Anda di halaman 1dari 48

Oleh :

Dr. Sudi Astono, MS.


Kasie Pengawasan Norma Pengendalian PAK
E-mail: sudik3.nakertrans@@gmail.com
Hp. 0817898107, 081317705634

Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan & Kesehatan Kerja


Ditjen Binwasnaker & K3 - KEMENAKER R.I
Pelatihan Calon Ahli K3
Tahun 2016
Sudi Astono@2016 1
 Nama : Dr. Sudi Astono, MS.
 Tempat & Tanggal Lahir : Cilacap, 18 Juni 1966
 Alamat Rumah : Bumi Pancoran Mas Blok A/4 Depok – Jawa Barat
 Email : sudik3.nakertrans@gmail.com
 Alamat Kantor : Direktorat Pengawasan Norma K3, Ditjen Binwasnaker & K3,
Kemenaker., Jl Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta
 No Telpon & Fax : 021-5268045
 Mobile : 0817898107, 081317705634
 Jabatan : - Kepala Seksi Pengawasan Norma Pengendalian PAK
- Dokter Penasihat Ketenagakerjaan Pusat
 Pendidikan & Pelatihan :
 Dokter Umum, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (1985 - 1992)
 Pelatihan Dokter Hiperkes (1998)
 Pasca Sarjana (S2) Kedokteran Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2000 - 2003)
 Diklat Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan Depnakertrans (June – Oktober 2003)
 Training of Trainers (TOT) Higiene Industri, oleh IDKI, Jakarta (2004)
 Ergonomics Training Course, JICA, Japan (2004)
 Training of Integration of Manajemen System (ISO 14001, ISO 9001, OHSAS 18001) 2007
 Pengalaman Kerja :
 Kepala Puskesmas Adiluwih, Dinas Kesehatan Kab. Lampung Selatan (1993 – 1996)
 Pengawasan K3, Kanwil Depnaker Propinsi Kalimantan Selatan (1997 – 2000)
 Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja, Balai Hiperkes Prop Kalimantan Selatan (1997 – 2000)
 Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja Depnakertraans (mulai 2001)
 Organisasi :
 Anggota Ikatan Dokter Indonesia sejak 1993.
 Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (PP-IDKI) sejak 2001.

2
Sudi Astono@2016
A. Latar belakang & permasalahan kesehatan kerja:
 Penerapan norma kesehatan kerja merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari penerapan norma K3
 Permasalahan & isu K3 yang banyak diangkat adalah kasus
kecelakaan kerja, sedangkan kasus PAK kurang banyak
diangkat atau ditemukan kasusnya
 Estimasi ILO (2003), angka global: jml. pekerja mengalami
kec. Kerja ± 270 jt/th, dan jml. pekerja mengalami PAK ± 160
juta/th.
 Di Indonesia, kasus kec kerja diklaim ke Jamsostek ± 105.000
kasus /th, tetapi kasus PAK yg diklaim hanya < 50
kasus/tahun.
 Dapat di asumsikan bahwa kasus PAK di Indonesia banyak
yang tidak terdeteksi sehingga tidak diberikan kompensasi

3
1). INDUSTRIALISASI DAN DAMPAKNYA

Perkembangan  1.000 bhn kimia baru dipasarkan


Tekhnologi : mesin, setiap tahun
peralatan,  ribuan kategori bahaya (B3)
bahan & sistem kj  ratusan bersifat karsinogenik

(+) PROGRAM K3 KURANG  Dampak (-)


Masalah P
Kes. Umum pd Pekerja: R
• HIV & AIDS O Tenaga Kerja :
• NARKOBA G • Kecelakaan kerja
• Tuberculosis/TB R • Peny.Akibat Kerja
• Flu Baru dll. A • Ggn Kes. lainnya
M
K3

Lingkungan :
PRODUKTIVITAS Perusahaan : • Pencemaran
(Kuantitas, Kualitas, • Bbg kerugian/Loss • Efek rumah kaca
Efisiensi) • Kualitas-kuantitas • Penyakit pd masy.
& produk
KESEJAHTERAAN • Kelangsungan usaha

Sudi Astono@2016 4
2). Terdapat berbagai kondisi bahaya di tempat kerja

Fisika, Kimia, Biologi, Psikologi, Ergonomi

Sudi Astono@2016 5
3). Berbagai efek Bahan Beracun & Berbahaya (B3) dan radiasi mengion
terhadap kesehatan reproduksi
TERATOGENIC
EFFECT TERATOGENIC
MUTAGENIC EFFECT
EFFECT TERATOGENIC
EFFECT

MOTHER egg
CHILD
zygote embryo fetus
MUTAGENIC
EFFECT
FATHER sperm Malformations

Reduced Spontaneous Prenatal Childhood


fertility abortions
Sudi Astono@2016 death neoplasias
6
 Kerugian (SDM, properti, finansial dll.)
 Biaya/cost meningkat
 Turn over pekerja meningkat
 Produktivitas menurun
 (Kualitas & Kuantitas produk)
 Image & daya saing psh menurun
 Kerusakan lingkungan

Kemiskinan, rendahnya Kualitas SDM dan


Lingkungan Hidup

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/HDI &


Daya saing bangsa rendah

Sudi Astono@2016 7
• Setiap pekerja berhadapan dg risiko bahaya di tempat kerja 
berisiko penyakit/ganguan kesehatan berupa :
1) Penyakit akibat kerja/PAK (occupational diseases)
2) Penyakit umum  sesuai penyakit yg tjd di masyarakat umum
3) Penyakit terkait kerja (work related disease) penyakit yang
dicetuskan, dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan atau potensi
bahaya di tempat kerja.
 Pekerja menghadapi risiko ganda (dobel risiko) penyakit
• Pengobatan pada pekerja yang sakit harus menggunakan
pendekatan kesehatan kerja.
• Penempatan pekerja harus disesuaikan dengan kondisi
kesehatannya.
• Kondisi kesehatan pekerja sangat berpengaruh terhadap
kualitas SDM, produktifitas dan kelangsungan usaha suatu
perusahaan.

Sudi Astono@2016 8
B. Pengertian & Tujuan
KESEHATAN KERJA

 Kesehatan kerja adalah keadaan sejahtera dari badan,


jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap pekerja dapat
bekerja produktif secara sosial ekonomi tanpa
membahayakan diri sendiri, teman sekerja, keluarga,
masyarakat, dan lingkungan sekitarnya.

 Ilmu terapan tentang kesehatan yang menyangkut tenaga


kerja dan lingkungan kerja serta faktor-faktor yang
berkaitan.

Sudi Astono@2016 9
Tujuan Kesehatan Kerja menurut Joint ILO/WHO
Committee tahun 1995 :
1. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan
sosial dari pekerja
2. Pencegahan gangguan kesehatan disebabkan oleh
kondisi kerja
3. Perlindungan pekerja dari resiko faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan
4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam
lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik dan
psikologisnya
5. Penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap
manusia kepada pekerjaannya.

Sudi Astono@2016 10
Occupational health should aim at:
 the promotion and maintenance of the highest degree of
physical, mental and social well-being of workers in all
occupations;
 the prevention amongst workers of departures from health
caused by their working conditions;
 the protection of workers in their employment from risks
resulting from factors adverse to health;
 the placing and maintenance of the worker in an occupational
environment adapted to his physiological and psychological
capabilities; and,
 to summarize, the adaptation of work to man and of each man
to his job.

Sudi Astono@2016 11
Fokus utama kesehatan kerja menurut
Joint ILO/WHO Committee tahun 1995 :
1. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan
kapasitas kerjanya;
2. Peningkatan lingkungan dan kondisi kerja untuk menciptakan
situasi keselamatan dan kesehatan kerja yang kondusif; dan
3. Pengembangan organisasi dan budaya kerja yang mendukung :
a) keselamatan dan kesehatan kerja,
b) peningkatan situasi sosial yang positif,
c) kelancaran proses kerja dan
d) peningkatan produktivitas.

Sudi Astono@2016 12
C. Faktor-faktor Yg Mempengaruhi
Kesehatan & Produktivitas Tenaga Kerja

1.Beban kerja 2.Lingk.Kerja


• Fisik
• Fisik • Kimia
• Biologi
• Mental • Ergonomi
• Psikologi

3.Kapasitas kerja
 Pengetahuan & Keterampilan
 Kesegaran jasmani & rohani
 Status kesehatan/gizi
 Usia
 Jenis kelamin
 Ukuran tubuh
Sudi Astono@2016 13
1. Optimalisasi beban kerja
2. Pengendalian lingkungan kerja
 Teknis (eliminasi, substitusi, isolasi, enclosing, ventilasi,
penyempurnaan proses, housekeeping)
 Administratif (pengurangan waktu kerja terpapar, rotasi)
 Personal protektion : APD/PPE
3. Peningkatan kapasitas kerja

Sudi Astono@2016 14
 merupakan upaya kesehatan kerja yang mencakup :
pencegahan (preventif),
peningkatan (promotif),
pengobatan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif)
dengan mempertimbangkan faktor2 bahaya yang ada
di tempat kerja yang berpengaruh terhadap kesehatan
tenaga kerja.

Sudi Astono@2016 15
E. PERATURAN PERUNDANGAN/NORMA
KESEHATAN KERJA & PENERAPANNYA

Peraturan Perundangan/Norma Kesehatan Kerja:


1) UU yang mengamanatkan pengawasan Norma
Kesehatan Kerja
2) Norma yang khusus mengatur Kesehatan Kerja,
3) Norma yang sebagian mengatur Kesehatan Kerja.
4) Norma yang berkaitan dengan kesehatan kerja

Sudi Astono@2016 16
1). UU yg mengamanatkan pengawasan Norma Kesehatan Kerja

1. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


2. UU No. 3 Th 1951 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan
3. UU No. 21 Th 2003 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan pada Industri
dan Perdagangan
4. U No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
5. UU No. 3 Tahun 1969 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No.
120 tentang Higiene Dalam Perniagaan Dan Kantor2
6. UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja telah
diganti dengan:
1) UU No. UU No. 40 Th 2004 Ttg SJSN
2) UU No. 24 Th 2011 Ttg BPJS
Sudi Astono@2016 17
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

Pasal 86 UU No 13 Th 2003 ttg Ketenagakerjaan :


(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai peraturan perundang2an yg berlaku

Sudi Astono@2016 18
Penjelasan Pasal 86 :
Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk
memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.

Pasal 87
 Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan
 Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah

Sudi Astono@2016 19
Wajib dipenuhi oleh pengurus perusahaan/tempat kerja:
1. Mencegah & (-) kecelakaan
2. Mencegah, (-) & memadamkan kebakaran,
3. Mencegah & (-) bahaya peledakan
4. Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri dari keadaan
berbahaya
5. Memberikan P3K
6. Memberikan alat2 perlindungan diri pekerja
7. Mencegah & mengendalikan suhu, kelembaban, debu, asap, uap, gas,
radiasi, suara , getaran
8. Mencegah & mengendalikan timbulnya PAK
9. Penerangan yg cukup & sesuai
10. Suhu & kelembaban udara yg baik
11. Penyegaran udara yg cukup
12. Kebersihan, kesehatan ketertiban
13. Keserasian : tenaga kerja, lingk., cara dan proses kerja
14. Bongkar muat, perlakuan & penyimpanan barang
15. Mengamankan & memelihra segala jenis bangunan
16. Mencegah erkena aliran listrik berbahaya
17. Menyesuaikan & menyempurnakan pengamanan kerja

Sudi Astono@2016 20
Syarat-syarat K3 (UU No.1/70 pasal 3) yg berkaitan
dg Kesehatan Kerja & Lingkungan Kerja :

Kewajiban pengurus perusahaan/tempat


kerja:
1. Memberikan P3K
2. Memberikan APD
3. Mencegah & mengendalikan timbul/menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, gas, hembusan
4. Mencegah dan mengendalikan PAK
5. Penerangan/pencahayaan yang cukup & sesuai
6. Suhu & lembab udara yang baik
7. Penyegaran udara yang cukup
8. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
9. Keserasian antara tenaga kerja, lingkungan, cara kerja &
proses kerjanya.
Sudi Astono@2016 21
Kewajiban Pengurus Perusahaan
(Ps 8, 9, 10 UU No 1 tahun 1970)

Ps 8 :
• Pemeriksaan kesehatan badan, kondisi mental &
kemampuan fisik TK yang akan diterima & akan
dipindahkan sesuai sifat pekerjaan
• Pemeriksaan kes TK secara berkala
• Pemeriksaan kesehatan TK dilakukan oleh dokter yg
ditunjuk pengusaha & dibenarkan oleh Direktur (Dirjen
Binwasnaker-Kemenaker)

Sudi Astono@2016 22
Pasal 9
(1)Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan kpd TK
baru :
• Kondisi2 & bahaya2 yg dapat timbul dalam tempat kerja
• Semua alat pengaman dan alat2 perlindungan yg diharuskan
• Alat2 perlindungan diri (APD) bagi tenaga kerja ybs.
• Cara2 dan sikap kerja yang aman
(2)Hanya mempekerjakan TK apabila sudah meyakini
bahwa tenaga kerja telah memahami syarat2 K3
(3)Pengurus wajib memberikan pembinaan K3
(4)Pengurus wajib memenuhi dan mentaati semua
ketentuan yang berlaku bagi usaha & tempat kerja yg
dijalankan

Pasal 10
Membentuk Panitia Pembina K3 Permenaker No. 04/Men/1987

Sudi Astono@2016 23
2). Norma yang khusus mengatur Kesehatan Kerja

1. Norma Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja


2. Norma Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
3. Norma Penanggulangan Penyakit Akibat Kerja
4. Norma P3K Di Tempat Kerja
5. Norma Gizi Kerja & Penyelenggaraan Makan Di Tempat Kerja
6. Norma Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan
AIDS (P2-HIV & AIDS) di Tempat Kerja.
7. Norma Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan
dan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
Lainnya (P4GN) di Tempat Kerja

Sudi Astono@2016 24
 Norma Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja :
 Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja
 Permenakertranskop No 01 tahun1976 tentang Kewajiban latihan
Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan
 Permenakertrans No 01 tahun 1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene
Perusahaan dan K3 Bagi Tenaga Para Medis
 Kepdirjen Binwasnaker No. 22 Th 2008 ttg Juknis
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja

 Norma Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja :


 Permennakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan
Kerja
 Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 07/BW/1997 tentang
Pengujian Hepatitis B Dalam Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.

Sudi Astono@2016 25
 Norma Penanggulangan Penyakit Akibat Kerja :
 Kepres R.I No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan
Kerja
 Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban
Melapor Penyakit Akibat Kerja
 Permen Nakertrans No. Per 333/Men/1989 tentang Diagnosis dan
Pelaporan penyakit Akibat Kerja
 Kepmenakertrans No. Kep. 25/Men/2008 tentang Pedoman Diagnosis
Dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja

 Norma P3K Di Tempat Kerja :


 Permenakertrans No. 15 Tahun 2008 tentang P3K di Tempat Kerja,
 Kepdirjen Binwasnaker No 53 Th 2009 ttg Juknis Pelatihan dan
Lisensi Petugas P3K Di Tempat Kerja

 Norma Gizi Kerja & Penyelenggaraan Makan Di Tempat Kerja :


 Surat Edaran Menaker No. SE 01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin
dan Ruang Makan
 SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan Catering Yang
Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja
 Instruksi Menaker No. Ins. 03/M/BW/1999 tentang pengawasan terhadap
Pengelolaan Makanan di Tempat Kerja
Sudi Astono@2016 26
 Norma Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS
(P2-HIV & AIDS) di Tempat Kerja :
 Kepmenakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
 Kepdirjen Binwasnaker No 20 Th 2005 ttg Juknis
Pelaksanaan Program P2-HIV/AIDS Di Tempat Kerja
 Kepdirjen Binwasnaker No 44 Th 2012 tentang Pedoman
Pemberian Penghargaan Program P2-HIV dan AIDS Di
Tempat Kerja

 Norma Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan dan


Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya
(P4GN) di Tempat Kerja :
 Permenakertrans No. 11 Tahun 2005 tentang P4GN di
Tempat Kerja
 Kepdirjen No. III Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan P4GN di Tempat Kerja

Sudi Astono@2016 27
3). Norma yang sebagian mengatur Kesehatan Kerja

 PP No. No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan
Penggunaan Pestisida.
 Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat
Kesehatan, Kebersihan, Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
 Permennaker No. Per. 03/Men/1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pemakaian Asbes
 Permenaker No. Per. 03/Men/1986 tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida
 Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya Di Tempat Kerja
 Permenakertrans No. 13 Men/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja
 Instruksi menaker No. Ins. 01/Men/1988 tentang Peningkatan Pengawasan
dan Penertiban terhadap Pengadaan Kantin dan Toilet di Perusahaan

Sudi Astono@2016 28
4). Norma yang berkaitan dengan Kesehatan Kerja

 Pasal 79 UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


dan peraturan pelaksanaannya yang memuat tentang
pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat

 Pasal 81 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


yang memuat perlindungan pekerja perempuan dalam masa
haid  apabila merasakan sakit tidak wajib bekerja pada hari
pertama dan kedua waktu haid

Sudi Astono@2016 29
KERANGKA HUKUM PERLINDUNGAN K3 BIDANG KESEHATAN KERJA
PASAL 27 (2) UUD 1945
Setiap Warga Negara Berhak Atas Pekerjaan Dan Penghidupan Yang Layak
Bagi Kemanusiaan.

Ps 86 & 87 UU No. 13 Th 2003 ttg Ketenagakerjaan :


Perlindungan K3 dan penerapan SMK3

Ps 3, 8, 9 UU No. 1 Th 1970 ttg Keselamatan Kerja :


Syarat2 K3.
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

Permenaker 01 Th 1976, 01 Th 1979 : Dr & P Medis Psh


Permenaker 03 Th 1982 : Ply. Kes. Kerja
Permenaker No 02 Th 1980 : Px Kes TK
Permenaker No. 15 Th 2008 : P3K di Tpt Kerja
Permenaker 01 Th 1981 : Wajib Lapor PAK

JUKLAK/JUKNIS :
Kepdirjen No 22 Th 2008 : Peny. Ply. Kes. Kerja
Kepdirjen No. 53 Th 2009 : Pelatihan & Lisensi Ptgs P3K
30
30
Sudi Astono@2016
Sudi Astono@2016 31
Prinsip-Prinsip Pemenuhan Persyaratan/Norma
Kesehatan Kerja

1. Sbg. Pelaksanaan syarat2 K3  UU No. 1/ 1970


pasal 3, pasal 8
2. Dilaksanakan melalui Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja (12 Tugas Pokok PKK)  sesuai
Permenaker No. 03 /1982
3. Program berbasis risiko (Risk Based Program) 
disesuaikan potensi bahaya (Potential Health Hazards)
di setiap jenis pekerjaan/tempat kerja

Sudi Astono@2016 32
1. SDM Kesehatan Kerja :
a. Utama (Medis) :
Dokter Perusahaan
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
Paramedis perusahaan
b. Pendukung (Non Medis) :
Petugas P3K di Tempat Kerja
Petugas Penyelenggara Makan Bagi Tenaga
Kerja
Ahli K3 Umum
Ahli K3 Kimia
Petugas K3
Dll.
Sudi Astono@2016 33
• Dokter Perusahaan
dokter yang ditunjuk atau bekerja di perusahaan yang
bertugas atau bertanggung jawab atas higiene
perusahaan keselamatan dan kesehatan kerja
(Permenakertrans No. 01 Th 1976)
• Paramedis perusahaan
tenaga paramedis yang ditunjuk atau ditugaskan untuk
melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas-
tugas higiene perusahaan keselamatan dan kesehatan
kerja di perusahaan atas petunjuk dokter perusahaan.
(Permenakertrans No. 01 Th 1979)
Sudi Astono@2016 34
• Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja :
dokter yang ditunjuk oleh pengusaha yang telah
mengikuti training hiperkes dan dibenarkan/mendapat
pengesahan oleh Direktur Jenderal Binwasnaker, untuk
melakukan pemeriksa kesehatan tenaga kerja (ps 8 UU
No.1 Th 1970, Permenakertrans No. 02 Th 1980)

Sudi Astono@2016 35
Bentuk-Bentuk Pemenuhan Persyaratan/Norma
Kesehatan Kerja

1. SDM Kesehatan Kerja


2. Fasilitas Kesehatan Kerja :
a. Utama :
 Unit Pelayanan Kesja (klinik/rumah sakit perusahaan)
 Fasilitas P3K di Tempat Kerja
b. Pendukung :
 Penyediaan APD
 Penyediaan makan-minum di tempat kerja (dapur,
kantin, katering)
 Tata ruang, kebersihan dan kesehatan tempat kerja
 Fasilitas emergency (sistim tanggap darurat)

Sudi Astono@2016 36
Bentuk-Bentuk Pemenuhan Persyaratan/Norma
Kesehatan Kerja
1. SDM Kesehatan Kerja
2. Fasilitas & SDM Kesehatan Kerja
3. Program Kesehatan Kerja (Preventif, Promotif,
Kuratif, Rehabilitatif)
a. Khusus :
 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
 Pemberian P3K
 Penanganan penyakit/gangguan kesehatan
 Promosi kesehatan kerja
 Gizi Kerja dan peny. makan di tempat kerja
 Program P2-HIV & AIDS di Tempat Kerja
 Program P4GN di Tempat Kerja
b. Terkait:
 Pengukuran lingkungan kerja
 Penggunaan APD
 Pengendalian lingkungan kerja
Sudi Astono@2016 37
1. Diselenggarakan oleh lembaga/unit K3 bidang kesehatan kerja
 Pelayanan Kesehatan Kerja (Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982),
bekerjasama dg lembaga terkait :
 P2K3 (Permenaker No. Per.04/Men/1987)
 PJK3 Bidang Kesehatan Kerja (Permenaker No. Per. 04/Men/1995)
2. Dilaksanakan oleh personil yang memiliki kualifikasi dan
kompetensi yang sesuai.
 Dokter dan paramedis dengan sertifikat hiperkes (Permennaker No. 01/1976,
Permennaker No. 01/1979)
3. Program /kegiatan bersifat komprehensif, meliputi :
 Preventif
 Promotif
 Kuratif
 rehabilitatif

Sudi Astono@2016 38
Sudi Astono@2016 39
1. Menjamin penegakkan hukum ketenagakerjaan mengenai:
 Kondisi kerja &perlindungan TK
 Waktu kerja
 Pengupahan
 Keselamatan Kerja
 Kesehatan Kerja dan kesejahteraan
 Tenaga kerja anak, perempuan dan masalah2 lain terkait.
2. Memberikan informasi ttg masalah2 teknis kpd pengusaha dan
pekerja mengena cara paling efektif untuk mentaati peraturan
perundang-undangan.
3. Memeberitahukan kepada pemerintah mengenai terjadinya
penyimpangan atau penyalahgunaan yang secara khusus tidak
diatur dalam perat. Perundangan yg berlaku

Sudi Astono@2016 40
• Pengawasan Norma Kesehatan Kerja :

Serangkaian kegiatan pembinaan & pengawasan yang dilakukan oleh


Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan terhadap pemenuhan pelaksanaan
peraturan perundang-undangan yang mmengatur norma kesehatan kerja.

• Pengawasan Eksternal  dilakukan


oleh pengawas
ketenagakerjaan pd instansi pemerintah
• Pengawasan internal  dilakukan oleh AK3/Dokter
Perusahaan

Sudi Astono@2016 41
a. Menjamin hak perlindungan kesehatan bagi tenaga
kerja,
b. Mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja untuk
meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan pekerja,
c. Mengembangkan kebijakan dan peraturan perundangan di
bidang pengawasan K3 umumnya dan kesehatan kerja
khususnya.

Sudi Astono@2016 42
• Sumber2 bahaya di tempat kerja yang
mempengaruhi kesehatan pekerja (Potensial
Health Hazards)
• Pemenuhan terhadap Persyaratan/Norma
Kesehatan Kerja

Sudi Astono@2016 43
1. Peralatan dan bahan :
Mesin, perkakas, instalasi dll,
Bahan Baku, hasil produksi, hasil antara, hasil
sampingan, limbah.

2. Proses produksi :
 penanganan bahan, pengolahan, pengemasan,
penyimpanan, pengangkutan, pemusnahan dll.

3. Kondisi pekerja :
 pengetahuan, keterampilan, Cara kerja, sikap
kerja, kedisiplinan, kondisi kesehatan, tingkat
kelelahan dll

Sudi Astono@2016 44
• Setiap tenaga kerja selalu berhadapan dengan kondisi kerja yang
berisiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK)
• Untuk menjaga kondisi tenaga kerja agar tetap sehat dan produktif
dilakukan upaya kesehatan kerja secara komprehensif yang meliputi
upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif
• Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kerja dengan mengacu pada peraturan
perundangan K3 bidang Kesehatan Kerja
• Peraturan perundangan/norma kesehatan kerja dibuat sebagai
bentuk perlindungan kesehatan kepada semua pekerja dari berbagai
kondisi bahaya yang dihadapi.
• Penerapan perundangan/norma kesehatan kerja wajib dilaksanakan
oleh pengurus perusahaan/tempat kerja dan dilakukan pengawasan
oleh pengawas KK

45
Sudi Astono@2016 45
• Masih banyak perusahaan yang belum melaksanakan
norma kesehatan kerja…… bagaimana dg
perusahaan/intansi anda?
• Pelaksanaan norma kesehatan kerja masih banyak yang
belum sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Mengapa?
• Pelaksanaan norma kesehatan kerja masih belum intensif.
Mengapa ?
• Apa yang harus dilakukan selanjutnya?

Sudi Astono@2016 46
Budayakan terus K3 di Setiap Tempat Kerja
Menuju
“Kemandirian Masyarakat Indonesia
Berbudaya K3 2020”

 Bangsa yang maju adalah bangsa


yang peduli K3

 Kualitas pelaksanaan K3 menunjukan


Kualitas Bangsa

Sudi Astono@2016 47
Dr. Sudi Astono, MS.
 E-mail: sudik3.nakertrans@@gmail.com
 Hp/WA: 0817898107
 Dit. PNK3 Kemnaker RI
 Gdg Kemnaker Blok B Lt 7
 Jl. Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta

Sudi Astono@2016 48

Anda mungkin juga menyukai