Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan
I. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai
dengan adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang
diakibatkan oleh kelainan dalam sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya
(American Diabetes Association [ADA] 2004.)
Hiperglikemia dapat disebabkan defisiensi insulin yang dapat disebabkan oleh
proses autoimun, kerja pancreas yang berlebih, dan herediter. Insulin yang
menurun mengakibatkan glukosa sedikit yang masuk kedalam sel. Hal itu bisa
menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah meningkat. Kompensasi
tubuh dengan meningkatkan glucagon sehingga terjadi proses glukoneogenesis.
Selain itu tubuh akan menurunkan penggunaan glukosa oleh otot, lemak dan hati
serta peningkatan produksi glukosa oleh hati dengan pemecahan lemak terhadap
kelaparan sel. Hiperglikemia dapat meningkatkan jumlah urin yang
mengakibatkan dehidrasi sehingga tubuh akan meningkatkan rasa haus
(polydipsi). Penggunaan lemak untuk menghasilkan glukosa memproduksi badan
keton yang dapat mengakibatkan anorexia (tidak nafsu makan), nafas bau keton
dan mual (nausea) hingga terjadi asidosis.
1|Page
II. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit, pasien dan keluarga
diharapkan mampu memahami materi penjelasan yang disampaikan penyuluh.
III. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIU)
Setelah penyuluhan di berikan pasien dan keluarga dapat memahami :
1) Peserta mengerti tentang pengertian Hiperglikemia
2) Peserta mengerti faktor Resiko Pada diabetes mellitus
3) Peserta memahami Komplikasi Diabetes Gestasional
4) Peserta Memahami Tanda Dan Gejala Diabetes Dalam Kehamilan
5) Peserta memahami Penatalaksanaan Diabetes dalam Kehamilan
IV. STRATEGI PELAKSANAAN
No Tahap Kegiatan Waktu Penyuluhan Peserta
1. Pembukaan 2 menit a) Menyampaikan a) Memperhatikan dan
salam dan mendengarkan
perkenalan
b) Membuat kontrak
waktu dan topik
c) Menjelaskan TIU
dan TIK
2. Pengembangan 15 menit a) Menjelaskan a) Memperhatikan dan
tentang diabetes mendengarkan
Dalam
Kehamilan
2|Page
yang sudah
dijelaskan
d) Memberikan
salam
VI. MEDIA
Leaflet (terlampir)
VII. EVALUASI
Evalusai dengan tes formatif memberikan pertanyaan kembali mengenai
Hiperglikemia
Evaluasi proses
Evaluasi dengan tes formatif memberikan pertanyaan kembali mengenai
Hiperglikemia
1) Peserta mengerti tentang pengertian Hiperglikemia
2) Peserta mengerti faktor Resiko Pada diabetes mellitus
3) Peserta memahami Komplikasi hiperglikemia
4) Peserta Memahami Tanda Dan Gejala Diabetes Dalam Kehamilan
5) Peserta memahami Penatalaksanaan Diabetes dalam Kehamilan
Evaluasi proses
1) Pasien dan keluarga antusias terhdap materi penyuluhan
2) Tidak ada peserta yang meninggakan tempat penyuluhan sebelum acara
selesai
3) Peserta mengajukan pertanyaan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,Hiperglikemia diunduh Pada http://www.alodokter.com/ hiperglikemia pada
tanggal 27 November 2017
3|Page
Anonim,Hiperglikemia diunduh Pada http://www.kerjanya.net/faq/4539-
hiperglikemia.html pada tanggal 27 November 2017
A. Pengertian Hiperglikemia
4|Page
4.) Faktor Genetik DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor
mental Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial.
Risiko emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam
kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami penyakitini.
b. Faktor risiko yang dapat diubah meliputi
1.) Dislipedimia Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah
(Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin
dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat pada pasien Diabetes.
2.) Alkohol dan Rokok Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan
dengan peningkatan frekuensi DM tipe 2. Walaupun kebanyakan peningkatan ini
dihubungkan dengan peningkatan obesitas dan pengurangan ketidak aktifan fisik,
faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perubahan dari lingkungan
tradisional kelingkungan kebarat- baratan yang meliputi perubahan-perubahan
dalam konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan dalam peningkatan DM tipe
Alkohol akan menganggu metabolisme gula darah terutama pada penderita DM,
sehingga akan mempersulit regulasi gula darah dan meningkatkan tekanan darah.
Seseorang akan meningkat tekanan darah apabila mengkonsumsi etil alkohol lebih
dari 60ml/hari yang setara dengan 100 ml proof wiski, 240 ml wine atau 720 ml.
3.) obesitas dengan kadar glukosa darah, pada derajat kegemukan dengan IMT > 23
dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200mg%.
5|Page
3. Meningkatnya Rasa Lapar Mengalami Kelelahan yang Berlebihan Sama halnya
dengan tanda diatas, seringkali hormon kehamilan membuat ibu hamil merasa
mudah lelah dan terlihat lesu.
4. Masalah Penglihatan yang Kabur
D. Komplikasi hiperglikemia
Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
1. Komplikasi akut
a) Ketoasidosis diabetic
b) Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik
c) Hipoglikemia
d) Asidosis lactate
e) Infeksi berat
2. Komplikasi kronik
a) Komplikasi vaskuler
b) Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer
c) Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
d) Komplikasi neuropati : Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik
gastroporesis
E. Penatalaksanaan Hiperglikemia
A. Prinsip penatalaksanaan diabates melitus adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien DM. Tujuan Penatalaksanaan DM adalah :2
a. Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman
dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.
b. Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit mikroangiopati,
makroangiopati dan neuropati.
c. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM. Untuk
mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan
darah, berat badan dan profil lipid,melalui pengelolaan pasien secara holistik
dengan mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan perilaku.
B. Penatalaksanaan hiperglikemia
1) Diet Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan
anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai
6|Page
dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing masing individu. Pada penyandang
diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan,
jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat
penurun glukosa darah atau insulin. Standar yang dianjurkan adalah makanan
dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat 60-70%, lemak 20-25%
danprotein 10-15%. Untuk menentukan status gizi, dihitung dengan BMI (Body
Mass Indeks). Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)
merupupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang
dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.
2.
2) Exercise (latihan fisik/olahraga) Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali
seminggu) selama kurang lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai dengan Continous,
Rhythmical, Interval, Progresive, Endurance (CRIPE). Training sesuai dengan
kemampuan pasien.
3) Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan sangat penting dalam pengelolaan.
Pendidikan kesehatan pencegahan primer harus diberikan kepada kelompok
masyarakat resiko tinggi. Pendidikan kesehatan sekunder diberikan kepada
kelompok pasien DM. Sedangkan pendidikan kesehatan untuk pencegahan tersier
diberikan kepada pasien yang sudah mengidap DM dengan penyulit menahun.
4) Obat : oral hipoglikemik, insulin Jika pasien telah melakukan pengaturan makan
dan latihan fisik tetapi tidak berhasil mengendalikan kadar gula darah maka
dipertimbangkan pemakaian obat hipoglikemik
7|Page
DAFTAR PUSTAKA
8|Page