Anda di halaman 1dari 15
3 INTERAKSI ENERSI Sebuah sistem dan lingkungannya dapat berinteraksi dengan dua cara yaitu dengan: (a) perpin- dahan kerja dan (b) perpindahan panas. Keduanya disebut interaksi enersi yang disertai dengan perubahan properti-properti dari sistem. Sebagian besar termodinamika mempelajari interaksi e- nersi disertai dengan perubahan properti-properti dari sistem 3.1 PERPINDAHAN KERJA Kerja adalah salah satu mode dasar dari perpindahan enersi. Didalam mekanika gaya aksi pada benda yang bergerak dikenal sebagai kerja. Gaya adalah efek transmisi dari satu benda kebenda Jainnya. Tetapi gaya itu sendiri tidak pernah menghasilkan efek fisis kecuali bila bersama-sama dengan gerakan dan disini tidak dalam bentuk enersi. Efek seperti menaikkan berat melalui jarak tertentu dapat dilakukan dengan gaya kecil yang melalui jarak jauh atau dengan gaya yang besar melalui jarak pendek. Perkalian gaya dan jarak adalah sama untuk menyelesaikan efek yang sama. Didalam mekanika kerja didefinisikan sebagai: Kerja yang dilakukan oleh gaya sebagai aksi terhadap benda bergerak searah dengan gaya. Aksi dari gaya melalui suatu jarak (atau torque melalui sebuah sudut) disebut kerja mekanik se- lama bentuk lain dari kerja dapat diidentifikasikan, seperti akan dibahas kemudian, Perkalian gaya dengan jarak bergerak paralel dengan gaya besarnya sama dengan kerja mekanika. Didalam termodinamika perpindahan kerja terjadi antara sistem dengan lingkungannya. Kerja dikatakan pada sistem apabila seluruh efek eksternal sistem dapat mengurangi kenaikkan berat. Sebenarnya berat tidak naik akan tetapi efek total eksternal sistem akan menaikkan berat. Marilah kita perhatikan sebuah baterai motor seperti dalam Gmbr. 3.1 sebagai sistem. Motor tersebut me- nggerakkan fan. Sistem melakukan kerja terhadap lingkungan. Apabila fan diganti dengan katrol yang bentuknya seperti dalam Gmbr. 3.2, beban naik dengan mengendalikan motor. Seluruh efek eksternal sistem kemudian naik dengan kenaikkan beban. Apabila kerja dilakukan oleh sistem maka kerja berhaga positif dan bila kerja dilakukan terhadap sistem kerja berharga negatif (Gmbr. 3.3). Simbol W dipakai untuk perpindahan kerja. Satuan kerja adalah Nm atau Joule (1 Nm = 1 Joule). Didalam MKS satuannya adalah kgf m. Laju (rate) kerja yang dilakukan oleh atau terhadap sistem diketahui sebagai fenaga. Satuan tenaga adalah J/dt atau Watt dan kgf m/dt. Dalam MKS satuan tenaga diketahui sebagai satuan tenaga kuda (HP), Kadang-kadang juga didefinisikan sebagai laju dari kerja setara dengan 75 kef m/dt. 1 kgf.m = 9,806 Nm 1 HP (metrik) atau 1 PS = 75 x 9,806 Navdt 735,5 W 0,7355 kW Kerja adalah satu bentuk dimana sistem dan lingkungannya dapat berinteraksi satu dengan lain- nya . Terdapat beberpa tipe perpindahan kerja yang akan dibahas berikut ini. 23 ight ——— a NG System boundary Gmbr. 3.1 Sistem Baterai-motor Gmbr. 3.2 Perpindahan kerja menggerakkan fan dari sistem yw oD ep) urrounuings (a) W adalah positif (®) W adalah negatif Gmbr. 3.3 Ineraksi kerja antara sistem dan lingkungannya 3.LKERJA - pdV ATAU KERJA PERGESERAN Perhatikan gas didalam silinder (Gmbr. 3.4) adalah sebuah sistem pada awalnya mempunyai teka- nan pidan volume V;. Sistem dalam kesetimbangan termodinamika, keadaannya digambarkan oleh sistem koordinat p, V1. Pergerakan piston karena ada tekanan dari gas. Kemudian pison bergerak ke posisi 2, ini juga merupakan keadaan setimbang termodinamik yang ditunjukkan oleh tekanan p2 dan volume V2. Diantara kedua pergerakan piston tersebut anggaplah tekanannya p dan volumenya V. Ini juga merupakan keadaan kesetimbangan, karena properti makroskopis p dan V hanya untuk keadaan setimbang. Apabila piston bergerak dengan jarak yang sangat kecil dl dan bila ‘a’ adalah luas piston, maka gaya aksi pada piston F = pa, jumlah kerja yang dilakukan oleh gas pada piston W = Fdl =padl = pdV dV = adl = volume pergeseran. Tanda deferensial dW dengan garis diatasnya akan dibahas kemu- dian. ‘Apabila piston bergerak keluar dari posisi 1 ke posisi 2 dengan perubahan volume V ke V, maka kerja yang dilakukan oleh sistem adalah rao % 24 Gas system Gmbr. 3.4 Kerja pdV Besamnya kerja yang dilakukan diberikan oleh luas dibawah lintasan 1-2, seperti ditunjukkan dalam Gmbr. 3.5. Karena p adalah seluruh pada waktu dalam koordinat termodinamika, maka seluruh keadaan yang dilalui sistem seperti perubahan volume V; ke V2 harus dalam keadaan setimbang, dan lintasan 1-2 harus kuasistatik. Piston bergerak sangat pelan sehingga setiap keadaan yang dilalui adalah sebuah keadaan setimbang. Integral |pdV hanya dapat dibentuk pada lintasan yang kuasistatik, Dengan referensi Gmbr.36., di mungkin untuk mengambil sistem dari keadaan 1 ke keadaan 2 melalui beberapa lintasan kuasistatik seperti A, B atau C. Jika luas dibawah masing-masing kurva merepresentasikan kerja untuk masing-masing proses, maka jumlah masing-masing proses tidak sebagai fungsi dari proses akhir dan tergantung pada lintasan sistem yang mengikuti dari keadaan 1 ke keadaan 2. Dalam hal ini kerja disebut sebagai fungsi lintasan dan dW adalah ineksak atau deferensial inperfek. Properti termodinamika adalah merupakan fungsi titik , jika diberikan keadaannya, terdapat suatu harga untuk masing-masing properti. Perubahan properti termodinamik dari sistem yang mengalami perubahan keadaan tidak tergantung dari lintasan sistem selama mengikuti perubahan keadaan, dan tergantung hanya pada keadaan awal dan akhir sistem. Deferensial dari fungsi titik adalah eksak atau deferensial perfek, dan integrasinya adalah % Jav=V.-VY Va Quasi-static process ‘Work transter Wiz Gmbr. 3.5 Kerja pdV Kuasi-statik Gmbr. 3.6 Fungsi lintasan-kerja 25 Maka perubahan volume hanya tergantung pada keadaan akhir dengan mengabaikan lintasan sis- tem. Dengan perkataan lain, kerja yang dilakukan didalam proses kuasistatik antara dua keadaan tergantung pada lintasan berikut. 2 Jaws W.-W, 1 Cukup dengan 2 JaW = Wy atau Wr 1 Untuk membedakan defernsial ineksak dW dari defernsial eksak dV atau dp tanda deferensialnya ada garis diatasnya. 3.2.1 Kerja-pdV dalam berbagai proses kuasi-statik (a) Proses tekanan konstan (Gmbr. 3.7) (proses isobarik atau isopistik) Vy Wy-2 =[pdV = p(V2-Vi) nA (b) Proses volume konstan (Gmbr.3.8) (proses isokorik) Wi2=fpav=0 Gmbr. 3.7 Proses tekanan konstan Gmbr. 3.8 Proses volume konstan (©) Proses dimana p¥ =C (Gmbr. 3.9) pV=piVi=C % W2= | pav a, ory => 4 V3 Mi2=pMY" fours nz yy =p noe (d) Proses = C , Dimana n adalah sebuah konstanta (Gmbr. 3.10) pV" = piV = paVg=C pve ever (uasi static) (Quasistatic) ay ‘ _—v Na _v Gmbr. 3.9 Proses pV=konstan Gmbr, 3.10 Proses pV” = konstan Jadi V1) p= Jadi 27 ev) PU pi * I-n = pivicpaVe _ pail y (2) a a | Pr 3.3 DIAGRAM INDIKATOR Sebuah diagram indikator dibuat untuk merekam tekanan gauge, yang disebut indikator, ditempel- kan pada silinder dari mesin reciprocal. Ini menggarnbarkan kerja yang dilakukan dalam satu si- dus mesin, Gmbr.311 memperlihatkan tipe indikator mesin. Tekanan gas yang sama bekerja pada kedua piston mesin P dan piston indikator J. Piston indi- kator dibebani oich sebuah per dan bergerak sebanding dengan perubahan tekanan, Gerakan dari piston indikator menyebabkan pencil bertahan pada akhir dari sambungan L untuk menggerakkan strip pada lilitan kertas sekitar drum D. Drum diputar pada sumbunya oleh kawat C, yang di- hubungkan melalui gerakan R ke piston P dari mesin. Permukaan drum D bergerak horisontal ter- hadap pencil sewaktu pencil bergerak vertikal terhadap permukaan dan menggambarkan tekanan piston vs pergerakan piston yang diperoleh. 2 feross-nead ston rod sue Gmbr. 3.11 Indikator mesin Sebelum tracing diagram indikator berakhir, garis referensi tekanan direkam oleh indikator ter- hadap atmosphere dan tracing garis pada tekanan konstan pada satu atmosphere. 28 Luas diagram indikator menggambarkan besarnya kerja total yang dilakukan oleh sistem dalam satu siklus mesin, Luas dibawah lintasan 1-2 menggambarkan kerja yang dilakukan oleh sistem dan dibawah lintasan 2-1 menggambarkan kerja yang dilakukan terhadap sistem (Gmbr. 3.12). Lu- as diagram aq diukur dengan planimeter dan juga diukur panjang diagram ly. Tekanan efektif rata-rata (m.¢.p) Pm didefinisikan sebagai berikut a Pm = Go xK Represents work done in one engine cycle Area, ad Pressure tatm SS Fiston travel ——+ volume Gmbr.3.12 Diagram indikator K adalah konstanta per indikator (N/em?x cm). Kerja yang dilakukan dalam satu siklus mesin = @nA)L A adalah luas penampang silinder = 3D? , D adalah diameter silinder. Ambil V jumlah putaran per menit (r.p.m) dari crankshaft. Didalam dua siklus stroke, siklus mesin seluruhnya dua stroke gerakan piston atau saru putarandari crankshaft. Dalam siklus empat stroke, siklus mesin seluruhnya empat stroke gerakan piston atau dua putaran dari crankshaft. Untuk mesin dua-stroke, kerja yang dilakukan dalam satu menit = p,ALN , dan untuk mesin empat-stroke, kerja yang dilakukan dalam satu menit = p,ALN/2. Tenaga yang dihasilkan didalan silinder mesin disebut Tenaga kuda indikator (LHP). . PmAL(NatauN/2)n Jadi IHP = ase nadalah jumlah silinder didalam mesin Tenaga yang tersedia pada crankshaft selalu lebih kecil dari harga (IH.P), dan sering disebut tenaga kuda brake (B.HLP), apabila w adalah kecepatan sudut dari crankshaft dalam radian detik, maka BHP = & T adalah torque transmisi ke crankshaft dalam m.kgf. . _ 2nTN Jadi BHP = 7265 Efisiensi mekanika dari mesin 1met didefinisikan sebagai 29 BHP Nek = TEP Sebuah mesin dikatakan Aksi-ganda (double-acting), apabila fluida kerja dibuat untuk bekerja pada kedua sisi dari piston. Secara teori sebuah mesin dapat menghasilkan dua kali kerja yang dihasilkan dalam mesin aksi-tunggal (single-acting). Mesin uap reciprocal pada umumnya adalah mesin aksi-ganda, dan juga untuk beberapa mesin-mesin diesel kapal laut. Mesin bakar internal untuk transpotasi jalanan selalu aksi-tunggal. 3.4 TIPE-TIPE LAIN DARI PERPINDAHAN KERJA (@) Kerja listrik Apabila arus listrik mengalir melalui sebuah tahanan (Gmbr. 3.13), diambil sebagai sebuah sistem. maka terdapat perpindahan kerja kedalam sistem. Ini disebabkan arus listrik menggerakkan sebuah motor, motor dapat menggerakkan pulley dan pulley dapat menaikkan beban. Rate perpindahan kerja - JE , E adalah perbedaan potensial pada kawat dan J arus listrik. (b) Kerja Shaft Apabila sebuah shaft diambil sebagai sistem, diputar (Gmbr. 3.14), maka terjadi perpindahan kerja kedalam sistem. Ini disebabkan shaft dapat memutar pulley yang dapat menaikkan beban. Apabila torque dipakai untuk memutar shaft pada N r.p.m, maka rate kerja yang dilakukan menjadi 2x7 (N.nvmin). Untuk membedakan antara torque dan kerja adalah satuannya, yang pertama mN yang terakhir Nm. System. boundary = i Motor I System boundary N Shatt Gmbr. 3.13 Kerja listrik Gmbr. 3.14 Kerja Shaft (©) Kerja Paddle-wheel atau kerja Stirring Jika beban diturunkan, dan paddle wheel kembali (Gmbr. 3.15), maka terdapat perpindahn kerja kedalam sistem yang mengambil sttirred, Jika volume sistem konstan maka {pdV= 0 walaupun dW+0 (@ Kerja aliran Kerja aliran menggambarkan jumlah kerja yang harus dilakukan pada sistem untuk introduce satuan massa material kedalamnya. Dalam Gmbr. 3.16, melalui penampang 1 dengan tekanan normal p: tethadap luas A1, yang memberikan gaya total p41. Dalam waktu dt, gaya ini bergerak searah denga jarak Vidt dimana V; adalah kecepatan alir. Kerja dalam waktu dt adalah piA,Vidt, atau kerja per satuan waktu adalah p14 iV1. AN Sekarang kecepatan aliran w= Fi 1 30 v; adalah volume spesifik. Sehingga AVi=win Jadi kerja yang dilakukan/waktu = =p.wiv Jadi kerja yang dilakukan per satuan massa = p1¥1 —Flow Ay Sige | Gmbr. 3.15 Kerja Paddle-wheel Gmbr.3.16 Kerja aliran Ini adalah kerja aliran atau enersi alir yang berhubungan dengan satuan massa dari fluida (©) Kerja yang dilakukan dalam Perenggangan (stretching) Kawat Apabila panjang kawat mengalami regangan 3 berubah panjangnya dari L menjadi L + dl, maka jumlah kerja yang dilakukan adalah sama dengan dW =-SdL Tanda minus dipakai karena harga positif dZ adalah ekspansi kawat, yang mana kerja yang dilaku- kan kawat, contoh kerja negatif, Untuk perubahan panjang terbatas L, menjadi L L Wz=-f sa Ly (8 Kerja yang dilakukan dalam perubahan luas dari permukaan film Kerja yang dilakukan pada film cairan homogen dalam perubahan luasnya oleh sejumlah kerja d4 adalah dW =odA Az dan Wia =| odA Ay ‘tegangan per satuan panjang (g) Magnitisasi dan Paramagnitik padatKerja yang dilakukan per satan volume pada material magnetik melalui magnetisasi medan magnet yang uniform adalah aW =-Hdl dan 31 ory ees A H adalah kuat medan, dan J adalah komponen medan magnet dalam arah medannya, Tanda mi- nus memberikan kenaikkan magnetiksasi (df positif) meliputi kerja negatif. 3.5 EKSPANSI BEBAS Ekspansi gas terhadap vakum disebut ekspansi bebas. Sistem terdiri dari sebuah kotak isolasi yang dibagi kedalam sejumlah kompartemen berpartisi (Gmbr. 3.17). Partisi dengan volume besar ARTE Wy 4 s CZAAIZZA Levacuatee Gmbr. 3.17 Ekspansi bebas diisi dengan gas, sedang yang lainnya dengan volume dV adalah vakum. Apabila partisi-partisi di- buang satu persatu, gas berekspansi dan volumenya naik masing-masing dV setiap kali. Tetapi gas tidak menimbulkan kerja terhadap lingkungan, dan disini dW = 0 walaupun pV +0. 3.6 KERJA TOTAL YANG DILAKUKAN OLEH SEBUAH SISTEM Sering perbedaan bentuk dari perpindahan kerja terjadi secara simultan selama proses yang dilakukan oleh sistem. Apabila seluruh interaksi kerja ini telah dievaluasi, maka kerja total selu- rubnya yang dilakukan oleh sistem akan sama dengan jumlah aljabar yang diberikan oleh Wor = Woergeseran + W shear + Wstre + W starring + -.----» 3.7 PERPINDAHAN PANAS Panas didefinisikan sebagai bentuk enersi yang dipindahkan melalui suatu batas ditandai dengan perbedaan temperatur. Perbedaan temperatur adalah ‘potensial’ dan perpindahan panas adalah ‘flux’ Perpindahan panas antara dua benda yang saling bersinggungan langsung disebut _konduksi. Panas dapat dipindahkan antara dua benda yang dipisahkan ruang atau gas dengan mekanisme ra-~ diasi melalui gelombang elektromagnet. Metode ketiga dari perpindahan panas adalah konveksi yang menunjukkan perpindahan panas antara sistem dinding dengan fluida yang bergerak. ‘Arah perpindahan panas diambil dari sistem bertemperatur tinggi ke sistem yang bertemperatur rendah, Panas mengalir kedalam sistem diambil positif dan panas mengalir keluar sistem 32 diambil negatif (Gmbr. 3.18). Simbol Q dipakai untuk perpindahan panas, yaitu kuatitas perpin- dah panas didalam waktu tertentu. Proses dimana tidak ada panas melalui batasan sistem disebut proses adiabatik, Sebuah dinding yang tidak dapat dialiri oleh aliran panas adalah sebuah dinding adiabatik, se- baliknya disebut dinding diatermik. Boundary a. (Positive) Surroundings a (Negative) Gmbr. 3.18 Arah dari perpindahan panas Satuan panas dalam SI adalah Joule dan didalam MKS satuannya adalah cal. Satu kalori adalah enersi yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1°C. lcal = 4,187] Rate perpindahan panas atau perpindahan kerja diberikan dalam kW 1 kW = 860 kcal/jam 3.8 PANAS SPESIFIK DAN PANAS LATEN Panas spesifik benda didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan tem- peratur benda per satuan massa, Simbol c akan dipakai untuk panas spesifik. c= ugk adalah jumlah panas yang dipindahkan (J), m, massa benda (kg), dan Af, kenaikkan temperatur «). Karena panas bukan sebuah properti, akan dijelaskan nanti, sehingga panas psesifik memenuhi syarat dengan proses melalui pertukaran panas. Untuk gas apabila prosesnya tekanan konstan, maka c adalah cp dan apabila prosesnya volume konstan maka c adalah c,. Untuk padat dan cair, panas spesifiknya tidak tergantung pada proses. Persoalan ini dapat dilihat pada Bab 10 dan 11 dimana panas spesifik benda adalah fungsi dari temperatur. Perkalian massa dengan panas spesifik (mc) disebut sebagai kapasitas panas benda. Huruf besar C,C, atau C, dipakai untuk kapasitas panas. Panas laten adalah jumlah panas yang diperlukan untuk merubah fase benda dalam satuan massa pada tekanan dan temperatur konstan, Benda mempunyai tiga fase, yaitu fase padat, cair 33 dan gas. Panas laten fusi (Jj.) adalah jumlah panas yang dipindahkan untuk mencairkan benda dari padat menjadi cair, atau memadatkan cairan menjadi padat. Panas laten penguapan (Iyap ) adalah banyaknya panas yang diperlukan untuk penguapan setiap satuam massa dari cair menjadi uuap, atau pengembunan (kondensasi) setiap satuan massa dari merubah uap menjadi cair. Panas aten sublimasi (In) adalah jumlah perindahan panas untuk setiap satuan massa benda padat menjadi uap atau sebaliknya, J, tidak terpengaruh oleh takanan, walaupun Ivap sangat sensitif terhadap tekanan, 3.9 PERPINDAHAN PANAS SEBAGAI FUNGSI LINTASAN Perpindahan panas adalah fungsi lintasan, yang merupakan jumlah perpindahn panas apabila sistem berubah dari keadaan 1 ke keadaan 2 tergantung pada keadaan intermided melalui sebuah lintasan. Oleh karena itu dQ adalah diferensial ineksak dan dapat dituliskan: 2 JO = 01-2 atau 102 i 3.10 POIN-POIN YANG PERLU DIINGAT UNTUK PERPINDAHN PANAS DAN PERPINDAHAN KERJA (a) Perpindahan panas dan perpindahan kerja adalah interkasi enersi. Sistem tertutup dengan lingkungannya dapat berinteraksi dengan dua cara yaitu: dengan perpindahan panas dan dengan perpindahan kerja. Pelajaran termodinamika mempelajari bagaimana interaksi terjadi perubahan properti didalam sistem. (b) Didalam sistem tertutup kedua perpindahan panas dan perpindahan kerja mempunyai efek yang sama. Apakah perpindahan panas atau perpindahan kerja keduanya tergantung pada sistem, (© Perpindahan panas dan perpindahan kerja adalah mrupakan ponemena batas. Keduanya dia- mati pada batasan sistem dan keduanya menggambarkan enersi melalui batasan sistem. (d) Sesuatu hal yang salah bila mengatakan ‘panas total’ atau ‘kandungan panas’ pada sistem tertutup, karena panas atau kerja adalah bukan properti dari sistem. Panas seperti kerja, tidak da- pat disimpan oleh sistem. Keduanya adalah enersi transit. (e) Perpindahan panas adalah interaksi enersi hanya akibat perbedaan temperatur. Semua interaksi enersi lainnya dapat dibentuk menjadi perpindahan kerja. (f Panas dan kerja keduanya adalah fungsi lintasan dan diferensialnya ineksak. Besamya per- pindahan panas ataupun perpindahan kerja tergantung pada lintasan sistem selama perubahan kea- daan. Contoh 3.1 Sebuah tabung berisikan gas helium yang bertekanan, dipakai untuk meniup balon dari keadaan kempes sampai volumenya menjadi 0,5 m3, Apabila tekanan barometer terbaca 760 mmHg, bera- pakah besarnya kerja yang dilakukan terhadap atmosphere? Sketlah sistem sebelum dan sesudah proses. 34 Jawaban Garis P) Gambar Ch. 3.1) menggambarkan batasan sistem sebelum proses dan garis putus-putus P2 menggambarkan batasan setelah proses. Besamnya pergeseran kerja adalah Wa= J pars J pdv=pav+0 Balon —Tabung Wa= 101,325 kNim? x 0,5 m? = 50,66 kt poe 1 L—Final_votume of , Balloon + 0.5m? valve Balloon initially fat % § Helium porte P* 760mm Hg « 101-325kR Gmbr. ch. 3.1 Kerja disini positif, karena kerja dilakukan oleh sistem. Kerja yang dilakukan oleh atmosphere adalah -50,66 kJ. Kareana dinding botol adalah kaku, maka tidak ada kerja pdV padanya. Tekanan didalam balon dianggap seluruhnya pada suatu waktu adalah tekanan atmosphere, karena balon dibuat sangat tipis, inilastik dan unstress. Apabila balon elastik dan stress selama proses peniupan, maka kerja yang dilakukan oleh gas akan lebih besar dari 50,66 kJ sebesar kerja yang dilakukan dalam stretching balon, Oleh karena itu bila sistem meliputi gas dan balon, kerja pergeserannya akan menjadi 50,66 KJ, seperti estimasi diatas Contoh 3.2 Apabila kran (valve) dari botol vakum (Gmbr. Ch. 3.2) dibuka, udara atmosphere akan masuk kedalam botol. Apabila tekanan atmosphere adalah 101,325 kPa, dan udara yang masuk kedalam botol 0,6 m? (diukur pada kondisi atmosphere), hitunglah kerja yang dilakukan oleh udara Jawab: Kerja pegeseran yang dilakukan udara Wa= J pav+ =f pav Ba Batas-udara-bebas 35 Gm? of atm air valve Initial boundary Final boundary 2101-328 kPa, Pat 108-325. Gmbr.Ch. 3.2 Jawab: Wa =0+pAV (01,325 kN/m3 x 0,6 m3 60,8 kJ Karena batas udara-bebas adalah mengecil, maka kerja yang dilakukan oleh sistem adalah negatif (AV menjadi negatif), dan lingkungannya melakukan kerja positif terhadap sistem. Contoh 3.3 Sebuah piston dan silinder mesin berisikan sistem fluida yang mempunyai alat pengaduk didalam silinder (Gmbr.Ch.3.3). Piston menekan fluida akibat tekanan atmosphere 101,325 kPa. Alat pe- ngaduk berputar 10.000 puratan dengan torque rata-rata terhadap fluida 1,275 mN. Sementara itu diameter piston 0,6 m bergerak keluar sejauh 0,8 m. Carilah perpindahan kerja total untuk sistem, Jawab: Kerja yang dilakukan oleh alat pengaduk terhadap sistem (Gmbr.Ch.3.3) W, =2nIN = 2nx 1,275 x 10.000 Nm = 80 kJ p+ 101-325kPa Gmbr.Ch3.3 36 Ini adalah kerja negatif untuk sistem. Kerja yang dilakukan sistem terhadap lingkungannya Wa= (AVL iN W, = 101,325 => x50,0)'m? x 0, 80m me =22,0kI Ini adalah kerja positif untuk sistem. Disini perpindahan kerja untuk sistem W= Wy +Wa =-80+22,9=-57, 1kI Contoh 3.4 Berikut ini adalah data mesin disel kapal 12 silider, aksi-tunggal, dua-stroke: Kecepatan - 150 rpm Diameter silinser - 0,8 m Stroke piston - 1,2 m Luas diagram indikator - 5,5 x 104 m? Panjang diagram - 0,06 m Harga per - 147 MPa per m Carilah rate total perpindahan kerja dari gas ke piston dalam kW. Jawab: Tekanan efektif rata-rata pm, diberikan oleh ad Pm = 7, x konstanta per 5,5x10~“4m? MPa 06m 47 = 1,35 MPa Satu siklus lengkap dalam dua stroke piston atau satu putaran dari crank-shaft. Jadi kerja yang dilakukan satu menit mLAN 1,35x5(0, 8)? x 1,2 150 = 122MJ Karena mesin aksi-tunggal dan mempunyai 12 silinder, masing-masing konstribusi sama dengan tenaga, maka rate perpindahan kerja dari gas ke piston diberikan oleh ‘W = 122 x 12 MJ/min 24,4 MI/dt = 24,4 MW = 24.000 kw Jawaban 37

Anda mungkin juga menyukai