Bab 02 Gambaran Umum
Bab 02 Gambaran Umum
BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH
PERENCANAAN
BAB 2. BARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
2.1 ADMINISTRASI
Provinsi Sumatera Barat terbentuk pada tahun 1957 yaitu berdasarkan Undang-Undang Nomor
19 Tahun 1957. Secara astronomis, Sumatera Barat terletak antara 0 054’ Lintang Utara dan 3030’
Lintang Selatan dan atara 98 036’ – 101053’ Bujur Timur dan dilalui oleh garis ekuator atau garis
khatulistiwa yang terletak pada garis lintang 0 0. Provinsi Sumatera Barat terletak di pesisir barat
bagian tengah pulau Sumatera dan mempunyai luas 42.297,30 Km2. Provinsi Sumatera Barat
mempunyai 19 kabupaten/ kota, 179 kecamatan, 803 nagari, 231 kelurahan dan 126 desa,
dengan Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki wilayah terluas, yaitu 6.010 Km 2 atau sekitar
14,23 % dari luas Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan Kota Padang Panjang, memiliki luas daerah
terkecil, yakni 23.0 Km2 (0,05 %).
2-1
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Sumatera Barat
B Kota
1 Padang - - 104 694,96 1,64
2 Solok - - 13 57,64 0,14
3 Sawahlunto 4 27 10 273,45 0,65
4 Padang Panjang - - 16 23,00 0,05
5 Bukittinggi - - 24 25,24 0,06
6 Payakumbuh - - 47 80,43 0,19
7 Pariaman 4 - 16 73,36 0,17
2-2
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
2-3
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
Keadaan topografi wilayah Provinsi Sumatera Barat bervariasi dari datar landai, bergelombang
sampai terjal atau curam dan berbukit. Provinsi Sumatera Barat dapat dibagi kedalam tiga satuan
ruang morfologi, yaitu :
1. Morfologi Dataran
Daerah dengan morfologi dataran terdapat pada wilayah bagian barat dengan ketinggian
antara 0 – 50 mdpl, meliputi bagian dari Kabupaten Pasaman, Kabupaten Agam, Kabupaten
Kepulauan Mentawai dan Kota Padang.
2. Morfologi Gelombang
Daerah bagian tengah dengan ketinggian antara 50-100 m dpl, meliputi bagian Kabupaten
Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam dan Kabupaten
Pasaman.
3. Morfologi Perbukitan
Daerah bagian timur dengan ketinggian 100-500 m dpl, meliputi bagian dari Kota
Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, Kota Bukittinggi, kabupaten Lima Puluh kota dan
Kabupaten tanah Datar sebagian Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman.
Secara alamiah Sumatera Barat adalah daerah pegunungan Bukit Barisan dan dataran pantai yang
sempit ditambah gugusan Kepulauan Mentawai. Tanahnya bergunung-gunung dan merupakan
kawasan vulkanik dataran tinggi pertanian subur. Di antara gunung berapi yang terdapat di Sumatera
Barat adalah Gunung Merapi (2.891 m), Gunung Singgalang (2.866 m), Gunung Tandikat (2.438 m),
Gunung Talang (2.572 m), Gunung Talamau (2912 m) dan Gunung Sago (2.271 m). Di samping itu,
daerah ini juga memiliki sejumlah danau, lembah dan dialiri banyak sungai. Keadaan ini merupakan
perpaduan yang harmonis antara bukit-bukit dan lembah-lembah yang terdapat pada gugusan Bukit
Barisan serta dataran rendah yang relatif sempit terhampar di belahan barat.
Ketinggian Provinsi Sumatera Barat bervariasi mulai dari 0-1.500 m dpl. Ketinggian yang paling luas
adalah daerah dengan ketinggian 500-1.500 m dpl yakni 1.573.501 Ha atau 37,20% dari luas total
Provinsi Sumatera Barat. Serta menyusul ketinggian antara 100-500 m dpl seluas 1.394.176 Ha atau
32,98% dan luas paling kecil adalah ketinggian lebih dari 1.500 m dpl yakni 95.800 Ha atau 2,26%.
2-4
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
2.2.2. Iklim
Selama tahun 2018 rata-rata suhu udara Provinsi Sumatera Barat berkisar 24,40-25,7 0C dengan rata-
rata kelembaban udara antara 81,0-86,0 %. Untuk rata-rata tekanan udara 973,9-984,5 mb dengan
kecepatan angin berkisar 1,7-2,7 knot.
2.3 KEPENDUDUKAN
Penduduk Sumatera Barat tahun 2018 hasil proyeksi penduduk sebanyak 5,38 juta jiwa yang terdiri
dari 2,68 juta laki-laki dan 2,70 juta perempuan dengan rasio jenis kelamin 99,27. Dibandingkan
tahun lalu telah terjadi pertambahan penduduk sekitar 60,96 ribu orang atau 1,14%.
Tingkat kepadatan penduduk Sumatera Barat tahun 2018, rata-rata 127 orang perKm 2. Kepadatan
penduduk tertinggi di Kota Bukittinggi mencapai 5.102 orang perKm 2, sedangkan yang paling rendah
terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu sekitar 15 orang perKm 2.
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi
Sumatera Barat
B Kota
1 Padang 939.112 1,45
2 Solok 69.776 1,98
3 Sawahlunto 61.898 1,02
4 Padang Panjang 52.994 1,46
5 Bukittinggi 128.783 1,79
6 Payakumbuh 133.703 1,65
7 Pariaman 87.626 1,25
2-5
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
Dari segi sarana Pendidikan, Provinsi Sumatera Barat memiliki gedung sekolah baik negeri maupun
swasta sebanyak 9.103 buah, untuk jumlah fasilitas Pendidikan dapat dilihat di bawah ini,
berdasarkan data Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka 2019.
Fasilitas kesehatan merupakan salah satu cermin pembangunan manusia. Fasilitas kesehatan di
Provinsi Sumatera Barat terdiri dari rumah sakit, rumah sakit bersalin, poloklinik, puskesmas,
puskesmas pembantu dan apoyek, untuk banyaknya fasilitas kesehatan dapat dilihat di bawah ini,
berdasarkan data Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka 2019.
2-6
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
Apabila dilihat dari pemeluk agama di Provinsi Sumatera Barat agama mayoritas yaitu Islam dengan
jumlah pemeluk agama Islam sebanyak 98,05% dan 1,95% lainnya beragama protestan, katolik,
budha dan hindu. Untuk jumlah fasilitas peribadatan dapat dilihat secara rinci berikut ini,
berdasarkan data Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka 2019.
5. Vihara : 7 buah;
6. Pura : 1 buah;
2.4.4 Pertanian
Sumatera Barat Barat tahun 2018 berdasarkan hasil Kerangka Sampel Area (KSA) tercatat sebesar
1.509.337 ton, dengan produktivitas sebesar 4,73 ton/Ha. Luas lahan sawah irigasi di Sumatera Barat
tahun 2018 sebesar 186.550 hektar. Luas lahan sawah irigasi tersebut tersebar di seluruh
kabupaten/ kota di Sumatera Barat dengan lahan sawah irigasi terluas berada di Kabupaten Agam
(24.266 hektar) dan yang terkecil di Kabupaten Kepulauan Mentawai (158 hektar). Secara garis
besar, daerah irigasi di Sumatera Barat 2018 adalah seluas 364.307 hektar. Kabupaten Pesisir Selatan
mempunyai daerah irigasi yang terluas dengan 64.231 hektar, diikuti oleh Kabupaten Padang
Pariaman seluas 42.449 hektar, kabupaten Agam sebesar 40.548 hektar, dan Kabupaten Solok
sebesar 38.610 hektar.
Produksi sayuran di Sumatera Barat didominasi oleh bawang merah, cabe, kol/ kubis, tomat, dan
kentang. Bila dibandingkan dengan produksi tahun 2017, pada tahun 2018 hanya satu komoditi juga
2-7
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
yang mengalami penurunan produksi. Penurunan produksi tersebut terdapat pada kentang yaitu
dari 40.398 ton menjadi 40.209,2 ton. Komoditas lainnya mengalami peningkatan produksi antara
lain tomat, bawang merah, cabai, dan kubis.
Luas hutan lindung, hutan suaka alam, hutan produksi terbatas dan hutan produksi tetap dan hutan
produksi yang dapat di konversi pada tahun 2018 berturut-turut sebesar 791.670,94 Ha, 769.774,65
Ha, 233.210,58 Ha, 360.608,0 Ha dan 187.628,99 Ha. Produksi hasil hutan pada 2018 untuk kayu
bulat sebanyak 130.682,77 m3 (naik dibanding tahun 2017 dengan produksi sebesar 110.818,11),
Manau sebanyak 75.000,00 batang (turun dari tahun 2017 dengan produksi sebesar 213.000,00),
getah pinus 860,56 kg turun dari tahun 2017 dengan produksi sebesar 1.187.241 kg, dan Tabu-tabu
sebanyak 29.300 batang (naik dari tahun 2017 dengan produksi sebanyak 14.166 batang).
Perkebunan di Sumatera Barat menurut pengelolaannya secara garis besar dapat dibedakan menjadi
perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta, dan perkebunan PNP/ PTP. Komoditi perkebunan
dengan luas tanam paling besar di Sumatera Barat tahun 2018 adalah kelapa sawit dan karet. Dari
seluruh jenis perkebunan tahun 2018 tercatat luas tanam kelapa sawit dan karet masing-masing
seluas 385.237,46 Ha dan 182.230,89 Ha dengan produksi 568.680,36 ton dan 186.197,46 ton.
Tanaman kelapa sawit paling banyak diusahakan oleh masyarakat di Dharmasraya dan Pasaman
Barat sedangkan tanaman karet paling banyak usahakan oleh masyarakat Dharmasraya dan
Pasaman.
2.4.5 Perternakan
Populasi ternak terbesar di Sumatera Barat adalah populasi sapi potong, kambing dan kerbau. Pada
tahun 2018 berturut-turut masingmasingnya sebanyak 401.094 ekor, 250.557 ekor dan 110.228
ekor. Produksi daging unggas tahun 2018 tercatat sebesar 44,51 ribu ton, naik sebesar 8,85%
dibanding tahun sebelumnya. Produksi daging sapi tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 0,46%
dibanding tahun 2017. Sementara itu produksi daging kambing juga meningkat, sedangkan daging
kerbau menurun disbanding tahun 2017 dengan peningkatan daging kambing sebesar 9,81% dan
daging kerbau menurun sebesar 11,97%. Konsumsi daging di Sumatera Barat tahun 2018 sebesar
45.005 ton, naik sebesar 4,37 ton bila dibandingkan dengan angka konsumsi daging tahun 2017
sebesar 43.123 ton, sedangkan produksi daging di Sumatera Barat di tahun 2018 sebesar 23.664 ton.
Sementara itu untuk konsumsi telur di Sumatera Barat tahun 2018 tercatat sebesar 57.748 ton,
meningkat sebesar 23,58 ton dibandingkan konsumsi telur tahun 2017. Produksi telur di Sumatera
Barat tahun 2018 sebesar 91.100 ton. Konsumsi susu di Sumatera Barat tahun 2018 sebesar 10.782
ton mengalami kenaikan sebesar 0,73% jika dibandingkan tahun 2017.
2-8
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
2.4.6 Perikanan
Secara umum sumber perikanan bisa dibedakan menjadi perikanan darat dan perikanan laut.
Perikanan darat bisa dibedakan menjadi dua yaitu budidaya perikanan dan perairan umum.
Perikanan darat tersebut tersebar di seluruh kabupaten/ kota di Sumatera Barat. Luas area budidaya
perikanan darat Sumatera Barat tahun 2018 seluas 17.423,80 Ha dengan produksi 270.440,87 ton.
Luas area perairan umum seluas 124.202,82 Ha dengan produksi sebesar 11.623,70 ton. Perikanan
laut di Sumatera Barat hanya terdapat di 7 (tujuh) kabupaten/ kota yaitu daerah yang berada di
sepanjang pesisir pantai. 7 (tujuh) kabupaten/ kota tersebut adalah Kep. Mentawai, Pesisir Selatan,
Padang Pariaman, Agam, Pasaman Barat, Padang, dan Pariaman. Tahun 2018 produksi perikanan
laut tercatat sebanyak 211.821,3 ton. Angka ini meningkat dibanding produksi ikan laut tahun 2017
yang tercatat sebanyak 211.530,70 ton.
2.4.7 Industri
Perusahaan Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) di Sumatera Barat pada tahun 2016
meningkat jumlahnya dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 162 perusahaan pada tahun 2015
menjadi 204 perusahaan pada tahun 2016 (bertambah sekitar 25,93%). Bertambahnya jumlah IBS ini
berkaitan dengan jumlah tenaga kerjanya, dimana jumlah tenaga kerja pada IBS minimal 20 orang.
Berdasarkan jenis industrinya, Perusahaan IBS di Sumatera Barat pada tahun 2016 didominasi oleh
Industri Makanan 53,43%, kemudian diikuti oleh Industri Barang-barang dari Karet dan Plastik 6,86%,
Tekstil 5,39%, dan Barang galian bukan logam sebanyak 5,39% juga. Jumlah Industri Mikro dan Kecil
(IMK) di Sumatera Barat pada tahun 2016 yaitu dari 580.344 usaha, dengan 1.297.672 orang jumlah
tenaga kerja. Sarana Perusahaan Selama tahun 2017 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Sumatera Barat telah menerbitkan 5.314 SIUP dari berbagai bidang usaha. SIUP perusahaan kecil
adalah yang terbanyak yang dikeluarkan, mencapai 74,78% dari total SIUP yang dikeluarkan.
2.4.8 Perdagangan
Nilai ekspor dari Sumatera Barat tahun 2018 tercatat 1,6 milyar US$ (Rp. 22.212.192.000.000,00).
Angka ini turun 21,88% dibandingkan nilai ekspor tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,05
milyar US$ (Rp. 28,459,371,000,000.00). Negara tujuan ekspor utama Sumatera Barat tahun 2018
adalah India sebesar 442,45 juta US$ (Rp. 6,142,365,219,000.00) atau sekitar 27,68% dari total
ekspor Sumatera Barat. Ekspor ke Amerika sebesar 393,07 juta US$ (Rp. 5,456,841,443,400.00)
24,59%, ke negara Singapura mencapai 121,67 juta US$ (Rp. 1,689,098,375,400.00) 7,61%. Komoditi
ekspor yang paling besar tahun 2018 adalah minyak kelapa sawit. Komoditi ini memberikan
kontribusi sebesar 69,26% senilai 1.107,16 juta US$ (Rp. 15,370,281,559,200.00) dan komoditi crum
rubber sebesar 18,17%.
2-9
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
Nilai impor di Sumatera Barat mengalami peningkatan sebesar 22,43% dari 446,26 juta US$ (Rp.
6,195,258,001,200.00) tahun 2017 menjadi 546,34 juta US$ (Rp. 7,584,630,610,800.00) tahun 2018.
Dengan demikian neraca perdagangan Sumatera Barat yang dilihat dari transaksi ekspor impor pada
tahun 2017 masih mengalami surplus sebesar 1,05 milyar US$ (Rp. 14,576,751,000,000.00). (1 dollar
= Rp. 13.882,62 tahun 2018).
2.4.9 Pariwisata
Jumlah akomodasi di Sumatera Barat tahun 2018 ada sebanyak 588 unit. Jumlah ini bertambah
sebanyak 12 unit dibanding tahun sebelumnya. Akomodasi ini terdiri dari 78 unit hotel tergolong
hotel berbintang dan 510 unit hotel non bintang dan akodasi lainnya. Tingkat Penghunian Kamar
Hotel (TPK) pada hotel berbintang meningkat sebesar 0,78 poin dari 54,80% tahun 2017 menjadi
55,58% tahun 2018. Pada akomodasi lainnya TPK tahun 2018 tercatat sebesar 31,31%, atau
mengalami penurunan sebesar 2,98 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata lama menginap
tamu (RLMT) pada hotel berbintang tahun 2018 selama 1,47 hari, mengalami penurunan 0,06 hari
dibandingkan tahun 2017 yang tercatat 1,53 hari.
a. Transportasi
Panjang jalan Provinsi Sumatera Barat tahun 2018 sekitar 1.525,20 Km. Berdasarkan
kondisi jalan Provinsi sepanjang 232,98 Km dengan kondisi jalan baik. Jika dilihat dari
kualitas permukaan jalan, pada umumnya jalan raya Provinsi di Sumatera Barat
berlapiskan aspal sepanjang 1.152,59 Km dan sisanya tidak aspal. Pada tahun 2018
jumlah kendaraan bermotor yang membayar pajak sebesar 2.516 kendaraan naik 8,12%
dari tahun 2017 yaitu sebesar 2.327 kendaraan.
- Angkutan Udara
- Angkutan Laut
Kegiatan bongkar muat kapal luar negeri di pelabuhan Teluk Bayur Padang dengan
barang yang dibongkar sebesar 517.904 ton dan barang yang dimuat sebesar 4.604.795
ton. Kegiatan bongkar muat kapal interinsuler (antar provinsi) dengan jumlah bongkar
2-10
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
barang sebesar 2.599.652 ton dan muat 3.123.509 ton. Kegiatan bongkar muat kapal
rakyat dengan bongkar barang sebesar 6.418 ton dan muat 35.814 ton.
b. Komunikasi
Banyaknya surat pos biasa yang dikirim selama tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar
12,50% dan yang diterima meningkat sebesar 7,99%. Pengiriman paket pos di tahun 2018
sebesar 73.271 paket meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 69.694.
Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Sumatera Barat atas dasar harga berlaku
pada tahun 2017 adalah 213.889,86 milyar rupiah dan pada tahun 2018 menjadi 230.528,81 milyar
rupiah. Sedangkan menurut harga konstan 2010, 155.976,49 milyar rupiah pada tahun 2017 menjadi
163.995,27 milyar rupiah pada tahun 2018. Struktur ekonomi Provinsi Sumatera Barat tahun 2018
menurut lapangan usaha didukung oleh tiga lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian,
kehutanan dan perikanan, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor serta lapangan usaha transportasi dan pergudangan. Ketiga lapangan usaha tersebut
memberikan sumbangan terhadap perekonomian Provinsi Sumatera Barat sebesar 51,13%.
Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebagai penyumbang terbesar memberikan
kontribusi sebesar 23,16%, menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 23,61%.
Berikutnya adalah lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor,
yang memberikan kontribusi sebesar 15,31%, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang
sebesar 14,91%. Sedangkan lapangan usaha transportasi dan pergudangan dengan kontribusi
sebesar 12,66%, relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 12,66%. Struktur
Ekonomi Provinsi Sumatera Barat tahun 2018 menurut pengeluaran didominasi oleh Komponen
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (53,08%), diikuti Pembentukan Modal Tetap Bruto (29,78%).
PDRB perkapita Provinsi Sumatera Barat tahun 2018 mengalami peningkatan dibandingkan dengan
tahun 2017. Pada tahun 2017 PDRB perkapita Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar 40,19 juta
rupiah, meningkat menjadi 42,83 juta rupiah pada tahun 2018. Pertumbuhan Provinsi Sumatera
Barat pada tahun 2018 melemah dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan
PDRB Provinsi Sumatera Barat tahun 2018 sebesar 5,14%, sedangkan tahun 2017 sebesar 5,29%.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar
8,57%, dan lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 7,86%. Untuk
lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan terendah adalah lapangan usaha Industri Pengolahan
yaitu sebesar -0,57%.
Sebagaimana kondisi pada tahun-tahun sebelumnya, perekonomian Kota Padang tetap menjadi
baromoter dari perekonomian Sumatera Barat. Hal ini bisa dimengerti karena Padang adalah ibu
kota provinsi dengan potensi ekonomi yang paling besar bila dibandingkan dengan kabupaten/ kota
2-11
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
lainnya. Dari nilai PDRB yang dihasilkan, terlihat bahwa Kota Padang jauh mengungguli kabupaten/
kota lainnya. PDRB Kota Padang tahun 2018 adalah sebesar 58.272,34 milyar rupiah, sementara
diurutan berikutnya adalah Kabupaten Padang Pariaman dengan nilai PDRB sebesar 20.639,27 milyar
rupiah, dan diurutan ketiga adalah Kabupaten Agam dengan nilai PDRB sebesar 19.506,49 milyar
rupiah. Jika dilihat PDRB perkapita kabupaten/ kota, Kota Bukittinggi tercatat memiliki PDRB
perkapita tertinggi. PDRB perkapita Kota Bukittinggi tahun 2018 adalah sebesar 62,65 juta rupiah,
diikuti oleh Kota Padang sebesar 62,05 juta rupiah dan diurutan ketiga adalah Kota Padang Panjang
sebesar 61,69 juta rupiah. Dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi masing-masing kabupaten/ kota,
Kota Padang mempunyai laju pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu sebesar 6,09% diikuti oleh Kota
Bukittinggi sebesar 6,03%, dan kemudian Kota Bukittinggi 6,02%.
2-12
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
Tabel 2.4 Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Sumatera Barat (juta Rupiah), Tahun 2016 – 2018
2-13
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
Tabel 2.5 Nilai PDRB Menurut Pengeluaran Lapangan Usaha di Provinsi Sumatera Barat (Milyar Rupiah),
Tahun 2016 – 2018
2.5 RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI SUMATERA BARAT 2012 – 2032
Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang, serta harapan
penataan ruang Sumatera Barat 20 tahun ke depan, maka tujuan penataan ruang Sumatera Barat
2029 adalah :
“Terwujudnya Keterpaduan Pola Ruang Provinsi Melalui Pengembangan Potensi Sumber Daya
Alam Dengan Tetap Memperhatikan Ekosistem Alam dan Daya Dukung Wilayah Secara
Berkelanjutan”
Untuk mencapai tujuan, maka kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan, meliputi:
2-14
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
b. Pengembangan ekonomi sektor primer, sekunder dan tersier sesuai daya dukung wilayah,
melalui:
5. pengembangan kegiatan sektor unggulan pada kawasan andalan antara lain pertanian,
perkebunan, pertambangan, industri, perikanan dan pariwisata dengan tetap
mempertahankan kawasan hutan dan ruang terbuka hijau minimum mencapai 30% dari
total luas kawasan.
1. pemantapan pengembangan PKN Kota Padang sebagai pusat orientasi wilayah menuju
Metropolitan Padang, PKW yang terdiri dari Kota Bukittinggi, Kota Pariaman, Kota
Sawahlunto, Kota Solok dan Muara Siberut sesuai arahan RTRWN;
3. pembangunan yang terkait dengan kegiatan dan akses dalam kawasan agropolitan
berupa pengembangan jalan kolektor primer ke pusat pengembangan agropolitan.
1. fasilitasi peningkatan fungsi Kota Padang menjadi kawasan metropolitan dengan kajian
wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Padang sebagai wilayah pengaruh dan
kota-kota sekitar sebagai pendukungnya;
2-15
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
4. pengembangan dan Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana transportasi laut dan
udara dalam rangka menunjang kegiatan koleksi dan distribusi barang/ penumpang di
Pelabuhan Laut Internasional Teluk Bayur dan Bandar Udara Internasional Minangkabau.
e. Penetapan dan Peningkatan Kota Payakumbuh, Pulau Punjung, Tapan, dan Simpang Empat
menjadi Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan provinsi (PKWp) untuk melayani
beberapa kabupaten, dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu Painan, Lubuk Alung, Parik
Malintang, Lubuk Basung, Lubuk Sikaping, Sarilamak, Kota Padang Panjang, Batusangkar,
Muaro Sijunjung, Aro Suka, Padang Aro, dan Tuapejat untuk melayani satu wilayah
kabupaten atau beberapa kecamatan, melalui:
2. Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan fungsi pusat kegiatan baik internal
maupun eksternal;
1. Perwujudan dan peningkatan hubungan lintas barat, tengah dan timur Sumatera dengan
mengembangkan jaringan jalan arteri primer dan kolektor primer;
3. Pengembangan sistem transportasi kereta api di Provinsi Sumatera Barat dalam rangka
menunjang jaringan transportasi kereta api Pulau Sumatera;
4. Peningkatan pelayanan angkutan kereta api di Provinsi Sumatera Barat untuk angkutan
barang dan penumpang.
g. Penetapan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam secara terpadu
dengan provinsi berbatasan, melalui :
2-16
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
2. Pemanfaatan kawasan budi daya sesuai dengan kapasitas daya dukung lingkungan.
a. Sistem Perkotaan :
1. Dikembangkan secara hirarki dalam bentuk pusat kegiatan, sesuai kebijakan nasional dan
provinsi, dan rencana pengembangan;
6. Kota-kota yang ditetapkan sebagai PKL dan yang tidak termasuk sebagai PKN, PKW dan
PKWp adalah :
- Painan;
- Kota Padang Panjang;
- Lubuk Sikaping;
2-17
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
- Sari Lamak;
- Batusangkar;
- Padang Aro;
- Tuapejat;
- Lubuk Basung;
- Muaro Sijunjung;
- Lubuk Alung;
- Aro Suka; dan
- Parik Malintang.
2. Sistem transportasi darat terdiri dari jaringan jalan, jaringan jalur kereta api, sistem
terminal dan jaringan transportasi sungai, danau dan penyebrangan;
3. Sistem jaringan transportasi laut terdiri dari tatanan kepelabuhan dan alur pelayaran;
4. Sistem jaringan udara terdiri dari tatanan kebandara udaraan dan ruang udara untuk
penerbangan
3. Pengembangan prasarana pembangkit energi listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumber energi primer, terutama sumber energi
terbarukan dan/atau sumber energi baru yang banyak tersedia di kabupaten/ kota
diantaranya panas bumi, tenaga air, gas, batubara, dan gelombang laut.
2-18
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
2. Sistem jaringan prasarana sumber daya air direncanakan melalui pendekatan DAS dan
cekungan air tanah serta keterpaduannya dengan pola ruang dengan memperhatikan
neraca penatagunaan air.
3. Dalam rangka pengembangan penatagunaan air pada DAS dan Cekungan Air Tanah (CAT)
diselenggarakan kegiatan penyusunan dan penetapan neraca penatagunaan sumberdaya
air dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan.
3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar alam budaya, meliputi :
- Cagar Alam, yang tetap akan dikembangkan di Cagar Alam Rimbo Panti dan Cagar
Alam Malampah Alahan Panjang di Kabupaten Pasaman, Cagar Alam Lembah Anai
dan Cagar Alam Baringin Sakti di Kabupaten Tanah Datar, Cagar Alam Batang
Pangean I dan Cagar Alam Batang Pangean II di Kabupaten Sijunjung, Cagar Alam
Arau Hilir di Kota Padang, Cagar Alam Gunung Sago di Kabupaten Lima Puluh Kota
dan Kabupaten Tanah Datar, Cagar Alam Maninjau Utara dan Selatan di Kabupaten
Agam dan Kabupaten Padang Pariaman, Cagar Alam Gunung Singgalang Tandikat di
Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar, Cagar
Alam Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Cagar Alam
Air Putih dan Cagar Alam Lembah Harau di Kabupaten Lima Puluh Kota, Cagar Alam
Barisan I di Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Tanah Datar dan
Kabupaten Solok, Cagar Alam Air Tarusan di Kabupaten Solok dan Kabupaten Pesisir
Selatan, Cagar Alam Batang Palupuh di Kabupaten Agam ;
2-20
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
- Kawasan Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut di Pulau Pagai Selatan
Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pulau Penyu, Pulau Marak, Pulau Nyamuk di
Kabupaten Pesisir Selatan, dan Pulau Panjang di Kabupaten Padang Pariaman;
- Kawasan Suaka Alam Selasih Talang di Kabupaten Solok;
- Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan lainnya adalah kawasan konservasi laut
daerah Pulau Pasumpahan dan Pulau Pisang, kawasan pengawasan keanekaragaman
hayati biota laut di Pulau Sikuai, kawasan konservasi laut daerah Pulau Ujung Agam,
daerah perlindungan laut Tiku Agam, kawasan perlindungan laut daerah berbatasan
dengan Provinsi Sumatera Utara (Pulau Batu Bakudung), dan perbatasan dengan
Provinsi Bengkulu (Pulau Baringin);
- Kawasan Pantai Berhutan Bakau, berada di daerah Batang Tomak, Air Bangis, dan
Simpang Empat di Kabupaten Pasaman Barat; Lunang Silaut di Kabupaten Pesisir
Selatan; sebagian besar kawasan pantai Kepulauan Mentawai; Kabupaten Agam,
Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, dan Bungus Teluk Kabung di Kota
Padang;
- Kawasan Taman Nasional, adalah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang berada
di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok Selatan, dan Taman Nasional
Siberut di Kabupaten Kepulauan Mentawai;
- Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura), adalah Taman Hutan Raya Bung Hatta di Kota
Padang;
- Kawasan Taman Wisata Alam, meliputi Taman Wisata Alam Mega Mendung di
Kabupaten Tanah Datar, Taman Wisata Alam Lembah Harau di Kabupaten Lima Puluh
Kota, Taman Wisata Alam Rimbo Panti di Kabupaten Pasaman, Taman Wisata Alam
Bukit Batu Patah di Kabupaten Tanah Datar; serta taman wisata alam di Kabupaten
Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, dan Kota Bukittinggi;
- Kawasan Taman Wisata Alam Laut di Pulau Pieh Kabupaten Padang Pariaman dan
Teluk Saibi Sarabua Kabupaten Kepulauan Mentawai;
- Kawasan Cagar Budaya diarahkan pengembangannya di seluruh kabupaten/kota
dalam wilayah Provinsi Sumatera Barat.
- Konservasi terumbu karang dan kawasan wisata bahari Pulau Ujung, Pulau Tangah
dan Pulau Angso di Kabupaten Padang Pariaman;
- Konservasi penyu dan kawasan wisata bahari Pulau Kasiak di Kabupaten Padang
Pariaman;
- Kawasan konservasi perairan payau Jorong Maligi di Kabupaten Pasaman Barat;
- Kawasan konservasi laut daerah Kepulauan Mentawai (lokasi Desa Saibi, Samukop,
Saliguma, dan Desa Katurai) di Kabupaten Mentawai;
- Kawasan konservasi suaka alam perairan Batang Gasang di Kabupaten Padang
Pariaman;
2-21
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
- Kawasan konservasi dan wisata laut Pulau Penyu di Kabupaten Pesisir Selatan; dan
- Taman wisata perairan Pulau Pieh dan laut disekitarnya di Kabupaten Padang
Pariaman.
5. Kawasan lindung geologi, meliputi kawasan cagar alam geologi, adalah kawasan keunikan
bentang alam berupa kawasan karst di daerah Kubah Batusangkar, dan bukit-bukit karst
di Sungaidareh Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Sijunjung, Ngarai Sianok di Kota
Bukittinggi, Lembah Harau, Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas, dan Danau
Dibawah;
2-22
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
- Kawasan hutan produksi tetap (HP) dikembangkan di seluruh wilayah provinsi kecuali
Kabupaten Padang Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padang, Kota Padang Panjang,
Kota Pariaman, Kota Payakumbuh, dan Kota Solok;
- Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) dikembangkan di seluruh
wilayah provinsi kecuali Kabupaten Padang Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padang,
Kota Padang Panjang, Kota Pariaman, Kota Payakumbuh, dan Kota Solok.
2. Kawasan peruntukkan hutan rakyat, dilakukan di seluruh wilayah provinsi yang memiliki
potensi dan sesuai untuk pengembangan hutan rakyat
- Perikanan budi daya yang terdiri dari budi daya laut, budi daya tambak dan budi daya
air tawar, dikembangkan di seluruh wilayah kabupaten/ kota; dan
2-23
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
2-24
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
9. Kawasan peruntukkan lainnya, diatur dalam standar dan kriteria teknis pemanfaatan
ruang dan merupakan persyaratan minimal untuk seluruh kabupaten/ kota yang akan
diatur lebih lanjut oleh kabupaten/ kota yang bersangkutan, meliputi:
- Kawasan tempat beribadah;
- Kawasan pendidikan;
- Kawasan pertahanan keamanan;
- Kawasan perternakan; dan
- Wilayah pesisir dan pulau pulau kecil.
2-25
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
Table of Contents
BAB 2. BARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN...............................................................................1
2.1 ADMINISTRASI........................................................................................................................1
2.2 KONDISI FISIK WILAYAH..........................................................................................................4
2.2.1. Topografi dan Morfologi.....................................................................................................4
2.2.2. Iklim....................................................................................................................................5
2.3 KEPENDUDUKAN.....................................................................................................................5
2.4 KONDISI SOSIAL EKONOMI......................................................................................................6
2.4.1 Fasilitas Pendidikan.............................................................................................................6
2.4.2 Fasilitas Kesehatan..............................................................................................................6
2.4.3 Fasilitas Peribatadatan........................................................................................................7
2.4.4 Pertanian.............................................................................................................................7
2.4.5 Perternakan........................................................................................................................8
2.4.6 Perikanan............................................................................................................................9
2.4.7 Industri................................................................................................................................9
2.4.8 Perdagangan.......................................................................................................................9
2.4.9 Pariwisata..........................................................................................................................10
2.4.10 Transportasi dan Komunikasi............................................................................................10
2.4.11 Sistem Neraca Nasional.....................................................................................................11
2.5 RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI SUMATERA BARAT 2012 – 2032.....................14
2.5.1 Tujuan Penataan Ruang Provinsi Sumatera Barat.............................................................14
2.5.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang...........................................................................14
2.5.3 Rencana Struktur Ruang....................................................................................................17
2.5.4 Rencana Pola Ruang..........................................................................................................19
Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Sumatera Barat.................................2
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/ Kota di
Provinsi Sumatera Barat........................................................................................................................5
2-26
PT. SHIDIQ SARANA MULYA
KONSEP LAPORAN AKHIR
PENYIAPAN READINESS CRITERIA KEGIATAN SPAM TA 2020 PROVINSI SUMATERA BARAT
2-27
PT. SHIDIQ SARANA MULYA