Proposal Isolasi Sosial
Proposal Isolasi Sosial
Disusun Oleh:
Dery Subhan Lugina 10520005
Risa Yulianie Utami 10520006
Lani Septiani 10520028
Yunieart Dwi Pangestie 10520063
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok maupun dimasyarakat
natinya secara bertahap
2. Tujuan Khusus:
a. Klien dapat membina hubungan trapeutik dengan perawat, klien dapaat
mengenal penyebab isolasi sosial, mengenal mamfaat berintraksi, dan tahu cara
berintraksi dengan orang lain
b. Klien mampu berintraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang lain yaitu
sesama pasien dan mahasiswa)
C. LANDASAN TEORI
a. Pengertian Isolasi Sosial
Isolasi sosial atau menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari
interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain
(Rawlins,2013). Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh faktor
predisposisi dan stressor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya
merupakan faktor predispoisi terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan
perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya
orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang
lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa
tertekan. Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang
lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan
sehari-hari hampir terabaikan.
b. Gejala Klinis
Adapun gejalanya menurut (Budi Anna Keliat, 1998) antara lain sebagai berikut:
• Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
• Menghindar dari orang lain (menyendiri)
• Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan
klien lain/perawat
• Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk
• Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas
• Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau
pergi jika diajak bercakap-cakap
• Tidak melakukan kegiatan sehari-hari
c. Penyebab dari Menarik Diri
Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan
diri, merasa gagal mencapai keinginan.
d. Rentang Respon Sosial
Dalam membina hubungan sosial, individu berada dalam rentang respon yang
adaptif sampai maladaptif. Respon adaptif adalah respon individu dalam
menyelesaikan masalah yang dapat diterima oleh norma- norma masyarakat.
Sedangkan respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah
dengan cara-cara yang bertentangan dengan norma-norma agama dan masyarakat.
Menurut Riyadi S dan Puerwanto T. (2013) respon adaptif dan maladaptif tersebut
adalah:
Respon Adaftif Respon
Maladaftif
➢ Menyendiri
Merupakan respon yang dilakukan individu untuk merenungkan apa
yang telah terjadi atau dilakukan dan suatu cara mengevaluasi diri dalam
menentukan rencana-rencana.
➢ Otonom
Merupakan kemampuan individu dalam menentukan dan
menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial, individu mampu
menetapkan untuk interdependen dan pengaturan diri.
➢ Bekerjasama (Mutualisme)
Merupakan kemampuan individu untuk saling pengertian, saling
memberi, dan menerima dalam hubungan interpersonal.
➢ Saling Ketergantungan (Interdependen)
Merupakan suatu hubungan saling ketergantungan saling tergantung
antar individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
➢ Merasa Sendiri (Loneliness)
Merupakan kondisi dimana individu merasa sendiri dan merasa asing
darilingkungannya.
➢ Menarik Diri
Merupakan keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya dan tidak mampu membina hubungan secara terbuka dengan orang
lain.
➢ Ketergantungan (Dependen)
Terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percayadiri atau
kemampuannya untuk berfungsi secara sukses.
➢ Manipulasi
Merupakan gangguan hubungan sosial dimana individu memperlakukan
orang lain sebagai obyek, hubungan terpusat pada masalah mengendalikan
orang lain dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri.
➢ Impulsif
Merupakan respon sosial yang ditandai dengan individu sebagai subyek
yang tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya, tidak mampu merencanakan
sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman, tidak dapat diandalkan dan
penilaian yang buruk.
➢ Narsisme
Merupakan individu memiliki harga diri yang rapuh, terus menerus
berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian, pecemburuan, mudah marah
jika tidak mendapatkan pujian dari orang lain.
e. Akibat dari Menarik Diri
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakhir adanya terjadinya resiko
perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu
orientasi realitas yang maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien
terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterprestasikan
sesuatu yang nyata tanpa stimulus/ rangsangan eksternal.
f. Pohon Masalah
Halusinasi
D. KLIEN
1. Kriteria
➢ Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan
➢ Penderita sering berada di tempat tidur
➢ Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
➢ Penderita gelisah, curiga, takut, dan cemas
➢ Penderita dengan harga diri rendah
➢ Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban sesuai
pertanyaan
➢ Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik
2. Proses Seleksi
➢ Berdasarkan observasi perilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat
➢ Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari serta
kemungkinan dilakukan terapi kelompok pada klien tersebut dengan perawat
ruangan.
➢ Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan dilakukan.
3. Nama Pasien
➢ An. A
➢ An. I
➢ An. R
➢ An. R
G. PENGORGANISASIAN
a. Pengorganisasian
H. PROSES PELAKSANAAN
SESI 1(Kemampuan Memperkenalkan Diri)
1. Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan Nama lengkap, nama
panggil, asal dan hobi
2. Setting
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Handphone
b. Musik / lagu
c. Papan nama / name tag
d. Botol plastik
e. Buku catatan dan pulpen
f. Jadwal kegiatan pasien
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan Tanya jawab
c. Bermain peran
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi sosial;menarik diri
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak :
- Waktu : 15 menit
- Tempat : Ruang kenari, RSJ Provinsi Jawa Barat
- Topik : Cara memperkenalkan diri kepada orang lain
3. Tahap Kerja
a. Jelaskan kegiatan yaitu musik pada musik recorder akan dihidupkan serta botol
diedarkan dan pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok yang
memegang botol memperkenalkan dirinya
b. Hidupkan handphone sertanyalakakn pemutar musik lalu edarkan botol
berlawanan dengan arah jarum jam
c. Pada saat musik dimatikan anggota kelompok yang memegang botol mendapat
giliran untuk menyebutkan salam, nama lengkap, nama panggilan hobi dan asal
dimulai oleh perawat sebagai contoh
d. Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
e. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan
4. Tahap terminasi.
a. Evaluasi
- Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan setiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri pada
orang lain dikehidupan sehari-hari
- Memasukkan kegiatan bercakap-cakap pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang.
- Waktu : 30 Menit
- Tempat : Ruang Angsoka, RSJ Mutiara Sukma
- Topik : Berkenalan dengan anggota kelompok
SESI 2 (Kemampuan Berkenalan)
1. Tujuan
Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok :
a. memperkenalkan diri dengan menyebut nama lengkap, nama panggil, asal dan
hobi.
b. Menanyakan diri anggota kelompok lain nama lengkap, nama panggil, asal dan
hobi.
2. Setting
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Handphone
b. Musik / lagu
c. Papan nama / name tag
d. Botol plastik
e. Buku catatan dan pulpen
f. Jadwal kegiatan pasien
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan Tanya jawab
c. Bermain pera
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi 1 TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
b. Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak :
- Waktu : 15 menit
- Tempat : Ruang kenari, RSJ Provinsi Jawa Barat
- Topik : Berkenalan dengan anggota kelompok
3. Fase Kerja
a. Evaluasi kemampuan yang lalu dan tugas untuk berkenalan dengan orang lain
b. Hidupkan Handphone dan nyalakan pemutar musik
c. Edarkan botol berlawanan dengan arah jarum jam
d. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang botol mendapat
giliran untuk memperkenalkan klien yang berada disebelah kanan pada
kelompok, yaitu : salam, nama lengkap, nama panggilan yang disenangi, asal, dan
hobi. Dimulai oleh terapist sebagai contoh.
e. Ulangi nomor 3 sampai 5 sampai semua anggota mendapat giliran
f. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi :
- Leader TAK mengeksplorasikan perasaan anggota kelompok setelah
memperkenalkan diri. Contoh : “Bagaimana perasaannya setelah mengikuti
kegiatan hari ini?”
- Leader TAK memberikan umpan balik positif pada anggota kelompok
- Leader TAK meminta anggota kelompok untuk mencoba mengenalkan diri
pada orang lain dalam kehidupan sehari – harinya.
b. Kontrak yang akan datang :
- Waktu : 15 Menit
- Tempat : Ruang Angsoka, RSJ Mutiara Sukma
- Topik : Kemampuan bercakap -cakap dengan anggota kelompok
c. Hasil yang diharapkan :
75 % anggota kelompok mampu :
- Mengenal satu orang klien lain dengan cara : memberi salam,nama
lengkap,nama panggilan, asal dan hobi.
- Memperkenalkan satu orang klien kepada kelompok dengan cara :
menyebutkan nama lengkapnya, nama panggilan, asal dan hobi
I. KRITERIA EVALUASI
a) Persiapan:
1) Therapis
• Identifikasi masalah klien 1-2 hari sebelum therapi dimulai
• Mempersiapkan sarana dan prasarana
• Kontrak waktu waktu dengan klien 1 hari sebelum pelaksanaan
2) Peserta
• Klien siap mengikuti terapi 1 hari sebelum pelaksanaan
• Peserta hadir 5 menit sebelumnya
• Peserta mematuhi tata tertib yang telah ditentukan
b) Proses
1) Tepat waktu
2) Terapis berfungsi sesuai dengan tugas dan peranan masing-masing
3) Terapis mengantisipasi hal yang tidak dikehendaki selama therapi berlangsung
4) Terapi dilaksanakan sesuai dengan susunan acara yang telah di tentukan
5) Klien dapat melaksanakan atau mengikuti therapi dengan baik
c) Hasil:
1) Therapis dapat menyampaikan materi sesuai dengan tujuan
2) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
3) Perubahan perilaku klien setelah melakukan therapi aktivitas kelompok
J. TATA TERTIB
- Pasien bersedia mengikuti TAK
- Berpakaian rapih dan bersih
- Peserta tidak diperkenankan makan dan minum selama TAK
- Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib dibacakan
- Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
- Peserta yang ingin bertanya mengajukan pernyataan, mengangkat tangan terlebih
dahulu dan berbicara setelah dipersilahkan.
K. SETTING TEMPAT
Setting O
K K Keterangan :
• L : Leader
F
F • Co : Co Leader
• F : Fasilitator
K • O : Observer
K • K : Klien
Petunjuk :
Keliat B.A., & Akemat. (2010). Asuhan keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
Kelaiat BA dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:EGC
Keliat BA, Panjaitan RA, Helena N, (2006). Proses Keperawatan KesehatanJiwa.
Edisi 2. Jakarta : EGC