most notably a palace (1745; of the susuhunan, one of the traditional princes of
central Java), a prince’s court (1788; that of the mangkunegaran, another
traditional ruler), and a Dutch fort (1779; now a garrison headquarters). Renowned
as an educational and cultural centre, Surakarta contains the
awalnya mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia untuk penduduk "Kepulauan
Hindia atau Kepulauan
pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan maritim
utama antara India dengan Tiongkok dan merupakan salah satu jalur pelayaran
terpenting di dunia. Dari perdagangan tersebut, banyak budaya-budaya asing yang
mempengaruhi dan bahkan berasimilasi dengan budaya-budaya lokal.[40] Nama Sriwijaya
mulai meredup dan diperkirakan runtuh pada awal abad ke-11. Dharmasraya kemudian
naik
Oleh karena itu, Arsip Nasional RI tidak memiliki khasanah arsip pada masa
pendudukan Jepang. Lembaga Kearsipan yang pada masa Hindia Belanda bernama
Landarchief, pada masa pendudukan Jepang berganti dengan
Non Departemen yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Sementara anggaran
pembelanjaannya dibebankan kepada anggaran Sekretariat
Kata "Indonesia" berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Indus yang merujuk kepada
sungai Indus di India dan nesos yang berarti "pulau".[22] Jadi, kata Indonesia
berarti wilayah "kepulauan India", atau kepulauan yang berada di wilayah Hindia;
ini merujuk kepada persamaan antara dua bangsa tersebut (India dan Indonesia).[23]
Pada tahun 1850, George Windsor Earl, seorang etnolog berkebangsaan Inggris,
Jokowi was born and raised in Surakarta, a city in the centre of Java northeast of
Yogyakarta. His father was a wood seller who plied his trade in the city’s streets,
and throughout much of Jokowi’s childhood he and his family lived in illegally
built shacks near the city’s flood-prone Solo River.
Later, when he entered politics, his populist appeal was rooted in part to those
humble beginnings.
Pada masa kepemimpinan Drs. R. Mohammad Ali diupayakan berbagai usaha untuk
meningkatkan peran dan status lembaga Arsip Negara.
Sejak Belanda melancarkan agresi militer yang pertama dan