Anda di halaman 1dari 3

Validitas, Reabilitas dan Objektivitas

Penelitian dinyatakan sebagai sebuah kegiatan mencari kembali data yang setelah diolah dan dianalisa
dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang dirumuskan. Sudah tentu jawaban yang
dimaksudkan tersebut hendaknya dapat memberikan gambaran yang sebenarnya dari keadaan sasaran
penelitian. Untuk itu penelitian harus memperhatikan sifat objektif dari kegiatan penelitiannya, yaitu
suatu sifat yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Untuk mencapai objektivitas itu, penelitian harus menggunakan perangkat yang tepat guna, yang dalam
bahasa penelitian disebut sebagai alat yang bersifat valid. Maksudnya adalah alat yang tepat dan tajam
di dalam mengukur sesuatu yang ditelitinya. Untuk penelitian yang memiliki alat ukur yang valid, maka
proses pengambilan kesimpulan menjadi tidak sulit dilakukan, namun apabila tidak, maka masih
diperlukan proses pengecekan mengenai seberapa besar hasil penelitian itu menunjukan keadaan yang
sebenarnya dari sasaran penelitian.

Dalam kenyataannya, untuk mendapatkan alat ukur yang memiliki tingkat validitas yang sempurna,
tidaklah mudah. Oleh karena itu dalam penelitian diperlukan juga adanya proses pengecekan melalui
penggunaan konsep reliabilitas, untuk melihat berapa besar kebenaran yang ditemukan dalam
penelitian itu, jika dibandingkan dengan kebenaran yang terjadi dalam sasaran penelitian.

Peran Objektivitas, Validitas dan Reliabilitas Bagi Penelitian Kualitatif

Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencari kebenaran. Untuk mendapatkan
kebenaran tersebut diperlukan serangkaian langkah yang dapat menuntun peneliti untuk menghasilkan
sesuatu yang tidak menyimpang dari keadaan yang sebenarnya dari sasaran penelitian. Serangkaian
langkah tersebut antara lain meliputi langkah-langkah untuk mendapatkan objektivitas, validitas dan
reliabilitas.

Untuk mendapatkan oyektivitas ini, para peneliti harus mampu menanggalkan subyektivisme, baik
subyektivisme yang datang dari pihak peneliti, maupun subyektivisme yang datang dari sasaran
penelitian. Agar objektivitas tersebut dapat diperoleh, maka para peneliti harus mampu menampilkan
indikator atau alat ukur yang valid, dan sekaligus menggunakannnya. Dengan alat yang valid, yang tepat
dan yang sesuai itu, maka peneliti akan terpandu ke arah perolehan hasil penelitian yang sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, atau paling tidak mendekati keadaan yang sebenarnya. Untuk mengetahui
seberapa besar suatu hasil penelitian dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya, peneliti perlu pula
melakukan cara-cara mengukur tingkat kepercayaan atau apa yang biasa disebut dengan istilah
reliabilitas.

Dari beberapa contoh di atas menjadi dapat diketahui bahwa peran objektivitas, validitas dan reliabilitas
sangatlah besar bagi tindak lanjut dari suatu hasil penelitian. Andaikata hasil penelitian tertentu hanya
untuk pengembangan ilmu pengetahuan pun, maka sifat yang objektif, valid dan reliabel, tetaplah
sangat diperlukan keberadaannya. Artinya, dunia teoretik pun sangat pula memerlukan konsep konsep
objektivitas, validitas dan reliabilitas.

1.   Uji Validitas
Pengertian sederhana validitas adalah bagaimana memilih alat ukur yang sesuai dengan objek
penelitian. Sebagai contoh; untuk mengukur berat kita dapat menggunakan timbangan. Jika Anda
membeli buah semangka, maka kita akan menggunakan timbangan. Pun ketika Anda hendak membeli
perhiasan seperti emas, Anda menggunakan timbangan pula.  Tentunya Anda tidak bisa menukar alat
timbangan emas untuk menimbang semangka ataupun sebaliknya. Mengapa? Karena pemilihan alat
tersebut berkaitan dengan akurasi terhadap hasil pengukuran. Demikian kira-kira perumpaan apa itu
validitas. Rumusan yang sering digunakan dalam menghitung validitas adalah korelasi product
moment dan untuk menguji validitasnya dibandingkan nilai hitung dengan tabel.

Untuk menguji validitas instrumen, yang umum digunakan adalah Korelasi Pearson (Korelasi Sederhana,
Korelasi Produk Momen, Korelasi Momen Tangkar). Caranya dengan menghitung koefisien korelasi
antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pertanyaan tersebut.
Nilai koefisien korelasi ini diuji signifikansinya. Dapat digunakan uji r atau uji t.

2.    Uji Reliabilitas

Statistik ini berkaitan dengan ukuran waktu dan keajegan alat. Sebagai contoh; Ketika Anda memilih
penggaris sebagai alat pengukur panjang, maka penggaris ini harus menghasilkan pengukuran yang
sama jika dipakai untuk mengukur panjang dan lebar kertas A4 (21 x 29,7 cm). Jika di beberapa tempat
dan waktu tertentu Anda mendapatkan hasil berbeda dari hasil pengukuran kertas A4, maka itu artinya
instrumen yang Anda gunakan belum Reliabel. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas ada
beberapa pilihan tergantung dari jenis instrumen yang kita gunakan. Ada rumus split half/belah dua,
guttman, Kuder-Richardson 20 (KR-20), KR-21, atau rumus Alpha Cronbach.

Yang diuji reliabilitasnya hanyalah pertanyaan-pertanyaan yang valid saja. Metode yang digunakan ada 2
macam, yaitu : teknik ukur ulang, dan teknik sekali ukur.

Teknik sekali ukur terdiri atas : Teknik Genap Gasal, Belah Tengah, Belah Acak, Kuder

Richadson, Teknik Hoyd, dan Alpha Cronbach.

a.   Teknik Ukur Ulang

Caranya pengukuran dilakukan 2 kali. Data hasil pengukuran pertama dan kedua dihitung korelasi
Pearsonnya. Jika koefisien korelasi signifikan artinya instrumen tersebut handal.

b.    Teknik Genap Gasal

Caranya, pertanyaan dikelompokkan menjadi kelompok genap dan kelompok gasal. Kelompok genap
dikorelasikan dengan kelompok gasal dengan korelasi Pearson. Selanjutnya nilai koefisien korelasi yang
diperoleh dimasukkan ke dalam rumus korelasi genap gasal (r gg).

c.    Teknik Belah Tengah

Caranya butir pertanyaan yang valid diberi nomor urut bitir pertanyaan yang baru.,kemudian
dikelompokkan menjadi 2 kelompok. Jika butir pertanyaan yang valid jumlahnya ganjil, butir pertanyaan
yang di tengah dikelompokkan ke kekelompok Iatau II. Kemudian kelompok I dan II dikorelasikan dengan
Korelasi Pearson. Selanjutnya seperti cara genap gasal.

d.   Teknik Belah Acak


Caranya sama dengan teknik genap gasal dan belah tengah. Bedanya
pengelompokkan nomor pertanyaan yang valid dilakukan secara random (acak).

e.   Teknik Kuder Richardson

Teknik ini hanya cocok untuk pengukuran responden yang responnya berbentuk dikotomi, misalnya :
benar salah, ya tidak, setuju tidak setuju, dan sebagainya. Teknik ini dasarnya juga menggunakan teknik
korelasi.

f.    Teknik Hoyd

Teknik ini tidak mensyaratkan seperti Teknik Kuder Richardson. Teknik ini
perhitungannya menggunakan sidik ragam (Analisis Variansi).

g.  Teknik Alpha Cronbach

Teknik ini penggunaannya bebas seperti halnya Teknik Hoyd, dan analisisnya juga menggunakan analisis
Sidik Ragam (Analisis Variansi).

h.   Analisis Faktor Konfirmatori

Metode ini yang terbaru untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen
pengumpul data yaitu dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori. Cara analisisnya dengan
menghitung faktor louding yang mirip dengan korelasi antara indikator dengan variabel laten. Jika faktor
louding setelah diuji dengan uji t signifikan, artinya instrumen tersebut valid, dan jika residu (error) yang
diperoleh non signifikan, artinya reliabel. Selain memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas, juga
hendaknya instrumen tersebut praktis untuk dilaksanakan, mudah dimengerti dan hemat biaya. 

3.Objektivitas

penelitian harus memperhatikan sifat objektif dari kegiatan penelitiannya, yaitu suatu sifat yang sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk mencapai objektivitas itu, penelitian Peneliti harus
menggunakan perangkat yang tepat guna, yang dalam bahasa penelitian disebut sebagai alat yang
bersifat valid. Maksudnya adalah alat yang tepat dan tajam di dalam mengukur sesuatu yang ditelitinya.

Untuk mendapatkan oyektivitas ini, para peneliti harus mampu menanggalkan subyektivisme, baik
subyektivisme yang datang dari pihak peneliti, maupun subyektivisme yang datang dari sasaran
penelitian. Agar objektivitas tersebut dapat diperoleh, maka para peneliti harus mampu menampilkan
indikator atau alat ukur yang valid, dan sekaligus menggunakannnya. Dengan alat yang valid, yang tepat
dan yang sesuai itu, maka peneliti akan terpandu ke arah perolehan hasil penelitian yang sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, atau paling tidak mendekati keadaan yang sebenarnya. Untuk mengetahui
seberapa besar suatu hasil penelitian dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya, peneliti perlu pula
melakukan cara-cara mengukur tingkat kepercayaan atau apa yang biasa disebut dengan istilah
reliabilitas. 

Anda mungkin juga menyukai