Anda di halaman 1dari 11

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MARKAS BESAR

KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


No. Pol. : Kep / 42 / / 2004

tentang

ATASAN YANG BERHAK MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN


DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : Bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 16


Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan
Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
mengatur pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin,
untuk pelaksanaannya dipandang perlu menetapkan keputusan.

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2003, Tentang


Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
2. Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/53/X/2002 tanggal
17 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Satuan-satuan Organisasi Pada Tingkat Markas Besar
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan perubahannya.
3. Keputusan Kapolri No.Pol.: Kep/54/X/2002, tanggal
17 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Satuan-satuan Organisasi Pada Tingkat Kepolisian Negara
Republik Indonesia Daerah (Polda) dan perubahannya.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK


INDONESIA TENTANG ATASAN YANG BERHAK
MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN DI LINGKUNGAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

/ BAB I …..
2 KEPUTUSAN KAPOLRI
NO. POL. : KEP/ / /2004
TANGGAL : 2004

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan Kapolri ini yang dimaksud dengan:
1. Atasan adalah setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang
selanjutnya disebut anggota Polri dan/atau Pegawai Negeri Sipil, yang
selanjutnya disebut PNS, yang karena pangkat dan/atau jabatannya
berkedudukan lebih tinggi dari pada anggota Polri yang dipimpinnya.
2. Atasan langsung adalah anggota Polri dan/atau PNS yang karena jabatannya
secara struktural mempunyai wewenang langsung membina bawahan yang
dipimpinnya.
3. Atasan tidak langsung adalah setiap anggota Polri dan/atau PNS yang karena
pangkat atau jabatannya lebih tinggi dan tidak mempunyai wewenang langsung
terhadap bawahannya.
4. Bawahan adalah setiap anggota Polri yang karena pangkat dan/atau jabatannya
lebih rendah dari atasannya.
5. Atasan yang berhak menghukum yang selanjutnya disebut Ankum adalah
Atasan yang karena jabatannya diberi wewenang menjatuhkan hukuman disiplin
kepada bawahan yang dipimpinnya.
6. Ankum yang berwenang penuh adalah Ankum yang mempunyai wewenang
menjatuhkan semua jenis hukuman disiplin.
7. Ankum berwenang terbatas adalah Ankum yang mempunyai wewenang
menjatuhkan sebagian jenis hukuman disiplin.
8. Ankum berwenang sangat terbatas adalah Ankum yang mempunyai
wewenang menjatuhkan hukuman disiplin berupa teguran tertulis.
9. Atasan Ankum adalah atasan langsung dari Ankum secara berjenjang sesuai
dengan struktur organisasi Polri.
BAB II
PENGGOLONGAN ANKUM
Pasal 2
(1) Pejabat yang bewenang menjatuhkan hukuman disiplin adalah :
a. Ankum, dan/atau;
b. Atasan Ankum.
(2) Ankum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, secara berjenjang adalah
sebagai berikut:
a. Ankum berwenang penuh.
b. Ankum berwenang terbatas.
c. Ankum berwenang sangat terbatas.
/ (3) Ankum …..
3 KEPUTUSAN KAPOLRI
NO. POL. : KEP/ / /2004
TANGGAL : 2004

(3) Ankum di lingkungan Polri terdiri dari :


a. Ankum tingkat Pusat.
b. Ankum tingkat Kewilayahan.

BAB III

PEJABAT ANKUM

Pasal 3

(1) Ankum tingkat pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a
adalah :
a. Ankum berwenang penuh terdiri dari :
1) Kapolri;
2) Wakapolri;
3) Irwasum;
4) Para Kaba;
5) Kepala BNN;
6) Para Deputi;
7) Kalemdiklat, Kasespim, Gubernur Akpol /PTIK;
8) Koorsahli/ Sahli Kapolri;
9) Para Kadiv;
10) Kakorbrimob;
11) Para Karo;
12) Para Irwil;
13) Para Direktur;
14) Para Kapus;
15) Ka Secapa, Ka Selapa, Karumkit;
16) Ses NCB Interpol-Indonesia;
17) Kadenma;
18) Kasetum;
19) Para Kapusdik/Kapuslat;
20) Koorspripim.

b. Ankum berwenang terbatas terdiri dari:


1) Irbid;
2) Ses dan Wadir;
3) Kabag;
4) Kabid;
5) Kaden pada Divpropam Polri dan Baintelkam Polri.
6) Kadenma Korbrimob Polri dan Kaden pada Kasat Brimob Polri,
Pusdokkes Polri dan Pusku Polri;
7) Kanit pada Bareskrim Polri;
8) Para Kadep.

/ c. Ankum …..
4 KEPUTUSAN KAPOLRI
NO. POL. : KEP/ / /2004
TANGGAL : 2004

c. Ankum berwenang sangat terbatas terdiri dari:


1) Kasubbag;
2) Kasubbid;
3) Kanit pada Baintelkam Polri dan Divpropam Polri;
4) Kasi/Kaden pada Korbrimob Polri;
5) Para Pasdep.
6) Danki dan Danton pada Korbrimob.
(2) Ankum yang berwenang penuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk
jabatan Waka.
Pasal 4
Ankum di tingkat kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf b
adalah :
a. Ankum di tingkat Polda;
b. Ankum di tingkat Polwil/Tabes, Poltabes;
c. Ankum di tingkat Polres/Tro/Ta.

Pasal 5
Ankum di tingkat Polda terdiri dari :
a. Ankum berwenang penuh, yaitu:
1) Kapolda;
2) Wakapolda.
3) Irwasda;
4) Para Karo;
5) Para Dir/Wadir;
6) Kasat Brimobda;
7) Para Kabid;
8) Ka SPN;
9) Kasetum;
10) Kadenma;
b. Ankum berwenang terbatas, yaitu:
1) Irbid;
2) Kabag;
3) Kasubdit;
4) Kasubbid;
5) Kaden;
6) Kasat.
c. Ankum berwenang sangat terbatas, yaitu :
1) Kasubbag;
2) Kanit;
3) Kasi;
4) Danki;
5) Kaur.
/ Pasal ….
5 KEPUTUSAN KAPOLRI
NO. POL. : KEP/ / /2004
TANGGAL : 2004

Pasal 6
Ankum di tingkat Poltabes, Polwil/Tabes terdiri dari :
a. Ankum berwenang penuh, yaitu :
1) Kapoltabes/Kapolwiltabes;
2) Wakapoltabes/Wakapolwiltabes.
b. Ankum berwenang terbatas yaitu para Kabag , Kasat dan Danki Brimob.
c. Ankum berwenang sangat terbatas yaitu para Kasubbag, para Kanit dan
para Danton Brimob.
Pasal 7
Ankum di tingkat Polres/Ta terdiri dari :
a. Ankum berwenang penuh yaitu Kapolres/Ta dan Wakapolres/Ta;
b. Ankum berwenang terbatas yaitu para Kabag, Kasat dan Kapolsek/Tro/Ta.
c. Ankum berwenang sangat terbatas yaitu para Kasat, para Kasubbag dan para
Kanit Polres.
BAB IV
ATASAN ANKUM
Pasal 8
(1) Kapolri sebagai Atasan Ankum dari Wakapolri, Irwasum, para Kaba Polri, para
Deputi Kapolri, para Sahli Kapolri, para Kadiv Polri, para Gubernur, Kasespim,
Kalemdiklat, para Kapolda, para Kapus, , Kakor Brimob, Ses NCB Interpol
Indonesia, Koorspripim, Kadenma, Kasetum termasuk para Pejabat Polri yang
bertugas di luar struktur organisasi Polri.
(2) Para pejabat tersebut di bawah ini :
a. Irwasum Polri sebagai Atasan Ankum dari para Irwil;
b. Para Kaba Polri sebagai Atasan Ankum dari para Dir, para Karo, Kapus,
dan Kaden;
c. Para Deputi Kapolri sebagai atasan Ankum dari para Karo atau para
Kadomat;
d. Para Kadiv Polri sebagai atasan Ankum dari para Kapus;
e. Kalemdiklat sebagai atasan Ankum dari para Dir, para Kapusdik, para
Kepala Sekolah.
f. Kasespim sebagai atasan Ankum dari para Dir dan Ses Lem.
g. Para Gubernur sebagai atasan Ankum dari para Dir dan Ses Lem.
h. Kakor Brimob sebagai atasan Ankum dari Kasat, Kapuslat dan Kaden.
i. Kapusdokkes Polri sebagai atasan Ankum dari Karumkit.
/ Pasal ….
6 KEPUTUSAN KAPOLRI
NO. POL. : KEP/ / /2004
TANGGAL : 2004

Pasal 9
(1) Kapolda sebagai atasan Ankum dari Irwasda, para Karo, para Dir, para Kabid,
Kalabfor, para Kapolwil/Tabes, para Kapoltabes, para Kapolres/Ta, Kasat
Brimobda, Ka SPN, Kasetum, Kadenma, dan KP3/Udara/Laut (setingkat
Polres), termasuk para Pejabat Polri yang bertugas di luar struktur organisasi
Polri.
(2) Kapolwil merupakan atasan Ankum dari Kapolres/Ta/Tabes dan KP3.
Pasal 10
Ankum berwenang penuh pada masing-masing satuan kerja di tingkat Pusat dan di
Tingkat Kewilayahan merupakan Atasan Ankum dari Ankum berwenang terbatas dan
Ankum berwenang sangat terbatas.
BAB V
KEWENANGAN
Bagian Kesatu
Ankum
Pasal 11
(1) Ankum berwenang penuh sebagaimana dimaksud Pasal 3 huruf a, Pasal Pasal
5 huruf a, Pasal 6 huruf a, Pasal 7 huruf a merupakan Ankum yang berwenang
menjatuhkan semua jenis hukuman disiplin yang meliputi:
a. Teguran tertulis;
b. Penundaan mengikuti pendidikan paling lama 1 (satu) tahun;
c. Penundaan kenaikan gaji berkala;
d. Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun;
e. Mutasi yang bersifat demosi;
f. Pembebasan dari jabatan;
g. Penempatan dalam tempat khusus paling lama 21 (dua puluh satu)
hari.
h. Memberikan hukuman yang diperberat dengan tambahan maksimal 7
(tujuh) hari di tempat khusus.
(2) Kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin tersebut pada ayat (1), dapat
diberikan hanya kepada anggota pelaku pelanggaran disiplin yang berada di
kesatuan yang dipimpinnya.
Pasal 12
(1) Ankum berwenang terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b,
Pasal 5 huruf b, Pasal 6 huruf b, dan Pasal 7 huruf b berwenang menjatuhkan
hukuman disiplin berupa :
a. Teguran tertulis;
b. Penundaan mengikuti pendidikan paling lama I (satu) tahun.
/ (2) Wewenang …..
7 KEPUTUSAN KAPOLRI
NO. POL. : KEP/ / /2004
TANGGAL : 2004

(2) Wewenang menjatuhkan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam ayat


(1), dapat diberikan kepada anggota Perwira Pertama, Bintara dan Tamtama
yang berada di bawah pimpinannya.
(3) Ankum berwenang terbatas dalam melaksanakan sidang disiplin terhadap
anggota pelanggar disiplin didasarkan atas perintah ankum penuh.

Pasal 13

(1) Ankum berwenang sangat terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
c, Pasal 5 huruf c, Pasal 6 huruf c, dan Pasal 7 huruf c, berwenang
menjatuhkan hukuman disiplin berupa hukuman teguran tertulis.
(2) Kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), diberikan kepada Bintara dan Tamtama yang berada di bawah pimpinannya.
(3) Ankum berwenang sangat terbatas dalam melaksanakan sidang disiplin
terhadap anggota pelanggar disiplin didasarkan atas perintah Ankum penuh.

Pasal 14

(1) Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin terhadap anggota Polri
yang ditugaskan dalam status Bawah Kendali Operasi (BKO) adalah Kasat
Wilayah/pimpinan kesatuan Polri di mana anggota Polri tersebut di BKO kan.

(2) Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin terhadap anggota Polri
yang ditugaskan dalam status Bawah Perintah (BP) adalah Ankum kesatuan
asal.

(3) Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin terhadap anggota Polri
yang melaksanakan dinas magang adalah pimpinan kesatuan Kepolisian
dimana anggota tersebut melaksanakan tugas magang.

Bagian Kedua
Atasan Ankum
Pasal 15

(1) Atasan Ankum berwenang menerima pengajuan keberatan terhukum atas


hukuman disiplin yang diajukan oleh Ankum.
(2) Atasan Ankum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b,
berwenang memeriksa pelanggaran disiplin yang tidak terselesaikan oleh
Ankum dan menjatuhkan hukuman disiplin melalui sidang disiplin terhadap para
Pati , Pamen, Pama yang berada di bawah pimpinannya.
(3) Atasan Ankum berwenang menolak atau menerima seluruh atau sebagian
pengajuan keberatan hukuman yang dijatuhkan Ankum.
/ (4) Apabila ….
8 KEPUTUSAN KAPOLRI
NO. POL. : KEP/ / /2004
TANGGAL : 2004

(4) Apabila Atasan Ankum menolak seluruhnya, maka Atasan Ankum menguatkan
putusan yang dibuat oleh Ankum, apabila keberatan terhukum diterima
seluruhnya, maka Atasan Ankum membatalkan putusan Ankum. Dan apabila
pengajuan keberatan diterima sebagian, maka Atasan Ankum mengubah
putusan yang dibuat oleh Ankum.
(5) Dalam memeriksa dan memutus pengajuan keberatan terhukum dapat
dilakukan tanpa melalui sidang disiplin dengan meminta saran dan pendapat
hukum dari fungsi pembinaan hukum.

BAB VI
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Bagian Kesatu
Ankum
Pasal 16
(1) Ankum berwenang penuh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, Pasal
5 huruf a, Pasal 6 huruf a dan Pasal 7 huruf a mempunyai tugas:
a. melakukan pemeriksaan terhadap anggota pelanggar disiplin yang
berada di bawah wewenang satuan kerjanya.
b. memerintah Provos dan petugas yang ditunjuk untuk melakukan
pemeriksaan terhadap pelanggaran disiplin anggota yang berada di
bawah wewenang satuan kerjanya.
c. menentukan penyelesaian perkara pelanggaran disiplin anggota di bawah
wewenang satuan kerjanya melalui sidang disiplin.
d. melaksanakan sidang disiplin anggota pelanggar yang berada di bawah
kewenangan satuan kerjanya setelah menerima berkas perkara disiplin
dari Provos.
e. mengeluarkan surat keputusan penjatuhan hukuman disiplin sebagai
hasil pelaksanaan sidang disiplin.
f. melakukan penundaan atas pelaksanaan hukuman disiplin yang sudah
dijatuhkan untuk kepentingan dinas dan/atau untuk kepentingan anggota
karena suatu hal tertentu (sakit atau perlu perawatan dokter)
g. menentukan penjatuhan disiplin pada tempat khusus sebagai hasil
keputusan sidang disiplin.
h. meneruskan pengajuan keberatan anggota terhukum atas putusan
hukuman yang dijatuhkan oleh Ankum kepada Atasan Ankum.
i. melaporkan adanya pelanggaran disiplin anggota yang belum
ditindaklanjuti dengan sidang disiplin setelah batas waktu 30 (tiga puluh)
hari dengan alasan-alasannya.
/ (2) Ankum …..
9 KEPUTUSAN KAPOLRI
NO. POL. : KEP/ / /2004
TANGGAL : 2004

(2) Ankum berwenang penuh bertanggung jawab atas tugas sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) kepada Atasan Ankum.

Pasal 17
(1) Ankum berwenang terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b,
Pasal 5 huruf b, Pasal 6 huruf b dan Pasal 7 huruf b mempunyai tugas :
a. Melaksanakan sidang disiplin atas pelanggaran anggota berpangkat
Pama, Ba dan Ta yang berada di bawah wewenang satuan kerjanya
berdasarkan perintah Ankum berwenang penuh.
b. Melaporkan hasil pelaksanaan sidang disiplin dan keputusan hasil
sidang disiplin yang dilakukan kepada Ankum berwenang penuh.
(2) Ankum berwenang terbatas bertanggung jawab atas tugas sebagaimana
dimaksud ayat (1) kepada Ankum berwenang penuh.

Pasal 18
(1) Ankum berwenang sangat terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf c, Pasal 5 huruf c, Pasal 6 huruf c dan Pasal 7 huruf c mempunyai tugas :
a. Melaksanakan sidang disiplin atas pelanggaran anggota berpangkat Ba
dan Ta yang berada di bawah pimpinannya berdasarkan perintah Ankum
berwenang penuh.
b. Melaporkan hasil pelaksanaan sidang disiplin dan keputusan hasil sidang
disiplin yang dilakukan kepada Ankum berwenang penuh.

(2) Ankum berwenang sangat terbatas bertanggung jawab atas tugas sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b kepada Ankum berwenang penuh.
Bagian Kedua
Atasan Ankum
Pasal 19
(1) Atasan Ankum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b
mempunyai tugas:
a. Menerima pengajuan keberatan Terhukum melalui Ankum;
b. Menerima atau menolak seluruh atau sebagian keberatan yang diajukan
oleh Terhukum;
c. Menunda pelaksanaan hukuman sehubungan dengan adanya pengajuan
keberatan dari Terhukum atas putusan hukuman yang dijatuhkan oleh
Ankum;
d. Memeriksa dan memutus atas pengajuan keberatan yang diajukan
Terhukum atas putusan hukuman yang dijatuhkan oleh Ankum;
e. Menyampaikan putusan Atasan Ankum kepada Terhukum yang
mengajukan keberatan;
/ f. Menanyakan …..
10 KEPUTUSAN KAPOLRI
NO. POL. : KEP/ / /2004
TANGGAL : 2004

f. Menanyakan dan/atau menegur Ankum yang tidak menangani


pelanggaran disiplin bawahannya dan apabila diperlukan wajib mengambil
alih penyelesaian perkaranya selaku Ankum sampai dengan putusan
sidang disiplin .
(2) Atasan Ankum bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1).

BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 20
(1) Apabila terjadi perubahan struktur organisasi baik di tingkat pusat dan/atau di
tingkat kewilayahan, maka jabatan yang baru menyesuaikan ketentuan
keankuman sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 2.

(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan Kapolri ini akan diatur lebih lanjut
dengan Surat Keputusan Kapolri.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 21
Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka segala ketentuan yang bertentangan
dengan isi Keputusan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Paraf : Ditetapkan di : Jakarta


1. Konseptor : Pada tanggal : 2004
a. Kadivbinkum Polri : ……
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
b. Ketua Sub Pokja : ……

2. Kasetum : ……

3. Wakapolri :…… Drs. DA’I BACHTIAR, S.H.


Kepada Yth : JENDERAL POLISI
Distribusi A,B,C dan D Mabes Polri.
PARAF PARA PEJABAT :
1. Konseptor : 6. Kababinkam Polri : ……. 12. Kadivpropam Polri : ……..
a. Kadivbinkum Polri : ……… 7. Kabaintelkam Polri : …….. 13. Kadivtelematika Polri : ……..
b. Ketua Sub Pokja : ……… 8. Derenbang Kapolri : …….. 14. Kalemdiklat Polri : ……..
2. Kasetum Polri : ……… 9. De SDM Kapolri : …….. 15. Kakorbrimob Polri : ……..
3. Wakapolri : ..……. 10. Delog Kapolri : …….. 16. Koorsahli Kapolri : ……..
4. Irwasum Polri : …….. 11. Kadivhumas Polri : ……. 17. Ses NCB Interpol : ……..
5. Kabareskrim Polri : …….
11 KEPUTUSAN KAPOLRI
NO. POL. : KEP/ / /2004
TANGGAL : 2004

Umum :
1. Komjen Pol. Drs. Suyitno LS, S.H., MSi (Kabareskrim Polri)
a. Seyogianya ada pasal yang mengatur tempat dimana sidang disiplin dilakukan pada tempat
yang bersangkutan melakukan pelanggaran disiplin.(sudah ada Yaitu pada Satker)
b. Bila telah dilakukan tindakan Ankum terhadap yang bersangkutan, baru kemudian
dilaksanakan sidang disiplin, maka keputusan sidang disiplin adalah menguatkan tindakan
yang telah diambil oleh Ankum.

2. Kadivhumas Polri
a. Di Humas ada Wakadivhumas, statusnya bagaimana ?. (satu kotak)
b. Bagaimana bila ada kasus pelanggaran disiplin, sedangkan yang bersangkutan sudah
dimutasikan.

3. Gubernur PTIK
a. Apa tidak bisa dibuat 1 Kep. Kapolri saja.
b. Mengenai format sering mengabaikan konsideran, seperti konsideran “Menetapkan”.

4. Deops Kapolri
Perlu difikirkan tentang anggota yang deperson, bagaimana kalau melanggar lagi.

Anda mungkin juga menyukai