Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL

“PENGUKURAN KINERJA”

Kelompok 4 :

- Mhd. Ikhwatul Zikri (21101155310026)


- Reza Zawairul Alwansyah (21101155310037)
- Zaki Fadlur Rahman (21101155310050)
- Deftora Rageska (21101155310011)

MNJ-1
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
‘YPTK’
PADANG
ANGKATAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah
memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Kami
dapat
menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Forecasting ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan
dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas untuk mata
kuliah manajemen
operasi lanjutan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan

2
untuk menambah wawasan
tentang manajemen operasi
bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terima
kasih kepada ibu Tri
Wahyuningsih, SE, MSi,
selaku dosen mata kuliah
manajemen
operasi lanjutan yang telah
memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami
tekuni.

3
Kami menyadari, makalah
yang Kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan
makalah ini
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah
memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Kami
dapat
menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Forecasting ini
tepat pada waktunya.
4
Adapun tujuan dari penulisan
dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas untuk mata
kuliah manajemen
operasi lanjutan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan
tentang manajemen operasi
bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terima
kasih kepada ibu Tri
Wahyuningsih, SE, MSi,
selaku dosen mata kuliah
manajemen

5
operasi lanjutan yang telah
memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami menyadari, makalah
yang Kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan
makalah ini
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah
6
memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Kami
dapat
menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Forecasting ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan
dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas untuk mata
kuliah manajemen
operasi lanjutan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan
tentang manajemen operasi
bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
7
Kami mengucapkan terima
kasih kepada ibu Tri
Wahyuningsih, SE, MSi,
selaku dosen mata kuliah
manajemen
operasi lanjutan yang telah
memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami menyadari, makalah
yang Kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran

8
yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan
makalah ini
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT sebagai pencipta dan pengatur kehidupan di dunia, zat
yang memiliki segala keagungan, kemuliaan, dan kesempurnaan. Karena hanya dengan
berkat rahmat, dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan
salam juga kami curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, junjungan umat Islam,
pembawa kebenaran di muka bumi.
Makalah ini merupakan sebuah tugas dalam mata kuliah manajemen operasional yang
dibuat guna menunjang proses belajar di universitas yang kini tengah dijalani. Adapun judul
makalah ini adalah “Pengukuran Kinerja” semoga dapat menambah ilmu serta pengetahuan
kami sebagai mahasiswa di Universitas Dian Nusantara.
Di dalam makalah ini dijelaskan tentang konsep kinerja yang dapat dilihat dari kerja
dan proses kinerja, seperti yang telah kita ketahui bahwa hampir seluruh perusahaan
melakukan penilaian kinerja yang berarti mengevaluasi atau mengukur kinerja
pegawaainya, untuk melakukan penilaian dibutuhkan keahlian khusus dari seseorang yang
menilai yang harus terbiasa dengan teknik dasar penilaian, memahami dan menghindari
masalah – masalah yang dapat mengacaukan penilaian, serta dapat melaksanakannya dengan
adil. Oleh karena itu dengan pembuatan makalah ini, kami berharap pemahaman kami serta
pembaca tentang Pengukuran Kinerja di setiap instansi dan organisasi akan lebih baik.
Akhirnya, betapa pun kami berusaha seteliti dan secermat mungkin dalam
mengerjakan makalah ini sebagai manusia biasa tidak luput dari salah, untuk itu kami
nantikan koreksi dan kritik serta saran dan petunjuk dari dosen pengasuh manajemen
operasioanal dan pembaca lainnya untuk bisa menjadi lebih baik di kemudian hari. Karena
sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah dan segala kesalahan dan kekurangan datang
dari manusia.

Padang, 26 November 2022

9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
BAB 1................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1  Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2  Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3  Tujuan Penelitian...................................................................................................................5
BAB II................................................................................................................................................6
PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA....................................................................................6
2.1       Produktivitas Perusahaan..................................................................................................6
2.1.1 Pengukuran Produktivitas....................................................................................................7
2.1.2 Variabel Produktivitas..........................................................................................................7
2.1.3 Pengukuran Kinerja..............................................................................................................7
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Produktivitas.....................................................8
2.2       Operasi Bench Marking......................................................................................................9
2.2.1 Jenis – Jenis Bench Marking.................................................................................................9
2.2.2 Hambatan-Hambatan Terhadap Kesuksesan Bench Marking...............................................9
2.3       Arti Penting Manusia dalam Organisasi atau Perusahaan................................................10
2.4       Desain Pekerjaan.............................................................................................................10
2.5       Standar Waktu Kerja........................................................................................................11
BAB III.............................................................................................................................................14
PENUTUP........................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................14
Daftar Pustaka................................................................................................................................15

10
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam sebuah sistem pengendalian manajemen yang baik dapat membantu dalam proses
pembuatan keputusan dam memotivasi setiap individu dalam sebuah organisasi agar
melakukan keseluruhan konsep yang telah ditentukan. Sistem pengendalian manajemen
adalah suatu proses yang menjamin bahwa sumber-sumber diperoleh dan digunakan dengan
efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, dengan kata lain pengendalian
manajemen dapat diartikan sebagai proses untuk menjamin bahwa sumber manusia, fisik dan
teknologi dialokasikan agar mencapai tujuan organisasi secara menyeluruh.
Pengendalian manajemen berhubungan dengan arah kegiatan manajemen sesuai dengan
garis besar pedoman yang sudah ditentukan dalam proses perencanaan strategi. Sistem
pengendalian manajemen meramalkan besarnya penjualan dan biaya untuk tiap level
aktifitas, anggaran, evaluasi kinerja dan motivasi karyawan.
Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri dan perekonomian harus diimbangi
oleh kinerja karyawan yang baik sehingga dapat tercipta dan tercapainya tujuan-tujuan yang
ingin dicapai. Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya manusia
(pegawai) dalam organisasi adalah mengukur kinerja pegawai. Pengukuran kinerja dikatakan
penting mengingat melalui pengukuran kinerja dapat diketahui seberapa tepat pegawai telah
menjalankan fungsinya. Ketepatan pegawai dalam menjalankan fungsinya akan sangat
berpengaruh terhadap pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan. Selain itu, hasil
pengukuran kinerja pegawai akan memberikan informasi penting dalam proses
pengembangan pegawai.
Menurut seorang pakar mengatakan bahwa “Pengukuran kinerja merupakan proses
mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi

11
melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun proses”. Artinya, setiap
kegiatan perusahaan harus dapat diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan pencapaian
arah perusahaan di masa yang akan datang yang dinyatakan dalam misi dan visi perusahaan.
Namun, sering terjadi pengukuran dilakukan secara tidak tepat. Ketidaktepatan inidapat
disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa faktor yang menyebabkan ketidaktepatan
pengukuran kinerja diantaranya adalah ketidakjelasan makna kinerja yang
diimplementasikan, ketidapahaman pegawai mengenai kinerja yang diharapkan,
ketidakakuratan instrumen pengukuran kinerja, dan ketidakpedulian pimpinan organisasi
dalam pengelolaan kinerja.

1.2  Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini, yakni:
1)      Apa itu produktivitas perusahaan?
2)      Apa itu operasi bench marking?
3)      Apa arti penting manusia dalam organisasi atau perusahaan?
4)      Apa saja desain pekerjaan?
5)      Apa itu standar waktu kerja?

1.3  Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian dalam makalah ini adalah:
1)      Menjelaskan maksud dari produktivitas perusahaan.
2)      Menjelaskan tentang operasi bench marking.
3)      Menjelaskan arti penting manusia dalam organisasi atau perusahaan.
4)      Menjelaskan tentang desain pekerjaan dan standar waktu kerja.

12
BAB II

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA

2.1       Produktivitas Perusahaan


Proses pembuatan barang dan jasa memerlukan transformasi sumber daya menjadi barang
dan jasa. Semakin efisien kita melakukan perubahan ini, maka kita akan menjadi produktif
dan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dihasilkan menjadi lebih tinggi.
Produktivitas merupakan perbandingan antara output (barang atau jasa) dibagi dengan satu
atau lebih input (seperti tenaga kerja, modal atau manajemen). Tugas manajer operasi
meningkatkan perbandingan antara output dan input ini. Meningkatkan produktifitas berarti
meningkatkan efisiensi.
Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan dua cara, yakni pengurangan input saat
output konstan, atau sebaliknya, dan peningkatan output di saat input konstan. Keduanya
mencerminkan peningkatan produktivitas. Dari segi ekonomi, input adalah tenaga kerja,
modal, dan manajemen, yang diintegrasikan dalam suatu sistem produksi. Manajemen
menciptakan sistem produksi yang menghasilkan proses transformasi dari input menjadi
output. Output adalah barang dan jasa, termasuk beragam jenis barang misalnya seperti
senjata, sistem pendidikan, dan sistem peradilan yang lebih baik. Produksi adalah proses
pembuatan barang dan jasa. Produksi yang tinggi bisa mencerminkan bahwa lebih banyak
orang yang bekerja dan tingkat ketenagakerjaan tinggi (tingkat pengangguran rendah) tetapi
belum tentu mencerminkan tingginya produktivitas.
Pengukuran produktivitas adalah salah satu cara yang baik untuk mengevaluasi
kemampuan sebuah negara untuk dapat memperbaiki standar hidup rakyatnya. Hanya dengan
peningkatan produktivitas, standar hidup dapat diperbaiki. Lebih jauh, hanya dengan
peningkatan produktivitas inilah, tenaga kerja, pemodal, dan manajemen bisa menerima
penghasilan yang lebih besar. Jika tenaga kerja, modal, dan manajemen meningkat tanpa
disertai dengan meningkatnya produktivitas, maka harga akan menjadi mahal. Di lain pihak,

13
harga dipaksa turun saat produktivitas meningkat, karena lebih banyak produk yang dibuat,
dengan sumber daya yang sama.

2.1.1 Pengukuran Produktivitas


         Pengukuran produktivitas dapat dilakukan secara sederhana, yakni dengan produktivitas
faktor tunggal dan produktivitas multifaktor. Produktivitas faktor tunggal, menggambarkan
perbandingan satu sumber daya (input) terhadap barang dan jasa yang dihasilkan (output).
Produktivitas multifaktor, menggambarkan perbandingan banyak atau seluruh sumber daya
(input) terhadap barang dan jasa yang dihasilkan (output).

2.1.2 Variabel Produktivitas


         Peningkatan produktivitas bergantung pada tiga variabel produktivitas, yakni tenaga
kerja, modal, dan manajemen. Tiga faktor ini sangat penting dalam memperbaiki
produktivitas.
         Tenaga kerja, peningkatan kontribusi tenaga kerja pada produktivitas disebabkan tenaga
kerja yang lebih sehat, lebih berpendidikan, dan bergizi baik. Tiga variabel pokok yang dapat
meningkatkan produktivitas tenaga kerja, yaitu pendidikan dasar yang sesuai bagi tenaga
kerja yang efektif, pengetatan angka tenaga kerja, dan biaya sosial yang membuat tenaga
kerja tersedia.
         Modal, manusia merupakan makhluk yang mempergunakan alat. Investasi modal
merupakan salah satu alat tersebut. Menggunakan lebih banyak tenaga kerja daripada modal
dapat mengurangi tingkat pengangguran jangka pendek, namun membuat ekonomi menjadi
tidak produktif dan mendorong upah minimumpekerja menjadi lebih rendah pada jangka
panjang. Investasi modal sering merupakan kebutuhan, tetapi lebih sering tidak cukup untuk
meningkatkan produktivitas. Pertukaran antara modal dan tenaga kerja selalu berubah.
Semakin tinggi tingkat suku bunga, maka semakin banyak proyek yang membutuhkan modal
besar “tersingkir”, karena tingkat pengembalian investasi semakin kecil. Manajer
menyesuaikan rencana investasi dengan perubahan modal.
         Manajemen, manajemen merupakan faktor produksi dan sumber daya ekonomi.
Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan tenaga kerja dan modal digunakan secara
efektif untuk meningkatkan produktivitas. Manajemen bertanggung jawab pada lebih dari
separuh peningkatan produktivitas tahunan.

14
2.1.3 Pengukuran Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya. Pengukuran kinerja adalah proses di mana organisasi
menetapkan parameter hasil untuk dicapai oleh program, investasi, dan akusisi yang
dilakukan. Proses pengukuran kinerja seringkali membutuhkan penggunaan bukti statistik
untuk menentukan tingkat kemajuan suatu organisasi dalam meraih tujuannya. Tujuan
mendasar di balik dilakukannya pengukuran adalah untuk meningkatkan kinerja secara
umum. Bila kemudian tidak dilakukan pengukuran kinerja:
1)      Bagaimana bisa tahu mana-mana yang perlu dikembangkan?
2)      Bagaimana bisa tahu di mana harus mengalokasikan uang dan SDM?
3)      Bagaimana bisa tahu kinerja organisasi kita dengan lainnya?
4)      Bagaimana bisa tahu apakah kinerja kita sedang menaik atau menurun?
5)      Bagaimana bisa tahu mana-manakah program, metode, atau karyawan yang benar-benar
menghasilkan yang juga hemat secara biaya dan tepat secara tujuan?

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Produktivitas


Tenaga kerja atau pegawai adalah manusia yang merupakan faktor produksi yang
dinamis memiliki kemampuan berpikir dan motivasi kerja, apabila pihak manajemen
perusahaan mampu meningkatkan motivasi mereka, maka produktivitas kerja akan
meningkat. Faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas yaitu:
a)      Kemampuan, adalah kecakapan yang dimiliki berdasarkan pengetahuan, lingkungan kerja
yang menyenangkan akan menambah kemampuan tenaga kerja.
b)      Sikap, sesuatu yang menyangkut perangai tenaga kerja yang banyak dihubungkan dengan
moral dan semangat kerja .
c)      Situasi dan keadaan lingkungan, faktor ini menyangkut fasilitas dan keadaan dimana semua
karyawan dapat bekerja dengan tenang serta sistim kompensasi yang ada.
d)     Motivasi, setiap tenaga kerja perlu diberikan motivasi dalam usaha meningkatkan
produktivitas.
e)      Upah, upah atau gaji minimum yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah dapat
menyebabkan penurunan produktivitas kerja.
f)       Tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan dan latihan dari tenaga kerja akan
mempengaruhi produktivitas, karenanya perlu diadakan peningkatan pendidikan dan latihan
bagi tenaga kerja.

15
g)      Perjanjian kerja, merupakan alat yang menjamin hak dan kewajiban karyawan. Sebaiknya
ada unsur-unsur peningkatan produktivitas kerja.
h)      Penerapan teknologi, kemajuan teknologi sangat mempengaruhi produktivitas, karena itu
penerapan teknologi harus berorientasi mempertahankan produktivitas

2.2       Operasi Bench Marking


Bench Marking adalah proses pengukuran operasional terhadap bisnis sebuah perusahaan
(kualitas produksi-jasa layanan) dengan membandingkannya keperusahaan/institusi lain yang
mempunyai produksi/jasa layanan yang lebih baik Bench marking membutuhkan kesiapan
“fisik” karena dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia dan teknologi yang matang untuk
melakukan bench marking secara akurat. Sedangkan secara “mental”, bahwa pihak
manajemen perusahaan harus bersiap diri bila setelah dibandingkan dengan pesaing, ternyata
mereka menemukan kesenjangan yang cukup tinggi.

2.2.1 Jenis – Jenis Bench Marking


Jenis-jenis bench marking adalah sebagai berikut:
a.       Benchmarking Internal : Pendekatan ini dilakukan dengan membandingkan operasi suatu
bagian dengan bagian internal lainnya dalam suatu organisasi
b.      Benchmarking kompetitif : Pedekatan ini dilakukan dengan mengadakan perbandingan
dengan berbagai pesaing
c.       Benchmarking Fungsional : Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan perbandingan
fungsi atau proses dari perusahaan-perusahaan yang berada di berbagai industri
d.      Benchmarking Generik : Melakukan perbandingan dengan proses bisnis fundamental yang
cenderung sama di setiap industri.

2.2.2 Hambatan-Hambatan Terhadap Kesuksesan Bench Marking


Hambatan-hambatan terhadap kesuksesan bench marking adalah:
a.       Fokus Internal : Organisasi terlalu berfokus internal dan megabaikan kenyatan bahwa proses
yang terbaik dalam kelasnya dapat menghasilkan efisiensi yang jauh lebih tinggi, maka visi
organisasi menjadi sempit.
b.      Tujuan Benchmarking Terlalu Luas : Benchmarking membutuhkan tujuan yang lebih
spesifik dan berorientasi pada bagaimana (proses), bukan pada apa (hasil)

16
c.       Skedul Yang Tidak Realistis Benchmarking membutuhkan kesabaran, karena merupakan
proses keterlibatan yang membutuhkan waktu. Sedangkan skedul yang terlampau lama juga
tidak baik, karena mungkin ada yang salah dalam pelaksanaannnya.
d.      Komposisi Tim Yang Kurang Tepat : Perlu pelibatan terhadap orang-orang yang
berhubungan dan menjalankan proses organisasi sehari-hari dalam pelaksanaan benchmarkin.
e.       Bersedia Menerima “OK-in-Class” : Seringkali organisasi bersedia memilih mitra yang
bukan terbaik dalam kelasnya. Hal ini dikarenakan : Yang terbaik di kelasnya tidak berminat
untuk berpartisipasi, riset mengidentifikasi mitra yang keliru, dan perusahaan benchmarking
malas berusaha dan hanya memilih mitra yang lokasinya dekat.
f.       Penekanan Yang Tidak Tepat : Tim terlalu memaksakan aspek pengumpulan dan jumlah
data. Padahal aspek yang paling penting adalah poses itu sendiri.
g.      Kekurangpekaan Terhadap Mitra : Mitra Benchmarking memberikan akses untuk mengamati
prosesnya dan juga menyediakan waktu dan personilnya kuncinya untuk membantu proses
benchmaking kepada organisasi sehingga mereka harus dihormati dan dihargai.
h.      Dukungan Manajemen Puncak Yang Terbatas : Dukungan total dari manajemen puncak
dibutuhkan untuk memulai benchmarking, membantu tahap persiapan dan menjamin
tercapainya manfaat yang dijanjikan.

2.3       Arti Penting Manusia dalam Organisasi atau Perusahaan


Peranan sumber daya manusia dalam berorganisasi sangatlah penting karena sumberdaya
manusia ini sebagai pengelola sistem, agar sistem tersebut dapat tetap berjalan, tentu dalam
pengelolaannya harus memperhatikan aspek-aspek penting seperti pelatihan, pengembangan,
dan motivasi. Dalam hal ini sumber daya manusia dijadikan manejemen sebagai salah satu
indikator penting pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan vital. SDM merupakan aset
organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh
sumber daya lainnya. SDM dalam organisasi harus senantiasa berorientasi terhadap
visi,misi,tujuan,dan sasaran organisasi dimana dia berada di dalamnya.

2.4       Desain Pekerjaan


Desain pekerjaan menetapkan tugas-tugas yang terkandung dalam suatu pekerjaan bagi
seseorang atau sebuah kelompok. Terdapat tujuh komponen desain pekerjaan, yaitu:
a.       Spesialisasi Pekerjaan : pembagian tenaga kerja menjadi tugas-tugas yang “khusus”
b.      Ekspansi Pekerjaan
c.       Komponen Psikologis

17
d.      Tim yang Mandiri : sekelompok individu yang diberdayakan dan bekerja bersama-sama
untuk meraih sebuah tujuan yang sama
e.       Motivasi dan Sistem Insentif
f.       Ergonomic dan Metode Kerja
g.      Tempat Kerja yang Visual : penggunaan beragam teknik komunikasi visual untuk
mengkomunikasikan informasi secara cepat bagi semua pihak yang berkepentingan

2.5       Standar Waktu Kerja


Manajemen operasi yang efektif membutuhkan standar yang dapat membantu perusahaan
untuk menentukan:
a.       Proporsi pekerja dari setiap barang yang diproduksi (biaya pekerja),
b.      Kebutuhan staf (berapa banyak orang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang
dibutuhkan),
c.       Perkiraan biaya dan waktu sebelum produksi dilaksanakan (untuk membantu mengambil
beragam keputusan, dari perkiraan biaya hingga ke keputusan untuk membuat sendiri atau
membeli),
d.      Jumlah kru dan keseimbangan pekerjaan (siapa mengerjakan apa dalam satu aktivitas
kelompok atau pada satu lini produksi),
e.       Tingkat produksi yang diharapkan (sehingga baik manajer dan pekerja tahu apa saja yang
termasuk dalam satu hari kerja normal),
f.       Dasar perencanaan insentif pekerja (apa yang menjadi acuan untuk memberikan insentif yang
tepat), dan
g.      Efisiensi karyawan dan pengawasan (sebuah standar diperlukan untuk mengetahui apa yang
digunakan dalam penentu efisiensi).
Standar pekerja yang ditetapkan secara benar, mewakili waktu yang dihabiskan oleh
seorang pekerja rata-rata untuk melaksanakan aktivitas tertentu di bawah kondisi kerja
normal. Standar pekerja ditetapkan dengan empat cara, yaitu:
a.       Pengalaman masa lalu
Standar pekerja dapat diperkirakan berdasarkan pengalaman masa lalu, yaitu berapa jam
pekerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Standar masa lalu mempunyai
kelebihan, karena secara relative mudah dan murah didapatkan. Standar masa lalu ini
biasanya didapatkan dari kartu waktu pekerja atau dari data produksi. Walaupun demikian,
standar ini tidak objektif, dan kita tidak mengetahui keakuratannya, apakah mereka
mencerminkan kecepatan kerja yang layak atau yang buruk, dan apakah kejadian yang tidak

18
biasa terjadi sudah dimasukan dalam perhitungan. Karena variabel ini tidak diketahui,
penggunaan teknik ini tidak dianjurkan.
b.      Studi waktu
Pengambilan waktu dengan menggunakan stopwatch atau studi waktu, yang pada
awalnya dikenalkan oleh Frederick W. Taylor di tahun 1881, masih menjadi metode yang
paling banyak digunakan hingga sekarang. Prosedur studi waktu menggunakan contoh
sampel kinerja seorang pekerja dan menggunakannya sebagai standar. Seorang pekerja yang
terlatih dan berpengalaman dapat menerapkan standar dengan delapan langkah berikut:
1)      Definisikan pekerjaan yang akan diamati
2)      Bagi pekerjaan menjadi elemen yang tepat
3)      Tentukan berapa kali akan dilakukan pengamatan
4)      Hitung waktu dan catat waktu elemen serta tingkat kinerja
5)      Hitung waktu siklus rata-rata. Waktu siklus pengamatan rata-rata adalah waktu rata-rata
aritmetika bagi setiap elemen yang diukur, yang disesuaikan akan adanya pengaruh yang
tidak biasa bagi setiap elemen.

6)      Tentukan tingkat kinerja dan kemudian hitung waktu normal untuk setiap elemen.
Waktu Normal = (Wkt. Siklus pengamatan rata-rata) x (faktor peringkat)
7)      Tambahkan waktu normal untuk setiap elemen untuk mendapatkan waktu normal total untuk
pekerjaan tersebut.
8)      Hitung waktu standar. Penyesuaian ke waktu normal total memberikan kelonggaran seperti
kebutuhan pribadi, keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan, dan kelelahan.

Studi waktu membutuhkan sebuah proses pengambilan sampel, jadi pertanyaan kesalahan
pengambilan sampel dalam waktu siklus pengamatan rata-rata biasa terjadi. Dalam statistic,
kesalahan bervariasi dengan jumlah berbanding terbalik dengan ukuran sampel. Jadi untuk
menentukan berapa banyak siklus yang harus dicatat, keragaman setiap elemen dalam
pengamatan harus dipertimbangkan.
c.       Standar waktu yang telah ditentukan

19
Sebagai tambahan bagi pengalaman masa lalu dan studi waktu, standar produksi dapat
ditetapkan dengan menggunakan standar waktu yang telah ditentukan. Standar waktu yang
telah ditentukan merupakan suatu pembagian pekerjaan manual menjadi elemen dasar kecil
yang waktunya telah ditetapkan dan dapat diterima secara luas. Untuk memperkirakan sebuah
pekerjaan tertentu, faktor waktu bagi setiap elemen dasar dari pekerjaan itu dijumlahkan.
Untuk dapat mengembangkan sistem standar waktu yang telah ditentukan secara menyeluruh,
perusahaan membutuhkan biaya yang besar. Sebagai akibatnya sejumlah sistem bisa
didapatkan secara komersial. Standar waktu yang telah ditentukan yang paling umum adalah
metode pengukuran waktu.
Standar waktu yang telah ditentukan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
studi waktu. Pertama, studi waktu ini dapat dibuat di laboratorium, prosedur ini tidak akan
mengganggu aktivitas produksi yang sesungguhnya. Kedua, karena standar yang ditentukan
sebelum sebuah pekerjaan benar-benar dilakukan, standar ini dapat digunakan untuk
membuat rencana. Ketiga, tidak ada pemeringkatan kinerja yang dibutuhkan. Keempat,
serikat pekerja cenderung menerima metode ini sebagai cara yang wajar untuk menetapkan
standar. Yang terakhir, standar waktu yang ditentukan biasanya efektif pada perusahaan yang
melakukan sejumlah besar penelitian pada tugas yang sama. Untuk memastikan standar
pekerja yang akurat, beberapa perusahaan menggunbakan baik studi waktu maupun studi
waktu yang telah ditentukan.

d.      Pengambilan sampel kerja


Pengambilan sampel kerja, dengan memperkirakan persentase waktu yang dihabiskan
oleh seorang pekerja pada beragam pekerjaannya. Pengambilan sampel kerja membutuhkan
pengamatan secara acak untuk mencatat aktivitas yang dilakukan pekerja. Hasilnya terutama
digunakan untuk menentukan bagaimana karyawan mengalokasikan waktu mereka di antara
beragam aktivitas.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Produktivitas merupakan perbandingan antara output (barang atau jasa) dibagi dengan
satu atau lebih input (seperti tenaga kerja, modal atau manajemen). Pengukuran produktivitas
adalah salah satu cara yang baik untuk mengevaluasi kemampuan sebuah negara untuk dapat
memperbaiki standar hidup rakyatnya. Hanya dengan peningkatan produktivitas, standar
hidup dapat diperbaiki. Lebih jauh, hanya dengan peningkatan produktivitas inilah, tenaga
kerja, pemodal, dan manajemen bisa menerima penghasilan yang lebih besar. Jika tenaga
kerja, modal, dan manajemen meningkat tanpa disertai dengan meningkatnya produktivitas,
maka harga akan menjadi mahal. Di lain pihak, harga dipaksa turun saat produktivitas
meningkat, karena lebih banyak produk yang dibuat, dengan sumber daya yang sama.
Pengukuran kinerja adalah proses di mana organisasi menetapkan parameter hasil untuk
dicapai oleh program, investasi, dan akusisi yang dilakukan. Tujuan mendasar di balik
dilakukannya pengukuran adalah untuk meningkatkan kinerja secara umum.
Standar pekerja dibutuhkan untuk sebuah sistem operasi yang efisien. Standar pekerja
dibutuhkan bagi perencanaan produksi, perencanaan pekerja, pembuatan anggaran, dan
mengevaluasi kinerja. Standar pekerja juga digunakan untuk dasar sistem insentif. Standar
dapat dibuat melalui data masa lalu, studi waktu, standar waktu yang telah ditentukan, dan
pengambilan sampel kerja.

21
Daftar Pustaka
Anoraga, P. (2004). Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta

Anwar P.Mangkunegara. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusaaan.


Bandung: Remaja Rosdakarya

Badrianto, Y., & Ekhsan, M. (2019). The effect of work environment and
motivation on employee performance of pt. Hasta multi sejahtera cikarang. Journal of
Research in Business, Economics, and Education, 1(1).

Muchdarsyah Sinungan. 2015. Produktivitas: Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi


Aksara

Ekhsan, M., & Nurlita, D. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Pelatihan


dan Promosi JabatanTerhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Pengembangan Wiraswasta,
22(02), 113-120

Surtinah, W., & Ekhsan, M. (2020). Customer Relationship Management dan


Kepuasan Konsumen Pada Restaurant di Jakarta. Journal of Industrial Engineering
& Management Research, 1(2), 50-56.

22
23

Anda mungkin juga menyukai