Buku Panduan KDPK Utk Mahasiswa
Buku Panduan KDPK Utk Mahasiswa
BAGIAN I
PENDAHULUAN
Pembelajaran mahasiswa DIII Kebidanan baik di kelas maupun di lahan praktik (pengalaman
klinik) dirancang untuk mempersiapkan lulusannya yang profisien/mahir dalam memberikan
atau menyediakan asuhan kebidanan yang komprehensif.
Tujuan praktik mahasiswa D III Kebidanan adalah untuk mengintegrasikan, melengkapi, dan
memantapkan penguasaan seluruh kompetensi yang harus diperoleh mahasiswa selama
pendidikan serta untuk memberikan pengalaman profesional sebagai bidan. Untuk mencapai
hal tersebut ditempuh beberapa strategi diantaranya adalah setelah mendapatkan
pembelajaran di kelas dan laboratorium, mahasiswa dituntut agar dapat mengaplikasikan
pengetahuan yang telah dimilikinya terhadap kasus nyata di lahan praktik.
Dua hal penting yang harus dikuasai dalam proses pembelajaran klinik KDPK oleh seorang
mentor/preseptor adalah mahir/profisien dalam kemampuan klinik KDPK dan memiliki
kemampuan dasar mengajar sebagai fasilitator, teacher, guidance, motivator, advokator dan
evaluator.
BAGIAN II
PRINSIP-PRINSIP UMUM
A. DISKRIPSI
Buku Panduan KDPK ini dapat membantu preseptor/mentor untuk lebih efektif dalam
bimbingan pembelajaran praktik klinik KDPK. Buku pedoman ini berisi berbagai point
penting yang harus preseptor/mentor ketahui sehingga pembelajaran KDPK di kelas dan di
klinik akan lebih efektif, termasuk bagaimana perencanaan untuk pembelajaran, menyiapkan
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan menilai kompetensi mahasiswa. Sesuai
dengan model pembelajaran praktik klinik dengan preseptorship/mentorship, maka proses
bimbingan yang diberikan preseptor/mentor harus memperhatikan tingkat pencapaian
keterampilan mahasiswa sehingga pendekatan dan metoda bimbingan pada tahap akuisisi,
kompeten dan profisien harus dibedakan.
C. PRASYARAT MAHASISWA
1. Mengenal preseptor/mentor
2. Mengikuti program orientasi lingkungan belajar klinik
3. Membaca kembali penuntun belajar/Instrument penilaian
4. Mereview materi-materi KDPK dengan referensi terbaru dan berdasarkan hasil evidence
based.
5. Menghadiri pertemuan pra dan pasca klinik.
6. Menghadiri jadwal dinas dan secara aktif berpartisipasi dalam semua kegiatan
7. Mendemonstrasikan seluruh keterampilan klinik dalam KDPK dengan menggunakan
penuntun belajar dan instrument penilaian.
8. Melakukan redemonstrasi seluruh keterampilan klinik dalam KDPK dengan
menggunakan penuntun belajar.
9. Mendiskusikan dengan preseptor/mentor tentang KDPK dan melatih keterampilan
klinik sampai tahap profisien.
10. Mendiskusikan dengan preseptor/mentor keterampilan klinik yang belum dipahami atau
belum dikuasai.
11. Memastikan bahwa buku pencatatan dan format laporan telah ditanda tangani oleh
preseptor/mentor.
12. Mencari setiap kesempatan untuk belajar lebih banyak
13. Mempersiapkan diri untuk ujian pencapaian keterampilan klinik yang telah dipelajari.
14. Mendiskusikan dengan preseptor/mentor tentang kesiapan untuk diuji dan pengaturan
waktunya.
15. Mematuhi semua protap dan peraturan praktik klinik.
Asuhan kebidanan merupakan metoda pemberian asuhan yang berbeda dengan model
praktik kedokteran. Diharapkan mahasiswa dapat memahami apa perbedaannya dan bisa
menjelaskan prinsip-prinsip yang memberi batasan tentang asuhan kebidanan. Bidan-bidan
di seluruh dunia sependapat bahwa prinsip asuhan kebidanan adalah sebagai berikut:
1. Memahami bahwa kehamilan, persalinan dan kelahiran anak merupakan suatu
proses alamiah dan fisiologis.
2. Menggunakan cara-cara yang sederhana, tidak melakukan intervensi tanpa adanya
indikasi sebelum menggunakan teknologi canggih.
3. Aman, berdasarkan fakta, dan memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.
4. Terpusat pada ibu, bukan terpusat pada pemberi asuhan kesehatan/lembaga (Sayang
Ibu).
5. Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu.
6. Membantu ibu agar merasa aman, nyaman, dan didukung secara emosional.
7. Memastikan bahwa kaum ibu mendapatkan informasi, penjelasan dan konseling
yang cukup
8. Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan
setelah mendapat penjelasan mengenai asuhan yang akan mereka dapatkan.
9. Menghormati aspek budaya setempat, kebiasaan, praktik-praktik adat, dan keyakinan
agama.
10. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/keluarganya
selama kehamilan, persalinan / kelahiran anak dan sampai 40 hari pasca salin.
11. Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
BAGIAN III
PROSES BIMBINGAN KLINIK
Target KDPK tercantum dalam daftar target KDPK, yang didokumentasikan secara rinci
dalam buku pencapaian terget mahasiswa.
Untuk mencapai target kompetensi KDPK, strategi yang digunakan adalah:
- Mahasiswa harus memenuhi prasyarat peserta didik
- Mahasiswa telah melakukan praktikum di laboratorium kelas dan lulus dalam
pengujian dengan model/simulasi
- Mahasiswa melakukan praktik klinik KDPK dengan pencapaian target sebesar 100%
dengan bimbingan intensif dari preseptor.
Tahapan-tahapan tersebut diharapkan dapat memenuhi pencapaian tujuan belajar (learning
objective) KDPK sehingga mahasiswa kompeten dalam kompetensi tersebut.
B. METODE PEMBELAJARAN
Untuk mencapai tujuan kompetensi KDPK digunakan berbagai metode pembelajaran baik
pada saat pembelajaran di kelas maupun di lahan praktik, diantaranya adalah:
- Studi kasus
- Pembelajaran berkelompok (brain storming, diskusi, demontrasi)
- Bedsite teaching
- Coaching
- Belajar mandiri
- Penugasan
- Peer Review
- Visite
- Reflectif learning
BAGIAN IV
EVALUASI PEMBELAJARAN KLNIK
KDPK
Evaluasi dilakukan sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai dalam kompetensi KDPK.
Evaluasi dilaksanakan baik secara formatif maupun sumatif dan dilaksanakan dengan
demonstrasi pada model maupun pada saat praktik klinik pada kasus nyata.
A. Penilaian Formatif
Tes formatif dilakukan selama proses pembelajaran praktik klinik untuk melihat
perkembangan dan mengidentifikasi kesulitan mahasiswa dalam praktik sehingga hambatan
selama pembelajaran praktik dapat diketahui secara dini.
Untuk melihat perkembangan mahasiswa, berikut ini beberapa hal yang harus di perhatikan
oleh mahasiswa dalam tes formatif yaitu :
B. Penilaian Sumatif
Tes sumatif dilaksanakan pada setiap akhir proses pembelajaran suatu keterampilan baru
dimana mahasiswa menyatakan kesiapan untuk dilakukan pengukuran pencapaian
keterampilan yang dapat dilaksanakan selama periode praktik klinik. Untuk mereview dan
menganalisis secara lengkap bukti bahwa mahasiswa sudah kompeten dimungkinkan adanya
tambahan waktu.
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh mahasiswa dalam penilaian sumatif :
- Jika mahasiswa sudah merasa kompeten dan siap untuk diuji, menghubungi
preseptor/mentor untuk persiapan sebagai berkut :
a. Kontrak waktu pelaksanaan ujian sumatif, hari, tanggal dan jam serta lama ujian
b. Mendiskusikan kriteria-kinerja minimal yang harus dikuasai termasuk hal-hal
kritis untuk unit kompetensi KDPK
c. Mendiskusikan alat-alat yang digunakan
d. Mendiskusikan prosedur tindakan
e. Mendiskusikan orang yang terlibat dan dapat dihubungi dalam pelaksanaan ujian
f. Mendiskusikan tentang peraturan dan etika dan keamanan yang berhubungan
dengan tindakan KDPK
g. Mendiskusikan tingkat pencapaian/penguasaan keterampilan KDPK dengan
keputusan kompeten dan tidak kompeten
Status kompeten dapat dinilai apabila mahasiswa dapat memenuhi persyaratan
stándar kompetensi yang telah ditentukan oleh profesi. Hal ini dilaksanakan
untuk menjamin bahwa mahasiswa berpraktik mandiri secara efektif dan aman.
Kualifikasi penilaian pada tes sumatif ini hanya ada dua keputusan yang dapat
diambil yaitu kompeten dan tidak kompeten. Yang disebut kompeten adalah
mahasiswa secara konsisten mendemonstrasikan seluruh langkah-langkah klinis
sesuai dengan standar dan diberikan nilai A (4.00). Batas lulus jika mahasiswa
mendemontrasikan langkah-langkah kritis dan diberikan nilai B (2.75).
h. Pada akhir ujian kandidat (mahasiswa) dan asesor
(penilai) menandatangani keputusan hasil pengujian pada lembar instrumen
pengujian
i. Mahasiswa menerima umpan balik dan untuk
ditindaklanjuti pada praktik berikutnya
BAGIAN V
LOGBOOK KDPK
NO KOMPETENSI TARGET
PENUNTUN BELAJAR
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA
LANGKAH/TUGAS KASUS
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Mempersiapkan alat-alat tenun untuk tempat tidur terbuka secara
ergonomis*, meliputi :
a. Tempat tidur*, kasur, dan bantal
b. Baki dan alasnya 1 buah, berisi :
c. Laken/seprai besar 1 buah
d. Perlak 1 buah
e. Steeklaken/seprai kecil 1 buah
f. Boven laken 1 buah
g. Selimut 1 buah
h. Sarung bantal 1 buah
* Alat tenun disusun secara ergonomis sesuai dengan urutan pemakaian
(yang akan digunakan duluan diletakkan paling atas, begitu seterusnya).
* Kalau tempat tidur yang digunakan beralas papan, maka perlu tambahan
alas kasur 1 buah.
PROSEDUR
2. Mencuci tangan sesuai prosedur
LANGKAH/TUGAS KASUS
3. Mengatur tempat tidur, kasur dan bantal (diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan petugas menyiapkan tempat tidur terbuka).
4. Memasang laken/seprai besar dengan benar dan rapi dengan garis tengah
lipatannya secara tepat berada di tengah kasur/tempat tidur. Bagian atas
laken/seprai dimasukkan di bawah kasur bagian kepala ± 25 cm di bawah
kasur dan bagian bawah laken/seprai juga dimasukkan dibawah kasur
bagian kaki ± 25 cm.
5. Mengatur kedua sisi samping seprai atau tempat tidur dengan sudut 90 0,
lalu memasukkannya ke bawah kasur.
6. Memasang perlak di tengah tempat tidur.
Upayakan simetris/ sama panjang antara sisi kanan dan kiri tempat
tidur.
7. Memasang steeklaken (seprai kecil) di atas perlak dan memasukkan
bagian sisinya bersamaan dengan perlak ke bawah kasur.
Upayakan simetris/ sama panjang antara sisi kanan dan kiri tempat
tidur.
8. Memasang boven laken (alas selimut) secara terbalik dengan garis tengah
berada di tengah kasur/tempat tidur. Menempatkan tepi atas boven laken
berada tepat di tepi atas bagian kepala pada kasur/tempat tidur, dan
bagian bawah dimasukkan ke bawah kasur.
9. Memasang selimut dengan garis tengah berada di tengah tempat tidur.
Menempatkan tepi atas selimut ± 50 cm dari tepi atas kasur bagian kepala
dan memasukkan bagian bawah selimut ke bawah kasur.
10. Mengatur kedua sisi samping bovenlaken dan selimut bagian bawah/kaki
dengan membentuk sudut 900
11. Melipat bagian atas boven laken tepat di atas selimut
12. Memasang sarung bantal dan menempatkan bantal dengan bagian yang
terbuka berlawanan arah dengan pintu.
13. Mencuci tangan sesuai prosedur
PENUNTUN BELAJAR
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERTUTUP
LANGKAH/TUGAS KASUS
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Mempersiapkan alat-alat tenun untuk tempat tidur tertutup secara
ergonomis*, meliputi :
a. Tempat tidur*, kasur, dan bantal
b. Baki dan alasnya 1 buah, berisi :
c. Laken/seprai besar 1 buah
d. Perlak 1 buah
e. Steeklaken/seprai kecil 1 buah
f. Boven laken 1 buah
g. Selimut 1 buah
h. Sarung bantal 1 buah
i. Over laken 1 buah
* Alat tenun disusun secara ergonomis sesuai dengan urutan pemakaian
(yang akan digunakan duluan diletakkan paling atas, begitu seterusnya).
* Kalau tempat tidur yang digunakan beralas papan, maka perlu tambahan
alas kasur 1 buah.
PROSEDUR
2. Mencuci tangan sesuai prosedur
3. Mengatur tempat tidur, kasur dan bantal (diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan petugas menyiapkan tempat tidur terbuka).
LANGKAH/TUGAS KASUS
4. Memasang laken/seprai besar dengan benar dan rapi dengan garis tengah
lipatannya secara tepat berada di tengah kasur/tempat tidur. Bagian atas
laken/seprai dimasukkan di bawah kasur bagian kepala ± 25 cm di bawah
kasur dan bagian bawah laken/seprai juga dimasukkan dibawah kasur
bagian kaki ± 25 cm.
5. Mengatur kedua sisi samping seprai atau tempat tidur dengan sudut 90 0,
lalu memasukkan ke bawah kasur.
6. Memasang perlak di tengah tempat tidur.
Upayakan simetris/ sama panjang antara sisi kanan dan kiri tempat
tidur.
7. Memasang steeklaken (seprai kecil) di atas perlak dan memasukkan
bagian sisinya bersamaan dengan perlak ke bawah kasur.
Upayakan simetris/ sama panjang antara sisi kanan dan kiri tempat
tidur.
8. Memasang boven laken (alas selimut) secara terbalik dengan garis tengah
berada di tengah kasur/tempat tidur. Menempatkan tepi atas boven laken
berada tepat di tepi atas bagian kepala pada kasur/tempat tidur, dan
bagian bawah dimasukkan ke bawah kasur.
9. Memasang selimut dengan garis tengah beradadi tengah tempat tidur.
Menempatkan tepi atas selimut ± 50 cm dari tepi atas kasur bagian kepala
dan memasukkan bagian bawah selimut ke bawah kasur.
10. Mengatur kedua sisi samping bovenlaken dan selimut bagian bawah/kaki
dengan membentuk sudut 900
11. Melipat bagian atas boven laken tepat di atas selimut
12. Memasang sarung bantal dan menempatkan bantal dengan bagian yang
terbuka berlawanan arah dengan pintu.
13. Memasang overlaken/seprai penutup dengan garis tengah berada di
tengah tempat tidur/kasur dengan tepi atas laken berada di tepi atas bagian
kepala kasur dan tepi bawah laken berada di tepi atas bagian kaki kasur.*
14. Mencuci tangan sesuai prosedur
*Untuk mempersiapkan tempat tidur tertutup sama halnya dengan menyiapkan tempat tidur
terbuka, hanya dengan menambah overlaken/seprai penutup saja dengan tujuan untuk
menutup tempat tidur agar tidak kotor sebelum digunakan.
PENUNTUN BELAJAR
MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR PASCA BEDAH
LANGKAH/TUGAS KASUS
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Mempersiapkan alat-alat tenun untuk tempat tidur pasca bedah secara
ergonomis*, meliputi :
a. Tempat tidur*, kasur, dan bantal
b. Baki dan alasnya 1 buah, berisi :
c. Laken/seprai besar 1 buah
d. Perlak 1 buah
e. Steeklaken/seprai kecil 1 buah
f. Boven laken 1 buah
g. Selimut 1 buah
h. Sarung bantal 1 buah
i. Buli-buli panas 2 buah
* Alat tenun disusun secara ergonomis sesuai dengan urutan pemakaian
(yang akan digunakan duluan diletakkan paling atas, begitu seterusnya).
* Kalau tempat tidur yang digunakan beralas papan, maka perlu
tambahan alas kasur 1 buah.
PROSEDUR
2. Mencuci tangan sesuai prosedur
3. Mengatur tempat tidur, kasur dan bantal (diatur sedemikian rupa
sehingga memudahkan petugas menyiapkan tempat tidur terbuka).
4. Memasang laken/seprai besar dengan benar dan rapi dengan garis
tengah lipatannya secara tepat berada di tengah kasur/tempat tidur.
Bagian atas laken/seprai dimasukkan di bawah kasur bagian kepala ±
25 cm di bawah kasur dan bagian bawah laken/seprai juga dimasukkan
dibawah kasur bagian kaki ± 25 cm.
5. Mengatur kedua sisi samping seprai atau tempat tidur dengan sudut 90 0,
lalu memasukkan ke bawah kasur.
LANGKAH/TUGAS KASUS
6. Memasang perlak di tengah tempat tidur.
Upayakan simetris/ sama panjang antara sisi kanan dan kiri tempat
tidur.
7. Memasang steeklaken (seprai kecil) di atas perlak dan memasukkan
bagian sisinya bersamaan dengan perlak ke bawah kasur.
Upayakan simetris/ sama panjang antara sisi kanan dan kiri tempat
tidur.
8. Memasang boven laken (alas selimut) secara terbalik dengan garis
tengah berada di tengah kasur/tempat tidur. Menempatkan tepi atas
boven laken berada tepat di tepi atas bagian kepala pada kasur/tempat
tidur, dan bagian bawah dimasukkan ke bawah kasur.
9. Memasang selimut dengan garis tengah beradadi tengah tempat tidur.
Menempatkan tepi atas selimut ± 50 cm dari tepi atas kasur bagian
kepala dan memasukkan bagian bawah selimut ke bawah kasur.
10. Mengatur kedua sisi samping bovenlaken dan selimut bagian
bawah/kaki dengan membentuk sudut 900
11. Melipat bagian atas boven laken tepat di atas selimut
12. Memasang sarung bantal dan menempatkan bantal dengan bagian yang
terbuka berlawanan arah dengan pintu.
13. Menempatkan dua buah buli-buli panas yang telah diisi air panas
masing-masing pada bagian sudut kanan dan kiri bawah/bagian kaki
tempat tidur di bawah bovenlaken dan selimut dengan penutup buli-buli
panas mengarah keluar.
Hal ini dilakukan ± 10-15 menit sebelum pasien dipindahkan ke
tempat tidur dengan tujuan untuk menghangatkan tempat tidur bagi
pasien pasca bedah.
Sebelum menempatkan buli-buli panas, pastikan penutup buli-buli
panas telah tertutup rapat untuk mencegah keluarnya air yang dapat
membasahi kasur/tempat tidur.
Pada saat pasien akan dipindahkan ke tempat tidur, buli-buli panas
dapat diangkat kembali dari tempat tidur.
14. Mencuci tangan sesuai prosedur
PENUNTUN BELAJAR
LANGKAH/TUGAS KASUS
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Mempersiapkan alat-alat : branchard dan tempat tidur
PROSEDUR
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
3. Mengatur branchard dalam posisi terkunci
4. Membantu mengangkat pasien dengan 2-3 orang
5. Berdiri menghadap pasien
6. Menyilangkan tangan pasien di depan dada
7. Petugas menekuk lutut, kemudian memasukkan tangan ke bawah
tubuh pasien.
8. Petugas pertama meletakkan tangan di bawah leher/bahu dan bawah
pinggang (petugas yang paling besar/tinggi), petugas kedua
meletakkan tangan di bawah pinggan dan panggul pasien, serta orang
ketiga meletakkan tangan di bawah pinggul dan kaki (petugas yang
paling kecil/pendek).
Catatan: Jika tubuh pasien besar/gemuk, satu tangan petugas
diselipkan dibawah tubuh pasien dan tangan yang lain melingkari
bagian atas tubuh pasien.
9. Mengangkat bersama-sama dan memindahkan ke branchard
10. Mengatur posisi pasien di branchard.
Catatan:
Memindahkan pasien dari tempat tidur ke branchard merupakan tindakan
memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan dari tempat tidur ke
branchard.
Sikap petugas harus ramah, sopan dan komunikatif.
PENUNTUN BELAJAR
MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA
ATAU SEBALIKNYA
LANGKAH/TUGAS KASUS
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Mempersiapkan alat-alat : kursi roda atau tempat tidur
PROSEDUR
2. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
3. Menganjurkan atau membantu pasien untuk duduk di tempat tidur
terlebih dahulu, dengan menganjurkan pasien untuk meletakkan tangan
di samping badannya, dan telapak tangannya menghadap ke bawah.
4. Berdiri di samping tempat tidur, kemudian letakkan tangan pada bahu
pasien.
5. Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang/bantal
6. Bantu pasien untuk turun dan berdiri, dengna mengatur kursi roda dalam
posisi terkunci.
7. Beridirilah menghadap pasien dengan kedua kaki merenggang.
8. Fleksikan lutut dan pinggang anda.
9. Menganjurkan pasien melangkah ke lantai, tahan lutut anda pada lutut
pasien.
10. Membantu berdiri tegak dan jalan sampai ke kursi roda.
11. Membantu pasien duduk di kursi dan atur posisi secara nyaman.
Catatan:
Sikap petugas harus ramah, sopan dan komunikatif.
PENUNTUN BELAJAR
MENCUCI TANGAN
PENUNTUN BELAJAR
PEMROSESAN ALAT (DEKONTAMINASI DAN CUCI BILAS)
LANGKAH/TUGAS KASUS
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Mempersiapkan alat-alat dan perlengkapan, meliputi :
a. Perlengkapan perlindungan diri meliputi :
Sarung tangan rumah tangga 1 pasang
Apron/celemek 1 buah
Kaca mata google 1 buah
Masker 1 buah
Alas kaki bertutup
b. Handuk pribadi 1 buah
c. Timer/jam tangan
d. Perlengkapan dekontaminasi :
Waskom/ember berisi larutan klorin 0,5%
Waskom/ember berisi air keran
e. Alat & Perlengkapan cuci bilas :
Sikat 1 buah
Sabun
Keran air mengalir + waskom/wastafel
f. Lap/handuk 1 buah/sesuai kebutuhan untuk mengeringkan alat-alat
PROSEDUR
A. DEKONTAMINASI
2. Mencuci tangan sesuai prosedur
3. Memakai perlengkapan perlindungan diri (PPD) antara lain :
celemek/apron, kaca mata/google, masker, alas kaki bertutup dan sarung
tangan rumah tangga.
PPD digunakan utk menghindari kontaminasi/percikan cairan
darah/kotoran selama pemrosesan alat dilakukan
4. Merendam alat/instrumen/sarung tangan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
Perhatikan waktu perendaman, upayakan tepat 10 menit
Gunakan timer utk memudahkan pengontrolan waktu
Perendaman alat/instrumen yang terlalu lama dalam larutan klorin
dapat menyebabkan alat logam mudah rusak/berkarat, sebaliknya jika
kurang dari 10 menit mengakibatkan proses dekontaminasi tidak
efektif
Upayakan merendam alat bekas pakai secara bersamaan untuk
memudahkan pengontrolan waktu
Pastikan alat/instrumen terendam seluruhnya dalam lartuan klorin
0,5%
LANGKAH/TUGAS KASUS
5. Memindahkan peralatan/instrumen/sarung tangan yang telah direndam
dalam larutan klorin 0,5% ke dalam waskom/ember yang berisi air keran
untuk kemudian dilakukan pembersihan/cuci bilas.
Hal ini untuk mengantisipasi agar peralatan/instrumen tidak terendam
terlalu lama dalam larutan klorin 0,5% yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada alat.
B. PEMBERSIHAN (CUCI BILAS)
6. Menempatkan alat/instrumen dalam larutan sabun/ detergen untuk
dilakukan pembersihan
7. Menyikat/membersihkan alat/instrument dalam larutan sabun dengan
menggunakan sikat.
Perhatikan daerah bergigi dan engsel dari setiap alat/instrumen, harus
benar-benar bersih dari noda darah/kotoran.
Sisa darah/kotoran yang melekat pada alat dapat menyebabkan proses
sterilisasi/DTT nantinya menjadi tidak efektif.
Untuk alat/instrumen seperti trocard harus dibongkar agar benar-
benar bersih
Untuk alat seperti kateter/slang, pastikan bagian dalamnya bersih
dengan cara menyemprotkan larutan sabun ke dalam kateter/slang,
dapat dibantu dengan pukulan/sentilan ringan pada kateter/slang
untuk mengeluarkan sisa darah/duh tubuh yang menempel.
Untuk sarung tangan, harus benar-benar bersih bagian luar dan dalam
sarung tangan. Cek apakah sarung tangan bocor/tidak dengan cara
mengisi sarung tangan dengan udara lalu direndam dalam air, jika
terdapat gelembung udara hal ini menandakan sarung tangan bocor
dan segera buang untuk mencegah pemakaian ulang.
8. Membilas semua alat/instrumen yang sudah dibersihkan dalam larutan
sabun dengan menggunakan kran air mengalir sampai benar-benar bersih
dari kotoran atau sisa sabun/detergen.
9. Mengering-anginkan alat/instrumen yang sudah dicuci-bilas atau
mengeringkannya dengan menggunakan lap/handuk yang bersih.
10. Mencuci sarung tangan rumah tangga yang sudah dipakai lalu membuka
dan mengering-anginkannya
Perhatikan, jika sarung tangan rumah tangga rusak/bocor, segera
buang, jangan digunakan lagi.
11. Melepas alat perlindungan diri (APD) lainnya, seperti masker, kaca mata
gogle dan celemek/apron.
Perhatikan, jika APD kotor karena percikan darah/duh tubuh/cairan
pada waktu melakukan cuci bilas, segera bersihkan dengan cara
menyekanya dengan larutan klorin 0,5% sebelum membuka sarung
tangan rumah tangga.
12. Mencuci tangan sesuai prosedur
PENUNTUN BELAJAR
PEMROSESAN ALAT (STERILISASI)
LANGKAH/TUGAS KASUS
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Mempersiapkan alat-alat dan perlengkapan, meliputi :
Talk dalam wadahnya (utk sarung tangan)
Kassa/kertas secukupnya (utk sarung tangan)
Korentang steril atau sarung tangan steril
a. Sterilisasi Uap panas bertekanan tinggi :
Otoklaf
Duk/kain/kertas utk pengepakan/pemaketan khusus utk alat-alat yg
akan dibungkus
Selotif utk pelabelan/segel
Wadah steril utk alat yang tidak dibungkus
b. Sterilisasi panas kering :
Oven
Wadah steril utk menyimpan alat steril, atau
Kertas aluminium (untuk membungkus)
c. Sterilisasi kimiawi :
Wadah bersih 1 buah
Larutan Glutaraldehide 2-4 % ; Formaldehid 8%
Wadah steril 1 buah
Air steril (aquabidestilata/NaCl 0,9)
PROSEDUR STERILISASI (Ada beberapa pilhan metode sterilisasi, tergantung
sterilisator yang tersedia dan jenis alat/instrumen yang akan disterilkan)
A. STERILISASI DENGAN UAP PANAS BERTEKANAN TINGGI
(OTOKLAF)
1. Melakukan pengesetan alat/instrumen sesuai kebutuhan/prosedur tindakan
(misal : instrumen partus set, heacting set, curratage set, dll)
Semua peralatan berengsel harus terbuka dan tidak terkunci, sedangkan
instrumen yang terdiri lebih dari satu bagian, harus dibongkar.
LANGKAH/TUGAS KASUS
4. Menempatkan/menyusun semua alat/instrumen yang akan disterilkan dalam
sterilisator/otoklaf
Perhatikan instruksi/petunjuk penggunaan sterilisator (manual
instructor), tergantung produknya.
Pastikan alat/instrumen ditempatkan sesuai dengan jenisnya, jangan
terlalu padat agar uap dapat mengenai seluruh permukaan alat.
5. Menutup/mengunci sterilisator/otoklaf
6. Mengatur suhu dan waktu untuk sterilisasasi yaitu pada suhu 121 oC
(250oF) selama 30 menit untuk alat yang dibungkus dan 20 menit untuk
alat yang tidak dibungkus atau sesuai petunjuk penggunaan/manual
instructor dari sterilisator.
7. Menunggu 20-30 menit (atau hingga meter tekanan udara terbaca nol)
sampai sterilisator dingin. Kemudian buka penutup/pintunya untuk
mengeluarkan uap. Biarkan instrumen kering seluruhnya (hingga 30 menit)
Paket yang basah dapat menyerap bakteri, virus, fungi dari
sekelilingnya.
8. Menempatkan baki dan paket steril pada permukaan yang dilapisi
kertas/bahan kain untuk mencegah kondensasi ketika mengeluarkan paket.
Setelah sterilisasi, instrumen yang dibungkus dianggap steril sepanjang
paket tersebut tetap bersih dan kering (termasuk tidak ada noda air)
dan utuh. Instrumen yang tidak dibungkus harus digunakan segera
setelah dikeluarkan dari sterilisator kecuali bila tetap disimpan dalam
wadah steril dan tertutup.
LANGKAH/TUGAS KASUS
4. Mengangkat paket atau wadah logam setelah dingin dan menyiimpannya.
Instrumen lepas sebaiknya dikeluarkan dengan cunam yang steril dan
gunakan segera atau tempatkan dalam wadah steril dengan penutup
yang rapat.
C. STERILISASI KIMIA
1. Menyiapkan wadah bersih yang sudah diisi dengan larutan kimia
Glutaraldehida 2-4% atau formaldehid 8%
2. Merendam seluruh instrumen dalam wadah bersih yang sudah diisi dengan
larutan kimia dan menutup rapat wadah tersebut
3. Membiarkan instrumen itu terendam 10 jam dalam larutan Glutaraldehid
(periksa instruksi spesifik produk tsb) atau minimal 24 jam pada
Formaldehid 8%.
Sementara itu, siapkan wadah steril berisi air steril (aquabidestilata
atau NaCl 0,9%)
4. Mengangkat alat yang sudah direndam dari larutan dengan
cunam/korentang steril atau memakai sarung tangan steril, dan
membilasnya tiga kali dalam air steril dan mengeringkannya di udara.
5. Menyimpan alat yg sudah disterilisasi dalam wadah steril dengan penutup
yang ketat apabila instrumen tersebut tidak akan digunakan segera.
PENUNTUN BELAJAR
PEMROSESAN ALAT (DISINFEKSI TINGKAT TINGGI/DTT)
LANGKAH/TUGAS KASUS
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Mempersiapkan alat-alat dan perlengkapan, meliputi :
Talk dalam wadahnya (utk sarung tangan)
Kassa/kertas secukupnya (utk sarung tangan)
Korentang DTT atau sarung tangan DTT
Alat pen-DTT :
DTT dengan merebus :
panci besar bertutup sumber panas (kompor gas/minyak), atau
alat perebusan listrik
wadah DTT + tutup 1 buah
DTT dengan mengukus :
pengukus (dengan 1-3 langsang) dan sumber panas (kompor gas/minyak)
beberapa buah panci untuk meniriskan
wadah DTT + tutup 1 buah
DTT kimiawi :
wadah bersih 1 buah
larutan klorin 0,1% (menggunakan air DTT) atau larutan klorin 0,5%
(menggunakan air keran) yang baru dibuat
Wadah DTT + tutup 2 buah
Air DTT untuk membilas
PROSEDUR DTT (Ada beberapa pilhan metode DTT, tergantung alat yang tersedia dan
jenis alat/instrumen yang akan di-DTT)
A. DTT DENGAN CARA MEREBUS
2. Merendam semua alat panci berisi dalam air atau alat perebus listrik.
Atur permukaan air sedemikian rupa, sekurangnya 2,5 cm (1 inci) di
atas alat. Pastikan semua wadah dan mangkok yg akan direbus telah
dipenuhi air.
Semua peralatan berengsel hrs terbuka dan tidak terkunci, sedangkan
instrumen yang terdiri lebih dari satu bagian, harus dibongkar.
3. Menutup rapat dan membiarkan air mendidih perlahan.
Kurangi panas pada perebusan. Air mendidih terlalu keras
memboroskan minyak dan dapat merusak alat.
4. Memulai mencatat waktu proses DTT setelah air mendidih
Jangan menambahkan air atau alat atau mengambil alat apapun sebelum
proses DTT selesai.
5. Merebus alat selama 20 menit setelah mendidih
6. Memindahkan alat-alat dengan korentang/cunam yang telah di DTT lebih
dahulu ke dalam wadah DTT dan tertutup rapat.
Jangan biarkan alat-alat terus terendam dlm air, karena sewaktu air
mulai dingin, kuman dan partikel masuk dalam panci/kontainer dan
dapat mengkontaminasi alat.
Jika kontainer/wadah DTT basah, gantilah dengan wadah DTT yang
kering dan tertutup rapat.
DTT DENGAN CARA MENGUKUS
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Menempatkan instrumen, dan alat-alat lain di salah satu panci yang ada
lubang di dasarnya (langsang).
Utk memudahkan pengeluaran panci/langsang, jangan isi panci terlalu
penuh.
Mengulangi proses ini sampai ketiga panci terisi, (misalnya: untuk
instrumen bisa diletakkan pada panci/langsang pertama, sedangkan
untuk sarung tangan dan bahan-bahan lain seperti kassa/kapas bisa
diletakkan pada panci/langsang berikutnya)/
2. Meletakkan semua panci/langsang di atas panci bawah yang berisi air
untuk dididihkan.
Sebuah/beberapa panci kosong tanpa lubang disiapkan disamping
sumber panas.
3. Menutup rapat panci dan mendidihkan sampai air mendidih.
4. Memulai mencatat waktu atau menulis waktu mulainya DTT, pada saat
uap mulai keluar di antara panci dan tutup.
5. Mengukus selama 20 menit
6. Mengangkat panci/langsang atas dan tutup panci. Mengguncangkan panci
agar air turun dari panci yang baru diangkat.
7. Menempatkan panci yg baru diangkat ke atas panci kosong.
Ulangi sampai semua panci ditempatkan di atas panci kosong dan tutup
panci yg paling atas. Langkah ini membuat semua alat dingin dan
kering tanpa terkontaminasi.
8. Membiarkan alat-alat menjadi kering dalam panci (1-2 jam) sebelum
dipakai.
9. Memindahkan alat-alat kering ke dalam wadah/kontainer yang kering dan
telah di-DTT dengan menggunakan cunam/penjepit DTT dan menutupnya
dengan rapat.
C. DTT KIMIA
1. Menyiapkan wadah bersih berisi larutan klorin 0,1% atau larutan klorin
0,5%
2. Merendam seluruh instrumen dalam wadah bersih yang sudah diisi dengan
larutan klorin dan menutup rapat wadah tersebut.
3. Membiarkan instrumen itu terendam selama 20 menit
Sementara itu, siapkan wadah DTT berisi air DTT.
4. Mengangkat alat yang sudah direndam dari larutan dengan
cunam/korentang DTT atau memakai sarung tangan DTT, dan
membilasnya tiga kali dalam air DTT dan mengeringkannya di udara.
5. Menyimpan alat yg sudah di-DTT dalam wadah DTT dengan penutup
yang ketat apabila instrumen tersebut tidak akan digunakan segera.
PENUNTUN BELAJAR
MEMBUANG SAMPAH/BENDA TAJAM*
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Mempersiapkan perlengkapan meliputi :
Wadah tahan tusukan/anti bocor (kotak kardus tebal, botol plastik,
kaleng berpenutup)
Bukaan penutup harus cukup lebar untuk mudah memasukkan
benda tajam, tetapi cukup kecil supaya sukar untuk dikeluarkan
lagi
Sarung tangan rumah tangga
Plester
Kran air mengalir
Sabun
Handuk/lap
PROSEDUR PEMBUANGAN DI DAERAH TINDAKAN
2. Menghindari menyarungkan kembali penutup jarum atau
melepaskan jarum semprit
3. Mendekontaminasi semprit dan jarum dengan cara mencelupkan
ujung jarum dalam larutan klorin 0,5%, lalu menghisap dan
menyemprotkan tiga kali
Jika semprit akan dipakai kembali, penuhkan semprit dengan larutan
klorin 0,5% dan merendam selama 10 menit)
4. Memasukkan benda/sampah tajam ke dalam wadah tahan
tusukan/anti bocor
5. Memindahkan wadah sampah tajam yang sudah terisi ¾ dari area
tindakan untuk dibuang
PROSEDUR PEMBUANGAN WADAH BENDA-BENDA TAJAM
6. Memakai sarung tangan rumah tangga yang tebal
7. Menutup/menyumbat/memplester dengan rapat wadah yang sudah
¾ penuh.
Pastikan tidak ada bagian benda tajam yang menonjol keluar wadah
8. Membuang wadah benda tajam secara dibakar (insinerasi) atau
dienkapsulasi atau dikubur.
Enkapsulasi yaitu wadah yang sudah terisi ¾ penuh diisi dengan bahan
sepeerti semen, pasir atau bubuk plastik sampai penuh, sesudah bahan
menjadi padat dan kering, wadah ditutup, dibuang pada tanah rendah,
ditumbun/dikubur. Bahan sisa kimia dapat dimasukkan bersma dengan
benda tajam.
9. Melepaskan sarung tangan rumah tangga
Mencuci sarung tangan setiap hari atau setiap kali terlihat kotor dan
dikeringkan
10. Mencuci tangan sesuai prosedur dan mengeringkan dengan
handuk/lap bersih dan kering
* Sampah/benda tajam meliputi jarum suntik, jarum jahit, silet, pisau skalpel.
PENUNTUN BELAJAR
MEMBUANG SAMPAH CAIR TERKONTAMINASI*
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Mempersiapkan perlengkapan meliputi :
Sarung tangan rumah tangga
Kaca mata pelindung/google
Celemek plastik
Larutan klorin 0,5%
Kran air mengalir
Sabun
Handuk/lap
PROSEDUR
2. Memakai PPD (sarung tangan rumah tangga, kaca mata pelindung, dan
celemek plastik) sewaktu menangani dan mengangkut sampah cair
3. Menuangkan sampah cair ke wastafel atau ke dalam toilet secara hati-hati
dan menyiram dengan air untuk membuang sisa sampah
Hindari percikan air
4. Membuang sampah cair ke dalam lubang tertutup jika sistem pembuangan
kotoran tidak tersedia.
Jangan dibuang ke saluran terbuka
5. Mendekontaminasi wadah bekas sampah cair dengan menambahkan
larutan klorin 0,5% selama 10 menit lalu dicuci.
6. Melepaskan sarung tangan rumah tangga. Mencuci sarung tangan setiap
hari atau setiap kali terlihat kotor dan dikeringkan
7. Mencuci tangan sesuai prosedur dan mengeringkan dengan handuk/lap
bersih dan kering
*Sampah cair terkontaminasi misalnya jaringan, darah, tinja, urin dan duh tubuh lainnya.
PENUNTUN BELAJAR
MEMBUANG SAMPAH PADAT TERKONTAMINASI*
LANGKAH/TUGAS KASUS
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Mempersiapkan perlengkapan meliputi :
Sarung tangan rumah tangga
Celemek plastik
Larutan klorin 0,5%
Kran air mengalir
Sabun
Handuk/lap
PROSEDUR
2. Memakai sarung tangan rumah tangga yang tebal sewaktu menangani
dan memindahkan sampah padat
3. Membuang sampah padat dalam wadah logam atau plastik dengan
penutup ketat
4. Mengumpulkan wadah sampah secara reguler dan memindahkan yang
bisa dibakar ke dalam insinerator atau area pembakaran
5. Melepaskan sarung tangan rumah tangga (cuci setiap hari atau setiap kali
terlihat kotor dan keringkan)
6. Mencuci tangan dan mengeringkan sesuai prosedur
*Sampah padat terkontaminasi misalnya bahan-bahan bekas pembedahan, kasa bekas pakai,
benda-benda lain yang terkontaminasi dengan darah atau bahan organik lain.
PENUNTUN BELAJAR
MEMPROSES LINEN (ALAT TENUN) BEKAS PAKAI
LANGKAH/TUGAS KASUS
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Mempersiapkan perlengkapan meliputi :
Sarung tangan rumah tangga
Kaca mata pelindung
Masker
Celemek plastik
kantong kain/kantong plastik/ember yang ada tutupnya
Larutan klorin 0,5%
Kran air mengalir
Sabun
Handuk/lap
PROSEDUR MENGUMPULKAN DAN MEMBAWA LINEN
2. Memakai PPD (sarung tangan rumah tangga, celemek, kaca mata
pelindung dan masker)
3. Mengumpulkan linen bekas pakai dalam kantong kain/kantong
plastik/ember yang ada tutupnya
4. Memilih linen yang kotor dan yang tidak kotor untuk dicuci
Area pemilihan linen kotor harus terpisah dari area lain untuk
mencegah kontaminasi area yg bersih
Pemilihan harus dilakukan secara cermat, karena tidak jarang linen
kotor mengandung barang tajam seperti jarum. Selain itu dapat pula
diperoleh kasa kotor atau terkena darah.
PROSEDUR MENCUCI DENGAN TANGAN
5. Mencuci linen kotor sekali terpisah dari linen yang tidak kotor
6. Mencuci semuanya dalam air dengan sabun cair untuk mengeluarkan
kotorannya, bahkan kalau tidak tampak sekalipun.
Pakai air hangat kalau ada
Tambahkan pemutih (misalnya 30 – 60 ml, kira-kira 2-3 sendok
makan larutan klorin 5%) untuk membantu membersihkan dan
tindakan terhadap bakteri.
Tambahkan asam (asam lemah) untuk mencegah linen jadi kuning,
kalau diinginkan.
7. Memeriksa kebersihan cucian.
Mencuci ulang kalau ternyata masih kotor atau bernoda
8. Membilas cucian dengan air bersih.
PROSEDUR MENCUCI DENGAN MESIN
9. Mencuci linen yang kotor sekali terpisah dari linen yang tidak kotor
LANGKAH/TUGAS KASUS
10. Menyesuaikan suhu dan siklus waktu dari mesin menurut instruksi pabrik
dan jenis sabun yang akan dipakai
Baik siklus mencuci dingin maupun panas dengan pemutih
menurunkan jumlah bakteri pada linen
Mencuci dengan air panas gunakan air panas di atas 71oC dan
sabun untuk melepas kotoran, tambahkan pemutih dan asam,
sesuaikan siklus waktu mesin menurut instruksi pabrik.
Pencucian denan air dingin cukup baik jika pembersih
(sabun/deterjen) cukup dan digunakan pd konsentrasi yg tepat.
Penggunaan air dingin juga menghemat energi.
11. Memeriksa kebersihan linen kalau siklus mencuci telah lengkap
Cuci ulang kalau masih kotor/bernoda.
PROSEDUR MENGERINGKAN, MEMERIKSA DAN MELIPAT LINEN
12. Mengeringkan di udara di bawah matahari atau dengan mesin.
Linen jangan sampai menyentuh tanah
Jauhkan dari debu dan uap
13. Memeriksa adanya lubang atau area yang usang setelah linen seluruhnya
kering.
Kalau ada, bahan itu harus dibuang atau diperbaiki sebelum dipakai
lagi atau disimpan.
14. Menyetrika linen yang bersih dan kering dan dilipat
15. Menyimpan linen dalam rak atau wadah yang bersih dan kering sebelum
digunakan kembali atau sebelum disterilkan (seperti duk, dll)
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
Prosedur
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Memberi tahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
4. Mengatur posisi klien duduk/ berbaring
5. Memasang skerem
6. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
7. Mencuci dan mengeringkan tangan
8. Mendekatkan alat
9. Petugas menempatkan diri di sebelah kanan klien
12. Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa pada apeks
fossa axilaris kiri/kanan dengan sendi bahu adduksi maksimal
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN FISIK
PROSEDUR
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Memberi tahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan (Informed
Consent)
Persiapan Lingkungan/ Ruangan
4. Memasang skerem
Persiapan Petugas/ Bidan
5. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
6. Mencuci dan mengeringkan tangan
Prosedur
7. Mendekatkan alat
8. Melakukan penilaian pada keadaan umum pasien dengan
melakukan inspeksi terhadap pasien mengenai :
- Keadaan umum
- Status nutrisi
- Warna kulit
- Tekstur
- Pigmentasi
Tanda-tanda Vital
9. Melakukan pengukuran temperatur pada aksila, sebelum melakukan
pengukuran, keringkan aksila dari keringat
10. Menghitung nadi selama satu menit penuh dengan melakukan
palpasi pada arteri radialis
11. Menghitung pernafasan satu menit penuh dan amati jenis
pernafasan
12. Melakukan pemeriksaan tekanan darah
Kepala dan Wajah
13. Melakukan inspeksi dan palpasi pada
- Kepala untuk melihat : kepala simetris, bentuk bulat,
pembengkakkan
Pemeriksaan leher
19. Simetris, pergerakan, massa, kaku leher
20. Kelenjar tiroid
21. Vena jugularis tidak ada distens, JVP 0 cm
22. Pembesaran kelenjar getah bening : preaurikular, post auricular,
oksipital, submandibular, submantal, servikal.
Pemeriksaan dada
23. Bentuk dada normal / tidak
24. Pemeriksaan buah dada :
- Inspeksi : simetris,warna, ukuran, bentuk, peradangan, putting
susu
- Palpasi : benjolan, massa, nyeri, pembengkakan
25. Pemeriksaan pada paru-paru :
- Inspeksi : Pola pernafasan
- Palpasi pada dinding toraks : pemadatan jaringan paru
- Perkusi : resonance intercostae 2-8 kanan, resonance
intercostae 2-7 midvlavikula kiri, intercostae 2-5 midclavikula
kanan
dullness intercostae 9-11 kanan,
dullness intercostae 9-10, dullness intercostae 6-10 kanan dan
intercostae 8-10 kiri
- Auskultasi pada dinding toraks : suara vesikuler normal (bersih),
tidak ada wheezhing, rales/ ronchi basah
26. Pemeriksaan pada jantung :
- Inspeksi
- Palpasi : pulsasi normal pada semua daerah
- Perkusi : tidak terjadi pembesaran, dullness pada midsternal
kiri mediastinum
- Auskultasi : Bunyi jantung I dominant di area trikuspidal dan
mitral, bunyi jantung II dominant pada area pulmonal dan aortic
27. Payudara
- Inspeksi : tidak ada pembesaran, tidak kemerahan, tidak ada
massa, puting menonjol pada wanita
- Palpasi : tidak nyeri, tidak ada massa
Pemeriksaan Abdomen
28. Inspeksi :
- Bentuk
- Penonjolan umbilicus
- Bayangan bendungan vena di kulit abdomen
- Benjolan / massa
- Striae
29. Auskultasi : Peristaltik usus
30. Palpasi
Sebelum palpasi, tanyakan kepada pasien adakah bagian yang
sakit, bila ada, maka bagian tersebut dipalpasi paling akhir
- Palpasi seluruh dinding abdomen untuk mencari tanda nyeri
umum ( perotonitis, pankreatitis )
- Benjolan / massa
- Turgor kulit
31. Pemeriksaan hepar
32. Pemeriksaan lien
33. Palpasi titik Mc. Burney
34. Pemeriksaan massa dengan cara perkusi abdomen
35. Pemeriksaan ginjal
Pemeriksaan genitalia dan kelenjar limfe inguinal
36. Pemriksaan kelenjar limfe inguinal : adakah pembesaran, nyeri
37. Gunakan sarung tangan
38. Pemeriksaan genital wanita (sebaiknya dilakukan di meja
ginekolog):
- Prolapsus uteri
- Pembesaran kelenjar bartolin
- Sekret vagina berbau/ tidak, warna
- Nyeri
39. Pemeriksaan anus :
- Hemorroid
- Fistula
- Kebersihan
Pemeriksaan ekstremitas & tulang belakang
40. Odema
41. Simetris
42. Refleks patela
43. Bentuk tulang belakang
44. Beritahu hasil pemeriksaan
45. Rapikan pasien dan alat, rendam dalam klorin, cuci tangan dan
catat
PENUNTUN BELAJAR
MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN ORAL HIGIENE
dilakukan
4. Membimbing pasien mengambil posisi yang nyaman
Persiapan Lingkungan
5.Memasang skerem
Persiapan Petugas/ Bidan
6. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
7. Mencuci dan mengeringkan tangan
Prosedur
8. Mendekatkan alat dan Bahan
9. Letakan handuk dan bengkok di bawah dagu pasien
10. Memakai sarung tangan
11. Periksa mulut dengan senter, lendir diambil jika perlu
12. Bersihkan gigi, gusi dan lidah dengan lembut menggunakan sikat
gigi
13. Bimbing pasien untuk berkumur.
Pastikan pasien sudah merasa bersih dan nyaman
14. Oleskan vaselin pada bibir jika perlu
15. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
16. Membereskan alat
17. Dokumentasikan hasil asuhan
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN VULVA HIGIENE
Prosedur
Persiapan Klien
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan
Persiapan Lingkungan
4. Memasang sampiran/ skerem
Persiapan Petugas/ Bidan
5. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
6. Mencuci dan mengeringkan tangan
Prosedur
7. Mendekatkan alat
8. Anjurkan klien untuk melepaskan pakaian dalamnya, jaga privasinya
9. Posisikan ibu untuk tindakan
10. Pasang alas bokong
11. Dekatkan bengkok
12.Memasang sarung tangan
13.Buka labia mayora sampai kelihatan klitoris dan lubang uretra
14. Usap bagian luar labia mayora sampai perineum dan anus
lakukan hal yang sama pada sisi lain
15.Usap bagian dalam labia minora dari atas ke bawah sampai
perineum dan anus
16. Lakukan hal yang sama pada sisi lain
17. Usap dan bersihkan bagian tengan vulva dari klitoris, uretra
sampai ke perineum
18. Keringkan dengan kassa, jika perlu
19. Ganti pakaian dalam klien, jika perlu
20. Rapikan pasien dan alat, rendam dalam klorin, cuci tangan dan
catat
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN PEMBERIAN OKSIGEN
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN LATIHAN BATUK EFEKTIF
PENUNTUN BELAJAR
MEMBANTU PASIEN LATIHAN NAFAS DALAM
\
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN PENGHISAPAN LENDIR
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN PEMASANGAN INFUS/TRANSFUSI DARAH
Prosedur
Persiapan Klien
- Sebelum melakukan transfuse darah, terlebih dahulu diberikan cairan infus NaCl 0,9%,
dan setelah transfuse darah slang infuse harus dibilas dengan larutan NaCl 0,9%.
- Jika darah yang tersedia berasal dari bank darah/PMI, terlebih dahulu dihangatkan
dengan cara membungkus kantung darah dengan kain/duk dan dikepitkan pada aksila
anggota keluarga pasien. Kantung darah tidak boleh dihangatkan dengan air
mendidih/direndam dalam air hangat.
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN PECABUTAN INFUS
Prosedur
Persiapan Klien
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan kepada klien tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan dan tujuannya
Persiapan Lingkungan
4. Memasang skerem
Persiapan Petugas/ Bidan
5. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
6. Mencuci dan mengeringkan tangan
7. Memasang perlak dan pengalas
8. Mendekatkan alat
9. Memasang sarung tangun
10.Menutup klem infus
11.Melepaskan plester dengan kapas DTT
12.Melepaskan infus dengan menekan ujung luka dengan kassa
secara perlahan-lahan, anjurkan klien menarik nafas panjang.
13.Tutup dengan kassa steril dan plester
14.Rapikan pasien dan alat, rendam dalam klorin.
15. Cuci tangan dan keringkan
16. Mencatat hasil tindakan (nama pasien, waktu pencabutan, dan
respon pasien)
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN PEMASANGAN SONDE LAMBUNG/NGT
Langkah-langkah
Persiapan Klien
1. Menyambut Ibu dan yang menemani ibu
2. Memperkenalkan diri
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN PECABUTAN SONDE LAMBUNG/NGT
Langkah-langkah
Persiapan Klien
1. Menyambut Ibu dan yang menemani ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan
dan tujuannya
Persiapan Lingkungan
4. Memasang skerem
Persiapan Petugas/ Bidan
5. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
6. Mencuci dan mengeringkan tangan
Prosedur
4. Pasang perlak diatas dada pasien
5. Mendekatkan alat
6. Memakai sarung tangan
7. Lepaskan plester dengan hati-hati
8. Melakukan pencabutan NGT dengan menggunakan pincet/ kassa
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN PEMASANGAN PISPOT/BADPAN
Langkah-langkah
Persiapan Klien
1. Menyambut Ibu dan yang menemani ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan
dan tujuannya
4. Menyiapkan posisi klien dorsal recumbent
Persiapan Lingkungan
5. Memasang skerem
Persiapan Petugas/ Bidan
6. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
7. Mencuci dan mengeringkan tangan
Prosedur
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN KATETERISASI/DOUWER KATETER
Langkah-langkah
Persiapan Klien
1. Menyambut Ibu dan yang menemani ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan
dan tujuannya
4. Menyiapkan posisi klien dorsal recumbent
5. Memasang selimut
Persiapan Lingkungan/ Ruangan
6. Mengatur pencahayaan/lampu sorot jika diperlukan
7. Memasang skerem
Persiapan Petugas/ Bidan
8. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
9. Mencuci dan mengeringkan tangan
Persiapan Alat
10. Memasang urine bag pada kateter
11. Isi Spuit 20 cc dengan aquades/ air DTT 10-15 cc
Prosedur
12. Memasang perlak dan pengalas
13. Mendekatkan alat
14. Memasang sarung tangan
15. Membersihkan vulva dengan kapas DTT
16. Mengolesi kateter dengan air DTT
17. Membuka labia minor dan memasukan kateter ke meatus uretra
sampai air kencing keluar ( 5-7,5 cm). Menganjurkan klien menarik
nafas dalam.
18. Mengisi balon kateter dengan cairan aquadest atau sejenisnya
dengan menggunakan spuit 10 cc.
Hati-hati saat pengisian balon kateter. Pastikan urine keluar terlebih
dahulu dan kateter sudah masuk 5-7,5 cm.
19. Fiksasi kateter dan urine bag agar dapat dipantau
20. Rapikan pasien dan alat, rendam dalam klorin.
21. Cuci tangan dan keringkan
22. Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya
PENUNTUN BELAJAR
PENCABUTAN KATETER//DOUWER KATETER
Langkah-langkah
Persiapan Klien
1. Menyambut Ibu dan yang menemani ibu
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan
dan tujuannya
4. Menyiapkan posisi klien dorsal recumbent
5. Memasang selimut
Persiapan Lingkungan/ Ruangan
6. Mengatur pencahayaan/lampu sorot jika diperlukan
7. Memasang skerem
Persiapan Petugas/ Bidan
8. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
9. Mencuci dan mengeringkan tangan
Prosedur
10. Memasang perlak dan pengalas
PENUNTUN BELAJAR
MENGATUR POSISI FOWLER DAN SEMI FOWLER
PENUNTUN BELAJAR
MENGATUR POSISI SIM
PENUNTUN BELAJAR
MENGATUR POSISI TRENDELENBURG
PENUNTUN BELAJAR
MENGATUR POSISI DORSAL RECUMBENT
PENUNTUN BELAJAR
MENGATUR POSISI LITOTOMI
PENUNTUN BELAJAR
MENGATUR POSISI GENU PEKTORAL/KNEE CHEST
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN TERAPI KOMPRES HANGAT
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN TERAPI KOMPRES DINGIN
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN PERAWATAN LUKA
LANGKAH/TUGAS KASUS
Persiapan alat:
Baki dan alasnya
a. Alat-alat steril :
1. Bak instrumen
2. Pinset 2 buah
3. Sarung tangan
4. Kapas lidi/ lidi wotten 2 buah
5. Kassa steril secukupnya
6. Deppers secukupnya
7. Kom kecil 2
b. Alat- alat tidak steril
8. Gunting
9. Plester
10. Bengkok
11. Kapas DTT/ Wash bensin / alkohol
12. Betadine / Obat luka yang diperlukan
13. Perlak dan alasnya
14. Cairan NaCl 0,9 %
15. Tempat sampah
16. Larutan Klorin 0,5% dalam tempatnya
Prosedur
1. Mengidentifikasi klien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan kepada klien tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan dan tujuannya
4. Menyiapkan posisi klien terlentang/sesuai kondisi klien
5. Memasang selimut
6. Memasang skerem
7. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
8. Mencuci dan mengeringkan tangan
9. Gunting plester secukupnya dan letakkan pada bagian tutup bak
instrumen
10. Mendekatkan alat
11. Membuka baju pasien pada bagian yang akan dilakukan tindakan
12. Mencuci tangan dan keringkan
13. Memasang perlak
14. Memakai sarung tangan
15. Mendekatkan bengkok
16. Membuka balutan lama dan bekas plester dibersihkan dengan
kapas DTT/ kapas alcohol/ wash bensin, buang pada tempatnya
17. Bersihkan luka dengan menggunakan pinset dan kassa steril yang
telah dibasahi dengan NaCl 0,9 %.
Lakukan satu arah dari atas ke bawah dan dari dalam keluar
Tekan perlahan bagian luka yang terbuka untuk mengeluarkan
pus/ nanah (jika ada)
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN PENGANGKATAN JAHITAN (HEACTING UP)
LANGKAH/TUGAS KASUS
Persiapan alat:
Baki dan alasnya
a. Alat-alat steril :
1. Bak instrumen
2. Pinset anatomi dan cirurgi @ 1 buah
3. Sarung tangan
4. Arteri klem
5. Gunting angkat jahitan
4. Kapas lidi/ lidi wotten 2 buah
5. Kassa steril secukupnya
6. Deppers secukupnya
7. Kom kecil 2
b. Alat- alat tidak steril
8. Gunting perban
9. Plester dan perban
10. Bengkok
11. Kapas DTT/ Wash bensin / alkohol
12. Betadine / Obat luka yang diperlukan
13. Perlak dan alasnya
14. Cairan NaCl 0,9 %
15. Tempat sampah
16. Larutan Klorin 0,5% dalam tempatnya
Prosedur
1. Mengidentifikasi klien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan kepada klien tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan dan tujuannya
4. Menyiapkan posisi klien terlentang/sesuai kondisi klien
5. Memasang selimut
6. Memasang skerem
7. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
8. Mencuci dan mengeringkan tangan
9. Gunting plester secukupnya dan letakkan pada bagian tutup bak
instrumen
10. Mendekatkan alat
11. Membuka baju pasien pada bagian yang akan dilakukan tindakan
12. Memasang perlak
13. Mendekatkan bengkok
14. Memakai sarung tangan
15. Membuka balutan lama dan bekas plester dibersihkan dengan
kapas DTT/ kapas alcohol/ wash bensin, buang pada tempatnya
16. Bersihkan luka dengan menggunakan pinset dan kassa steril yang
telah dibasahi dengan NaCl 0,9 %.
Lakukan satu arah dari atas ke bawah dan dari dalam keluar
Tekan perlahan bagian luka yang terbuka untuk mengeluarkan pus/
nanah (jika ada)
17. Lakukan beberapa kali sampai luka tampak bersih
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MULUT (PER ORAL)
Langkah-langkah
Persiapn Klien
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Memberitahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
Persiapan Lingkungan
4. Memasang skerem
Persiapan Petugas/ Bidan
5. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
6. Mencuci dan mengeringkan tangan
Prosedur
7. Baca obat, perhatikan obat, dosis, cara pemberian
8. Jelaskan pada klien cara meminum obat
9. Bantu pasien untuk meminumnya
10. - Apabila berupa obat tablet/kapsul dalam botol jangan sentuh
dengan tangan, tuangkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke
tempat obat
- Apabila berupa elixir: kocok obat dengan hati-hati kemudian
tuangkan ke dalam sendok takar sesuai dosis yang didinginkan
11. Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk
bubuk atau bantu dengan cairan
12. Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat
yang membutuhkan pengkajian
13. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian dan evaluasi respon
terhadap obat
14. Catat hasil pemberian obat :tanggal, jenis obat
15. Cuci tangan
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN OBAT MELALUI INTRAVENA
Langkah-langkah
Persiapan Kien
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Memberitahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
Persiapan Lingkungan/ Ruangan
4. Memasang skerem
Persiapan Petugas/ Bidan
5. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
6. Mencuci dan mengeringkan tangan
Prosedur
7. Mendekatkan alat
8. Cuci tangan
9. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju
lengan panjang, buka dan ke ataskan
10. Pasang perlak/pengalas dibawah vena yang akan dilakukan
penyuntikan
11. Pakai sarung tangan
12. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan
diberikan, yakinkan tidak ada udara dalam spuit, tempatkan dalam
bak steril
13.Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan
14. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada
bagian atas daerah yang akan dilakukan penyuntikan
15. Antisepsis pada daerah yang akan dilakukan suntikan dengan
kapas alcohol/ DTT
16. Ambil spuit yang berisi obat
17. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas
dengan memasukan ke pembuluh darah
18. Lakukan aspirasi, bila ada darah, lepaskan karet pembendung,
semprotkan obat perlahan-lahan hingga habis
19. Tarik spuit dengan cepat,tahan dengan kapas, jangan lakukan
masase karena akan menimbulkan iritasi
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN OBAT MELALUI INTRAMUSKULER
Langkah-langkah
Persiapan Klien
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Memberitahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
4. Mengatur posisi klien yang nyaman (sesuai dengan lokasi untuk
penyuntikan)
Persiapan Lingkungan/ Ruangan
5. Memasang skerem
Persiapan Petugas/ Bidan
6. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
7. Mencuci dan mengeringkan tangan
Prosedur
8. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan
9. Pasang perlak dan alasnya
10.. Mendekatkan alat
11. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang akan
diberikan. Jika obat dalam sediaan bubuk, larutkan dengan
aquabidest. Siapkan pada bak instrument.
13. Antisepsis pada daerah yang akan dilakukan suntikan dengan
kapas alkohol/ DTT
14. Lakukan penyuntikkan dengan lubang jarum menghadap ke
atas:
Pada daerah paha (vastus laterales) dengan cara meminta
klien berbaring terlentang dengan lutut sedikit fleksi
Pada ventrogluteal dengan cara meminta klien berbaring
miring, telungkup atau telentang dengan lutut dan
panggul pada sisi yang akan disuntik dalam keadaan
fleksi
Pada dorsogluteal dengan cara meminta klien telungkup
dengan lutut diputar ke arah dalam atau miring dengan
lutut bagian atas dan pinggul pada sisi yang akan
disuntik dalam keadaan fleksi dan diletakkan di depan
tungkai bawah
Pada deltoid dengan meminta klien untuk duduk atau
berbaring mendatar dengan lengan atas fleksi
15. Minta klien untuk tenang/ rileks dengan menarik nafas saat akan
dilakukan penyuntikan
16. Lakukan aspirasi, jika tidak ada darah masukkan obat hingga
habis dengan posisi jarum tegak lurus (membentuk sudut 90º
dengan permukaan kulit)
17. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol/DTT beberapa
saat.
18. Masukkan sampah kedalam bengkok dan buang ke dalam tempat
sampah yang sesuai (tempat sampah tajam)
19. Cuci tangan, keringkan dan catat.
Nilai skill = jumlah skor prosedur/ 57 x 100
Keterangan :
- Point yang dicetak bold/ ditebalkan merupakan kritikal point, jika nilai 1 atau
tidak benar dilakukan, mahasiswa remedial
- Pont yang di cetak miring merupakan soft skill
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUBKUTAN
Langkah-langkah
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Memberitahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
Persiapan Lingkungan/ Ruangan
4. Memasang skerem
Persiapan Petugas/ Bidan
5. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
6. Mencuci dan mengeringkan tangan
Prosedur
7. Mendekatkan alat
9. Pasang perlak dan alasnya
10. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan
11. Ambil obat dalam tempatnya sesuai dengan dosis yang
akan diberikan. Siapkan pada bak instrument.
12. Antisepsis pada daerah yang akan dilakukan suntikan
dengan kapas alcohol/ DTT
13. Tegangkan dengan tangan kiri, daerah yang akan disuntik
14 Lakukan penusukan pada lubang jarum menghadap ke atas
membentuk sudut 45º terhadap permukaan kulit
15. Lakukan aspirasi. Bila tidak ada darah masukkan obat
hingga habis
16. Minta klien untuk rileks dan menarik nafas saat akan
penyuntikan
17. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol/DTT.
18. Bilas 3 kali spuit yang telah digunakan dengan larutan klorin
0,5% kemudian air DTT
19. Masukkan sampah kedalam bengkok dan buang ke dalam
tempat sampah yang sesuai.
20. Cuci tangan, keringkan.
21. Catat tindakan dan respon pasien
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN OBAT MELALUI INTRAKUTAN
Langkah-langkah
Persiapan Klien
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Memberitahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
4. Mengatur posisi klien sesuai dengan lokasi penyuntikan
Persiapan Lingkungan/ Ruangan
5. Memasang skerem
Persiapan Petugas/ Bidan
6. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
7. Mencuci dan mengeringkan tangan
Prosedur
8. Mendekatkan alat
9. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju
lengan panjang, buka dan ke ataskan
10. Pakai sarung tangan
11. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan
aquabidest (cairan pelarut)
12. Ambil 0.5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc, dan
siapkan pada bak injeksi
13.Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri
14. Antisepsis pada daerah yang akan dilakukan suntikan dengan
kapas alcohol/ DTT
15. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas
dengan sudut 15-20 derajat dengan permukaan kulit
17. Minta klien untuk rileks dan menarik nafas saat akan
penyuntikan
18. Semprotkan obat hingga terjadi gelembung putih pada kulit
19. Tarik spuit dan tidak boleh melakukan masase
20. Rapikan pasien dan alat, rendam dalam klorin, cuci tangan
21. Dokumentasikan hasil asuhan
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN OBAT MELALUI ANUS (PER REKTAL)
Langkah-langkah
Persiapan Klien
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Memberitahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
6. Anjurkan klien untuk melepaskan pakaian dalamnya, jaga
privasinya
7. Posisikan klien dalam posisi sims / tidur miring kiri
Persiapan Lingkungan
8. Memasang skerem
Persiapan Petugas/ Bidan
9. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
10. Mencuci dan mengeringkan tangan
Prosedur
11. Mendekatkan alat
12. Pasang alas bokong
13. Buka supositoria dari bungkusnya
14. Memasang sarung tangan
15. Bersihkan jika bagian anus klien kotor dengan kapas DTT
16. Olesi ujung obat dengan pelicin/ jelly
17. Ambil supositoria dan masukkan ke dalam anus, spingter
Interna dan mengenai dinding rectum dengan perlahan-
lahan (± 10 cm pada orang dewasa dan ± 5 cm pada
bayi/anak). Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam
18. Rapikan pasien dan alat, rendam dalam klorin, cuci tangan
dan catat
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN OBAT MELALUI VAGINA (PER VAGINAM)
Langkah-langkah
Persiapan Klien
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Memberitahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
4. Memasang selimut
Persiapan Lingkungan/ Ruangan
5. Memasang skerem/ sampiran
Persiapan Petugas/ Bidan
7. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
8. Mencuci dan mengeringkan tangan
9. Buka supositoria dari bungkusnya
Prosedur
10. Mendekatkan alat
11. Anjurkan klien untuk melepaskan pakaian dalamnya, jaga
privasinya
12. Posisikan klien dalam posisi litotomi / dorsal recumbent
13. Pasang alas bokong
14. Dekatkan bengkok
15. Memasang sarung tangan
16. Melakukan vulva hygiene
17. Ambil supositoria dan masukkan ke dalam vagina, anjurkan
pasien untuk nafas dalam
18. Masukkan suppositoria sesuai dengan daerah yang dituju
(Forniks posterior)
19. Rapikan pasien dan alat, rendam dalam klorin, cuci tangan
dan catat
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN OBAT MELALUI KULIT
Prosedur
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Memberitahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
4. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
5. Mencuci dan mengeringkan tangan
6. Memasang perlak dan pengalas di bawah daerah yang akan
dilakukan tindakan
7. Memasang sarung tangan
8. Membersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat
(apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis.
9. Berikan obat yang sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian,
seperti mengoleskan atau mengompres.
10.Tutup dengan kasa atau balutan pada daerah yang diobati jika
perlu.
11. Rapikan alat, rendam dilarutan klorin dan cuci tangan
12. Dokumentasikan hasil asuhan (Tanggal, waktu, dosis, nama
obat, reaksi obat)
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA
Prosedur
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Memberitahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
4. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
5. Mencuci dan mengeringkan tangan
6. Memasang perlak dan pengalas di bawah kepala
7. Mengatur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan
posisi petugas di camping kanan.
8. Memasang sarung tangan.
9. Membersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas
basah DTT dari sudut mata ke arah hidung, apabila sangat kotor
basuh dengan air hangat.
10.Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah
dengan ibu jari dan bagian atas tulang orbita dengan jari telunjuk.
11. Teteskan obat mata di atas sakus konjungtiva apabila
menggunakan obat tetes mata. Setelah tetesan selesai sesuai
dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata dengan
perlahan-lahan.
12. Apabila obat mata jenis salep yang digunakan, pegang aplikator
salep di atas pinggir kelopak mata kemudian pencet tube
sehingga obat keluar. Lalu berikan obat pada kelopak mata
bawah. Setelah selesai, anjurkan pasien untuk melihat ke bawah.
Secara bergantian, berikan obat pada kelopak mata atas,
kemudian biarkan pasien untuk memejamkan mata dengan
menggerakkan kelopak mata.
13. Tutup mata dengan kasa bila perlu.
12. Rapikan alat, rendam dilarutan klorin dan cuci tangan
12. Dokumentasikan hasil asuhan (Tanggal, waktu, dosis, nama
obat, reaksi obat)
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN OBAT MELALUI TELINGA
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan
1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak sesuai
urutan (apabila harus berurutan)
2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu
3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri
N / : Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi ini
A
LANGKAH KERJA/ KEGIATAN KASUS
Persiapan alat dan bahan:
1. Baki dan alasnya
2. Daftar buku obat/catatan/jadwal pemberian obat
3. Obat dalam tempatnya
4. Penetes
5. Spekulum telinga
6. Pinset anatomi dalam tempatnya
7. Plester
8. Kain kassa
9. Kertas tissue
10 Balutan kassa
11. Perlak dan alasnya
12. Lidi wotten / kapas lidi
Prosedur
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Memberitahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
5. Mengatur pencahayaan/lampu sorot jika diperlukan
6. Memasang skerem
7. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
8. Mencuci dan mengeringkan tangan
9. Memasang perlak dan pengalas di bawah kepala klien
10. Memasang sarung tangan
11. Atur posisi pasien dengan kepala miring kiri atau miring kanan,
sesuai dengan daerah yang akan diobati, usahakan agar lubang
telinga pasien ke atas
12. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke
atas/ke belakang(pada orang dewasa) dan Ke bawah pada
(anak-anak)
13.Apabila obat berupa tetes, maka teteskan obat pada dinding
saluran untuk mencegah terhalang oleh sisa gelembung udara
dengan jumlah tetesan sesuai dosis
14.Apabila berupa salep gunakan kapas lidi dan oleskan salep
kemudian masukan/oleskan pada lubang telinga
15. Pertahankan posisi kepala 2-3 menit
16. Tutup kepala dengan pembalut dan plester jika perlu
17. Rapikan alat, rendam dilarutan klorin dan cuci tangan
18. Dokumentasikan hasil asuhan (Tanggal, waktu, dosis, nama
obat, reaksi obat)
PENUNTUN BELAJAR
MEMBERIKAN OBAT MELALUI HIDUNG
11 lidi kapas
12. Sarung tangan
13. Bak instrumen
14. Lampu sorot jika diperlukan
15. Tempat sampah
16. Larutan Klorin 0,5% dalam tempatnya
Langkah-langkah
Persiapan Klien
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Memberitahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
4. Atur posisi pasien dengan cara:
a. Duduk di kursi dengan kepala menengadah ke belakang
b. Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur
c. Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan kepala tengadah
ke belakang
Persiapan Lingkungan
5. Mengatur pencahayaan/lampu sorot jika diperlukan
6. Memasang skerem
Persiapan Petugas/ Bidan
7. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
8. Mencuci dan mengeringkan tangan
Prosedur
9. Mendekatkan alat
10. Memakai sarung tangan
11.Apabila obat berupa tetes, maka teteskan obat pada tiap lubang
hidung dengan jumlah tetesan sesuai dosis
12.Apabila berupa salep gunakan kapas lidi dan oleskan salep
kemudian masukan/oleskan pada lubang hidung
13. Pertahankan posisi kepla 5 menit
14. Rapikan alat, rendam dilarutan klorin dan cuci tangan
15. Dokumentasikan hasil asuhan (Tanggal, waktu, dosis, nama
obat, reaksi obat)
PENUNTUN BELAJAR
MENGAMBIL URIN PADA WANITA UNTUK BAHAN PEMERIKSAAN
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Mempersiapkan alat dan bahan meliputi :
Baki dan alasnya
Kom berisi kapas DTT
Waslap dan sabun mandi
Pispot dua buah
Botol urin yang sudah diberi label atau etiket
Surat pemeriksaan laboratorium
Sarung tangan bersih
Perlak dan alasnya
Bengkok
Waskom berisi lar.klorin 0,5%
Sampiran
PROSEDUR
2. Mengidentifikasi dan menyambut klien
3. Memperkenalkan diri
3. Memberitahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
4. Menganjurkan pasien untuk membuka pakaian bawah dan menutupinya
dengan selimut
5. Menggunakan sarung tangan bersih
6. Memasang perlak di bawah bokong pasien
7. Membersihkan daerah genitalia dengan waslap dan sabun, kemudian
keringkan
8. Memasang pispot di bawah bokong/glutea
9. Meletakkan bengkok dekat glutea
10. Membersihkan daerah genitalia eksterna dengan kapas DTT
11. Menganjurkan pasien berkemih sedikit dan tampung dalam pispot,
kemudian ganti pada pispot yang lain.
12. Membersihkan daerah genitalia dengan waslap dan sabun, lalu keringkan.
13. Tuangkan urin ke dalam botol urin yang sudah diberi label.
14. Lepaskan sarung tangan dan celupkan dalam rendam dalam larutan klorin
0,5%
15. Mencuci tangan dan keringkan
16. Mencatat waktu pelaksanaan pengambilan dan keadaan urin.
17. Mengirimkan urin selambat-lambatnya 15 menit setelah pengambilan.
PENUNTUN BELAJAR
MENGAMBIL URIN PADA PASIEN YANG MEMAKAI KATETER
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Mempersiapkan alat dan bahan meliputi :
Baki dan alasnya
Bak instrumen berisi kasa steril
Spuit disposible 20 cc steril
Klem
Betadin 3%
Botol urin yang sudah diberi label atau etiket
Surat pemeriksaan laboratorium
Sarung tangan bersih
Perlak dan alasnya
Bengkok
Waskom berisi lar.klorin 0,5%
Sampiran
PROSEDUR
2. Mengidentifikasi dan menyambut klien
3. Memperkenalkan diri
3. Memberitahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
4. Menutupi tubuh bagian bawah dengan selimut
5. Menggunakan sarung tangan bersih
6. Melakukan desinfeksi bagian proksimal kateter dengan Betadin 3%
7. Menggunakan spuit steril untuk mengisap urin melalui ujung kateter.
8. Menuangkan urin ke dalam botol urin steril
9. Memasukkan spuit ke dalam bengkok atau langsung membilas spuit 3 kali
dengan lar.klorin dan dibuang ke tempat sampah yang sesuai.
10. Tuangkan urin ke dalam botol urin yang sudah diberi label.
11. Lepaskan sarung tangan dan celupkan dalam rendam dalam larutan klorin
0,5%
12. Mencuci tangan dan keringkan
13. Mencatat waktu pelaksanaan pengambilan dan keadaan urin.
PENUNTUN BELAJAR
MENGAMBIL FESES UNTUK BAHAN PEMERIKSAAN
LANGKAH/TUGAS KASUS
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Mempersiapkan alat dan bahan meliputi :
Tempat penampung atau botol penampung beserta penutupnya
Dua batang lidi kapas sebagai alat untuk mengambil feses/ spatel steril
Bengkok
Waskom berisi lar.klorin 0,5%
PROSEDUR
2. Mengidentifikasi dan menyambut klien
3. Memperkenalkan diri
3. Memberitahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
4. Menganjurkan pasien utnuk BAB lalu ambil feses melalui lidi kapas yang
telah dikeluarkan. Setelah selesai, anjurkan untuk membersihkan daerah
sekitar anus, atau tampung bahan dengan menggunakan spatel steril.
6.Memasukkan bahan pemeriksaan ke dalam botol yang telah
disediakan/temapatkan feses dalam wadah steril dan ditutup.
Feses jangan dicampur dengan urin.
Jangan diberi barium atau minyak mineral yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri.
6. Berikan label nama pasien dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan pada
botol penampung.
7. Mencuci tangan dan keringkan
PENUNTUN BELAJAR
MENGAMBIL DARAH UNTUK BAHAN PEMERIKSAAN
Prosedur
1. Mengidentifikasi dan menyambut klien
2. Memperkenalkan diri
3. Memberi tahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
4. Memasang skerem
5. Melepaskan jam tangan dan perhiasan
6. Mencuci dan mengeringkan tangan
7. Mendekatkan alat
8. Memasang perlak dan pengalas di bawah lengan
9. Memakai sarung tangan
10. Memasang torniquet di atas siku, pastikan pembuluh darah
vena teraba/terlihat.
11. Membersihkan daerah yang akan ditusuk dengan kapas
DTT/ kapas alcohol.
12. Minta klien untuk rileks dan menarik nafas saat akan
dilakukan pengambilan darah
13. Menusukan jarum pada vena membentuk sudut 30 0
14. Aspirasi dengan lembut dan mengecek apakah jarum
sudah masuk ke dalam vena bila sudah tepat, lepaskan
torniquet
15. Mengambil darah sesuai kebutuhan
16. Mencabut jarum dari spuit dan mendorong dengan lembut
pada sisi tabung
17. Tutup bekas luka tusukan jarum dengan kapas/kassa dan
plester (jika perlu)
18. Memberi label pada tabung/ spuit
19. Menempatkan tabung ke rak
20. Rapikan pasien dan alat, rendam dalam klorin, cuci tangan
dan catat
Nilai skill = …………/60 X 100
Keterangan :
- Point yang dicetak bold/ ditebalkan merupakan kritikal point, jika nilai 1 atau
tidak benar dilakukan, mahasiswa tidak lulus
- Pont yang di cetak miring merupakan soft skill
PENUNTUN BELAJAR
MENGAMBIL SPUTUM UNTUK BAHAN PEMERIKSAAN
LANGKAH/TUGAS KASUS
2. Mengidentifikasi dan menyambut klien
3. Memperkenalkan diri
3. Memberitahu klien tentang prosedur dan tujuan tindakan
4. Memberi etiket/label pada botol penampung sputum
5. Menganjurkan pasien untuk membantukkan dahak ke dalam botol
penampung sputum lebih kurang 5 cc, kemudian tutup.
6. Apabila kultur untuk pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA), ikuti instruksi
yang ada pada botol penampung. Biasanya diperlukan 5-10 cc sputum yang
dilakukan secara 3 hari berturut-turut.
7. Mencuci tangan dan keringkan
PENUNTUN BELAJAR
MENDAMPINGI PASIEN DALAM KEADAAN TERMINAL
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Mempersiapkan alat dan bahan meliputi :
Baki dan alasnya
Tensimeter
Stetoskop
Jam dengan penghitung detik
Lampu senter
Deppers
Kom berisi air DTT
Sarung tangan bersih
Bengkok
Sampiran
PROSEDUR
2. Mencuci tangan dan keringkan
3. Menggunakan sarung tangan
3. Menjelaskan pada keluarga pasien tentang semua prosedur yang
akan dilakukan.
4. Membasahi bibir pasien yang kering dengan menggunakan deppers yang
dibasahi air DTT.
6. Mengeringkan keringat pasien, kalau perlu ganti pakaian pasien.
6. Melakukan observasi cairan, oksigen, dan berikan obat-obatan sesuai dengan
indikasi.
7. Menganjurkan keluarga untuk berdoa, meminta kehadiran rohaniawan, dan
membimbing untuk berdoa.
8. Melepaskan sarung tangan
9. Mencuci tangan dan mengeringkan dengan handuk bersih dan kering
10. Mencatat hasil observasi pasien
PENUNTUN BELAJAR
MELAKUKAN PERAWATAN JENAZAH
LANGKAH/TUGAS KASUS
1. Mempersiapkan alat dan bahan meliputi :
Baki dan alasnya
Kom berisi kapas kering
Kom berisi kapas alkohol
Kain kasa/perban untuk pengikat
Sarung tangan bersih
Gunting
Perlak dan alas
Bengkok
Waskom berisi lar.Klorin 0,5 %
Kain panjang/penutup jenazah
Kartu identitas jenazah
Formulir jenazah/surat kematian
PROSEDUR
2. Mencuci tangan dan keringkan
3. Menggunakan sarung tangan
3. Menjelaskan pada keluarga pasien tentang semua prosedur yang
akan dilakukan.
4. Menempatkan dan mengatur jenazah pada posisi anatomis.
7. Menyingkirkan selimut penutup jenazah
6. Melepaskan semua alat kesehatan (seperti infus, slang oksigen, dll)
7. Membersihkan tubuh dari kototran dan noda.
8. Menempatkan kedua tangan jenazah di atas abdomen dan mengikat
pergelangannya (bergantung pada kepercayaan dan agama).
9. Menempatkan satu bantal di bawah kepala.
10. Menutup kelopak mata, jika tidak ada tutup, bisa dengan kapas basah.
11. Mengatupkan rahang dan mulut, kemudian ikat dan letakkan gulungan
handuk di bawah dagu.
12. Meletakkan perlak dan alas di bawah glutea.
13. Mencatat semua milik pasien dan berikan kepada keluarga.
14. Memberi kartu atau tanda pengenal.
15. Membungkus/menutup jenazah dengan kain panjang.
16. Melepaskan sarung tangan dan merendam dalam larutan klorin.
17. Mencuci tangan dan mengeringkan
18. Mencatat dan mengisi formulir jenazah/surat kematian.
NAMA :................................................................................
NIM :................................................................................
........................,.....
Pembimbing Praktik Klinik Mahasiswa
................................. .............................
............................................
1
2
3
4
5
d. Melakukan anamnesa
NO TANGGAL KASUS TTD
NAMA/NO.CM DIAGNOSA PRESEPTOR
1
2
3
4
5
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
22
23
24
25
10
5
6
7
8
9
10
e. Melepas infus
NO TANGGAL KASUS TTD
NAMA/NO.CM DIAGNOSA PRESEPTOR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
4
5
1
2
1
2
Bandung, ............................
Koordinator Mata Kuliah Pembimbing Praktik
............................................. ...............................................