Makalah Kelompok 6 Iman Kepada Takdir
Makalah Kelompok 6 Iman Kepada Takdir
Kelompok 6
FANDI ALAMSYAH
2016
2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat
serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Adapun topik dari makalah ini adalah membahas tentang “Iman Kepada Takdir Allah” yang
dibuat sebagai tugas kelompok dari mata kuliah “Akidah Akhlak”.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah atas
ilmu yang telah diberikan dan memberikan waktu dalam pembuatan makalah ini, dan semua
pihak buku referensi yang terkait yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi penulis pribadi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.
Kelompok 6
3
DAFTAR ISI
SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Pembahasan 2
D. Metode Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Beriman Kepada Qada dan Qadar 3
B. Dalil Tentang Iman Kepada Qada dan Qadar 4
C. Pengaruh Iman Kepada Qada dan Qadar 6
D. Hikmah Beriman Kepada Qada dan Qadar 6
E. Analisa Tentang Takdir 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hidup ini memang penuh dengan warna. Dan ingatlah bahwa hakikat warna-
warni kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan (tetapkan)
dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak satupun makhluk Allah
yang mengetahui isinya. Semua kejadian yang telah terjadi adalah kehendak dan kuasa
AllahSWT. Begitu pula dengan bencana-bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa
bangsakita. Gempa, tsunami, tanah longsor, banjir, angin ribut dan bencana-bancana lain
yang telahmelanda bangsa kita adalah atas kehendak, hak, dan kuasa Allah SWT.
Dengan bekalkeyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT,
seorangmukmintidak pernah mengenal kata frustrasidalam kehidupannya, dan tidak berba
ngga diri dengan apa-apa yang telah diberikan Allah SWT.Kematian, kelahiran, rizki,
nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuaiketentuan-ketentuan Ilahiah yang
tidak pernah diketahui oleh manusia. Dengan tidak
adanya pengetahuan tentang ketetapan dan ketentuan Allah ini, maka kita harus berlomba
-lombamenjadi hamba yang saleh-muslih, dan berusaha keras untuk menggapai cita-cita
tertinggi yang diinginkan setiap muslim yaitu melihat Rabbul‟alamin dan menjadi
penghuni Surga. Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun.
Yang terakhiradalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun yang
buruk.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
1. Untuk memahami iman kepada qada‟ dan qadar
2. Untuk memahami dalil-dalil tentang iman kepada qada dan qadar
3. Untuk memahami pengaruh iman kepada qada‟ dan qadar
4. Untuk mengetahui hikmah bagi orang yang beriman kepada qada‟ dan
Qadar
5. Untuk menganalisa seperti apa itu beriman kepada qada dan qadar
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kelompok menggunakan metode dengan studi
kepustakaanyaitu menggunakan beberapa literatur yang digunakan sebagai referensi.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Beriman Kepada Qada’ Dan Qadar
Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan lisan, dan
dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada‟ menurut bahasa artinya
Ketetapan. Qada‟artinya ketetapan Allah swt kepada setiap mahluk -Nya yang bersifat
Azali.Azali Artinya ketetapan itu sudah ada sebelumnya keberadaan atau kelahiran
mahluk.Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi
penciptaan sesuai dengan ukuran atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya.
Qada‟ dan Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan takdir.Sedangkan arti qodo
dan qodar menurut al-quran yaitu :
1. Arti Qada
2. Arti Qadar.
a. Qadar berarti mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas-batasnya ( Q.S.Surat
Fussilat ayat 10 )
b. Qadar berarti ukuran ( Q.S. Surat Ar-Ra‟du ayat 17 )
c. Qadar berarti kekuasaan atau kemampuan ( Q.S. Surat Al- Baqarah ayat 236 )
d. Qadar berarti ketentuan atau kepastian ( Q.S. Al- Mursalat ayat 23 )
e. Qadar berarti perwujudan kehendak Allah swt terhadap semua makhluk-Nyadalam
bentuk-bentuk batasan tertentu ( Q.S. Al- Qomar ayat 49)
7
Jadi, Iman kepa qada‟ dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa sesuatu yang
terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini, semuangnya telah ditentukan Allah
SWT sejak jaman azali. Iman kepada qada‟ dan qadar termasuk rukun iman yang
keenam. Rasulullah SAW bersabda.
Artinya :“Iman itu ialah engkau percaya kepada Allah, para malaikatnya, kitab
kitabnya, para Rasulnya, hari akhirat, dan engkau percaya kepada qadar yang
baiknya ataupun yang buruk”.(H.R. Muslim)
Dan sabda Rasullullah SAW yang artinya : “Malaikat akan mendatangi nuthfah
yang telah menetap dalam rahim selama empat puluh atau empat puluh lima malam
serayaberkata; „Ya Tuhanku, apakah nantinya ia ini sengsara atau bahagia? „ Maka ditet
apkanlah(salah satu dari) keduanya. Kemudian malaikat itu bertanya lagi; „Ya Tuhanku,
apakah nanti ia ini laki-laki ataukah perempuan? „ Maka ditetapkanlah antara salah satu
dari keduanya, ditetapkan pula amalnya, umurnya, ajalnya, dan rezekinya. Setelah itu
catatan ketetapan itu dilipat tanpa ditambah ataupun dikurangi lagi.” (HR. Muslim).
B. Dalil Dalil Tentang Iman Kepada Qada dan Qadar
1. Dalil-Dalil Dari Al-Qur-anDalil-dalil dari al-Qur-an sangat banyak, di antaranya
firman Allah Azza wa Jalla
“…Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk… .” [1]
3. Dalil-Dalil Dari Akal
Sedangkan dalil akal, maka akal yang sehat memastikan bahwa Allah-
lahPencipta alam semesta ini, Yang Mengaturnya dan Yang Menguasainya.
Tidakmungkin alam ini diadakan dengan sistim yang menakjubkan, saling menjalin,
dan berkaitan erat antara sebab dan akibat sedemikian rupa ini adalah secara kebetulan
.Sebab, wujud itu sebenarnya tidak memiliki sistem pada asal wujud-nya,
lalu bagaimana menjadi tersistem pada saat adanya dan perkembangannya.Jika ini
terbukti secara akal bahwa Allah adalah Pencipta, maka sudah pastisesuatu tidak
terjadi dalam kekuasaan-Nya melainkan apa yang dikehendaki danditakdirkan-Nya.Di
antara yang menunjukkan pernyataan ini ialah firman Allah Azza wa Jalla:
"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah
Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas
segalasesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala
sesuatu."[Ath-Thalaaq/65 : 12]Kemudian perincian tentang qadar tidak diingkari akal,
tetapi merupakan hal yang benar-benar disepakati, sebagaimana yang akan dijelaskan
nanti.
9
” Siapa yang tidak ridha dengan qadha -Ku dan qadar-Ku dantidak sabar terhadap
bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencariTuhan selain Aku.
(H.R.Tabrani) Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu takdir
tidak selalusesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri kita sesuai dengan
keinginan kita,hendaklah kita beresyukur karena hal itu merupakan nikmat yang
diberikan Allah kepadakita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan atau
merupakan musibah, makahendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus
yakin, bahwa di balik musibah ituada hikmah yang terkadang kita belum
mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui atas apayang diperbuatnya
4. Jiwanya Tenang
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami
ketenangan jiwadalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang
ditentukan Allahkepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena
musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi. Allah SWT berfirman :Artinya : Hai
jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yangtenang lagi diridhai-
Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, danmasuklah kedalam sorga-
Ku. ( QS. Al-Fajr ayat 27-30)
11
Takdir merupakan suatu kajian yang sering diperdebatkan, baik oleh cemdikiawan
maupun oleh masyarakat biasa. Permasalahan yang sering diperbincangkan adalah
apakah takdir dapat dipercepat atau ditunda, bahkan ada yang menanyakan apakah dapat
dirubah oleh makhluk, khususnya makhluk manusia.
Demikian pula dalam konteks takdir rezeki, Tuhan menggunakan dua term yaitu
يقدرdan يبسط, yang menandakan bahwa ada dua terminal yang ditetapkan atau dibuatkan
oleh Allah untuk didatangi oleh manusia, yakni lapang dan sempit. Hanya manusia yang
memilih mana yang akan didatangi. Namun fakta menunjukkan bahwa masa lalu dan
masa depan sudah tercipta dalam pandangan Allah dan bahwa segalanya telah terjadi dan
hadir dalam pandangan Allah, setiap manusia sepenuhnya tunduk pada takdirnya.
Manusia tidak dapat mengubah masa lalunya dan masa depannya. Walaupun demikian
Allah memberikan kepada setiap manusia satu perasaan bahwa dia dapat mengubah hal-
hal dan membuat pilihan dan keputusannya sendiri. Sebagai konsekwensinya, manusia
berserah diri dengan sukarela kepada Allah SWT , ia hanya berusaha dan berharap untuk
mendapatkan keridhaan dan rahmat-Nya.
1. Takdir Irasional.
Takdir Allah yang pertama adalah takdir yang irasional (tidak dapat berubah) oleh
siapa pun kecuali Allah Swt. Bagaimana pun usaha manusia, baik usaha fisik maupun
usaha doa, tidak akan berubah sedikit pun. Lihat, misalnya QS. al-Muzammil (73) : 20
Terjemahnya :
12
….. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang, Allah mengetahui bahwa
kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu ….
Terjemahnya :
Dia lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkannya tempat-tempat poros perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan waktu .
Kedua ayat di atas tidak menggunakan ( ”إس__م الض__مير “ناkata ganti “na”), yang
menandakan bahwa perputaran takdirnya tidak ada campur tangan manusia, semata-mata
Allah yang menentukannya. Lain halnya takdir rasional, Tuhan menggunakan kata ganti
نحنatau ناyang menunjukkan adanya partisipasi manusia.
2. Takdir Rasional
Takdir Allah yang kedua ini adalah takdir yang rasional. Takdir tersebut adalah
takdir yang ditujukan kepada alam manusia, termasuk takdir kematian dan rezeki.
Term takdir yang rasional adalah ditujukan pada takdir kematian. Lihat, misalnya
QS. al-Waqi’ah (56) : 60
Terjemahnya :
Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-kali tidak dapat
dikalahkan.
Kalimat نحن قدرناmerupakan kalimat yang tersusun dari subjek dan predikat. Di
dalam ilmu Balaghah dikatakan bahwa kalimat yang terdiri dari subjek dan predikat
mengandung berita benar dan bohong. Dalam kalimat ini seseorang pasti yakin berita itu
benar, karena itu bersumber dari Allah dan ditulis dalam media cetak al-Qur’an. Isi berita
tersebut adalah batas kehidupan setiap makhluk yang bernyawa, disebut mati.
Kata قدرناadalah kata kerja lampau. Kata tersebut ditafsirkan oleh Ibnu Katsir
( صرفناKami telah merubah), maksudnya adalah ada dipercepat dan ada ditunda, yang
sesuai dengan proses sikap manusia. Atas dasar itu, Tuhan menetapkan dan mentakdirkan
sesuai dengan sikap tersebut Tuhan menggunakan kata kerja yang menunjukkan
pengertian dinamis, sehingga kendati Tuhan mengatakan, “Kami telah menetapkan”,
akan tetapi tidak menutup kemungkinan Tuhan akan melonggarkan atau menetapkan
suatu ketetapan yang lain selain ketetapan awal. Sama halnya kalau dikatakan ق__د
اكلنا (kami telah makan), pasti (cepat atau lambat) akan makan lagi.
yang diciptakan oleh Allah itu berpasang-pasangan, seperti lapang dan sempit, hidup dan
mati, kaya dan miskin, dan sebagainya.
Artinya; “Allah tidak akan merubah suatu kaum sehingga mereka merubah dirinya
sendiri)”
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.Oleh
karena itu, penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwakita
kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandanganAllahSWT.
Juga keyakinan kita terhadap takdir Allah senantiasa
ditingkatkan demimeningkatkan amal ibadah kita.Serta Kita harus senantiasa bersabar, be
rikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi takdir Allah.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
1. Alim Praya Magnun; Apakah takdir itu diketahui atau belum dan apakah dalam takdir itu
ada campur tangan tuhan di dalamnya?
2. Muhammad Fahcreza Mifta; Apakah Allah sudah menentukan takdir manusia dari awal
hidunya tau bagaimana?
3. Siti Humairah; Menurut anda apa yanga menjadi permasalahan dasar terkhusus terhadap
masalah masyarakat yang selalu menyalahkan takdir?
4. Nur Aminah; Bagaimana menghadapi ketika takdir yang diharapkan tidak sesuai?
5. Sahdan; Kalau saya dapat uang apakah itu takdir saya?