Anda di halaman 1dari 4
WARTA ISOI MEDIA KOMUNIKAST ANGGOTA IKATAN SARJANA OSEANOLOGI INDONESIA DAN PENCINTA LAUT Nomor 3, Januari 198) @ Dari Redaksi 2... eee © Daftar Singkatan Organisasi ~ Otto SR. Ongkosongo ..... 6.0... 1 © Bioassay — Salmin Potensi, Upaya dan Kendala Pemanfaatan Sumberdaya Hayati di Wilayah ZEE Indonesia — Tuti Susilowati veneee 4 © Radiolaria dan pengqunaannya untuk Studi Secimen Purba — Subartati M. . Nats eee eee eee : 6 + @ Telaah Fisiologi Lingkungan bagi Penelitian Budidaya Pantai — Waspada 9 © Koinitmen Kelautan di INdonesia (GBHN 1988) — Otto Si, Ongkosongo ‘* 12 © Integrated Multidiciplinary Survey and Research Programme of Ranong \ Mangrove Ecosystem, Thailand — Sarwono Hardjowigeno .......... 16 | © Pendidikan... errr . . 7 @ Siopadan Apa... eee eee e vee e cece ee be cece eeeee ences 18 © Daftar Acara Kegiatan llmiah oo... 6. cee eee eee eeeeeeeeee 20 @ Publikasi Baru ...... woes . . 24 @ Penyumbang Tulisan 2.2.2... eee 24 WARTA ISOL Diverbitkan oleh: Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOL); Pemim- pin Vinmm dan Penanggung Jawab: Ketua ISOT; Redaksi: Dr.1r, Otto $.R Ongkosongo, Dra, Suhartati M. Natsiy dan Dra, Tuti Susilowati, M.S. Alamat Redaksi: dva. Puslitbang Oseanologi-LIPI, Jl. Pasir Putih 1, Ancol Timur, Kotak Pos 580/DAK, Jakarta 11001, Telepon (021) 683850; Langganan: Disebarkan kepada anggota ISOL, instansi, perusahaan, dan perorangan yang bergerak di bidang kelautan, Terbit 2 kali setahun. ca OTe ee ee ee RADIOLARIA DAN PENGGUNAANNYA UNTUK STUDI SEDIMEN PURBA oleh Suhartati M. Natsir Pendahuluan Radiolaria yang termasuk dalam Filum Protozoa mulai dikenal sojak tahun 1834 lewat publikasi pertama dari F.V.F. Meyen, dengan menyisipkan 2 jenis ra- diolaria dalam deskripsinya mengenai "beberapa polyp dan hewan rendah lain- nya". .G. Ehrenberg adalah orang pertama yang mengadakan penyelidikan secara luas mengenai radiolaria melalui beberapa publikasinya yang terbit antara ta- hun 1838-1875, Pada pertengahan abad XIX beberapa ahli biologi mulai tertarik mempelajari. radiolaria. Di antara mereka adalah JOHANNES MULLER dan RICHARD IERTWIG yang telah mempelajari radiolaria dari Laut Mediterranea. Pada masa yang sama juga muncul Ernest Haeckel yang lebih banyak dikenal dibandingkan rekan-rekan sebelumnya. Haeckel muncul dengan publikasi pertamanya cahun 1862 tentang radiolaria dari Laut Meditteranes, Selama abad XX hingga sekarang masih sedikit orang-orang yang tertarik dengan radiolaria. Pada awal .tahun 1950 W.R. RIEDEL mulai melakukan penelitian radiolaria (ooze) laut jeluk. iri biologi Radiolaria yang dikenal hidup di laut wumnya bersel tunggal. Walaupun ada yang hidup berkoloni seperti beberapa Spumellaria. Koloni tersebut terdiri Gari banyak sekali individu yang diperkuat oleh skeleton-skeleton,, hingga dahg-kadang dapat meneapai ukuran beberapa om. Capsula tengah yang | diselu- bungi ele suatu embran yang memisahkan endoplasma bagian dalam dan bagilan luat entoplasma, mempunyai bentuk yang bervariasi pada masing-masing jenis. Bentuk ini umumaya membulat, tetapi kadang-kadang ada yang tak beraturan, tér- gantung dari struktur skeletonnya. Dari radiolaria yang pernah diteliti dapat diketahui bahwa capsula terdiri dari nucleus yang memiliki khromosom sampai mencapai 1500. Radiolaria memiliki 2 pseudopodia yaitu axopodia dan filopodia Dinding cangkang vadiolaria terdiri dari sebuah rangkaian bentuk bars yang nenutupi pori-pori, Bentuk dasar pori-porinya selalu hexagonal, dan di dalam pori-pori tersebut terdapat endapan silika yang berbentuk bulat. Radiolaria diketahui memakan berbagai macam organismé planktonik termasul nikroflagellata dan jenis protozoa lainnya seperti diatom dan bentuk-bentuk lain seperti copepoda. Selain berasosiasi dengan sel-sel flagellata, radiola- a juga sering bersimbiose dengan algae untuk mendapatkan tambahan bahan n Evolusi dan sejarah geologi Spunellaria termasuk radiolaria purba yang muncul sejak awal paleozoikum hingga saat ini. Bentuknya yang menyerupai bola mempunyai sejarah yang panjang den mingkin merupekan kelompok primitif, Pada Masa Paleozoikum radiolaria me- miliki bentuk yang khas pada bagian dalam dari spikulnya, sedangkan bentuk bagian luar sama dengan yang hidup sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa Spumel- laria secara kesoluruhan colah mengalamt perkembangan yang besar sejak Masa Muleozoikum terutama dalam Kenozoikum. Ordo Nasselaria pertama mmcul pada Ma- sa Mesozoikum dan mulai mempunyai keanekaragaman pada Masa Kenozoikum. Nasselaria cenderung memiliki morfologi yang sederhana sesuai dengan perubahan waktu, Hal ini mengundang beberapa pendapat antara lain bahwa bentuk norfologi yang sederhana merupakan bentuk primitif. Selama Kenozoikun cangkang cenderung bersifat lebih terang dan jelas. Test Kala Eosen umumnya lebih ber- sifac silikat dibandingkan dengan Zaman Tersier maupun Kwartier. HARPER dan KNOLL (1975) menunjukkan bahwa kecenderungan ini mungkin diakibatkan oleh te- kanan dan proses lain dari dalam laut yang dipakai untuk mereduksi silika. Evolusi yang terjadi pada radiolaria selama Masa Kenozoikum ditunjukkan oleh berbagai garis keturunan. RIEDEL dan SANFILIPPO (1977) memberi contoh 2 jenis radiolaria yang hampir tidak berevolusi, yang digambarkan sebagai ber- ikut 1. Evolusinya dalam bentuk garis lurus, sehingga disebut perubahan monophyle- tic; 2. Hidupnya secara bersama dan perubahan morfologinya cenderung, berbalik. Garis keturunan monophyletic lebih sederhana. Sebagai contoh garis ketu- runan Cannartus - Onmatartus menunjukkan pengurangan dalam ukuran colum polar sponge dengan penutup polar menjadi lebih menonjol. Beberapa garis keturunan cenderung punah pada bentuk-bentuk yang aneh (bizarre) seperti pada garis ke- turunan Doreadospyris dan Podocyrtis. Beberapa jenis-berevolusi dengan peru- bahan yang kompleks dalam morfologinya, khususnya pada Masa Kenozoikum. Akhir- nya, perkembangan marga Spongaster hampir selalu dalam bentuk sirkuler, bipo- lar dan poligon. Dari waktu ke waktu bentuknya mengalami perubahan, yang pertama dalam bentuk sirkuler, kemudian menjadi bipolar dan akhirnya bentuk poligon menjadi yang paling dominan Ponggunaan radiolaria dalam studi sedimen purba Cherts vadiolaria ditemukan sangat banyak di daerah Tethyan yang berumur penampang Alpine setebal 10 m, dari umur itu menunjukkan wakeu P 30-40 juta tahun, Hal ini lebih rendah bila dibandingkan dengan sedimentasi pelagik yang kecepatannya 1 sampai beberapa meter persejuta tahun STEINMAN 1905, 1925). Apabila chert radiolaria diendapkan di atas batu gamping, interpretasi batimetrinya dikoreksi berdasarkan batas naik-turunnya karbonat, Dapat diper- kirakan bshwa sedimen gamping yang terbentuk diendapkan pada lantai baru samu- eva, yang relatif dekat dengan pusat pemekaran samudera yang dangkal. Jika chert radiolaria diendapkan di atas basalt oseanik, hal ini menunjukkan bahwa batuan itu diendapkan pada sebuah cekungan yang terpisah dari pengaruh sedimen daratan den terletak di bavah batas pembentukan batuan karbonat. Hal ini ber- tentangan dengan model pembentukan lantai samudera yang dihasilkan pada pusat pemekaran dangkal. Chert radiolaria kadang-kadang berasosiasi dengan turbidit, dan pada kondisi yang lain chert itu sendiri merupakan bukti asal-usul turbi- dit, meskipun hal ini masih tergantung pada bukti-bukti yang mendukungnya, Asosiasi radiolaria dengan turbidit daratan mungkin dapat menunjukkan sampai sumber . sedimennya di benua. Turbidit ini mungkin terjadi di patung- palung dekat dasar lereng benua yang secdra tektonik aktif. Kemungkinan ini’ ’ ' : . > (Hnjubian oleh doklust-tuklust vadlolurla dalam struktur yang kompleks dan massa batuan yang, terkoyak-koyak yang disebut sebagat melange, yang, dapat neughaibarkon zona-zona tunbukan purba antara Lempeng benua dengan Lempeng samudera. Jenis lingkungan pengendapan ini ditemukan pada Francisean Radiola- ria di California leh CHIPPING (1971). Daftar Acuan ANDE RSON, R.O, 1983. Radiolaria. Springer - Verlag, New York BOLLI i et al., 1985, Plankton stratigraphy. Cambridge Earth Science Series, Cambridge Univ. Press. CHIPPING, D.H., 1971. Paleoenvironmental Significance of Chert in the Francis- can Formation of Western California. Geol. Soc. Am. Bull 62(6); 1707 - LLL (1 text-fig). HAQ, B.U. and BOERSMAA, A, 1978. Introduction to marine micropaleontology JElsevier. New York H.E, and KNOLL, A.H. |" 1975, Silica, diatoms and cenozoie radiolarian evolution. Geol, 3(4): 175 - 177 (1 text-fig) RIEDEL, W.R. and SANFILIPPO, A., 1977. Stratigraphy and evolution of tropical Genozoie radiolarians. In; W.R. Riedel and T, Saito, Marine Plankton and Sediments, Proc. Third Planktonic Conf., Kiel, 1974. Micropa- leontology Press. STEINYANN, 6 , 1925, Gibt es fossile Tiefseeablagerungen Von exdgeschicht- licher Bedeutung? Geol. Rundsch. Ges. Freiburg, 16: 18 - 67.

Anda mungkin juga menyukai