PROPOSAL Hari Hamid 2022201033J
PROPOSAL Hari Hamid 2022201033J
Proposal
Oleh:
HARI HAMID
(2022201033J)
PENDAHULUAN
1
setiap 45 menit, masih sering ditemukan kondisi antrain kapal pada kolam labuh
karena harus menunggu kapal yang belum selesai melakukan aktivitas di dermaga
atau masih sedang melaksanakan bongkar muat kendaaran adalah salah satu
akibat dari kurang tepatnya manajemen pengoperasian pelabuhan di Pelabuhan
Penyeberangan Air Putih. Hal tersebut dapat berdampak pada ketidakpuasannya
pengguna jasa atau penumpang kapal terhadap pelayanan angkutan
penyeberangan yang ada. Oleh karena itu salah satu parameter yang perlu
diperhatikan dalam upaya peningkatan pelayanan angkutan penyeberangan yang
diberikan adalah dengan memperhatikan lamanya waktu operasional yang
dibutuhkan kapal di pelabuhan dan jumlah frekuensi kapal yang beroperasi pada
lintasan penyeberangan tersebut.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dianggap perlu untuk
menganalisa kebutuhan frekuensi kapal ro-ro dan waktu operasional yang
dibutuhkan kapal selama berada di Pelabuhan Penyeberangan Air Putih. Oleh
karena itu maka diambil judul : “ANALISIS KEBUTUHAN FREKUENSI
KAPAL RO-RO DI PELABUHAN PENYEBERANGAN AIR PUTIH,
KABUPATEN BENGKALIS”
2
3. Pengambilan data sekunder berupa data produktivitas saat waktu-waktu padat
seperti waktu angkutan lebaran dilakukan dengan meminta data angkutan
lebaran tahun 2022 Pelabuhan Penyeberangan Air Putih pada Dinas
Perhubungan Kabupaten Bengkalis;
4. Penulis hanya akan membahas mengenai kondisi waktu operasional kapal
eksisting yang terjadi dan rencana penjadwalan kapal sesuai dengan waktu
operasional kapal yang ada;
5. Dalam penelitian ini dipertimbangkan materi, kelayakan dan keterbatasan
dalam penulis tanpa keluar jalur penelitian, dikarenakan adanya keternbatasan
waktu, biaya, tenaga, teori - teori dan masih adanya pandemi covid-19 dan
agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam maka tidak semua masalah
akan diteliti.
1. Untuk mengetahui apakah frekuensi dan jumlah kapal sudah sesuai serta
menghitung waktu yang dibutuhkan kapal dalam melakukan manuver di
pelabuhan, menaikan dan menurunkan penumpang dan kendaraan, serta lama
waktu berlayar saat ini.
2. Untuk mengetahui jadwal operasional kapal yang sesuai dengan waktu baku
kapal pelayanan tiap kapal yang beroperasi agar dapat meminimalisir antrian
kapal yang terjadi.
Adapun manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai referensi pada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
manajemen operasional pelabuhan penyeberangan;
2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak penyedia jasa untuk
pengambilan kebijakan tentang perlu adanya peningkatan pelayanan terhadap
pengguna jasa demi mengoptimalkan kinerja operasional Pelabuhan
Penyeberangan Air Putih.
3
1.5. Sistematika Penulisan
Agar tugas akhir ini tersusun dengan baik, maka dalam penulisannya
memerlukan suatu sistematika penulisan yang baik. Penulisan tugas akhir ini
terdiri dari lima bab dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun
sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bab I berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan sistematika
penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Transportasi
Menurut Drs. H.A. Abbas Salim, S.E., M.A (1993), dalm bukunya yang
berjudul Manajemen Transportasi mengatakan bahwa transportasi adalah kegiatan
pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari satu tempat ke tempat yang
lain.
Menurut Drs. M.N. Nasution, M.STr, APU (2008), transportasi diartikan
sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
Unsur-unsur transportasi meliputi lima hal yakni :
a. Adanya muatan yang diangkut.
b. Tersedianya kendaraan sebagai alat angkutnya.
c. Ada jalanan yang dapat dilalui.
d. Ada terminal asal dan terminal tujuan.
e. Sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang
menggerakan kegiatan transportasi tersebut.
Menurut Abubakar Iskandar (2010), transportasi merupakan salah satu
aspek yang paling penting dan strategis dalam memperlancar roda pembangunan,
memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi seluruh aspek
kehidupan. Transportasi juga berperan sebagai penunjang, pendorong dan
penggerak bagi pertumbuhan daerah yang berpotensi namun belum berkembang
dalam upaya peningkatan dan pemerataan pembangunan. Dari definisi di atas
dapat dimengerti bahwa transportasi dapat berjalan jika unsur – unsur yang terkait
dalam trasportasi tersebut saling mendukung yaitu tersedia sarana yang memadai,
prasarana yang cukup dan sumber daya manusia yang cukup handal. Untuk
menjadikan ketiga faktor tersebut dapat berjalan secara sinergis dan menghasilkan
suatu proses transportasi yang aman, nyaman dan selamat sesuai dengan yang
diharapkan, maka diperlukan suatu manajemen. Dengan manajemen inilah
nantinya akan menentukan optimal atau tidaknya suatu kegiatan transportasi.
5
2.2 Pengertian Angkutan Penyeberangan
Menurut Drs. M.N. Nasution, M.STr, APU (2003), dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Transportasi edisi kedua, Angkutan penyeberangan adalah
suatu angkutan yang menghubungkan dua ujung jalan raya yang dipisahkan oleh
sungai yang besar atau laut yang tidak begitu jauh.
Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (2010), dalam buku yang
diterbitkan yang berjudul Transportasi Penyeberangan, Angkutan penyeberangan
merupakan angkutan yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan
jaringan jalan atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk
mengangkut penumpang, kendaraan beserta muatannya. Pada prinsipnya,
angkutan penyeberangan tidak mengangkut barang lepas, barang-barang yang
diangkut harus dimasukkan ke dalam kendaraan.
6
2.4 Pengertian Lintasan dan Trayek
Menurut Undang – Undangan Pelayaran, Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran, Trayek adalah rute atau lintasan pelayanan angkutan dari satu dermaga
ke dermaga lainnya.
Menurut Chaidirrozi (2012), dalam Modul Manajemen Operasional
Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan bahwa penetapan trayek
dilakukan dengan memperhatikan pengembangan wilayah potensi angkutan dan
jaringan jalan/atau jaringan jalur kereta api yang tersusun dalam satu kesatuan
tatanan transportasi nasional.
Keterangan:
KP = Kapasitas Terpakai
7
KT = Kapasitas Tersedia
Keterangan :
8
2.9 Penentuan Jumlah Kapal yang dibutuhkan
Jumlah armada penyeberangan yang diperlukan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
……………… (3)
……………………………… (4)
…………………………………………. (5)
Keterangan :
RTT (Round Trip Time) = Waktu yang dibutuhkan kapal untuk melakukan
perjalanan ke dermaga tujuan hingga kembali lagi ke
dermaga asal.
Kemampuan trip pada angkutan penyeberangan dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
….…………….………………………….….………… (6)
Keterangan :
PT = Port time adalah jumlah jam operasional pelabuhan dalam satuan jam.
TT = Trip time atau waktu yang dibutuhkan oleh kapal untuk melakukan 1
(satu) kali perjalanan (satuan trip) dalam satuan jam/(trip/kapal). Sailing
time ditambah dengan lay over time.
Keterangan :
10
2.11.2 Berth Occupancy Rate (BOR)
Persentase penggunaan dermaga oleh kapal yang merupakan perbandingan
jumlah yang merapat terhadap jumlah jam penggunaan dermaga.
11
dengan variabel waktu yang mempengaruhinya (variabel bebas). Prediksi jumlah
muatan dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :
………………………………………….……………………… (8)
Keterangan :
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
13
MULAI
Observasi Lapangan
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisa Data
Frekuensi Keberangkatan, Trip dan Jumlah Kapal
yang Ideal;
Load Factor Penumpang dan Kendaraan;
Penjadwalan;
Analisa Pertumbuhan Penumpang dan Kendaraan
Pemecahan Masalah
SELESAI
14
3.2. Lokasi Penelitian
3.2.1. Kondisi Geografis
Bengkalis merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian rata-rata
sekitar 2 – 6,1 m dari permukaan laut, juga di daerah ini terdapat beberapa
sungai, tasik (danau) serta 24 Pulau besar dan kecil, beberapa diantara pulau besar
itu adalah Pulau Rupat dan Pulau Bengkalis. Secara astronomis, Kabupaten
Bengkalis memiliki luas wilayah 8.403,28 Km². Secara fisik geografis Kabupaten
Bengkalis mempunyai letak yang sangat strategis, karena dilalui oleh jalur
perkapalan internasional menuju ke Selat Malaka. Bengkalis juga termasuk dalam
salah satu program Indonesia Malaysia Singapore Growth Triangle (IMS-GT) dan
Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT).
Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Bengkalis memiliki batas-batas :
Utara : Selat Malaka
Selatan : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kepulauan Meranti
Barat : Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rokan Hulu dan Kota
Dumai
Timur : Selat Malaka dan Kabupaten Kepulauan Meranti
15
Pada tahun 2019, Kabupaten Bengkalis terdiri dari 11 Kecamatan yang
terlerletak di daratan dan kepulauan. Wilayah Kabupaten Bengkalis dialiri oleh
beberapa sungai, diantara sungai yang ada di daerah ini yang sangat penting
sebagai sarana perhubungan utama dalam perekonomian penduduk adalah Sungai
Siak dengan panjang 300 Km, Sungai Siak Kecil 90 Km dan Sungai Mandau 87
Km.
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP
432 Tahun 2017 Tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional, bahwa Pelabuhan
Penyeberangan Air Putih Kabupaten Bengkalis merupakan jenis pelabuhan kelas
II. Dimana Pelabuhan Penyeberangan Air Putih merupakan pelabuhan
penyeberangan yang terletak di Pulau Bengkalis yang berpasangan dengan
Pelabuhan Penyeberangan Sungai Pakning, dimana pada pelabuhan ini melayani
kapal angkutan penyeberangan type Roll On Roll Off (RORO) yang beroperasi
selama 24 jam penuh dengan jarak lintasan sejauh 4,52 mil laut untuk waktu
tempuh sekitar 45 menit perjalanan demi menunjang kegiatan aktivitas ekonomi
masyarakat Kabupaten Bengkalis.
10
9
4
3
5
2 6 7
17
Keterangan dari gambar di atas adalah sebagai berikut :
1. Pintu gerbang
2. Lapangan parkir pengantar/penjemput
3. Mushollah
4. Lapangan parker siap muat roda 4
5. Gedung terminal
6. Lapangan parker siap muat roda 2
7. Trestle dermaga 1
8. Dermaga 1
9. Trestel dermaga 2
10. Dermaga 2
Tabel 3. 2 Tabel Karakteristik Kapal yang beroperasi pada lintasan Air Putih –
Sungai Selari
Kapasitas Muatan
Panjang
Panjang Sarat Gross Net
Nama Pemilik Garis Lebar Dalam Anak
No keseluruhan Air Tonnage Tonnage Kendaraan
Kapal Kapal Air (Meter) (Meter) Penumpang Buah
(Meter) (Meter) (Ton) (Ton) Campuran
(Meter) (orang) Kapal
(Unit)
(Meter)
Bahari PT.
1 50.6 47.25 10.35 3.2 2.4 846 280 300 23 30
Nusantara Jembatan
Nusantara
Persada PT.
2 54.3 47.28 9.6 3.6 2.36 687 207 173 23 22
Nusantara Jembatan
Nusantara
Swarna PT.
3 62.28 45 10.2 3.6 2.6 516 155 200 39 20
Putri Jembatan
Nusantara
Mutiara PT.
4 46 39.4 11.6 3.6 2.8 492 148 252 38 20
Pertiwi II Atosim
Lampung
Permata PT.
5 40.46 32.66 10 2.94 2.18 468 274 210 18 16
Lestari III Atosim
Lampung
Sumber: Dinas Perhubungan Kab. Bengkalis (2022)
18
Gambar 3.3 KMP. Bahari Nusantara
19
Gambar 3.7 KMP Permata Lestari III
20
optimalisasi pelayanan angkutan penyeberangan yang diberikan kepada
masyarakat pengguna jasa.
21
Tabel 3.4 Produktivitas Keberangkatan Angkutan Penyeberangan pada
Pelabuhan Penyeberangan Air Putih Selama 5 Tahun Terakhir
Penumpang Kendaraan Golongan
IV V
Tahun Anak-
Dewasa II III Sedan Bus Truk
anak Pick Up
Sejenis Sedang Sedang
2017 473,972 4,001 190,789 6,973 83,184 14,598 136 13,711
2018 511,274 3,993 205,688 10,599 82,370 16,246 90 14,464
2019 544,829 4,253 225,782 7,615 84,494 17,282 113 14,803
2020 421,605 2,142 179,927 6,564 62,782 16,621 36 16,883
2021 471,882 997 197,906 8,843 70,860 18,524 42 17,601
Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Bengkalis, 2022
Adapun untuk lebih memudahkan dalam melihat naik dan turun data
produktivitas angkutan penyeberangan (ro-ro) pada Pelabuhan Penyeberangan Air
Putih dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut :
22
Gambar 3.8 Grafik Produktivitas Keberangkatan Kendaraan 5 Tahun Terakhir
23
Gambar 3.10 Grafik Produktivitas Kedatangan Kendaraan 5 Tahun Terakhir
24
3.4.2. Load Factor Penumpang dan Kendaraan
Perhitungan jumlah load factor penumpang dan kendaraan dilakukan untuk
mengetahui besaran kapasitas angkut yang ada saat ini dengan menghitung jumlah
penumpang dan kendaraan yang diangkut oleh kapal dibandingkan dengan
kapasitas yang tersedia.
3.4.3. Penjadwalan
Analisa ini dilakukan untuk melihat keefektifan jadwal operasional kapal
angkutan penyeberangan yang ada saat ini, dengan membandingkannya dengan
data-data frekuensi kapal yang ideal yang telah dikumpulkan sebelumnya, dimana
pada setelah dilakukannya analisa penjadwalan maka didapatkan jadwal
operasional yang meminimalisir adanya antrian kapal di kolam pelabuhan.
25
DAFTAR PUSTAKA