Disusun oleh :
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................3
C. Tujuan.....................................................................................................3
D. Manfaat...................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Literature Review...................................................................................5
B. Implementasi untuk Praktek Pengajaran (Implications for Practice
and Teaching Strategi............................................................................18
C. Implementasi Hasil Penelitian................................................................32
D. Manajemen Kebidanan...........................................................................32
BAB III TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus...................................................................................................34
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian..............................................................................................43
B. Interprestasi Data....................................................................................45
C. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial dan Antisipasi.......................45
D. Identifikasi Tindakan Segera..................................................................45
E. Rencana Tindakan..................................................................................46
F. Implementasi..........................................................................................46
G. Evaluasi..................................................................................................46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................48
B. Saran.......................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian ibu dan perinatal hampir seluruhnya terjadi pada ibu hamil
dengan risiko tinggi yang disertai komplikasi atau keadaan kegawatdaruratan.
Adapun komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan karena perdarahan
salah satunya yaitu plasenta previa (Maryunani, 2016).
Kejadian kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah
kesehatan yang sangat penting yang dihadapi di Negara-negara berkembang.
Berdasarkan data jumlah kematian ibu di Indonesia yang dihimpun dari
pencatatan Program Kesehatan Keluarga di kementerian kesehatan pada tahun
2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukkan
peningkatan dibanding tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. Berdasarkan
penyebab, sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh
perdarahan sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110
kasus, dan gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus
(Kemenkes,2021).
Dalam peningkatan angka kematian ibu di Indonesia, provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2020 menyumbang sebanyak 530 kasus kematian,
dimana mengalami peningkatan dibandingkan jumlah kasus kematian ibu
tahun 2019 yang sebanyak 416 kasus. Dengan demikian Angka kematian
ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami peningkatan dari 98,6 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2020 menjadi 76,93 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2019 . Sedangkan jumlah kematian ibu di kabupaten Boyolali
tahun 2020 sebanyak 17 kasus (Dinkes Jateng, 2020).
Untuk kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan khususnya
akibat plasenta previa menurut WHO dilaporkan berkisar 15% sampai 20%
kematian ibu dan insidennya adalah 0,8% sampai 1,2% untuk setiap kelahiran.
Di Negara- negara berkembang berkisar antara 1% sampai 2,4% dan di negara
maju lebih rendah yaitu kurang dari 1%. Angka kejadian pada beberapa rumah
sakit umum pemerintah di Indonesia dilaporkan bahwa insiden plasenta previa
berkisar antara 1,7% sampai 2,9% (Maesaroh, 2016).
1
2
Usia Kehamilan 35+4 Minggu hari dengan Plasenta Previa di RSUD Simo
Boyolali” dengan menggunakan asuhan kebidanan SOAP.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana asuhan
kebidanan kegawatdaruratan maternal pada Ny. D Usia 19 tahun G1P0A0
Usia Kehamilan 35+4 Minggu dengan Plasenta Previa di RSUD Simo
Boyolali?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melaksanakan asuhan kebidanan Bagaimana asuhan kebidanan
kegawatdaruratan maternal pada Ny. D Usia 19 tahun G1P0A0 Usia
Kehamilan 35+4 Minggu dengan Plasenta Previa di RSUD Simo Boyolali
menggunakan pendekatan menejemen kebidanan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian terhadap Ny. D Usia 19 tahun G1P0A0
Usia Kehamilan 35+4 Minggu dengan Plasenta Previa di RSUD Simo
Boyolali secara lengkap dan sistematis.
b. Melakukan interpretasi data yang meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada Ny. D Usia 19 tahun G1P0A0 Usia
Kehamilan 35+4 Minggu dengan Plasenta Previa di RSUD Simo
Boyolali.
c. Menentukan diagnosa potensial pada Ny. D Usia 19 tahun G1P0A0
Usia Kehamilan 35+4 Minggu dengan Plasenta Previa di RSUD Simo
Boyolali.
d. Melaksanakan antisipasi atau kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera pada Ny. D Usia 19 tahun G1P0A0 Usia
Kehamilan 35+4 Minggu dengan Plasenta Previa di RSUD Simo
Boyolali.
e. Merencanakan asuhan kebidanan menyeluruh pada Ny. D Usia 19
tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 35+4 Minggu dengan Plasenta Previa
di RSUD Simo Boyolali
4
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Asuhan kebidanan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,
pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan asuhan
kebidanan kegawatgaruratan pada ibu hamil.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan kebidanan
kegawatdaruratan maternal serta referensi bagi mahasiswa dalam
memahami pelaksanaan Asuhan Kebidanan kegawatdaruratan
maternal.
b. Bagi Penulis
Dapat mempraktekkan teori yang didapat secara langsung di
lapangan dalam memberikan asuhan kebidanan kegawatdaruratan
maternal dengan menerapkan evidence based dan dapat
mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses
perkuliahan serta mampu memberikan asuhan kebidanan secara
berkesinambungan yang bermutu dan berkualitas.
c. Bagi Lahan Praktik
Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu
pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan
sesuai standar pelayanan minimal sebagai sumber data.
d. Bagi Klien Klien
Mendapatkan asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal yang
sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan sesuai kebutuhan
klien, sehingga apabila terdapat komplikasi dapat terdeteksi sedini
mungkin.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Literature Review
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung
dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
kehamilan adalah bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau
diluar Rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta
melalui jalan lahir.
Definisi dari masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Saifuddin, 2002).
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280
hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu)
(Prawirohardjo, 1999). Pembagian kehamilan dibagi dalam 3
trimester : trimester I, dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan (0-
12minggu); trimester II, dimulai dari bulan keempat sampai enam
bulan (13-28minggu); trimester III dari bulan tujuh sampai Sembilan
bulan (29-42minggu).
b. Asuhan kebidanan pada kehamilan
1) Pengertian
Asuhan antenatal merupakan asuhan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya. Hal ini
bertujuan untuk melihat serta memeriksa keadaan ibu dan janin
yang dilakukan secara berkala. Setiap hasil pemeriksaan diikuti
dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan
selama kehamilan. Pengawasan sebelum persalinan terutama
5
6
berat badan(kg)
IMT =
tinggi badan ( m ) x tinggi badan(m)
Tabel 2.1
Batas Ambang IMT untuk Indonesia
(Astuti, 2017)
8
Tabel 2. 1
Rekomendasi Kisaran Kenaikan Berat Badan Total untuk ibu hamil
Berdasarkan IMT sebelum hamil.
Berat janin = (Tinggi fundus uteri – 12) x 155, bila kepala janin
sudah memasuki pintu atas panggul / H II
Berat janin = (Tinggi fundus uteri – 11) x 155, bila kepala janin
sudah melawati H III
Sebelum dilakukan pemeriksaan, terlebih dahulu dilakukan
pengosongan kandung kemih. Bila ketuban sudah pecah
ditambah 10% dan tinggi fundus diukur dalam sentimeter
(Rusdy et al., 2014).
5) Penentuan letak janin ( presentasi janin) dan perhitungan denyut
jantung janin.
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau
kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak
atau ada masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120
kali/ menit atau lebih dari 160 kali/ menit menunjukkan ada
tanda gawat janin, segera rujuk.
6) Penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Diberikan oleh petugas bila diperlukan mendapatkan suntikan
tetanus toksoid sesuai anjuran petugas kesehatan untuk
mencegah terjadinya tetanus pada ibu dan bayi.
Tabel 2. 4
Jadwal Imunisasi TT
Imunisasi TT Selang Waktu Lama
Minimal Perlindungan
TT 1 Langkah awal
pembentukan
kekebalan tubuh
terhadap penyakit
tetanus.
TT 2 I bulan setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 >25 tahun
11
2. Plasenta Previa
a. Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi di atas
atau mendekati ostium serviks interna (Kemenkes, 2013). Plasenta
previa merupakan kelainan posisi plasenta yang berada di
segmen bawah uterus, baik posterior maupun anteroir,
sehingga perkembangan plasenta yang sem-purna menutupi os
serviks (Varney, 2007).
b. Faktor Predisposisi
1) Kehamilan dengan ibu berusia lanjut.
2) Multiparitas
3) Riwayat seksio sesarea sebelumnya.
c. Patofisiologi
Perdarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan
20 minggu saat segmen bawah rahim telah terbentuk dan mulai
membesar serta menipis. Umumnya terjadi pada trimester ketiga
karena segmen bawah rahim lebih banyak mengalami perubahan.
Pelebaran segmen bawah rahim dan pembukaan serviks
menyebabkan sinus robek karena lepasnya plasenta dari dinding
uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
Perdarahan tak dapat dihindarkan karena ketidakmampuan serabut
otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti letak plasenta
normal. (Sujiyatini, dkk., 2009).
d. Diagnosis
1) Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan >22 minggu.
2) Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia
3) Syok
4) Tidak ada kontraksi uterus
16
f. Clinical Pathway
a. Kebutuhan Oksigen
Pada kehamilan terjadi perubahan pada sistem respirasi untuk dapat
memenuhi kebutuhan O2, di samping itu terjadi desakan diafragma
karena dorongan rahim yang membesar. Sebagai kompensasi
terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu
hamil akan bernafas lebih dalam. Hal ini akan berhubungan dengan
meningkatnya aktifitas paru-paru oleh karena selain untuk
mencukupi kebutuhan O2 ibu, juga harus mencukupi kebutuhan O2
janin. Ibu hamil kadang–kadang merasakan sakit kepala, pusing
ketika berada di keramaian misalnya di pasar, hal ini disebabkan
karena kekurangan O2. Untuk menghindari kejadian tersebut
hendaknya ibu hamil menghindari tempat kerumunan banyak orang.
Untuk memenuhi kecukupan O2 yang meningkat, supaya melakukan
jalan–jalan dipagi hari, duduk– duduk di bawah pohon yang rindang,
berada di ruang yang ventilasinya cukup.
b. Kebutuhan Nutrisi
Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa hamil,
banyak diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari pada
sebelum hamil. Pada ibu hamil akan mengalami BB bertambah,
penambahan BB bisa diukur dari IMT (Indeks Masa Tubuh) / BMI
(Body Mass Index) sebelum hamil. Kenaikan BB yang berlebihan
atau BB turun setelah kehamilan triwulan kedua harus menjadi
perhatian, besar kemungkinan ada hal yang tidak wajar sehingga
sangat penting untuk segera memeriksakan ke dokter.
c. Personal Hygiene
Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan
yang kotor banyak mengandung kuman. Pada ibu hamil karena
bertambahnya aktifitas metabolisme tubuh maka ibu hamil
20
1) Mandi
Pada ibu hamil baik mandi siram pakai gayung, mandi pancuran
dengan shower atau mandi berendam tidak dilarang. Pada umur
kehamilan trimester III sebaiknya tidak mandi rendam karena
ibu hamil dengan perut besar akan kesulitan untuk keluar dari
bak mandi rendam. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan
kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genitalia) dengan cara
dibersihkan dan dikeringkan. Pada saat mandi supaya berhati–
hati jangan sampai terpeleset, kalau perlu pintu tidak usah
dikunci, dapat digantungkan tulisan”ISI” pada pintu. Air yang
digunakan mandi sebaiknya tidak terlalu panas dan tidak terlalu
dingin.
2) Perawatan vulva dan vagina
Ibu hamil supaya selalu membersihkan vulva dan vagina setiap
mandi, setelah BAB / BAK, cara membersihkan dari depan ke
belakang kemudian dikeringkan dengan handuk kering. Pakaian
dalam dari katun yang menyerap keringat, jaga vulva dan vagina
selalu dalam keadaan kering, hindari keadaan lembab pada
vulva dan vagina Penyemprotan vagina (douching) harus
dihindari selama kehamilan karena akan mengganggu
mekanisme pertahanan vagina yang normal, dan penyemprotan
vagina yang kuat (dengan memakai alat semprot) ke dalam
vagina dapat menyebabkan emboli udara atau emboli air.
Penyemprotan pada saat membersihkan alat kelamin ketika
sehabis BAK/BAB diperbolehkan tetapi hanya membersihkan
vulva tidak boleh menyemprot sampai ke dalam
vagina.Deodorant vagina tidak dianjurkan karena dapat
menimbulkan dermatitis alergika.Apabila mengalami infeksi
21
rahim dan otot-otot dinding perut pada saat anda berada dalam
air. Berenang tidak saja memperkuat jantung dan system
peredaran darah, tetapi juga melatih otot serta menjaga bentuk
tubuh agar tetap padat dan kuat. Berenang pada ibu hamil tidak
boleh dilakukan di laut atau di tempat yang aliran airnya terlalu
deras.
2) Berjalan kaki
Berjalan kaki merupakan latihan olah tubuh yang paling
sederhana dan aman bagi hamil, dapat dilakukan dengan mudah,
tanpa dibatasi waktu, dapat dilakukan setiap hari. Sebaiknya,
berjalan dimulai dengan langkah yang lambat, secara perlahan-
lahan lalu dipercepat, lalu kembali diperlambat lagi sebelum
akhirnya berhenti.Bila ibu merasakan ayunan kaki terlalu cepat
dan napas terasa sesak, maka sebaiknya langkah kaki
diperlambat. Berjalan kaki baik dilakukan pada pagi hari di
tempat yang udaranya segar, misalnya di sekitar persawahan,
taman, atau kebun.
3) Yoga
Bagi kebanyakan ibu hamil, yoga adalah bentuk latihan olah
tubuh yang paling baik karena yoga tidak hanya melatih otot
tubuh, tapi juga membantu memahami cara kerja tubuh. Latihan
pernapasan adalah unsur yang terpenting dalam melakukan
yoga. Kemampuan untuk melakukan pernapasan dengan baik
sangat menguntungkan bagi ibu.Ketika ibu sedang berusaha
mengendalikan kontraksi rahim dan rasa sakit yang timbul maka
kombinasi pernapasan dalam yang terkontrol dan napas pendek
dengan cepat yang biasa ibu lakukan saat beryoga akan sangat
membantu.Ada dua prinsip dasar dalam berolahraga ini, yaitu
meditasi dan asana (sikap dasar tubuh). Asana dirancang untuk
melatih berbagai daerah tubuh dengan gerakan yang lambat dan
terkendali. Jika dilakukan secara teratur, maka tubuh akan
lentur.Dengan berlatih dan menguasai asana tersebut, ibu akan
memperoleh pengendalian dan kesadaran tubuh yang lebih baik
27
sekitar terutama dari orang terdekat yaitu bapak dari bayi yang
dikandungnya. Maka perlu dukungan orang terdekat untuk
memperoleh rasa aman dang nyaman. Misalnya perasaan nyeri di
pinggang pada saat hamil tua, respon ibu hamil terhadap nyeri bisa
berbeda – beda, apabila ibu hamil tersebut cukup mendapat
dukungan dari orang sekitar maka mungkin tidak terlalu merasakan
nyeri, tapi sebaliknya jika ibu hamil tidak mendapat dukungan dari
orang terdekat maka nyeri akan dirasakan sangat mengganggu.
Untuk memperoleh rasa aman dan nyaman ini dapat dilakukan
relaksasi atau dukungan dari orang terdekat. Rasa nyaman saat hamil
dapat dirasakan jika ibu hamil dengan posisi duduk, berdiri dan
berjalan dengan benar, melatih relaksasi sehingga dapat mengurangi
nyeri pada pinggang dan perasaan serta pikiran yang tenang.
d. Persiapan Sibling.
Kehadiran seorang adik baru dalam rumah dapat menyebabkan
perasaan cemburu dan merasa adik adalah saingannya (rival sibling).
Untuk mencegah itu semua maka sejak hamil calon kakak harus
sudah disiapkan dengan baik untuk menyambut kelahiran adiknya.
Respon sibling dapat dipengaruhi oleh persiapan menghadapi
datangnya adik, sikap orangtua, umur, lama waktu berpisah dengan
orangtua, peraturan kunjungan rumah sakit dan perhatian selama
berpisah dengan ibunya. Anak umur lebih dari 3 tahun sudah dapat
diajak komunikasi untuk disiapkan menerima adiknya. Orangtua
yaitu ibu dan ayah mempunyai tugas penting yang terkait dengan
penyesuaian dan permusuhan antar saudara kandung. Tugas tersebut
antara lain :
1) Orangtua harus membuat anak yang lebih tua merasa dikasihi
dan diinginkan. Meskipun orangtua sibuk dengan kedatangan
bayi tetapi harus tetap memperhatikan anak yang lebih tua
supaya tidak merasa ada saingan. Mengatasi rasa bersalah yang
timbul dari pemikiran bahwa anak yang lebih tua mendapat
perhatian dan waktu yang kurang.
2) Mengembangkan rasa percaya diri bahwa mereka mampu
mengasuh lebih dari satu anak.
3) Menyesuaikan waktu dan ruang untuk menampung bayi baru
31
D. Managemen Kebidanan
Pencatatan atau pendokumentasian dilakukan secara lengkap, akurat,
singkat dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan
dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada formulir yang tersedia
dan ditulis dalam bentuk SOAP.
S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa dengan klien.
O adalah data obyektif, mencatat hasil-hasil pemeriksaan terhadap klien.
A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan maalah kebidanan.
P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan, seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan
secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi dan rujukan
(S. R. Handayani & Mulyati, 2017).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pelaksanaan Asuhan
Hari/Tanggal : Kamis, 21 April 2022 Pukul : 13.00 WIB
B. Identitas Pasien
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
Nama : Ny. D Tn. K
Umur : 19 tahun 22 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Buruh
Suku Bangsa : Jawa Jawa
Alamat : Banaran, 11/04 Sempu, Andong.
C. Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengumpulan Data Dasar
a. Data Subyektif
1) Alasan Datang : Ibu datang ke Poli Kandungan pukul 10.00
ingin memeriksakan janinnya. Ibu mengeluh keluar flek, tidak
disertai nyeri, dan tidak kencang- kencang
2) Keluhan Utama : Pada saat ini ibu mengeluh keluar flek.
3) Riwayat Kesehatan :
a) Penyakit/ kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit menular maupun
penyakit bawaan.
b) Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun
keturunan) :
34
35
Persalinan Nifas
UK Komplikasi JK Kompl
Persalinan
Hamil ke-
BB Lahir
Penolong
Penyulit
Laktasi
Tahun
Lahir
Ibu Bayi
1. Hamil Jenis
ini
4) Riwayat Kontrasepsi
a. Riwayat KB : KB Pil
b. Rencana Setelah Melahirkan : KB Suntik.
5) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari:
Sebelum hamil Selama Hamil
A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan pokok 3 kali/hari 3 kali/hari
Komposisi Nasi 1 piring penuh 1 ½ piring
Lauk 1 potong ayam, ikan, tahu, 1 potong ayam, ikan, tahu,
tempe, telur tempe, telur
Sayuran 1 mangkuk sayur 1 mangkuk sayur
Buah Kadang-kadang Kadang-kadang
Camilan 1 kali sehari 1 kali sehari
Jenis : biscuit Jenis : biskuit, buah, snack
Pantangan: Tidak ada Tidak ada
Keluhan: Tidak ada keluhan Mual saat TM 1
2) Minum
Jumlah total 8 gelas per hari 12 gelas per hari
Jenis : air putih Jenis : air putih
Susu Tidak pernah minum susu Tidak pernah minum susu
Jamu Tidak pernah minum jamu Tidak pernah minum jamu
Keluhan: Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
b. Eliminasi
37
1) BAK
Frekuensi perhari 3-4 kali sehari 7 kali sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada keluhan Lebih sering BAK
2) BAB
Frekuensi perhari 1 kali sehari 3 hari sekali
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Konsistensi Lembek Keras
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
C. Personal Hygine
Mandi 2 kali sehari 2 kali sehari
Keramas 3 kali seminggu 3 kali seminggu
Gosok Gigi 2 kali sehari 2 kali sehari
Ganti Pakaian 2 kali sehari 2 kali sehari
celana dalam 2 kali sehari 2 kali sehari
Kebiasaan memakai alas Memakai sandal dan tidak Memakai sandal dan tidak
kaki pernah menggunakan pernah menggunakan
sandal berhak tinggi sandal berhak tinggi
d. Hubungan sexsual
Frekuensi 1-2 kali seminggu 1 kali seminggu
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama hamil Tidak ada Tidak ada
ini
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 7 jam 6 jam
Tidur siang Jarang tidur siang 1 jam tidur siang
Keluhan/masalah Tidak ada keluhan Sulit tidur
f. Aktivitas fisik dan
olah raga
Aktivitas fisik (beban Mengerjakan pekerjaan Mengerjakan pekerjaan
pekerjaan) rumah tangga rumah tangga
Olah raga Tidak pernah berolahraga Tidak pernah berolahraga
Frekuensi Tidak pernah Tidak pernah
38
g. Kebiasaan yang
merugikan kesehatan
Merokok aktif Tidak Tidak
Lingkungan perokok Suami Suami
Minuman beralkohol Tidak ada Tidak ada
Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
Napza Tidak ada Tidak ada
Aktifitas yang merugikan Tidak ada Tidak ada
6) Riwayat Psikososial-spiritual
a) Riwayat perkawinan :
(1) Status perkawinan : menikah umur 18 tahun.
(2) Pernikahan ini yang pertama dan sah, lamanya 1 tahun.
(3) Hubungan dengan suami : baik, tidak ada masalah.
(4) Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga
b) Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :
Suami sering mengantarkan ibu untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan dan menanyakan hasil pemeriksaan (kondisi ibu dan
janin).
c) Ibu tinggal bersama suami
d) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami dan ibu
dalam kondisi emergensi, ibu tetap akan mengambil keputusan
sendiri tetapi dengan pertimbangan dari suami.
e) Orang terdekat ibu : suami
f) Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : Ibu datang dengan
suami.
g) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan :
Tidak ada
h) Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Ibu
berencana melahirkan di faskes ditolong oleh bidan.
i) Penghasilan per bulan: Ibu mengatakan penghasilan tersebut
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
j) Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
k) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini : -
39
Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai pengelolaan kasus pada ibu
hamil patologis Ny. D Usia 19 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 35 +4 minggu
dengan plasenta previa parsial di RSUD Simo Boyolali.dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan menurut SOAP, rasionalisasi pada
penatalaksanaan dan telaah jurnal yang berkaitan dengan asuhan yang diberikan.
A. Pengkajian
Pengkajian meliputi data subyektif dan obyektif. Pada pengkajian data
subyektif penulis melakukan anamnesa pada tanggal 21 April 2022 pukul
13.00 WIB, Ny. D datang ke ruang Poli Kandungan RSUD Simo untuk
dilakukan perawatan lebih lanjut. Ibu mengatakan saat ini mengeluh keluar
flek, tidak disertai nyeri, dan tidak kencang- kencang. Ibu mengatakan ini
hamil pertama, Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 14-08-2021 dan
Tafsiran Persalinan (TP) tanggal 21-05-2022, Sehingga usia kehamilan ibu
saat ini adalah 35 minggu + 4 hari. Hal ini sejalan dengan teori diagnosis
plasenta previa parsial diantaranya perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan
>22 minggu. darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia, syok,
tidak ada kontraksi uterus, bagian terendah janin tidak masuk pintu atas
panggul, kondisi janin normal atau terjadi gawat janin (Kemenkes, 2013).
Pada pemeriksaan obyektif diketahui bahwa Berat badan Ny. D saat
bertemu penulis adalah 58 kg dengan tinggi badan 152 cm. Mengukur tinggi
badan cukup satu kali dan Penimbangan berat badan setiap kali periksa. Bila
tinggi badan < 145 cm, maka faktor resiko panggul sempit, kemungkinan
sulit melahirkan secara normal (Kementrian Kesehatan RI, 2020). Memantau
berat badan (BB) secara teratur berguna untuk mempertahankan berat badan
normal. Bagi orang dewasa, salah satu indikator yang menunjukkkan bahwa
telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh antara lain tercapainya
berat badan yang normal, yaitu berat badan yang sesuai untuk tinggi
badannya. Indikator tersebut dikenal dengan indeks massa tubuh (IMT). Pada
saat sebelum hamil BB Ny. D adalah 50 kg, didapatkan IMT Ny. D : IMT =
(50(kg))/(1,52 (m)x 1,52 (m)) = 21,73 kg/m2, dari hasil tersebut Ny. D
termasuk kedalam kategori IMT normal (Astuti, 2017).
43
44
B. Interpretasi Data
Pada interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan, masalah, dan
kebutuhan. Pada kasus Ny. D diagnosa kebidanannya adalah Ny. D usia 19
tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 35+ 4 minggu dengan Plasenta Previa Parsial ,
Janin Tunggal Hidup, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terbawah
janin belum masuk PAP dengan plasenta previa parsial.
Diagnosa kebidanan diperoleh dari data subyektif yaitu ibu mengeluh
keluar flek, tidak disertai nyeri, dan tidak kencang- kencang dan berdasarkan
hasil USG tampak janin tunggal intra uteri, preskep, memanjang, DJJ +,
plasenta insersi di segmen bawah rahim menutupi OUI. Masalah yang dialami
Ny. D adalah flek sehingga Ny. D memerlukan bedrest.
Diagnosa kebidanan yang ditegakkan sudah sesuai dengan data obyektif
yang sudah terkumpul. Menurut Prawiroharjo (2008) pemeriksaan penunjang
USG menunjukkan plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim dan
menutupi seluruh OUI. Untuk mendiagnosis plasenta previa diantaranya yaitu
Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan >22 minggu. , darah segar yang
keluar sesuai dengan beratnya anemia, syok, tidak ada kontraksi uterus,
bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul, dan kondisi janin
normal atau terjadi gawat janin (Kemenkes, 2013). Pada kasus ini tidak ada
kesenjangan antara praktik dan teori yang ada.
E. Rencana Tidakan
Pada kasus ibu hamil Ny. D umur 19 tahun G1P0A0 hamil 35 + 4 minggu
dengan plasenta previa parsial rencana tindakan yang sesuai dengan
kebutuhan ibu, yaitu :
1. Beritahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan.
2. Anjurkan ibu untuk bed rest.
3. Pemberian terapi Nifedipin 10 mg/8 jam selama 2 hari
4. Beritahu ibu untuk selalu memantau gerakan janin
5. Beritahu ibu untuk melanjutkan terapi vitamin tablet Fe
6. Beritahu ibu untuk mengonsumsi banyak makanan berserat
7. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi atau selama
ada gelaja lain seperti timbul flek atau perdarahan dari jalan lahir
F. Implementasi
Pada langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh
seperti yang diuraikan pada langkah kelima, mengarahkan atau melaksanakan
rencana asuhan secara efisien dan bermutu (Rukiah dkk, 2009).
Pada kasus Ny. D dengan plasenta previa, pelaksanaan dibuat sesuai
dengan asuhan yang telah direncanakan. Pada langkah ini prosedur
pelaksanaan pada praktik pada dasarnya sudah sesuai, namun ada
penambahan terapi.
G. Evaluasi
Langkah ini merupakan mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan pada klien apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah rencana tersebut (Rukiyah, dkk,
2009).
47
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
manajemen kebidanan menurut varney pada Ny. D usia 19 tahun G1P0A0
Usia Kehamilan 35+4 minggu dengan Plasenta Previa Parsial di RSUD Simo
Boyolali, maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian pada Ny. D usia 19 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 35 +4
minggu dilakukan dengan pengumpulan data subyektif yaitu Ibu datang
ke Poli Kandungan pukul 10.45 dengan keluhan keluar flek dari jalan
lahir, tidak disertai nyeri, dan tidak kencang- kencang. Data objektif
didapatkan yaitu conjungtiva tidak anemis, tidak ada kontraksi, bagian
terendah janin belum masuk panggul, tidak ada perdarahan pervaginam,
dan TTV dalam batas normal. Hasil USG Tampak janin tunggal intra
uteri, preskep, memanjang, DJJ +, plasenta insersi di segmen bawah
rahim menutupi OUI. Air ketuban kesan banyak. Tidak tampak jelas
kelainan, kesan saat ini janin dalam keadaan baik.
2. Interpretasi data didapatkan hasil diagnosa kebidanan Ny. D usia 19
tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 35+4 minggu dengan Plasenta Previa ,
Janin Tunggal Hidup, punggung kanan, presentasi kepala, bagian
terbawah janin belum masuk PAP dengan plasenta previa
parsial.Masalah yang dialami Ny. D yaitu pusing, sehingga ibu
membutuhkan bedrest.
3. Diagnosa potensial pada Ny. D usia 19 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan
35+4 minggu dengan Plasenta Previa akan terjadi syok hypovolemik dan
anemia, namun tidak terjadi pada Ny. D dikarenakan pasien tidak
mengalami keluhan dengan pengeluaran darah segar dari jalan lahir.
4. Antisipasi pada Ny. D usia 19 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 35 +4
minggu yang dilakukan adalah Kolaborasi dengan dokter Spog untuk
pemberian terapi.
Rencana asuhan kebidanan pada Ny. D usia 19 tahun G1P0A0 Usia
Kehamilan 35+4 minggu dengan Plasenta Previa adalah beritahu ibu dan
keluarga mengenai hasil pemeriksaan, Kelola advice dokter Spog untuk
48
49
bed rest, pemberian terapi Nifedipin 10 mg/8 jam selama 2 hari dan
kontrol rutin untuk USG.
5. Pelaksanaan pada kasus Ny. D dengan plasenta previa parsial dilakukan
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
6. Pada kasus Ny. D evaluasi yang didapatkan adalah setelah dilakukan
asuhan kebidanan ibu mengatakan bersedia untuk bed rest dirumah,
keadaan umum baik, kesadaran composmentis, kontraksi tidak ada, Djj
149 x/menit.
7. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. D usia 19 tahun G1P0A0
Usia Kehamilan 35+4 minggu dengan Plasenta Previa Parsial di RSUD
Simo Boyolali pada dasarnya sesuai dengan teori, namun ada
penambahan tindakan asuhan tetapi asuhan yang diberikan disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan ibu.
B. Saran
1. Bagi Fasilitas Kesehatan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktek dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanan
Asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal sesuai standar pelayanan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai sumber
referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang
berkaitan dengan asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai penatalaksanan pada
Ibu hamil patologis, menganalisa keadaan pada ibu hamil patologis dan
mengerti tindakan segera yang harus dilakukan sesuai evidence based
midwifery.