Anda di halaman 1dari 21

EKSPEDISI GUNUNG PANGRANGO DALAM RANGKA

PENGEMBARAAN, PENDIDIKAN, DAN PELESTARIAN


LINGKUNGAN ALAM

LAPORAN PASCA PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Diklat Anggota Muda


Pecinta Alam Sejati Mahasiswa Keguruan

Abi Marwa Hapid


Angkatan XX
2007648

PECINTA ALAM SEJATI MAHASISWA KEGURUAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Assaalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunianya,
penulis dapat menyelesaikan Ekspedisi Gunung Pangrango (3019 mdpl), yang telah
dilaksanakan pada 16 Agustus 2021 sampai 18 Agustus 2021. Shalawat serta salam
tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita semua selaku umatnya, semoga kita mendapatkan
syafaatnya di hari akhir nanti, amin YRA. Laporan ini berjudul “Ekspedisi Gunung
Pangrango dalam rangka Pengembaraan, Pendidikan, dan Pelestarian Lingkungan
Alam” menjelaskan tentang karakteristik Gunung Pangrango dengan tinjauan
khusus Konservasi Sumber Daya Alam Gunung Pangrango. Penulis ucapkan
terimakasih kepada :

1. Mirna Mirmayanti sebagai Ketua Umum P. A. S Mahaguru.


2. Tiara Maulida Putri dan Pratiwi Sanada sebagai Mentor.
3. Akang dan Teteh Gana Kartatala Mahaguru yang telah memberikan saran dan
perhatian serta pemikirannya sehingga tersusunnya laporan ini.
4. Orang tua saya, teman-teman angkatan XX dan semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan pasca


perjalanan ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan untuk kebermanfaatan laporan ini untuk para pendaki maupun orang
banyak. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat
dalam proses penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua, amin YRA.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Tangerang, 21 Juli 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 4
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................................. 4
1.2.1 Maksud........................................................................................................ 4
1.2.2 Tujuan ......................................................................................................... 5
1.3 Sasaran ................................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN UMUM..................................................................................................... 6
2.1. Letak Kawasan..................................................................................................... 6
2.2. Keadaan Alam ..................................................................................................... 6
2.3. Keadaan Penduduk ............................................................................................. 7
2.4. Waktu dan Jalur Pendakian................................................................................. 8
BAB III TINJAUAN KHUSUS BIDANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM (KSDA) ............. 10
3.1 Sejarah Kawasan ............................................................................................... 10
3.2 Keanekaragaman Hayati ................................................................................... 10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 12
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 12
4.2 Saran ................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembaraan merupakan sebuah proses perjalanan penuh arti untuk


mencapai tujuan yang sepenuhnya. Bumi memiliki bentang alam berupa
topografi, tanah hidrologi, dan berbagai vegetasi alami di dalamnya.
Mempelajari apa yang terkandung di bumi merupakan langkah awal untuk
memahami apa yang diperlukan oleh alam serta bagaimana cara kita untuk
tetap menjaga dan melestarikannya. Tanah sebagai salah satu unsur di bumi
terbentuk akibat proses sedimentasi dalam kurun waktu yang lama. Masing –
masing daerah tentunya memiliki karakteristik tanah yang berbeda – beda.

Persepsi penting bahwa pengembaraan dapat menjadi suatu momen


dimana pemahaman mengenai alam akan terus digali dan dikaji secara
mendalam. Keunikan bentang alam dapat kita amati di Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango. Berbagai bentuk topografi hingga variasi vegetasi
alamiah mampu mengedukasi siapapun yang melihatnya secara langsung.
Kegiatan ini dapat menjadi sarana pemahaman dan perenungan jati diri bahwa
sesungguhnya manusia tidak bisa lepas dari lingkungan alam sekitar. Penyusun
memilih ekspedisi pendakian Gunung Pangrango 3019 mdpl dengan tinjauan
khusus Konservasi Sumber Daya Alam yang dilatar belakangi oleh keadaan
Gunung Pangrango tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud dari penyusunan laporan ekspedisi Gunung Pangrango
(3019 mdpl) ini adalah untuk dipertanggung jawabkan pada sidang
pertanggung jawaban ekspedisi. Dimana ini merupakan rangkaian yang
harus dilalui setiap peserta didik selama diklat angkatan muda P.A.S
Mahaguru.

4
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ekspedisi Gunung Pangrango (3019
mdpl) ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk pengambilan
Nomor Tanda Anggota (NTA) Pecinta Alam Sejati Mahasiswa Keguruan
(P.A.S MAHAGURU).

1.3 Sasaran

Laporan pasca pendidikan ini disusun dengan harapan dapat


memperluas wawasan mengenai karakteristik dari alam yang dimiliki Gunung
Pangrango khususnya Konservasi Sumber Daya Alam-nya, serta untuk
mendapatkan Nomor Tanda Anggota (NTA) Pecinta Alam Sejati Mahasiswa
Keguruan (P.A.S MAHAGURU).

5
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1. Letak Kawasan

Puncak Gunung Pangrango (3019 mdpl) merupakan gunung tertinggi


kedua di provinsi Jawa Barat setelah Gunung Ceremai (3078 mdpl). Gunung
Pangrango terletak di Desa Lahan Kosong, Kecamatan Kadudampit,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dan termasuk ke dalam lingkungan Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango sejak tahun 1980 dengan letak geografis
antara 106°51” – 107°02” BT dan 6°41” - 6°51” LS. Puncaknya yang dikenal
dengan Puncak Mandalawangi merupakan titik pertemuan tiga kabupaten,
yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi
dengan total luasnya sekitar 24.270,80 hektar [1].

2.2. Keadaan Alam

Gunung Pangrango yang termasuk ke dalam Taman Nasional Gunung


Gede Pangrango merupakan puncak kembar yang bersanding dengan Gunung
Gede. Puncak Mandalawangi pada Gunung Pangrango lebih tinggi dari
Gunung Gede. Walaupun begitu Gunung Gede merupakan gunung yang
memiliki beberapa kawah yang masih aktif, seperti Kawah Ratu, Kawah
Wadon, Kawah Lanang, dan Kawah Baru. Gunung Pangrango sendiri
tergolong gunung dengan usia yang relatif muda di Indonesia. Terdapat dua
iklim yang berlaku, yaitu musim kemarau pada Juni – Oktober dan musim
hujan pada November – April. Maka dari itu Agustus menjadi bulan yang
digemari para pendaki untuk melakukan pendakian menuju Gunung Gede
Pangrango.

Keadaan alam di kawasan Gunung Pangrango masih sangat terjaga


kealamiannya dikarenakan perhatian yang cukup baik dari pemerintah
terhadap kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Banyak ditemui
pepohonan yang rimbun sehingga suhunya tergolong sejuk sepanjang hari,
bahkan curah hujannya cukup tinggi. Terdapat berbagai macam vegetasi alam
seperti, rawa, telaga, hingga sumber mata air panas pun masih terjaga hingga

6
sekarang. Dengan curah hujan 4.000 mm per tahun, seringkali terdapat kabut
tebal menutupi sebagian kawasan Gunung Pangrango..

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berada di ketinggian 1250


– 3019 mdpl. Terdapat sebuah telaga bernama telaga biru yang sekaligus
menjadi pos pertama bagi para pendaki. Telaga biru ini sering dijadikan
sebagai objek swafoto bagi para pendaki maupun pengunjung taman nasional.
Selain itu, terdapat pula Rawa Gayonggong yang juga menjadi unsur vegetasi
alami yang terdapat pada jalur pendakian menuju Gunung Pangrango. Masuk
di ketinggian 2200 mdpl para pendaki akan menemukan sumber mata air
panas alami. Hingga di puncaknya pun masih terdapat bunga Edelweis
sebagai salah satu kekayaan hayati yang dimiliki oleh Gunung Gede
Pangrango yang tentunya menjadi tujuan dari para pendaki. Berbagai macam
keadaan alam dapat kita temui sepanjang perjalanan menuju Gunung
Pangrango, bahkan jika beruntung kita dapat menjumpai berbagai macam
flora dan fauna yang unik.

2.3. Keadaan Penduduk

Keadaan penduduk di Desa Lahan Kosong, Kecamatan Kadudampit,


Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dengan jumlah penduduk kurang lebih
17.000 jiwa termasuk ke dalam wilayah padat penduduk dengan mayoritas
penduduk menggunakan bahasa sunda. Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango merupakan wilayah cagar alam yang dikelola pemerintah sejak
1889 yang mana di dalamnya tidak terdapat pemukiman penduduk. Namun
di sekitar pintu masuk Taman Nasional sendiri masih banyak ditemui
penduduk yang memang tinggal dan membuka usaha semacam penyewaan
basecamp untuk para pendaki. Pada dasarnya penduduk sekitar pun banyak
yang menjajakan jualannya di beberapa pos persinggahan di sepanjang jalur
pendakian, namun mayoritas berjualan di sekitar objek wisata Curug
Cibeureum. Maka dari itu, pendaki tidak perlu khawatir mengenai
permasalahan logistic maupun konsumsi, namun sebagai gantinya para
pendaki harus menyiapkan dana lebih.

7
2.4. Waktu dan Jalur Pendakian

Jalur pendakian menuju Gunung Pangrango sendiri terdapat dua jalur,


yaitu via Putri dan via Cibodas yang sama – sama terletak di daerah
Kabupaten Cianjur. Ekspedisi kali ini menempuh jalur Cibodas yang menurut
beberapa sumber referensi mengatakan bahwa jalur ini lebih mudah daripada
jalur Putri. Pendakian melalui menuju puncak Mandalawangi Gunung
Pangrango membutuhkan waktu kurang lebih 9 jam yang dimulai dari pintu
masuk pendakian Taman Nasional Gunung Pangrango. Para pendaki akan
melalui jalanan berbatu yang sudah dikondisikan agar mudah dilalui pendaki
maupun pengunjung.

Jumlah pos pendakian menuju Gunung Pangrango via Cibodas


tergolong cukup banyak. Pos pertama pendakian adalah pos telaga biru yang
berada di ketinggian 1575 mdpl. Pos kedua Panyangcangan merupakan jalur
percabangan antara jalur pendakian menuju Gunung Pangrango dengan
tempat wisata Curug Cibeureum yang dapat di tempuh selama kurang lebih 1
jam dari pos pertama. Mendaki selama kurang lebih 4 jam pendaki akan
melewati sumber mata air panas dan beberapa shelter seperti shelter Rawa
Denok 1 & 2, Batu Kukus 1,2 & 3, dan Air Panas. Pendaki harus berhati –
hati ketika melewati sumber mata air panas, dikarenakan air mengalir di
sepanjang jalur yang curam dengan jurang disisinya. Sesampainya di shelter
Kandang Batu di ketinggian 2100 mdpl terdapat tempat yang cukup luas
untuk mendirikan tenda bagi para pendaki untuk beristirahat. Opsi lainnya
pendaki bisa bisa berlanjut ke shelter Kandang Badak di ketinggian 2400
mdpl dengan wilayah yang lebih luas. Biasanya pendaki akan bermalam di
kedua shelter tersebut untuk kemudian akan mendaki puncak di keesokan
paginya [2].

Pada shelter Kandang Badak terdapat jalur pemisah antara jalur


menuju puncak Gunung Gede atau Gunung Pangrango. Sepanjang jalur
pendakian, barisan pepohonannya masih cukup rimbun, sehingga tidak terlalu
gersang. Jalurnya cukup curam dengan kontur jalannya pun sudah berubah
menjadi kontur tanah tidak seperti sebelumnya dengan kontur bebatuan.

8
Pendakian menuju puncak Gunung Pangrango dapat ditempuh selam kurang
lebih 3 jam pendakian. Hingga sesampainya di ketinggian 3019 mdpl, para
pendaki disambut dengan barisan bunga Edelweis dengan hamparan dataran
yang cukup luas.

9
BAB III
TINJAUAN KHUSUS BIDANG KONSERVASI SUMBER DAYA
ALAM (KSDA)

3.1 Sejarah Kawasan

Sejak masa kolonialisme Belanda, wilayah Taman Nasional Gunung


Gede Pangrango ini dahulu sudah ditanami oleh perkebunan teh. Kawasan
ini dikenal sebagai tempat favorit tertua untuk penelitian berbagai vegetasi
alam. Pada awalnya kawasan ini difungsikan sebagai tempat aklimatisasi
berbagai tumbuhan yang potensial untuk perkebunan. Namun perlahan
beberapa lokasi ditetapkan sebagai cagar alam, salah satunya wilayah
sekitar sumber mata air panas yang menjadi kawasan konservasi ragam
hayati pertama di Indonesia. Hingga pada akhirnya kedua puncak ditetapkan
sebagai wilayah Cagar Alam secara resmi demi kepentingan lingkungan
hidup. Hingga saat ini masih dikelola dengan cukup baik bahkan menjadi
potensi wisata bagi masyarakat Indonesia.

3.2 Keanekaragaman Hayati

Puncak kembar yang dimiliki Taman Nasional ini memang menjadi


objek tersendiri bagi khalayak umum. Kedua puncak tersebut dihubungkan
dengan gigir gunung seperti sadel dengan ketinggian 2400 mdpl atau yang
dikenal dengan wilayah Kandang Badak. Walaupun Gunung Pangrango
tergolong sebagai gunung dengan usia muda, namun kekayaan ydi.
Tentunya dengan pengelolaan yang baik dari pihak Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango, keanekaragaman hayatinya tidak perlu diragukan
lagi.

3.2.1 Karakteristik Hutan

Secara kehutanan, Gunung Pangrango memiliki 2 jenis karakteristik


hutan yaitu hutan pegunungan bawah dan hutan pegunungan atas. Kedua
perbedaan ini tentunya bisa dilihat secara kasat mata, dimana vegetasi alam
di bagian hutan pegunungan bawah cenderung lembab dan tertutup.

10
Ketinggian 1000 – 1500 mdpl dihiasi oleh pepohonan dengan jenis atap
tajuk (kanopi) dengan kerapatan cukup tinggi. Sedangkan hutan
pegunungan atas cenderung lebih jarang, namun karena suhunya lumayan
rendah maka cenderung sejuk. Contoh dari hutan pegunungan atas adalah
gigir gunung Kandang Badak dimana pepohonan terlihat jarang namun
suhunya tetap sejuk di musim apapun.

3.2.2 Flora dan Fauna

Taman Nasional Gunung Gede sendiri sangat dikenal memiliki


kekayaan flora hutan pegunungan. Jenis edelweis jawa (Anaphalis javanica)
yang tumbuh melimpah di Alun-alun Suryakancana sangat populer di
kalangan pendaki gunung dan pecinta alam, sehingga dijadikan maskot
taman nasional ini. Akan tetapi yang endemik Jawa dan agak jarang
dijumpai. Namun masih banyak lagi variasi flora yang ada.
Keanekaragaman fauna pun tak kalah lengkap, mulai dari spesies burung
hingga mamalia endemik masih sangat mungkin ditemukan di daerah ini.
Namun pada dasarnya hewan – hewan ini biasa menghindari keberadaan
manusia sehingga perlu upaya lebih untuk menemukan berbagai spesies
tersebut.

11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Gunung Pangrango merupakan salah satu Gunung yang digemari oleh para
pendaki di wilayah Jawa Barat. Dengan ketinggian 3019 mdpl, menyajikan bentang
alam yang cukup memuaskan para pendakinya. Terdapat dua jalur pendakina yaitu,
via Putrid an via Cibodas yang sama – sama berada di daerah Kabupaten Cianjur.
Gunung Pangrango dan Gunung Gede dikenal dengan puncak kembar, sehingga tak
jarang para pendaki yang dapat mencapai dua puncak tersebut dalam sekali
pendakian. Pengelolaan dari pihak Taman Nasional yang cukup baik berdampak
pada bentang alam yang masih cukup alami. Pada akhir pekan ataupun masa liburan
pun tak sedikit para pendaki yang mengunjungi salah satu Taman Nasional tertua
di Indonesia ini, baik untuk melakukan pendakian menuju puncak, maupun sebatas
mengunjungi beberapa objek wisata yang tersedia.

4.2 Saran

Gunung Pangrango dengan predikat gunung tertinggi kedua di Jawa Barat,


tentunya para pendaki harus membekali dirinya dengan persiapan yang matang,
baik dari segi fisik, mental, maupun barang bawaan. Walaupun jalur pendakian
sudah dikelola dan dikondisikan dengan sedemikian rupa untuk para pengunjung,
perjalanan sepanjang pendakian tetaplah menguras banyak energi. Jalur dengan
berbagai tingkat bahaya dan kesulitan perlu diwaspadai oleh para pendaki. Selain
itu, walaupun masih terdapat pedagang di beberapa titik, persiapan logistik dan
konsumsi tidak boleh disepelekan. Sangat dianjurkan bagi para pendaki untuk
membawa jas hujan, karena walaupun mendaki di musim kemarau, intensitas curah
hujan di sekitar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango cukup tinggi. Maka dari
itu, walaupun jalur pendakian sudah difasilitasi oleh pihak pengelola Taman
Nasional, pendaki pun perlu tetap mempersiapkan barang bawaan dengan baik
untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang ada.

12
DAFTAR PUSTAKA

[1] "Taman Nasional Gunung Gede Pangrango," 15 6 2021. [Online]. Available:


https://www.gedepangrango.org/. [Accessed 23 7 2021].

[2] P. Buana, "Panji Buana," 30 5 2021. [Online]. Available:


https://www.youtube.com/watch?v=Xy7yV_Kbw6s. [Accessed 20 7 2021].

13
LAMPIRAN

Lampiran I (Pembiayaan)
PENGELUARAN
Volume Harga
Jumlah
No. Keterangan Satuan
Jumlah Satuan (Rp)
(Rp)
1. Kesekretariatan
Pengadaan Proposal 1 Eks 15.000 15.000
Fotokopi 40 Lembar 250 10.000
Jumlah 25.000
2. Transportasi & Registrasi
Bus Purwakarta –
20 Buah 32.000 1.280.000
Bogor (PP)
Travel Terminal
Baranang Siang – 20 Buah 15.000 300.000
Cibodas (PP)
Simaksi 20 Buah 34.000 680.000
Jumlah 2.260.000
3. Perlengkapan, Publikasi, dan Dokumentasi
Spanduk 2x3 meter 6 Meter 25.000 150.000
Baterai AAA 2 Pack 15.000 30.000
Jumlah 180.000
4. Acara
Akomodasi Pemateri 1 Doom 200.000 200.000
Jumlah 200.000
5. Logistik dan Konsumsi
Snack Pemateri 1 Porsi 20.000 20.000
Snack Panitia 20 Porsi 10.000 200.000
Bingkisan Pemateri 1 Pack 30.000 30.000
Beras 5 Liter 10.000 50.000
Telor 1 Kg 25.000 25.000
Mie Instan 20 Buah 2.500 50.000
Roti Tawar 3 Pack 10.000 30.000
Sarden 5 Kaleng 15.000 75.000
Sosis 2 Pack 15.000 30.000
Susu 2 Pack 15.000 30.000
Teh 5 Pack 2.000 10.000
Minyak Goreng 1 Liter 15.000 15.000
Gula Putih 1 Kg 15.000 15.000
Kopi 10 Pack 2.000 20.000
Tabung Gas 4 Buah 15.000 60.000
Obat – Obatan 5 Buah 10.000 50.000
Peralatan Medis 5 Buah 12.000 60.000
Jumlah 770.000

14
Jumlah Anggaran
No. Kebutuhan Jumlah
1. Kesekretariatan Rp. 25.000
2. Transportasi & Registrasi Rp. 2.260.000
3. Perlengkapan, Publikasi, dan Dokumentasi Rp. 180.000
4. Acara Rp. 200.000
5. Logistik dan Konsumsi Rp. 770.000
Jumlah Rp. 3.435.000

Terbilang : Tiga juta lima ratus delapan puluh lima ribu rupiah

15
Lampiran II (Peta Kontur Wilayah)

16
Lampiran III (Perizinan)
Organisasi Pecinta Alam Sejati P.A.S Mahasiswa Keguruan menyerah
beberapa surat perizinan kepada Petugas Balai Besar Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango, berupa :
1. Surat Pemberitahuan

17
Lampiran IV (Perlengkapan)
Perlengkapan Pribadi
Volume
No. Rincian Perlengkapan
Jumlah Satuan
1. Carrier 60l 1 Buah
2. Matras 1 Buah
3. Jaket 1 Buah
4. Jas Hujan (Ponco) 1 Buah
5. Sepatu Bergerigi 1 Pasang
6. Topi Lapangan 1 Buah
7. Sandal 1 Pasang
8. Celana PDL 3 Buah
9. Celana Ganti (Olahraga) 1 Buah
10. Kemeja 3 Buah
11. Sarung Tangan 1 Buah
12. Kerudung Ganti 3 Buah
13. Senter 1 Buah
14. Pisau 1 Buah
15. Golok 1 Buah
16. Sajadah 1 Buah
17. Al – Qur’an 1 Buah
18. Ikat Pinggang 1 Buah
19. Kaos Kaki 3 Pasang
20. Syal Putih 1 Buah
21. Plastik 2x3 1 Buah
22. Kompas 1 Buah
23. Alat Tulis 1 Buah
24. Bahan Bakar (Spirtus, Parafin, Minyak Tanah) 1 Buah
25. Nesting 1 Buah
26. Alat Makan 1 Buah
27. Pluit 1 Buah
28. Obat – Obatan Pribadi 3 Buah
29. Trashbag 5 Buah
30. Tali Prusik 1 Buah
31. Tali Tambang Pramuka 1 Buah
32. Air Mineral 1,5 Liter 2 Buah
33. Lentera (Cempor) 1 Buah
34. Korek 1 Buah
35. Lilin 3 Buah

18
Perlengkapan Kelompok
Volume
No. Rincian Perlengkapan
Jumlah Satuan
1. Kompor Gas 1 Buah
2. Tabung Gas 4 Buah
3. Tenda 3 Buah
4. Peta 1 Buah
5. Bendera Merah Putih 1 Pasang
6. Surat Jalan P.A.S Mahaguru 1 Buah
7. Senter 1 Pasang
8. Baterai 2 Pack
9. Kompas 1 Buah
10. Douglas Protactor 1 Buah
11. Tali Rapia 1 Buah
12. Kamera 1 Buah
13. Tripod 1 Buah
14. Golok 1 Buah
15. Bivak 3x4 2 Buah

19
Perhitungan Kalori per Hari
Nasi 100 gram 175 kal
Makan Malam
Telor 60 gram 97,2 kal
Senin, 16 Agustus 2021
Kornet 100 gram 241 kal
Jumlah Kalori 513,2 kal
Wafer 50 gram 60 kal
Makan Pagi Sosis 100 gram 241 kal
Selasa, 17 Agustus 2021 Susu 25 gram 84 kal
Roti 100 gram 248 kal
Jumlah Kalori 633 kal
Nasi 100 gram 175 kal
Telor 60 gram 97,2 kal
Makan Siang
Indomie 85 gram 420 kal
Selasa, 17 Agustus 2021
Sarden 100 gram 80 kkal
Roti 100 gram 336 kal
Jumlah Kalori 1.108,2 kal

Perhitungan BMR
Nama : Abi Marwa Hapid
Usia : 19 Tahun
Berat Badan : 61 kg
Tinggi Badan : 167 cm
BMR Pria
88,362 + (13,397 x 61) + (4,799 x 167) – (5,677 x 19)
= 88,362 + 817,217 + 801,433 – 107,863
= 1.599,149

Perhitungan TEE
Cukup Aktif = BMR x 1,375
= 1.599,149 x 1,375
= 2.199 kalori

20
Lampiran V (Susunan Acara)
Hari/Tanggal Waktu Acara
14.00 – 15.45 Pengecekan Logistik
15.45 – 16.00 WIB Pembukaan
16.00 WIB Pemberangkatan
16.00 – 19.30 WIB Perjalanan
16 Agustus 2021
19.30 – 20.15 WIB Registrasi
20.15 – 20.45 WIB Isoma
20.45 – 21.00 WIB Briefing sebelum pendakian
21.00 – 04.15 WIB Pendakian
04.15 – 06.15 WIB Isoma
06.15 – 06.30 WIB Persiapan Summit (Packing)
06.30 – 09.30 WIB Muncak
09.00 – 09.30 WIB Istirahat + Briefieng
09.30 – 10.30 WIB Upacara Pengibaran Bendera
Merah Putih sekaligus
Pembacaan Teks Proklamasi
17 Agustus 2021
10.15 – 11.50 WIB Pematerian ( Pengenalan
karakteristik Gunung Gede
Pangrango )
11.50 – 12.30 WIB Isoma
12.30 – 19.30 WIB Turun Gunung
19.30 – 20.00 WIB Penutupan
20.00 – 23.00 WIB Perjalanan Pulang

21

Anda mungkin juga menyukai