Riba
Riba
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah
ini kami membahas mengenai Riba dalam Ekonomi Islam. Atas dukungan yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan terima
kasih.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikin dengan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
telah berkembang sejak zaman jahiliyah hingga sekarang ini. Sejak itu
adanya riba. Karena sudah mendarah daging, Allah SWT melarang riba
1.2 Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian Riba
Islam.
Dalam Islam, memungut riba atau mendapatkan keuntungan berupa
riba pinjaman adalah haram. Ini dipertegas dalam Al-Qur'an Surah Al-
Baqarah ayat 275 :“...padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba... .”
B. Macam-Macam Riba
Menurut para fiqih, riba dapat dibagi menjadi 4 macam bagian, yaitu
sebagai berikut :
1. Riba Fadhl, yaitu tukar menukar dua barang yang sama jenisnya
2. Riba Yad, yaitu berpisah dari tempat sebelum ditimbang dan diterima,
lain. Jual beli seperti itu tidak boleh, sebab jual beli masih dalam ikatan
3. Riba Nasi’ah yaitu riba yang dikenakan kepada orang yang berhutang
membayarnya tahun depan dengan cincin emas sebesar 12 gram, dan apa
bila terlambat 1 tahun, maka tambah 2 gram lagi, menjadi 14 gram dan
Contoh : Ahmad meminjam uang sebesar Rp. 25.000 kepada Adi. Adi
mengharuskan dan mensyaratkan agar Ahmad mengembalikan hutangnya
kepada Adi sebesar Rp. 30.000 maka tambahan Rp. 5.000 adalah riba
Qardh.
2. Serakah harta
3. Tidak pernah merasa bersyukur dengan apa yang telah Allah SWT berikan
4. Imannya lemah
5. Selalu Ingin menambah harta dengan berbagai cara termasuk riba
4. Neraka ancamannya
ukuran.
uang Rp.50 tidak ada imbangannya atau tidak tamasul, maka uang receh
maka pertukaran tersebut adalah riba, seabab beras harus ditukar dengan
Qur’an dan Al-Hadits. Di antara ayat tentang riba adalah sebagai berikut:
۟ ُُّض َع َف ۭ ًة ۖ َوٱ َّتق
َ وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِح
ُون ۟ ُوا اَل َتْأ ُكل
َ ٰ وا ٱلرِّ َب ٰ ٓو ۟ا َأضْ ٰ َع ۭ ًفا م َ ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذ
۟ ِين َءا َم ُن
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
ُعkَّط ُه ٱل َّش ْي ٰ َطنُ م َِن ْٱل َمسِّ ۚ ٰ َذل َِك ِبَأ َّن ُه ْم َقالُ ٓو ۟ا ِإ َّن َما ْٱل َب ْي َ ُِين َيْأ ُكل
َ ون ٱلرِّ َب ٰو ۟ا اَل َيقُوم
ُ ُون ِإاَّل َك َما َيقُو ُم ٱلَّذِى َي َت َخب َ ٱلَّذ
ٓ ُرهُۥkْف َوَأم ٌ ۭ آ َءهُۥ َم ْوعِ َظkم ِْث ُل ٱلرِّ َب ٰو ۟ا ۗ َوَأ َح َّل ٱهَّلل ُ ْٱل َبي َْع َو َحرَّ َم ٱلرِّ َب ٰو ۟ا ۚ َف َمن َج
َ َلkا َسkٱن َت َه ٰى َفلَهُۥ َمkة مِّن رَّ ِّبهِۦ َفk
َ ار ۖ ُه ْم فِي َها ٰ َخلِ ُد ِإلَى ٱهَّلل ِ ۖ َو َمنْ َعا َد َفُأ۟و ٰ ٓلَ َ َأ
ون ِ ِئك صْ ٰ َحبُ ٱل َّن
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
QS Al-Baqarah : 276.
َ ُوا َما َبق َِى م َِن ٱلرِّ َب ٰ ٓو ۟ا ِإن ُكن ُتم مُّْؤ ِمن
ِين ۟ وا ٱهَّلل َ َو َذر
۟ ُوا ٱ َّتق َ ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذ
۟ ِين َءا َم ُن
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. (QS
Al-Baqarah : 278).
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu
bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang
kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridaan
، ُهkَ َومُو ِكل، اkk َل الرِّ َبk آ ِك: لَّ َمk ِه َو َسkلَّى هَّللا ُ َعلَ ْيkص
َ ِ و ُل هَّللاk لَ َع َن َر ُس: ا َلkk ُه َقkَعنْ َج ِاب ٍر َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن
ُه ْم َس َوا ٌء: َو َشا ِه َد ْي ِه َو َقا َل، َو َكا ِت َب ُه
Dari Jabir r.a Rasulullah SAW telah melaknat (mengutuk) orang yang makan
Ø Pribadi seseorang
Ø Kehidupan masyarakat
Ø Ekonomi
Akibat-akibat buruk yang di jelaskan para ekonom muslin dan non-muslim, di
antaraya:
resersi.·
masyarakat menjadi tidak merata dan celah antara si miskin dengan si kaya
pun melebar. Masyarakat pun dengan tajam terbagi menjadi dua kelompok
kedamaian dan harmoni di dalam masyarakat. Lebih lagi karna bunga pula
terjadi.
mampu menghasilkan laba yang sama atau lebih tinggi dari suku bunga yang
sedang berjalan, sekalipun proyek yang ditangani oleh perusahaan itu amat
prospek laba yang sama atau lebih tinggi dari suku bunga yang sedang
berjalan, sekaliun perusahaan tersebut tidak atau sedikit saja memiliki nilai
sosial.·
sumber daya dari negara miskin ke negara kaya. Lebih dari itu, ia juga
penabung di dapat dari sistem bagi hasil bukan dengan bunga seperti pada
bank konvensional pada umumnya. Karena, menurut sebagian pendapat
bunga bank termasuk riba. Hal yang sangat mencolok dapat diketahui bahwa
bunga bank itu termasuk riba adalah ditetapkannya akad di awal jadi ketika
bunga tertentu, maka akan dapat diketahui hasilnya dengan pasti. Berbeda
dengan prinsip bagi hasil yang hanya memberikan nisbah bagi hasil untuk
deposannya.
berbagai bentuk transaksi saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi
pada zaman Rasulullah saw yakni riba nasi’at. Sehingga praktek
a. Wadiah atau titipan uang, barang dan surat berharga atau deposito.
c. Syirkah (perseroan) adalah diamana pihak Bank dan pihak pengusaha sama-
d. Murabahan adalah jual beli barang dengan tambahan harga ataaan.u cost
e. Qard hasan (pinjaman yag baik atau benevolent loan), memberikan pinjaman
tanpa bunga kepada para nasabah yang baik sebagai salah satu bentuk
kemudian dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati oleh kedua belah
pihak. Misalnya, nisbahnya dalah 60% : 40%, maka bagian deposan 60%
dari total keuntungan yang di dapat oleh pihak bank.
g. Selain cara-cara yang telah diterapkan pada Bank Syariah, riba juga dapat
yang berpuasa secara benar pasti terpanggil untuk hijrah dari sistem
ekonomi yang penuh dengan riba ke sistem ekonomi syariah yang penuh
kepada Allah swt dimana mereka yang bertaqwa bukan hanya mereka yang
rajin shalat, zakat, atau haji, tapi juga mereka yang meninggalkan larangan
Allah swt.
Puasa bukan saja membina dan mendidik kita agar semakin taat
beribadah, namun juga agar aklhak kita semakin baik. Seperti dalam
bisnis menghindari judi, penipuan, dan riba. Sangat aneh bila ada orang
puasa, tentunya orang itu akan meyakini dengan sesungguhnya bahwa Islam
dalam Islam ssecara utuh dan menyeluruh dan tidak sepotong-potong. Inilah
yang dititahkan Allah pada surah al-Baaqarah : 208, “ Hai orang-orang yang
beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah (utuh dan totalitas)
secara totalitas baik dalam ibadah maupun ekonomi, politik, social, budanya,
dan sebgainya. Pada masalah ekonomi, masih banyak kaum muslim yang
ü Allah SWT tidak mengharamkan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi
ü Cara riba merupakan jalan usaha yang tidak sehat, karena keuntungan yang
ü Riba dapat menyebabkan krisis akhlak dan rohani. Orang yang meribakan
orang lain yang lemah. Cukup duduk di atas meja, orang lain yang memeras
keringatnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
yaitu: Nafsu dunia kepada harta benda, serakah harta, tidak pernah merasa
bersyukur dengan apa yang telah Allah SWT berikan, imannya lemah, serta
a. Riba Fadli (menukarkan dua barang yang sejenis tapi kwalitas berbeda).
d. Riba Nasa’ (Nasiah) yaitu riba yang terjadi karena adanya penundaan waktu
individual.
DAFTAR PUSTAKA