Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI PENGAKUAN

PENDAPATAN ATAS KONTRAK


PROYEK PADA PT. IMSC
BERDASARKAN PSAK 72 TAHUN
2020

Syadza Nahara Rizqani1 dan Amelia Ika Pratiwi2

1
Program Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya Jl. Veteran 12-16 Malang 65145 Telp. 0341-
553240 syadzanahara18@gmail.com
2
Program Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya Jl. Veteran 12-16 Malang 65145 Telp. 0341-
553240 amelia.pratiwi@ub.ac.id

Diterima: Layak Terbit:

Abstract : This study aims to determine the implementation of revenue recognition on project contracts
with customers at PT. IMSC is based on PSAK 72. The analysis in this study uses a descriptive qualitative
research method which is carried out by means of observation, interviews, and documentation. The
secondary data used in this study are sample contracts (LLO research and development contracts),
purchase orders, payment requests, invoices, receipts, tax invoices, BAPP/BAST/BAKP, and receipts. The
data is used for the basis of research on the implementation of PSAK 72 at PT. IMSC. The results of the
study indicate that PT. IMSC has complied with the standards in PSAK 72 in its revenue recognition as
evidenced by the fulfillment of 5 stages of revenue recognition according to PSAK 72. Application of
revenue recognition based on PSAK 72 at PT. IMSC does not have a significant impact because PT. IMSC
is a service company which in its revenue recognition uses the percentage of completion method so that
revenue can be recognized in accordance with the physical progress of the projects carried out during the
period.
Keywords : Implementation of Revenue Recognition, Project Contracts, PSAK 72

Abstrak : Penelitian ini bertujuan mengetahui implementasi pengakuan pendapatan atas kontrak
proyek dengan pelanggan di PT. IMSC berdasarkan PSAK 72. Analisa pada penelitian ini
menggunakan jenis penelitian metode deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Adapun data-data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,
contoh kontrak (kontrak penelitian dan pengembangan LLO), purchase order, surat permohonan
pembayaran, invoice, kwitansi, faktur pajak, BAPP/BAST/BAKP, dan tanda terima. Data tersebut
digunakan untuk dasar penelitian implementasi PSAK 72 di PT. IMSC. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa PT. IMSC telah memenuhi standar-standar pada PSAK 72 dalam pengakuan
pendapatannya dibuktikan dengan dipenuhinya 5 tahap pengakuan pendapatan menurut PSAK 72.
Penerapan pengakuan pendapatan berdasarkan PSAK 72 di PT. IMSC tidak berdampak begitu
signifikan dikarenakan PT. IMSC merupakan perusahaan jasa yang dalam pengakuan pendapatannya
menggunakan metode presentase penyelesaian sehingga pendapatan dapat diakui sesuai dengan
kemajuan fisik proyek yang dikerjakan pada periode tersebut.
Kata Kunci— Implementasi Pengakuan Pendapatan, Kontrak Proyek, PSAK 72

VOKASINDO Edisi No.1 Volume.1 April 20xx


ISSN: 2338-5103
E-ISSN : 2527-340x
I. PENDAHULUAN

Pendapatan merupakan salah satu akun penting dalam sebuah laporan keuangan
dan sangat berguna bagi pemakai laporan keuangan tersebut sebagai sumber
acuan ataupun informasi mengenai kinerja dan posisi keuangan sebuah entitas.
Pengakuan pendapatan atas kontrak dengan pelanggan diatur dan ditetapkan
dalam PSAK 72. PSAK 72 tersebut merupakan adopsi dari IFRS 15, PSAK 72 ini
menggantikan PSAK 23 dan PSAK 34, serta efektif mulai 1 Januari 2020. PSAK
72 mengatur segala jenis pendapatan terkait kontrak dengan pelanggan sehingga
menghilangkan segala pengaturan dalam standar yang lain, kecuali PSAK 30
sewa, PSAK 62 kontrak asuransi, PSAK 71 instrumen keuangan, PSAK 65
laporan keuangan konsolidasian, PSAK 66 pengaturan bersama, PSAK 4 laporan
keuangan tersendiri dan PSAK 15 investasi pada entitas asosiasi dan ventura
bersama, serta pertukaran non-moneter antara entitas pada lini bisnis sama untuk
memfasilitasi penjualan pelanggan atau pelanggan potensial. Pada PSAK 72
dalam penyajian Laporan Keuangan mensyaratkan entitas untuk mengukur
pendapatan dari kontrak dengan pelanggan berdasarkan jumlah imbalan yang
diperkirakan menjadi hak entitas dalam pertukaran untuk mengalihkan barang
atau jasa yang dijanjikan. Pada PSAK 72 pengakuan pendapatan berbasis pada
perpindahan kontrol yang menyebabkan entitas dapat mengakui pendapatannya
lebih cepat atau lebih lambat. PSAK 72 menekankan standar baru dalam
pengakuan pendapatan, pendapatan yang dicatat harus sesuai dengan kontrak yang
telah disepakati.
Dalam proses penelitian terkait implementasi pengakuan pendapatan atas
kontrak proyek berdasarkan PSAK 72 penulis melaksanakan penelitiannya di PT.
IMSC. PT. IMSC ini bergerak untuk pekerjaan rancang bangun, konsultasi,
perekayasaan, peralatan berteknologi di bidang perkeretaapian maupun
transportasi lainnya. Selama melaksanakan penelitian di PT. IMSC penulis
menemukan beberapa permasalahan yang dirasa dapat dijadikan topic
pembahasan dalam penyusunan penelitian ini, seperti halnya mengenai metode
pengakuan pendapatan dan mekanisme pengakuan pendapatan pada PT. IMSC.
Topic utama yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi
pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan pada PT. IMSC, serta

VOKASINDO Edisi No.1 Volume.1 April 20xx


ISSN: 2338-5103
E-ISSN : 2527-340x
apakah telah sesuai dengan PSAK 72. Karena PSAK 72 baru efektif pada tahun
2020, maka dapat dianalisa bagaimana pengakuan pendapatan dari kontrak
dengan pelanggan pada PT. IMSC setelah diberlakukannya PSAK 72. Pada
penelitian ini penulis berfokus dalam pembahasan dengan ruang lingkup
pengakuan pendapatan, serta tidak mencakup pada pengukuran dan
pengungkapan. Berkaitan dengan latar belakang di atas maka penulis tertarik
untuk menetapkan judul “IMPLEMENTASI PENGAKUAN PENDAPATAN
ATAS KONTRAK PROYEK PADA PT IMSC BERDASARKAN PSAK 72
TAHUN 2020“. Penelitian ini memiliki maksud yaitu untuk mengetahui metode
pengakuan pendapatan yang diterapkan dalam PT. IMSC apakah telah sesuai
dengan standar-standar dalam PSAK 72, serta bertujuan untuk mengetahui
bagaimana implementasi pengakuan pendapatan atas kontrak proyek pada PT.
IMSC berdasarkan PSAK 72.

II. METODE

Penelitian ini dilaksanakan di PT. INKA Multi Solusi Consulting (IMSC). Pada
penelitian ini menggunakan metode deskripstif kualitatif agar dapat memperoleh
data apa adanya yang menggambarkan kondisi sesungguhnya tanpa mengubah
variable yang diteliti. Peneliti menentukan menggunakan metode deskriptif
kualitatif tersebut bermaksud ingin menjelaskan mengenai implementasi
pengakuan pendapatan atas kontrak proyek pada PT. IMSC berdasarkan PSAK
72. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan terkait topic pembahasan dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode pengambilan data yaitu dengan cara
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan cara
mengamati kegiatan usaha dalam perusahaan sehingga penulis mengetahui
permasalahan yang sekiranya dapat dijadikan topic pembahasan dalam penelitian
serta penulis mendapat informasi dan referensi selama proses penelitian.
Kemudian, wawancara dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pernyataan
kepada staff akuntansi terkait dengan implementasi pengakuan pendapatan pada
perusahaan tersebut berdasarkan PSAK 72. Selanjutnya, dokumentasi dengan cara
mengajukan perizinan kepada pihak perusahaan (PT. IMSC) untuk
mengumpulkan data yang diperlukan terkait topic pembahasan dalam penelitian
ini.

VOKASINDO Edisi No.1 Volume.1 April 20xx


ISSN: 2338-5103
E-ISSN : 2527-340x
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis yaitu,
sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer tersebut diperoleh
secara langsung oleh peneliti dengan menggunakan teknik pengambilan data di
atas yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data sekunder
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dan melalui media
perantara, adapun data sekunder yang diperoleh oleh penulis terkait keperluan
penelitian dengan topic pembahasan mengenai implementasi pengakuan
pendapatan berdasarkan PSAK 72 yaitu :
a) Contoh kontrak proyek (Kontrak Jasa Penelitian dan Pengembangan Lori
Listrik Otomatis);
b) Purchase Order
c) Surat Permohonan Pembayaran
d) Invoice
e) Kwitansi
f) Faktur Pajak
g) Berita Acara Kemajuan Pekerjaan (BAKP); atau
h) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP); atau
i) Berita Acara Serah Terima (BAST);
j) Tanda Terima (Monthly Report)
Dari data yang telah diperoleh oleh penulis maka penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini dengan cara sebagai berikut :
1) Pengumpulan Data
Penulis mengumpulkan data untuk mendukung keperluan penelitian.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik pengambilan data observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
2) Pengolahan Data
Penulis melakukan pengecekan terhadap kelengkapan data yang telah
diperoleh dari PT. IMSC, penulis perlu membuat list untuk memastikan
semua data yang diperlukan telah diperoleh atau masih perlu mengumpulkan
data tambahan lainnya. Setelah mengecek kelengkapan data kemudian penulis
mengecek kualitas data tersebut merupakan data yang akurat atau tidak.
3) Penganalisisan Data

VOKASINDO Edisi No.1 Volume.1 April 20xx


ISSN: 2338-5103
E-ISSN : 2527-340x
Penulis melakukan penganalisisan data dengan mempelajari berbagai data
yang telah diperoleh. Penulis mempelajari dan menganalisa data-data tersebut
yang kemudian dituangkan ke dalam penelitian tersebut.
4) Penafsiran Hasil Analisis
Setelah menganalisis data maka dapat dilakukan penafsiran hasil analisis.
Penafsiran hasil analisis dapat dilakukan dengan cara menggabungkan
berbagai standar atau kriteria tertentu untuk mendapat sebuah kesimpulan atas
topic permasalahan yang sedang diteliti. Penafsiran hasil analisis data
bertujuan menyimpulkan penelitian yang telah dilakukan yang kemudian
kesimpulan dari hasil analisis data tersebut disajikan sebagai hasil dari
penelitian.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum
PT. INKA Multi Solusi Consulting (IMSC) adalah perusahaan swasta yang
merupakan anak perusahaan PT. INKA Multi Solusi (IMS). PT. IMSC berdiri
pada 22 Maret 2017, berdasarkan Akta Notaris Arpa Syura Tambuno, SH, MKn.,
Nomor 64 tanggal 22 Maret 2017. PT. IMSC beralamat di Jalan Salak I No. 23,
Kota Madiun, Jawa Timur. PT. IMSC ini bergerak untuk pekerjaan rancang
bangun, konsultasi, perekayasaan, peralatan berteknologi di bidang perkeretaapian
maupun transportasi lainnya. Adapaun kegiatan bidang usaha PT. IMSC sebagai
berikut :
1) Konsultan Manajemen
2) Konsultasi Transportasi dan Perkeretaapian
3) Aktivitas Arsitektur dan Sipil, serta Konsultasi Teknis YBDI

Pembahasan
Pengakuan pendapatan pada PT. IMSC diakui berdasarkan diterbitkannya
invoice, dalam invoice tercantum presentase progress penyelesaian pekerjaan,
harga kontrak, dan nilai tagihan (DPP) sesuai presentase penyelesaian pekerjaan
karena PT. IMSC dalam mengakui pendapatannya menggunakan metode
presentase penyelesaian. Presentase penyelesaian ditetapkan berdasar kemajuan
secara fisik proyek. Pendapatan dicatat sebesar nilai presentase kemajuan fisik

VOKASINDO Edisi No.1 Volume.1 April 20xx


ISSN: 2338-5103
E-ISSN : 2527-340x
terhadap nilai kontrak dan tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan
mengalir ke entitas dan manfaat tersebut dapat diukur secara andal.
Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf 1, PT. IMSC mengakui
pendapatannya berdasarkan invoice, namun terjadi perbedaan saat audit pada
akhir periode, seharusnya pendapatan diakui pada saat terbitnya
BAPP/BAKP/BAST. Untuk dapat mengakui pendapatan maka perusahaan harus
menagih piutangnya kepada customer, dan untuk dapat menagih ke customer
diperlukan invoice. Bagian akuntansi tidak dapat menagih piutangnya apabila
hanya berdasarkan BAPP/BAKP/BAST karena dalam BAPP/BAKP/BAST tidak
mencantumkan presentase penyelesaian pekerjanaa, harga kontrak, dan nilai
tagihan (DPP) seperti dalam invoice. Namun yang menjadi permasalahannya
adalah penerbitan BAPP/BAKP/BAST dan invoice membutuhkan proses dan sulit
untuk keduanya terbit di saat yang sama, dapat tejadi BAPP/BAKP/BAST dan
invoice terbit di bulan yang berbeda sehingga beda bulan faktur pajak. Faktur
pajak itu sendiri memiliki masa berlaku selama 3 bulan, maka perusahaan harus
segera menerbitkan invoice setelah menerbitkan BAPP/BAKP/BAST sebelum
melebihi batas masa berlaku 3 bulan.
Pengakuan pendapatan berdasarkan PSAK 72 dilakukan dalam 5 tahap yaitu,
mengidentifikasi kontrak; mengidentifikasi kewajiban pelaksanaan dalam kontrak;
menentukan harga transaksi; mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban
pelaksanaan dalam kontrak; dan penyelesaian kewajiban pelaksanaan. Pada
penelitian ini, penulis mengambil contoh kontrak PT. IMSC dengan PT. INKA
mengenai Jasa Penelitian dan Pengembangan LLO (Lori Listrik Otomatis) dengan
No. PO 4300001821 tanggal 31 Januari 2020 dengan harga kontrak Rp.
990.000.000. Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing 5 tahap dalam
pengakuan pendapatan menurut PSAK 72 beserta bukti pendukung bahwa PT.
IMSC telah melakukan 5 tahap tersebut sehingga dapat dikatakan bahwa PT.
IMSC telah mengimplementasikan pengakuan pendapatan menurut PSAK 72
dengan sesuai.

VOKASINDO Edisi No.1 Volume.1 April 20xx


ISSN: 2338-5103
E-ISSN : 2527-340x
1)Mengidentifikasi Kontrak
Mengidentifikasi kontrak dilakukan untuk mengetahui apakah kontrak
tersebut dapat diakui menurut PSAK 72. Pendapatan dari kontrak dengan
pelanggan dapat diakui oleh entitas apabila memenuhi seluruh kriteria yang
terdapat pada paragraf 9 yaitu, kontrak disetujui para pihak, entitas dapat
mengidentifikasi hak setiap pihak dalam kontrak terkait barang atau jasa yang
dijanjikan akan dialihkan kepada pelanggan, kontrak tersebut memiliki
substansi komersial, dan kemungkinan besar entitas dapat menagih imbalan
yang akan menjadi hak nya dalam proses peralihan atau pertukaran barang
atau jasa kepada pelanggan.
2)Mengidentifikasi kewajiban pelaksanaan dalam kontrak
Pada awal kontrak, entitas menilai pekerjaan jasa yang dijanjikan dalam
kontrak dengan pelanggan dan mengidentifikasikannya sebagai kewajiban
pelaksanaan. Kewajiban pelaksanaan pada contoh kontrak di atas yaitu
menyelesaikan pekerjaan jasa dalam hal penelitian dan pengembangan
teknologi yang berupa LLO (Lori Listrik Otomatis).
Menurut PSAK 72 paragraf 27 dan 28, pelanggan memperoleh manfaat dari
barang atau jasa tersebut jika barang atau jasa dapat digunakan, dikonsumsi,
dijual untuk jumlah yang lebih besar dari nilai sisa atau sebaliknya dimiliki
dalam suatu cara yang menghasilkan manfaat ekonomik. Untuk beberapa
barang atau jasa, pelanggan dapat memperoleh manfaat langsung dari barang
atau jasa tersebut, namun untuk beberapa barang atau jasa lainnya memiliki
kemungkinan pelanggan memperoleh manfaat dari barang atau jasa tersebut
hanya jika berkaitan dengan sumber daya siap tersedia lainnya. Maksud dari
sumber daya siap tersedia lainnya adalah barang atau jasa yang dijual secara
terpisah oleh entitas itu sendiri ataupun entitas lain, atau sumber daya yang
sudah diperoleh pelanggan dari entitas seperti barang atau jasa yang telah
dialihkan entitas kepada pelanggan dalam kontrak, atau dari transaksi lainnya.
Dari contoh kontrak PT IMSC dan INKA terkait jasa penelitian dan
pengembangan LLO dapat diasumsikan bahwa pelanggan (PT INKA)
memperoleh manfaat secara langsung dari jasa yang telah diberikan oleh PT

VOKASINDO Edisi No.1 Volume.1 April 20xx


ISSN: 2338-5103
E-ISSN : 2527-340x
IMSC, serta tidak berkaitan dengan sumber daya siap tersedia siap tersedia
lainnya karena PT IMSC tidak menjual barang atau jasanya secara terpisah.
3)Menentukan Harga Transaksi
Harga transaksi merupakan imbalan yang diperkirakan akan diterima oleh
entitas setelah menyelesaikan kewajiban pelaksanaannya dan mengalihkan
barang atau jasa tersebut kepada pelanggan, jumlah harga transaksi tersebut
tidak termasuk pajak. Entitas harus menentukan harga transaksi menurut
PSAK 72 pada paragraph 47 harga transaksi ditentukan dengan
mempertimbangkan syarat kontrak dan praktik bisnis umum, selain itu sifat,
waktu, dan jumlah imbalan yang dijanjikan oleh pelanggan juga dapat
mempengaruhi estimasi harga transaksi. Harga transaksi tersebut dapat
mencakup jumlah tetap, jumlah variable, ataupun keduanya.
4)Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban pelaksanaan dalam kontrak
Analisis alokasi harga transaksi pada setiap kewajiban pelaksanaan menurut
PSAK 72 paragraf 73 entitas mengalokasikan harga transaksi pada setiap
kewajiban pelaksanaan dalam jumlah imbalan yang diperkirakan menjadi hak
entitas dalam peralihan barang atau jasa yang dijanjikan dalam kontrak
kepada pelanggan. Dalam mengalokasikan harga transaksi pada tiap
kewajiban pelaksanaan yang diidentifikasikan dalam kontrak dengan dasar
harga jual berdiri sendiri sesuai paragraf 76-80, kecuali diatur khusus untuk
alokasi diskon dalam paragraf 81-83, dan untuk alokasi imbalan yang
mencakup jumlah variable dalam paragraph 86. Pada contoh transaksi kontrak
jasa penelitian dan pengembangan LLO di atas, paragraph 76-86 tidak
diterapkan karena kontrak hanya memiliki satu kewajiban pelaksanaan. Dari
kontrak jasa penelitian dan pengembangan yang memiliki harga transaksi Rp.
990.000.000 maka dapat dianalisa alokasi harga transaksi sebagai berikut :
1. Tahap 1 desain konstruksi sistem unloading LLO dan desain rumah
panel 15%
(15% x Rp. 990.000.000 = Rp. 148.500.000)
2. Tahap 2 pembuatan konstruksi sistem unloading LLO dan rumah panel
35%
(35% x Rp. 990.000.000 = Rp. 346.500.000);

VOKASINDO Edisi No.1 Volume.1 April 20xx


ISSN: 2338-5103
E-ISSN : 2527-340x
3. Tahap 3 pembuatan konstruksi sistem unloading LLO dan rumah panel
40%
(40% x Rp. 990.000.000 = Rp. 396.000.000);
4. Tahap 4 commissioning 10%
(10% X Rp. 990.000.000 = Rp. 99.000.000)

5)Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan


Kemudian selanjutnya entitas menentukan apakah kewajiban pelaksanaan
dalam kontrak tersebut dipenuhi dalam suatu waktu tertentu atau sepanjang
waktu, untuk menentukan hal tersebut kontrak diidentifikasi berdasar PSAK
72 paragraf 35-38. Dari data yang telah diperoleh dari PT. IMSC mengenai
kontrak Jasa Penelitian dan Pengembangan LLO dengan pihak pertama PT.
INKA dan pihak kedua PT. IMSC diketahui bahwa kewajiban pelaksanaan
kontrak tersebut dipenuhi pada suatu waktu tertentu. Menurut PSAK 72
paragraf 31, entitas dapat mengakui pendapatannya ketika (atau selama)
entitas memenuhi kewajiban pelaksanaan, untuk kewajiban pelaksanaan yang
dipenuhi pada suatu waktu tertentu maka entitas mengakui pendapatannya
juga pada suatu waktu tertentu yaitu saat barang atau jasa telah dialihkan
kepada pelanggan dan pelanggan memperoleh pengendalian atas barang atau
jasa tersebut. Pelanggan hanya memperoleh pengendalian atas barang atau
jasa (aset) tersebut jika pelanggan telah menyelesaikan kewajiban
pembayaran atas barang atau jasa tersebut serta entitas telah mengalihkan
kepemilikan atas barang atau jasa tersebut.
Dalam kontrak Jasa Penelitian dan Pengembangan LLO terjadi
keterlambatan penyelesaian pekerjaan pada tahap 4 dan kontrak tersebut tidak
dapat terselesaikan di tahun 2020, tetapi entitas tetap dapat mengakui
pendapatan dari kontrak pada periode tersebut meskipun kewajiban
pelaksanaannya belum sepenuhnya selesai karena pada kontrak tersebut PT.
IMSC menerapkan metode presentase penyelesaian, serta menurut PSAK 72
entitas dapat mengakui pendapatannya lebih cepat atau lebih lambat sesuai
dengan perpindahan pengendalian atas barang atau jasa yang dijanjikan dalam
kontrak kepada pelanggan.

VOKASINDO Edisi No.1 Volume.1 April 20xx


ISSN: 2338-5103
E-ISSN : 2527-340x
Dari penjelasan pada 5 tahap pengakuan pendapatan di atas dapat
disimpulkan bahwa, pada prakteknya penerapan pengakuan pendapatan
PSAK 72 di PT. IMSC tidak berdampak begitu signifikan dikarenakan PT.
IMSC merupakan perusahaan jasa yang dalam pengakuan pendapatannya
menggunakan metode presentase penyelesaian sehingga pendapatan dapat
diakui sesuai dengan kemajuan fisik proyek yang dikerjakan, sedangkan
penerapan PSAK 72 ini memiliki dampak besar terhadap perusahaan dengan
kegiatan usaha seperti penjualan tanah, gedung, real estate, dan sebagainya
dikarenakan pada perusahaan tersebut diharuskan mengakui pendapatannya
dengan menggunakan metode kontrak selesai dimana hal tersebut
mempengaruhi pendapatan yang diakui akan lebih kecil karena pendapatan
berasal dari kontrak panjang dan jika kewajiban pelaksanaannya belum
diselesaikan maka perusahaan tidak dapat mengakui pendapatannya pada
periode tersebut, serta pendapatan dapat diakui lebih besar hanya jika kontrak
jangka panjang telah selesai ditandai dengan perpindahan pengendalian aset
kepada pelanggan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian hasil dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
implementasi pengakuan pendapatan di PT. IMSC telah sesuai dengan standar-
standar yang tercantum dalam PSAK 72, dibuktikan dengan PT. IMSC telah
memenuhi 5 tahap pengakuan pendapatan menurut PSAK 72. Serta, penerapan
pengakuan pendapatan PSAK 72 di PT. IMSC tidak berdampak begitu signifikan
dikarenakan PT. IMSC merupakan perusahaan jasa yang dalam pengakuan
pendapatannya menggunakan metode presentase penyelesaian sehingga
pendapatan dapat diakui sesuai dengan kemajuan fisik proyek yang dikerjakan.
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk peneliti selanjutnya
yaitu, dapat melakukan penelitian pada perusahaan dengan bidang usaha yang
berbeda serta melakukan penelitian pada contoh kontrak dengan periode yang
lebih panjang untuk dapat menganalisa bagian lain dari implementasi PSAK 72
yang belum termuat pada penelitian ini.

VOKASINDO Edisi No.1 Volume.1 April 20xx


ISSN: 2338-5103
E-ISSN : 2527-340x
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, W. (2021). Analisis Dampak Penerapan Pengakuan Pendapatan


Berdasarkan PSAK 72 terhadap Kinerja Laporan Keuangan PT. IMS
(INKA Multi Solusi). Yogyakarta: eprints.uty.ac.id.

Arista, M. W. (2020). Penerapan Principle Based atas Pengakuan Pendapatan


dari Kontrak Pelanggan pada PSAK 72. Surabaya: digilib.uinsby.ac.id.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2015). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan


Akuntansi Indonesia.

Indonesia, I. A. (2016, December 15). PSAK 72 Pendapatan dari Kontrak dengan


Pelanggan. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Retrieved from
IAI Global: http://iaiglobal.or.id/v03/files/file_berita/ED%20PSAK
%2072_Pendapatan%20dari%20Kontrak%20dengan%20Pelanggan.pdf

Saputra, M. H. (2012). Pengakuan Pendapatan pada Perusahaan Jasa Konstruksi


( Studi Kasus pada PT. Rante Mutiara Insani ). Salatiga: Universitas
Kristen Satya Wacana Institutional Repository.

Septiono, A., Suhadak, & Sujana, N. (2015). Metode Pengakuan Pendapatan dan
Beban Terhadap Kewajaran Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada PT.
Petrosida Gresik). Jurnal Administrasi Bisnis.

Sinaga, E. J. (2018, April 21). Universitas HKBP Nommensen.


repository.uhn.ac.id. Retrieved from Repository Universitas HKBP
Nommensen:
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/1258/Ester
%20Junia%20Sinaga.pdf?sequence=1&isAllowed=y#:~:text=Pengakuan
%20pendapatan%20merupakan%20saat%20dimana,cash%20basis%20dan
%20accrual%20basis.

Tarigan, A. (2020, September). PSAK 72-Pendapatan dari Kontrak dengan


Pelanggan . Retrieved from INFO AKUNTAN:
https://www.infoakuntan.com/2020/09/psak-72-pendapatan-dari-
kontrak.html

VOKASINDO Edisi No.1 Volume.1 April 20xx


ISSN: 2338-5103
E-ISSN : 2527-340x
Veronica, Lestari, U. P., & Metekohy, E. Y. (2018). Analisis Dampak Penerapan
Pengakuan Pendapatan Berdasarkan PSAK 72 Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Real Estat di Indonesia yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2018. jurnal.polban.

VOKASINDO Edisi No.1 Volume.1 April 20xx


ISSN: 2338-5103
E-ISSN : 2527-340x

Anda mungkin juga menyukai