PROSIDING KONFERENS! INTEGRASI INTERKONEKSI ISLAM DAN SAINS
ISSN 2622-9439; E-ISSN 26.
Volume 2, Mazet 2020
Hialamaa: 253-260
9487
Human Cloning Dalam Tinjauan Filsafat Moral
Rifda Iza”, Sadbah Dalimarta, Ayu Chi
tya Lestari, Khoirul Faizin
‘Program Sto Tadrie Matematika Fakultas Tahiyah Iitut Atma Islam Negeri ember
Jalan Matra No., Karangmato, Mangl, kecamatan Kalivete, Kebupatan Sauber, Ia Timur 68136 Indonesia
‘Email ricdaizzal6 gmail.com
Abstrak, Untuk memperballi dan meningketkan Imalitas keturunan, para imuwan memanfustan seins hinges tecipta rekayase
‘eneta yaitu human cloning. Sebagai sebuah pencapaian yang (bahkan) melampauj ramalan manusia itu sendiri. Melalui human
long manusia, individu (mania) y
identi dari jeais yang sama secara genetik berhasil dieipiakan. Sebingga tidaklah ancl
emudian, apabila sejak awal penemwannya telah menimbulkan Kontroversi. Salah sarwnyajika dilibat dari perspekci filsafst moral,
Dari kacamatanya, human clonoyg harus dievaluasi dan dipertimbangkan karena secara moval effect diangeap dapat mendeskreditkan
Dakikat dan matabat mazusia,
Kata Kunci: human cloning; moral effect
PENDAHULUAN
Pada dasamye manusia diciptakan dengan beragam
kemampuan yang mana kemampuan itu adalat tolak
uknr (pembeda) diantara ciptaan Tuhan yang Iainnya
sebagai kelebihan dan keistimewaan yang Allah SWT
berikan, Mamusia diciprakan dalam benruk yang sangat
beragam dan diciptakan dalam bentak yang sebaik-
baiknya oleh Tuban, dengan modal berupa akal, indra
dan hati manusia dapat mengembangkan ilo
pengetabian, adanya rasa ingin tabu dapat mengubal
pengetahuan yang bersifat statis menjadi dinamis
(Masrudi, 2014)
Thou sina mengatakan babwa manusia adalah
‘makuk yang memiliki tujuh kemampuan salah satanya
mengetalini apa yang ada disekitarnya. Aristoteles|
‘mengatakan behwa manusia adalah makhluk yang
‘mampu berbicara dan mengeluarkan pendapat dengan
akalaya (al-insam —havewamumatiqun). Beetling
‘mengatakan bahwa manusia adalah makluk yang suka
bertanya. Kesemmanya im mempertezas kenyataan
bbahwa mamnsia adalah makhink yang dibekali dengan
kemampuan untuk bertanya dan rasa ingin tabu (Esha,
2010). Dengan adanya keingintabvan inilah ilo
pengetaluan dan iptek semakin maju dan berkembang,
Salah satu basil kemajuan yang dicapai olel ilo
pengetabiuan dan teknologi adalah kloning, yaitu suata
proses penggandaan makhluk hidup dengan cara
mentransfer ankleus dari sel janin yang sudah
berditerensiasi dari sel dewasa, atau penggandaan
‘makhluk hidup menjadi lebih banyak, baik dengan
‘memindabkan inti sel tubui ke dalam indung telur pada
tabap sebclum terjadi pemisaban sel-sel bagian-begian
tubub, Pencapaian teknologi rekayasa—genetik
(bioteknologi) khususaya di bidang Kloning tersebut
‘menunjukkan bahwa garis depan ilmm dari wakiu ke
‘wakru selalu berubab, bergerak dan berkembang secara
dinamis. Gerakan dinamis tersebut disebut sebagai
kemajuan (progress). -Kemajuan yang sangat
mengesankan bahkan bisa dibilang revolusioner di
bidang rekayasa genetika di akhir abad 20 tersebut oleh
Walter Isaacson disebut sebagai abad bioteknologi (the
century of biotechnology) (Ibrahim, 2007).
Menjadi topik pembicaraan dalam tulisan maupun
pertenmian dari dalam maupun Ivar negeri, Untuk
membahas Koning, maka berbagai_ terminol
digunakan seperti sudut moral, bukum, agama,
psikologi, medis, biologi, bahkan sampai sudut pandang
ekonomi, Hal ini mengindikasikan bahwa kloning
‘memiliki dampak yang sangat beser bagi masa depan
peradaban manvsia, Keberhasilan yang spektakuler pada
binatang, misteri reproduksi makbluk tanpa melalui
perkawinan (aseksua),
‘Mulai menjadi perdebatan sengit ketika Tan Wilmut,
Keith Campbell dan tim di Roslin Institute — skotlandia
beriasil mengkloning domba dolly pada tain 1996.
Sebelumnya manusia telah berhasil mengkloning
kecebong (1952), ikan (1963), tikus (1986),
Keberhasilan kloning dolly menuai kecaman sebagian
besar penduduk dunia baik insttusi keagamaan,
pemeluk agama, dunia kedokteran, institusi rset sejenis,
hingea pemerintaban tiap negara. Hal ini menyebabkan
pengkloningan dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Sejak Keberhasilan kloning domba 1996, kenudian
‘muncul hasil kloning lain pada monyet (2000), lembu:
(2001), sapi (2001), kucing (2001), knda (2003), anjing
serigala, Kerbau dan dikomersialkan pada 2004. Tidal
‘menutap Kemngkinan akan diikuti dengan tabap
berikutnya yakni kloning pada manusia. Jike hal itt
terjadi dalam bentuk yang massif, maka dapat
dibayangkan terjadinya perubahian sosial yang besar
‘karen lahirmya makhiuk “bart” yang bisa jadi memiliki
kkarakteristik lebih baik atau bahkan lebih buruk (Aman,
2007)254 PROSIDING KONFERENSI INTEGRAS! INTERKONEKSI ISLAM DAN SINS 2: 253-260, 2020
Kaidah-kaidah etika (prinsip-prinsip moral) pera
dipergunakan dalam menentukan objek penelitian dan
aplikasi pengetahuan, ager tethindar dari kemunculan
dampak negatif dari riset sains dan penerapan
pengetahuan seins div masyarakat, seperti kerusakan
lingkungan dan debumanisasi. Sejauh ini kasus isu
moral terkait seins yang menjadi wacana publik salah
satunya adalah kloning manusia (Suryanti, 2019).
Terkait dengan itu, tulisan ini mencoba mengungkap
masalah Kloning seria dampaknya bagi sosialitas
ehidupan-manisia yang serba kompleks dan. serba
ingin tabu terhadap hal ibwal keilman.
‘METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam —penelitian ini
menggunaken metode penelitian studi literaru. Hasil
telaah kepustakaan (library research) disusun secara
naratif berdasarkan proses telaah kepustakean dari
berbagai sumber jummal, buku serta sumber lain yang
sesuai dengan permasalahan terkait dengan topik untuk
mengevaluasi /mman cloning ditinjan dari segi filsafat
moral effect.
HASIL DAN PEMBAHASAN
‘Human Cloning dalam Bidang Sains
Sains bukanlah sesuam yang sudab selesai dipikirkan
‘manusia, sesuatu yang tidak perma mutlak sebab selalu
akan disisibkan oleh hal-hal atau teori-teori bara basil
penelitian atau percobaan, John G. Kemeny mengatakan
ilmu adalah pengetauan yg dihimpun dengan perantara
metode ilmiah (all knowledge collected by means of the
scientific method)
Tlnu merupakan kumpulan pengetalsuan (fo know)
yang disusun secara sistematis tentang alam semesta
yang diperoleh melalui teknik-teknik pengamaten yang
obyektif. Pengertian ilmu dapat diryjukkan pada kata
‘im (Arab), science (Ingaris), warenschap (Belanda),
dan wissenschaf German). Pengertian ili yang dikutip
dari R. Harre, ilu adalah a collection of well-attested
theories which explain the patterns regularities. amd
irregularities among carefully studied phenomena, atau
kumpulan teori-teori yang telah diuji coba yang
menjelaskan tentang pola-pola yang teratur ataw pun
tidak teratur diantara fenomena ‘yang dipelajari secara
hati-bati, Secara umm lnm berarti_ segenap
pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai suatu
kebulatan atau ilma merupakan bidang pengetahuan
ilmiah yang mempelajari pada bidang-bidang kajian
Tertentu, seperti cabang imu antropologi, biologi,
Beografi, atau sosiologi. Lebih laujut, Harre
menjelaskan bahwa ada dua Komponen utama yang
dapat digunakan untuk meuginvestigasi ilmu. Kita
bertanya tentang fenomena sesuam yang mana
dianjurkan untuk mengetahuinya, dan bertanya tentang
subject matter dan content dari pengetalwan teorinya.
Dati pendapat Bahm dapat diartikan babwa ilma
labir dari pengembangan suatu _permasalahan-
permasalahan (problems) yang depat dijadikan sebagai
kegelisahan akademik (asus ilmiah atau objek ilmu),
‘Atas dasar problem, para Kreator akan melakkan suate
sikap (attitude) untuk membangun suatu metode-metode
dan kegiatan-kegiatan (method and activity) yang
bertujuan untuk melahirkan —suatu —penyelesaian-
penyelesaian kasus (conclusions) dalam bentuk teori-
teori. Konklusi-konklusi dapat diuji_ dengan
‘mempertimbangkan dari akibat-akibat yang ditimbulkan
oleh teori (efects). Setiap individu ‘yang berpotensi
ilmiah dapat diketabui dari pengkaysan aftiude yang
meliputi—keingintauan (curiosity), berant
bereksperimen (spectlativeness), seta willingness fo be
objective, sat sikap untuk selalu objektif (Maxsi,
2010).
‘Mempelajari (fo /earn) pengetahuan melalui proses
prosedur yang tidak terlepas dari metode tertenta, dan
akhimya aktivitas metodis ity mendatangkan
pengetaluan yang sistematis yang menghasilkan produk.
Salah satu produktersebut adalah kloning
Secara etimologi, stlah kloning berasal dari bahasa
Yunani yaira kata clon, beratti tangkai. Clon, adalah
“suatupopulasi sel atan organise yang_terbentuk
melalui pembelahan yang berulang (aseksuai!) dati satu
sel” Sedangkan dalam babasa Inggri, cloning adalah
“suatt usaha untuk meneiptakan duplikat suata
‘organisme melalui proses aseksual satu sel
‘Dengen kata lain, kloning adalah proses memperolet
keturunan (reproduksi) secara aseksual suatu sel tunggal.
Sel tunggal yang dimaksndkan di sini adalah inti sel
tubuh hewan dan manusia. Hasil kloning berupa klon,
yairu populasi yang berasal dari satu sel atau organism
yang mempunyai rangkaian kromosom yang sama dan
Sifat yang identik dengan induk asalnya. Kloning jugs
berati pembentukan dua individy atau lebih yang
identik secara genetik. Dengan demikian, Kloning
‘mermpakan tekmike reproduksi secara aseksual dengan
kode genetik yang sama dengan induknya pada makhluk
hhidup tertentu, baik hewan maupun manusia (Jama,
2016).
‘Kloning bukanlab usaba bart, Sudab bertalnan-tabun,
para peneliti terus menerus meneliti kemungkinan
membuat —suatu individu barn tampa —-harus
‘mempertemukan unsur jantan (spermatozoa) deagan
‘unsur betina (ovwn), Berbagai riset mengembangkan
metodenya. Masing-masing dengan keberhasilan yang
kemudian mengilhami penslitian yang lainnya. Dalam
penelitiannya, sarjana Tan Wilmut dari Roslin Institute
i Edinburgh-Ingeris, menggunakan tiga ekor domba
betina. Dombs pertama digunakan DNA-nya, yang
diambil dari satu sel kambing-nya (kelenjar susu)
domba kedua digunakan sel telur-uya (ovum), setelah
‘membnang DNA-nya terlebih dalulu. sel kelenjar susa
berisi DNA (dari domba pertama) didekatkan. dengan
‘ovum tanpa DNA (dari domba kedua) seperti dia busa
sabun yang ditempelkan sant sama lain, Sel ovu ini
temnyata menerima DNA dari domba pertama. OvumIZZA etal. — Human Cloning Dalam Tinjauan Filsafat Moral
yang sudah dibuahi ini berkemampuan memibelah diri
berkembang menjadi embrio. Lalu terakhir, embrio ini
dimasuikan ke kandungan domba yang ke tiga
Beberapa bulan kemodian labirlah "Dolly" -mammalia
pertama yang dilahirkan tanpa ayah. Untuk diketabmi
DNA adalah bagian dari inti sel yang berisi informasi
(blue prim) tentang bagaimnana model fisik dan mental
dati individu yang akan dibasilkan (Aman, 2007).
Keberhasilan-keberhasilan itu. menunjukkan babwa
transfer mules kenmingkinan besar dapat dilakukan
pada semua mamalia, termasuk manusia, Metode
transfer mukleus mmalai digunakan untuk kloning
manusia. Kloning manusia digunakan untuk dua tujuan
ang berbeda, yaitu untuk reproduksi dan terapi.
‘Kloning manusia untuk reproduksi pada tahun 1993
di Amerika Serikat dilaimkan pembuatan klon mannsia|
dengan menggunakan sel zigot’ manusia yang
diferilisasi oleh dua spermatozoa (sehingea secara
teoritis, zigot tidak nungkin berkembang menjadi
embrio normal). Kemudian sel zigot tersebut dirangsang
untuk membelah dalam cawan petri, menjadi 2, 4, 8, 16
blastomer, dan tiap blastomer dirangsang untuk
membelah lagi menjadi beberapa sel sampai 32 sel.
enmidian dihenvikan perkembangannya. -Kemudian
dengan menggunakan enzim protease, zona pelusida
yang membungkus ke-16 atau ke-32 sel tadi
‘ihaneurkan, sebingga sel-selnya satu sama lan telepas
Kemudian tiap sel dimasukkan ke dalam cawan petri
dan dibungkus kembali oleh zona pelnsida. Setelah itu
tiap sel akan membelah dan berkembang membentuke
blastosit, dan dapat ditransfer ke dalam uterus induk
yang siap menerima implantasi blastosit. Blastosit akan
‘mengalami proses perkembangan berikutnya di dalam
‘uterus induk.
Pada tanggal 13 November 2001, Cibelli er al. yang
bekerja di laboratorium Advanced Cell Tecimology
berhasil_membuat Kloniag cmbrio manusia yang
pettama melalui teknik transfer nukleus. Para ilowan
terseburt berharap dapat membuat embrio nuda tersebut
membelah dan berkembang hingga menjadi blastosit.
Hasil percobaan memunjukkkan babwa hanya satu dari
embrio berhasil mencapai tahap 6 sel dan kemudian
bethenti membela, mun mereka berhasil merangsang
sel telur mami untuk berkembang —secara
partenogenesis menjadi blastosit. Mereka berencana
untuk’ mengisolasi stem cells manusia dari blastosit
untuk djadikan starter stock untuk menumbubkan
jaringan saraf, otot dan jaringan Iainnya yang suatu saat
dapat digunakan untuk terapi pasicn.
Kloning manusia untuk terapi_ adalah pembuatan
‘kon blastosit yang identik secara genetis dengan pasien
penderita penyakit degeneratif. Blastosit dikltur
‘menjadi stem cell line dari embrio. Stem cells adalah
selsel yang dapat bemploriferasi dan berdiferensiasi
menjadi berbagai_macam. sel. Untuk menumbuhkan
stem cells di tabung reaksi, peneliti harus membuang,
lpisan luar dati sel blastosit, Sel-sel dari lapisan Ivar
tetsebut penting untuk perkembangan plasenta. Dengan
mengbilangkan lapisan luar tersebut maka inner cells
tidak akan berkembang apabila diimplantasikan ke
dalam uterus (Pedersen, 1999). Stem cells yang
dipcrolch dari blastosit tidak berdiferensiasi dan dapat
dlinduksi untuk berdiferensiasi menjadi sel-sel
prekursor, yang dapat disuntikkan kepada pasien untuk
menyembuhkan gejala-gejala penyakit degeneratif
(Byme, 2002
roses pembuatan stem cells wtuk tujuan terapi
Sel-sel hasil kultur tersebut identik secara genetis
dengan pasicn sehingga tidak terjadi respon penolakan
imonologis dari pasien ketika terapi dilakuken, Penyakit
yang mempunyai potensidiobati oleh prosedur ini
‘adalah penyakit jantung, diabetes, Parkinson’s dan
penyakit- peayakit degeneratf lainnya,
‘Banyak orang mendukung penggunaan stem cells
dri embrio untuk tujuan terapi. Nanmin sebagian orang
‘menolak penghancuran dan manipulasi terhadap embrio
‘manusia, Terdapat tiga cara lain untuk terapi dengan
‘menggunakan stem cells tanpa adanya destruksi embrio
(Byme, 2002), Yaitu: 1. Penggunaan stem cells tanpa
Koning embrionik stem cells dibuat dari embrio normal
Masalah yang mnncul adalah sel-sel tersebut tidaklah
identik secara genetis dengan pasien dan akan
iburuhkan obat imunosupresif yang kat dengan harga
yang mahal, juga menimbulkan rasa tidak nyaman dan
cfck samping. 2. Stem cells dari orang dewasa stem
cells pada orang dewasa terdapat pada sumstim tulang
belakang dan beberapa jaringan lain. Stem cells it di
isolasi dan dirangsang untuk berploriferasi. Kelompok
prolife menyarankan agar penelitian stem cells hanya
terbatas pada penggunaan stem cells orang dewasa dan
tidake melibatkan Kloning dan perusakan embrio mamusia.
Namun stem cells orang dewasa mempunyai kelemahan,
yoiru sulit diisolasi—-mempunyai-kemampuan
berploriferasi yang terbatas, dan hanya berdiferensiasi
‘menjadi sejumlah sel yang terbatas. 3. Dediferensiasi
stem cells sccara in vitro Situasi ideal adalah
‘mendapatkan stem — cells embrionik’ melalui
dediferensiasi sel tubuh normal secara in vitro. Nanmun
penelitian yang mengarah pada hal tersebut belum
smeauajukkan hast! yang memuaskan
Kombinasi Kloning dan transgenik, sebenamnya
‘Koning dan transgenik merupakan dua hal yang berbeda
Namnn kombinasi teknik transgenikt dengan kloning
akan menghasilkan klon yang susunan gennya sesuai
dengan keinginan ilmuwan. Orgou, jaringan dan dara
untuk transplantasi paca manusia dapat dibasilkan
melaiti kombinasi teknik transgenik dan kloning
Scbagai conto jantung babi banyak persamaan dengan
jantung mantsia, sebinggn ada kemungkinan
sitransplantasikan tunnak menggantiken jantang manusia
yang rusak. Transplantasi organ hewan kepada manusia|
‘inamakan xenotransplantasi, Namun xenotransplantasi
dalam Kenyataan sulit sekali dilaksanakan, arena
memang organ tersebut secara inmnologis adalah
protein asing bagi resepien. Dengan menggunakan
teknologi transgenik, diharapkan gen-gen pembentuk
Jaotung manusia dapat ditansfer kedalam zigot babi,
sehingga jantung babi tidak lagi ditolak sebagai bends256 PROSIDING KONFERENSI INTEGRAS! INTERKONEKSI ISLAM DAN SINS 2: 253-260, 2020
sing. Naan aris disadari pala kenmingkinan
terjadinya zoonoses yaitu tertulamya penyakit hewan
kepada manvsia.
Pada ‘alin 1997, Tan Wilmt dari Roslin Institute
dan PPL Therapeutics Ltd, Edinburgh Scotiandia
berhasil membuat klon yang setip selnya mengandung
gen manusia dengan menggunakan kombinasi teknik
twansgenik dan kloning. Gen mamusia yang
‘menghasilkan faktor IX, yaitu faktor pembekuan darah,
ddimasukkan ke dalam kromosom bis-bis. Biri-biri yang
seluruh selnya mengandung gen menusia faktor IX tadi
inarapkan akan menghasilkan susw yang mengandung
faktor pembekuan darah (Worldbook. 2002). Setelah
diisolasi dari susu biri-biri, maka faktor pembelwan
darah tersebut dapat digunakan oleh pata penderita
hhaemofilia yang tidak mempunyai faktor pembekuan
darah. Dalam proses pembuatan klon klnsus tersebut,
62 embrio yang mengondung gen manusia melalui
teknik tansgenik diimplantasikan ke dalam uterus induk
pengganti dan menghasilkan 6 anak domba, Dari 6 anak
domba tersebut hanya 3 yang mengandung gen yang
dimaksnd, tapi kemudian satu anak domba mati
sehingea hanya 2 domba (Polly dan Molly) yang
sekarang sedang ditemakkan supaya menjadi dewasa
dan dapat menghasilkan susu yang diharapkan
‘mengandung faktor pembekuan darah (Suhana, 2002).
‘Kombinasi teknik ktoning dan transgenik yang telah
dicobakan pada hewan, juga dapat dilakukan pada
‘manusia. Ihnwan melakuikan rekayasa genetika dengan
cara menaruh geo baru yang diinginkan ke dalam
organisme sebangsa Virus yang membawa gen baru dan
menyisipkannya ke dalam sel (ARHP Presents, 1997),
Rekayasa genetika manusia melibatkan dua macam
aplikasi: pertama rekayasagenetika soma, yairu
rekayasa genetika dengan gen-gen pada organ tertenta
pada tubuh manusia tanpa mempengarubi gea-gen pada
fclor atau sperma. Pada saat ini sedang dilakukan
ceksperimen transfer gen somatis dalam percobaan Klins.
Kedua rekayasa genetika germline adalah rekayasa
genetik dengan gen target pada telus, sperma, atau
embrio pada tehap awal. Perubahan mempengaruhi
setiap sel dalam tubuh individu dibasilkan dan
iurunkan pada generasi berikutnya, Rekayasa
germline dilarang di banyak negara, tetapi tidale di
Amerika
Seiring berkembangnya teknologi, pada saat ini
Koning tidak mempergunakan sel sperma lagi seperti
yang dilakukan dr. Jerry Hall, tetapi memakai sel telur
dan sel selain sperma. Secara teortis, melalui tek
Kloning kelahiran seorang bayi tidak logi memerlakan
sperma ayah, bahian seorang peremptan dapat
mempunyai anak tanpa melalui ikatan perkawinan
Demikian juge seorang lelaki apabila ingin memiliki
‘anak tidak perl beristi, cukup memesan sel telur pada
suatt firma, memberikan selaya dari salah sara organ
tbubaya dan kemudian menitipkan calon anaknya pada
rahim seorang wanita yang dapat saja telah disedinkan
oleh firma tersebut (surrogate mother). Oleh Karena ina,
Kloning juga dikenal dengan istilah rekombinasi DNA
yang dapat diperoleh dalam darab, rambut, sel-sel
imkosa di bagian dalam pipi (dalam omit), dan
Jatingan jaringen lainnya (Sudjana, 2015),
Pro-kontra terhadap kloning manusia, banyak orang
‘menentang Kloning untuk reproduksi, Sejumlah orang
menentang Kloning untuk reproduksi_ mann
aendukung kloning untuk tyjuan terapi, Sebagian orang
‘menolak kloning untuk reproduksi -maupun terapi
kkarena mereka berpendapat baiwa perusakan embrio
adalah masalah utama dan penerimaan terhadap kloning
‘untuk terapi hanyalah suatu langkeh menu penerimaan
Koning reproduksi dan manipalasi genetika pada
Tike kloning dilakukan pada tanaman dan hewan
‘untuk tujuan meningkatkan muta tanaman dan. hewan,
senma orang nmongkin akan setuju. Namun jika bal
tersebut dilakukan pada_manusia, walaupun untuk
tujuan diagnosis dan terapi, belum tent semua orang
setuju. Apalagi jika kloning tersebut hanya dilakukan
untuk’ Kepentingan pribadi ataa sekelompok orang
Sebagai contoh jika seseorang membuat klon dirinya
sendiri supaya jika salah satu organ tubuinya kelak
tidak berfungsi maka ia dapat melakukaa transplantasi
‘organ tanpa khawwatir akan ada reaksi penolakan,
‘Beberapa kekhawatiran lainnya muncul terhadap
penggunaan teknologi Kloning manusia seperti:
a Jual beli blastosis unggul yang diproduksi dalam
Jjumlah banyak
b. Mutasi dapat terjadi sewakt sel donor ikultur
¢. Klon dapat menganduag campuran sel normal daa
‘mutan, sehingga hasilaya sulit diprediksi
Tor Kelon masih sulit diketahui, nmngkin sama
«dengan umur donor, mongkin juga lebih pendck
€. Seleksi alam dalam rangka evolusi mungkin akan
diperpendek (Subana, 2002),
Rencana kloning manusia juga mendapat tentangan
kkeras dari kalangan rohaniawan yang mengganggap
babwa persoalan kloning mannsia sangat bertentangan
dengan agama, etike dan moral. Kuasa untuk
meneiptakan manusia ada di tangan Tuhan melalui
permikahan di antara suami dan istri, Kloning yang
hhanya melibatkan satu orang twa bertentangan dengan
ehendak Tuhan yang menciptakan hidup melalui
pertemuan sperma dan telur
Sementara itu di Kanada sedang diajukan raneangan
vundang-undang “Auman Reproductive and Genetic
Technologies Act". yang melarang:
1. Mengklon, memecah zigot, embrio atau fetus.
2. Memfertilisasi telur manusia oleh sperma hewan
atau sebaliknya dengan tujuan menghasilkan zigot.
3. Menyatukan zigot atau embrio antara manusia
dengan bewan,
4. Mengimplantasikan embrio manusia pada hewan
atau sebaliknya.
Terapi gen pada ovum, sperma, zigot, atau embrio.
‘Mengambil ovum atau sperma dari ferus atau mayat
‘dengan tujuan membentuk embrIZZA etal. — Human Cloning Dalam Tinjauan Filsafat Moral
7. Memisahkan sperma X dan Y dengan tujuan
menseleksi seks, kecuali dengan tujuan kesebatan.
8. Prenatal diagnostk (termasuk ultra sonografi), untuk
‘menentukan seks fetus, Kecuali ada alasan medi
9. Menyimpan embrio di dalam tubub,
10.Ferilisesi ovum di Ivar tubuh manusis, dengan
‘juan bana unruk penelitian
11 Pembayaran ibu penggant (surrogate mother).
12. Pembayaran calon ibu pengganti
13. Bertindak sebagai calon ibu pengganti
14. Menjual-belikan sperma, ovum, zigot, embrio, atau
fetus
15. Menggunakan ovum, sperma, zigot, ata embrio
‘untuis penelitian, feriitisasi, atau implantasi tanpa
sepengetalmian donor (Teresa, 2002),
Riset sains dan penerapan pengetahuan sains di
masyarakat, seperti kerusakan lingkungan dan
dehumanisasi. Berdasarkan paham teleologi dapat
dinyatakan bahwa kloning reproduktif manusia tidak
tis ditinjan dari akibat yang dapat ditimblkan dari
teknologi tersebut, seperti mengacaukan silsilah
Keturunan, rentan terhadap pelanggaran hak hidup yang
layak, dan resiko kecacatan (Suryanti, 2019).
‘Tinjauan Filsafat Moral
Hakikat dasar manusia bila kita lihat pada beberapa ayat
Al-qur'an, hadits, Keterangan para ulama ataupun para
mufassir, mayoritas menguatkan pendapat yang
menyatakan adanya dasar yang telah dibawa manusia
sejak lahir. Eksistensi dasar ini akan terus mengalami
perkembangan hingga dewasa. Sehingga, jika ada orang
yang berbuat keburukan, bisa dikalakan ia telah
‘melenceng dari dasamya, Hal ini terjadi karena berbagai
sebab, yang di antaranya bisa dijumpai di berbagai ayat
Algur‘sn, Lantas Al-gur'an memberikan solusi cara
menyelamatkan dan mengembangkan dasar eksistensi
‘ersebut, agar manusia menjadi manusia yang seutuhnya
Selain potensi beragama, manusia juga memiliki
potensi-potensi lain yang sangat beragara dan berbeda-
beda —tingkatannya. Ta juga mempengaruhi
petkembangan fisik, psikis, dan fitrah keagamaannya
Jika dilihat dari struktur penciptaannnya, manusia terdiri
ddari dua uasur: jasmani atau raga dan rohani atau jiva
Masing-masing memiliki potensi atau days. Jasmani
mempunyai daya fisik seperti mendengar, melihat,
‘merasa, meraba, mencium, dan daya gerak. Sedangkan
rohani yang dalam Al-qur‘an disebut sebagai al-nafs
memiliki dua daya, yakni daya pikir yang disebut
dengan akal yang berpusat di kepala, dan daya rasa yang
berpusat di albu atau hati (Harun, 1959).
otensi juga bisa ditermui pada hewan, yang berupa
aluci. Ketika lahir, secara otomatis anak hewan
langsung memiliki kemampuan untuk menyusu,
berlindung pada induknya, dan untuk makan. Faktanya,
naluci yang dimiliki hewan lebih kuat dari yang dimmili
‘manusia. Sebaliknya, pada sisi yang lain, apa_yang
dimiliki manusia tidak dimiliki oleh hewan, Karena
pada hakikataya manusia dan hewan adalah makhluk
‘Tuhan yang berbeda dan tidak dapat dipaduikan seperti
holaya dengan kloning yang memadukan unsur (sel)
hhowan ke dalam sel manusia. Hal ini bisa dilihat dari
sumer material penciptaannya, Keduanya berasal dati
sesuama yang berbeda. Hewan diciptakan dari ait,
sedangkan awal mula manusia diciptakan dari unsur
‘anal,
‘Merujuk pada Al-qur’an, unsur tanah bisa dimaknai
sebagai sari pati tanah lit (Swlaalah Min Thin), atau
tanab lit yang pekat (Thin Laa-i6), atau mungkin juga
tanah geniuk atau shoil (Tarab), atau seperti tembikar
(Shoishol Ral Fakhir), dan dijelaskan pula pada ayat
yang lain sebagai lumpur yang dicetak (Sholsho! Min
‘Hanain Masmun). Kemudian, dati babwn-behen nila
‘manusia dipola untak dijadikan sebagai makhluk terbaik
ddan dipersiapkan untuk menjadi kbalifah di bumi yang
bertangeung jawab untuk mengotur, memakmurkan
bumi ini dan menmslabatkannya dengan dibekali
engetaluan sebagai penunjang untuk’ melaksanakan
‘ugas-tugas kemanusigan di bumi, Namun demikian,
potensi yang dimiliki setiap mannsia itu tak sepenaya
berkembang secara optimal. Para abli psikologi telah
memperkirakan babWwa manusia hanya menggunakan
sepuluh persen dari kemampuan yang dimilikinya sejak
Inhir (Maulana, 2003).
‘Oleh kareua itu tugas utama oraag tua dan para
pelaky —pendidikan adalah —jembatan_ untuk
mengembangkan segala potensi yang dimiliki setiap
‘anak agar mampu berkembang secara optimal melalui
sebuah proses pembelejazan yang efekit
Dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan salah
satu sarana yang dapat menumbuih kembanakan potensi-
poteasi yang ada pada diri manusia sesuai dengan dasar
enciptaannya, sehingga mampu berperan dan dapat
iterapkan dalam berbagai aspek Kehidupan, Abu
‘Abmadi mengemukakan bakwa tujuan dari pendidikan
adalah menyempurmaken perilaku dan membina
Kebiasaan sebingga siswa terampil menjawab tantangan
simasi hidup secara manusiawi.
Pade dasamya, setiap mamusia yang dilshirkan di
dunia ini, ckan mampu berkembang-menuju pada
keadaan yang lebih baik, tampa memandang lingsngan
individu maupun sosialaya, Karena pada hakikatnya
setiap manusiabercita-cita untuk mencapai
esempurnaan diri sesuai dengan sifat kelembutan dan
kkecerdasan intelektvalaya,Intelekrval dan jivwa manusia
‘memungkinkan tercapainya sebuah Kekvatan, dan
kecepatan gerak menuju kesempurnsan. Akan tetapi
perkembangan fisik pada manusia terkedang berjalan
diluar —kehendalnya, sedangkan —perkembangan
spiriwalnya berkembang dengan disengaja ataw justrt
dengan kesadaran penubnya. Sementara itu, manusia
yang ingin berkembang juga aris mengatur dimensi-
dimensi dinye dengan cara-cara yang memungkinkan
totale memenuhi selnrub tunrutan kebuTuhan material
‘manpon spiritvalnya. Kesempumaan manusia tidak
‘ergantung pada masalah fisik soja tetapi Kesempurnaan
sejati manusia ada pada kebebasan dirinya dari hawa
nafsu dan ketergantungan pada kelezatan duniawi, dan258 PROSIDING KONFERENSI INTEGRAS! INTERKONEKSI ISLAM DAN SINS 2: 253-260, 2020
pada pencapaian sisi Kemamusiaan dengan memperbaiki
sensitivitasnya
‘Manusia dengan bentuk ciptaannya memiliki format
kbusus dan memiliki pengetahan-pengetalwan serta
kecenderungan-kecenderungan kbusus yang muncul
dari dalam = wujudnya, bukan dari mar fisik
Kecenderngan yang berada dalam isi manusia itu
sebagian berhubungen dengan bersifat hewani, dan
sebagian lagi bersifat manusiawi. dasar Tlahi manusia|
hhanya bertalian pada kecenderungan manusiawi, dan
tidak berhubungan sama sekali dengan insting
Kebinatangan mereka, seperti insting seksualitas.
Kecenderingan-kecendermgan inilah yang menjadi
faktor pembeda dan sekaligus menjadi kelebiban
‘manusia dari binatang.
Kecendermngan ini adalah mili spesies manusia.
Artinya, kecenderungan it tidak terbatas pada segelintir
orang saja atau khusus dimiliki kelompok masyarakat
dalam masa tertenmu, melainkan kecenderangan ita
dlinmiliki oleh semua manusia di setiap waktu dan tempat,
serta dalam kondisi bagsimanapun. Kecenderungan ini
bersifat potensial. Dengan kata lain, ia dimiliki oleh
setiap manusia, akan tetapi, rumbuh dan berkembangnya
bergantung pada upaya dan usaha masing-masing
individu. Jika manusia mampu memelihara dan
menmpuk kecenderungan ini, maka akan menjadi
imakhluk —terbaik, dan akan sampai pada’
Kesempurnaannya. _Tetapi_—sebaliknya, ka
kecenderungan itt: mati, secara otomatis kecenderungan
hewani akan muncul menguasai diri menguat dan
‘unggul. Manusia semacam ini akan lebih rendah dari
setiap binatang.
‘Kemajuan telah dicapai oleh mamusia dewasa ini. hal
ini dikarenaken —kemampuan —manusia dalam
mengembangkan berbagai ilma, yang meliputi ilma-
ilm sosial, budays, maupun ilma pengetabuan alam
itr, 2015),
Immanuel Kant sebagai toko_kelompok.
nonnaturalisme mengenmkakan prinsip autonomy dan
hheteronomy dalam menentakan moralitas. Ationomy
merupakan wujud otonomi kehendak (the autonomy of
the will). Seseorang melakukanperilaku moral
berdasarkan Kehendak (tie will) yang telah menjadi
kketetapan bagi dirinya untuk melakaikan perilakm moral
dan tidak ditentukan oleh kepentingan atau
kecenderungan lain. Sedangkan jereronomy atau
disebut juga _prinsip heteronomi kebendak (the
hheteronomy of will) menyatakan bahwa seseorang
Derperilakm moral Karena pengaruhi dari berbagai hal di
luar kehendak manusia. Pada prinsip ini, Kehendak the
will) tidak serta merta menjadikan dirinya sebagai
sebuah ketetapan (the law), tetapi sebuah ketetapan (the
Jaw) diberikan oleh objek tertenru melalui kaitennya
dengan kehendak (the will)
Perilaku moral yang ideal dalam kacamata
Immanuel Kant adalah perilaku moral yang lahir dan
mneul dari desakan Kehendak diri manusia sebagai
‘makhluke yang berakal dan berbudi, sehingga setiap
perilaku mioral yang dilakukannya benar-benar lab dari
irinya.sendiri bukan dari tuar dirinya. Menmrutaya,
suatu hal yang baik atau buruk sudah ditentokan,
sehingga Kebaikan merupakan suatu prinsip yang
bersifattransendental tanpa meliputi tujuan.
Kebajikan merupakan svat yang dilvar situasi
kemanusisan dan tidak berhubungan dengan tyjuan
perealisasian tujuan-tujuan atau perealisasian dari
‘untutan manusiawi sebagaimana hal diatas, melainkan
suatu hal yang inher (tidak dapat dipisahkan) pada
‘manusia, Kant memberikan istlah suatu bentuk moral
yong inhern tersebut dengan istilah Jnperatif Caregoris
‘Tims, 1984),
Bila ditinjau dari sudut etika, penerapan kloning
dapat dilihat dari dua sudut berbeda, yaitu deontologi
dan teleologi, Pada paham deontologi, penilaian etis
tidakmya suatu perbuatan lebih ditekankan pada
perbuatan itu sendiri. Tokoh utama paham ini adalah
Immanuel Kant yang terkenal dengan teori categorical
imperative. Menurutaya, perbuatan yang _secara
‘universal dinyatakan terlarang, maka apapun alasannya
tidake boleh dilakukan. Sebaliknya, paham teleologi
lebih menilai pada tujuan atau akibat yang dituju pada
perbuaatan itu. Kalau tujuanaya berupa suata kebaikan
seperti halnya cloning untuk terapi, maka perbuataan ita
diperbolehkan untuk dilaksanakan, sering juga penganut
paham itu discbut sebagai konsckuensialis. Yang jelas,
edua paham besar etika ini menghendaki baba
apapun yang dilakukan adalah demi kebaikan dan untuk
kkesejahferaan mannsia,
Dari sudut pandang sosiologis, kloning manusia
slikhawatirkan akan mengancam pranata sosial yang
telah dibangun oleh umat manusia sejak keberadaannya
ddimmka bumi. Kloning secara tidak langsung dapat
berimbas negatiftethadap pranata sosial dan interaksi
sosial yang selama ini diyakini sebagai basis kerukunan
dan kedamaian antar sesama manusia.
Sementara dari sudut pandang ckonomi, Koning
dapat juga mennadarkan etike bisais yang berwajah
‘umanis, dengan memperjual belikan sesuatu yang tidak
seharusnya di perjual belikan, yang berdampak pada
rendabnya harkst martabat dan manusia itu send. Saat
ini, kegiatan bisnis penelitian yang yang terkait dengan
Koning semakin gencar dilakukan’ seperti pembuatan
domba Dolly. Bila proyek ini berhasil tidak dapat
dlihindarkan ferjadinya transaksi bisnis manusia kloning
Perdagangan kloning manusia seperti ini, teatu saja
telah meletakkan martabet manusia setara dengan
ewan dan tumbuban, Dari sudut gender, kloning juga
mendatangkan efek negatif bagi posisi perempuan, Dari
sudut pandang gender, penerapan kloning manusia tetap
aja mendeskriditkan harkat dan martabat_manusia
Terakhir dari sudut agama, penerapan kloning tidak
disinggung secara eksplisit dan spesifik
Hal ini mengindikasikan bahwa betapa kloning
‘memnliki dampak yang sangat besar bagi masa depan
peradaban mamnsia. Keberhasilan yang spektakuler paca
binatang kemudian diikuti dengan tahap_berikutnya,
yakni Kloning pada manasa Jika hel int tetjadi dalam
bentuk’ yang massif, maka skan memicu terjadinyaIZZA etal. — Human Cloning Dalam Tinjauan Filsafat Moral
perubahan sosial yong besar Karena labimnya makhlule
“baru” yang bisa jadi memiliki karakteristk lebih baik
atau babkan lebih buruk.
Apalagi, efek berikutnya dati peskembangan ini
yaitu penggunaan dan pemanfaatannya akan selaht
Gidasarkan pada ideologi tertentu. Bagi kaum Muslim
sendiri, meskipun eksperimen ilmieh dan sans iu
bersifat universal, dalam aspek penggunaannya harus
terlebih dulu disesuaikan dengan pandangan bidup
kau Muslim. Kloning setidakaya memberiken dua
persoalan besar pada kita terkait dengan historisitas dan
nommativitas. Persoalan yang pertama adalah terkait
dengan kontroversi adanya "intervensi penciptaan" yang
dilakukan manusia terhadap "twgas penciptaan” yang
semestinya dilakuken oleh Allsh SWT. Dan persoalan
yang kedua adalah bagaimana posisi syarat menghadapi
ontroversi pengkloningan ini, Apakah syariat
‘mengharamkan atau just sebaliknya menghalalkan,
‘Adanya perataran dan hrokum alam ini tentw saja
imengharuskan adanya Sang Pengatur dan Pencipta.
Allsh SWT berfirman, "Sesuagguhaya Kami ciptakan
segala sesuafu menurut ukuran” (QS. AL-Qamar: 49)
an dalam ayet lain, "..dan Dia tela menciptakan
segala sesuatu, dan Dia menetapan uknran-ukurannya
dengan serapicrapinya” (QS. Al-Furqaan: 2). Dua ayat
i atas memiliki pemabaman bahwa Allah SWT telah
rmenciptakan segala sesuatu dengan memperhitungknn
ukuran dan Kesesuaian, serta telah mempersiapkannya
dengan kondisi-kondisi yang cocok
Penciptaan alam ‘semesta sesungguhnya telab
terlaksana dengan pertimbangan yang sangat bijaksana,
‘bnkan tanpa pertimbangan, Penciptaan alam semesta ini
‘merupakan "penciptaan sesuatu dari ketiadaan (creatio
ex nihillo) menjadi ada" bukan mengadakan sesuatu dari
apa_yang sudah ada. Dengan logika ini, kloning
terhadap manusia bukanlah suatu penciptaan, melainkan
merupekan "pembuktian” dari eagungan dan
kekvasean Allah SWT. Atau dengan kalimat lain,
Honing hanyalah penemuan (invention) kecil_ dari
sejumlah hukum alam dan rahasia alam yang tidak ada
unsur peneiptann di dalamaya. Alasannya, penemuan ini
bbokan "mengadakan" sesuatu dari yang tidak ada,
‘melainkan hanya menyingkap apa yang sudah ada
Semakin pesat dan majunya sains dengan banyak
itenmukan rabasia dan hukum alam oleh para ilmawan,
sejatinya semakin bertambablah tanda-tanda kebesaran
Sang Pencipta (al-Khalig), kesempurnaan kekuasaan-
Nya, dan Kerapian hikmab-Nya, serta semakin takjub
an tundukla manusia. Bukan malab bersikap arogan
ingin menyamai atau bahkan melampaui kekwasaan
Allah SWT.
Kesan munculaya “intervensi penciptaan" yang
dilakukan manusia sebenaraya dapat terbantebkan
dengan sendirinya. Sebab bageimanapun, dalam fakta
Honing masusia, ilmewan (masih dan akan terus)
membutuhkan sesuatu yang telah ada (rahim manusia)
‘untuk pengkloningan im. Tanpa adanya pemanfaatan
rahim, pengkloningan tidak akan berjalan. Juga
ipahami bahwa dengan penemuan kloning ini kita
dapat mengatakan bahvwa sel tubuh manusia memiliki
potensi menghasilkan keturunan jika inti sel tubuh
terscbut ditanamkan pada sel telur perempuan yang
telah dihilangkan int selnya,
‘Manusia secara alamiah cenderung kepada kebaikan
dion kesucian. Akan tetapi lingkungan sosial, terutama
‘orangtua, bisa memiliki pengaruh merusak terhadap diri,
kal, dan fitcah anak, Fitrah sebagai sifat bawaan tetapi
bisa rusak. Pemikir Islam kontemporer, Ismail Raji ale
Famugi, memandang bahwa kecintaan kepada semua
yang baik dan bemnilai merupakon kebendak keTuhanan
sebagai sesnarm yang Allah SWT tanamkan kepada
‘manusia. Pengetalman dan kepaTuhan bawean kepada
Allah SWT bersifit alamiah, sementara kedurhakean
tidak bersifat alamiah (Nashori, 2003),
(QS. Al-Rum: 30 itt merupakan pemyataan dan tidak:
menggariskan sesuatu aturan atau hukum apa pun.
Dengan demikian, manusia telah diciptakan sedemikian
rapa sehingga agama menjadi bagian dari fitrahnya, dan
babwa ciptaan Tlahi tidak bisa diubah, Kata tidak laa)
pada ayat tersebut berarti bahwa seseorang tidak dapat
‘menghindar dari esensi dasar manusia itu sendii
Ayatayat dan hadits-hadits tentang fitrah manusia,
keseluruhan menunjukkan tentang esensi dan eksistensi
‘manusia diciptakan, yaitu sebagei abdi dan khalifah
Allah SWT. Jasmani manusia dilengkapi dengan
akalnya, agar berpikir untuk berbuat dan bertindak
semata-mata sebagai abdi dan ktalifah Allah di moka
bumi ini. Ketike tindakan dan perbustan manusia itu
menyimpang dari eksistensinya sebagai abdi dan
halifah Allah, ia tetaplah manusia tapi menyimpang
dari esensi dan eksistensinya. Kemmdian membagi daya
jivva (rub) menjadi 3 bagian yang masing-masing bagian
saling mengikut, yaitu: (Tonu, 1952),
1. Jiwa (rah) tumbuh-tumbuban, mencakup daya-daya
yang ada pada manusie, hewan dan tumbuh-
tumbuhan, Jiwa ini kesempurnaan awal basi tubub
‘yang bersifat alamiah dan mekanistik, baik dari
‘aspek melahirkan, tambuih, dan makan.
Jiwa (muh) hewan, mencakup senma daya yang ada
pada manusia dan hewan, Ta mendefinisiken rub ini
sebagai sebuah Kesempumean awal bagi tubuh
alaonial yang bersifat mekanistik dari sat sisi, serta
‘menangkap berbagai parsialitas dan bergerak Karena
‘keinginan,
3. Tiwa (rub) rasional, mencakup daya-daya. khusus
pada manusia. Jiwa ini melaksanakan fongsi yang
dlinisbatkan pada akal. Ibou Sina mendefinisikannya
sebagai kesempurnaan awal bagi tubub alamiah
‘yong bersifat mekanistik, di mana pada satu sisi ia
‘melakukan —berbagai __perilaku _eksistensial
berdasarkan ikhtiar pikiran dan kesimpulan ide
‘namun pada sisi lain ia mempersepsikan semua
petsoalan yang bersifat universal.
Ruh terbagi menjadi dua; pertama disebut rub
hewani, yakni jauhar yong halus yang terdapat pada
rongga hati jasmani dan mermpakan sumber kehidupan,
perasaan, gerak, dan penglibatan yang dihubungkan260 PROSIDING KONFERENSI INTEGRAS! INTERKONEKSI ISLAM DAN SINS 2: 253-260, 2020
dengan anggota tubuh seperti menghubungkan cabaya
yang menerangi sebuah ruangan. Kedua, berarti nafs
nnatigah, yakoi memmngkinkan manusia_mengctalmi
segala bakekat yang ada, Dapat disimpulkan babwa
‘hubungan muh dengan jasad merapakan hubngan yang
saling mempengarubi. Sedangkan Kkloning dengan sel
hewan Kkedalam sel manusia atau kloning sel manusia
kedalam sel hewan jelas akan menimbulkan petbedaan
‘hubungan ru dan jasad (Syarifah, 2013).
Dalam kehidupan yang terus berkembang, persoalan
teknis atau prasarana Sehebat apapuin prasarana tersebut
itu sementara sifamya. Perkara yang jah lebih penting
dan mendasar adalah: bagaimana menyiapkan_pribadi
dengan kedalaman moral yang cukup. Pendidikan moral
‘amp menyelematkan masa depan Karena moral
‘melekat dan inhern dalam perilakn keseharian (Sulhatal,
2018).
Setiap manusia memiliki hak asasi manusia (HAM)
yang merupakan seperangkat hak yang melekat pada
hiakikat dan keberadaan makhluk Tuitan Yang Maha Esa
dan merupakan amugerah-Nya yang wajib dihormati,
dlijunjumg tinggi dan dilindungi oleh negara, hmkum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
petlindungan harkat dan martabat mamusia.” tidak
seharusnya disetarakan dengan hewan atsmpun
tumbuhan melalui kloning. Pengaturan HAM dalam
fhokum bermaksud agar hak-hak manusia ity dapat
dirumuskan dengan cara yang paling tepat (Sudjana,
2015).
KESIMPULAN
Kloning pada manusia merupakan hasil kemajuan iptek
ilmm medis yang digunakan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas keturunan, selsin itu kloning
juga digunakan untuk tujuan terapi. Berawal dari
kebethasilan cloning pada hewan yang keumdian
dilanjurken dengan percobsan kloning pada manusia
dan merambat ke perpaduan antara kloning manusia
dengan ewan, yang dapat memicu terjadinya
perubahan sosial yang besar karena lahirnya makhlulk
“baru” yang bisa jadi memiliki karakteristik lebih baile
atau bahkan lebih buruk (keberhasilan yang tidak dapat
diprediksi) yang kemungkinan dapat menimbullan
kecacatan. Sedangkan dalam kacamata filsafat moral
(Immanuel Kant) hewan dan manusia adalah makbluk
yang berbeda segi derajat dan martabataya yang tidal
Sseharusaya diperlakukan sama dan pada dasamnya
Kloning “sama dengan merubah strukrur ketetapan
(tatanan) Tuban yang berarti menyalabi aturan Tuhan
yang pada dasamyan ciptean Tuhan harus di hormati
‘dan di junjung tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, 2007. Kloning Manvsia dan Masalah Sosial-Etik
Dimensia, VoL. (1).
Byme, LA. & Gurdon, 1.8. 2002. Commentary on human
cloning. Diferenttation 69:154-157.
Esha, Muhammad In'am. 2010. Menyju Pemikiran Filsafat
‘Malang: UIN Mali Press.
Fotis, Fitri. 2015. Kurikulum 2013 dalam Perspektif Flsafat
Pendidikan Progressifisme. Jurnal Filsafat, Vol. 25 (2).
Hobibab, Sulhaml, 2018. Filsafat Pendidikan Islam dan
‘Tamengmoralitas Bangsa. Jumal Studi Pendidikan Islam,
Vol ().
Tho Sina, Aha al-Nafs. 1952, Ditahkik oleh Ahmad Fuasd al