Anda di halaman 1dari 79

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI TRIMESTER III

PADA Ny. R G1P0A0 UMUR 20 TAHUN UMUR KEHAMILAN


33+3 MINGGU DENGAN LETAK SUNGSANG
DI RS IMELDA MEDAN

Disusun Oleh :

RIKA FRANSISKA
NIM : 203302080120

PROGRAM STUDI S-1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi

Trimester III pada Ny. R G 1P0A0 Umur 20 tahun Umur Kehamilan 33 +3 Minggu

dengan Letak Sungsang di RSUD dr. Moewardi Surakarta”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena saran sangat penulis harapkan demi kemajuan

penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua

pihak.

Surakarta, Agustus 2013

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis...................................................................................8

1. Kehamilan...............................................................................8

2. Kehamilan Letak Sungsang...................................................16

B. Teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney...........................22

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus .........................................................................

1. Pengkajian ..........................................................................

2. Interpretasi data.....................................................................62

3. Tindakan Segera....................................................................64

4. Rencanan Tindakan...............................................................64

5. Pelaksanaan...........................................................................65

6. Evaluasi.................................................................................66

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................77

B. Saran.....................................................................................78

C. DAFTAR PUSTAKA............................................................80
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah hasil konsepsi didefinisikan sebagai pertemuan

antara sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini

merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (telur dan

sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi

embrio didalam uterus (Sujiyatini dkk, 2008).

Kehamilan letak sungsang adalah janin letak memanjang dengan bagian

terendahnya bokong kaki, atau kombinasi keduanya. Letak sungsang bisa

menyebabkan komplikasi yang mungkin dapat terjadi adalah solusio plasenta,

komplikasi pada tali pusat, perdarahan, ketuban pecah dini yang dapat

menyebabkan kematian ibu (Wiknjosastro, 2010).

Menurut hasil survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun

2007, AKI di Indonesia masih berada pada angka 228/100.000 kelahiran

hidup. Kejadian kematian Ibu bersalin sebesar 49,5%, hamil 26,0%, nifas

24% (Dinkes, 2011).

Penyebab utama Angka Kematian Ibu (AKI) masih tetap trias penyebab

kematian yaitu berupa perdarahan (60%), infeksi (25%) dan gestosis (15%).

Penyebab lainnya hanya menimbulkan 5% kematian maternal dan perinatal

(Manuaba, 2007).
Kehamilan letak sungsang sering terjadi pada pertengahan trimester

kedua, secara kasar seperempat fetus berada dalam letak sungsang pada 28 -

30 minggu, hanya 80%. Presentasi berkurang bila mendekati aterm.

Psikososial ibu hamil letak sungsang merasa khawatir, maka perlu dilakukan

pemeriksaan palpasi abdomen melalui Ante Natal Care (ANC)

(Wiknjosastro, 2010).

Penyebab dari letak sungsang antara lain disebabkan oleh prematuritas

karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan

kepala relatif besar. Hidramnion karena anak mudah bergerak, plasenta

previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul.

Bentuk rahim yang abnormal, kelainan bentuk kepala seperti anencepalus dan

hidrocepalus (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

Peran bidan dalam upaya menurunkan AKI adalah menghindari

terjadinya komplikasi bagi ibu maupun bayinya. Untuk mengurangi

terjadinya komplikasi atau resiko kehamilan letak sungsang tersebut maka

perlu dilakukan ANC yang berkualitas. ANC yang berkualitas diharapkan

mampu dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan letak sungsang agar

tidak terjadi persalinan sungsang (Wiknjosastro, 2005).

Data yang di peroleh di RSUD Dr. Moewardi Surakarta bulan Januari -

September 2012 terdapat 394 ibu hamil, ibu hamil fisiologi 142 orang (36%)

ibu hamil patologi 252 orang (64%). Ibu hamil patologi terdiri dari anemia

212 orang (84,20%), hamil letak sungsang 24 orang (9,55%), hipertensi 14

orang (5,50%), hamil letak lintang 2 orang (0,75%).


Posisi janin sungsang tentunya dapat mempengaruhi proses persalinan.

Proses persalinan yang salah jelas menimbulkan resiko, seperti pada ibu

mengalami perdarahan, trauma persalinan dan infeksi, sedangkan pada bayi

terjadi perdarahan, infeksi pasca partus seperti meningitis dan trauma

persalinan seperti kerusakan alat vital, trauma ektermitas dan trauma alat

vesera seperti lever ruptur dan lien rupture (Manuaba, 2008).

Berdasarkan hal ini tersebut di atas penulis tertarik untuk mengambil

judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi Trimester III pada Ny. R Umur

20 tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 35 Minggu Dengan Letak Sungsang di RS

Imelda Medan “.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut “Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi Trimester

III pada Ny. R G1P0A0 Umur 20 tahun Umur Kehamilan 35 Minggu dengan

Letak Sungsang di RS Imelda Medan pendekatan manajemen kebidanan

Varney?”.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi diri sendiri

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman langsung dalam asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan letak sungsang.

2. Bagi Profesi

Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam

memberikan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil dengan letak

sungsang.
3. Bagi Instusi

a. Pendidikan

Dapat menambah kepustakaan sebagai acuan untuk meningkatkan

mutu sistem pengajaran bagi akademi.

b. Rumah Sakit

Dapat lebih meningkatkan pelayanan dalam melaksanakan asuhan

kebidanan pada ibu hamil khususnya kehamilan dengan letak

sungsang.

D. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak

sungsang dengan pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada

ibu hamil dengan letak sungsang melalui pendekatan manajemen

kebidanan meliputi :

1) Melaksanakan pada Ny. R G1P0A0 umur 20 tahun umur kehamilan

35 minggu dengan letak sungsang.

2) Menginterpretasi data pada pada Ny. R G 1P0A0 umur 20 tahun

umur kehamilan 35 minggu dengan letak sungsang yang meliputi

diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan.

3) Mengidentifikasi diagnosa potensial pada Ny. R G 1P0A0 umur 20

tahun umur kehamilan 35 minggu dengan letak sungsang.


4) Menentukan antisipasi terhadap masalah yang muncul pada Ny. R

G1P0A0 umur 20 tahun umur kehamilan 35 minggu dengan letak

sungsang.

5) Membuat perencanaan yang sesuai dengan diagnosa kebidanan dan

masalah pada Ny. R G1P0A0 umur 20 tahun umur kehamilan 35

minggu dengan letak sungsang.

6) Melaksanakan rencana tindakan secara efisien dan aman pada Ny.

R G1P0A0 umur 20 tahun umur kehamilan 35 minggu dengan letak

sungsang.

7) Mengevalusai dari tindakan yang tilah diberikan pada Ny. R

G1P0A0 umur 20 tahun umur kehamilan 35 minggu dengan letak

sungsang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka

melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang akan tumbuh

di dalam rahim seorang wanita (Waryana, 2010). Kehamilan adalah

masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil

normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari

hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2006).

Kehamilan adalah hasil konsepsi didefinisikan sebagai

pertemuan antara sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan.

Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang meliputi

pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur),

penggabungan gamet dan implantasi embrio didalam uterus (Sujiyatini

dkk, 2008).

b. Tanda dan Gejala Kehamilan

Menurut Manuaba (2010), tanda-tanda kehamilan dibagi

menjadi 3 yaitu :

1) Tanda dugaan kehamilan

a) Amenore (terlambat datang bulan), konsepsi dan nidasi

menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graff dan

ovulasi dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan


perhitungan rumus Naegele dapat ditentukan perkiraan

persalinan

b) Mual dan mutah (emesis), pengaruh estrogen dan progesteron

menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan.

Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning

sickness.

c) Ngidam, wanita hamil sering mengingkinkan makanan tertentu.

d) Sinkope (pingsan), terjadi karena gangguan sirkulasi ke darah

kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan

menimbulkan sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang

setelah usia kehamilan 16 minggu.

e) Payudara tegang, pengaruh estrogen-progesteron dan

somatomamtrofin menimbulkan deposit lemak, air dan garam

pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf

tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.

f) Sering miksi, desakan rahim ke depan menyebabkan kandung

kemih cepat terasa penuh dan seing miksi, pada triwulan kedua

gejala ini sudah menghilang.

g) Konstipasi atau obstipasi karena pengaruh progesteron dapat

menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk

buang air besar.

h) Pigmentasi kulit, keluarnya melanphore stimulating hormone

hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi


(kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae livide, striae

nigram linea alba main hitam) dan sekitar payudara

(hiperpigmentasi areola mamae, puting susu semakin

menonjol.

2) Tanda kemungkinan hamil

a) Perut membesar

b) Uterus membesar

c) Tanda hegar (hipertropi ismus, menjadi panjang dan lunak)

d) Tanda chadwik (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva,

tampak lebih merah dan kelam

e) Tanda piscaceck (uterus membesar ke salah satu jurusan).

f) Kontraksi-kontraksi kecil atau braxton hicks.

g) Teraba ballotement

h) Reaksi kehamilan positif.

3) Tanda pasti kehamilan

a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat

diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin

dapat diraba pada kehamilan lebih tua.

b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar pada umur

kehamilan 18 – 20 Minggu memakai Doppler dan stetoskop

Leannec.

c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya

pada usia kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur

16 minggu.
d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgen kerangka

janin dapat dilihat.

a. Klasifikasi kehamilan

Menurut Manuaba (2010), kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan:

1) Kehamilan trimester 1 (umur kehamilan 0 sampai 12 minggu)

Kehamilan trimester pertama adalah waktu yang harus

dinikmati, harapan dan perubahan-perubahan pada seorang ibu

terjadi. Meskipun setiap tahap kehamilan mempunyai karakter

yang berbeda, kehamilan trimester pertama dapat merupakan saat

yang sulit juga.

Tahap pertama kehamilan dapat membawa beberapa

perubahan dalam tubuh anda. Tubuh anda akan tumbuh dan

berubah untuk mengakomodasi perkembangan janin, dan dapat

juga terjadi periode ketidaknyamanan untuk anda. Bagaimanapun

juga, ingat bahwa ini adalah bukan penyakit tetapi sesuatu yang

alamiah.

Beberapa perubahan pada trimester pertama kehamilan

termasuk diantaranya adalah perubahan ukuran payudara, rasa

cepat lelah dan mual. Meregangnya perut juga nyata pada tahap ini.

Pada tahap ini mungkin anda merasa ingin kencing lebih sering.

Beberapa wanita juga mengalami konstipasi, gangguan

pencernaan, dan masuk angin selama kehamilan trimester pertama.

Kehamilan trimester pertama dipenuhi oleh banyaknya

perubahan pada ibu. Sejumlah ibu akan mengalami perasaan tidak


nyaman dan problem seperti muntah berlebihan, pertambahan

berat, nyeri ulu hati, pusing dan lelah. Kram kaki dapat terjadi

karena rendahnya kadar kalsium. Beberapa ibu juga dapat

mengalami varises. Selalu konsultasikan pada dokter anda, bila

merasakan tanda dan gejala berlebihan atau terlalu berat.

2) Kehamilan trimester II (umur kehamilan13 sampai 28 minggu)

Janin memiliki panjang dari kepala ke bokong sekitar 65 – 78

mm dan beratnya antara 13 – 20 gram, seukuran buah peach.

Memasuki trimester kedua, plasenta sudah berkembang sempurna

dan memberikan oksigen, nutrisi, serta membuang produk sisa

janin. Plasenta juga memproduksi hormon progesteron dan

estrogen untuk menjaga kehamilan. Kelopak mata bayi sudah

terbentuk untuk melindungi mata janin selama perkembangan.

Janin Ibu dapat memasukkan ibu jarinya ke dalam mulut meskipun

refleks menghisap janin belum sempurna. Usus janin sudah berada

di dalam rongga perutnya saati ini. Pita suara dan laring janin

sudah sempurna terbentuk, namun tentu saja Ibu masih belum bisa

mendengar suaranya karenan janin masih belum dapat

mengeluarkan suara. Pusat penulangan primer terdapat disemua

tulang panjang anggota badan menjelang perkembangan minggu

ke-14.
Sidik jari sebagai indentitas individu sudah terbentuk di jari

janin. Perkembangan tubuhnya sudah mulai meningkat seiring

perkembangan kepala janin (yang berukuran 1/3 dari seluruh

tubuh). Bila janin Ibu perempuan, dia sekarang memiliki hampir 2

juta telur di indung telurnya. Rambut halus yang disebut dengan

lanugo akan meliputi seluruh tubuh janin minggu ini.

3) Kehamilan trimester III (umur kehamilan 29 sampai 40 minggu)

Trimester III adalah trimester terakhir dari kehamilan. Janin

Ibu sedang berada di dalam tahap penyempurnaan dan akan

semakin bertambah besar, besar, dan besar sampaimemenuhi

seluruh rongga rahim. Semakin besar janin maka akan semakin

terasa seluruh pergerakan janin. Jangan lupa untuk selalu berhati-

hati dan memperhatikan tanda-tanda kegawatan seperti tanda

kelahiran prematur. Konsumsilah asupan nutrisi yang bergizi dan

juga jaga asupan cairan untuk janin Ibu. Trimester terakhir ini akan

diwarnai dengan peningkatan frekuensi ke kamar mandi, sesak

karena tekanan di diafragma, dan heartburn. Otak janin

berkembang sangat progresif.

Rahim ibu berada 8 cm di atas pusar dengan kenaikan berat

badan saat ini adalah 7,7 –10,8 kg. Puting payudara Ibu, terkadang

keluar rembesan cairan berwarna kekuningan yang disebut dengan


kolostrum. Hal ini tidak berbahaya dan merupakan pertanda

payudara sedang menyiapkan ASI untuk menyusui bayi.

Trimester ketiga ini, umumnya wanita hamil akan

meningkatkan berat badannya sebanyak 5,5 kg. Apabila Ibu sedang

berkunjung rutin ke dokter Ibu, maka cobalah untuk

mendiskusikan mengenai cara persalinan nanti, apakah normal atau

memerlukan operasi. Apabila ini adalah persalinan pertama, maka

pertanyaan mengenai episiotomi, monitoring janin, dan pereda rasa

nyeri adalah pertanyaan yang paling sering ditanyakan. Mulailah

untuk mendiskusikan dengan dokter kebidanan. Minggu ke-29

merupakan masa untuk mengulangi tes darah tertentu seperti tes

toleransiglukosa.

b. Asuhan pada ibu hamil

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan,

pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa

kehamilannya, sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal

yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur

tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan

pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan

(Saifuddin, 2002).

Tujuan asuhan antenatal menurut Saifuddin (2002), antara lain :


1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

Jadwal pemeriksaan :

a) Usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir sampai 28

minggu : 4 minggu sekali

b) 28 - 36 minggu : 2 minggu sekali

c) Di atas 36 minggu : 1 minggu sekali

Kecuali jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan

penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan

intensif.

b) Kebutuhan Gizi Ibu Hamil


Pada permulaan kehamilan ibu telah harus makan-makanan yang

mempunyai nilai gizi yang bermutu tinggi, maka oleh karena itu harus

banyak makan yang mengandung protein, banyak ditemukan defisiensi

Fe dan vitamin B12 pada calon ibu baik diberikan Fe sehingga sulfas

ferosus 200 mg 3 kali sehari, kalsium dengan tablet berisi macam-

macam vitamin seorang wanita hamil memerlukan 2000 kalori sehari

(Wiknjosastro, 2005).

2. Kehamilan Letak Sungsang

a. Pengertian

Letak sungsang merupakan suatu letak dimana bokong bayi

merupakan bagian terendah dengan atau tanpa kaki (keadaan dimana

janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong

berada di bagian bawah kavum uteri (Marmi, 2011).

Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang

(membujur) dalam rahim, kepala janin berada di fundus dan bokong di

bawah (Susilowati dkk, 2009).

b. Klasifikasi Letak Sungsang

Menurut Marmi (2011), ada 4 (empat) tipe letak sungsang yaitu :

1) Complete (flexed brech)

Posisi ini pada dan lutut bayi fleksi dan kaki menutupi bokong. Tipe

ini lebih sering pada multigravida.

2) Extended brech (frank breech)


Pada bayi fleksi, tetapi pada kaki ekstensi, sehingga kaki berada

dekat kepala, sering terjadi pada primi yang prematur.

3) Presentasi kaki, 1 atau kedua kaki di bawah bokong

Yaitu disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna kalau

disamping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.

4) Presentasi lutut

c. Etiologi Letak Sungsang

Penyebab dari letak sungsang antara lain disebabkan oleh

prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air

ketuban masih banyak dan kepala relatif besar. Hidramnion karena

anak mudah bergerak, plasenta previa karena menghalangi

turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul. Bentuk rahim yang

abnormal, kelainan bentuk kepala seperti anencepalus dan

hidrocepalus (Rukiyah dan Yulianti, 2010).

Adapun faktor-faktor penyebab letak sungsang menurut Manuaba

(2008), dapat berasal dari :

1) Sudut ibu

a. Keadaan rahim

i. Rahim arkuatus

ii. Septum pada rahim

iii. Uterus dupleks

iv. Mioma pada kehamilan

b. Keadaan plasenta
(1) Plasenta letak rendah

(2) Plasenta previa

c. Keadaan jalan lahir

(1) Kesempitan panggul

(2) Defomitas tulang panggul

(3) Terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke

posisi kepala

2) Sudut janin

Pada janin terdapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak

sungsang yaitu :

a) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat

b) Hidrocepalus atau anensefalus

c) Kehamilan kembar

d) Hidramion atau oligohidramion

e) Prematuritas

d. Diagnosa

Diagnosa kehamilan letak sungsang menurut Marmi (2011), dapat

di tegakkan melalui beberapa pemeriksaan yaitu :

1) Pemeriksaan abdomminal

a) Letaknya adalah memanjang

b) Diatas panggul teraba massa lunak, irreguler dan tidak terasa

seperti kepala, di curigai adalah bokong. Pada presentasi bokong

murni otot-otot paha terengang di atas tulang-tulang di bawahnya,


memberikan gambaran keras menyerupai kepala dan

menyebabkan keselahan diagnosa.

c) Punggung ada di sebelah kanan dekat garis tengah. Bagian-bagian

kecil ada disebelah kiri. Jauh dari garis tengah dan belakang.

d) Kepala teraba difundus uteri, mungkin kepala sukar di raba bila

kepala ada di bawah hepar atau iga-iga. kepala lebih keras dan

lebih bulat dari pada bokong dan kadang-kadang dapat

dipantulkan (ballottement). Kalau di fundus uteri taraba masa

yang dapat dipantulkan, harus dicurigai presentasi bokong.

e) Benjolan kepala tidak ada dan bokong tidak dapat dipantulkan.

2) Denyut jantung janin

Denyut janin terdengar paling keras pada atau diatas umbilikus

dan pada sisi yang sama dengan punggung pada RSA (Right Sacrum

Anterior) denyut jantung janin terdengar paling keras di kuadran

kanan atau perut ibu. Kadang-kadang denyut jantung janin terdengar

dibawah umbilikus, dalam hal ini banyak diagnosa yang dibuat

dengan palpasi jangan dirubah oleh sebab itu denyut jantung janin

terdengar tidak ditempat biasa (Walsh, 2007).

3) Pemeriksaaan dalam

a) Bagian terendah teraba tinggi

b) Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan garis-

garis sutura dan fontanella. Hasil pemeriksaan negatif ini

menunjukan adanya mal presentasi.


c) Bagian terendahnya teraba lunak dan inreguler. Anus dan tuber

ishiadicum terletak pada satu garis. Bokong dapat dikelirukan

dengan muka.

d) Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum tertarik

dibawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksan, ia dapat dikelirukan

dengan kepala oleh karena tulang yang keras.

e) Sacrum ada di kuadran kanan dan panggul dan daimeter

bitrochanteria ada pada diameter obliqua kanan.

f)Kadang-kadang teraba kaki dan harus dibedakan dengan tangan.

4) Pemeriksaan Sinar – X

Sinar - X berguna baik untuk menegakkan diagnosa maupun

untuk menentukan perkiraan ukuran dan konfigurasi panggul ibu.

Pemeriksaan sinar – X harus dikerjakan pada semua primigravida

dan pada multipara yang mempunyai riwayat persalinan sukar atau

bayi- bayi yang lahirkan sebelum kecil semua, sinar – X

menunjukkan dengan tepat sikap dan posisi janin, demikian pula

kalainan-kelainan seperti hydrochepalus.

5) Ultrasonografi

Pemeriksaan seksama dengan ultrasonografi akan memastikan

letak janin yang tidak normal. Letak sungsang dikenal pula dengan

istilah kelahiran bokong dengan empat kemungkinan. Kemungkinan

pertama, ditemukan bokong sempurna atau bokong kaki, jika kedua

tungkai terlipat didepan perut. Kedua, bokong murni, kalau kedua

tungkai menekuk lurus kearah depan tubuh hingga bekerja sebagai


badai mengurangi kebebasan gerak lahir. Terakhir, bokong lutut, satu

atau dua lutut menghadap jalan lahit (Wiknjosastro, 2005).

e. Komplikasi hamil letak sungsang

Posisi janin sungsang tentunya dapat mempengaruhi proses

persalinan. Proses persalinan yang salah jelas menimbulkan resiko,

seperti hipoksia sebagai penyebab tersering kematian bayi sungsang

dan prolaps tali pusat insiden 3,7% pada bayi sungsang, lebih sering

pada primigravida daripada multigravida (6% dan 3%). Lebih umum

pada persalinan premature dan presentasi inkomplet (tipe kaki

menumbung presentasi bokong) (Chapman, 2006).

f. Penatalaksanaan

Menurut Chapman (2006), asuhan mandiri yang bersifat

menyeluruh dari langkah – langkah sebelumnya. yaitu :

1) Beri informasi kehamilannya dan dukungan moril.

2) Lakukan postural posisi knee chest serta anjurkan untuk

dilaksanakan di rumah.

3) Bila diperlukan kolaborasi dengan dokter dan kapan ibu harus

segera datang ke tempat pelayanan kesehatan.

Menurut Mufdlilah (2009), langkah- langkah knee chest yaitu ibu

dengan posisi menungging (seperti sujud), dimana : lutut dan dada

menempel pada lantai, lutut sejajar dengan dada, lakukan 3 - 4 x/hari

selama 15 menit, lakukan pada saat sebalum tidur, sesudah tidur,


sebelum mandi dan selain itu juga telah melakukan posisi knee chest

secara tidak langsung pada waktu melaksanakan

sholat. Syarat-syarat knee chest, yaitu:

a) Pada kelamilan 7 - 7,5 bulan masih dapat dicoba

b) Melakukan posisi knee chest 3 - 4 x/hari selama 15 menit.

c) Latihan ini hanya efektif jika usia kehamilan maksimal 35 – 36

minggu.

d) Situasi yang masing longgar diharapkan dapat

e) Memberikan peluang kepada turun menuju pintu atas panggul.

f) Dasar pertimbangan kepala lebih berat dari pada bokong sehingga

dengan hukum alam akan mengarah ke pintu atas panggul.

B. Teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan, keterampilan dalam

rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang

berfokus pada klien. Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah

yang berurutan, dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir

dengan evaluasi, langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang

lengkap sehingga dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi


setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi

pasien (Varney, 2007).

2. Proses manejemen kebidanan

a. Langkah pertama : Pengkajian Data

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dan lengkap dari semua sumber daya berkaitan dengan kondisi

klien, bila pasien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasi kepada

dokter dalam manajemen kebidanan.

1) Data subyektif, yaitu data yang didapat dari pertanyaan yang

disampaikan dengan menggunakan standar yaitu diakui (Varney,

2007).

Adapun data subyektif terdiri atas :

a) Identitas ibu

(1) Nama ibu : Dikaji dengan jelas dan lengkap agar tidak

terjadi kekeliruan dalam memberikan

asuhan kebidanan (Matondang, 2003).

(2) Umur ibu : Dikaji untuk mengetahui umur ibu yang

kurang dari 19 tahun, memiliki peluang

tinggi untuk melahirkan bayi prematur atau

mengalami retardasi pertumbuhan dan lebih

dari 35 tahun. Biasanya merupakan akibat

kelainan kromosom atau komplikasi medis

akibat penyakit kronis yang lebih sering


terjadi pada wanita yang beranjak tua

(Wheeler, 2004).

(3) Agama : Dikaji untuk mengantisipasi kebiasaan

religius yang berkaitan dengan kehamilan.

Perasaan tenang, jenis kelamin, tenaga

kesehatan dan beberapa kasus penggunaan

produk rendah (Wheeler, 2004).

(4) Suku Bangsa : Dikaji untuk mengetahui bahasa yang

digunakan pasien sehingga mempermudah

dalam berkomunikasi dengan pasien

(Prawirohardjo, 2005).

(5) Pendidikan : Dikaji untuk mempermudahkan tenaga

kesehatan dalam memberikan asuhan sesuai

dengan tingkat pendidikan, memahami

klien sebagai individu dan memberikan

gambaran kemampuan baca tulisnya

(Wheeler, 2004).

(6) Pekerjaan : Untuk mengkaji kecukupan ekonomi pada

keluarga klien dan untuk mendeteksi

adanya kemungkinan bayi prematur dan

adanya ancaman bahaya lingkungan kerja

yang dapat membahayakan janin (Wheeler,

2004).
(7) Alamat : Dikaji secara jelas dan lengkap diperlukan

agar bila sewaktu-waktu pasien terjadi

kegawatdaruratan atau perlu tindakan

segara dapat dengan mudah

menghubunginya, disamping itu alamat juga

dikaji untuk kepentingan kunjungan rumah

(Matondang, 2003).

b) Alasan datang

Alasan datang wanita tersebut mengunjungi klinik, kantor,

kamar gawat darurat, pusat pelayanan persalinan, rumah sakit

(Varney, 2007). Pada kasus ibu hamil dengan letak sungsang

alasan datang adalah terasa sesak pada abdomen bagian atas

(Manuaba, 2007).

(1) Keluhan utama

Keluhan utama adalah pada kasus kehamilan letak

sungsang, keluhan yang dirasakan ibu adalah gerakan janin

terasa lebih banyak bagian perut bagian bawah dan terasa

penuh dibagian atas (Winknjosastro, 2005).

(2) Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui menarche, siklus menstruasi, lama

menstruasi, banyaknya, menstruasi teratur atau tidak, sifat

darah, dismenorhoe atau tidak (Prawirohardjo, 2005).


(3) Riwayat hamil ini

(a) HPHT : Dikaji untuk menghitung usia Kehamilan dan

tanggal tafsiran persalianan

(Winknjosastro, 2005).

(b) HPL : Dikaji untuk mengetahui perkiraan lahir bayi,

apakah bayi lahir prematur atau postmature

merupakan faktor predisposisi dari letak

sungsang (Prawiroharjo, 2005).

(4) Riwayat kesehatan sekarang

Dikaji tanda-tanda dan gejala-gejala yang ditemukan

ibu hamil untuk petunjuk dini adanya respon wanita tersebut

terhadap kehamilannya, mungkin diperlukan terapi untuk

mengatasi gejala dini atau penyelidikan lebih lanjut jika

terdapat gejala abnormal (Sujiyatini dkk, 2008).

(a) Riwayat kesehatan yang lalu

Dikaji semua riwayat sakit, cidera, reaksi terhadap

pengobatan, perawatan rumah sakit, alergi yang

diketahui, transfusi darah, semua riwayat pembedahan

khususnya yang berhubungan dengan struktur panggul

untuk penyelidikan khusus mungkin diperlukan untuk

memperkirakan atau mencegah semua komplikasi yang

mungkin terjadi dalam persalinan (Sujiyatini dkk, 2008).


(b) Riwayat penyakit sistemik

Untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit

jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis, DM, hipertensi dan

epilepsi (Prawirohardjo, 2008).

(c) Riwayat penyakit keluarga

Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang

menderita penyakit menular dan penyakit menurun

seperti hipertensi, DM, jantung, TBC (Prawirohardjo,

2008).

(d) Riwayat kesehatan keluarga

Penyakit tertentu dapat terjadi secara genetik atau

berkaitan dengan keluarga etnisitas, dan beberapa

diantaranya berkaitan dengan lingkungan fisik atau sosial

tempat keluarga tersebut tinggal (Fletcher dkk, 2009).

(e) Riwayat keturunan kembar

Untuk mengetahui apakah dalam keluarga mempunyai

keturunan kembar atau tidak (Marmi dkk, 2011).

(f) Riwayat operasi

Untuk mengetahui apakah ibu pernah melakukan operasi

atau tidak yang berhubungan dengan tindakan kebidanan

(Wheeler, 2004).

(5) Riwayat perkawinan

Dikaji untuk mengetahui menikah berapa kali dan

berapa lama menikah karena status perkawinan ibu yang jelas


atau terjadi kehamilan di luar nikah akan menggangu

keadaan psikologis ibu (Prawiroharjo, 2005).

(6) Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah

menggunakan KB atau belum, jika pernah lamanya berapa

tahun, dan jenis KB yang digunakan (Varney, 2004).

(7) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

(a) Kehamilan : Adakah gangguan seperti mual, muntah

berlebihan, hipertensi dan perdarahan pada

kehamilan (Varney, 2007).

(b) Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm atau

prematur, ada perdarahan waktu

persalinan atau tidak, ditolong oleh siapa

dan dimana tempat melahirkan (Varney,

2007).

(c) Nifas : Adakah terjadi perdarahan, infeksi dan

bagaimana laktasinya (Varney, 2007).

(d) Anak : Jenis kelamin, hidup atau mati, berat badan

waktu lahir, panjang badan, lingkar kepala

dan lingkar dada (Varney, 2007).

(8) Pola kebutuhan sehari-hari

(a) Nutrisi

Untuk mengetahui status gizi ibu, apakah sudah

memenuhi standar makanan yang dibutuhkan seorang ibu


hamil, kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat
menyababkan kalainan yang tidak diinginkan pada

wanita hamil, kekurangan makanan dapat menyababkan

anemia, abortus prematurus, insersia uteri,hemoragia

post partum dan sepsis puerperalis, sedangkan makanan

berklebihan karena salah mengerti ia makan untuk dua

orang dapat pula mengakibatkan komplikasi antara lain

preeklamsi, bayi terlalu besar sebaiknya makan

secukupnya (Prawirohardjo, 2005).

(b) Eliminasi

BAK ditanyakan adakah perubahan pola BAK sebalum

dan sesudah hamil, sering kencing terjadi karena rahim

ke depan menyebabkan kandung kemih terasa penuh

pada triwulan kedua sudah menghilang. BAB pada

wanita hamil terjadi atau obstipasi karena pengaruh

progesteron dapat menghambat peristlaltik usus

menyababkan kesulitan untuk buang air besar

(Prawirohardjo,

2005).

(c) Akitivitas

Untuk mengetahui aktivitas ibu berlebihan atau

tidak dan adakah trauma atau kecelakaan kerja

(Sujiatini dkk, 2006).

(d) Istirahat

Wanita hamil dianjirkan untuk istirahat untuk

merencanakan istirahat yang cukup yang teratur


khususnya seiring kemajuan kehamilan. Jadwal istirahat
dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat

dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan

jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan

dan perkembangan janin (Marmi, 2011).

(e) Personal hygiene

Dikaji kebiasaan ibu dalam menjaga kebersihan dirinya

yaitu kebiasaan mandi, gosok gigi, bila kerusakan gigi

tidak diperhatikan mengakibatkan komplikasi seperti

nefritis, septikemia, oleh karena infeksi di rongga mulut

dapat menjadi sarang infeksi yang menyebar kemana-

mana, ganti baju, dan penggunaan alas kaki

(Prawirohardjo, 2005).

(f) Hubungan seksual

Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan

hubungan seksual dalam seminggu dan apakah ada

keluhan (Varney, 2007).

(g) Riwayat psikologis, sosial, ekonomi

1. Psikologis

Perlu dikaji untuk mengetahui bahwa kehamilannya

diterima oleh dirinya, suami dan kelurga atau tidak

karena apabila ibu tidak mendapat dukungan sehingga

psikologi ibu terganggu dan dapat mengganggu

kehamilannya (Prawirohardjo, 2005).

2. Penggunaan obat-obatan atau jamu dikaji untuk

mengetahui apakah ibu mengkomsumsi jamu atau


obat
sehingga membahayakan kehamilanya karena dapat

menimbulkan kelainan organ pada janin

(Wiknjosastro, 2005).

2) Data
Obyektif

Data obyektif didapatkan melalui :

a) Pemeriksaan fisik umum

(1) Kesadaran Umum : Untuk mengetahui keadaan ibu apakah

baik/sedang/buruk. Pada kasus ibu

hamil normal keadaan umum baik

(Saifuddin, 2006). Pada kasus

kehamilan sungsang kesadaran umum

adalah baik

(2) Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran

ibu apakah composmentis, somnolen,

koma. Pada ibu hamil sungsang adalah

composmentis (Wiknjosastro, 2005).

(3) Tekanan darah : Tekanan darah diukur faktor hipertensi

atau hipotensi (Saifuddin, 2001). Batas

normal antara 90/60 mmHg sampai

130/90 mmHg dan peningkatan

diastolik tidak lebih dari 150 mmHg

dari keadaan pasien normal

(Wiknjosastro, 2005).
(4) Nadi : Pada ibu hamil nadi dikatakan normal

80-84 x/menit. Batas suhu normal

adalah 60 - 100x/menit (Wiknjosastro,

2005).

(5) Suhu : Suhu normal pada ibu hamil adalah

360C -370C, jika keadaan suhu tinggi

menunjukkan adanya infeksi (Marmi,

2011). Suhu normal adalah 36˚C-37˚C

(Wiknjosastro, 2005).

(6) Pernafasan : Apabila ibu sesak nafas akan

berpengaruh pada janin dan sering

terjadi keguguran atau berat badan

janin tidak sesuai dengan usia

kehamilan batas normal 12-20 x/menit

(Prawirohardjo, 2005).

(7) Berat badan : Untuk mengetahui berat badan pasien

selama hamil kenaikan berat badan

wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16

kg. Kenaikan berat badan yang

berlebihan kemungkinan bayi besar,

sebab janin besar dapat menyebabkan

disproporsi, meskipun ukuran panggul

normal (Wiknjosastro, 2005).


(8) Tinggi badan : Berkaitan dengan kemungkinan

panggul sempit bila tinggi badan

kurang (Wiknjosastro, 2005).

(9) LILA : Untuk mengetahui keadaan gizi ibu,

LILA normal pada ibu hamil tidak

kurang dari 23,5 cm (Wiknjosastro,

2005).

b) Pemeriksaan sistematis

Menurut Wiknjosastro (2005), pemeriksaan sistematik

dilakukan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkuasi untuk

mengetahui keadaan umum yang mempengaruhi kesehatan atau

kehamilan dan persalinan ibu meliputi :

(1) Kepala : Perlu dikaji bagaimana kebersihan rambut,

kulit kepala, ada ketombe atau tidak, ada

benjolan atau tidak pada kepala.

(2) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak, adakah

kelainan, cloasma gravidarum, adakah

oedema.

(3) Mata : Untuk mengetahui ada oedema atau tidak,

keadaan conjungtiva pucat atau merah

muda, warna sclera putih atau tidak.

(4) Hidung : Perlu dikaji untuk mengetahui apakah ada

pembesaran benjolan pada hidung yang

dapat berpengaruh jalan nafas.


(5) Telinga : Perlu dikaji untuk mengetahui keadaan

telinga apakah terdapat serumen atau tidak

karena bisa berpengaruh pada pendengara.

(6) Mulut : Perlu dikaji apakah ada stomatitis atau

tidak, gigi berlubang atau tidak.

(7) Leher : Dikaji untuk mengetahui adanya

pembesaran kelenjar tyroid yang biasanya

disebabkan karena kekurangan garam

beryodium.

(8) Dada : Observasi apakah simetris atau tidak,

adakah teraba benjolan, nyeri atau tidak,

punting susu menonjol atau tidak, pada

payudara.

(9) Perut : Perlu dikaji untuk mengetahui adakah luka

bekas operasi ataukah nyeri tekan yang

sekiranya perlu pengawasan khusus saat

persalinan.

(10) Genetalia : Perlu dikaji untuk mengetahui adakah

tanda-tanda penyakit kelamin yang perlu

diwaspadai seperti keputihan, syphilis,

herpes.

(11) Anus : Perlu dikaji adakah haemoroid atau tidak.

(12) Ekstermitas : Perlu dikaji apakah ada kelainan atau tidak,

bisa digerakan atau tidak, adakah oedem,

varices atau tidak.


Atas : Simetris, tidak ada oedem dan

varises, kuku tidak pucat dan tidak

sianosis.

Bawah : Simetris, tidak ada oedem dan

varises, kuku tidak pucat, tidak ada tanda

howman, tidak ada nyeri tekan, reflek

patella +/+.

c) Pemeriksaan Khusus Obstetri

Pemeriksaan obstetri dilakukan untuk mengetahui keadaan

kehamilan dan persalinan meliputi :

(1) Abdomen

(a) Inspeksi

Suatu proses observasi yang dilaksanakan secara

sistematis, observasi dilaksanakan dengan menggunakan

indera penglihatan untuk mengetahui pembesaran perut,

bentuk perut, adanaya linea alba / nigra, ada strie albican

/ livide, kelainan dan pergerakan anak (Nursalam, 2002).

(b) Palpasi

Adanya massa atau tumor selain kehamilan seperti

mioma uteri atau tumor jalan lahir merupakan penyabab

letak sungsang, sedangakan adanya jaringan perut atau

luka bekas operasi di perut harus dikaji lebih jauh untuk

melaksanakan selanjutnya.
Pemeriksaan palpasi dengan cara leopold pada letak

sungsang menurut Janah ( 2012), adalah :

(1) Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus

uteri. Bagian janin yang ada di

fundus Secara khas ditemukan

bahwa kepala janin yang keras dan

bulat dengan balloteman sudah

menempati bagian fundus uteri.

Kehamilan sungsang adalah dalam

rahim, kepala janin berada di fundus

dan bokong di bawah (Susilowati

dkk, 2009).

(2) Leopold II : untuk menentukan batas samping

uterus dan dapat pula ditentukan

letak punggung janin yang

membujur dari atas ke bawah

menghubungkan bokong dengan

kepala Menunjukkan punggung

sudah berada satu sisi dengan

abdomen dan bagian-bagian kecil

pada sisi yang lain.

Menurut Marmi (2010), punggung

ada di sebelah kanan dekat garis

tengah. Bagian-bagian kecil ada

disebelah kiri. Jauh dari garis tengah


dan belakang.
(3) Leopold III : untuk menentukan bagian terbawah

Bokong janin masih dapat

digerakkan di atas pintu atas panggul

selama engagemen belum jelas

terjadi.

(4) Leopold IV : Memperlihatkan posisi bokong yang

mapan di bawah simpisis.

Menurut Marmi (2010), pada

presentasi bokong murni otot-otot

paha terengang di atas tulang-tulang

di bawahnya, memberikan gambaran

keras menyerupai kepala

(5) TBJ (Tafsiran berat janin) dilakukan untuk

mengetahui berat badan janin sementara (Juliana,

2009).

Rumus TBJ (Tafsiran Berat Janin) = Tinggi fundus

uteri dalam cm – N x 155

N : 13 bila kepala belum melewati pintu atas

panggul

N : 12 bila kepala berada di ats spina ichiadika

N : 11 bila kepala masih berada di bawah spina

ichiadika (Saifuddin, 2006).

(c) Auskultasi
Dilakukan untuk mengetahui bunyi jantung janin. Dalam

keadaan normal 120 – 160 x/menit dan pada letak

sungsang DJJ paling jelas terdengar yang lebih tinggi

dari pusat (Oxorn dan William, 2010).

(2) Pemeriksaan panggul : kesan panggul, Distansia spinarum

normal 23-26 cm, Distansia kristarum normal 26-29 cm,

Congungata eksterna normal 18-20 cm dan lingkar panggul

normal 80 cm (Wiknjosastro, 2005).

(3) Anogenital

Adakah verices, luka, kemerahan, nyeri, kelenjar bartholini,

atau kelainanya yang lain juga perineum elastis atau tidak

(Nursalam, 2007).

d) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menegakkan

diagnosa dan untuk menentukan adakah faktor resiko meliputi :

USG untuk memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan

juga untuk mengidentifikasi setiap kelainan janin, pada trimester

III bagian terendah janin mulai memasuki PAP sehingga letak dan

presentasi janin tidak berubah lagi (Prawirohardjo, 2005).

Pada kasus kehamilan letak sungsang pemeriksaan

ultrasonografi tampak kepala janin di bagian atas fundus

(Manuaba, 2007).

b. Langkah kedua : Interpretasi data


Terdiri dari diagnosa kebidanan dari diagnosa, masalah dan

kebutuhan pada langkah ini data dasar yang sudah dikumpulkan

diinterpretasikan menjadi diagnosa dan masalah. Masalah tersebut

membutuhkan penanganan yang akan dituangkan ke dalam rencana

asuhan kebidanan (Janah, 2011).

1) Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam

lingkungan praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur

diagnosa kebidanan yang dikemukan dari hasil pengkajian atau yang

menyertai diagnosa (Varney, 2007).

Ny X Umur ibu G… P… A… Umur… tahun, kehamilan…minggu,

tunggal / ganda, hidup / mati, intra / ektrauteri / melintang, punggung

kanan / kiri, presentasi bokong.

Data subyektif :

a) Pernyataan ibu tentang jumlah kehamilan

b) Pernyataan pasien tentang jumlah persalinan

c) Pernyataan pasien tentang jumlah abortus

d) Pernyataan ibu yang berkaitan dengan HPHT

e) Keluhan pasien terasa sesak pada abdomen bagian atas

(Manuaba, 2007).
Data obyektif yaitu kepala janin berada di fundus dan bokong di

bawah (Susilowati dkk, 2009).

(1) Pemeriksaan TTV

i. Kesadaran Umum

Menurut Saifuddin (2006), Keadaan umum pada kehamilan

sungsang kesadaran umum adalah baik

ii. Kesadaran pada ibu hamil sungsang adalah composmentis

(Wiknjosastro, 2005).

iii. Tekanan darah Batas normal antara 90/60 mmHg sampai

130/90 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 150

mmHg dari keadaan pasien normal (Wiknjosastro, 2005).

iv. Nadi : Pada ibu hamil nadi dikatakan normal 80-84

x/menit. Batas suhu normal adalah 60 - 100x/menit

(Wiknjosastro, 2005).

v. Suhu normal adalah 36˚C-37˚C (Wiknjosastro, 2005).

vi. Pernafasan pada ibu hamil batas normal 12-20 x/menit

(Prawirohardjo, 2005).

b) Palpasi

Palpasi akan teraba bagian keras, bundar dan melenting pada

fundus uteri yaitu kepala janin. Punggung anak dapat diraba di

salah satu sisi perut dan bagian-bagian kecil-kecil janin berada

pada pihak yang berlawanan. Di atas simpisis, teraba bagian

kurang bundar dan lunak yaitu bokong janin


c) Auskultasi

Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau

sedikit lebih tinggi daripada umbilicus (Wiknjosastro, 2007).

d) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan USG, pada kasus kehamilan letak sungsang

pemeriksaan ultrasonografi tampak kepala janin di bagian atas

abdomen (Manuaba, 2007).

2) Masalah

Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang

ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.

(Salmah dkk, 2006). Masalah pada ibu hamil dengan letak sungsang

yaitu merasa cemas atau khawatir dengan kehamilannya.

3) Kebutuhan

Hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifilasi dalam

diagnosa dan masalah yang didapatkan malakukan analisis data.

Kebutuhan ibu hamil dengan letak sungsang yaitu memberikan KIE

tentang letak sungsang (Salmah dkk, 2006).

c. Langkah ketiga : Diagnosa potensial

Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan

pencegahan, sambil mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-

siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi

(Varney, 2007).
Menurut Manuaba (2008), pada saat persalinan dengan letak

sungsang dapat terjadi perdarahan intrakranial, aspirasi air ketuban,

ketuban pecah dini).

d. Langkah ke empat : Tindakan segera

Menetapakan kebutuhan terhadap tindakan segera, melalui

konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan

kondisi klien. Tindakan segera pada kehamilan sungsang yaitu knee

chest position.

e. Langakah Kelima : Perencanaan

Menurut Chapman (2006), perencanaan yang bersifat menyeluruh

dari langkah – langkah sebelumnya. yaitu :

1) Beri informasi KIE dan motivasi kepada ibu tentang kehamilan letak

sunsang.

2) Beri penkes tentang pelaksanaan postural posisi knee chest.

3) Bila diperlukan kolaborasi dengan dokter dan kapan ibu harus segera

datang ke tempat pelayanan kesehatan, bila tidak dijumpai kelainan

maka masih ada kemungkinan untuk persalinan sungsang normal

dengan metode bracht.

4) Melakukan rujukan ke puskesmas atau ke dokter ahli untuk

mendapatkan petunjuk kepastian posisi bayi dalam rahim

f. Langkah keenam : Pelaksanaan


Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana

sebelumnya, baik terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang

ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri

maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (Varney, 2007).

1) Memberi informasi kepada ibu tentang kehamilan letak sunsang.

2) Memberi penkes tentang pelaksanaan postural posisi knee chest.

3) Bila diperlukan kolaborasi dengan dokter dan kapan ibu harus

segera datang ke tempat pelayanan kesehatan.

g. Langkah ketujuh : Evaluasi

Merupakan langkah pengecekan apakah rencana asuhan benar-

benar telah terpenuhi kebutuhan sebagai mana telah diidentifikasi

dalam masalah diagnos. Hasil akhir letak sungsang yaitu keadaan

umum baik, ibu tidak merasa cemas, bagian terbawah adalah kepala

(Varney, 2007).

1. Data perkembangan

Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan

adalah SOAP yang merupakan salah satu metode pendokumentasian yang

ada antaranya. Adapun konsep SOAP (Varney, 2007).

a. Subyektif : Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil

pengumpulan data melalui anamnesa.


b. Obyektif : Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik

klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang

dirumuskan dalam data untuk mendukung assesment.

c. Assesment : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan

interpretasi data subyaktif dan obyektif dalam suatu

identifikasi.

d. Planning : Menggambarkan pendokumentasian dan perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi berdasarkan assesment..

C. Informed Concent

Infomed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien untuk

walinya yang berhak terhadap bidan untuk melaksanakan sesuatu tindakan

kebidanan terhadap pasien sesudah memperoleh informasi lengkap dan yang

dipahami mengenai tindakan itu. Infomed consent merupakan butiran yang

paling penting dalam pencegahan konflik etik yang sangat besar. Walaupun

demikian bukan berarti infomed consent dapat mengatasi permasalahan

karena kita meliahatyang terjadi selanjutnya dari luar dugaan, oleh karena itu

bidan selalu dituntut untuk berbuat untuk berbuat baik untuk pasienya sesuai

kondisi (IBI, 2007).


BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI TRIMESTER III

PADA Ny. R UMUR 20 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN

33+3 MINGGU DENGAN LETAK SUNGSANG

DI RS IMELDA MEDAN

A. TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

Tanggal : 05 Juli 2019 Pukul :11.00 WIB

a. Identitas Pasien Identitas Suami

1. Nama : Ny. R Nama : Tn.S

2. Umur : 20 tahun Umur : 25 tahun

3. Agama : Islam Agama :Islam

4. Suku, Bangsa : Jawa,indonesia Suku, Bangsa:Jawa,indonesia

5. Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

7. Alamat : Medan

b. Anamnesa (Data Subyektif)

1) Alasan pada waktu masuk

Ibu ingin memeriksakan kehamilannya berusia 8 bulan

2) Keluhan utama

Ibu mengatakan terasa sesak di perut bagian atas dan ibu merasa

kurang nyaman karena gerakan bayi yang dikandung sangat aktif.


3) Riwayat Menstruasi

a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama umur 13 tahun.

b) Siklusnya : Ibu mengatakan jarak haidnya ± 30 hari.

c) Lamanya : Ibu mengatakan lamanya haid 6-7 hari.

d) Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut 2-3 kali sehari.

e) Teratur/tidak: Ibu mengatakan haidnya teratur.

f) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya encer, berwarna

merah dan tidak ada gumpalan.

g) Disminorhoe : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri perut saat

haid.

4) Riwayat Hamil ini

a) HPHT

Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 4- 11-2018

b) Gerakan Janin

Ibu mengatakan gerakan janin pertama dirasakan umur

kehamilan 3 bulan.

c) Obat yang dikonsumsi

Dari buku KIA Ibu hanya mengkonsumsi obat dari bidan

berupa tablet Fe 60 mg 10 tablet 1 x 1, vit C 1000 mg dan Kalk

500 mg

3 x 1.

d) Keluhan-keluhan pada :

Trimester I : Ibu mengatakan merasa mual dan

pusing. Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada


keluhan.
Trimester III : Ibu mengatakan sesak di perut bagian atas.

e) ANC : 5 kali ANC

Trimester I : 1 kali, saat umur kehamilan 3 bulan.

Trimester II : 3 kali, saat umur kehamilan 4 bulan 5 bulan

dan 6 bulan

Timester III : 1 kali, saat umur kehamilan 7 bulan.

f) Penyuluhan yang pernah didapat :

Ibu mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan

apapun.

g) Imunisasi TT : Ibu mengatakan pernah imunisasi sebanyak

2 kali.

TT1 : Pada saat umur kehamilan 5 bulan.

TT2 : Pada saat umur kehamilan 6 bulan.

h) Kekhawatiran khusus

Ibu mengatakan merasa takut karena janinnya sungsang.

5) Riwayat Penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang

Ibu mengatakan pada saat ini tidak sedang menderita penyakit

seperti demam, batuk, pilek dan flu.

b) Riwayat penyakit sistemik

(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak merasakan nyeri di

dada sebelah kiri, tidak berdebar – debar


serta tidak pernah berkeringat di telapak

tangan.

(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan

sakit pada daerah pinggang sebelah kanan

dan kiri.

(3) Asma : Ibu mengatakan selama ini tidak pernah

sesak napas.

(4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk dalam

waktu yang lama ± 3 bulan dan berkeringat

dingin pada malam hari.

(5) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah menderita

penyakit kuning.

(6) Diabetes Militus : Ibu mengatakan minum banyak pada

malam hari, tidak cepat lapar, tidak sering

kencing.

(7) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami

tekanan darah tinggi atau lebih dari 140/90

mmHg.

(8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami

kejang yang disertai keluar busa pada

mulutnya.

(9) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit

seperti AIDS, infeksi saluran kencing.

c) Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarganya serta suaminya tidak ada

yang mempunyai riwayat penyakit menular seperti TBC,

hepatitis dan penyakit menurun seperti DM, hipertensi.

d) Riwayat Keturunan Kembar

Ibu mengatakan dalam keluarganya dan keluarga suaminya

tidak ada riwayat keturunan kembar.

6) Riwayat Perkawinan

a) Status perkawinan : Sah, kawin 1 kali.

b) Umur 20 tahun dengan suami umur 25 tahun, lamanya 2 tahun,

belum mempunyai anak.

7) Riwayat Keluarga Berencana

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

apapun.

8) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan nifas yang lalu

Anak Nifas Keadaan


Tgl/Tahun Tempat Umur Jenis Peno
No Anak
Partus Partus Kehamilan Partus long JK B PB Keadaa Laktasi Sekarang
B n
1 Hamil – – – – – – – – – –
Sekarang

9) Pola Kebiasaan sehari – hari

a) Nutrisi

Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 2 kali sehari porsi

sedang menu nasi 1 piring, sayur, lauk dan

minum air putih ± 8 gelas sehari.


Selama hamil : Ibu mengatakan 3 kali sehari porsi sedang

nasi 1 piring, sayur, lauk, buah dan minum

air putih ± 8 gelas sehari dan minum 1 gelas

susu.

b) Eliminasi

Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari,

konsentrasi lunak, kekuningan dan BAK 3-

4 kali sehari warna jernih kekuningan.

Selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari,

konsentrasi lunak, kekuningan dan BAK

4 – 6 kali sehari warna jernih kekuningan.

c) Aktivitas

Sebelum hamil : Ibu mengatakan pekerjaan rumah dilakukan

sendiri.

Selama hamil : Ibu mengatakan suami membantu

melakukan pekerjaan rumah.

d) Istirahat/Tidur

Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur selama ± 8 jam

sehari Selama hamil : Ibu mengatakan tidur siang ± 1

jam dan

malam ± 6 – 8 jam.

e) Seksualitas

Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan 2 – 3

kali dalam 1 minggu dan tidak ada keluhan.

Salama hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan 1

kali dalam 1 minggu dan tidak ada keluhan.


f) Personal Hygiene

Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok

gigi 2 kali sehari dan ganti baju 1 kali

sehari.

Salama hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok

gigi 2 kali sehari dan ganti baju 2 kali

sehari.

10) Psikologi Budaya

a) Perasaan tentang kehamilan ini

Ibu mengatakan cemas atau takut dengan kehamilan letak

sungsang.

b) Kehamilan ini direncanakan/tidak

Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan.

c) Jenis kelamin yang diharapkan

Ibu mengatakan anak laki – laki dan perempuan sama saja.

d) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini

Ibu mengatakan keluarga sangat mendukung dengan kehamilan

ini.

e) Keluarga yang lain yang tinggal serumah

Ibu mengatakan hanya tinggal dengan suaminya.

f) Pantangan makanan

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun.

g) Kebiasaan adat istiadat

Ibu mengatakan dalam keluarganya ada adat istiadat mitoni (7

bulanan).
h) Riwayat USG

Ibu mengatakan dilakukan pememeriksaan USG pada tanggal

29 April 2013 dengan hasil letak sungsang

i) Kebiasaan obat-obatan / rokok

Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan obat – obatan

sembarangan, baik dirinya dan suaminya tidak merokok.

c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)

1. Status Generalis

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV : TD : 120/80 mmHg N: 85 x/mnt

S : 365 °C R : 22 x/mnt

d. Tinggi Badan : tidak dilakukan pemeriksaan

e. Berat badan sebelum hamil : 46 kg

f. Berat badan selama hamil : 55 kg

g. LLA : 24,5 cm

h. HPL : 11-8-2013

i. Umur kehamilan : 33+3 minggu

2. Pemeriksaan Sistematis

a. Kepala

1) Rambut : Bersih, tidak ada ketombe dan

tidak mudah rontok.

2) Muka : Tidak oedem dan tidak ada

cloasma gravidarum.

3) Mata

a) Oedema : Tidak ada pembengkakan.


b) Konjungtiva : Warna merah muda.

c) Sklera : Putih.

4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan,

simetris kanan dan kiri.

5) Telinga : Bersih, tidak ada serum,

simetris kanan dan kiri.

6) Mulut / gusi / gigi : Tidak stomatitis, tidak caries, lidah

bersih, gusi tidak berdarah.

b. Leher

1) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran.

2) Tumor : Tidak ada tumor.

3) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran.

c. Dada dan Axilla

1) Jantung : Tidak dilakukan pemeriksaan.

2) Mammae

a) Membesar : Pembesaran normal.

b) Tumor : Tidak ada benjolan.

c) Simetris : Simetris kanan dan kiri.

d) Areola : Bersih, hiperpigmentasi.

e) Puting susu : Menonjol.

f) Kolostrum : Belum keluar.

3) Axilla

a) Benjolan : Tidak ada.


b) Nyeri : Tidak ada.

4) Ekstremitas

a) Varices : Tidak terdapat varices.

b) Oedema : Tidak ada oedem.

c) Reflek Patella : Positif kanan dan kiri.

d) Betis merah/lembek/keras : Tidak merah, tidak keras.

3. Pemeriksaan khusus Obstetri ( Lokalis )

a. Abdomen

1) Inspeksi

a) Pembesaran perut : Sesuai umur kehamilan.

b) Bentuk perut : Memanjang.

c) Linea alba / nigra : Linea nigra.

d) Strie albican / livide : Tidak ada strie.

e) Kelainan : Tidak ada.

f) Pergerakan janin : Tidak terlihat pergerakan saat

dilakukan pemeriksaan.

2) Palpasi

a) Kontraksi : Tidak ada kontraksi saat

dilakukan pemeriksaan.

b) Leopold I : TFU : 3 Jari di atas pusat.

Bagian Fundus teraba bulat, keras,

melenting ( kepala ).

c) Leopold II : Kanan : Teraba bagian -bagian kecil

janin (ekstremitas).
Kiri : Teraba tahanan keras

memanjang (punggung).

d) Leopold III : Bagian terendah teraba bulat, lunak,

tidak melenting (bokong).

e) Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk

panggul.

f) TFU (Mc Donald) : 20 cm.

g) TBJ : (20-12) x 155 = 1240 gram.

3) Auskultasi

DJJ punctum maximum: sebelah kiri atas

umbilikus. Frekuensi : 136 x/menit.

Teratur/tidak teratur : Teratur.

b. Pemeriksaan Panggul

1) Kesan Panggul : Normal

2) Distansia Spinarum : 25 cm.

3) Distansia Kristarum : 28 cm.

4) Conjungata Eksterna : 20 cm.

5) Lingkar Panggul : 88 cm.

c. Anogenital

1) Vulva vagina

a) Varices : Tidak ada.

b) Luka : Tidak ada.

c) Kemerahan : Tidak kemerahan.

d) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.


e) Kelenjar bartolini : Tidak ada pembesaran.

f) Pengeluaran Varginam : Tidak ada.

2) Perineum

a) Bekas luka : Tidak ada.

b) Lain – lain : Tidak ada.

3) Anus

a) Haemoroid : Tidak ada.

b) Lain – lain : Tidak ada.

4. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

Tidak dilakukan.

b. Pemeriksaan penunjang lain

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang lain.

2. Interpretasi Data

Tanggal : 5 Juli 2019 Pukul :11.15 WIB

a. Diagnosa Kebidanan

Ny. R G1P0A0 umur 20 tahun, umur kehamilan 33+3 minggu, janin

tunggal, hidup, intra uteri, letak memanjang, presentasi bokong,

punggung kiri, bagian terbawah belum masuk PAP.

Data Dasar

Subyektif

1) Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya.

2) Ibu mengatakan sesak dan perut bagian atas terasa penuh.

3) Ibu mengatakan menstruasi terakhir tanggal 4 Oktober 2018.


4) Ibu mengatakan dilakukan pemeriksaan USG pada tanggal 29 April

2013 dengan hasil umur kehamilan 28 minggu dengan letak

sungsang.

Obyektif

Keadaan Umum : Baik.

Kesadaran : Composmentis.

TTV : TD : 120/80 mmHg N : 85 x/mnt.

S : 365 °C R : 22 x/mnt.

Palpasi

Leopold I : TFU 3 jari di atas pusat, bagian fundus teraba

bulat, keras melenting (kepala).

Leopold II : Kanan : Teraba bagian – bagian kecil janin

(ekstremitas).

Kiri : Teraba tahanan keras memanjang

(punggung).

Leopold III : teraba bulat, lunak, tidak melenting

(bokong). Leopold IV : bagian terbawah belum masuk

panggul.

TFU (Mc Donald) : 20 cm.

TBJ : (20-12) x 155 = 1240 gram

Auskultasi : Djj punctum maximum : diatas pusat ibu sebelah

kiri.

Frekuensi : 136 x/mnt, teratur.

HPL : 11-8-2013

Umur kehamilan : 33+3 minggu.


b. Masalah

1) Ibu merasa cemas dengan keadaan kehamilan dengan posisi

sungsang.

2) Ibu merasa sesak di perut bagian atas dan kurang nyaman karena

gerakan bayi yang dikandung sangat aktif.

c. Kebutuhan

1) Beri motivasi tentang kecemasan ibu.

2) Informasi tentang posisi knee chest.

3. Diagnosa Potensial

Pada ibu terjadi perdarahan, trauma persalinan dan infeksi

Pada bayi bisa terjadi gawat janin (perdarahan, infeksi pascapartus, dan

trauma persalinan

4. Tindakan Segera

Pendidikan kesehatan tentang posisi knee chest

5. Rencana Tindakan

Tanggal 5 Juli 2019 Pukul :11.25 WIB

a. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan.

b. Beri motivasi ibu agar tidak terlalu cemas dengan kehamilannya.

c. Ajarkan ibu untuk berposisi knee chest (menungging) dan

mempraktekan 3 - 4 kali sehari selama 10 – 15 menit.

d. Anjurkan ibu untuk tetap istirahat cukup.

e. Beri KIE tentang gizi ibu hamil.


f. Berikan terapi pada ibu berupa tablet Fe, kalk dan vit C dan anjurkan

ibu untuk minum obat dari bidan.

g. Beritahu ibu 6 hari lagi akan di lakukan kunjungan rumah.

6. Pelaksanaan

Tanggal 5 Juli 2019 Pukul:11.35 WIB

a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, bahwa posisi janin yang

dikandungnya dalam keadaan letak sungsang dimana bagian

terbawahnya adalah bokong.

b. Memberikan motivasi ibu agar tidak terlalu cemas dengan

kehamilannya.

c. Mengajarkan ibu untuk posisi knee chest (menungging), dimana dada

dan lutut sejajar dengan lantai, lutut sejajar dengan dada. Dilakukan 3

– 4 kali/hari selama 15 menit yaitu pada saat sebelum mandi dan

sesudah mandi.

d. Menganjurkan ibu untuk tetap istirahat cukup.

e. Memberi KIE tentang gizi ibu hamil yang meliputi pengertian nutrisi

sehat, macam nutrisi, sumber makanan yang sehat, cara mengolah

makanan yang sehat, contoh menu ibu hamil yang seimbang dan akibat

kurang nutrisi pada saat hamil.

f. Memberikan terapi pada ibu berupa, Kalk 500 mg 10 tablet 1 x 1 pagi

hari, tablet Fe 60 mg/hari 10 tablet 1x1dan Vit C 1000 mg 1 x 1 pada

malam hari sebelum tidur.

g. Memberitahu ibu 6 hari lagi untuk kunjungan rumah.


7. Evaluasi

Tanggal : 5 Juli 2019 Pukul :12.00 WIB

a. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan,bahwa posisi janin yang

dikandung ibu dalam keadaan sungsang, dimana bagian bawahnya

adalah bokong.

b. Ibu mengatakan masih merasa cemas.

c. Ibu sudah bisa dan bersedia melakukan posisi knee chest dengan

anjuran 3 – 4 kali / hari selama 15 menit.

d. Ibu bersedia untuk istirahat cukup.

e. Ibu sudah mengerti tentang gizi ibu hamil dan bersedia mengkonsumsi

gizi ibu hamil.

f. Terapi sudah diberikan dan ibu bersedia minum obat yang diberikan

oleh bidan.

g. Ibu sudah mengetahui bahwa 6 hari lagi dilakukan kunjungan rumah

pada tanggal 11 Juli 2013.


DATA PERKEMBANGAN I

(KUNJUNGAN RUMAH)

Tanggal : 11 Juli 2019, Pukul 09.00 WIB

S : Subyektif

1. Ibu mengatakan sudah tidak merasakan gerakan janin berlebihan .

2. Ibu mengatakan sudah tidak merasakan cepat lelah saat beraktifitas.

3. Ibu mengatakan sudah melakukan posisi nungging di rumah dan

dilaksanakan 5 – 7 kali sehari selama 10 – 15 menit.

4. Ibu mengatakan merasa pusing.

5. Ibu mengatakan sudah minum obat yang diberikan sesuai petunjuk.

O : Obyektif

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis.

3. Vital Sign : TD : 110/70 mmHg S : 368 ° C

R : 21 x/menit N : 85 x/menit

4. Palpasi

Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat, bagian fundus teraba

bulat,keras melenting (kepala).

Leopold II : Kanan : Teraba bagian – bagian kecil janin

(ekstremitas).

Kiri : Teraba tahanan keras

memanjang (punggung).

Leopold III : teraba bulat, lunak, tidak melenting


(bokong).

Leopold IV : bagian terbawah belum masuk panggul.

5. DJJ : 130 x/menit, teratur.

6. Punctum maximum : sebelah kiri atas umbilikus

A: Assesment

Ny. R G1P0A0 umur 20 tahun, umur kehamilan 35+4 minggu dengan letak

sungsang.

P : Planning

Tanggal : 11 Juli 2019 Pukul 09.15 WIB

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, bahwa posisi janin yang

dikandungnya dalam keadaan letak sungsang dimana bagian terbawahnya

adalah bokong.

2. Menganjurkan ibu tetap melakukan posisi knee chest (menungging).

3. Memotivasi ibu agar tidak terlalu cemas dengan kehamilannya.

4. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan minum obat dari bidan, yaitu Kalk

500 mg 10 tablet 1 x 1 pagi hari, tablet Fe 60 mg/hari 10 tablet 1x1dan

Vit C 1000 mg 1 x 1 pada malam hari sebelum tidur

Evaluasi

Tanggal 11 Juli 2019 Pukul :09.30WIB

1. Ibu sudah mengerti hamil dengan letak sungsang.

2. Ibu bersedia melakukan knee chest dirumah.


3. Ibu mengatakan tidak cemas lagi setelah mendapat penjelasan dari bidan

dan ibu tidak lupa berdoa.

4. Ibu bersedia minum obat dari bidan.

DATA PERKEMBANGAN II

(KUNJUNGAN RUMAH)

Tanggal 23 Juli 2019, Pukul 09.10 WIB

S: Subyektif

1. Ibu mengatakan sudah tidak merasakan gerakan janin berlebihan .

2. Ibu mengatakan sudah tidak merasakan cepat lelah saat beraktifitas.

3. Ibu mengatakan sudah melakukan posisi knee chest di rumah dan

dilaksanakan 5 – 7 kali sehari selama 10 – 15 menit.

4. Ibu mengatakan merasa pusing.

5. Ibu mengatkan sudah minum obat yang diberikan sesuai petunjuk.

O : Obyektif

1. Keadaan umum : baik.

2. Kesadaran : Composmentis.

3. Vital Sign : TD : 120/80 mmHg S : 367 ° C

R : 22 x/menit N : 82 x/menit

4. Palpasi

Leopold I : TFU pertengahan pusat dengan procesus xyphoideus, bagian

fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong).

Leopold II : Kanan : teraba tahan keras memanjang (punggung).


Kiri : teraba bagian terkecil janin (ektermitas)

Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (kepala), masih dapat

digoyangkan.

Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul.

5. DJJ 140 x/menit punctum maximum : sebelah kiri bawah pusat.

A: Assesment

Ny. R G1P0A0 umur 20 tahun, umur kehamilan 37+2 minggu, dengan riwayat

letak sungsang.

P : Planning

Tanggal 23 Juli 2019 Pukul 09.20WIB

1. Memberi informasi pada ibu bahwa kehamilannya sudah kembali normal

dimana kepala berada dibagian bawah.

2. Memberi informasi pada ibu posisi knee chest sudah berhasil dan

tidak perlu dikerjakan lagi.

Evaluasi

Tanggal 23 Juni 2019 Pukul :09.30 WIB

1. Ibu sudah tahu bahwa kehamilannya sudah kembali normal dimana

kepala sudah berada dibagian bawah.

2. Ibu bersedia mengerjakan posisi knee chest.

3. Ibu bersedia melanjutkan minum obat yang diberikan sesuai petunjuk.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengkajian yang dilakukan tanggal 05 Juli 2019 pukul 11.00 WIB.

Identitas Pasien Nama Ny. R, Umur 20 tahun, Data Subyektif yang

meliputi alasan pada waktu masuk dikarenaka Ibu ingin memeriksakan

kehamilannya Ibu mengatakan terasa sesak di perut bagian atas.. Data

Obyektif didapatkan keadaan umum baik, Kesadaran Composmentis. TTV

tekanan darah 120/80 mmHg N: 85 x/menit, Suhu 365 °C, respirasi 22

x/menit, tinggi badan tidak dilakukan pemeriksaan, Berat badan sebelum

hamil 46 kg, Berat badan sekarang 50 kg. antara kasus dan teori terjadi

kesenjangan pada pemeriksaan tinggi badan.

2. Interpretasi Data pada tanggal : 5 Juli 2019 Pukul :11.05 WIB diagnosa

kebidanan didapatkan Ny. R G 1P0A0 umur 20 tahun, umur kehamilan 35

minggu, janin tunggal, hidup, intra uteri, letak memanjang, punggung kiri,

bagian terbawah belum masuk PAP dengan letak sungsang. Data

Subyektif Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya, Ibu mengatakan

sesak dan perut bagian atas terasa penuh, Ibu mengatakan menstruasi

terakhir tanggal 4 November 2012. Obyektif keadaan umum baik,

kesadaran composmentis tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 85 x/menit

suhu 36,5° C, respirasi 22 x/mnt.


3. Diagnosa Potensial pada kasus tidak terjadi perdarahan, sehingga tidak

terjadi diagnosa potensial.

4. Antisipasi tindakan segera berupa pendidikan kesehatan tentang posisi

knee chest. Jadi langkah keempat ini antara teori dan praktek asuhan

kebidanan tidak ada kesenjangan.

5. Perencanaan pada kasus rencana tindakan pada tanggal 5 Juli 2013 pukul

11.25 WIB yaitu beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, Beri motivasi ibu

agar tidak terlalu cemas dengan kehamilannya, ajarkan ibu untuk berposisi

knee chest (menungging) dan mempraktekan 3 - 4 kali sehari selama 10 –

15 menit, anjurkan ibu untuk tetap istirahat cukup, beri KIE tentang gizi

ibu hamil. berikan terapi pada ibu berupa tablet Fe, kalk dan vit C dan

anjurkan ibu untuk minum obat dari bidan dan beritahu Ibu 6 hari lagi

akan di lakukan kunjungan rumah.

6. Pada tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya, baik terhadap

masalah pasien ataupun diagnosis yang ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat

dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim

kesehatan lainnya. Pelaksanaan tanggal 5 Juli 2013 pukul 11.35 WIB,

telah sesuai dengan perencanaan yang telah di susun.

6. Evaluasi

Evaluasi tanggal 23 Juli 2013 pukul 18.10 WIB didapatkan Keadaan

umum baik, Kesadaran Composmentis, vital Sign didapatkan Tekanan

darah 120/80 mmHg, Suhu 367 ° C, Respirasi 22 x/menit, Nadi 82 x/menit.


Pada pemeriksaan Palpasi Leopold I TFU pertengahan pusat dengan

procesus xyphoideus, bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting

(bokong). Leopold II Kanan : teraba tahan keras memanjang (punggung).

Kiri : teraba bagian terkecil janin (ektermitas), Leopold III Teraba bulat,

keras, melenting (kepala), masih dapat digoyangkan. Leopold IV kepala

belum masuk pintu atas panggul.

B. Saran

1. Bagi Profesi

Bidan dapat meningkatkan pengetahuan dan mutu pelayanan yang

menyeluruh dalam melaksanakan asuhan kebidanan khususnya tentang

pendidikan kesehatan pada ibu hamil dengan letak sungsang sesuai dengan

pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney serta memperhatikan

teknik posisi knee chest yang benar.

2. Bagi Klien

Diharapkan pasien memeriksakan kehamilannya pada tempat pelayanan

kesehatan sesuai kebutuhan untuk mengetahui posisi janinnya. Dan pasien


hendaknya dapat melakukan posisi bersujud (knee chect posision) sendiri

dengan memperhatiakan posisi tersebut dengan benar sehingga tidak

terjadi komplikasi dan posisi janin kembali normal.

3. Bagi Institusi

a. Pendidikan

Diharapkan bagi institusi pendidikan lebih menambah referensi terbaru

tentang kehamilan sungsang

b. Rumah sakit

Diharapakan dapat mempertahankan mutu pelayanan yang optimal

dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil sehingga dapat

memberikan kepuasan pada pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Chapman, V. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta: EGC

Dinkes. 2011. Target MDGs Bidang Kesehatan. http://www//depkes-target-mdgs-


bidang-kesehatan.html. Diakses tanggals 23 Oktober 2012
Handayani, D. 2009. Asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Ny S Dengan Letak
Sungsang Di RB Kinarsih Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah. Tidak
dipublikasikan

Janah, N. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta : CV. Andi

Manuaba, I.B.G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

–––––––––––––––––––– . 2008. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC.

. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi


––––––––––––––––––––
Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC

Manuaba, I.A.C. 2010. Ilmu Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan


Bidan. Jakarta: EGC

Marmi. 2011. Buku Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta :


Pustaka Pelajar.

Matondang, C. S. 2003. Diagnosis Fisik pada Anak. Edisi 6. Jakarta : Arcan EGC.

Mufdlilah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha


Medika Press.

Nursalam. 2002. Manajemen keperawatan : Aplikasi Dalam Praktek


Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2009. Proses dan dokumentasi keperawatan, konsep dan praktek.


Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Prawirohardjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.
Rukiyah, A.Y. 2009. Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarata : Trans Info
Media.

Saifuddin, AB. 2006. Buku panduan praktik pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta :YBP - SP

Salmah.2006. Asuhan kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC

Sari, V.R.P, 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Ny. S G1 P0 A0 Dengan letak
Sungsang di BPS Supadmi Bulu Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah. Tidak
dipublikasikan

Sastrawinata, 2005. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi, Jakarta : EGC

Sujiyatini. 2009. Keperawatan Ibu Hamil. Jogjakarta : Fitramaya

Varney, H. 2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi. 4. Volume. 2. Jakarta :

EGC Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama

Wheeler, L, 2004, Buku Saku Perawatan Antenatal dan Pasca Partum, Jakarta :
EGC

Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Cetakan 7. Jakarta : Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai