya akan memberi kritik
pada seorang tadi dan menunjukkan perhitungannya. Jika telah dicapai kesepakatan kembali,
maka proyek bisa dilanjutkan lebih cepat. Cara meyakinkan satu pihak yang memiliki wacana
lain ini juga perlu diperhitungkan secara tepat agar tak menyinggung idenya sebagai
profesional.

Etika profesi untuk pekerjaan spesifik


Berikut ini contoh dari etika profesi yang umumnya dimiliki oleh beberapa profesi mulai dari:
1. Dokter
Sebagaimana kita tahu bila Dokter terikat dengan kode etik yang mereka miliki atau lembaga
kedokteran keluarkan. Adapun contoh bentuk dari kode etik dokter seperti,
Seorang Dokter menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah atau janji
dokternya
Dalam pengambilan keputusan seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang
mengekang kebebasan atau kemandirian profesinya
Seorang dokter wajib hanya memberikan surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa
sendiri kebenarannya
2. Penasihat keuangan
Penasihat keuangan terikat secara hukum pada kode etik yang dikenal sebagai kewajiban
fidusia. Kode etik profesi ini mewajibkan mereka bertindak demi kepentingan terbaik klien.
Beberapa kode etik yang harus dimiliki oleh penasihat keuangan seperti objektivitas,
integritas dan kejujuran.
3. Pelaku bisnis
Tak hanya dua profesi di atas saja yang memiliki etika profesi, pelaku bisnis juga memiliki
beberapa bentuk kode etik misalnya,
Menjaga kerahasian dan privasi informasi tentang klien atau saat mereka menangani data
dari perusahaan sendiri
Kebijakan kepedulian dan pertimbangan, di sini perusahaan dapat menetapkan kebijakan
yang mewajibkan karyawan untuk berperilaku dengan penuh perhatian.
Mematuhi hukum. Maksudnya adalah perusahaan menetapkan pedoman bagi karyawan
untuk mematuhi hukum tatkala karyawan mungkin menyimpang dari aturan perusahaan.
Itulah sekilas informasi tentang etika profesi yang memiliki peran penting dalam menstabilkan
jalannya operasional perusahaan, di samping menjamin keamanan dan kepuasaan bagi
karyawan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai