Anda di halaman 1dari 3

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN

(IIQ) JAKARTA
Jl. Ir. H. Juanda No.70, Pisangan, Kec. Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan, Banten 15419
Telp. (021) 74705154 Fax. (021) 7402703

Nama Mahasiswi : Inggrit Nurhafilda Mata Kuliah : Lughoh Qur’an


Nomor Induk Mahasiswi : 21211673 Nama Dosen : Bapak Mujiburrohman
Semester : III/ Tiga Kelas/ No. Absen : 3B/ 20
Program Studi : IAT Email : inggrit28@gmail.com

Lembar Jawaban UTS

1. Jadi para ulama berbeda pendapat tentang ada atau tidaknya kosakata asing di
dalam Al-Qur’an. Kelompok pertama berpendapat bahwa tidak ada kosakata
asing dalam Al-Qur’an. Kelompok ini diwakili oleh Imam ash-Shafi’I (150-204
H) yang berpendapat bahwa Al-Qur’an murni menggunakan bahasa Arab,
kosakata yang dianggap non Arab sebenarnya adalah kosakata Arab, karena
bahasa Arab sangat luas dan tidak mungkin dikuasai sepenuhnya kecuali oleh
nabi. Untuk mengomentari pendapat Shafi‘I ini Nasr Hamid Abu Zaid
menyatakan bahwa kalau demikian luasnya bahasa Arab dan hanya nabi yang
mengetahui, maka tentunya penafsiran Al-Qur’an menjadi disiplin yang sulit,
karena Al-Quran adalah ‚miniatur‛ dari kosakata dan struktur bahasa Arab.
Menurut Nasr Hamid pendapat Shafi‘i yang mempertahankan kemurnian bahasa
Arab melalui penolakannya terhadap unsur serapan dalam Al-Qur’an
menyebabkan kemustahilan proses penafsiran, selain itu bacaan teks Al-Quran
yang telah ditetapkan dalam dialek Quraisy secara tidak langsung dapat menjadi
hipotesis bahwa pembelaan Shafi‘i tehadap kemurnian bahasa Al-Qur’an dari
serapan non Arab bukan hanya pembelaan terhadap bangsa Arab secara
keseluruhan, melainkan juga terhadap kemurnian dialek Quraisy atas dialek-
dialek lainnya. Pendapat ulama lain mengatakan bahwa di dalam Al-Qur’an
hanyalah bahasa Arab murni tanpa adanya unsur bahasa asing di dalamnya,
namun bahasa Arab adalah bahasa yang sangat luas sekali banyak sekali dialek
atau macam-macam lahjah di dalamnya, sehingga memungkinkan bagi sebagian
yang lain tidak mengetahui arti suatu kata. Sebagaimana merujuk pada riwayat
Ibn Abbas ia menuturkan bahwa semula ia tidak mengerti dan memahami kata
‚fatir‛ sebelum datang kepadanya dua orang nomad Arab yang
mempertengkarkan sebuah sumur. Salah seorang di antaranya mengatakan ana
fatartuha dan salah seorang yang lain mengatakan ana ibtada’tuha yang artinya
akulah yang pertama kali membuatnya. Jadi untuk melerai perdebatan tersebut
dengan kendati kedua teori mengenai kosakata asing dalam Al-Qur’an tampak
memiliki perbedaan, namun perbedaan-perbedaan itu tidak sedikitpun
mengurangi kearaban Al- Qur’an, karena apabila dilihat dari kuantitasnya hal itu
tidak sebanding dengan jumlah lafadz bahasa Arab. Selain itu kata tersebut asing
karena dilihat dari asal usulnya, dimana sebelum Al-Qur’an turun telah terjadi
interaksi antara penduduk Arab dengan non Arab sehingga menyebabkan adanya
penyerapan dan pertukaran kosakata kemudian kosakata tersebut digunakan oleh
orang Arab.

2. Jadi Allah memilih Bahasa Arab Karena Bahasa Arab adalah bahasa yang paling
jelas, paling terang, paling luas, dan paling banyak perbendaharaan kata-katanya
untuk mengungkapkan berbagai pengertian guna meluruskan jiwa manusia.
Karena itulah Allah menurunkan kitab-Nya dengan bahasa yang paling mulia
diantara bahasa-bahasa lainnya yang disampaikan-Nya kepada Rasul yang
paling mulia, yang kemuliaannya lebih dari kemuliaan para malaikat. Bahasa
arab juga adalah bahasa yang abadi karena Para ahli sejarah bahasa sepakat
bahwa sebuah bahasa itu tumbuh, berkembang dan punah bersama dengan
eksistensi sebuah peradaban. Sehingga bahasa-bahasa di dunia ini banyak yang
dahulu pernah dipakai banyak orang, tetapi pada generasi berikutnya, sudah
tidak ada lagi orang memakai bahasa itu, karena peradabannya telah
berganti.Namun para ahli sepakat bahwa bahasa Arab merupakan pengecualian.
Tidak hilang dari muka bumi meski telah berusia cukup tua. Ada sebagian
kalangan yang menyebutkan bahwa bahasa Arab telah digunakan di zaman Nabi
Ibrahim as. Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa Nabi Adam as pun
berbahasa Arab sewaktu diturunkan ke muka bumi. Dasarnya, karena dalam
salah satu hadits disebutkan bahwa bahasa
Arab adalah bahasa penghuni surga. Dan Adam itu penghuni surga sejak
pertama kali diciptakan. Maka sangat amat wajar dan masuk akal kalau ketika
Adam diturunkan ke bumi, beliau masih menggunakan bahasa yang sebelumnya
dipakai di dalam surga. Salah satu kekuatan bahasa Arab yaitu kekayaan kosa
kata yang dimiliki. Meski bangsa Arab banyak yang tinggal di gurun pasir, tetapi
bukan berarti mereka tertinggal dalam masalah seni dan budaya. Sebaliknya,
justru orang-orang Arab yang tinggal di gurun itu punya kemampuan yang amat
sempurna dalam mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata. Jadi boleh
dibilang mereka umumnya adalah pujangga yang pandai merangkai kata. Dan
rahasia keindahan sastra Arab terletak pada jumlah kosa katanya yang nyaris tak
ada batasnya.

3. Diturunkannya Al-Qur’an dalam tujuh aksara, yang kemudian berimplikasi


kepada timbulnya varian cara baca (qira’at), memiliki beberapa pesan yang
tersirat sebagai berikut:
1) Memperkokoh kesatuan ummat.
Dengan diturunkannya Al-Qur’an dalam kombinasi bacaan yang sesuai
dengan kemampuan mereka, maka timbul perilaku yang menilai bahwa Al-
Qur’an bukan cuma milik satu kalangan saja, melainkan untuk semua
golongan.
2) Bukti keagungan Al-Qur’an.
Variasi bacaan dalam Al-Qur’an bukan merupakan penyebab yang dapat
menghancurkannya, tetapi realita yang terjadi adalah justru kian jelas dan
kaya. Ini yakni bukti bahwa Al-Qur’an sangat agung sekaligus bukti
kemukjizatan Al-Qur’an itu sendiri.
3) Memberikan kelegaan pada umat.
Hal ini berkaitan dengan kondisi umat Islam pada waktu turunnya al-Qur’an.
Pada waktu itu orang Arab sendiri berisikan aneka macam macam kabilah.
Tiap kabilah mempunyai kebiasaan masing-masing dalam metode membaca
dan pengucapan. Ragam qiraat ini amat membantu kondisi tersebut.
4) Ibadah dalam Islam sangatlah mudah.
Dengan keragaman bacaan tersebut, maka mereka diberi keleluasaan dalam
membaca kitab suci mereka, alasannya tidak dipaksa untuk membaca satu
qira’at tertentu.

Anda mungkin juga menyukai