REFERAT Jiwa Richard
REFERAT Jiwa Richard
Perseptor :
Oleh :
21360192
NPM : 21360192
Telah menyelesaikan tugas referat dan telah dibacakan pada tanggal Januari 2023
dalam rangka kepanitraan klinik pada bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran
Universitas Malahayati
Disetujui oleh :
Perseptor Koas
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga saya dapat menyusun referat dalam rangka
kepanitraan klinik pada bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati.
Dalam penyusunan referat ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari
dr. Woro Pramesti, Sp.KJ. Maka penulis ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada dr.
Woro Pramesti, Sp.KJ yang telah membantu saya dalam menyelesaikan referat ini.
Penulis sangat berharap semoga refrat ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar referat ini menjadi
bahan belajar bagi pembaca. Saya merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan referat ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan referat.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1 DEFINISI.................................................................................................................3
2.2 EPIDEMIOLOGI....................................................................................................3
2.3 ETIOLOGI...............................................................................................................4
2.6 DIAGNOSIS............................................................................................................5
2.7 PENATALAKSANAAN.........................................................................................8
2.8 PENCEGAHAN.......................................................................................................9
2.9 PROGNOSIS..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
kelompok gangguan disosiasi. Sindrom ini karakteristik dengan timbulnya satu atau
kehidupan sosial, dan diagnosisnya tidak ditegakkan bila ini merupakan akibat
berikut: 1). Rasa yang samar dan semu atau unreality feelings, 2). Rasa tak nyaman
yang berhubungan dengan keadaan ini, 3). Tidak berbentuk waham, 4). Erat dengan
pengalaman diri di mana arti biasa realitas seseorang adalah sementara hilang atau
berubah. Ini diwujudkan oleh perasaan dirinya menjadi seorang pengamat luar atau
proses mental seseorang atau badan, atau merasa seperti robot atau seolah-olah
dalam mimpi.
penghayatan diri sedemikian rupa sehingga perasaan tentang realitas dirinya hilang
atau berubah untuk sementara waktu. Manifestasi keadaan ini berupa perasaan asing
terhadap diri sendiri atau perasaan tidak riil, individu dapat merasa seperti berada
dalam mimpi, atau dapat juga merasa tidak dapat mengendalikan tingkahlakunya
dengan sepenuhnya.
perasaan asing dan tidak riil terhadap tubuhnya atau dirinya atau tindakannya
sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
Gangguan ini biasa dimulai antara usia 15-30 tahun dan sangat jarang
setelah 40 tahun. Pada wanita ditemukan du kali lebih banyak daripada
pria.Depersonalisasi sebagai gejala yang berdiri sendiri sangat jarang dijumpai,
kadang-kadang ditemukan bersama dengan kecemasan, depresi, skizofrenia atau
gangguan otak organic.Kesulitan untuk menemukan kasus ini timbul apabila
gejalanya menyebabkan anxietas atau depresi yang menyolok.
3
Penelitian pada college student yang dilakukan oleh Dixon menunjukkan
bahwa sekitar 50 persen dari yang diteliti pernah mengalami dipersonalisasi sepintas
dan tidak ditemukan adanya perbedaan yang bermakna antara insiden pada pria dan
wanita.
2.3 ETIOLOGI
Depersonalisasi dapat disebabkan oleh penyakit psikologis, neurologis, atau
sistemik. Sistemik yang disebabkan antara lain gangguan endokrin tiroid dan
pancreas. Depersonalisasi telah dikaitkan dengan epilepsy tumor otak, kekurangan
sensorik, dan trauma. Depersonalisasi disebabkan oleh stimulus dari kortex lobus
temporal.Depersonalisas dikaitkan dengan berbagai zat, termasuk alcohol,
barbiturate, benzodiazepine, skopolamin, antagonis reseptor B-adrenergic, ganja
dan hamper semua phencyclidine (PCP) atau zat halusinogen. Kecemasan dan
depresi merupakan factor predisposisi seperti stress berat yang dialami misalnya
4
dalam pertempuran atau dalam suasana kcelakaan mobil. Depersonalisasi adalah
gejala yang sering dikaitkan dengan kecemasan, gangguan depresi, dan skizofrenia.4
5
Pada penderita nerosa depersonalisasi terjadi perubahan kesadaran yang
tidak menyenangkan terhadap dunia luar.Ia merasa aneh, barang-barang dan
keadaan yang sudah serung dilihatnya bergerak seperti otomatis atau karena suatu
kekuatan gaib. Diri sendiri dirasakan lain, asing,seperti dalam mimpi atau mungkin
berada diluar tubuhya dan melihat tubuhnya dari atas. Sering penderita merasa
ditinggalkan sendirian, ditolak, tidak disukai, terkurung dari dunia luar. Suara-suara
dan bahasa aslinya terdengar asing baginya.
2.5 DIAGNOSIS
Untuk diagnosis pasti, harus ada salah satu atau dua-duanya dari (a) dan (b),
ditambah (c) dan (d).7
(a) Gejala depersonalisai, yaitu individu merasa bahwa perasaannya dan /atau
pengalamannya terlepas dari dirinya, jauh, bukan dari dirinya, hilang dan
sebagainya;
(b) Gejala derealisasi, yaitu objek,orang dan/atau lingkungan menjadi seperti tidak
sesungguhnya (unreal), jauh, semu, tanpa warna, tidak hidup dan sebagainya;
(c) Memahami bahwa hal tersebut merupakan perubahan spontan dan subjectif, da
bukan disebabkan oleh kekuatan luara atau orang lain (insight cukup baik);
(d) Peng-indraan tidak terganggu dan tidak ada “toxic confusional satate” atau epilepsy.
Harus dapat dibedakan gangguan lain dengan gejala “change of personality”, seperti
skizofrenia (F20); Gangguan disosiatif (F44; Epilepsi lobus temporalis (Pre/Post-
ictal)
Ackner menyebut 4 kriteria untuk diagnose depersonalisasi:6
1.kenyataan yang berubah
2. perubahan yang tidak menyenangkan
3. perubahan persepsi ini bukan suatu waham
4. tidak adanya respons emosional
6
skala disosiatif, kuesioner disosiatif, angket pengalaman disosiasi dan tes psikolog,
seperti Rorschach, telah digunakan untuk menegakkan diagnosis.
7
terdapat gejala psikiatrik yang lain, maka perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut
untuk membedakan depersonalisasi sebagai gejala tumor otak atau epilepsi.
2.7 PENGOBATAN
2.8 PROGNOSIS
Prognosanya bervariasi, beberapa pasien mengalami serangan-serangan
yang berulang dan berlangsung sampai bertahun-tahun, sementara pasien lain
mungkin hanya mengalami sekali serangan saja. Serangannya ada yang hanya
8
beberapa menit saja, tapi ada yang sampai berbulan-bulan. Apabila depersonalisasi
merupakan bagian sekunder dari gangguan lain, prognosanya tergantung pada
primernya.
9
BAB III
KESIMPULAN
dikaraktersitikan dari perasaan yang tidak nyata atautidak familiar dari keseluruhan diri
seseorang atau dari aspek-aspek diri termasuk perasaan, pikiran atau sensasi.
10
DAFTAR PUSTAKA
11