Manual Mutu Edit
Manual Mutu Edit
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Puskesmas merupakan pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dalam kemandirian hidup sehat,
pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama. Untuk dapat melaksanakan fungsi
tersebut, maka perlu ditunjang sarana dan prasarana yang memadai, berupa
sarana fisik (bangunan gedung, peralatan medis maupun non medis) serta
sumber daya manusia. Selain itu, agar dapat melaksanakan fungsi Puskesmas
sebagaimana mestinya, harus ditunjang dengan manajemen yang baik, dimana
diperlukan perencanaan yang jelas, strategi pelaksanaan yang terarah.
Demikian juga diperlukan pengawasan, pengendalian, penilaian dan evaluasi
terhadap semua kegiatan Puskesmas.
Menghadapi tantangan era globalisasi dalam persaingan bebas dan ketat,
maka perlu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas agar bisa
memenuhi tuntutan sesuai standar Akreditasi. Pedoman mutu ini akan menjadi
pedoman Puskesmas dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan secara
berdaya guna dan berhasil guna, serta menjelaskan secara garis besar sistem
manajemen mutu Puskesmas Jatinagara. Pedoman /Manual mutu Puskesmas
Jatinagara ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara garis besar sistem
manajemen mutu Puskesmas Kecamatan Jatinagara.
3) Keadaan Demografi
Jumlah Penduduk di wilayah Kerja Puskesmas Jatinagara pada Tahun
2018 adalah sebanyak 32,051 jiwa. Secara sebaran jumlah penduduk per
Desa dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.2
Jumlah penduduk
di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinagara Tahun 2018
4 Bayasari 6049
5 Cintagara 5536
6 Mulyasari 4780
Jumlah 32.051
Sumber Data: Monografi Kecamatan
Tabel 1.3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Di Wilayah Kerja Tahun 2018
sebesar 46,5%. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah penduduk
produktif.
4) Sosial Ekonomi
Berdasarkan keadaan sosial ekonominya,
a) Pendidikan
b) Mata pencaharian penduduk diwilyah kerja Puskesmas Jatinagara
yaitu diantaranya : Pegawai Negeri, Pedagang, Pensiunan,
Pengrajin, Buruh Harian.
c) .Agama
Sebagian besar penduduk yang berada diwilayah kerja Puskesmas
Jatinagara merupakan pemeluk agama Islam.
Tabel 1.4
Jumlah Posbindu di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinagara
c) Posbindu PTM
Puskesmas Jatinagara memiliki PosbinduPTM, yaitu :
Tabel 1.5
Jumlah Posbindu PTM di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinagara
Tabel 1.7
Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Jatinagara yang Aktif
4 Bidan 10 2 4 16
5 Perawat 10 1 0 11
6 Perawat Gigi 3 0 0 3
7 Tenaga Kefarmasian 1 0 0 1
8 Kesehatan Masyarakat 1 0 0 1
9 Kesehatan Lingkungan 2 1 0 3
10 Nutritionist 1 0 0 1
11 Fisioterapi 0 0 0 0
TENAGA JENIS FASILITAS KESEHATAN
NO JUMLAH
KESEHATAN Puskesmas Pustu Poskesdes
12 Analis Kesehatan 1 0 0 1
13 Pekarya 1 0 0 1
JUMLAH 31 4 4 40
Sumber : Data SDMK
Tabel 1.8
Jumlah Sarana Transportasi, Komunikasi, Promkes
Puskesmas Jatinagara
Visi
UPTD Kesehatan Puskesmas Jatinagara adalah
“Mewujudkan masyarakat Jatinagara yang mandiri untuk hidup sehat
pada tahun 2022”
Misi
Budaya Kerja
a. SENYUM
Senantiasa menampilkan keramahan dalam memberikan pelayanan.
b. USAHA TERBAIK
Melakukan pelayanan kesehatan.
c. KOMUNIKATIF
Mampu memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat dengan benar.
d. AMAN
Dalam memberkan pelayanan selalu mengutamakan keamanan baik untuk
diri petugas,pasien dan lingkungan kerja.
e. RAPI
Berpenampilan rapi diri dan rapi lingkungan tempat.
f. AKTIF
Dalam melaksanakan tugas selalu didasari atas keyakinan dan penuh
percaya diri bahwa apa yang dilaksanakan akan membawa kemajuan dan
manfaat baik ke intern maupun ke ekstern.
g. MELAYANI:
Memberikan pelayanan kesehatan yang merata tanpa membedakan status
sosial,suku,ras,serta agama.
h. INOVATIF
Usaha untuk mendayagunakan pemikiran dan kemampuan imajinasi dalam
menghasilkan pelayanan yang baik bagi pasien.
D. Kebijakan Mutu
a. Kami jajaran pengelola dan seluruh Karyawan Puskesmas JATINAGARA
berkomitmen memberikan layanan yang bermutu, adil, dan inovatif demi
terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
b. Kami jajaran pengelola dan seluruh Karyawan Puskesmas JATINAGARA
berkomitmen untuk memberikan pelayanan berkualitas dan professional
yang berorientasi pada pelanggan ,memperhatikan keselamatan
pelanggan dan mengadakan perbaikan serta peningkatan mutu
pelayanan secara kontinu dan berkesinambungan.
E. Proses Pelayanan
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Jenis pelayanan UKM dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu:
a) UKM Essensial
Merupakan UKM wajib dilaksanakan terdiri dari:
a) Promkes ( termasuk UKS)
b) Pelayanan kesehatan lingkungan
c) Pelayanan kesehatan ibu, anak dan KB
d) Pelayanan gizi
e) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
b) UKM Pengembangan
Merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya
memerlukan upaya yang sifatnya inovatif, disesuaikan prioritas
masalah kesehatan di wilayah kerja dan SDM yang tersedia di
Puskesmas. UKM pengembangan terdiri dari:
a) Pelayanan kesehatan jiwa
b) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c) Pelayanan kesehatan olah raga
d) Pelayanan kesehatan tradisional
e) Pelayanan kesehatan indra
f) Pelayanan ksehatan lansia
g) Pelayanan kesehatan lain
Tabel 3.6
UKM PENGEMBANGAN
Pendaftaran
Poli Umum
MTBS
Poli KIA-KB
Ruang Tindakan
Ruang Promkes
Ruang Persalinan
Pelayanan Laboratorium
Pelayanan Obat
Konseling
G. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam
membangun sistem manajemen mutu dan sistem manajemen pelayanan baik
untuk penyelenggaraan UKM maupun untuk penyelenggaraan pelayanan
klinis (UKP).
A. Persyaratan Umum
Upaya peningkatan mutu dan kinerja pelayanan yang dilakukan melalui
membangun sistem manajemen mutu, penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat dan sistem pelayanan klinis Puskemas Jatinagara Kota Palembang
menetapkan, mendokumentasikan, memelihara sistem manajemen mutu sesuai
dengan standar akreditasi Puskesmas. Sistem ini disusun untuk memastikan
telah diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap proses-proses
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan upaya
Puskesmas maupun pelayananan klinis, yang meliputi kejelasan proses
pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaraan pelayanan, kejelasan
penanggungjawab, penyediaan sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu
sendiri mulai dari perencanaan yang berdasarkan analisis hasil survey
kebutuhan masyarakat/pelanggan baik internal maupun eksternal, verifikasi
terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi
terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan
evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Pengendalian Dokumen
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang
disusun meliputi : (1) dokumen level 1, dokumen kebijakan berupa SK;
(2)dokumen level 2, pedoman/manual/panduan; (3) dokumen level 3, standard
operational procedure; (4) dokumen level 4, rekaman-rekaman sebagai catatan
akibat pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan prosedur.
Pengendalian dokumen di Puskesmas Jatinagara dibagi menjadi dua yaitu
pengendalian dokumen perkantoran dan pengendalian dokumen akreditasi.
1. Sistem Pengendalian Dokumen Perkantoran
a. Surat Masuk Puskesmas
1) Penomoran Surat Masuk
Surat masuk adalah surat yang berasal dari luar unit Puskesmas.
Sistem penomoran surat masuk dengan format sebagai berikut :
Format : 440.X.JATINAGARA.XX
Contoh Format : PKM. I. 2018
Keterangan
PKM : Nama Puskesmas
I : Bulan Surat Masuk ke Puskesmas (Januari)
2015 : Tahun Surat Masuk Ke Puskesmas
: Nomor Urut Surat Masuk
2) Surat Masuk
Surat masuk diterima oleh di unit tata usaha Puskesmas yang
langsung dibukukan kedalam buku agenda surat masuk. Kemudian
diteruskan ke Koordinator Tata Usaha. Surat yang bersifat tindak
lanjut segera diberikan lembaran disposisi yang di beri nomor
sesuai nomor agenda diteruskan ke Pimpinan Puskesmas
Jatinagara. Setelah Pimpinan mengisi disposisi dikembalikan ke
Tata Usaha untuk diarsipkan (diagendakan), dan akan diteruskan
ke orang yang didisposisikan dengan batas waktu maksimal 1 hari.
Sedangkan surat yang bersifat pemberitahuan akan ditempelkan
dipapan informasi puskesmas /disampaikan dalam komunikasi
Internal.
3) Surat Keluar Puskesmas
Penomoran Surat Keluar
Surat keluar adalah surat yang dibuat oleh Puskesmas baik dalam
berupa undangan, pemberitahuan dan laporan.
Sistem penomoran surat keluar adalah sebagai berikut :
Format : 440/XX/PKM-SB/JATINAGARA
Contoh Format : 440/10/PKM-SB/2018
Keterangan
440 : Nomor Kode Surat
10 : Nomor Surat Keluar
PKM-SB : Nama Puskesmas
2015 : Tahun Surat Masuk Ke Puskesmas
1) Surat Keluar
Adapun alur mengenai surat keluar sebagai berikut :
Konsep surat keluar terlebih dahulu dikoreksi oleh Koordinator
TU. Kemudian dilanjutkan ke Pimpinan Puskesmas untuk di cek
(Merubah/ Menambah jika ada) selanjutnya ditanda tangani oleh
Pimpinan Puskesmas. Setelah itu dikembalikan ke Tata Usaha
untuk didokumentasikan dengan penomoran dan dikirim ke
alamat yang dituju oleh ekspeditor. (pengarsipan & buku
eskpedisi)
c. Pemberlakuan
Pemberlaskuan dokumen setelah ditanda tangani oleh pimpinan
Puskesmas
d. Distribusi
Copy dokumen akreditasi didistribusikan oleh admen dan disimpan
pada masing-masing kelompok pelayanan dengan diberi cap
terkendali
e. Penyimpanan Dokumen Akreditasi
1. Admen
Warna map dokumen merah (disatukan per kriteria)
2. Program UKM
Warna map dokumen hijau (disatukan per kriteria)
3. Program UKP
Warna map dokumen hijau (disatukan per kriteria)
A. Komitmen Manajemen
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab
upaya, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan puskesmas
bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada
manual mutu ini.
C. Kebijakan Mutu
1. Kepala Puskesmas menetapkan Penanggung Jawab Manajemen Mutu yang
bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan, memonitor kegiatan
peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas dan membudayakan perbaikan
kinerja yang berkesinambungan secara konsisten dan sistematis.
2. Kepala Puskesmas menetapkan Penanggung Jawab Manajemen Mutu yang
bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan, memonitor kegiatan
peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas dan membudayakan perbaikan
kinerja yang berkesinambungan secara konsisten dan sistematis.
3. Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab Manajemen Mutu, Penanggung
Jawab Upaya Puskesmas berkomitmen untuk menerapkan perbaikan
mutu/kinerja yang berkesinambungan.
4. Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab Manajemen Mutu, Penanggung
Jawab Upaya Puskesmas berkomitmen menyelenggarakan pelayanan
berdasarkan kebutuhan masyarakat dengan berfokus pada kepuasan
pelanggan, keselamatan pelanggan, serta melakukan perbaikan mutu/kinerja
pelayanan secara berkelanjutan.
5. Kepala Puskesmas berkomitmen untuk memastikan ketersediaan sumber
daya yang diperlukan guna penyelenggaraan pelayanan sesuai yang
distandarkan.
6. Kepala Puskesmas memimpin Rapat Tinjauan Manajemen yang dilaksanakan
minimal 6 bulan sekali, dan selalu ada pelimpahan wewenang jika
berhalangan
G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal antara Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab Mutu,
Penanggung Jawab Upaya, dan Pelaksana dilakukan melalui :
1. Lokakarya Mini bulanan, yang dilaksanakan setiap bulan dengan
mengikutsertakan seluruh karyawan Puskesmas.
2. Pertemuan tinjauan manajemen (RTM) yang dilaksanakan minimal 6 bulan
sekali, dan/atau bila diperlukan.
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
Umum
Dalam upaya peningkatan mutu perlu dilakukan pembahasan bersama antara
manajemen dan pelaksana tentang permasalahan-permasalahan yang terkait
dengan implementasi sistem manajemen mutu, pencapaian sasaran/indikator mutu
dan kinerja serta umpan balik masyarakat/pelanggan tentang mutu/kinerja
Puskesmas. Pembahasan masalah mutu dan kinerja dapat dilakukan dalam unit
kerja, antar unit kerja untuk masalah-masalah yang bersifat teknis dan operasional
yang dilakukan baik terjadual (minimal dua kali dalam setahun) maupun insidental
sesuai dengan kebutuhan. Permasalahan mutu, kinerja, dan permasalahan yang
terjadi dalam penerapan sistem manajemen mutu secara periodik juga perlu dibahas
bersama yang melibatkan seluruh jajaran yang ada dalam organisasi. Pembahasan
tersebut dilakukan dalam pertemuan tinjauan manajemen atau pertemuaan telaah
manajemen mutu dan kinerja. Pertemuan tinjauan manajemen adalah proses
evaluasi terhadap kesesuaian dan efektifitas penerapan sistem manajemen mutu
yang dilakukan secara berkala dan melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan
operasional kegiatan organisasi.
C. Infrastruktur
Manajemen infrastruktur dilakukan dengan penjadwalan kegiatan
pemeliharaan/perawatan berkala oleh tenaga inventaris dan kesehatan jadwal
dipasang di setiap ruang dan setiap petugas yang telah melakukan pemeliharaan
wajib mengisi jadual tersebut sebagai bukti bahwa pemeliharaan dan
pemeriksaan infrastruktur telah dilakukan. Jenis dan jadwal alat kesehatan yang
akan dikalibrasi sebagaimana dalam lampiran IX yang merupakan bagian tidak
terpisahkan pada Buku Pedoman (Manual) Mutu ini
D. Lingkungan Kerja
Puskesmas Jatinagara menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang
dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian dengan persyaratan pelayanan
puskesmas, antara lain:
1. Menetapkan bahwa lingkungan fisik didalam dan luar gedung Puskesmas
merupakan daerah bebas asap rokok, bersih, dan aman.
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
2) Audit internal
Audit internal akan dilakukan secara berkala sepanjang tahun
terhadap prosedur, sarana prasarana, SDM dan hasil pada unit-unit
pelayanan yang diprioritaskan dan ditetapkan setiap tahunnya.
Audit internal dilakukan minimal satu bulan setelah implementasi
dari SOP yang ditetapkan, dan diulang kembali untuk jangka waktu
enam bulan. Tahapan pelaksanaan audit internal adalah,
penjadwalan, penyusunan instrument, penetapan petugas,
sosialisasi jadwal, pelaksanaan audit, analisis data, dan
pembahasan penyusunan tindak lanjut. Hasil/tindak lanjut audit
internal menjadi bahan masukan Rapat Tinjauan Manajemen.
Audit internal penyelenggaraan UKM dilakukan oleh tim dijabarkan
secara operasional
3) Pemantauan dan pengukuran proses
Pemantauan dan pengukuran proses dilakukan sepanjang
kegiatan/proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan kebijakan, pedoman/panduan, kerangka acuan dan
SOP upaya yang telah ditetapkan, termasuk ketaatan terhadap
jadwal. Jika saat monitoring proses diidentifikasi penyimpangan
atau kecenderungan tidak tercapainya tujuan, maka bisa segera
dilakukan perbaikan. Perbaikan yang bisa dilakukan meliputi
perbaikan jadwal, perbaikan metode, sasaran, SOP, dll. Perbaikan
ditujukan untuk melakukan tindakan korektif sehingga tujuan atau
kinerja yang ditargetkan akan tetap tercapai.
Pemantauan dilakukan secara berkala dan terintegrasi lintas
program, melalui pertemuan mini lokakarya internal/bulanan, dan
mini lokakarya lintas sektor ( 3 bulan sekali) dengan menggunakan
indikator kinerja proses yang telah ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas pada awal tahun.
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Pemantauan dan pengukuran hasil layanan dengan
menggunakan indikator kinerja/SPM dilakukan di akhir tahun untuk
mengetahui apakah target tercapai, dan bandingkan
kecenderungan dengan pencapaian tahun sebelumnya (menurun,
meningkat, tetap).
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
Apabila terdapat indikator / hasil UKM yang tidak sesuai, maka
perlu dilakukan penetapan ulang target untuk tahun berikutnya dengan
memperhatikan rencana lima tahunan puskesmas.
d. Analisis data
Hasil yang tidak sesuai atau tidak tercapai dilakukan analisis penyebab
masalah, dengan tahapan identifikasi masalah, tetapkan masalah
prioritas, tentukan penyebab masalah, tentukan alternatif pemecahan
masalah, buat keputusan pemecahan masalah yang akan direncanakan
untuk tahun depan, melalui mekanisme penyusunan perencanaan
tingkat puskesmas.
e. Peningkatan berkelanjutan
Mekanisme yang harus dilakukan untuk mengendalikan peningkatan
berkelanjutan dengan manajemen mutu dengan tahapan/siklus :
perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan tindak lanjut untuk semua
penyelenggaraan secara terus menerus.
f. Tindakan korektif
Hasil audit internal, hasil monitoring indikator kinerja, dan indikator mutu
dapat dilakukan tindakan korektif untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan
selanjutnya.
g. Tindakan preventif
Dari hasil analisis masalah tersebut diidentifikasi penyebab kegagalan
tahun sebelumnya, sehingga saat perencanaan perlu ditentukan
kegiatan antisipatif agar kegagalan tidak terulang kembali.
BAB VII
PENUTUP