Anda di halaman 1dari 3

ESSAY

KASUS ORANG HILANG DI GUNUNG GEDE PANGRANGO

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Diklat Anggota Muda


Pecinta Alam Sejati Mahasiswa Keguruan

Abi Marwa Hapid


Angkatan XX
2007648

PECINTA ALAM SEJATI MAHASISWA KEGURUAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
2021
Hilangnya Warga di Hutan Gunung Gede Pangrango

Gunung dan hutan merupakan wilayah yang cukup misterius dan menyeramkan bagi
sebagian orang. Bahkan terkhusus para pendaki pun masih merasa khawatir ketika berada di
hutan. Ekosistem hutan yang terus mengalami perubahan setiap waktunya tidak bisa
diperhatikan secara terus menerus. Baik hutan dengan wilayah luas maupun tidak, tentunya
menyimpan misterinya masing - masing. Kasus orang hilang di wilayah gunung dan hutan pun
masih sering terjadi setiap tahunnya. Bukan karna tidak adanya sikap preventif dari pemerintah
dalam mewaspadai hal tersebut, namun memang seseorang yang berada di hutan sudah
seharusnya berhati - hati dan selalu fokus dengan keadaan di sekitarnya.

Seperti yang diberitakan melalui website Kompas TV, terjadi kasus orang hilang di
hutan yang ikut bersama rombongan pemburu di hutan Gunung Gede Pangrango. Gunung Gede
Pangrango merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Barat setelah Gunung Ceremai.
Puncaknya yang dikenal dengan nama Puncak Mandalawangi memiliki ketinggian 3019 mdpl.
Gunung ini memiliki klasifikasi hutan dengan dua jenis, yaitu hutan pegunungan atas dan hutan
pegunungan bawah. Namun pada dasarnya sebagian wilayah hutan ini masuk ke dalam
pengawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Meskipun begitu, aktivitas warga yang
memang tinggal di sekitar hutan pun masih ada. Mengingat Gunung Gede Pangrango membagi
3 wilayah di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur.

Abi Abdillah salah seorang warga Kampung Parungseah RT 02/08, Sukabumi,


dikabarkan menghilang saat ikut dengan rombongan pemburu babi hutan masuk ke kawasan
TNGGP. Keberangkatannya pada Minggu, 3 Januari 2021 dilaporkan hilang pada keesokan
harinya. Berdasarkan keterangan yang diperoleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), Abi masuk ke hutan kawasan TNGGP bersama 15 orang pemburu pada pukul 09.00.
Abi mulai kehilangan komunikasi dengan rombongan sekitar lukul 11.00. Petugas Balai Besar
TNGGP Resor Pasir Hantap dan Resor Bodogol bersama anggota rombongan lainnya dibantu
masyarakat setempat, sudah melakukan penelusuran dan memeriksa lokasi hilangnya korban.
Blok Tangkil sebagai perbatasan antara Resor Pasir Hantap dan Resor Bodogol pun tak luput
dari penelusuran. Namun sampai hari Senin pagi, Abi belum kunjung ditemukan.

Abi sempat berkomunikasi dengan petugas Balai Besar TNGGP dan mengatakan lokasi
terakhirnya berada di dekat sungai dengan pohon besar dan banyak di tumbuhi tumbuhan
honje. Lima tim yang teridiri dari 36 personil gabungan SAR, Muspika Ciambar, PMI, BPBD,
RAPI, dan unsur masyarakat setempat diberangkatkan untuk melakukan pencarian. Akhirnya
Abi pun ditemukan pada Selasa sore dan langsung dijemput menggunakan ambulans. Abi
ditemukan dalam kondisi selamat, namun tubuhnya lemas akibat tidak mendapatkan asupan
makanan. Walaupun begitu Abi masih sadar dan mampu berkomunikasi dengan baik sehingga
mudah untuk melakukan penanganan pertama.

Kabar baik bagi keluarga Abi Abdillah, keberadaannya di hutan belantara masih
berhasil ditemukan. SAR dan Potensi SAR lainnya mampu bertindak cepat dan tepat ketika
menanggapi kabar hilangnya Abi dari rombongan. Berdasarkan kasus tersebut, SAR memang
tidak bertindak langsung namun menanggapi dan mengkonfirmasi terlebih dahulu kabar
tersebut. Rombongan pemburu melakukan langkah tepat dengan melaporkan berita hilangnya
Abi secara langsung. Sehingga SAR pun menetapkan kondisi tersebut termasuk dalam tahap
kekhawatiran (Alerfa). Walaupun pencarian di hari pertama tidak membuahkan hasil, namun
Abi dapat ditemukan di hari kedua tentunya hal tersebut berkat upaya maksimal dari setiap
personil gabungan yang diterjunkan. Beruntungnya lagi TNGGP merupakan kawasan cagar
alam yang dikelola pemerintah, sehingga Petugas Balai Besar TNGGP pun cukup mengenal
wilayah pencarian. Selain itu, informasi terakhir dari Abi yang disampaikan melalui kontak
telepon pun menjadi informasi berharga bagi tim pencarian. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
banyaknya kasus orang hilang di gunung dan hutan dapat ditemukan dengan pemetaan wilayah
yang baik. Badan SAR sendiri merupakan badan yang melakukan pencarian dan penyelamatan
ketika memang sudah menerima informasi yang valid terkait kabar yang diterima. Maka dari
itu Potensi SAR dapat menjadi unsur pendukung dalam kinerja Basarnas.

REFERENSI
https://sukabumiupdate.com/posts/berita/sukabumi/80730-Akhirnya-Ditemukan-Begini-
Kondisi-Warga-Parungseah-Sukabumi-yang-Hilang-di-Gede-Pangrango

https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/regional/read/2021/01/04/18560081/ikut-
rombongan-pemburu-seorang-warga-hilang-di-hutan-gede-pangrango

Anda mungkin juga menyukai