Anda di halaman 1dari 8
PROSIDING KONFERENS! INTEGRASI INTERKONEKSI ISLAM DAN SAINS ISSN 2622-9439; E-ISSN 26. Volume 2, Mazet 2020 Hialamaa: 253-260 9487 Human Cloning Dalam Tinjauan Filsafat Moral Rifda Iza”, Sadbah Dalimarta, Ayu Chi tya Lestari, Khoirul Faizin ‘Program Sto Tadrie Matematika Fakultas Tahiyah Iitut Atma Islam Negeri ember Jalan Matra No., Karangmato, Mangl, kecamatan Kalivete, Kebupatan Sauber, Ia Timur 68136 Indonesia ‘Email ricdaizzal6 gmail.com Abstrak, Untuk memperballi dan meningketkan Imalitas keturunan, para imuwan memanfustan seins hinges tecipta rekayase ‘eneta yaitu human cloning. Sebagai sebuah pencapaian yang (bahkan) melampauj ramalan manusia itu sendiri. Melalui human long manusia, individu (mania) y identi dari jeais yang sama secara genetik berhasil dieipiakan. Sebingga tidaklah ancl emudian, apabila sejak awal penemwannya telah menimbulkan Kontroversi. Salah sarwnyajika dilibat dari perspekci filsafst moral, Dari kacamatanya, human clonoyg harus dievaluasi dan dipertimbangkan karena secara moval effect diangeap dapat mendeskreditkan Dakikat dan matabat mazusia, Kata Kunci: human cloning; moral effect PENDAHULUAN Pada dasamye manusia diciptakan dengan beragam kemampuan yang mana kemampuan itu adalat tolak uknr (pembeda) diantara ciptaan Tuhan yang Iainnya sebagai kelebihan dan keistimewaan yang Allah SWT berikan, Mamusia diciprakan dalam benruk yang sangat beragam dan diciptakan dalam bentak yang sebaik- baiknya oleh Tuban, dengan modal berupa akal, indra dan hati manusia dapat mengembangkan ilo pengetabian, adanya rasa ingin tabu dapat mengubal pengetahuan yang bersifat statis menjadi dinamis (Masrudi, 2014) Thou sina mengatakan babwa manusia adalah ‘makuk yang memiliki tujuh kemampuan salah satanya mengetalini apa yang ada disekitarnya. Aristoteles| ‘mengatakan behwa manusia adalah makhluk yang ‘mampu berbicara dan mengeluarkan pendapat dengan akalaya (al-insam —havewamumatiqun). Beetling ‘mengatakan bahwa manusia adalah makluk yang suka bertanya. Kesemmanya im mempertezas kenyataan bbahwa mamnsia adalah makhink yang dibekali dengan kemampuan untuk bertanya dan rasa ingin tabu (Esha, 2010). Dengan adanya keingintabvan inilah ilo pengetaluan dan iptek semakin maju dan berkembang, Salah satu basil kemajuan yang dicapai olel ilo pengetabiuan dan teknologi adalah kloning, yaitu suata proses penggandaan makhluk hidup dengan cara mentransfer ankleus dari sel janin yang sudah berditerensiasi dari sel dewasa, atau penggandaan ‘makhluk hidup menjadi lebih banyak, baik dengan ‘memindabkan inti sel tubui ke dalam indung telur pada tabap sebclum terjadi pemisaban sel-sel bagian-begian tubub, Pencapaian teknologi rekayasa—genetik (bioteknologi) khususaya di bidang Kloning tersebut ‘menunjukkan bahwa garis depan ilmm dari wakiu ke ‘wakru selalu berubab, bergerak dan berkembang secara dinamis. Gerakan dinamis tersebut disebut sebagai kemajuan (progress). -Kemajuan yang sangat mengesankan bahkan bisa dibilang revolusioner di bidang rekayasa genetika di akhir abad 20 tersebut oleh Walter Isaacson disebut sebagai abad bioteknologi (the century of biotechnology) (Ibrahim, 2007). Menjadi topik pembicaraan dalam tulisan maupun pertenmian dari dalam maupun Ivar negeri, Untuk membahas Koning, maka berbagai_ terminol digunakan seperti sudut moral, bukum, agama, psikologi, medis, biologi, bahkan sampai sudut pandang ekonomi, Hal ini mengindikasikan bahwa kloning ‘memiliki dampak yang sangat beser bagi masa depan peradaban manvsia, Keberhasilan yang spektakuler pada binatang, misteri reproduksi makbluk tanpa melalui perkawinan (aseksua), ‘Mulai menjadi perdebatan sengit ketika Tan Wilmut, Keith Campbell dan tim di Roslin Institute — skotlandia beriasil mengkloning domba dolly pada tain 1996. Sebelumnya manusia telah berhasil mengkloning kecebong (1952), ikan (1963), tikus (1986), Keberhasilan kloning dolly menuai kecaman sebagian besar penduduk dunia baik insttusi keagamaan, pemeluk agama, dunia kedokteran, institusi rset sejenis, hingea pemerintaban tiap negara. Hal ini menyebabkan pengkloningan dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sejak Keberhasilan kloning domba 1996, kenudian ‘muncul hasil kloning lain pada monyet (2000), lembu: (2001), sapi (2001), kucing (2001), knda (2003), anjing serigala, Kerbau dan dikomersialkan pada 2004. Tidal ‘menutap Kemngkinan akan diikuti dengan tabap berikutnya yakni kloning pada manusia. Jike hal itt terjadi dalam bentuk yang massif, maka dapat dibayangkan terjadinya perubahian sosial yang besar ‘karen lahirmya makhiuk “bart” yang bisa jadi memiliki kkarakteristik lebih baik atau bahkan lebih buruk (Aman, 2007) 254 PROSIDING KONFERENSI INTEGRAS! INTERKONEKSI ISLAM DAN SINS 2: 253-260, 2020 Kaidah-kaidah etika (prinsip-prinsip moral) pera dipergunakan dalam menentukan objek penelitian dan aplikasi pengetahuan, ager tethindar dari kemunculan dampak negatif dari riset sains dan penerapan pengetahuan seins div masyarakat, seperti kerusakan lingkungan dan debumanisasi. Sejauh ini kasus isu moral terkait seins yang menjadi wacana publik salah satunya adalah kloning manusia (Suryanti, 2019). Terkait dengan itu, tulisan ini mencoba mengungkap masalah Kloning seria dampaknya bagi sosialitas ehidupan-manisia yang serba kompleks dan. serba ingin tabu terhadap hal ibwal keilman. ‘METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam —penelitian ini menggunaken metode penelitian studi literaru. Hasil telaah kepustakaan (library research) disusun secara naratif berdasarkan proses telaah kepustakean dari berbagai sumber jummal, buku serta sumber lain yang sesuai dengan permasalahan terkait dengan topik untuk mengevaluasi /mman cloning ditinjan dari segi filsafat moral effect. HASIL DAN PEMBAHASAN ‘Human Cloning dalam Bidang Sains Sains bukanlah sesuam yang sudab selesai dipikirkan ‘manusia, sesuatu yang tidak perma mutlak sebab selalu akan disisibkan oleh hal-hal atau teori-teori bara basil penelitian atau percobaan, John G. Kemeny mengatakan ilmu adalah pengetauan yg dihimpun dengan perantara metode ilmiah (all knowledge collected by means of the scientific method) Tlnu merupakan kumpulan pengetalsuan (fo know) yang disusun secara sistematis tentang alam semesta yang diperoleh melalui teknik-teknik pengamaten yang obyektif. Pengertian ilmu dapat diryjukkan pada kata ‘im (Arab), science (Ingaris), warenschap (Belanda), dan wissenschaf German). Pengertian ili yang dikutip dari R. Harre, ilu adalah a collection of well-attested theories which explain the patterns regularities. amd irregularities among carefully studied phenomena, atau kumpulan teori-teori yang telah diuji coba yang menjelaskan tentang pola-pola yang teratur ataw pun tidak teratur diantara fenomena ‘yang dipelajari secara hati-bati, Secara umm lnm berarti_ segenap pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai suatu kebulatan atau ilma merupakan bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari pada bidang-bidang kajian Tertentu, seperti cabang imu antropologi, biologi, Beografi, atau sosiologi. Lebih laujut, Harre menjelaskan bahwa ada dua Komponen utama yang dapat digunakan untuk meuginvestigasi ilmu. Kita bertanya tentang fenomena sesuam yang mana dianjurkan untuk mengetahuinya, dan bertanya tentang subject matter dan content dari pengetalwan teorinya. Dati pendapat Bahm dapat diartikan babwa ilma labir dari pengembangan suatu _permasalahan- permasalahan (problems) yang depat dijadikan sebagai kegelisahan akademik (asus ilmiah atau objek ilmu), ‘Atas dasar problem, para Kreator akan melakkan suate sikap (attitude) untuk membangun suatu metode-metode dan kegiatan-kegiatan (method and activity) yang bertujuan untuk melahirkan —suatu —penyelesaian- penyelesaian kasus (conclusions) dalam bentuk teori- teori. Konklusi-konklusi dapat diuji_ dengan ‘mempertimbangkan dari akibat-akibat yang ditimbulkan oleh teori (efects). Setiap individu ‘yang berpotensi ilmiah dapat diketabui dari pengkaysan aftiude yang meliputi—keingintauan (curiosity), berant bereksperimen (spectlativeness), seta willingness fo be objective, sat sikap untuk selalu objektif (Maxsi, 2010). ‘Mempelajari (fo /earn) pengetahuan melalui proses prosedur yang tidak terlepas dari metode tertenta, dan akhimya aktivitas metodis ity mendatangkan pengetaluan yang sistematis yang menghasilkan produk. Salah satu produktersebut adalah kloning Secara etimologi, stlah kloning berasal dari bahasa Yunani yaira kata clon, beratti tangkai. Clon, adalah “suatupopulasi sel atan organise yang_terbentuk melalui pembelahan yang berulang (aseksuai!) dati satu sel” Sedangkan dalam babasa Inggri, cloning adalah “suatt usaha untuk meneiptakan duplikat suata ‘organisme melalui proses aseksual satu sel ‘Dengen kata lain, kloning adalah proses memperolet keturunan (reproduksi) secara aseksual suatu sel tunggal. Sel tunggal yang dimaksndkan di sini adalah inti sel tubuh hewan dan manusia. Hasil kloning berupa klon, yairu populasi yang berasal dari satu sel atau organism yang mempunyai rangkaian kromosom yang sama dan Sifat yang identik dengan induk asalnya. Kloning jugs berati pembentukan dua individy atau lebih yang identik secara genetik. Dengan demikian, Kloning ‘mermpakan tekmike reproduksi secara aseksual dengan kode genetik yang sama dengan induknya pada makhluk hhidup tertentu, baik hewan maupun manusia (Jama, 2016). ‘Kloning bukanlab usaba bart, Sudab bertalnan-tabun, para peneliti terus menerus meneliti kemungkinan membuat —suatu individu barn tampa —-harus ‘mempertemukan unsur jantan (spermatozoa) deagan ‘unsur betina (ovwn), Berbagai riset mengembangkan metodenya. Masing-masing dengan keberhasilan yang kemudian mengilhami penslitian yang lainnya. Dalam penelitiannya, sarjana Tan Wilmut dari Roslin Institute i Edinburgh-Ingeris, menggunakan tiga ekor domba betina. Dombs pertama digunakan DNA-nya, yang diambil dari satu sel kambing-nya (kelenjar susu) domba kedua digunakan sel telur-uya (ovum), setelah ‘membnang DNA-nya terlebih dalulu. sel kelenjar susa berisi DNA (dari domba pertama) didekatkan. dengan ‘ovum tanpa DNA (dari domba kedua) seperti dia busa sabun yang ditempelkan sant sama lain, Sel ovu ini temnyata menerima DNA dari domba pertama. Ovum IZZA etal. — Human Cloning Dalam Tinjauan Filsafat Moral yang sudah dibuahi ini berkemampuan memibelah diri berkembang menjadi embrio. Lalu terakhir, embrio ini dimasuikan ke kandungan domba yang ke tiga Beberapa bulan kemodian labirlah "Dolly" -mammalia pertama yang dilahirkan tanpa ayah. Untuk diketabmi DNA adalah bagian dari inti sel yang berisi informasi (blue prim) tentang bagaimnana model fisik dan mental dati individu yang akan dibasilkan (Aman, 2007). Keberhasilan-keberhasilan itu. menunjukkan babwa transfer mules kenmingkinan besar dapat dilakukan pada semua mamalia, termasuk manusia, Metode transfer mukleus mmalai digunakan untuk kloning manusia. Kloning manusia digunakan untuk dua tujuan ang berbeda, yaitu untuk reproduksi dan terapi. ‘Kloning manusia untuk reproduksi pada tahun 1993 di Amerika Serikat dilaimkan pembuatan klon mannsia| dengan menggunakan sel zigot’ manusia yang diferilisasi oleh dua spermatozoa (sehingea secara teoritis, zigot tidak nungkin berkembang menjadi embrio normal). Kemudian sel zigot tersebut dirangsang untuk membelah dalam cawan petri, menjadi 2, 4, 8, 16 blastomer, dan tiap blastomer dirangsang untuk membelah lagi menjadi beberapa sel sampai 32 sel. enmidian dihenvikan perkembangannya. -Kemudian dengan menggunakan enzim protease, zona pelusida yang membungkus ke-16 atau ke-32 sel tadi ‘ihaneurkan, sebingga sel-selnya satu sama lan telepas Kemudian tiap sel dimasukkan ke dalam cawan petri dan dibungkus kembali oleh zona pelnsida. Setelah itu tiap sel akan membelah dan berkembang membentuke blastosit, dan dapat ditransfer ke dalam uterus induk yang siap menerima implantasi blastosit. Blastosit akan ‘mengalami proses perkembangan berikutnya di dalam ‘uterus induk. Pada tanggal 13 November 2001, Cibelli er al. yang bekerja di laboratorium Advanced Cell Tecimology berhasil_membuat Kloniag cmbrio manusia yang pettama melalui teknik transfer nukleus. Para ilowan terseburt berharap dapat membuat embrio nuda tersebut membelah dan berkembang hingga menjadi blastosit. Hasil percobaan memunjukkkan babwa hanya satu dari embrio berhasil mencapai tahap 6 sel dan kemudian bethenti membela, mun mereka berhasil merangsang sel telur mami untuk berkembang —secara partenogenesis menjadi blastosit. Mereka berencana untuk’ mengisolasi stem cells manusia dari blastosit untuk djadikan starter stock untuk menumbubkan jaringan saraf, otot dan jaringan Iainnya yang suatu saat dapat digunakan untuk terapi pasicn. Kloning manusia untuk terapi_ adalah pembuatan ‘kon blastosit yang identik secara genetis dengan pasien penderita penyakit degeneratif. Blastosit dikltur ‘menjadi stem cell line dari embrio. Stem cells adalah selsel yang dapat bemploriferasi dan berdiferensiasi menjadi berbagai_macam. sel. Untuk menumbuhkan stem cells di tabung reaksi, peneliti harus membuang, lpisan luar dati sel blastosit, Sel-sel dari lapisan Ivar tetsebut penting untuk perkembangan plasenta. Dengan mengbilangkan lapisan luar tersebut maka inner cells tidak akan berkembang apabila diimplantasikan ke dalam uterus (Pedersen, 1999). Stem cells yang dipcrolch dari blastosit tidak berdiferensiasi dan dapat dlinduksi untuk berdiferensiasi menjadi sel-sel prekursor, yang dapat disuntikkan kepada pasien untuk menyembuhkan gejala-gejala penyakit degeneratif (Byme, 2002 roses pembuatan stem cells wtuk tujuan terapi Sel-sel hasil kultur tersebut identik secara genetis dengan pasicn sehingga tidak terjadi respon penolakan imonologis dari pasien ketika terapi dilakuken, Penyakit yang mempunyai potensidiobati oleh prosedur ini ‘adalah penyakit jantung, diabetes, Parkinson’s dan penyakit- peayakit degeneratf lainnya, ‘Banyak orang mendukung penggunaan stem cells dri embrio untuk tujuan terapi. Nanmin sebagian orang ‘menolak penghancuran dan manipulasi terhadap embrio ‘manusia, Terdapat tiga cara lain untuk terapi dengan ‘menggunakan stem cells tanpa adanya destruksi embrio (Byme, 2002), Yaitu: 1. Penggunaan stem cells tanpa Koning embrionik stem cells dibuat dari embrio normal Masalah yang mnncul adalah sel-sel tersebut tidaklah identik secara genetis dengan pasien dan akan iburuhkan obat imunosupresif yang kat dengan harga yang mahal, juga menimbulkan rasa tidak nyaman dan cfck samping. 2. Stem cells dari orang dewasa stem cells pada orang dewasa terdapat pada sumstim tulang belakang dan beberapa jaringan lain. Stem cells it di isolasi dan dirangsang untuk berploriferasi. Kelompok prolife menyarankan agar penelitian stem cells hanya terbatas pada penggunaan stem cells orang dewasa dan tidake melibatkan Kloning dan perusakan embrio mamusia. Namun stem cells orang dewasa mempunyai kelemahan, yoiru sulit diisolasi—-mempunyai-kemampuan berploriferasi yang terbatas, dan hanya berdiferensiasi ‘menjadi sejumlah sel yang terbatas. 3. Dediferensiasi stem cells sccara in vitro Situasi ideal adalah ‘mendapatkan stem — cells embrionik’ melalui dediferensiasi sel tubuh normal secara in vitro. Nanmun penelitian yang mengarah pada hal tersebut belum smeauajukkan hast! yang memuaskan Kombinasi Kloning dan transgenik, sebenamnya ‘Koning dan transgenik merupakan dua hal yang berbeda Namnn kombinasi teknik transgenikt dengan kloning akan menghasilkan klon yang susunan gennya sesuai dengan keinginan ilmuwan. Orgou, jaringan dan dara untuk transplantasi paca manusia dapat dibasilkan melaiti kombinasi teknik transgenik dan kloning Scbagai conto jantung babi banyak persamaan dengan jantung mantsia, sebinggn ada kemungkinan sitransplantasikan tunnak menggantiken jantang manusia yang rusak. Transplantasi organ hewan kepada manusia| ‘inamakan xenotransplantasi, Namun xenotransplantasi dalam Kenyataan sulit sekali dilaksanakan, arena memang organ tersebut secara inmnologis adalah protein asing bagi resepien. Dengan menggunakan teknologi transgenik, diharapkan gen-gen pembentuk Jaotung manusia dapat ditansfer kedalam zigot babi, sehingga jantung babi tidak lagi ditolak sebagai bends 256 PROSIDING KONFERENSI INTEGRAS! INTERKONEKSI ISLAM DAN SINS 2: 253-260, 2020 sing. Naan aris disadari pala kenmingkinan terjadinya zoonoses yaitu tertulamya penyakit hewan kepada manvsia. Pada ‘alin 1997, Tan Wilmt dari Roslin Institute dan PPL Therapeutics Ltd, Edinburgh Scotiandia berhasil membuat klon yang setip selnya mengandung gen manusia dengan menggunakan kombinasi teknik twansgenik dan kloning. Gen mamusia yang ‘menghasilkan faktor IX, yaitu faktor pembekuan darah, ddimasukkan ke dalam kromosom bis-bis. Biri-biri yang seluruh selnya mengandung gen menusia faktor IX tadi inarapkan akan menghasilkan susw yang mengandung faktor pembekuan darah (Worldbook. 2002). Setelah diisolasi dari susu biri-biri, maka faktor pembelwan darah tersebut dapat digunakan oleh pata penderita hhaemofilia yang tidak mempunyai faktor pembekuan darah. Dalam proses pembuatan klon klnsus tersebut, 62 embrio yang mengondung gen manusia melalui teknik tansgenik diimplantasikan ke dalam uterus induk pengganti dan menghasilkan 6 anak domba, Dari 6 anak domba tersebut hanya 3 yang mengandung gen yang dimaksnd, tapi kemudian satu anak domba mati sehingea hanya 2 domba (Polly dan Molly) yang sekarang sedang ditemakkan supaya menjadi dewasa dan dapat menghasilkan susu yang diharapkan ‘mengandung faktor pembekuan darah (Suhana, 2002). ‘Kombinasi teknik ktoning dan transgenik yang telah dicobakan pada hewan, juga dapat dilakukan pada ‘manusia. Ihnwan melakuikan rekayasa genetika dengan cara menaruh geo baru yang diinginkan ke dalam organisme sebangsa Virus yang membawa gen baru dan menyisipkannya ke dalam sel (ARHP Presents, 1997), Rekayasa genetika manusia melibatkan dua macam aplikasi: pertama rekayasagenetika soma, yairu rekayasa genetika dengan gen-gen pada organ tertenta pada tubuh manusia tanpa mempengarubi gea-gen pada fclor atau sperma. Pada saat ini sedang dilakukan ceksperimen transfer gen somatis dalam percobaan Klins. Kedua rekayasa genetika germline adalah rekayasa genetik dengan gen target pada telus, sperma, atau embrio pada tehap awal. Perubahan mempengaruhi setiap sel dalam tubuh individu dibasilkan dan iurunkan pada generasi berikutnya, Rekayasa germline dilarang di banyak negara, tetapi tidale di Amerika Seiring berkembangnya teknologi, pada saat ini Koning tidak mempergunakan sel sperma lagi seperti yang dilakukan dr. Jerry Hall, tetapi memakai sel telur dan sel selain sperma. Secara teortis, melalui tek Kloning kelahiran seorang bayi tidak logi memerlakan sperma ayah, bahian seorang peremptan dapat mempunyai anak tanpa melalui ikatan perkawinan Demikian juge seorang lelaki apabila ingin memiliki ‘anak tidak perl beristi, cukup memesan sel telur pada suatt firma, memberikan selaya dari salah sara organ tbubaya dan kemudian menitipkan calon anaknya pada rahim seorang wanita yang dapat saja telah disedinkan oleh firma tersebut (surrogate mother). Oleh Karena ina, Kloning juga dikenal dengan istilah rekombinasi DNA yang dapat diperoleh dalam darab, rambut, sel-sel imkosa di bagian dalam pipi (dalam omit), dan Jatingan jaringen lainnya (Sudjana, 2015), Pro-kontra terhadap kloning manusia, banyak orang ‘menentang Kloning untuk reproduksi, Sejumlah orang menentang Kloning untuk reproduksi_ mann aendukung kloning untuk tyjuan terapi, Sebagian orang ‘menolak kloning untuk reproduksi -maupun terapi kkarena mereka berpendapat baiwa perusakan embrio adalah masalah utama dan penerimaan terhadap kloning ‘untuk terapi hanyalah suatu langkeh menu penerimaan Koning reproduksi dan manipalasi genetika pada Tike kloning dilakukan pada tanaman dan hewan ‘untuk tujuan meningkatkan muta tanaman dan. hewan, senma orang nmongkin akan setuju. Namun jika bal tersebut dilakukan pada_manusia, walaupun untuk tujuan diagnosis dan terapi, belum tent semua orang setuju. Apalagi jika kloning tersebut hanya dilakukan untuk’ Kepentingan pribadi ataa sekelompok orang Sebagai contoh jika seseorang membuat klon dirinya sendiri supaya jika salah satu organ tubuinya kelak tidak berfungsi maka ia dapat melakukaa transplantasi ‘organ tanpa khawwatir akan ada reaksi penolakan, ‘Beberapa kekhawatiran lainnya muncul terhadap penggunaan teknologi Kloning manusia seperti: a Jual beli blastosis unggul yang diproduksi dalam Jjumlah banyak b. Mutasi dapat terjadi sewakt sel donor ikultur ¢. Klon dapat menganduag campuran sel normal daa ‘mutan, sehingga hasilaya sulit diprediksi Tor Kelon masih sulit diketahui, nmngkin sama «dengan umur donor, mongkin juga lebih pendck €. Seleksi alam dalam rangka evolusi mungkin akan diperpendek (Subana, 2002), Rencana kloning manusia juga mendapat tentangan kkeras dari kalangan rohaniawan yang mengganggap babwa persoalan kloning mannsia sangat bertentangan dengan agama, etike dan moral. Kuasa untuk meneiptakan manusia ada di tangan Tuhan melalui permikahan di antara suami dan istri, Kloning yang hhanya melibatkan satu orang twa bertentangan dengan ehendak Tuhan yang menciptakan hidup melalui pertemuan sperma dan telur Sementara itu di Kanada sedang diajukan raneangan vundang-undang “Auman Reproductive and Genetic Technologies Act". yang melarang: 1. Mengklon, memecah zigot, embrio atau fetus. 2. Memfertilisasi telur manusia oleh sperma hewan atau sebaliknya dengan tujuan menghasilkan zigot. 3. Menyatukan zigot atau embrio antara manusia dengan bewan, 4. Mengimplantasikan embrio manusia pada hewan atau sebaliknya. Terapi gen pada ovum, sperma, zigot, atau embrio. ‘Mengambil ovum atau sperma dari ferus atau mayat ‘dengan tujuan membentuk embr IZZA etal. — Human Cloning Dalam Tinjauan Filsafat Moral 7. Memisahkan sperma X dan Y dengan tujuan menseleksi seks, kecuali dengan tujuan kesebatan. 8. Prenatal diagnostk (termasuk ultra sonografi), untuk ‘menentukan seks fetus, Kecuali ada alasan medi 9. Menyimpan embrio di dalam tubub, 10.Ferilisesi ovum di Ivar tubuh manusis, dengan ‘juan bana unruk penelitian 11 Pembayaran ibu penggant (surrogate mother). 12. Pembayaran calon ibu pengganti 13. Bertindak sebagai calon ibu pengganti 14. Menjual-belikan sperma, ovum, zigot, embrio, atau fetus 15. Menggunakan ovum, sperma, zigot, ata embrio ‘untuis penelitian, feriitisasi, atau implantasi tanpa sepengetalmian donor (Teresa, 2002), Riset sains dan penerapan pengetahuan sains di masyarakat, seperti kerusakan lingkungan dan dehumanisasi. Berdasarkan paham teleologi dapat dinyatakan bahwa kloning reproduktif manusia tidak tis ditinjan dari akibat yang dapat ditimblkan dari teknologi tersebut, seperti mengacaukan silsilah Keturunan, rentan terhadap pelanggaran hak hidup yang layak, dan resiko kecacatan (Suryanti, 2019). ‘Tinjauan Filsafat Moral Hakikat dasar manusia bila kita lihat pada beberapa ayat Al-qur'an, hadits, Keterangan para ulama ataupun para mufassir, mayoritas menguatkan pendapat yang menyatakan adanya dasar yang telah dibawa manusia sejak lahir. Eksistensi dasar ini akan terus mengalami perkembangan hingga dewasa. Sehingga, jika ada orang yang berbuat keburukan, bisa dikalakan ia telah ‘melenceng dari dasamya, Hal ini terjadi karena berbagai sebab, yang di antaranya bisa dijumpai di berbagai ayat Algur‘sn, Lantas Al-gur'an memberikan solusi cara menyelamatkan dan mengembangkan dasar eksistensi ‘ersebut, agar manusia menjadi manusia yang seutuhnya Selain potensi beragama, manusia juga memiliki potensi-potensi lain yang sangat beragara dan berbeda- beda —tingkatannya. Ta juga mempengaruhi petkembangan fisik, psikis, dan fitrah keagamaannya Jika dilihat dari struktur penciptaannnya, manusia terdiri ddari dua uasur: jasmani atau raga dan rohani atau jiva Masing-masing memiliki potensi atau days. Jasmani mempunyai daya fisik seperti mendengar, melihat, ‘merasa, meraba, mencium, dan daya gerak. Sedangkan rohani yang dalam Al-qur‘an disebut sebagai al-nafs memiliki dua daya, yakni daya pikir yang disebut dengan akal yang berpusat di kepala, dan daya rasa yang berpusat di albu atau hati (Harun, 1959). otensi juga bisa ditermui pada hewan, yang berupa aluci. Ketika lahir, secara otomatis anak hewan langsung memiliki kemampuan untuk menyusu, berlindung pada induknya, dan untuk makan. Faktanya, naluci yang dimiliki hewan lebih kuat dari yang dimmili ‘manusia. Sebaliknya, pada sisi yang lain, apa_yang dimiliki manusia tidak dimiliki oleh hewan, Karena pada hakikataya manusia dan hewan adalah makhluk ‘Tuhan yang berbeda dan tidak dapat dipaduikan seperti holaya dengan kloning yang memadukan unsur (sel) hhowan ke dalam sel manusia. Hal ini bisa dilihat dari sumer material penciptaannya, Keduanya berasal dati sesuama yang berbeda. Hewan diciptakan dari ait, sedangkan awal mula manusia diciptakan dari unsur ‘anal, ‘Merujuk pada Al-qur’an, unsur tanah bisa dimaknai sebagai sari pati tanah lit (Swlaalah Min Thin), atau tanab lit yang pekat (Thin Laa-i6), atau mungkin juga tanah geniuk atau shoil (Tarab), atau seperti tembikar (Shoishol Ral Fakhir), dan dijelaskan pula pada ayat yang lain sebagai lumpur yang dicetak (Sholsho! Min ‘Hanain Masmun). Kemudian, dati babwn-behen nila ‘manusia dipola untak dijadikan sebagai makhluk terbaik ddan dipersiapkan untuk menjadi kbalifah di bumi yang bertangeung jawab untuk mengotur, memakmurkan bumi ini dan menmslabatkannya dengan dibekali engetaluan sebagai penunjang untuk’ melaksanakan ‘ugas-tugas kemanusigan di bumi, Namun demikian, potensi yang dimiliki setiap mannsia itu tak sepenaya berkembang secara optimal. Para abli psikologi telah memperkirakan babWwa manusia hanya menggunakan sepuluh persen dari kemampuan yang dimilikinya sejak Inhir (Maulana, 2003). ‘Oleh kareua itu tugas utama oraag tua dan para pelaky —pendidikan adalah —jembatan_ untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki setiap ‘anak agar mampu berkembang secara optimal melalui sebuah proses pembelejazan yang efekit Dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan salah satu sarana yang dapat menumbuih kembanakan potensi- poteasi yang ada pada diri manusia sesuai dengan dasar enciptaannya, sehingga mampu berperan dan dapat iterapkan dalam berbagai aspek Kehidupan, Abu ‘Abmadi mengemukakan bakwa tujuan dari pendidikan adalah menyempurmaken perilaku dan membina Kebiasaan sebingga siswa terampil menjawab tantangan simasi hidup secara manusiawi. Pade dasamya, setiap mamusia yang dilshirkan di dunia ini, ckan mampu berkembang-menuju pada keadaan yang lebih baik, tampa memandang lingsngan individu maupun sosialaya, Karena pada hakikatnya setiap manusiabercita-cita untuk mencapai esempurnaan diri sesuai dengan sifat kelembutan dan kkecerdasan intelektvalaya,Intelekrval dan jivwa manusia ‘memungkinkan tercapainya sebuah Kekvatan, dan kecepatan gerak menuju kesempurnsan. Akan tetapi perkembangan fisik pada manusia terkedang berjalan diluar —kehendalnya, sedangkan —perkembangan spiriwalnya berkembang dengan disengaja ataw justrt dengan kesadaran penubnya. Sementara itu, manusia yang ingin berkembang juga aris mengatur dimensi- dimensi dinye dengan cara-cara yang memungkinkan totale memenuhi selnrub tunrutan kebuTuhan material ‘manpon spiritvalnya. Kesempumaan manusia tidak ‘ergantung pada masalah fisik soja tetapi Kesempurnaan sejati manusia ada pada kebebasan dirinya dari hawa nafsu dan ketergantungan pada kelezatan duniawi, dan 258 PROSIDING KONFERENSI INTEGRAS! INTERKONEKSI ISLAM DAN SINS 2: 253-260, 2020 pada pencapaian sisi Kemamusiaan dengan memperbaiki sensitivitasnya ‘Manusia dengan bentuk ciptaannya memiliki format kbusus dan memiliki pengetahan-pengetalwan serta kecenderungan-kecenderungan kbusus yang muncul dari dalam = wujudnya, bukan dari mar fisik Kecenderngan yang berada dalam isi manusia itu sebagian berhubungen dengan bersifat hewani, dan sebagian lagi bersifat manusiawi. dasar Tlahi manusia| hhanya bertalian pada kecenderungan manusiawi, dan tidak berhubungan sama sekali dengan insting Kebinatangan mereka, seperti insting seksualitas. Kecenderingan-kecendermgan inilah yang menjadi faktor pembeda dan sekaligus menjadi kelebiban ‘manusia dari binatang. Kecendermngan ini adalah mili spesies manusia. Artinya, kecenderungan it tidak terbatas pada segelintir orang saja atau khusus dimiliki kelompok masyarakat dalam masa tertenmu, melainkan kecenderangan ita dlinmiliki oleh semua manusia di setiap waktu dan tempat, serta dalam kondisi bagsimanapun. Kecenderungan ini bersifat potensial. Dengan kata lain, ia dimiliki oleh setiap manusia, akan tetapi, rumbuh dan berkembangnya bergantung pada upaya dan usaha masing-masing individu. Jika manusia mampu memelihara dan menmpuk kecenderungan ini, maka akan menjadi imakhluk —terbaik, dan akan sampai pada’ Kesempurnaannya. _Tetapi_—sebaliknya, ka kecenderungan itt: mati, secara otomatis kecenderungan hewani akan muncul menguasai diri menguat dan ‘unggul. Manusia semacam ini akan lebih rendah dari setiap binatang. ‘Kemajuan telah dicapai oleh mamusia dewasa ini. hal ini dikarenaken —kemampuan —manusia dalam mengembangkan berbagai ilma, yang meliputi ilma- ilm sosial, budays, maupun ilma pengetabuan alam itr, 2015), Immanuel Kant sebagai toko_kelompok. nonnaturalisme mengenmkakan prinsip autonomy dan hheteronomy dalam menentakan moralitas. Ationomy merupakan wujud otonomi kehendak (the autonomy of the will). Seseorang melakukanperilaku moral berdasarkan Kehendak (tie will) yang telah menjadi kketetapan bagi dirinya untuk melakaikan perilakm moral dan tidak ditentukan oleh kepentingan atau kecenderungan lain. Sedangkan jereronomy atau disebut juga _prinsip heteronomi kebendak (the hheteronomy of will) menyatakan bahwa seseorang Derperilakm moral Karena pengaruhi dari berbagai hal di luar kehendak manusia. Pada prinsip ini, Kehendak the will) tidak serta merta menjadikan dirinya sebagai sebuah ketetapan (the law), tetapi sebuah ketetapan (the Jaw) diberikan oleh objek tertenru melalui kaitennya dengan kehendak (the will) Perilaku moral yang ideal dalam kacamata Immanuel Kant adalah perilaku moral yang lahir dan mneul dari desakan Kehendak diri manusia sebagai ‘makhluke yang berakal dan berbudi, sehingga setiap perilaku mioral yang dilakukannya benar-benar lab dari irinya.sendiri bukan dari tuar dirinya. Menmrutaya, suatu hal yang baik atau buruk sudah ditentokan, sehingga Kebaikan merupakan suatu prinsip yang bersifattransendental tanpa meliputi tujuan. Kebajikan merupakan svat yang dilvar situasi kemanusisan dan tidak berhubungan dengan tyjuan perealisasian tujuan-tujuan atau perealisasian dari ‘untutan manusiawi sebagaimana hal diatas, melainkan suatu hal yang inher (tidak dapat dipisahkan) pada ‘manusia, Kant memberikan istlah suatu bentuk moral yong inhern tersebut dengan istilah Jnperatif Caregoris ‘Tims, 1984), Bila ditinjau dari sudut etika, penerapan kloning dapat dilihat dari dua sudut berbeda, yaitu deontologi dan teleologi, Pada paham deontologi, penilaian etis tidakmya suatu perbuatan lebih ditekankan pada perbuatan itu sendiri. Tokoh utama paham ini adalah Immanuel Kant yang terkenal dengan teori categorical imperative. Menurutaya, perbuatan yang _secara ‘universal dinyatakan terlarang, maka apapun alasannya tidake boleh dilakukan. Sebaliknya, paham teleologi lebih menilai pada tujuan atau akibat yang dituju pada perbuaatan itu. Kalau tujuanaya berupa suata kebaikan seperti halnya cloning untuk terapi, maka perbuataan ita diperbolehkan untuk dilaksanakan, sering juga penganut paham itu discbut sebagai konsckuensialis. Yang jelas, edua paham besar etika ini menghendaki baba apapun yang dilakukan adalah demi kebaikan dan untuk kkesejahferaan mannsia, Dari sudut pandang sosiologis, kloning manusia slikhawatirkan akan mengancam pranata sosial yang telah dibangun oleh umat manusia sejak keberadaannya ddimmka bumi. Kloning secara tidak langsung dapat berimbas negatiftethadap pranata sosial dan interaksi sosial yang selama ini diyakini sebagai basis kerukunan dan kedamaian antar sesama manusia. Sementara dari sudut pandang ckonomi, Koning dapat juga mennadarkan etike bisais yang berwajah ‘umanis, dengan memperjual belikan sesuatu yang tidak seharusnya di perjual belikan, yang berdampak pada rendabnya harkst martabat dan manusia itu send. Saat ini, kegiatan bisnis penelitian yang yang terkait dengan Koning semakin gencar dilakukan’ seperti pembuatan domba Dolly. Bila proyek ini berhasil tidak dapat dlihindarkan ferjadinya transaksi bisnis manusia kloning Perdagangan kloning manusia seperti ini, teatu saja telah meletakkan martabet manusia setara dengan ewan dan tumbuban, Dari sudut gender, kloning juga mendatangkan efek negatif bagi posisi perempuan, Dari sudut pandang gender, penerapan kloning manusia tetap aja mendeskriditkan harkat dan martabat_manusia Terakhir dari sudut agama, penerapan kloning tidak disinggung secara eksplisit dan spesifik Hal ini mengindikasikan bahwa betapa kloning ‘memnliki dampak yang sangat besar bagi masa depan peradaban mamnsia. Keberhasilan yang spektakuler paca binatang kemudian diikuti dengan tahap_berikutnya, yakni Kloning pada manasa Jika hel int tetjadi dalam bentuk’ yang massif, maka skan memicu terjadinya IZZA etal. — Human Cloning Dalam Tinjauan Filsafat Moral perubahan sosial yong besar Karena labimnya makhlule “baru” yang bisa jadi memiliki karakteristk lebih baik atau babkan lebih buruk. Apalagi, efek berikutnya dati peskembangan ini yaitu penggunaan dan pemanfaatannya akan selaht Gidasarkan pada ideologi tertentu. Bagi kaum Muslim sendiri, meskipun eksperimen ilmieh dan sans iu bersifat universal, dalam aspek penggunaannya harus terlebih dulu disesuaikan dengan pandangan bidup kau Muslim. Kloning setidakaya memberiken dua persoalan besar pada kita terkait dengan historisitas dan nommativitas. Persoalan yang pertama adalah terkait dengan kontroversi adanya "intervensi penciptaan" yang dilakukan manusia terhadap "twgas penciptaan” yang semestinya dilakuken oleh Allsh SWT. Dan persoalan yang kedua adalah bagaimana posisi syarat menghadapi ontroversi pengkloningan ini, Apakah syariat ‘mengharamkan atau just sebaliknya menghalalkan, ‘Adanya perataran dan hrokum alam ini tentw saja imengharuskan adanya Sang Pengatur dan Pencipta. Allsh SWT berfirman, "Sesuagguhaya Kami ciptakan segala sesuafu menurut ukuran” (QS. AL-Qamar: 49) an dalam ayet lain, "..dan Dia tela menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapan uknran-ukurannya dengan serapicrapinya” (QS. Al-Furqaan: 2). Dua ayat i atas memiliki pemabaman bahwa Allah SWT telah rmenciptakan segala sesuatu dengan memperhitungknn ukuran dan Kesesuaian, serta telah mempersiapkannya dengan kondisi-kondisi yang cocok Penciptaan alam ‘semesta sesungguhnya telab terlaksana dengan pertimbangan yang sangat bijaksana, ‘bnkan tanpa pertimbangan, Penciptaan alam semesta ini ‘merupakan "penciptaan sesuatu dari ketiadaan (creatio ex nihillo) menjadi ada" bukan mengadakan sesuatu dari apa_yang sudah ada. Dengan logika ini, kloning terhadap manusia bukanlah suatu penciptaan, melainkan merupekan "pembuktian” dari eagungan dan kekvasean Allah SWT. Atau dengan kalimat lain, Honing hanyalah penemuan (invention) kecil_ dari sejumlah hukum alam dan rahasia alam yang tidak ada unsur peneiptann di dalamaya. Alasannya, penemuan ini bbokan "mengadakan" sesuatu dari yang tidak ada, ‘melainkan hanya menyingkap apa yang sudah ada Semakin pesat dan majunya sains dengan banyak itenmukan rabasia dan hukum alam oleh para ilmawan, sejatinya semakin bertambablah tanda-tanda kebesaran Sang Pencipta (al-Khalig), kesempurnaan kekuasaan- Nya, dan Kerapian hikmab-Nya, serta semakin takjub an tundukla manusia. Bukan malab bersikap arogan ingin menyamai atau bahkan melampaui kekwasaan Allah SWT. Kesan munculaya “intervensi penciptaan" yang dilakukan manusia sebenaraya dapat terbantebkan dengan sendirinya. Sebab bageimanapun, dalam fakta Honing masusia, ilmewan (masih dan akan terus) membutuhkan sesuatu yang telah ada (rahim manusia) ‘untuk pengkloningan im. Tanpa adanya pemanfaatan rahim, pengkloningan tidak akan berjalan. Juga ipahami bahwa dengan penemuan kloning ini kita dapat mengatakan bahvwa sel tubuh manusia memiliki potensi menghasilkan keturunan jika inti sel tubuh terscbut ditanamkan pada sel telur perempuan yang telah dihilangkan int selnya, ‘Manusia secara alamiah cenderung kepada kebaikan dion kesucian. Akan tetapi lingkungan sosial, terutama ‘orangtua, bisa memiliki pengaruh merusak terhadap diri, kal, dan fitcah anak, Fitrah sebagai sifat bawaan tetapi bisa rusak. Pemikir Islam kontemporer, Ismail Raji ale Famugi, memandang bahwa kecintaan kepada semua yang baik dan bemnilai merupakon kebendak keTuhanan sebagai sesnarm yang Allah SWT tanamkan kepada ‘manusia. Pengetalman dan kepaTuhan bawean kepada Allah SWT bersifit alamiah, sementara kedurhakean tidak bersifat alamiah (Nashori, 2003), (QS. Al-Rum: 30 itt merupakan pemyataan dan tidak: menggariskan sesuatu aturan atau hukum apa pun. Dengan demikian, manusia telah diciptakan sedemikian rapa sehingga agama menjadi bagian dari fitrahnya, dan babwa ciptaan Tlahi tidak bisa diubah, Kata tidak laa) pada ayat tersebut berarti bahwa seseorang tidak dapat ‘menghindar dari esensi dasar manusia itu sendii Ayatayat dan hadits-hadits tentang fitrah manusia, keseluruhan menunjukkan tentang esensi dan eksistensi ‘manusia diciptakan, yaitu sebagei abdi dan khalifah Allah SWT. Jasmani manusia dilengkapi dengan akalnya, agar berpikir untuk berbuat dan bertindak semata-mata sebagai abdi dan ktalifah Allah di moka bumi ini. Ketike tindakan dan perbustan manusia itu menyimpang dari eksistensinya sebagai abdi dan halifah Allah, ia tetaplah manusia tapi menyimpang dari esensi dan eksistensinya. Kemmdian membagi daya jivva (rub) menjadi 3 bagian yang masing-masing bagian saling mengikut, yaitu: (Tonu, 1952), 1. Jiwa (rah) tumbuh-tumbuban, mencakup daya-daya yang ada pada manusie, hewan dan tumbuh- tumbuhan, Jiwa ini kesempurnaan awal basi tubub ‘yang bersifat alamiah dan mekanistik, baik dari ‘aspek melahirkan, tambuih, dan makan. Jiwa (muh) hewan, mencakup senma daya yang ada pada manusia dan hewan, Ta mendefinisiken rub ini sebagai sebuah Kesempumean awal bagi tubuh alaonial yang bersifat mekanistik dari sat sisi, serta ‘menangkap berbagai parsialitas dan bergerak Karena ‘keinginan, 3. Tiwa (rub) rasional, mencakup daya-daya. khusus pada manusia. Jiwa ini melaksanakan fongsi yang dlinisbatkan pada akal. Ibou Sina mendefinisikannya sebagai kesempurnaan awal bagi tubub alamiah ‘yong bersifat mekanistik, di mana pada satu sisi ia ‘melakukan —berbagai __perilaku _eksistensial berdasarkan ikhtiar pikiran dan kesimpulan ide ‘namun pada sisi lain ia mempersepsikan semua petsoalan yang bersifat universal. Ruh terbagi menjadi dua; pertama disebut rub hewani, yakni jauhar yong halus yang terdapat pada rongga hati jasmani dan mermpakan sumber kehidupan, perasaan, gerak, dan penglibatan yang dihubungkan 260 PROSIDING KONFERENSI INTEGRAS! INTERKONEKSI ISLAM DAN SINS 2: 253-260, 2020 dengan anggota tubuh seperti menghubungkan cabaya yang menerangi sebuah ruangan. Kedua, berarti nafs nnatigah, yakoi memmngkinkan manusia_mengctalmi segala bakekat yang ada, Dapat disimpulkan babwa ‘hubungan muh dengan jasad merapakan hubngan yang saling mempengarubi. Sedangkan Kkloning dengan sel hewan Kkedalam sel manusia atau kloning sel manusia kedalam sel hewan jelas akan menimbulkan petbedaan ‘hubungan ru dan jasad (Syarifah, 2013). Dalam kehidupan yang terus berkembang, persoalan teknis atau prasarana Sehebat apapuin prasarana tersebut itu sementara sifamya. Perkara yang jah lebih penting dan mendasar adalah: bagaimana menyiapkan_pribadi dengan kedalaman moral yang cukup. Pendidikan moral ‘amp menyelematkan masa depan Karena moral ‘melekat dan inhern dalam perilakn keseharian (Sulhatal, 2018). Setiap manusia memiliki hak asasi manusia (HAM) yang merupakan seperangkat hak yang melekat pada hiakikat dan keberadaan makhluk Tuitan Yang Maha Esa dan merupakan amugerah-Nya yang wajib dihormati, dlijunjumg tinggi dan dilindungi oleh negara, hmkum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta petlindungan harkat dan martabat mamusia.” tidak seharusnya disetarakan dengan hewan atsmpun tumbuhan melalui kloning. Pengaturan HAM dalam fhokum bermaksud agar hak-hak manusia ity dapat dirumuskan dengan cara yang paling tepat (Sudjana, 2015). KESIMPULAN Kloning pada manusia merupakan hasil kemajuan iptek ilmm medis yang digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas keturunan, selsin itu kloning juga digunakan untuk tujuan terapi. Berawal dari kebethasilan cloning pada hewan yang keumdian dilanjurken dengan percobsan kloning pada manusia dan merambat ke perpaduan antara kloning manusia dengan ewan, yang dapat memicu terjadinya perubahan sosial yang besar karena lahirnya makhlulk “baru” yang bisa jadi memiliki karakteristik lebih baile atau bahkan lebih buruk (keberhasilan yang tidak dapat diprediksi) yang kemungkinan dapat menimbullan kecacatan. Sedangkan dalam kacamata filsafat moral (Immanuel Kant) hewan dan manusia adalah makbluk yang berbeda segi derajat dan martabataya yang tidal Sseharusaya diperlakukan sama dan pada dasamnya Kloning “sama dengan merubah strukrur ketetapan (tatanan) Tuban yang berarti menyalabi aturan Tuhan yang pada dasamyan ciptean Tuhan harus di hormati ‘dan di junjung tinggi. DAFTAR PUSTAKA Amin, 2007. Kloning Manvsia dan Masalah Sosial-Etik Dimensia, VoL. (1). Byme, LA. & Gurdon, 1.8. 2002. Commentary on human cloning. Diferenttation 69:154-157. Esha, Muhammad In'am. 2010. Menyju Pemikiran Filsafat ‘Malang: UIN Mali Press. Fotis, Fitri. 2015. Kurikulum 2013 dalam Perspektif Flsafat Pendidikan Progressifisme. Jurnal Filsafat, Vol. 25 (2). Hobibab, Sulhaml, 2018. Filsafat Pendidikan Islam dan ‘Tamengmoralitas Bangsa. Jumal Studi Pendidikan Islam, Vol (). Tho Sina, Aha al-Nafs. 1952, Ditahkik oleh Ahmad Fuasd al

Anda mungkin juga menyukai