Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada suatu penelitian ilmiah yang dilakukan oleh seorang peneliti, akan didapatkan beberapa data
yang merupakan hasil dari pengukuran ataupun pengamatan obyek penelitian di lapangan. Obyek
penelitian dapat berupa orang, tanaman, hewan dan fenomena-fenomena baik itu dalam bidang ilmiah
maupun sosial. Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap berikutnya
yang harus dilakukan adalah tahap analisa. Analisa dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu analisa
yang kualitatif dan yang kuantitatif.

Analisis data merupakan suatu proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu
pola, kategori, dan satuan uraian dasar (Lexy J. Moleong 2002). Analisis data merupakan tahapan
yang sangat penting sebelum diperoleh kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Sehingga tahap
analisis data memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu rangkaian kegiatan penelitian. Untuk
mendapatkan hasil kesimpulan penelitian yang baik dan memiliki akurasi yang tinggi maka kegiatan
analisis data harus dilakukan secara hati-hati dan teliti.

Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian analisis data dan tahapan-tahapan dalam
analisis data yang baik maka tim penulis membuat makalah dengan mengangkat judul “Pengertian
Analisis Data dan Tahapan Pelaksanaan Analisis Data”. Selain untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah Metodologi Penelitian, penulisan makalah ini juga sebagai sarana pembelajaran mengenai
analisis data dalam metodologi penelitian bagi tim penulis.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis Data

Data ialah bahan mentah yang perlu di olah sehingga menghasilkan informasi atau
keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Sementara perolehan data
seyogyanya relevan, artinya data yang ada hubungannya langsung dengan masalah penelitian.
Pengolahan data merupakan kegiatan terpenting dalam proses dan kegiatan penelitian, karena
kekeliruan memilih analisis dan perhitungan akan berakibat fatal pada kesimpulan, generalisasi
atau interpretasi. Jenis data menurut jenisnya ada dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Tindak lanjut kegiatan peneliti sesudah pengumpulan data sangat bervariasi bentuknya tergantung
dari bagaimana data yang terkumpul akan diorganisasikan.

Analisa data berasal dari gabungan dari dua buah kata yaitu “analisis” dan “data”. Analisis
merupakan evaluasi dari sebuah situasi dari sebuah permasalahan yang dibahas, termasuk
didalamnya peninjauan dari berbagai aspek dan sudut pandang, sehingga tidak jarang ditemui
permasalah besar dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat diteliti dan
ditangani lebih mudah, sedangkan data adalah fakta atau bagian dari fakta yang mengandung arti
yang dihubungkan dengan kenyataan, simbol-simbol, gambar-gambar, kata-kata, angka-angka atau
huruf-huruf yang menunjukkan suatu ide, obyek, kondisi atau situasi dan lain-lain. Sedangkan
menurut kamus Bahasa Indonesia (Suharto dan Iryanto, 1996), analisa yaitu uraian, kupasan dan
data yaitu fakta atau fenomena yang sifatnya mentah belum dianalisis, seperti angka, nama dan
sebagainya. Data merupakan kumpulan dari nilai-nilai yang mencerminkan karakteristik dari
individu-individu dari suatu populasi. Data bisa berupa angka, huruf, suara maupun gambar. Dari
data ini diharapkan akan diperoleh informasi sebesar-besarnya tentang populasi. Dengan demikian,
diperlukan pengetahuan dan penguasaan metode analisis sebagai upaya untuk mengeluarkan
informasi yang terkandung dalam data yang dimiliki.

Moleong (2007) dalam http://ardhana12.wordpress.com/ mendefinisikan analisis data


merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja.

Dari definisi tersebut diatas, analisa data dapat diartikan sebagai berikut :

a. Membandingkan dua hal atau nilai variabel untuk mengetahui selisihnya atau rasionya,
kemudian diambil kesimpulannya ( X – Y) = selisih, X / Y = rasio

b. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen-


komponen yang lebih kecil, agar dapat :

1) Mengetahui komponen yang menonjol (memiliki nilai ekstrim)

2) Membandingkan antara komponen yang satu dengan komponen lainnya (dengan


menggunakan angka selisih atau angka rasio)

3) Membandingkan salah satu atau beberapa kkomponen dengan keseluruhan (secara


persentase)

c. Memperkirakan atau besarnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan suatu


(beberapa) kejadian terhadap sesuatu (beberapa) kejadian lainnya, serta
memperkirakan /meramalkan kejadian lainnya.

2.1.1 Konsep Dasar Analisis Data.

Menurut Patton (1980) dalam Lexy J. Moleong (2002) dalam


http://ardhana12.wordpress.com/ menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Sedangkan menurut Taylor (1975) dalam http://ardhana12.wordpress.com/ mendefinisikan
analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan
merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan
bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih
menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud dan
tujuan analisis data. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis
data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
didasarkan oleh data.

Dari uraian tersebut di atas dapat kita garis bawahi bahwa analisis data bermaksud
pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari
catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi,
artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan
pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya
diangkat menjadi teori substantif.

Akhirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam suatu proses.
Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan
dikerjakan secara intensif, yaitu sudah meninggalkan lapangan. Pekerjaan menganalisis data
memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga, pikiran peneliti. Selain
menganalisis data, peneliti juga masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan
teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang kemungkinan ditemukan.

Penelitian diadakan dengan satu tujuan pokok, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan


penelitian untuk mengungkap fenomena social atau alami tertentu. Untuk mencapai tujuan
pokok ini peneliti merumuskan hipotesa, mengumpulkan data, memproses data membuat
analisa dan interpretasi. Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam menganalisa data biasanya menggunakan
statistik yang dapat menyederhanakan data penelitian yang sangat besar jumlahnya menjadi
informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami. Setelah data dianalisa dan
informasi yang lebih sederhana diperoleh, hasil-hasilnya harus diinterpretasi untuk mencari
makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian.

Secara umum penelitian dibagi menjadi 2 macam, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan data-data berupa
angka-angka yang kemudian dianalisis sedemikian rupa menggunakan rumus-rumus tertentu
secara eksakta. Penelitian kuantitatif menggunakan logika deduktif verifikatif. Pada penelitian
konvensional yang menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, prosesnya berlangsung
linear. Bermula dari perumusan masalah, kemudian perumusan hipotesis, penyusunan alat
pengukuran, selanjutnya kegiatan pengumpulan data, baru kemudian dilakukan analisis data
dan akhirnya penulisan laporan penelitian. Sedangkan penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang menggunakan logika induktif abstraktif, suatu logika yang bertitik tolak dari
“khusus ke umum”, bukan menggunakan data-data berupa angka-angka tetapi merupakan data
yang diperoleh dari pendapat setiap orang tentang masalah yang sedang ditelitinya. Dalam
analisa data kualitatif bukan berarti tidak bias menggunakan data-data kuantitatif yang berupa
angka-angka. Data-data kuantitatif dapat digunakan dalam mengembangkan analisis data
kualitatif, namun hanya pada batas-batas tertentu sesuai dengan kebutuhan dalam analisis
kualitatif.

Bentuk-bentuk analisa data adalah sebagai berikut :

a. Analisa Kuantitatif
Analisa yang menggunakan alat analisa bersifat kuantitatif, dimana alat yang digunakan
berupa model-model (ex. Matematika) dengan hasil yang disajikan berupa angka-angka
yang kemudian diuraikan/dijelaskan atau diinterpretasikan dalam suatu uraian.
b. Analisa Kualitatif
Analisa Kualitatif terbatas pada teknik pengolahan datanya, seperti pengecekan data dan
tabulasi, dalam hal ini sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang
tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsira.

Kegiatan analisis data dalam penelitian memiliki beberapa tujuan antara lain sebagai berikut:
a. Data dapat diberi makna yang berguna dalam memecahkan masalah-masalah penelitian

b. Memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena yang terdapat dalam penelitian

c. Untuk memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian

d. Bahan untuk membuat keseimpulan serta implikasi-implikasi dan saran-saran yang berguna
untuk kebijakan penelitian selanjutnya

2.1.2 Penyajian Data Mentah

Sebelum melakukan analisis dan interpretasi data, langkah pertama yang dilakukan adalah
menyajikan data hasil pengamatan yang diperoleh dari lapangan. Teknik penyajian ini
diperlukan untuk memberikan gambaran umum informasi yang terkandung dalam data. Di
samping itu, teknik penyajian ini dimaksudkan untuk memperindah tampilan dari suatu laporan
penelitian. Penyajian data yang umum digunakan adalah berupa table dan grafik/diagram.

Penyajian data berupa tabel dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

a. Tabel Ringkasan Data

Tabel ini merupak ringkasan statistik dari beberpa kelompok. Misalkan jika kita memiliki
data pendapatan keluarga di suatu propinsi, dan kita ingin menyajikan rata-rata pendapatan
keluarga berdasarkan tingkat pendidikan kepala keluarganya. Dari tabel ini ingin diperoleh
informasi umum hubungan antara pendidikan dan pendapatan.
b. Tabel Frekuensi
Tabel ini merupakan gambaran frekuensi atau berapa banyak individu pada berbagai
kelompok. Misalkan saja penelitian tentang partisipasi masyarakat suatu kota dalam
program Keluarga Berencana. Kemudian kita ingin menyajikan gambaran pengguna
berbagai macam alat kontrasepsi. Dari tabel frekuensi ini kita bisa mengetahui alat
kontrasepsi apa yang paling banyak diminati oleh masyarakat. Seringkali tabel ini disajikan
terurut berdasarkan frekuensi, dari yang terbesar ke yang terkecil atau sebaliknya.
c. Tabel Kontingensi atau Tabulasi Silang
Tabel ini hampir sama dengan tabel frekuensi namun dilihat dari dua atau lebih peubah.
Misalnya jika kita ingin mengetahui frekuensi penduduk suatu kota berdasarkan pendidikan,

Sementara itu banyak orang yang berpendapat bahwa penyajian informasi


menggunakan tabel yang berisi angka memiliki keefektifan yang kurang jika dibandingkan
dengan grafik. Pesan visual yang diberikan oleh grafik selain lebih menarik untuk dilihat
juga mempermudah seseorang dalam membandingkan.
Grafik yang banyak digunakan adalah:

1. Diagram Batang

Diagram ini berupa batang-batang yang menggambarkan nilai dari masing-masing


kategori. Diagram ini bisa diterapkan pada tabel ringkasan maupun tabel frekuensi dan
tabel kontigensi. Pada contoh tabel di atas, jika disajikan dalam bentuk grafik akan
berupa

2. Diagram Lingkaran (Pie Chart)

Diagram ini berupa lingkaran yang terbagi-bagi dalam beberapa bagian. Masing-masing
bagian merupakan representasi dari berbagai kelompok, dan luas dari bagian itu
berdasarkan frekuensi masing-masing kelompok. Jika frekuensi penggunaan alat
kontrasepsi di atas disajikan dalam bentuk pie-chart,

3. Scatter Plot

Plot ini merupakan grafik yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua buah peubah
numerik. Misalkan kita ingin tahu hubungan antara usia ibu ketika menikah dengan jarak antara
menikah dan kelahiran anak pertama. Dari plot ini kita bisa melihat apakah pasangan yang
menikah pada usia lebih tua memiliki anak setelah menikah lebih lama dibandingkan pasangan
yang usia ibu ketika menikah masih lebih muda.

4. Time Series Plot

Plot ini digunakan untuk melihat perkembangan nilai suatu peubah dari waktu ke waktu.
Misalkan kita ingin membuat gambaran perkembangan peserta KB Mandiri dari tahun 1980
sampai 2000.

2.2 Tahapan Pelaksanaan Analisis Data

Setelah data diperoleh dari lapangan dan disajikan sedemikian rupa, maka selanjutnya
dilakukan analisis data. Dalam melakukan analisis data terdiri dari beberapa tahapan, yang
setiap tahap saling berkaitan satu sama lain. Tahap analisis data dalam tahapan pekerjaan
analisis adalah proses mengidentifikasi, elemen demi elemen, kebutuhan data suatu fungsi.
Elemen-elemen data yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi sebuah record dan
suatu struktur data dibuat untuk menunjukkan ketergantungan data.

Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen
pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Data tersebut banyak sekali, setelah
dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang
dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman
yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di
dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu
kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil
membuat koding. Tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
Setelah selesai tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara
menjadi teori substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu.

Sehubungan dengan uraian tentang proses analisia dan penafsiran data di atas, maka
dapat dijelaskan pokok-pokok persoalan sebagai berikut: Pemerosotan satuan, kategorisasi
termasuk pemeriksaan keabsahan data, kemudian diakhiri dengan penafsiran data. Dalam
melakukan proses/olah data dengan melakukan analisis data memfokuskan kepada 2 aspek,
yaitu data yang saat ini digunakan dan data yang akan atau mungkin dibutuhkan pada masa
mendatang.

a. Pemerosotan Data

1) Tipelogi satuan
Satuan atau unit adalah satuan suatu latar sosial. Pada dasarnya satuan ini merupakan alat
untuk menghaluskan pencatatan data. Menurut Lofland dan Lofland (1984) dalam Lexy (2002),
satuan kehidupan sosial merupakan kebulatan di mana seseorang mengajukan pertanyaan.
Linciln dan Guba (1985) menamakan satuan itu sebagai satuan informasi yang berfungsi untuk
menentukan atau mendefinisikan kategori.

Sehubungan dengan itu, Patton, (1987) membedakan dua jenis tipe satuan yaitu (1) tipe
asli dan (2) tipe hasil konstruk analisis. Patton menyatakan bahwa tipe asli inilah yang
menggunakan prespektif emik dan antropologi. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa prilaku
sosial dan kebudayaan hendaknya dipelajari dari segi pandangan dari dalam dan definisi prilaku
manusia. Jadi, konseptualisasi satuan hendaknya ditemukan dengan menganalisis proses
kognitif orang-orang yang diteliti, bukan dari segi entosentrisme peneliti. Pendekatan ini
menuntut adanya analisis kategori verbal yang digunakan oleh subjek untuk merinci
kompleksitas kenyataan ke dalam bagian-bagian. Patton, menyatakn bahwa secara fundamental
maksud penggunaan bahasa itu penting untuk memberikan ”nama” sehingga membedakan
dengan yang lain dengan ”nama” yang lain pula. Setelah ”label” tersebut ditemukan dari apa
yang dikatakan oleh subjek, tahap berikutnya ialah berusaha menemukan ciri atau karakteristik
yang membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lain.Untuk itu, tipelogi asli ini merupakan
kunci bagi peneliti untuk memberikan nama sesuai dengan apa yang sedang dipikirkan,
dirasakan, dan dihayati oleh para subjek dan dihendaki oleh latar peneliti.

2) Penyusunan satuan

Langkah pertama dalam pemerosotan satuan ialah analisis hendaknya membaca dan
mempelajari secara teliti seluruh jenis data yang sudah terkumpul. Setelah itu, usahakan agar
satuan-satuan itu diidentifikasi. Peneliti memasukan ke dalam kartu indeks. Penyusunan satuan
dan pemasukan ke dalam kartu indeks hendaknya dapat dipahami oleh orang lain. Pada tahap
ini analisis hendaknya jangan dulu membuang satuan yang ada walaupun mungkin dianggap
tidak relevan.

3) Kategorisasi

a) Fungsi dan prinsip kategorisasi

Kategorisasi berarti penyusunan kategori. Kategori tidak lain adalah salah satu tumpukan
dari seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat, atau kriteria
tertentu. Selanjutnya Linclon dan Guba menguraikan kategorisasi adalah (1) mengelompokkan
kartu-kartu yang telah dibuat kedalam bagian-bagian isi yang secara jelas berkaitan, (2)
merumuskan aturan yang menguraikan kawasan kategori dan yang akhirnya dapat digunakan
untuk menetapkan inklusi setiap kartu pada kategori dan juga sebagai dasar untuk pemeriksaan
keabsahan data, dan (3) menjaga agar setiap kategori yang telah disusun satu dengan yang lain
megikuti prinsip taat asas.

b) Langkah-langkah kategorisasi

Metode yang digunakan dalam kategorisasi didasarkan atas metode analisis komparatif
yang langkah-langkahnya dijabarkan atas sepuluh langka, yang mana langkah yang terakhir
adalah analisis harus menelah sekali lagi seluruh kategori agar jangan sampai ada yang
terlupakan. Setelah selesai di analisis, sebelum menafsirkan penulis wajib mengadakan
pemeriksaan terhadap keabsahan datanya, pemeriksaan itu dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data.

b. Keabsahan data

Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul, perlu dilakukan
pengecekan keabsahan data. Pengecekan keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat
kepercayaan (crebility) dengan teknik trianggulasi, ketekunan pengamatan, pengecekan teman
sejawat (Moleong, 2004).

Triangulasi merupakan teknik pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu
di luar data untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada
(Moleong,200). Trigulasi yang digunakan adalah trigulasi dengan sumber, yaitu
membandingkan data hasil obserfasi, hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara terhadap
subjek yang ditekankan pada penerapan metode bantuan alat pada efektif membaca .

Ketekunan pengamatan dilakukan dengan teknik melakukan pengamatan yang diteliti,


rinci dan terus menerus selama proses pembelajaran berlangsung yang diikuti dengan kegiatan
wawancara secara intensif terhadap subjek agar data yang dihasilkan terhindar dari hal-hal yang
tidak diinginkan. Pengecekan teman sejawat/kolega dilakukan dalam bentuk diskusi mengenai
proses dan hasil penelitian dengan harapan untuk memperoleh masukan baik dari segi
metodelogi maupun pelaksanaan tindakan. Untuk menganalisis data kita dapat memperoleh
dari:

1. Analisis Event

Suatu event data adalah sesuatu yang terjadi dalam lingkungan bisnis yang dibutuhkan
perusahaan untuk mengetahui tentang dan mana yang harus dicatat dalam catatan perusahaan,
yaitu arsip (file) perusahaan. Suatu event dapat secara ekstrenal atau internal dihasilkan dan
mungkin terjadi melalui beberapa tindakan yang diambil atau sebagai hanya hasil dari bagian
waktu.

Keberadaan event data dicatat dengan berbagai cara. Analisis event data menentukan
apakah informasi harus disimpan apa adanya sehingga event dapat dipanggil kembali atau
ditindaklanjuti. Harus juga menetukan bagaimana event tersebut dapat diketahui oleh
perusahaan, sehingga dapat memicu kesadaran perusahaan atas event tersebut.

2. Analisis Transaksi

Analisis transaksi berpasangan dengan analisis event data. Analisis transaksi melihat
pembawa data yang menggerakan data dan informasi di dalam perusahaan. Beberapa transaksi
dapat dihasilkan oleh eksternal, dan sebagian lagi oleh internal.

3. Analisis Dokumen dan Formulir

Analisis dokumen dan formulir adalah bagian dari analisis event dan transaksi, dengan
melihat ke dalam formulir dan dokumen yang membawa data perusahaan. Tujuannya adalah
untuk menentukan seluruh asal data dan apakah perusahaan menyimpan dan menggunakan data
dari formulir-formulir dan dokumen-dokumen dengan cara yang paling efisien. Analisis
dokumen dan formulir juga melihat apakah formulir dan dokumen dirancang dengan baik;
sehingga data dapat diidentifikasi secara benar; apakah cukup ruang dalam formulir untuk data
yang harus dituliskan; apakah data dikelompokkan dalam formulir dengan benar; apakah cukup
salinan formulir; bagaimana, kapan, dan di mana diisinya? Apakah formulir disimpan dalam
jangka waktu yang memadai, apakah diisi dan diindeks dengan benar , dan apakah formulir-
formulir tersebut dapat diperoleh kembali dalam tenggang waktu yang masuk akal?

4. Analisis Laporan

Analisis laporan mengkonsentrasikan kepada luaran (output) dari hasil pemrosesan data,
dengan mengabaikan apakah pemrosesan/pembuatan laporan tersebut manual atau diotomasi.
Laporan memberikan pengguna dengan informasi yang menutupi kepentingan kepada
kegiatannya.

Analis harus menentukan apakah seluruh laporan yang diterima oleh pengguna
diperlukan dan apakah laporan-laporan tersebut akurat, tepat waktu (timely), dan lengkap. Isi
laporan dan dokumentasi harus dianalisis untuk menentukan apakah pemahaman pengguna
laporan dengan isi laporan sesuai dengan laporan yang sebenarnya ada. Analis harus juga
menentukan apakah pengguna menerima report dengan cukup detail atau sangat detail, dan
apakah sudah cukup akurat atau lengkap secara keseluruhannya.

2.2.1 Analisis Data Kualitatif

Menurut Miles (1992) dalam http://aflahchintya23.wordpress.com/ analisis data kualitatif


terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

a. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada


penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data ”kasar” yang muncul dari catatan-
catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung, setelah
peneliti di lapangan, sampai laporan tersusun. Reduksi data merupakan bagian dari analisis data
dengan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
data yang tidak diperlukan, dan mengorganisasi data sehingga kesimpulan final dapat diambil
dan diverifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasi dengan berbagai cara;
seleksi, ringkasan, penggolongan, dan bahkan ke dalam angka-angka.

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan alur kedua dalam kegiatan analisis data. Data dan informasi
yang sudah diperoleh di lapangan dimasukkan ke dalam suatu matriks. Penyajian data dapat
meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan.

c. Verifikasi dan Kesimpulan

Begitu matriks terisi, maka kesimpulan awal dapat dilakukan. Sekumpulan informasi
yang tersusun memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu kegiatan. Kesimpulan juga diverifikasi
selama penelitian berlangsung.
Dalam penelitian kualitatif, prinsip pokok teknik analisanya ialah mengolah dan
menganalisa data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan
mempunyai makna. Prosedur analisa data kualitatif dibagi dalam 5 langkah, yaitu:

1. Mengorganisasi data: Cara ini dilakukan dengan membaca berulangkali data yang ada
sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan penelitiannya dan membuang data
yang tidak sesuai

2. Membuat kategori, menentukan tema dan pola: langkah kedua ialah menentukan
kategori yang merupakan proses cukup rumit karena peneliti harus mampu mengelompokkan
data yang ada ke dalam suatu kategori dengan tema masing-masing sehingga pola keteraturan
data menjadi terlihat secara jelas.

3. Menguji hipotesa yang muncul denagn menggunakan data yang ada: setelah proses
pembuatan kategori maka peneliti melakukan pengujian kemungkinan berkembangnya suatu
hipotesa dan mengujinya dengan menggunakan data yang tersedia.

4. Mencari eksplanasi alternatif data: proses berikutnya ialah peneliti memberikan


keterangan yang masuk akal data yang ada dan peneliti harus mampu menerangkan data
tersebut didasarkan pada hubungan logika makna yang terkandung dalam data tersebut.

5. Menulis laporan: penulisan laporan merupakan bagian analisa kualitatif yang tidak
terpisahkan. Dalam laporan ini peneliti harus mampu menuliskan kata, frasa, dan kalimat serta
pengertian secara tepat yang akan digunakan untuk mendeskripsikan data dan hasil analisanya.

Menurut Sanapiah (1990) dalam Bungin (2006), model lainnya untuk melakukan analisa
data kualitatif ialah dengan menggunakan:

a. Analisa domain

Analisa domain berguna untuk mencari dan memperoleh gambaran umum atau
pengertian yang bersifat secara menyeluruh. Hasil yang diharapkan ialah pengertian di tingkat
permukaan mengenai doamain tertentu atau kategori-kategori konseptual. Contoh: domain
dalam dunia seni mencakup: seni lukis, seni tari, seni ukir dan desain komunikasi visual.

b. Analisa taksonomi

Analisa taksonomi didasarkan pada fokus terhadap salah satu domain (struktur internal
domain) dan pengumpulan hal-hal /elemen yang sama.

c. Analisa komponensial

Analisa komponensial menekankan pada kontras antar elemen dalam suatu domain;
hanya karakteristik-karakteristik yang berbeda saja yang dicari.

d. Analisa tema kultural

Cara melakukan analisa tema kultural ialah dengan mencari benang merah yang ada yang
dikaitkan dengan nilai-nilai, orientasi nilai, nilai dasar/utama, premis, etos, pandangan dunia
dan orientasi kognitif. Analisa berpangkal pada pandangan bahwa segala sesuatu yang kita teliti
pada dasarnya merupakan sesuatu yang utuh (keseluruhan), tidak terpecah-pecah; oleh karena
itu peneliti dalammenganalisa data sebaiknya menggunakan pendekatan yang utuh (holistic
approach).
e. Analisa komparasi konstan (Grounded Theory Research).

Cara melakukan analisa komparasi konstan adalah sebagai berikut:

1) Mengumpulkan data untuk menyusun/menemukan suatu teori baru.

2) Berkonsentrasi pada deskripsi yang rinci mengenai sifat atau ciri dari data yang
dikumpulkan untuk menghasilkan pernyataan teoritis secara umun.

3) Membuat hipotesa jalinan hubungan antara gejala yang ada, kemudian mengujinya
dengan bagian data yang lain.

4) Didasarkan dari akumulasi data yang telah dihipotesakan, peneliti mengembangkan


suatu teori baru.

2.2.2 Analisis Data Kuantitatfi

Secara sederhana, pendekatan kualitatif mengandalkan penilaian subyektif terhadap suatu


masalah, sedangkan pendekatan kuantitatif mendasarkan keputusan pada penilaian obyektif
yang didasarkan pada model matematika yang dibuat. Jika Anda meramalkan cuaca
mendasarkan pada pengalaman, maka pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Namun
jika, ramalan didasarkan pada model matematika, maka pendekatan yang digunakan adalah
kuantitatif. Keputusan penerimaan karyawan berdasar nilai tes masuk adalah contoh lain
pendekatan kuantitatif, sedang jika didasarkan pada hasil wawancara untuk mengetahui
kepribadian dan motivasi maka pendekatan yang dilakukan adalah kualitatif.

Umumnya pendekatan kuantitatif dalam pengambilan keputusan yang menggunakan


model-model matematika. Matematika sudah ditemukan oleh manusia ribuan tahun yang lalu
dan telah banyak digunakan dalam banyak aplikasi. Salah satu aplikasi matematika adalah
untuk pengambilan keputusan. Sebagai contoh sederhana, bagaimana mengatur 50 kursi dengan
ukuran tertentu ke dalam sebuah ruangan dengan ukuran tertentu pula. Dengan ukuran kursi
dan ruangan, maka akan ditemukan cara terbaik untuk mengatur kursi; apakah 5 baris kali 10
lajur, atau sebaliknya, semuanya tergantung ukuran ruangan yang ada.

Untuk kasus yang lebih kompleks tentu saja dibutuhkan model matematika yang lebih
rumit. Telah banyak model analisis kuantitatif yang dikembangkan dalam pengambilan
keputusan.

a. Proses Analisis Kuantitatif

Secara umum, semua metode kuantitatif akan mengkonversikan data mentah menjadi
informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dari:

RAW MATERIAL

ANALISIS KUANTITATIF

INFORMASI YANG BERGUNA.

Sebagai contoh, dalam memproduksi produk A dan B, menggunakan bahan baku X, Y,


Z, diketahui keuntungan penjualan produk A dan B. Angka yang menunjukkan banyak tiap
bahan yang tersedia dan keuntungan dari tiap produk adalah data mentah. Analisis kuantitatif
akan memproses data tersebut sehingga dihasilkan komposisi produksi (berapa banyak produk
A dan B diproduksi) yang menghasilkan untuk optimal. Hasil inilah yang disebut
denganinformasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

b. Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan

1) Mendefinisikan masalah.

Secara sederhana, masalah merupakan perbedaan (gap) antara situasi yang diinginkan
dengan kenyataan yang ada. Jika seorang mahasiswa ingin memperoleh nilai A, tetapi ternyata
hasil yang didapatkan kurang dari itu, maka mahasiswa tersebut menghadapi masalah. Pada
dasarnya, semua langkap pengambilan keputusan dilakukan untuk menghilangkan atau
mengurangi perbedaan yang ada antara yang diharapkan dan yang terjadi.

2) Mengembangkan model.

Model adalah representasi dari sebuah situasi nyata. Model dapat dikembangkan dalam
berbagai bentuk; seperti model fisik, logika, atau matematika. Miniatur mobil atau maket
rumah adalah contoh model fisik, sedang aliran listrik dengan rangkaian tertentu atau air
mengalir dengan pola saluran tertentu adalah model logika untuk arus lalu-lintas. Model
ekonomi yang menyatakan bahwa pendapatan merupakan fungsi dari konsumsi dan tabungan
merupakan contoh model matematika.

Dalam langkah pengembangan model dikenal istilah variabel yang nilai-nilainya akan
mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Dalam kasus nyata, variabel-variabel ini sebagian
dapat dikendalikan dan sebagian yang lain tidak. Lama lampu merah pada lampu pengatur lalu
lintas dapat dikendalikan dengan mudah, namun laju kendaraan dan jumlah kendaraan yang
melewati sebuah jalan tidak mudah dikendalikan.

3) Mengumpulkan data.

Data yang akurat sangat penting untuk menjamin analisis kuantitatif yang dilakukan
menghasilkan keluaran seperti yang diinginkan. Sumber data untuk pengujian model dapat
berupa laporan-laporan perusahaan seperti laporan keuangan dan dokumen perusahaan lainnya,
hasil wawancara, pengukuran langsung di lapangan dan hasilsampling statistik.

4) Membuat solusi.

Solusi yang diambil dalam pendekatan kuantitatif dilakukan dengan memanipulasi model
dan dengan masukan data yang dihasilkan pada langkah sebelumnya. Banyak metode yang bisa
dilakukan dalam membuat solusi, seperti memecahkan persamaan (model matematika) yang
sudah dikembangkan sebelumnya, menggunakan pendekatantrial and error dengan data
masukan yang berbeda-beda untuk menghasilkan solusi ”terbaik”, atau menggunakan algoritma
atau langkah-langkah penyelesaian detil khusus yang telah dikembangkan.

Apapun metode yang digunakan, solusi yang dihasilkan haruslah praktis (practical) dan
dapat diterapkan (implementable). Solusi ”terbaik” yang dihasilkan harus tidak rumit dan dapat
digunakan untuk memecahkan masalah yang ada.

5) Menguji solusi.

Untuk menjamin bahwa solusi yang dihasilkan merupakan yang terbaik, maka pengujian
harus dilakukan, baik pada model ataupun pada data masukan. Pengujian ini dilakukan untuk
melihat akurasi (accuracy) dan kelengkapan model dan data yang digunakan. Untuk melihat
akurasi dan kelengkapan data, data yang diperoleh dari berbagai sumber dapat dimasukkan ke
dalam model dan hasilnya dibandingkan. Model dan data yang akurat dan lengkap seharusnya
menjamin konsistensi hasil. Pengujian ini penting dilakukan sebelum analisis hasil dilakukan.

6) Menganalisis hasil.

Analisis hasil dilakukan untuk memahami langkah-langkah yang harus dilakukan jika
sebuah keputusan telah dipilih. Selanjutnya implikasi langkah-langkah yang dilalukan juga
harus dianalisis. Dalam langkah ini analisis sensitivitas (sensitivity analysis) menjadi sangat
penting. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah-ubah nilai-nilai masukan model dan
melihat perbedaan apa yang terjadi pada hasil. Dengan demikian, analisis sensitivitas akan
membantu untuk lebih memahami masalah yang dihadapi dan kemungkinan-kemungkinan
jawaban atas masalah tersebut.

7) Mengimplementasikan hasil.

Langkah implementasi ini dilakukan dengan menerapkan hasil analisis ke dalam proses-
proses yang terdapat dalam perusahaan. Tidak kalah penting dalam langkah ini adalah
memonitor hasil dari penerapan solusi. Namun, perlu disadari bahwa implementasi hasil
analisis (solusi) bukanlah tanpa hambatan. Salah satu hambatan yang mungkin dihadapi adalah
bagaimana meyakinkan pihak manajemen bahwa solusi yang ditawarkan merupakan yang
terbaik dan akan memecahkan masalah yang ada. Dalam kasus ini, analisis sensitivitas atas
model yang dihasilkan sekali lagi dapat digunakan untuk menjual solusi yang dihasilkan kepada
pihak manajemen

BAB 3. KESIMPULAN

1. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasikan dengan cara mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data. Penyajian data dimaksudkan untuk
memberikan gambaran umum informasi yang terkandung dalam data. Di samping itu, teknik
penyajian ini dimaksudkan untuk memperindah tampilan dari suatu laporan penelitian.

2. Terdapat dua jenis analisis data yaitu analisi data kualitatif dan analisis data
kuantitatif, secara umum tahapan pelaksanaan analisis data adalah data-data yang diperoleh dari
pengamatan di lapangan kemudian dibaca, dipelajari, dan ditelaah kemudian mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi atau membuat rangkuman yang
inti, selanjutnya menyusunnya dalam satuan-satuan. dan kemudian dikategorisasikan pada
langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari
analisis data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah
tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif dengan
menggunakan beberapa metode tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2006. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasinya. Malang:


YA3.

http://aflahchintya23.wordpress.com/2008/02/27/teknik-analisis-data-dan-

pemaknaan-hasil-temuan/ [22-12-2009]

http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/teknik-analisis-data-dalam-penelitian/ [10-
7-2009]

http://betha.wordpress.com/2007/09/25/analisis-data/ [22-12-2009]

http://nurulindarti.wordpress.com/2007/06/21/metode-kuantitatif-penting-kah/ [22-12-
2009]

http://www.google.co.id/gwt/n?q=Pengertian+Data+Kualitatif&ct=res&oi=blended&
sa=X&ei=MGdZSujmCo3E6QP3_MWOAg&cd=1&resnum=1&hl=id&source=m&rd=1&u=ht
tp%3A%2F%2Fjs.unikom.ac.id%2Fkulaitatif%2Fanalisa.html [22-12-2009]

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES.

Suharto dan Iryanto, Tata. 1996. Kamus Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya: Penerbit
Indah.

Anda mungkin juga menyukai