Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TATA LETAK DAN PENANGANAN BAHAN

“PROSES PEMBUATAN PULP”

OLEH:
(MUHAMMAD ERLANGGA)
NIM.1906113645

DOSEN :
Dr. Vonny Setiaries Johan S.TP,M.T

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGENTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT , atas berkah dan rahmat serta
hidayah yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan,kemudahan serta keselamatan kepada


kita semua. Penulis ingin berterima kasih kepada dosen matakuliah yang telah memberikan
pembelajaran kepada kami.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam pengerjaan
makalah ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan untuk
kemajuan pengetahuan terutama untuk dalam hal pelajaran dasar-dasar manajemen, sehingga
diharapkan dapat memberikan pedoman untuk pembelajaran serta dapat memberikan
petunjuk penulisan yang teratur dan tersusun rapi tanpa ada unsur kesengajaan yang sama
dari pihak lainnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis sendiri maupun bagi pembaca nya agar dapat memperluas pengetahuan kita semua.

Pekanbaru,
Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang........................................................................................................ 4

1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................5

1.3. Tujuan ..................................................................................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PULP............................................................................................................... 6

2.2 Proses pembuatan Pulp........................................................................................6

2.3 Proses Pembuatan Kertas Pulp..............................................................................9

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan ................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang Masalah
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, bertambah pula kebutuhan
manusia terhadap barang – barang keperluan sehari – hari termasuk diantaranya kertas.
Kertas diperlukan tidak hanya sebagai alat tulis dan buku atau majalah tetapi juga sebagai
tissu, pembungkus rokok, pembungkus makanan dan minuman dan sebagainya.

Meningkatnya pertumbuhan industri pulp dan kertas di Indonesia telah


membawdap meningkatnya permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran
limbah. Oleh karenanya dalam upaya terpeliharanya kualitas lingkungan industri harus
meningkatkan pengelolaan limbahnya melalui pengolahan yang lebih efektif dan
kemungkinan pemanfaatannya.

Industri pul dan kertas pada saat ini dihadapkan pada masalah penanganan limbah
yang jumlahnya cukup besar. Kontribusi terbesar berasal dari lumpur hasil pengolahan air
limbah. Di lokasi pabrik limbah padat tersebut hanya ditumpuk dan belum dimanfaatkan
sehingga selain menimbulkan gangguan terhadap estetika juga menyebabkan pencemaran air,
tanah, dan bau bagi masyarakat sekitar.

Dalam rangka mengantisipasi tuntutan masyarakat yang makin tinggi terhadap


masalah lingkungan telah mendorong pihak industri untuk melakukan upaya pemanfaatan
limbah sebagai alternatif pengelolaan lingkungan yang perlu dikembangkan. Karena selain
itu tidak ada lagi sisa yang terbuang juga dapat memberikan nilai tambah.

Perusahaan kertas merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan karena


karakteristik limbahnya yang memiliki nilai BOD/ COD (kebutuhan oksigen dalam
menguraikan senyawa biologi dan kimia) yang sangat tinggi. Apabila limbah cair tersebut
dibuang ke perairan akan mengakibatkan kematian ikan dan biota air lainnya. Selain itu
limbah cair industri kertas menimbulkan bau busuk, sedangkan bahan kimia yang terikut
dalam limbah cair tersebut menimbulkan gangguan pernafasan bagi penduduk yang tinggal di
sekitar saluran pembuangan limbah, bahkan tercium sampai beratus – ratus meter dari tempat
tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


- Apa saja bahan baku pembuatan pulp?
- Bagaimana kualitas bahan baku yang baik untuk pembuatan pulp?
- Bagaimana proses produksi?
- Proses pembuatan pulp?
- Pengolahan bahan baku?

1.3. Tujuan
- Untuk mengetahui bahan baku untuk pembuatan pulp
- Untuk mengetahui kualitas bahan baku untuk pembuatan pulp
- Untuk mengetahui bagaimana proses produksi, yaitu proses pembuatan pulp dan
pengolahan bahan baku
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pulp

Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun nonkayu)
melalui berbagai proses pembuatannya (mekanis, semikimia, kimia).

Pulp adalah bahan berupa serat berwarna putih yang diperoleh melalui proses
penyisihan lignin dari biomassa (delignifikasi). Pulp digunakan sebagai bahan baku
untuk pembuatan kertas dan dapat juga dikonversi menjadi senyawa turunan selulosa
termasuk selulosa asetat. Penyisihan lignin dari biomassa dapat dilakukandengan berbagai
proses yaitu mekani, semi kimia dan kimia.

Pulp diproduksi dari bahan baku yang mengandung selulosa.Proses pembuatan


pulp pada umumnya menggunakan proses kimia, yaitu proses soda,sulfat (kraft), sulfit,
dan organosolv. Hasil penelitian mengenai pembuatan pulpdengan proses soda-
antraquinon dengan bahan baku serbuk menunjukkan reaksiyang baik dalam rendemen
maupun sifat lain dari pulp yang dihasilkan. Namun produksi pulp secara kimia
menimbulkan pencemaran yang cukup serius karenahasil samping yang diproduksi.
Polutan atau limbah utama yang dihasilkan adalah komponen gas yang mengandung
senyawa sulfur dan klor yang dihasilkan dari proses kraft atau sulfit dengan larutan
pemasak Na2S atau NaHSO2 (Simanjutak,1994).

Casey (1980), menyatakan bahwa pulp merupakanhasil pemisahan serat kayu atau
bahkan berserat lain yang mengandung legnoselulosa.Pembuatan pulp didefinisikan sebagai
proses mengubah bahan baku berselulosa menjadi berserat.Pulp atau yang disebut dengan
bubur kertas merupakan bahan pembuatan kertas.Kertas adalah bahan yang tipis dan rata,
yang dihasilkan dengan kompresi seratyang berasal daripulp, yang mengandung selulosa
dan hemiselulosa.

2.2. Proses Pembuatan Pulp

Proses pembuatanpulppada dasarnya adalah proses pemisahan serat daribahan


baku yang mengandung serat dengan cara mekanis, kimia atau gabungandari keduanya.
Dalam proses kimia, bahan baku dimasak dalam bejana pemasak (digester) dan
ditambahkan dengan bahan kimia untuk melarutkan komponendalam bahan baku
yang tidak diinginkan sehingga diperoleh pulp dengan kandungan selulosa yang tinggi.
Tujuan utama dari pembuatan pulp adalah memisahkan selulosa (serat-serat) dari bahan-
bahan lainnya. Pulp secara kimia bertujuan memisahkan serat selulosadari bahan baku
melalui delignifikasi (penghilang lignin) tanpa terdegradasi karbohidrat. Ada beberapa
metode untuk pembuatan pulp yang merupakan proses pemisahan selulosa dari
senyawa pengikatnya, terutama lignin yaitu secara mekanis, semikimia dan kimia. Pada
proses secara kimia ada beberapa caratergantung dari larutan pemasak yang digunakan,
yaitu proses sulfit, proses sulfat,proses kraft dan lain-lain.

2.2.1Proses Pulp Mekanik

Proses ini dikembangkan oleh E.G. Kellen (Jerman). Pada proses ini, kayu
dihancurkan menjadi lumpur di dalam rotary grind mill stone dengan menambahkan
air, kemudian ditarik-tarik sambil berjalan di dalam rotary scruber sehingga secara fisik serat
rusak. Hal ini menyebabkan pulp yang dihasilkan dari proses ini mempunyai kekuatan yang
rendah (mudah sobek). Pada tahun 1970-an, grind stone dimodifikasi sehingga dapat
berputar dengan kecepatan dan tekanan tinggi, tidak merusak serat, sehingga pulp yang
dihasilkan mempunyai kekuatan yang lebih baik

2.2.2 Proses Pulp Thermomekanik

Merupakan perbaikan dari proses mekanik dimana sebelum dilakukan


penggilingan kayu terlebih dahulu dimasak/dikukus pada temperatur dan tekanan tinggi. Pulp
yang dihasilkan telah mempunyai kekuatan yang lebih baik tapi membutuhkan energi
yang lebih banyak.

2.2.3 Proses Pulp Semikimia

Proses ini merupakan perbaikan dari proses sebelumnya dimana setelah


dihancurkan dengan penggiling, potongan-potongan serat proses pada tahap impregnasi
(penyerapan) dengan larutan encer (sulfit, natrium sulfat, soda abu) terlebih dahulu. Pulp
yang dihasilkan disaring. Salah satu proses semikimia yang dipakai adalah memasak
serpihan/potongan kayu dengan larutan natrium sulfat,bisulfit, sebelum de-defiberasi
secara mekanik di dalam penggiling

2.2.4 Proses Pulp Kimia

Pada proses ini lignin dihilangkan sama sekali sehingga serat-serat kayu mudah
dihilangkan oleh larutan pemasak. Proses ini dibagi menjadi tiga tahap,yaitu :

 Proses soda
Proses ini dikenalkan oleh C. Watt dan H. Burges pada tahun 1850. Pada
proses ini sistem pemasakan menggunakan senyawa alkali yaitu natrium hidroksida
(NaOH) sebagai larutan pemasak dikolom bertekanan, denganperbandingan 4 : 1 dari
jumlah kayu yang digunakan. Kemudian larutan pemasak bekas dipekatkan dengan
proses penguapan (evaporasi).
 Proses sulfit
Proses ini ditemukan oleh Benyamin Tilghman pada tahun1866, dimana
pembuatan pulp dilakukan di dalam kolom bertekanan menggunakan larutankalsium
sulfat dan belerang dioksida.Pada tahun 1950-an, penggunaan kalsium diganti
dengan magnesium/natrium dan ammonium sulfat yang lebih banyak
keuntungannya

 Proses sulfat
Proses ini disebut juga proses pulp kraft. Pada proses ini digunakan
larutanNaOH ditambah bubuk Na2SO4 yang ditambahkan direduksi di dalam tungku
pemutih menjadi Na2S, yang diperlukan untuk delignifikasi.Pada proses ini
jugadigunakan bahanpenggumpal seperti klorida
sehinggapulpkraftmempunyaiderajat putih yang berkualitas

 Proses Organosolv
Organosolv merupakan proses pulping yang menggunakan bahan yang lebih
mudah didegradasi seperti pelarut organik. Pada proses ini, penguraian lignin
terutama disebabkan oleh pemutusan ikatan eter. Beberapa senyawa organik yang
dapat digunakan antara lain adalah asam asetat, etanol dan metanol. Proses
Organosolv tidak menggunakan unsur sulfur sehingga lebih aman terhadap
lingkungan dan daur ulang lindi hitam dapat dilakukan dengan mudah .Beberapa
proses organosolv yang berkembang pesat pada saat ini, yaitu:
o Proses Acetocell yaitu proses yang menggunakan bahan kimia
pemasakberupa asam asetat
o Proses Alcell (alcohol cellulose) yaitu proses pembuatanpulpdenganbahan
baku kimia pemasak yang berupa campuran alkohol dan NaOH.

 Proses Acetosolv
Proses pemisahan serat dengan menggunakan asam asetat sebagai pelarut
organic disebut asetosolv. Kekuatan tarik pulp acetosolv setara dengan kekuatan tarik
pulp kraft. Proses asetosolv dalam pengolahan pulp memiliki beberapa keunggulan
antara lain bebas senyawa sulfur, daur ulang limbah dapat dilakukan dengan metode
penguapan dengan tingkat kemurnian cukup tinggi, yaitu dengan destilasi saja daur
ulang pemakaian asam asetat sabagai bahan pemasaknya, dan nilai hasil daur
ulangnya lebih mahal disbanding dengan hasil daur ulang limbahkraft.
Keuntungan lain dqari asetosolv adalah bahwa bahan pemasak yang
digunakan dapat diambil kembali tanpa adanya proses pembakaran bahan
bekaspemasak. Tidak seperti proses pemasakan pulp dengan metode kraft, yang
limbahlarutan pemasaknya atau black liquor harus dimasukkan kedalam furnish
yangpanas, dan bertekanan tinggi untuk mendapatkan sisa larutan pemasak
yangmengandung senyawa sulfir dalam bentuk abu, yang kemudia abu ini
harusdicampur dengan lime atau CaO untuk menghilangkan bahan kimia asal
sepertiNaOH, Na2S, dan Na2CO3membentuk green liquor.
2.2.5 Proses Kombinasi
Cara ini pada prinsipnya adalah kombinasi dari cara mekanis dan kimia. Umumnya
cara ini dilakukan dengan merendam bahan baku dengan bahan kimia,kemudian
mengolahnya secara mekanis, yaitu memisahkan serat-serat sehingga menjadi pulp. Warna
pulp yang dihasilkan lebih pucat. Ada dua macam proses pembuatan pulp secara semi
kimia, yaitu Proses Sulfit Netral dan Proses Soda Dingin.

 Proses Sulfit Netral


Proses ini pada dasarnya ditandai dengan tahapan penggilingan secara mekanik.
Proses semi kimia yang paling penting adalah Proses Natural Sulfite Semi Chemical
(NSSC), yang telah digunakan secara luas di Amerika Serikat sejak 1926. Dalam 20
tahun terakhir proses NSSC juga telah digunakan di Eropadan dibanyak negara lain
di seluruh dunia. Proses ini memanfaatkan cairan pemasak Sodium Sulfit dengan
penambahan Sodium Karbonat untuk menetralkanasam-asam organik yang dilepas
dari kayu selama pemasakan.

 Proses Soda Dingin


Proses ini digunakan untuk kayu keras yang berkerapatan tinggi. Langkahyang
paling penting dalam pembuatanpulpsoda dingin adalah impregnasidengan lindi
alkalis (NaOH) pada temperatur 20-30Oc, hingga terjadi penetrasiyang cepat tapi
menyeluruh pada serpih-serpih kayu. Proses ini dilakukan dengankonsentrasi NaOH
rendah, yaitu 0,25-2,5% dan dengan waktu antara 15-12 0menit, kemudian
dilakukan tahap penggilingan pada serpih-serpih.Pada tahun 1960-an, produk kraft
lebih banyak dipakai dibanding pulp sulfit,karena telah memiliki sifat-sifat pulp yang
lebih baik dan bahan kimia yang lebih sederhana. Meskipun saat ini lebih dari
80%pulp kimia, yang dihasilkan adalah pulp kraft, tetapi kelemahan-kelemahan
proses ini masih susah untuk diatasi,misalnya : bau darigas.

2.2.6 Pemasakan Proses Kraft


Pemilihan proses pemasakan ini tergantung pada hasil pulp yang diinginkan.Proses ini
bertujuan untuk memisahkan serat-serat dalam kayu secara kimia dan melarutkan
sebanyak mungkin lignin pada dinding serat. Selain itu,pemilihan proses kraft
mempunyai banyak keuntungan bila dibandingkan dengan proses lain. Keuntungannya antara
lain :
a.Dapat digunakan untuk berbagai jenis kayu
b.Dapat meningkatkan kekuatan pulp
c.Waktu pemasakan cukup pendek
d.Pulpyang dihasilkan dapatdiputihkan dengan tingkat keputihan (brightness)yang lebih
tinggi

2.3. Proses Pebuatan kertas Pulp


Saat ini, sampai 97% kertas dunia dan board diproduksi dari pulp kayu, dan 85% pulp kayu
ini berasal dari cemara, firs, dan pinus konifer dan tumbuhan berdaun jarum lainnya dinding
kayu dari kayu-kayu lunak yang lebih banyak digunakan dalam produksi pulp memiliki 40-
45% berat. Sellulosa, 15-25% berat hemiselulosa dan 26-30% berat lignin. Maksud dari
proses produksi pulp adalah memisahkan serat kayu tanpa merusaknya sehingga dapat dibuat
menjadi lembaran kertas. Komponen lignin dalam kayu harus dilunakkan dan dilarutkan ke
dalam fiber kayu itu sendiri.Proses Pembuatan kertas Pulp akan dilewatkan pada berbagai
unit proses dan operasi, diolah secara kimia maupun mekanik, ditambahkan berbagai zat
additive kemudian masuk ke dalam mesing pembuat kertaskhusus. Secara sederhana proses
pembuatan lembaran kertas dapat diuraikanmenjadi 3 bagian atau tahapan, sebagai berikut :

1.Pemurnian
Pada tahap ini pulp diletatkan pada plat yang berputar pada alat pemurnian yang
berbentuk disk. Pada proses mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding selnya,
sehingga serat menjadilebih lentur. Tingkat pemurnian pada proses ini mempengaruhi
kualitas kertas yang dihasilkan.

2.Pembentukan (Sizing dan Pewarnaan)


Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan proses sizing dan pewarnaan dengan tujuan
untuk menghasilkan spesifikasi kertasyang diinginkan. Sizing dilakukan untuk
meningkatkan kehalusan permukaan kertas, pada saat pewarnaan ditambahkan
pigmen, pewarna dan bahan pengisi. Proses dilanjutkan dengan pembentukan
lembaran kertas yangdimulai pada headbox, dimana serat basah ditebarkan pada
saringan berjalan.

3.Pengepresan
Proses ini dilakukan untuk mendapatkan lembaran kertas kering,yang diperoleh
dengan cara mengepres lembaran diantara silinder pada calendar stack.

4. Pengeringan
Merupakan proses penghilangan sebagian besar air yang terkandung didalam
lembaran kertas, dikeringkan dengan meletakan lembaran pada silinder yang
berpemanas uap air.

5. Calender stack
Merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada calendar Stack,
yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak tertentu untuk mengontol
ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.

6.Pope Ree
Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu pemotongan
kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam gulungan besar,
dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi lembaran, dirapikan
kemudian dikemas
BAB III
KESIMPULAN

Dalam proses produksinya industri pulp and paper membutuhkan air dalam jumlah
yang sangat besar. Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di sekitarnya karena
mengurangi tingkat ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah suhu air.
Pulp dibuat secara mekanis, kimia maupun semikimia dengan memisahkan serat kayu
atau selulosa dari bahan lain. Dalam proses kraft pulping, larutan campuran antara sodium
hidroksida dan sodium sulfida digunakan untuk melarutkan bahan tidak berserat. Pulp
kemudian diputihkan untuk menghasilkan kertas yang putih. Beberapa zat kimia digunakan
dalam proses pemutihan (bleaching) antara lain gas klorin, sodium hidroksida, kalsium
hipoklorit, klorin dioksida, hidrogen peroksida dan sodium peroksida. Setelah penambahan
filter dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi kertas. 
Bahan Dasar
Selulosa adalah bahan dasar yang terpenting dalam pembentukan pulp dan kertas.
Selulosa ini terdapat dalam kayu, kapas, serta nenas, jerami, lelang, bambu, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

http://arisudaryatno.blogspot.com/2010/03/pengertian-kertas.html
http://berita-iptek.blogspot.com/2008/07/proses-pembuatan-bubur-kertas-pulp.html
http://blog.unsri.ac.id/kaskuserr/nais-inpo-gan/proses-pembuatan-kertas-/mrdetail/3317/
http://media.isnet.org/iptek/100/TsaiLun.html
http://rizkizuriadi.blogspot.com/2011/07/makalah-pulp-and-paper.html
http://www.fahutan.s5.com/Juli/industri.htm

Anda mungkin juga menyukai