Contoh 3
Contoh 3
28/E/KPT/2019
Website: https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/Teknologi-Pangan Volume 10, No. 2, (2019), Halaman 127-134
Licensed : Creative Commons Attribution 4.0 International License. (CC-BY) p-ISSN: 2087-9679, e-ISSN: 2597-436X
ABSTRACT
Indonesian law obliges that all marketed, distributed, and trade products in the territory of
Indonesia should have comply halal requiremnets. Small and Medium Enterprise (SME)
DIA produces instant herbal drink products with the largest consumer is being Muslim. In
accordance with the law, thatall products are required to halal certified and have a halal
logo on the label, the SME DIA also prepares for halal certification. To certify halal, a
halal assurance system must be implemented. Development of halal assurance system is
required for small and medium industries in order to halal certification. Development of the
halal assurance system is based on the HAS 23000 guide from LPPOM MUI. In fulfillment
of HAS 23000, SME DIA has implemented 11 clausuls that are halal policy, halal
management team, materials, products, production facilities, training and education,
written standardoperating procedures, traceability, uncomplied halal product handling,
internal audit, and management review. HCCCP analysis shows that no halal critical
points in producing instant herbal drinks at SME DIA.
Keywords: certification, halal, halal assurance system, instant herbal drink
ABSTRAK
jaminan halal tersebut harus sesuai dengan HAS 23000:1 Kriteria sistem jaminan
lingkup perusahaan. halal
Saat ini LP POM MUI telah Kebijakan halal
menerapkan Halal Assurance System (HAS) Manajemen Puncak harus menetapkan
23000. HAS 23000 adalah dokumen yang Kebijakan Halal dan mensosialisasikan
berisi persyaratan sertifikasi halal LPPOM kebijakan halal kepada seluruh pemangku
MUI. HAS 23000 terdiri dari 2 bagian, yaitu kepentingan (stake holder) perusahaan.
Bagian I tentang Persyaratan Sertifikasi Tim manajemen halal
Halal yang berisi Kriteria Sistem Jaminan Manajemen Puncak harus menetapkan
Halal (HAS 23000:1) dan Bagian (II) Tim Manajemen Halal yang mencakup
tentang Persyaratan Sertifikasi Halal yang semua bagian yang terlibat dalam aktivitas
berisi Kebijakan dan Prosedur (HAS kritis serta memiliki tugas, tanggungjawab
23000:2) (LP POM MUI, 2017a). dan wewenang yang jelas.
Produk industri kecil menengah (IKM) Pelatihan dan edukasi
DIA merupakan produk minuman herbal Perusahaan harus mempunyai prosedur
instan dengan konsumen terbesar adalah tertulis pelaksanaan pelatihan. Pelatihan
muslim. Sesuai dengan UU No. 33 Tahun internal harus dilaksanakan minimal setahun
2014, bahwa semua produk pangan wajib sekali dan pelatihan eksternal harus
sertifikasi halal dan mencantumkan label dilaksanakan minimal dua tahun sekali.
halal pada produknya, maka IKM DIA juga Bahan
merencanakan untuk sertifikasi halal. Untuk Bahan yang digunakan dalam
mensertifikasi halal tersebut, sistem jaminan pembuatan produk yang disertifikasi tidak
halal harus diimplementasikan. Menurut boleh berasal dari bahan haram atau najis.
Purnomo (2010), perusahaan yang telah Perusahaan harus mempunyai dokumen
mensertifikasikan halal untuk produknya pendukung untuk semua bahan yang
dituntut menyiapkan suatu sistem untuk digunakan, kecuali bahan tidak kritis atau
menjamin kesinambungan proses produksi bahan yang dibeli secara retail.
halal secara konsisten. Sistem inilah yang Produk
disebut sebagai sistem jaminan halal. Tujuan Karakteristik/profil sensori produk
dari kegiatan ini adalah menyusun dan tidak boleh memiliki kecenderungan bau
menerapkan sistem jaminan halal untuk atau rasa yang mengarah kepada produk
skala industri kecil menengah (IKM) dengan haram atau yang telah dinyatakan haram
produk yang dihasilkan berupa minuman berdasarkan fatwa MUI. Merk/nama produk
herbal instan. Proses sertifikasi untuk IKM yang didaftarkan untuk disertifikasi tidak
DIA dilakukan melalui CEROL-SS23000 boleh menggunakan nama yang mengarah
yaitu system pelayanan sertifikasi halal pada sesuatu yang diharamkan atau ibadah
LPPOM MUI secara online. Dengan system yang tidak sesuai dengan syariah Islam.
ini perusahaan dapat mengajukan Produk pangan eceran (retail) dengan merk
permohonan sertifikasi halal produk secara sama yang beredar di Indonesia harus
online tanpa batas waktu dan tempat didaftarkan seluruhnya untuk sertifikasi,
(LPPOM MUI, 2017b). tidak boleh jika hanya didaftarkan sebagian.
Fasilitas produksi
METODE PELAKSANAAN Untuk Industri pengolahan meliputi:
a. Fasilitas produksi harus menjamin tidak
Pada kegiatan ini dilakukan adanya kontaminasi silang dengan
penyusunan sistem jaminan halal dan bahan/produk yang haram/najis;
pendampingan untuk implementasinya. b. Fasilitas produksi dapat digunakan secara
Langka-langah penyusunan sistem jaminan bergantian untuk menghasilkan produk
halal tersebut sesuai dengan panduan dari yang disertifikasi dan produk yang tidak
LPPOM MUI (n.a.) yaitu sebagai berikut: disertifikasi selama tidak mengandung
adalah fasilitas produksi yang meliputi tertulis dalam bentuk SOP untuk menjamin
lokasi, bangunan, peralatan, serta hygiene ketelusuran bahan baku yang digunakan.
dan sanitasi. Sejalan dnegan HACCP, sistem Penanganan produk yang tidak
jaminan halal yang dibuat oleh IKM DIA memenuhi kriteria
mensyaratkan bahwa fasilitas produksi tidak IKM DIA telah mempunyai prosedur
boleh memungkinkan adanya kontaminasi tertulis (SOP) untuk menangani produk cacat
silang. IKM DIA hanya memproduksi satu halal yaitu produk yang tdiak memenuhi
tipe produk dengan bahan baku yang kriteria sebagai produk halal. Prosedur
disyaratkan juga halaldan bebas najis, penarikan produk tidak halal juga sudah
sehingga tdiak ada proses produksi produk dibuat dalam bentuk SOP penarikan produk,
lain yang memungkinkan terjadinya Audit internal
kontaminasi silang. Penerapan HACCP Untuk menjamin bahwa sistem
termasuk didalamnya sistem hygiene dan jaminan halal dijalankan dan diterapkan,
sanitasi menjamin bahwa produk IKM DIA maka telah merencanakan audit internal
bebas dari kotoran yang berbahaya sekaligus secara berkala setiap enam bulan sekali.
sejalan dengan penerapan Halal CCP juga Untuk audit eksternal akan dilakukan sesuai
bebas dari kontamiansi bahan najis akibat dengan masa berlaku sertifikat halal yaitu
sanitasi yang tidak tepat seperti tercemar dari setiap dua tahun sekali.
kotoran hewan. Peralatan produksi juga Kaji ulang manajemen
dipelihara dengan baik dan tidak digunakan Pimpinan IKM DIA telah
secara bergantian dengan bahan yang najis merencanakan untuk melakukan tinjauan
seperti babi dan turunannya. manajemen sekali dalam satu tahun. Selain
Prosedur tertulis aktivitas kritis tinjauan tentang impelementasi sistem
Tim Manajemen Halal di IKM DIA jaminan halal, tinjauan manajemen ini
telah menyusun Halal Compliance Critical sekaligus dengan tinjauan manajemen
Control Point (HCCCP)dan impelementasi HACCP. Tinjauan
mengidentifikasi titik bahaya bagi kehalalan manajemen ini penting dilakukan supaya
produk minuman herbal instan. dari rposes IKM DIA selalu melakukan perbaikan
pembuatan minuman herbal instan, tidak ada berkelanjutan dalam implementasi sistem
halal critical control point (CCP) dalam jaminan halal.
proses produksi minuman herbal instan. HAS 23000:2 Kebijakan dan prosedur
Menurut Razaly et al. (2016), penentuan sertifikasi halal
Halal Critical Points (HCP) merupakan IKM DIA telah mendaftarkan untuk
elemen kunci yang harus diimplementasikan sertifikasi halal dari CEROL-SS 23000.
pada penerapan HAS Pemenuhan terhadap syarat sertifoaksi telah
(HalalAssuranceSystem). HCP harus dilakukan. Demikian pula kebijakan halal
diidentifiaksi, dikontrol, dan dikendalikan yang telah ditetapkan juga telah
untuk mencegah dan mengatasi potensi diimplementasikan.
bahaya bagi kehalalan. Aktivitas kritis dapat
mencakup penerimaan bahan baku, KESIMPULAN
pembelian bahan, formulasi produk,
produksi, pencucian fasilitas produksi dan Pengembangan sistem jaminan halal
peralatan pembantu, penyimpanan dan diperlukan bagi industri kecil menengah
penanganan bahan dan produk, transportasi, dalam rangka sertifikasi halal.
dan pemasaran (LPOM UI 2017). Pengembangan sistem jaminan halal tersebut
Kemampuan telusur (traceability) mengacu kepada panduan HAS 23000 dari
Penelusuran merupakan salah satu LPPOM MUI. Dalam pemenuhan HAS
kunci penting untuk menjamin bahwa 23000 tersebut, IKM DIA telah
produk yang dihasilkan IKM DIA adlaah melaksanakan 11 klausul yang disyaratkan
halal. IKM DIA telah mempunyai prosedur yang meliputi kebijakan halal, tim
manajemen halal, bahan, produk, fasilitas Kamaruddin, R., Iberahim, H., & Shabudin,
produksi, pelatihan dan edukasi, prosedur A.(2012). Halal compliance critical
tertulis aktivitas kritis, kemampuan telusur, control points analysis of processed
penanganan produk yang tidak memenuhi foods. IEEE Business, Engineering &
kriteria, audit internal, dan kaji ulang Industrial Applications Colloquium
manajemen. Hasil analisis HCCCP pada (BEIAC), 383-387.
proses produksi minuman herbal instan di LPPOM MUI. (2008). Panduan umum
IKM DIA tidak ditemukan adalanya halal sistem jaminan halal LPPOM MUI.
critical point. Lembaga Pengkajian Pangan Obat-
Obatan Dan Kosmetika Majelis Ulama
DAFTAR PUSTAKA Indonesia.
LPPOM MUI. (2017a). Persyaratan
Ali, A., Xiaoling, G., Sherwani, M., & Ali, sertifikasi halal MUI. Retrieved from:
A. (2017). Factors affecting Halal meat www.halalmui.org/mui14/index.php/m
purchase intention: evidence from ain/go_to_section/58/1366/page/1.
international muslim students in China. Tanggal akses 28 September 2019.
British Food Journal, 119(3), 527-541. LPPOM MUI. (2017b). Sistem pelayanan
Annabi, C. A., & Ahmed, J. L. (2015). Halal sertifikasi halal online (CEROL-
Beef Handling in Nigeria: The SS23000). Retrived from: http://e-
Abattoir Workers' Perspective. Journal lppommui.org/documents/Manual_CE
of Emerging Economies & Islamic ROL-Manufacturing_(IDN-2.3).pdf.
Research, 3(2). Tanggal akses 1 Oktober 2019.
Badruldin, B., Mohamed, Z., Sharifuddin, J., Majid, M. B., Sabir, I., & Ashraf, T. (2015).
Rezai, G., Mahir Abdullah, A., Abd Consumer purchase intention towards
Latif, I., & Ghazali Mohayidin, M. halal cosmetics & personal care
(2012). Clients' perception towards products in Pakistan. Global of
JAKIM service quality in Halal Research in Business & Management,
certification. Journal of Islamic 1(1), 45–53.
Marketing, 3(1), 59-71. Mohamed, Z., Rezai, G., Shamsudin, M. N.,
Bakar, N. A., Peszynski, K., Azizan, N., & Chiew, E. F. C. (2008). Halal logo
Sundram, K., & Pandiyan, V. (2016). and consumers’ confidence: What are
Abridgment of Traditional the important factors. Economic and
Procurement and E-Procurement: Technology Management Review, 3(1),
Definitions, Tools and 37-45.
Benefits. Journal of Emerging Mohamed, Z., Shamsudin, M. N., & Rezai,
Economies & Islamic Research, 4(1). G. (2013). The effect of possessing
Fuseini, A., Knowles, T. G., Hadley, P. J., & information about halal logo on
Wotton, S. B. (2016). Halal stunning consumer confidence in
and slaughter: Criteria for the Malaysia. Journal of International
assessment of dead animals. Meat Food & Agribusiness
Science, 119, 132–137. Marketing, 25(sup1), 73-86.
Hanzaee, K.H., & Ramezani, M.R. (2011). Nakyinsige, K., Man, Y. B. C., & Sazili, A.
Intention to halal products in the world Q. (2012). Halal authenticity issues in
markets. Interdisciplinary Journal of meat and meat products. Meat
Research in Business, 1(5), 1-7. science, 91(3), 207-214.
Hassan, F., & Hanif, A.(2017). Halal issues Nasirun, N., Noor, S. M., Sultan, A. A., &
in processed food:Misuse of the halal Haniffiza, W. M. H. W. M. (2019).
logo. Journal of Emerging Economies Role of marketing mix and halal
and Islamic Research, 5(3), 1-5. certificate towards purchase intention