0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan2 halaman
Kerajaan Kediri berdiri setelah Airlangga membagi Kerajaan Medang Mataram menjadi dua pada tahun 1041 untuk mencegah perang saudara. Kerajaan barat bernama Panjalu dipimpin Samarawijaya dengan ibu kota Daha, sedangkan Kerajaan timur bernama Janggala dipimpin Mapanji Garasakan dengan ibu kota Kahuripan. Kerajaan Panjalu kemudian berubah nama menjadi Kerajaan Kediri.
Kerajaan Kediri berdiri setelah Airlangga membagi Kerajaan Medang Mataram menjadi dua pada tahun 1041 untuk mencegah perang saudara. Kerajaan barat bernama Panjalu dipimpin Samarawijaya dengan ibu kota Daha, sedangkan Kerajaan timur bernama Janggala dipimpin Mapanji Garasakan dengan ibu kota Kahuripan. Kerajaan Panjalu kemudian berubah nama menjadi Kerajaan Kediri.
Kerajaan Kediri berdiri setelah Airlangga membagi Kerajaan Medang Mataram menjadi dua pada tahun 1041 untuk mencegah perang saudara. Kerajaan barat bernama Panjalu dipimpin Samarawijaya dengan ibu kota Daha, sedangkan Kerajaan timur bernama Janggala dipimpin Mapanji Garasakan dengan ibu kota Kahuripan. Kerajaan Panjalu kemudian berubah nama menjadi Kerajaan Kediri.
Kelas: X.9 Tugas: Sejarah A. Latar Belakang Masa-masa awal Kerajaan Panjalu tidak banyak diketahui. Prasasti TURUN HYANG II (1044) yang diterbitkan Kerajaan Jangala hanya memberitakan tentang adanya perang saudara antara kedua Kerajaan sepeninggal Airlangga. Sejarah Kerajaan Panjalu mulai diketahui dengan adanya prasasti SIRAH KETING (1104) atas nama SRI JAYAWARSA. Sebelum Sri Jayawarsa hanya SRI RAMAWIJAYA yang sudah diketahui dan sesudahnya diketahui secara jelas berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan. A. Kerajaan kediri Lahirnya Kerajaan Kediri berkaitan dengan adanya pembagian kekuasaan di Kerajaan Medang Mataram pada tahun November 1041. Airlangga membagi kerajaan bertujuan untuk menghindari terjadinya perang saudara di Mataram. Setelah Mataram dibagi 2 oleh Mpu Bharada seorang Brahmana yang terkenal akan kesaktiannya, muncullah Panjalu dan Janggala yang dibatasi gunung Kawi dan sungai Brantas. Kerajaan barat yang bernama Panjalu diberikan pada Samarawijaya (iparnya) yang berpusat di kota baru dengan ibukota Daha yang meliputi Kediri, Madiun sedangkan kerajaan timur yang bernama Janggala diberikan pada Mapanji Garasakan (anak keduanya) yang berpusat di kota lama yang meliputi daerah Malang dan delta sungai Bantas, dengan pelabuhan Surabaya, Rembang dan Pasuruan ibukotanya Kahuripan. Padahal airlangga telah mempersiapkan putra sulungnya sebagai penggantinya, tapi tidak bersedia dan lebih memilih menjadi petapa yang bergelar Dewi Kilisuli. DAFTARPUSTAKA Hidayat Yoedoprawiro, 2000. Relevansi Ramalan Jayabaya dan Indonesia Abad XXI. Jakarta : Balai Pustaka.