Variabel Pengajuan Sertifikasi Halal Usaha Kecil Keripik Tempe Di Kota Malang
Variabel Pengajuan Sertifikasi Halal Usaha Kecil Keripik Tempe Di Kota Malang
1
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia
2
Halal-Qualified Industry Development (Hal-QID), Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia
*
Penulis korespondensi
Email : ciptotip@ub.ac.id
DOI 10.21107/agrointek.v15i3.9743
Sucipto et al. /AGROINTEK 15(3): 736-747 737
berwirausaha atau meneruskan usaha keluarga. hubungan indikator dengan variabel. Nilai outer
Produsen memiliki motivasi tinggi berwirausaha weight ditujukan bagi konstruk formatif (variabel
karena ingin memperoleh hasil usaha. Mendapat X), sedang outer loading ditujukan bagi konstruk
penghormatan lebih besar dari orang lain karena reflektif (Variabel Y). Menurut Santoso (2010)
berwirausaha dan menyediakan lapangan kerja seluruh indikator harus memiliki nilai outer
bagi orang di sekitarnya (Moy et al., 2020). weight dan outer loading > 0,5.
Lama usaha mayoritas 11-20 tahun sebanyak Pada nilai outer weight, diketahui bahwa
25 atau 62,5 %. Lama usaha dapat memengaruhi indikator informasi sertifikasi halal (X12) memiliki
tingkat pendapatan dan produktivitas kerja. nilai tertinggi sehingga paling berpengaruh
Peningkatan keahlian menambah efisiensi dan terhadap variabel kesadaran produsen (X1). Hasil
mampu menekan biaya produksi. Semakin lama wawancara menunjukkan produsen keripik tempe
menekuni usaha meningkatkan pengetahuan untuk masih perlu informasi dan edukasi kehalalan
mengetahui perilaku konsumen. Hal ini penting produk keripik tempe. Produsen menganggap
dalam pengembangan usaha. semua bahan untuk produksi sudah halal. Kondisi
Hasil Uji Instrumen ini menghambat niat produsen mengajukan
sertifikasi halal. Kesadaran produsen terhadap
Seluruh indikator memiliki Pearson urgensi dan manfaat sertifikasi halal pada industri
correlation > 0,320. Hal ini menunjukkan seluruh kecil menjadi faktor yang memengaruhi
pertanyaan pada kuesioner valid. Semua variabel pengajuan sertifikasi halal (Marzuki et al., 2012).
reliabel karena Cronbach’s Alpha > 0,60 dan
kuesioner memberikan hasil pengukuran Pada variabel prosedur sertifikasi halal (X2),
konsisten. indikator panduan profesional (X22) memiliki nilai
Evaluasi Diagram Jalur outer weight tertinggi, sehingga memiliki
pengaruh paling besar. Berdasarkan wawancara
Diagram jalur Gambar 1 menunjukkan dengan beberapa produsen keripik tempe di
hubungan kausalitas antara variabel kesadaran Sanan, mereka belum memahami cara pengajuan
produsen, prosedur sertifikasi halal, biaya sertifikasi halal dan dokumen yang mesti
sertifikasi halal, regulasi sertifikasi halal, dan dilengkapi. Apalagi di Indonesia ada perubahan
permintaan konsumen terhadap pengajuan pendaftaran sertifikasi halal dari LPPOM-MUI ke
sertifikasi halal serta menunjukkan nilai dan BPJPH dengan beberapa persyaratan baru
hubungan antar indikator. sehingga perlu penyesuaian. Sosialisasi dan
Hasil Pendugaan Parameter panduan dari lembaga terkait masih terbatas.
Hasil pendugaan parameter pada Tabel 3.
Nilai outer weight dan outer loading menunjukkan
Keterangan :
X1: Kesadaran Produsen X4: Regulasi Sertifikasi Halal
X11: Pemahaman Konsep Halal X41: Kewajiban Menerapkan UU
X12: Informasi Sertifikasi Halal X42: Dukungan Pemerintah
X2: Prosedur Sertifikasi Halal X43: Kerjasama Pemerintah dan Lembaga Sertifikasi
X21: Sosialisasi Prosedur Sertifikasi X5: Permintaan Konsumen
X22: Panduan Profesional X51: Pertanyaan Sertifikasi Halal Produk
X23: Kerumitan Proses Pengajuan X52: Keberadaan Logo Halal pada Kemasan
X3: Biaya Sertifikasi Halal Y: Pengajuan Sertifikasi Halal
X31: Keterjangkauan Biaya Y1: Jaminan Kehalalan Proses Produksi
X32: Komponen Biaya Sertifikasi Y2: Manfaat Sertifikasi Halal
Pada variabel permintaan konsumen (X5) Evaluasi Kriteria Goodness of Fit outer Model
nilai outer weight indikator pertanyaan sertifikasi
Penelitian ini menggunakan evaluasi model
halal produk dari konsumen (X51) tertinggi berarti
pengukuran berbeda karena terdiri dari variabel
berpengaruh paling besar. Wawancara dengan
formatif dan reflektif. Model pengukuran reflektif
beberapa usaha kecil keripik tempe mengakui baru
dievaluasi dengan uji convergent validity,
sebagian kecil konsumen bertanya sertifikasi halal
discriminant validity, dan composite reliability.
produk. Kesadaran konsumen terkait keamanan
dan kehalalan produk yang dikonsumsi masih Menurut Raykov (2011) pengujian
minim. Konsumen yang peduli produk pangan convergent validity untuk mengetahui validitas
bertanya apa produk yang dipasarkan memiliki setiap indikator penelitian dengan melihat skor
sertifikasi halal. loading factor dari indikator yang mengukur
konstruk tersebut. Nilai di atas 0,5 dianggap cukup
Pada nilai outer loading, diketahui bahwa
untuk memenuhi kriteria indikator yang baik.
indikator jaminan kehalalan proses produksi (Y11)
Hasil output korelasi antar indikator dengan
memiliki nilai tertinggi terhadap variabel
konstruk variabel Y pada Tabel 4.
pengajuan sertifikasi halal (Y), menunjukkan
refleksi paling besar. Hal itu dibuktikan sertifikasi Discriminant validity ditunjukkan nilai cross
halal produk dapat menjamin produk tidak hanya loading dengan variabel laten lebih besar
bebas dari bahan haram, tetapi terjaga keamanan dibanding korelasi terhadap variabel laten lain.
dan meningkatkan citra usaha dalam jangka Discriminant validity berkaitan pengukuran pada
panjang. Sertifikasi halal bermanfaat bagi konstruk berbeda tidak memiliki skor korelasi
konsumen dan produsen karena menjadi bentuk tinggi (Alfa et al., 2017). Hasil cross loading pada
tanggung jawab produsen ke konsumen untuk Tabel 5.Tabel 5 Hasil Pengujian Discriminant
memproduksi pangan halal (Waluyo, 2013). Validity.
Manfaat sertifikasi halal (Y12) juga memberikan Kriteria uji reliabilitas komposit adalah nilai
refleksi relatif sama terhadap pengajuan sertifikasi cronbach’s alpha dan composite reliability.
halal (Y). Menurut Peterson dan Kim (2013) suatu konstruk
Hasil Evaluasi Goodness of Fit dinyatakan reliabel bila nilai Chonbach’s alpha >
Seluruh nilai indikator memiliki Pearson 0,60 dan composite reliability > 0,70. Nilai
correlation lebih dari 0,320. Hal ini menunjukkan cronbach’s alpha variabel Y yaitu 0,775, sehingga
seluruh pertanyaan pada kuesioner valid. Semua dinyatakan reliabel. Composite reliability bernilai
variabel dinyatakan reliabel karena Cronbach’s 0,899 berarti reliabel.
Alpha lebih dari 0,60 dan kuesioner memberikan
hasil pengukuran konsisten.
Tabel 3 Pendugaan Parameter
X1 X2 X3 X4 X5 Y
X11 0,791 0,447 0,578 0,465 0,451 0,527
X12 0,993 0,707 0,741 0,691 0,726 0,661
X21 0,668 0,883 0,712 0,796 0,811 0,593
X22 0,643 0,969 0,738 0,764 0,679 0,650
X23 0,621 0,842 0,523 0,676 0,716 0,565
X31 0,690 0,650 0,979 0,662 0,622 0,641
X32 0,705 0,794 0,790 0,657 0,732 0,517
X41 0,656 0,782 0,693 0,962 0,684 0,787
X42 0,667 0,743 0,638 0,957 0,757 0,783
X43 0,598 0,782 0,710 0,919 0,721 0,751
X51 0,699 0,745 0,686 0,758 0,993 0,531
X52 0,691 0,756 0,679 0,717 0,955 0,510
Y1 0,538 0,710 0,650 0,774 0,516 0,906
Y2 0,668 0,500 0,532 0,703 0,449 0,901
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Inner Model variabel yang paling berpengaruh terhadap
pengajuan sertifikasi halal yaitu regulasi
Indikator untuk evaluasi model struktural
sertifikasi halal (X4), permintaan konsumen (X5),
adalah koefisien determinasi (R2) dan predictive
kesadaran produsen (X1), biaya sertifikasi halal
relevance (Q2). Perubahan nilai R2 menjelaskan
(X3), dan prosedur sertifikasi halal (X2). Urutan
pengaruh suatu variabel independent terhadap
tersebut berdasar nilai thitung pada setiap variabel
variabel dependent secara substantif. Indikator Q2
independent (X).
digunakan mengukur seberapa baik nilai observasi
dihasilkan model dan estimasi parameternya Pengaruh Kesadaran Produsen terhadap
(Saleh, 2014). Nilai R2 sebesar 0,704, menujukkan Pengajuan Sertifikasi Halal
pengajuan sertifikasi halal dipengaruhi variabel Hasil uji hipotesis pengaruh kesadaran
penelitian ini sebesar 70,4 % dan 29,6 % produsen terhadap pengajuan sertifikasi halal
dipengaruhi variabel lain di luar penelitian ini. memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,276 dan
Nilai tersebut menunjukkan tingkat penjelasan nilai thitung (1,937) kurang dari ttabel (2,032). Hal ini
variabel independent terhadap variabel dependent menggambarkan variabel kesadaran produsen
baik. Model dievaluasi dengan nilai Q2 predictive tidak berpengaruh signifikan terhadap pengajuan
revelance sebagai berikut: sertifikasi halal usaha keripik tempe Sanan
Q2 = 1 – ( 1 – (R2)2) Malang. Kesadaran produsen terkait pemahaman
= 1 – ( 1 – (0,704)2) dan informasi sertifikasi halal produk masih
=0,496 minim, karena kurang pengetahuan dan edukasi
pentingnya manfaat produk bersertifikat halal
Nilai Q2 sebesar 0,496 telah memenuhi dalam jangka panjang. Kesadaran ini sangat
syarat. Nilai Q2 menunjukkan model struktural penting karena kebijakan halal merupakan
memiliki relevansi prediksi baik dan layak. langkah awal dalam penerapan SJH untuk industri
Sebuah penelitian memiliki tingkat prediksi baik pengolahan (LPPOM MUI 2013). Produsen usaha
bila 0<Q2<1 (Rosandy et al., 2013). kecil keripik tempe masih menganggap semua
Hasil Evaluasi Kriteria Goodness of Fit bahan yang digunakan produksi sudah terjamin
Pengujian hipotesis membandingkan nilai halal, sehingga menghambat niat produsen
thitung dan nilai ttabel. Hasil uji ttabel diperoleh nilai mengajukan sertifikasi halal. Kedelai dianggap
2,032. Bila thitung > ttabel maka hipotesis dinyatakan bahan nabati yang halal, padahal ada bahan lain
signifikan. Hasil uji hipotesis dengan bootstraping yaitu perisa. Kesadaran produsen untuk
dari analisis PLS pada Tabel 7. memproduksi pangan halal adalah suatu
kewajiban, meski secara realita masih banyak
Pada Tabel 7 diketahui variabel yang paling produsen kurang memperhatikan kehalalan
berpengaruh signifikan terhadap pengajuan pangan (Waluyo, 2013). Hal ini didorong
sertifikasi halal adalah regulasi sertifikasi halal mayoritas penduduk negara Indonesia meski
(X4) dengan nilai t statistik sebesar 4,858 dan beragama Islam belum banyak bertanya atau
permintaan konsumen (X5) sebesar 2,049. Urutan menuntut sertifikasi halal ke produsen.
Hubungan
Original Samples thitung ttabel Keterangan
Variabel X dengan Y
Kesadaran Produsen (X1) → Tidak
0,276 1,937 2,032
Pengajuan Sertifikasi Halal (Y) Signifikan
Prosedur Sertifikasi Halal (X2) → Tidak
0,032 0,160 2,032
Pengajuan Sertifikasi Halal (Y) Signifikan
Biaya Sertifikasi Halal (X3 ) → Tidak
0,117 0,698 2,032
Pengajuan Sertifikasi Halal (Y) Signifikan
Regulasi Sertifikasi Halal (X4) →
0,815 4,858 2,032 Signifikan
Pengajuan Sertifikasi Halal (Y)
Permintaan Konsumen (X5) →
-0,387 2,049 2,032 Signifikan
Pengajuan Sertifikasi Halal (Y)
744 Sucipto et al. /AGROINTEK 15(3): 736-747
Pengaruh Prosedur Sertifikasi Halal terhadap ttabel (2,032). Hal ini memperlihatkan bahwa biaya
Pengajuan Sertifikasi Halal sertifikasi halal tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengajuan sertifikasi halal usaha keripik
Hasil uji hipotesis pengaruh prosedur tempe Sanan. Sebagian produsen merasa mampu
sertifikasi halal terhadap pengajuan sertifikasi menjangkau biaya sertifikasi halal, karena dirasa
halal memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,032 murah dan penghasilan cukup memadai, namun
dan nilai thitung (0,160) kurang dari ttabel (2,032). terdapat biaya yang memberatkan produsen yaitu
Hal ini menunjukkan bahwa variabel prosedur biaya mendatangkan auditor (Hidayat, 2018).
sertifikasi halal tidak berpengaruh signifikan Biaya sertifikasi halal untuk industri kecil dan
terhadap pengajuan sertifikasi halal usaha keripik menengah sebesar Rp. 800.000 hingga Rp
tempe di Sanan. Beberapa produsen mengutarakan 3.000.000. Berdasarkan Peraturan Menteri Agama
kendala mengajukan sertifikasi halal adalah (PMA) RI No 26 Tahun 2019 tentang
kurang mengetahui prosedur dan dokumen yang Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal pasal 124
harus dilengkapi. Akses informasi mengenai biaya sertifikasi halal terdiri dari biaya pengajuan
prosedur sertifikasi halal masih terbatas untuk permohonan, pemeriksaan produk, pengkajian
dijangkau produsen keripik tempe Sanan. ilmiah, sidang fatwa, dan penerbitan sertifikasi
Produsen membutuhkan informasi panduan yang halal. Penelitian komponen biaya sertifikasi halal
mudah dan praktis dari lembaga profesional agar telah di restoran mi di Kota Malang dilakukan
mudah memahami prosedur dan syarat pengajuan (Setiyawan et al., 2016), kantin akademik halalan
sertifikasi halal. Rendahnya informasi prosedur thoyyiban Universitas Brawijaya (Setiyawan et
sertifikasi halal disebabkan kurang sosialisasi dari al., 2017), dan pemotongan ayam skala kecil di
lembaga terkait atau produsen kurang berinisiatif Kota Batu Jawa Timur (Sucipto et al., 2017).
mencari informasi proses pengurusan sertifikasi Besar biaya ini dipengaruhi skala usaha, jumlah
halal. Menurut (Prabowo et al., 2015), panduan produk, jumlah hari audit, dan Halal Critical
profesional seperti konsultan dapat membantu Point (HCP).
pelaku industri memahami secara rinci penerapan
jaminan halal. Sebagai contoh, program kerjasama Biaya audit lapang lebih murah bila proses
sosialisasi dan pendampingan penyusunan mendatangkan auditor dilakukan bersama-sama
dokumen SJH dan sertifikasi halal dari Dinas beberapa unit usaha. Saat pendampingan
Perindustrian Kota Malang dengan Halal pengajuan sertifikasi halal untuk 70 UKM olahan
Qualified Industry Development (Hal-Q ID) pangan difasilitasi oleh Dinas Perindustrian Kota
Universitas Brawijaya ke UKM olahan pangan Malang, rerata biaya sertifikasi per UKM sebesar
termasuk keripik tempe mengantarkan 70 UKM Rp 3.150.000 sudah termasuk kunjungan audit
bersertifikasi halal. lapang oleh auditor LPPOM MUI Jawa Timur.
Proses sertifikasi halal sekitar 3 hingga 3,5 bulan
Saat menyusun dokumen SJH, bahan kritis dari awal hingga akhir keluar sertifikat halal,
yang sering ada pada usaha kecil keripik tempe tergantung kesiapan produsen memenuhi
yaitu berbagai perisa keripik tempe seperti balado, persyaratan dan proses audit ke lapang.
barbeque, dan keju. Bahan tersebut saat dibeli
Pengaruh Regulasi Sertifikasi Halal terhadap
pengusaha kecil tidak dilengkapi sertifikasi halal.
Pengajuan Sertifikasi Halal
Demikian juga penggunaan minyak goreng curah
tidak jelas mereknya atau pengusaha berganti- Berdasar hasil uji hipotesis pengaruh regulasi
ganti merek. Bahan-bahan tersebut mesti sertifikasi halal terhadap pengajuan sertifikasi
diperjelas status halalnya. Pengajuan sertifikasi halal memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,815
halal secara kolektif membuat pengusaha keripik dan nilai thitung (4,858) lebih dari ttabel (2,032). Hal
tempe lebih mudah dipandu dan saling belajar ini menunjukkan bahwa regulasi sertifikasi halal
diantara pengusaha dalam mempersiapkan berpengaruh signifikan terhadap pengajuan
kelengkapan dokumen. sertifikasi halal usaha keripik tempe Sanan
Pengaruh Biaya Sertifikasi Halal terhadap Malang. Nilai positif koefisien jalur tersebut
Pengajuan Sertifikasi Halal menunjukkan hubungan regulasi sertifikasi halal
berbanding lurus terhadap pengajuan sertifikasi
Berdasar hasil uji hipotesis pengaruh biaya halal. Variabel regulasi sertifikasi halal
sertifikasi halal terhadap pengajuan sertifikasi merupakan salah satu faktor eksternal usaha
halal memiliki nilai koefisien jalur sebesar 0,117 keripik tempe yang memengaruhi perspektif dan
dan menunjukkan nilai thitung (0,698) kurang dari kesadaran produsen terkait pentingnya pengajuan
Sucipto et al. /AGROINTEK 15(3): 736-747 745
sertifikasi halal. Saat ini, pemerintah menerapkan terhadap pengajuan sertifikasi halal usaha keripik
kebijakan baru yaitu Peraturan Pemerintah (PP) RI tempe di Sanan. Variabel permintaan konsumen
Nomor 31 Tahun 2019 tentang peraturan merupakan salah satu faktor eksternal usaha
pelaksanaan UU RI nomor 33 Tahun 2014 JPH keripik tempe yang memengaruhi perspektif dan
menyebutkan, bahwa produk yang masuk, kesadaran produsen terkait pentingnya
beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia mengajukan sertifikasi halal. Saat penelitian,
wajib bersertifikat halal. Kewajiban sertifikasi konsumen dianggap belum mendorong produsen
halal tersebut mulai berlaku 17 Oktober 2019. Di melakukan sertifikasi halal. Hasil wawancara
sisi lain, regulasi terbaru, yaitu UU RI No 11 tahun dengan produsen keripik tempe di Sanan Malang
2020 tentang Cipta Kerja pasal 48, menambahkan menunjukkan belum banyak konsumen pribadi
kewajiban sertifikasi halal bagi usaha mikro dan bertanya sertifikat halal produk kripik tempe.
kecil didasarkan atas pernyataan pelaku usaha Meski demikian, produsen keripik tempe Sanan
mikro dan kecil yang akan diatur dalam standar menyadari pemberlakuan peraturan kewajiban
halal yang ditetapkan oleh BPJPH. Hal ini perlu sertifikasi halal menyebabkan konsumen berupa
segera diperjelas agar sertifikasi halal usaha kecil outlet yang membeli keripik tempe untuk dijual
menghasilkan kepastian jaminan halal. Regulasi kembali mulai menanyakan sertifikasi halal.
sertifikasi halal memberi pengaruh terhadap Implikasi Manajerial
keinginan produsen mengajukan sertifikasi halal
(Hasan, 2014). Informasi LPPOM MUI Jawa Berdasar penelitian terdapat variabel
Timur, permintaan sertifikasi halal meningkat internal, seperti hubungan kesadaran produsen
pasca pemberlakuaan UU RI Nomor 33 Tahun (X1), prosedur sertifikasi halal (X2), biaya
2014 tentang JPH. sertifikasi halal (X3) belum memengaruhi usaha
keripik tempe Sanan mengajukan sertifikasi halal.
Kebijakan pemerintah tersebut mengubah Beberapa variabel eksternal, seperti regulasi
perspektif dan kesadaran produsen untuk sertifikasi halal (X4) dan permintaan konsumen
mempersiapkan produknya agar memiliki (X5) mempengaruhi pengajuan sertifikasi halal.
sertifikat halal. Melalui regulasi PMA No 26 tahun
2019 menyatakan pelaku usaha mikro dan kecil Kesadaran usaha kecil oleh-oleh pangan
dapat difasilitasi biaya sertifikasi halal oleh pihak unggulan keripik tempe mengajukan sertifikasi
lain. Sebagai contoh, tahun 2018 program Doktor halal yang masih rendah dapat didorong oleh
Mengabdi (DM) UB telah membiayai 4 UKM program BPJPH. Saat ini telah terbentuk Satuan
olahan pangan. Tahun 2019 Dinas Perindustrian Tugas (Satgas) halal di daerah tingkat 2 untuk
Kota Malang telah memfasilitasi pembiayaan melayani pertanyaan tentang prosedur sertifikasi
sertifikasi halal 70 UKM dan Dinas Perindustrian halal ke BPJPH provinsi. Produsen yang
Kabupaten Malang memfasilitasi 100 UKM produknya belum bersertifikasi halal dapat
olahan pangan. Secara teknis usaha kecil sulit sharing pengalaman dengan produsen lain yang
mendapat salinan sertifikat halal bahan dari sudah bersertifikasi halal. Selain itu, produsen
tempat pembelian bahan, karena jumlah diharapkan berinisiatif mencari informasi
pembeliannya sedikit. Masalah ini semestinya sertifikasi halal baik melalui media online dan
dapat diselesaikan oleh Dinas Perdagangan offline.
pemerintah daerah untuk membuat aturan ke Implikasi manajerial yang dapat dilakukan
penjual bahan baku industri menyediakan salinan oleh BPJPH bekerjasama Dinas Perindustrian dan
sertifikat halal bahan yang dijual, khususnya Perguran Tinggi untuk menstimulus variabel
untuk usaha kecil. Berbagai regulasi sertifikasi internal agar produsen sadar mengajukan
halal ini turut memengaruhi kesadaran dan sertifikasi halal sebagai berikut.
keinginan produsen mengajukan sertifikasi halal.
1. Memberikan pemahaman ringkas dan praktis
Pengaruh Permintaan Konsumen terhadap agar mudah dipahami oleh pelaku usaha
Pengajuan Sertifikasi Halal terkait prosedur dan syarat dokumen untuk
Hasil uji hipotesis pengaruh permintaan mengajukan sertifikasi halal.
konsumen terhadap pengajuan sertifikasi halal 2. Memberikan pengetahuan terkait biaya
memiliki nilai koefisien jalur sebesar -0,387 dan sertifikasi halal secara rinci ke pelaku usaha
menunjukkan nilai thitung (2,049) lebih dari ttabel agar mampu mempersiapkan pengajuan
(2,032). Hal ini memperlihatkan bahwa sertifikasi halal.
permintaan konsumen berpengaruh signifikan
746 Sucipto et al. /AGROINTEK 15(3): 736-747
3. Memberikan sosialisasi melalui pelatihan dan Giyanti, I., A. Indrasari. 2019. Pemodelan
pembinaan UKM untuk menerapkan SJH Struktural Niat Implementasi Standar Halal
secara terarah dan berkelanjutan sehingga Pengusaha UKM Pangan Berdasarkan
produknya berdaya saing. Faktor Teknologi, Organisasi, dan
Lingkungan. Jurnal Optimasi Sistem
KESIMPULAN Industri 18:153–163.
Berdasar hasil penelitian terdapat variabel Gupta, V. K., A. M. Wieland, D. B. Turban. 2019.
yang memengaruhi pengajuan sertifikasi halal Gender characterizations in
usaha kecil unggulan keripik tempe. Variabel entrepreneurship: A multi‐level
regulasi sertifikasi halal (X4) dan permintaan investigation of sex‐role stereotypes about
konsumen (X5) sebagai faktor eksternal yang high‐growth, commercial, and social
memengaruhi pengajuan sertifikasi halal. Variabel entrepreneurs. Journal of Small Business
kesadaran produsen (X1), prosedur sertifikasi halal Management 57:131–153.
(X2) dan biaya sertifikasi halal (X3) tidak Hasan, K. N. S. 2014. Kepastian hukum sertifikasi
berpengaruh nyata terhadap pengajuan sertifikasi dan labelisasi halal produk pangan. Jurnal
halal. Variabel internal pengusaha belum Dinamika Hukum 14:227–238.
memengaruhi pengajuan sertifikasi halal, Hidayat, E. 2018. Respon Pelaku Usaha Terhadap
sehingga perlu didorong melalui pembinaan dan Kewajiban Penetapan Sertifikasi Halal
pendampingan usaha keripik tempe agar Pada Ayam Penyet Surabaya dan Super
meningkatkan kesadaran, mengetahui prosedur, Geprek Sleman Yogyakarta. Universitas
dan biaya sertifikasi halal. BPJPH dapat Islam Indonesia.
bekerjasama dengan Dinas Perindustrian Huda, A. 2017. Partial Least Square berbasis
pemerintah daerah, MUI, dan perguran tinggi Varians sebagai Metode Alternatif
untuk membina dan mendampingi sertifikasi halal Penyelesaian Masalah Structural Equation
usaha keripik tempe. Modeling. Universitas Lampung.
UCAPAN TERIMA KASIH Laminia, D., L. Muniroh. 2018. Hubungan
Motivasi dan Masa Kerja dengan
Tim penulis mengucapkan terimakasih Produktivitas Pekerja di Home Industry.
kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, The Indonesian Journal of Occupational
serta Universitas Brawijaya yang membantu Safety and Health 7:240–248.
penelitian dan publikasi.
LPPOM MUI. 2013. Pedoman pemenuhan kriteria
DAFTAR PUSTAKA sistem jaminan halal di industri pengolahan.
LPPOM MUI.
Ahmad, A. N., R. A. Rahman, M. Othman, U. F.
U. Z. Abidin. 2017. Critical success factors Marzuki, S. Z. S., C. M. Hall, P. W. Ballantine.
affecting the implementation of halal food 2012. Restaurant managers’ perspectives on
management systems: Perspective of halal halal certification. Journal of Islamic
executives, consultants and auditors. Food Marketing 3:47–58.
Control 74:70–78. Moy, M. M., E. R. Cahyadi, E. Anggraeni. 2020.
Aidi-Zulkarnain, M. N., S. K. Ooi. 2014. Tapping The Impact of Social Media on Knowledge
into the lucrative halal market: Malaysian Creation, Innovation, and Performance in
SMEs perspective. International Journal of Small and Medium Enterprises. Indonesian
Business and Innovation 1:12–22. Journal of Business and Entrepreneurship
(IJBE) 6:23.
Alfa, A. A. G., D. Rachmatin, F. Agustina. 2017.
Analisis Pengaruh Faktor Keputusan Ngah, A. H., Y. Zainuddin, R. Thurasamy. 2014.
Konsumen Dengan Structural Equation Barriers and enablers in adopting Halal
Modeling Partial Least Square. Jurnal transportation services: A study of
EurekaMatika 5:59–71. Malaysian Halal Manufacturers.
International Journal of Business and
Azmi, F. R., H. Musa, H. Sihombing, F. S. Fen.
Management 2:49–70.
2018. Adoption factors of halal standards:
The Malaysian perspectives. Pages 315– Peraturan Pemerintah RI Nomor 31 Tahun 2019
329 Proceedings of the 3rd International tentang Peraturan Pelaksanaan UU RI
Halal Conference (INHAC 2016). Springer.
Sucipto et al. /AGROINTEK 15(3): 736-747 747
Nomor 33 Tahun 2014 Jaminan Produk Sucipto, S., Mas'ud Effendi, A. R. Affandi, H.
Halal. Tolle, A. Pinandito. 2020. Analisis
Peraturan Menteri Agama (PMA) RI Nomor 26 Penerimaan Aplikasi Tracking Kuliner
Tahun 2019 tentang Penyelenggararaan Halal oleh Wisatawan di Kabupaten
Jaminan Produk Halal. Malang. Jurnal Sosioteknologi 18:358–368.
Peterson, R. A., Y. Kim. 2013. On the relationship Sucipto, S., R. A. Novita, D. T. Setiyawan, Mas'ud
between coefficient alpha and composite Effendi, R. Astuti. 2017. Halal Assurance
reliability. Journal of Applied Psychology System (HAS) Cost Analysis Using
98:194–198. Descriptive Quantitative Methods and
Prabowo, S., A. A. Rahman, S. Ab Rahman, A. A. Prevention, Appraisal, Failure (PAF) (Case
Samah. 2015. Revealing factors hindering Study at The Chicken Slaughterhouse Mitra
halal certification in East Kalimantan Karya Unggas Batu East Java Indonesia).
Indonesia. Journal of Islamic Marketing Pages 420–423 Proceeding International
6:268–291. Food Research Conference. Selangor.
Raykov, T. 2011. Evaluation of convergent and Sucipto, S., F. S. Rahman, S. A. Mustaniroh. 2018.
discriminant validity with multitrait– Analisis Penilaian Konsumen terhadap
multimethod correlations. British journal of Kinerja Kantin Perguruan Tinggi. Industria:
mathematical and statistical psychology Jurnal Teknologi dan Manajemen
64:38–52. Agroindustri 7:95–106.
Rozandy, R. A., S. A. Putri, I. Santoso. 2013. Tan, M. I. I., R. N. Razali, M. I. Desa. 2012.
Analisis variabel–variabel yang Factors influencing ICT adoption in halal
mempengaruhi tingkat adopsi teknologi transportations: A case study of Malaysian
dengan metode partial least square (studi halal logistics service providers.
kasus pada sentra industri tahu desa International Journal of Computer Science
sendang, Kec. Banyakan, Kediri). Industria: Issues (IJCSI) 9:62–71.
Jurnal Teknologi dan Manajemen Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2014
Agroindustri 1:147–158. tentang Jaminan Produk Halal.
Saleh, S. 2014. Model selection via robust version Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2020
of r-squared. Journal of Mathematics and tentang Cipta Kerja.
Statistics 10:414–420. Waluyo, W. 2013. Pengaruh Pemahaman Agama,
Santoso, S. 2010. Statistik multivariat. Elex Media Motifasi Mendapatkan Profit dan Tingkat
Komputindo, Jakarta. Pendidikan terhadap Kesadaran Sertifikasi
Setiyawan, D. T., S. Sucipto, S. Khairunnisa. Halal bagi Produsen Makanan di Kabupaten
2016. Analisis Biaya Sistem Jaminan Sleman dan Bantul. INFERENSI: Jurnal
Kehalalan Dan Keamanan Pada Restoran Penelitian Sosial Keagamaan 7:75–98.
Mie Jogja Pak Karso. Jurnal Teknologi Yapp, C., R. Fairman. 2006. Factors affecting
Pertanian 17:105–118. food safety compliance within small and
Setiyawan, D. T., S. Sucipto, R. Wicaksono. 2017. medium-sized enterprises: implications for
Estimation of The Prerequisite, regulatory and enforcement strategies. Food
Certification, and Implementation Cost of control 17:42–51.
Halal Assurance System in Culinary Zailani, S., K. Kanapathy, M. Iranmanesh, M.
Business (Case Study at UB’s Library Tieman. 2015. Drivers of halal orientation
Canteen). Pages 296–302 Proceeding The strategy among halal food firms. British
1st Sustainable Tourism, Halal, and Culture Food Journal 117:2143–2160.
Conference. Senggigi.