Anda di halaman 1dari 21

Makalah Penyehatan Udara - A

“Oksidan kimia”

Dosen Pengajar : Budi Pramono, SKM., M.Kes.

Disusun Oleh : Kelompok 7

Adella Novianti Nurdin P21335119001

Audrey Novthania Thirafi P21335119012

Farah Nurfitria Ramadhani P21335119017

Thariq Bagas Permana P21335119045

Program Studi D-IV

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


JAKARTA II

Jl. Hang Jebat F-3 KebayoranBaru, Jakarta Selatan 12120

Telp.(021)7397641, 7397643.Fax (021) 7397769

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat  dan Karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Oksidan Kimia”. Sebagai tugas dan bahan diskusi, yang
diberikan oleh dosen Mata Kuliah Penyehatan Udara kami menyadari  bahwa
makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak.
Oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini
Akhir kata penulis haturkan permohonan maaf atas segalah kekurangan, bila
penyusunan Makalah ini dianggap kurang berkenan, terutama oleh pihak dianggap
dirugikan dan lain-lain. Oleh karena itu keritikan yang bersikap konstruktis
senantiasa kami harapkan, baik dari pembimbing maupun yang membaca Makalah
ini agar kami dapat memperbaiki diri.
Oleh sebab itu akibat segalah kekurangan isi Makalah kami, kami ucapkan banyak
terimakasih jika ada segalah kritik dan saran dari berbagai pihak pembaca. Semoga
Tuhan yang Maha Esa senantiasa membalas kebaikan yang telah diperbuat dan
memaafkan setiap kekeliruan yang telah kami lakukan.
Kami menyadari bahwah Makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh sebab itu
kamiakan sangat berterima kasih sekirahnya mendapatkan masukan untuk
menyempurnakan.

Jakarta, Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Tujuan ...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

2.1 Pengertian...............................................................................................2

2.2 Oksidan Fotokimia.................................................................................2

2.3 Sumber dan Distribusi............................................................................7

2.4 Dampak terhadap Kesehatan.................................................................10

2.5 Dampak Terhadap Ekosistem dan Lingkungan....................................11

2.6 Dampak Terhadap Hewan.....................................................................12

2.7 Dampak Terhadap Tumbuhan...............................................................13

2.8 Dampak Terhadap Material..................................................................14

2.9 Pengendalian........................................................................................14

2.10 Upaya Pemerintah Pusat......................................................................15

BAB III PENUTUP...............................................................................................17

3.1 Kesimpulan............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang
kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu
dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan
bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal. Pencemaran udara dewasa ini semakin
menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat
berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, dan
perumahan. Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar
udara yang dibuang ke udara bebas. Sumber pencemaran udara juga dapat disebabkan
oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam
beracun, dll.

Dampak dari pencemaran udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas


udara, yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia. Udara merupakan media
lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar manusia perlu mendapatkan perhatian
yang serius, hal ini pula menjadi kebijakan Pembangunan Kesehatan Indonesia
dimana program pengendalian pencemaran udara merupakan salah satu dari sepuluh
program unggulan.

Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dll disamping


memberikan dampak positif namun disisi lain akan memberikan dampak negatif
dimana salah satunya berupa pencemaran udara dan kebisingan baik yang terjadi
didalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) yang dapat
membahayakan kesehatan manusia dan terjadinya penularan penyakit. Diperkirakan
pencemaran udara dan kebisingan akibat kegiatan industri dan kendaraan bermotor
akan meningkat 2 kali pada tahun 2000 dari kondisi tahun 1990 dan 10 kali pada
tahun 2020.

1.2 Tujuan
Untuk Mengetahui Oksidan Kimia dalam penyehatan udara

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.1.1 Oksidan
Oksidan atau radikal bebas adalah molekul oksigen yang tidak stabil atau
molekul lainnya yang tidak stabil. Molekul-molekul tersebut menurut Cooper (1994)
hanya mengandung satu atau lebih elektron bebas (elektron yang tidak berpasangan =
unpaired electrons). Adanya satu atau lebih elektron bebas menyebabkan senyawa itu
menjadi sangat reaktif.
Dalam tubuh terdapat molekul oksigen yang stabil dan yang tidak stabil, molekul
oksigen yang stabil, sangat penting untuk memelihara kehidupan, yang tidak stabil
termasuk golongan radikal bebas. Sejumlah tertentu radikal bebas diperlukan untuk
kesehatan, tetapi kelebihan radikal bebas dapat merusak kesehatan dan sangat
berbahaya. Fungsi radikal bebas dalam tubuh adalah melawan radang, membunuh
bakteri dan mengatur tonus otot polos dalam organ tubuh dan pembuluh darah.
Produksi radikal bebas yang tinggi/sangat banyak dapat terjadi oleh berbagai
faktor misalnya: sinar ultra violet (terdapat dalam sinar matahari), kontamina dalam
makanan (zat warna tekstil yang dipergunakan untuk mewarnai makanan), polusi
udara (pencemaran udara oleh asap pabrik dan kendaraan bermotor), asap rokok,
insektisida (dalam pertanian dan rumah tangga) dan olahraga berat, serta berbagai
bentuk stress psikis.
2.2 Oksidan Fotokimia
Oksidan fotokimia adalah komponen atmosfer yang diproduksi oleh proses
fotomikia, yaitu suatu proses kimia yang mebutuhkan sinar, yang akan mengoksidasi
komponen-komponen yang tidak segera dapat dioksidasi oleh gas oksigen. Senyawa
yang terbentuk merupakan polutan sekunder yang diproduksi karena interaksi antara
polutan primer dengan sinar. 
Hidrokarbon merupakan komponen yang berperan dalam produksi oksidan
fotokimia. Reaksi ini juga melibatkan siklus fotolitik NO 2 . Polutan sekunder yang
paling berbahaya yang dihasilkan oleh reaksi hidrokarbon dalam siklus tersebut
adalah ozon ( O3 ) dan peroksiasetilnitrat, yaitu salah satu komponen yang paling
sederhana dari grup peroksiasilnitrat (PAN).

2
Oksidan yang terutama adalah ozon (O3), nitrogen dioksida (NO2) dan
peroxyacylnitrate (PAN). NO2 berasal dari hasil reaksi fotokimia NO dengan oksigen
di udara. Sedangkan ozon dan PAN berasal dari reaksi fotokimia NO, NO 2, SO2 dan
radiakal hidrokarbon.
Ozon bukan merupakan hidrokarbon tetapi konsentrasi O3 di atmosfer naik
sebagai akibat langsung dari reaksi hidrokarbon, sedangkan PAN merupakan turunan
hidrokarbon. Hasil reaksi antara O dengan hidrokarbon merupakan produk
intermediat yang sangat reaktif yang disebut hidrokarbon radikal bebas (RO2 ).
Radikal bebas semacam ini dapat bereaksi lebih lanjut dengan berbagai komponen
termasuk NO, NO2 , O2 , O3 , dan hidrokarbon lainnya. Beberapa reaksi yang mungkin
terjadi di antara bermacam-macam reaksi tersebut adalah sebagai berikut (Fardiaz,
1992) :
a. Radikal bebas bereaksi cepat dengan NO membentuk NO 2 . Karena NO
dihilangkan dari siklus tersebut, akibatnya mekanisme normal untuk menghilangkan
O3 dari siklus tidak terjadi, sehingga konsentrasi O3 meningkat.
b. Radikal bebas dapat bereaksi dengan O2 dan NO2 membentuk peroksiasilnitrat.
c. Radikal bebas dapat bereaksi dengan hidrokarbon lainnya dan komponen oksigen
membentuk komponen-komponen organik lainnya yang tidak diinginkan.
Campuran produk-produk sebagai akibat gangguan hidrokarbon di dalam siklus
fotolitik NO2 disebut smog fotokimia, yaitu terdiri dari kumpulan O3 , CO, PAN dan
komponen-komponen organik lainnya termasuk aldehide, keton, dam alkil nitrat.
Konsentrasi oksidan di udara dipengaruhi oleh ada tidaknya sinar matahari dan kadar

3
bahan-bahan pencemar primernya di udara. Pada siang hari kadar oksidan mencapai
titik maksimum dan malam hari kadar oksidant berada pada titik minimumnya.
2.2.1 Oksidan Ozon (O3)
Oksidan (O3) merupakan senyawa di udara selain oksigen yang memiliki sifat
sebagai pengoksidasi. Oksidan adalah komponen atmosfir yang diproduksi oleh
proses fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang membutuhkan sinar matahari
mengoksidasi komponen-komponen yang tak segera dioksidasi oleh oksigen.
Senyawa yang terbentuk merupakan bahan pencemar sekunder yang diproduksi
karena interaksi antara bahan pencemar primer dengan sinar. Hidrokarbon merupakan
komponen yang berperan dalam produksi oksidan fotokimia. Reaksi ini juga
melibatkan siklus fotolitik NO2. Polutan sekunder yang dihasilkan dari reaksi
hidrokarbon dalam siklus ini adalah ozon dan peroksiasetilnitrat.
Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor,
oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil
tetapi lapisan lain dengan bahan pencemar udara Ozon sangat berguna untuk
melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk diudara pada
ketinggian 30 km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm
secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen tergantung dari
jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon
menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat didaerah panjang gelombang 240-320
nm. Absorpsi radiasi elektromagnetik oleh ozon didaerah ultraviolet dan inframerah
digunakan dalam metode-metode analitik.

2.2.2 Nitrogen Oksida (NOx)


Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx, karena oksida nitrogen mempunyai 2
macam bentuk yang sifatnya berbeda, yaitu gas NO 2 dan gas NO. Sifat gas NO 2
adalah berwarna dan berbau, sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau.
Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung.

4
Seperti halnya CO, emisi nitrogen oksida dipengaruhi oleh kepadatan penduduk
karena sumber utama NOx yang diproduksi manusia adalah dari pembakaran, dan
kebanyakan pembakaran disebabkan oleh kendaraan, produksi energi dan
pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NOx yang dibuat manusia berasal dari
pembakaran arang, minyak, gas alam dan bensin. Oksida yang lebih rendah yaitu NO
terdapat di atmosfer dalam jumlah lebih besar daripada NO2. Pembentukan NO dan
NO2 mencakup reaksi antara nitrogen dan oksigen di udara sehingga membentuk NO,
kemudian reaksi selanjutnya antara NO dengan lebih banyak oksigen membentuk
NO2. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
N2 + O2 ———-> 2NO
2NO + O2 ————> 2NO2
Udara terdiri dari sekitar 80% volume nitrogen dan 20% volume oksigen. Pada
suhu kamar kedua gas ini hanya sedikit mempunyai kecenderungan untuk bereaksi
satu sama lain. Pada suhu yang lebih tinggi (di atas 1210 OC) keduanya dapat bereaksi
membentuk nitric oksida dalam jumlah tinggi sehingga mengakibatkan polusi udara.
Dalam proses pembakaran, suhu yang digunakan biasanya mencapai 1210-1765oC
dengan adanya udara, oleh karena itu reaksi ini merupakan sumber NO yang penting.
Jadi reaksi pembentukan NO merupakan hasil samping dalam proses pembakaran.
Gas nitrogen dioksida (NO2) bila mencemari udara mudah diamati dari baunya yang
sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Organ tubuh yang paling peka
terhadap pencemaran gas NOw adalah paru-paru. Paru-paru yang terkontaminasi oleh
gas NO2 akan membengkak sehingga penderita sulit bernapas yang dapat
mengakibatkan kematian. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan
gangguan pada system syaraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Pada tanaman
dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun. Pencemaran udara
oleh gas NOx juga dapat menyebabkan timbulnya Peroxi Acetil Nitrates (PAN).
Dapat menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan
berair.
2.2.3 Sulfur Oksida (SO2)

Sulfur Oksida (SOx) merupakan gas jemih dan tidak berwama yang merupakan
bagian dari pencemar udara, kadamya bisa mencapai 18 %. Gas ini baunya

5
menyengat dan amat membahayakan bagi kehidupan manusia Sulfur oksida banyak
dihasilkan akibat adanya aktivitas manusia, antara lain industri industri yang
menggtmakan proses pembakaran yang menggunakan bahan bakar batu bam, maupun
proses-proses peleburanlpemumian logam. Terutama akihat teIjadinya pembakaran
dari senyawa-senyawa yang mengandWlg blerang. (Tresna. A, 1991).
Hanya sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat eli atmosfir merupakan basil dari
aktivitas manusia, dan kebanyakan dalam bentuk S02. Sebanyak dua pertiga
darijumlah sulfur diatmosfir berasal dari sumber-sumber alarn seperti vulkano, dan
terbentuk dalam bentuk H2S.
Transportasi bukan merupakan sumber utama polutan SOx, tetapi pembakaran
bahan bakar pada sumbemya merupakan sumber utama polutan SOx, misalnya
pernbakaran batu arang, minyak bakar, gas, kayu dan sebagainya. Sumber SOx yang
kedua adalah dari proses-proses industri pemurnian petroleum, industri asam sulfat,
industri peleburan baja dan sebagainya.

2.2.4 Hidrokarbon
HC atau disebut juga Hidrokarbon, merupakan ikatan yang tersusun oleh
penyusun utamanya adalah atom karbon (Ar = 12) dan atom Hidrogen (Ar = 1).
Ikatan yang dibentuk dapat berupa ikatan-ikatan lurus (ikatan rantai) atau ikatan
cincin (ikatan tertutup). (Wardhana, 1994) Hidrokarbon merupakan sumber yang
penting karena ia mencakup keseluruhan bahan bakar fosH (batu bara, minyak bumi,
gas asH, dan lain-lain.), dan bahan bakar bio, termasuk juga plastik, lilin dan pelarut.

6
(Anonim, 2(05) Menurut Wardhana (1994), ada dua kemungkinan HC sebagai
pencemar udara:
1. HC sebagai emisi akan menjadi bahan pencemar udara apabila HC tidak tercampur
rata pada saat pembakaran, sehingga tidak terjadi reaksi dengan oksigen, maka He ini
akan iIrut keluar dengan gas buangan hasil pembakaran
2. Kemungkinan lain yang menyebabkan HC sebagai emisi pencemar udara yaitu
pada saat HC yang tidak ikut terbakar dengan oksigen mengalami cracking akiOOt
suhu yang tinggi dari basil pembakaran.
Adanya hidrokarbon di atmosfir. terutama metana. berasal dari sumber-sumber alami
terutama proses-proses biologi walaupun sejumlah keeil juga dapat berasal dari
aktivitas geotennal seperti sumber gas alamo minyak bumi. api alam, dan sebagainya.

2.3 Sumber dan Distribusi


Yang dimaksud dengan oksidan fotokimia meliputi Ozon, Nitrogen dioksida, dan
peroksiasetilnitrat (PAN) karena lebih dari 90% total oksidan terdapat dalam bentuk
ozon maka hasil monitoring udara ambien dinyatakan sebagai kadar ozon. Karena
pengaruh pencemaran udara jenis oksidan cukup akut dan cepatnya perubahan pola
pencemaran selama sehari dan dari suatu tempat ketempat lain, maka waktu dimana
kadar Ozon paling tinggi secara umum ditentukan dalam pemantauan. Mencatat
jumlah perjam per hari, perminggu, per musim atau per tahun selama kadar tertentu
dilampaui juga merupakan cara yang berguna untuk melaporkan sejauh mana Ozon
menjadi masalah.

7
Kadar ozon alami yang berubah-ubah sesuai dengan musim pertahunnya berkisar
antara 10–100mg/m3 (0,005–0,05 ppm). Diwilayah pedesaan kadar ozon dapat
menjadi tinggi karena adanya kiriman jarak jauh O 3 dari udara yang berasal dari
perkotaan. Didaerah perkotaan yang besar, tingkat ozon atau total oksidan maksimum
1 jam dapat berkisar dari 300–800 mg/m3 (0,15-0,40 ppm) atau lebih. 5–30% hasil
pemantauan di beberapa kota besar didapatkan kadar oksida maksimum 1jam yang
melampaui 200 mg/m3 (0,1 ppm). Peroksiasetilnitrat umumnya terbentuk secara
serentak bersama dengan ozon.

PAN adalah polutan sekunder, yang berarti tidak langsung dipancarkan sebagai
buangan dari pembangkit listrik atau mesin pembakaran internal , tetapi terbentuk dari
polutan lain melalui reaksi kimia di atmosfer. Reaksi radikal bebas yang dikatalis
oleh sinar ultraviolet dari matahari mengoksidasi  hidrokarbon yang  tidak terbakar
menjadi senyawa aldehida , keton , dan dikarbonil , yang reaksi sekundernya
menghasilkan radikal peroksiasil , yang bergabung dengan nitrogen dioksida untuk
membentuk peroksiasil nitrat.

NO2 berasal dari hasil reaksi fotokimia NO dengan oksigen di udara. Sumber


utama NO2 pada atmosfer adalah dari kendaraan di jalan lalu lintas. Sumber utama
lainnya adalah dari pembangkit tenaga listrik, pabrik pemanas, dan proses industri.
Kadar gas nitrogen dioksida naik seiring dengan meningkatnya aktivitas lalu lintas,
yaitu meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, dan dengan terbitnya matahari yang
memancarkan sinar ultraviolet, kadar NO2 meningkat karena perubahan dari NO
menjadi NO2.

Perjalanan Sulfur Oksida (SOx) di Udara Gas H 2S diproduksi oleb pembusukan


bahan organik, letusan gunung berapi, dan akibat industri. Jumlah S02 karena oksidasi
H2S adalah 80 %, sisanya 20 % S02 lagi adalah basil ulah manusia, yakni akibat bahan
bakar yang mengandung blerang dan pelelehan logam non fero, kilang minyak, dan
letusan gunung berapi.

8
Sumber pencemar Hidrokarbon, adanya hidrokarbon di atmosfir terutama metana.
berasal dari sumber-sumber alami terutama proses-proses biolo~ walaupun sejumlah
keeil juga dapat berasal dari aktivitas geotennal seperti sumber gas alam, minyak
bumi, api alam, dan sebagainya.

9
2.4 Dampak terhadap Kesehatan

Oksidan fotokimia masuk kedalam tubuh dan pada kadar subletal dapat
mengganggu proses pernafasan normal, selain itu oksidan fotokimia juga dapat
menyebabkan iritasi mata. Beberapa gejala yang dapat diamati pada manusia yang
diberi perlakuan kontak dengan ozon, sampai dengan kadar 0,2 ppm tidak ditemukan
pengaruh apapun, pada kadar 0,3 ppm mulai terjadi iritasi pada hidung dan
tenggorokan. Kontak dengan Ozon pada kadar 1,0–3,0 ppm selama 2 jam pada orang-
orang yang sensitif dapat mengakibatkan pusing berat dan kehilangan koordinasi.
Pada kebanyakan orang, kontak dengan ozon dengan kadar 9,0 ppm selama beberapa
waktu akan mengakibatkan edema pulmonari.

Pada kadar di udara ambien yang normal, peroksiasetilnitrat (PAN) dan


Peroksiabenzoilnitrat (PbzN) mungkin menyebabkan iritasi mata tetapi tidak
berbahaya bagi kesehatan. Peroksibenzoilnitrat (PbzN) lebih cepat menyebabkan
iritasi mata.

Pengaruh utama SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pemafasan, beberapa
peneJitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi S0 2
sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi teJjadi
pada konsentrasi 1-2 ppm. SOz dianggap poJutan yang membahayakan bagi
kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengaJami penyakit kronis
pada sistem pemafasan dan kardiovaskuJer (Fardiaz, 1992).

10
Sampai saat ini belum ada kejadian yang menunjukkan bahwa hidrokarbon pada
konsentrasi udara ambien mempunyai pengaruh langsung merugikan bagi manusia.
Bererapa penelitian terhadap hewan dan manusia menunjukkan bahwa hidrokarbon
alifatik dan alisiklis mempunyai pengaruh yang tidak diinginlam t~lhadap manusia
hanya pada konsentrasi beberapa ratus sampai beberapa ribu kali lebih tinggi daripada
konsentrasi yang terdapat di atmosfir. Pada konsentrai kurang dari 500 ppm tidak
menunjukkan pangaruh apapun

2.5 Dampak Terhadap Ekosistem dan Lingkungan


Dampak yang terjadi pada ekosistem adalah terganggunya atau bahkan putusnya
rantai makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan
jumlah fitoplankton.
SOx dapat mengakibatkan hujan asam. Persenyawaan sulfur yang ada di udara
dapat berikatan dengan kabut yang berisi uap air membentuk H 2S03 dan H2S04 yang
bersifat asam dan dipresipitasikan ke aJam membentuk hujan. Asam yang terbawa
oleh hujan tersebut akan dapat menyebabkan kerusakan korosif terhadap barang-
barang logam seperti rel kereta api, kendaraan, sampai pagar halaman. Bahkan akan
merosak batu-batuan, candi, genting, bahkan granit.Pengaruh persenyawaan SOx juga
dapat menyebabkan wama barang berubah menjadi rapuh. Misalnya barang-barang
dari plastik, karet., kertas dan sebagainya. Senyawa blerang, ini juga dapat
mengancam kehidupan di air. Hujan dan salju yang mengandung senyawa itu akan
membawanya ke tanah, sungai, danau dan kolam. Organisme yang hidup di dalam air
akan mati jib pH terJalu rendah, misalnya < 4,0 ikan-ikan akan mati dan binatang
yang hidup di air lainnya juga akan terancam kehidupannya. (Sastra Wijaya, Tresna,
A 1991).

11
Dampak secara umum :
Polusi Udara mempunyai dampak negatif terhadap perubahan iklim,
emisi/paparan zat berbahaya tidak hanya mencemari udara yang hirup  tetapi lebih
jauh juga berdampak pada munculnya efek rumah kaca, yang mengakibatkan
peningkatan temperatur rata-rata di planet kita. Semakin banyak kendaraan bermotor
dan semakin banyak industri yang menjadi sumber pencemaran udara maka berarti
lebih banyak juga akibat yang ditimbulkan yang mengarah pada Pemanasan Global
(Global Warming). Salah satu senyawa penyebab efek rumah kaca yaitu akibat
keberadaan ozon di lapisaN troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang
dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan
troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
 Peningkatan suhu rata-rata bumi
 Pencairan es di kutub
 Perubahan iklim regional dan global
 Perubahan siklus hidup flora dan fauna
2.6 Dampak Terhadap Hewan
Dampak bagi hewan adalah dapat menyebabkan timbulnya kanker pada mata sapi
karena Ozon (salah satu oksida) yang semakin tipis. Berdasarkan studi menggunakan
binatang percobaan, pengaruh terbentuknya PAN akibat tingginya kadar oksida
nitrogen adalah dapat membahayakan seperti misalnya meningkatnya kepekaan
terhadap radang saluran pernafasan, dapat terjadi setelah mendapat pajanan sebesar
100 μg/m3 (Tugaswati, 2004).Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan
100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang.

Dampak secara umum :


Woodwell (1970) merangkumkan pengaruh pencemar oksidan atmosfer terhadap
ekosistem sebagai berikut ini :
a)      Menghilangnya spesies yang peka
b)      Pengurangan diversitas dan jumlah spesies
c)      Penguragan bahan organik pada tanaman pangan yang menyebabkan
berkurangnya zat-zat makanan didalam sistem tersebut

12
d)      Meningkatkan hama serangga dan beberapa penyakit.
Selain itu, dampak bagi hewan adalah dapat menyebabkan timbulnya kanker pada
mata sapi karena ozon yang semakin tipis.

2.7 Dampak Terhadap Tumbuhan


Bagi tumbuhan, dampak terhadap oksidan adalah dapat merusak tanaman sehingga
tanaman tersebut tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dampak yang
dapat terjadi terhadap tanaman, seperti:
 Mempengaruhi produktifitas tanaman yang sensitive karena ozon membuat
beberapatanaman rentan akan serangan penyakit, gangguan hama, dan cuaca
buruk
 Merusak daun pepohonan dan tanaman sehingga memperburuk penampilan
tanaman hias dan mengurangi nilai jual sayur-mayur
 Mengurangi hasil panen dan menghambat pertumbuhan hutan
 Pengaruh gas SOx pada tanaman dapat menyebabkan tanaman tersebut mati,
karena pH tanah terlalu rendah. Menurut Fardiaz (1992) kerusakan tanaman oleh
S02 dipengarubi oleh dua faktor, yaitu konsentrasi S02 dan waktu kontak.
Kerusakan tiba-tiba (akut) terjadi jika kontak dengan S02 pada konsentrasi tinggi
pada waktu sebentar, dengan gejaJa bebempa bagian daun menjadi kering dan
mati, dan biasanya wamanya memucat Kontak dengan S02 pada konsentrasi
rendah dalam waktu lama menyebabkan kerusakan kronis yang ditandai dengan
menguningnya waroa daun karena terhambatnya mekanisme pembentukan
klorofil.
 Polusi udara fotokimia dapat mengakibatkan kerusakan pada tanaman.
Kompomen fotokimia yang paling merusak tanaman adalah Ozon, tetapi
kelompok PAN juga berperan dalam menyebabkan kerusakan tersebut. Pengaruh
ozon yang dapat terlihat langsung pada tanaman adalah terjadinya pemucatan
karena kernatian sel-sel pada permukaan daun, dan daoo yang lebih tua lebih
sensitifterhadap kerusakan tersebut.
 Kerusakan tanaman karena PAN memperlihatkan pennukaan bawah daun
berwarna keperakan dan kerusakan pada daun-daun muda. Tenunan daun
kemudian mati. Pemberian PAN dengan konsentrasi 0.02 - 0.05 ppm sudah cukup

13
untuk menyebabkan kerusakan tanaman. Etilen (C2Ht) merupakan satu-satunya
hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan tanaman pada konsentrsi ambien 1
ppm atau kmang. Asetilen dan propilen juga bersifat racun terhadap tanaman,
tetapi konsentrasi yang dibutuhkan adalah 60 - 500 kali sebanyak etiJen. Pengaruh
etilen terhadap tanaman terutama adalah menghambat pertumbuhan, perubahan
warna

2.8 Dampak Terhadap Material


Pada material, Ozon (salah satu senyawa oksidan) yang berlebih dapat meracuni
air minum dan menimbulkan rasa pahit. BPOM telah menetapkan jumlah ozon
dalam AMDK adalah sebesar maksimal 0,4 ppm.

2.9 Pengendalian

Ada beberapa cara yang  dapat dilakukan untuk membantu  mengurangi polusi ozon
(sumber US EPA):

 Batasi penggunakan mobil selama siang dan awal malam hari di akhir musim semi,
panas dan awal musim gugur.
 Jangan menggunakan peralatan bertenaga bensin di lingkungan rumah  selama
waktu tersebut.
 Jangan mengisi bensin mobil Anda selama waktu tersebut.
 Jaga agar mesin mobil dirawat dengan baik.
 Pastikan tekanan ban mobil anda sesuai dengan anjuran.
 Gunakan produk yang ramah lingkungan: c at, pembersih dan peralatan kantor
(beberapa bahan kimia ini adalah sumber VOC).
 Menghemat energi.

14
2.10 Upaya Pemerintah Pusat

Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh pemeritah pusat untuk mencegah dan
mengendalikan pencemaran udara antara lain:

1. Penetapan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pencemaran udara


seperti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara.
2. Penentuan pengelola pengawasan dan penanggungjawab pengendalian
pencemaran udara serta dampaknya, yaitu:

a. Kementerian Negara Lingkungan Hidup bertanggungjawab terhadap regulasi


emisi dan pemantauan dampak lingkungan yang terjadi;
b. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral bertanggungjawab terhadap
pengawasan dan pengendali mutu bahan bakar;
c. Departemen Perindustrian bertanggungjawab mengawasi produk komponen
kendaraan yang ramah lingkungan dan mengawasi dan sertifikasi bengkel
dalam rangka meningkatkan kualitas udara di perkotaan;
d. Departemen Perhubungan bertanggungjawab pengujian tipe untuk kendaraan
bermotor produksi baru termasuk uji emisi gas buang dan pengadaan dan
pemasangan converter kita.
e. Pemerintah Daerah bertanggungjawab terhadap pengujian kendaraan bermotor
yang sedang berjalan.
3. Melaksanakan kegiatan pengendalian pencemaran udara antara lain dengan
pencanangan Program Langit Biru yaitu : Menetapkan regulasi tentang Ambang
Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor baik yang sedang diproduksi
maupun kendaraan lama.

15
Tambahan

16
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Oksidan (O3) merupakan senyawa di udara selain oksigen yang memiliki
sifat sebagai pengoksidasi. Oksidan adalah komponen atmosfir yang
diproduksi oleh proses fotokimia, yaitu suatu proses kimia yang
membutuhkan sinar matahari mengoksidasi komponen-komponen yang tak
segera dioksidasi oleh oksigen. Senyawa yang terbentuk merupakan bahan
pencemar sekunder yang diproduksi karena interaksi antara bahan pencemar
primer dengan sinar.Yang dimaksud dengan oksidan fotokimia meliputi
Ozon, Nitrogen dioksida, dan peroksiasetilnitrat (PAN).Keadaan oksidan
dalam kadar yang tidak normal akan memberikan dampak baik dampak
terhadap kesehatan,dampak terhadap lingkungan dan ekosistem, dampak
terhadap hewan dan tumbuhan, serta dampak terhadap material. Maka dari itu
dilakukan upaya pengendalian yang dapat dilakukan oleh individu maupun
pemerintah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Lingkungan.https://jurnalingkungan.wordpress.com/oksidan/(diakses pada


3 Oktober 2020)

Purnama,Wulan dkk. 2014. Parameter pencemaran udara: Oksidan (Ozon)


http://pencemudokey.blogspot.com(diakses pada 3 Oktober 2020)

Peroxyacyl nitrates www.wikipedia.com (diakses pada 3 Oktober 2020)

Anonim. 2015 . Ozon. https://airforyou.wordpress.com (diakses pada 3 Oktober


2020)

Anonim. 2013.Nitrogen Oksida . https://pengen-tau.weebly.com(diakses pada 3


Oktober 2020)

Apriawati, Eka dkk.2017.Kajian Indeks Standar Polusi Udara (Ispu) Nitrogen


Dioksida (NO2) Di Tiga Lokasi Kota Bandar Lampung. Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Lampung, Bandar Lampung

18

Anda mungkin juga menyukai