Dina Safitri (19810055) Soal UTS Hukum Acara Perdata
Dina Safitri (19810055) Soal UTS Hukum Acara Perdata
Analisis kasus:
Amin berumur 17 tahun, warga negara Malaysia. Menjadi Direktur PT. Duta yang didirikan
dengan akta notaris Linda yang berada di Banjarmasin. PT. Duta melakukan kerja sama dengan
Pa Amat, seorang petani di daerah barito kuala sebagai petani kelapa sawit. Pada tahun 2020 Pa
Amat memberikan surat kuasa kepada Anto yang berumur 18 Tahun untuk mengurus jual beli
kepada PT. Duta. PT. Duta memberikan kuasa subtitusi kepada Anita warga negara Singapura
berumur 17 tahun untuk mengurus segala transaksi jual beli dengan anak Pa Amat:
Jawaban:
Menurut saya keabsahan dari surat kuasa dan akta perusahaan yang didirikan merupakan
hal yang sesuai dengan hukum karena dibuat dan dikeluarkan oleh Notaris. Sesuai dengan UU No
30 Tahun 2004 dalam Pasal 1 menyebutkan bahwa Notaris adalah pejabat umum yang
berwewenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lain sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Jabatan Notaris.
Berbicara tentang akta Notaris sebagai alat bukti otentik, Pasal 1868 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”): “Suatu akta otentik adalah suatu akta yang dibuat dalam
bentuk yang ditentukan oleh Undang-Undang oleh atau di hadapan pejabat umum yang berwenang
untuk itu di tempat akta itu dibuat.
Akta otentik harus memenuhi apa yang dipersyaratkan dalam Pasal 1868 KUHPerdata, sifatnya
kumulatif atau harus meliputi semuanya. Akta-akta yang dibuat, walaupun ditandatangani oleh
para pihak, namun tidak memenuhi persyaratan Pasal 1868 KUHPerdata, tidak dapat diperlakukan
sebagai akta otentik, hanya mempunyai kekuatan sebagai tulisan di bawah tangan (Pasal 1869
KUHPerdata).
Ketentuan mengenai kewenangan Notaris untuk membuat akta otentik diatur dalam Undang-
Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang No. 2 Tahun 2014 (“UUJN”). Dalam Pasal 1 angka 1 UUJN, disebutkan bahwa Notaris
merupakan pejabat umum, yang berwenang untuk membuat akta otentik dan memiliki
kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam UU ini atau berdasarkan UU lainnya.
Frasa “di tempat dimana akta dibuat” dalam Pasal 1868 KUHPerdata, berhubungan dengan tempat
kedudukan Notaris, bahwa Notaris mempunyai tempat kedudukan di wilayah kabupaten atau kota
(Pasal 18 ayat (1) UUJN). Wilayah jabatan Notaris meliputi seluruh wilayah provinsi dari tempat
kedudukannya (Pasal 18 ayat (2) UUJN).
Mengenai kewenangan Notaris, Pasal 15 ayat (1) UUJN memberikan jabarannya, bahwa Notaris,
dalam jabatannya, berwenang membuat Akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan
penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh
yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta Otentik, menjamin kepastian tanggal
pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu
sepanjang pembuatan akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau
orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.
Akta Notaris atau Notariil Akta, dalam Pasal 1 angka 7 UUJN, dimaknai sebagai akta otentik yang
dibuat oleh atau di hadapan Notaris, menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam UU ini.
Secara gramatikal, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akta dimaknai sebagai surat tanda bukti
berisi pernyataan (keterangan, pengakuan, keputusan, dsb) tentang peristiwa hukum yang dibuat
menurut peraturan yang berlaku, disaksikan dan disahkan oleh pejabat resmi. Sampai pada titik
ini, sudah jelas kiranya mengenai posisi, fungsi, tugas dan wewenang Notaris. Bahwa dalam
jabatannya, Notaris berwenang membuat akta otentik.
Jadi keabsahan akta perusahaan, Akta Notaris tersebut dibuat sesuai/memenuhi persyaratan
kumulatif sebagaimana dipersyaratkan dalam Pasal 1868 KUHPerdata. Keabsahan surat kuasa
juga sah karena ditandatangani si pemberi kuasa dan menyebutkan siapa penerima kuasa serta
urusan yang dikuasakan.
SURAT KUASA
Dan selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA untuk melanjutkan mengurus proses jual beli
kelapa sawit dengan PT. Duta.
Demikian surat kuasa ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
cd.smc.dmcd
SURAT KUASA
cdcc
Nomor: 420.1/433/PPO-BS/VI/2020