Makalah Agama
Makalah Agama
O
L
E
H
Kelompok 2
Angel Amelia Putri
Aura Syifa Listi
Fadillah Seira
Jihan Hijratul Husna
Muthia Ikhsania
Mutiara Fahmi
Vania Aurellia Evandra
XII MIPA 6
SMAN 1 PADANG PANJANG
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas
mengenai “Kerja Keras dan Tanggung Jawab”.
Makalah ini telah dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hidup adalah sebuah perjuangan. Tanpa adanya usaha untuk berjuang maka manusia
tidak akan bisa bertahan untuk hidup. Untuk itu manusia haruslah berjuang sekuat tenaga
untuk memenuhi segala kebutuhannya sendiri. Dalam pada itu berjuangmemiliki makna yang
cukup luas. Di dalamnya terkandung nilai-nilai untuk bekerja keras dan tanggung jawab.
Tanpa adanya unsur-unsur itu apa yang kita harapkan dan cita-citakan belum tentu akan
tercapai. Dengan bekerja keras dan tekun akan muncul sikap optimis dalam diri seseorang
untuk menggapai cita-citanya.
Dalam melakukan pekerjaan unsur teliti juga tidak boleh lepas dari dirinya. Dengan
sikap teliti maka apabila ada kesalahan atau kekurangan bisa segera di carikan solusinya.
Sehingga sebuah pekerjaaan dapat terlaksana dengan baik. Berdasarkan uraian ini kami
bermaksud untuk membahas bagaimana halnya kerja keras, tekun, ulet dan dan teliti dalam
kehidupan.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah yang dimaksud kerja keras?
b. Bagaimanakah yang dimaksud tangungg jawab?
c. Apa saja dalil tentang kerja keras dan tanggung jawab?
d. Apa saja jenis-jenis tanggung jawab?
e. Bagaimana cara bekerja sama dengan baik?
f. Bagaimana ciri-ciri bekerja sama dengan baik?
g. Apa saja contoh dari tanggung jawab?
h. Apa saja contoh dari kerja keras?
BAB II
PEMBAHASAN
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya
Tiap-tiap diri ( individu ) bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.
( QS.al-Mudatstsir, 74: 38)
Dari ayat diatas, tampak bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang
bartanggung jawab. Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual
dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang
sangat besar untuk bertanggung jawab mengingat bahwa manusia memegang beberapa
peranan dalam konteks sosial, individual, ataupun teologis.
Artinya:
”Dan carilah (pahala) negeriakhirat dengan apa yangtelah dianugerahkan Allah kepadamu,
tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan”. (Surah Al-Qasas [28]:
77).
Perintah untukbekerja, berkarya, dan mencari rezeki yang halal dinyatakan dalam Al-
Qur’an dan Hadis Nabi. Firman Allah saw. Artinya:
“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang Mukmin
akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui
yang gaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (Surah At-Taubah [9]:105).
“Tidaklah aku jadikan jin dan manusia, melainkan supaya mereka itu menyembah kepada-
Ku.(QS.az-Zariyat, 51:56).
Menyembah itu mengabdi kepada Allah SWT , sebagai wujud tanggung jawab kepada
Allah. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa tanggung jawab erat kaitannya dengan
kewajiban. Kewajiban merupakan sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Namun
Allah hanya memberikan beban kepada seseorang disesuaikan dengan kemampuannya.
Firman Allah SWT :
Masyarakat yang terkecil adalah keluarga. Keluarga adalah ayah ibu, anak-anak, dan
juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan
kehidupan. Tanggung jawab kepada keluarga ini menuntut tiap anggota keluarga untuk
mempunyai kesadaran dalam hal tanggung jawab. Misalnya seorang ayah mempunyai
tanggung jawab yang sangat besar yaitu untuk melindungi dan menghidupi istri dan anak-
anaknya dengan seluruh kemampuannya, seorang ayah yang baik tidak akan pernah lari dari
tanggung jawabnya untuk membahagiakan keluarganya. Sama halnya dengan seorang ibu,
ibu mempunyai tanggung jawab yang sangat penting yaitu mengurus suami dan anak-
anaknya dengan semua tenaga dan pikirannya, seorang ibu juga bertanggung jawab untuk
mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang soleh dan solehah. Seorang anakpun juga
mempunyai tanggung jawab yang besar kepada keluarga terutama kedua orang tuanya yaitu
dengan membahagiakannya, dengan sungguh-sungguh belajar, menjaga nama baik keluarga
dan berusaha dengan sungguh-sungguh mengoptimalkan potensi sehingga bisa membuat
kedua orang tua bangga dengan apa yang kita lakukan.
Dari semua pemaparan di atas, jadi sangat jelas bahwa setiap anggota keluarga mempunyai
tanggung jawab masing-masing yang harus dilakukan untuk menjaga nama baik keluarga.
Suatu kenyataan bahwa seorang manusia merupakan warga negara suatu negara.
Manusia terikat dengan norma-nora atau peraturan, hukum yang dibuat oleh suatu negara
tersebut jadi seseorang tidak bisa berbuat sesuai kemauannya sendiri. Apabila perbuatan
seseorang itu salah dan melanggar aturan yang ada dalam negaranya maka harus
dipertanggung jawabkan kepada negara. Misalnya seorang pejabat pemerintahan, mempunyai
tanggung jawab untuk mengatur dan mengelola pemerintahan yang telah dipercayakan
kepadanya, akan tetapi ketika seorang pejebat tersebut melakukan korupsi maka ia juga harus
mempertanggung jawabkan perbuatannya kepada pemerintaha, yaitu dengan diproses secara
hukum dan harus memoertangung jawabkan perbuatannya di dalam penjara. Sebabagai warga
negara yang baik kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga nama baik negara kita,
berusaha untuk memajukan negara kita yaitu sebagai pelajar kita harus terus menuntut ilu
untuk kepentingan kemajuan bangsa kita dari segi pendidikan. Sebagai warga negara kita
juga mempunyai tanggung jawab untuk mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh
pemerintah.
Cara bekerja yang baik sesuai dengan ajaran Islam antara lain :
1. Menanamkan keimanan yang kuat agar tidak mudah tergoda oleh bisikan setan saat
menjalankan suatu pekerjaan.
2. Menanamkan kesabaran yang kuat agar tidak tergesa-gesa, karena setiap pekerjaan harus
dikerjakan dengan tekun dan teliti agar memperoleh hasil yang baik.
3. Yakin dalam hati bahwa pekerjaan yang baik sesuai ajaran Islam termasuk ibadah,
sehingga dapat bersungguh-sungguh dan sepenuh hati dalam bekerja.
Orang yang memiliki semangat kerja akan terlihat berbeda dengan orang tidak
memiliki semangat kerja. Ciri-ciri orang yang memiliki semangat kerja diantaranya adalah
sebagai berikut.
1. Kerja keras dan teliti
2. Menghargai waktu
3. Orientasi ke masa depan
4. Bertanggung jawab
5. Hemat dan sederhana
6. Adanya iklim kompetisi/bersaing secara jujur dan sehat
G. Contoh Sikap Tanggung Jawab
1. Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu agar meraih hasil yang maksimal.
2. Mengerjakan tugas selalu tepat waktu.
3. Menjalankan tugas sebaik-baiknya yang menjadi tanggung jawab.
I. Dalam mewujudkan nilai-nilai ibadah dalam bekerja yang dilakukan oleh setiap insan,
diperlukan adab dan etika yang membingkainya, sehingga nilai-nilai luhur tersebut
tidak hilang sia-sia. Diantara adab dan etika bekerja dalam Islam adalah :
Ini merupakan hal dan landasan terpenting bagi seorang yang bekerja. Artinya ketika
bekerja, niatan utamanya adalah karena Allah. Ia sadar, bahwa bekerja adalah kewajiban dari
Allah yang harus dilakukan oleh setiap hamba. Ia faham bahwa memberikan nafkah kepada
diri dan keluarga adalah kewajiban dari Allah. Ia pun mengetahui, bahwa hanya dengan
bekerjalah ia dapat menunaikan kewajiban-kewajiban Islam yang lainnya, seperti zakat, infak
dan shodaqah. Sehingga ia selalu memulai aktivitas pekerjaannya dengan dzikir kepada
Allah.
Etika lain dari bekerja dalam Islam adalah jujur dan amanah. Karena pada hakekatnya
pekerjaan yang dilakukannya tersebut merupakan amanah, baik secara duniawi dari
atasannya atau pemilik usaha, maupun secara duniawi dari Allah yang akan dimintai
pertanggung jawaban atas pekerjaan yang dilakukannya. Dalam hadits riwayat Imam
Turmudzi : Dari Abu Said Al-Khudri ra, beliau berkata bahwa Rasulullah bersabda,
“Pedagang yang jujur lagi dipercaya (amanah) akan bersama para nabi, shiddiqin dan
syuhada’.
Aspek lain dalam etika bekerja dalam Islam adalah tidak boleh melanggar prinsip-
prinsip syariah dalam pekerjaan yang dilakukannya. Tidak melanggar prinsip syariah ini
dapat dibagi menjadi beberapa hal, Pertama dari sisi dzat atau substansi dari pekerjaannya,
seperti memporduksi barang yang haram, menyebarluaskan kefasadan. Kedua dari sisi
penunjang yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan, seperti tidak menutup aurat, ikhtilat
antara laki-laki dengan perempuan, membuat fitnah dalam persaingan dsb. Pelanggaran-
pelanggaran terhadap prinsip syariah, selain mengakibatkan dosa dan menjadi tidak
berkahnya harta, juga dapat menghilangkan pahala amal shaleh kita dalam bekerja. Allah
berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-
Nya dan janganlah kalian membatalkan amal perbuatan/ pekerjaan kalian.” (QS. 47 : 33).
6. Menghindari syubhat
Dalam bekerja terkadang seseorang dihadapkan dengan adanya syubhat atau sesuatu
yang meragukan dan samar antara kehalalan dengan keharamannya. Oleh karena itulah, kita
diminta hati-hati dalam kesyubhatan ini. Dalam sebuah hadits Rasulullah
bersabda, “Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara-perkara
yang syubhat. Maka barang siapa yang terjerumus dalam perkara yang syubhat, maka ia
terjerumus pada yang diharamkan.” (HR. Muslim)
Aspek lain yang juga sangat penting diperhatikan adalah masalah ukhuwah islamiyah
antara sesama muslim. Jangan sampai dalam bekerja atau berusaha melahirkan perpecahan di
tengah-tengah kaum muslimin. Rasulullah sendiri mengemukakan tentang hal
yang bersifat prefentif agar tidak merusak ukhuwah Islamiyah di kalangan kaum muslimin.
Beliau mengemukakan, “Dan janganlah kalian menjual barang yang sudah dijual kepada
saudara kalian” (HR. Muslim). Karena jika terjadi kontradiktif dari hadits di
atas, tentu akan merenggangkan juga ukhuwah Islamiyah diantara mereka; saling curiga,
su’udzon dan sebagainya. Karena masalah pekerjaan atau bisnis yang menghasilkan uang,
akan sangat sensitif bagi palakunya. Kaum Anshar dan Muhajirin yang secara sifat, karakter,
background dan pola pandangnya sangat berbeda telah memberikan contoh sangat positif
bagi kita; yaitu ukhuwah islamiyah. Salah seorang sahabat Anshar bahkan mengatakan
kepada Muhajirin, jika kamu mau, saya akan bagi dua seluruh kekayaan saya; rumah, harta,
kendaraan, bahkan (yang sangat pribadipun direlakan), yaitu istri. Hal ini terjadi lantaran
ukhuwah antara mereka yang demikian kokohnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian tanggung jawab memang seringkali terasa sulit untuk menerangkannya
dengan tepat. Adakalanya tanggung jawab dikaitkan dengan keharusan untuk berbuat sesuatu,
atau kadang-kadang dihubungkan dengan kesedihan untuk menerima konsekuensi dari suatu
perbuatan.
Dalam lingkungan sekilah tanggung jawab dalam mendidik anak dibebankan kepada
guru.tugas guru tidak hanya mendidik tetapi juga menjadi teladan yang baik bagi anak
didiknya.