5 Dan 6 Dasar-Dasar Teori Ekonomi Makro
5 Dan 6 Dasar-Dasar Teori Ekonomi Makro
81
a. Model keseimbangan pasar; jika kurva permintaan mempunyai kemiringan
negatif dan kurva penawaran memiliki kemiringan positif maka adanya
kenaikan harga di atas harga keseimbangan akan menciptakan kelebihan
barang di pasar dengan asumsi ceteris paribus.
b. Pengambilan kebijakan ekonomi untuk menganalisis tindakan-tindakan
Pemerintah yang dilakukan untuk mempengaruhi perekonomian misalnya
pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak terhadap biaya produksi
yang harus ditanggung oleh perusahaan dan biaya hidup yang ditanggung
oleh rumah tangga konsumen.
Usaha mikro atau ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi
terbesar dalam perekonomian Indonesia yang pada umumnya bergerak di sektor
pertanian, perdagangan dan industri rumah tangga dan memiliki keunggulan
dalam hal memanfaatkan sumber daya alam di daerah setempat dan bersifat padat
karya sehingga bisa membantu mengurangi pengangguran. Usaha-usaha mikro
ini justru beroperasi secara kompetitif dan tidak banyak menerima subsidi dari
Pemerintah jika dibandingkan dengan perusahaan besar. Dengan demikian
perkembangan usaha mikro memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
Ekonomi Makro
Ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari
mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian
hubungan kausal yang dipelajari dalam ekonomi makro, pada intinya adalah
hubungan antar variabel-variabel ekonomi agregatif (secara keseluruhan), seperti
tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi
rumah tangga, saving (tabungan), investasi nasional, tingkat bunga, jumlah uang
yang beredar, neraca pembayaran, stok kapital nasional, hutang pemerintah dan
sebagainya.
Dengan mengetahui hubungan antara variabel-variabel tersebut, baik yang
bersifat hubungan kausal (sebab akibat), misalnya hubungan antara jumlah uang
yang beredar dengan laju inflasi, hubungan antara meningkatnya pengeluaran
konsumsi Pemerintah dengan menurunnya tingkat pengangguran dan sebagainya,
82
maupun yang bersifat hubungan fungsional (saling mempengaruhi), misalnya
hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran konsumsi dan investasi,
hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan, dan
sebagainya. Secara matematis hubungan fungsional tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Y = C + I, dimana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi dan I adalah
Investasi.
b. Y = C + S, dimana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi dan S adalah
tabungan.
Oleh karena itu, dengan mempelajari ekonomi makro diharapkan kita
menjadi lebih mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
dalam suatu perekonomian sehingga dalam ekonomi makro menjelaskan tentang
hal-hal sebagai berikut:
a. Pentingnya segi permintaan dalam menentukan tingkat kegiatan dalam
perekonomian.
b. Pentingnya kebijakan dan campur tangan Pemerintah untuk mewujudkan
prestasi kegiatan ekonomi pada tingkat yang dikehendaki.
Teori ekonomi makro bertitik tolak pada teori yang dikemukakan oleh ahli
ekonomi Inggris yang bernama John Maynard Keynes, dalam bukunya yang
berjudul The General Theory of Employment, Interest and Money, pada tahun
1936, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 aspek, yaitu:
a. Kritik atas pandangan ahli ekonomi klasik mengenai faktor-faktor yang
menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara.
b. Pengeluaran agregat, yaitu pembelanjaan masyarakat atas barang dan jasa
menjadi faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu
negara.
83
yang diambil oleh para pelaku ekonomi dengan mengacu pada signal harga pasar.
Pemahaman konsep-konsep ekonomi mikro dan aplikasinya dalam ekonomi dan
bisnis memungkinkan para pelaku ekonomi untuk membuat keputusan yang
optimal. Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu
menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan
yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi
atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan
menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Sedangkan ilmu ekonomi makro merupakan analisis atas keseluruhan
kegiatan perekonomian yang bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Dalam
ekonomi makro, analisis ditujukan terhadap keseluruhan produsen dan konsumen
dalam perekonomian. Teori ekonomi makro menerangkan aspek-aspek seperti
penentuan tingkat perekonomian negara yang berkaitan dengan sampai di mana
suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan jasa.
Analisis dalam teori ekonomi makro akan memperhatikan pula masalah
perubahan harga, perubahan penawaran, pengeluaran agregat serta masalah-
masalah yang akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkatnya
yang ideal (yaitu kesempatan kerja penuh tanpa inflasi). Sebagai gambaran,
dalam teori ekonomi makro dibahas tentang langkah utama Pemerintah dalam
mengatasi masalah pengangguran dan inflasi yang dibedakan menjadi dua bentuk
kebijaksanaan yaitu kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan moneter.
Kebijaksanaan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah dalam merubah struktur
dan jumlah pajak dan pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi
tingkat kegiatan perekonomian. Sedangkan kebijaksaan moneter adalah langkah-
langkah pemerintah melalui bank sentral dalam mengatur dan mempengaruhi
jumlah uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan tujuan
untuk mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi.
84
Tabel 1. Pebedaan antara Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro
85
di sebuah negara, penyebab resesi di Indonesia, atau kondisi neraca perdagangan
sebuah negara pada akhir tahun.
Secara ringkas ruang lingkup yang dipelajari dalam ilmu ekonomi makro
meliputi:
a. Penghitungan pendapatan nasional. (batas kemiskinan menurut bank
dunia, menghitung pendapatan per kapita per bulan)
b. Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor
c. Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor.
d. Kebijakan fiskal dan sistem perpajakan.
e. Uang, bank dan penciptaan uang.
f. Kebijakan moneter dan uang yang beredar.
g. Pasar uang dan pasar tenaga kerja.
h. Teori inflasi.
i. Perdagangan luar negeri, nilai valuta asing dan neraca pembayaran.
j. Perdagangan luar negeri dan tingkat keseimbangan pendapatan nasional.
k. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.
(https://nayaakyasazilvi. wordpress.com/2014/07/11/pengertian-ekonomi-
mikro-dan-makro/)
86
Efek substitusi adalah terjadinya perubahan jumlah barang yang diminta
sebagai akibat perubahan harga, dimana perubahaannya dibatasi pada pergerakan
sepanjang kurva indiferen mula-mula (penghasilan rill dianggap tetap).
Perbedaan efek substitusi dan pendapatan dapat digunakan untuk menentukan
apakah suatu barang merupakan barang normal, superior, inferior atau giffen.
Barang normal adalah semua barang yang permintaannya akan bertambah
ketika pendapatan masyarakat bertambah. Artinya barang tersebut memiliki
elastisitas permintaan positif. Bisa juga bermakna barang yang memiliki efek
pendapatan selalu positif. Istilah normal tidak merujuk pada kualitas barang
tersebut. Contohnya kita akan berbelanja baju lebih banyak apabila pendapatan
meningkat.
Barang superior adalah barang-barang yang jumlah permintaannya naik
hanya apabila pendapatan masyarakat meningkat. Barang ini termasuk tipe
barang normal dalam teori konsumen. Elastisitas pendapatan dari barang superior
adalah lebih dari satu. Barang superior biasanya berupa barang-barang mewah
yang memang hanya ditujukan untuk masyarakat ekonomi kelas atas. Contoh
barang superior adalah mobil, permintaan barang tersebut akan naik seiring
naiknya pendapatan masyarakat dan apabila pendapatan masyarakat menurun
permintaan atas barang tersebut menurun juga (http://lilisp98.blogspot.
co.id/2011/12/barang-superior-barang-inferior-dan.html).
Barang inferior adalah barang yang jumlah permintaannya akan turun
seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Salah satu contoh barang
inferior adalah sandal jepit. Ketika tingkat pendapatan masyarakat rendah, tingkat
permintaan terhadap barang tersebut akan tinggi. Namun ketika tingkat pendapat
masyarakat meningkat, permintaan atas barang tersebut akan turun karena
masyarakat meninggalkannya dan memilih untuk membeli sandal lain yang lebih
berkualitas meskipun dengan harga yang lebih mahal.
Barang giffen adalah barang yang apabila harganya turun justru
permintaannya ikut turun dan naiknya harga barang giffen justru menaikkan
jumlah barang yang diminta. Contoh barang giffen adalah pakaian yang dijual
oleh penjual pakaian bekas, apabila harga pakaian bekas tersebut rendah/turun
permintaan akan barang tersebut turun juga karena asumsi di masyarakat dengan
87
harga yang rendah berarti mutu pakaian tersebut juga rendah dan sebaliknya
apabila harganya naik/tinggi berarti mutu dari pakaian bekas tersebut juga
tinggi/baik sehingga permintaan dari konsumen juga tinggi.
Barang substitusi adalah barang yang dalam pemakaiannya dapat saling
menggantikan. Misalnya jagung dapat menggantikan nasi, ikan menggantikan
daging, gula merah menggantikan gula pasir, dan kopi menggantikan susu. Pada
umumnya barang substitusi lebih murah di bandingkan barang aslinya. Contoh
lain yaitu cangkir dengan gelas, pisau dengan cutter.
88
Gambar 1. Perubahan Harga
89
semakin tinggi pendapatan semakin kecil peluang kelompok masyarakat untuk
mencapainya.
Perkembangan dalam pengukuran kesenjangan pembagian pendapatan
bertambah lagi, karena dari kurva Lorenz dapat pula diturunkan bilangan Gini.
Kurva Lorenz menjadi popular, karena lebih mudah memahaminya, dan dapat
pula dibandingkan dalam berbagai wilayah dan waktu, serta dapat
memperlihatkan pengaruh berbagai variable. Secara umum klasifikasi ukuran
kesenjangan pendapatan dan konsumsi dibagi dalam tiga bagian yaitu 1) metode
teori statistik murni, seperti simpangan baku, koefisien variasi, ukuran selang
kelompok desil, kuantil dan lain-lain, 2) metode grafik seperti kurva Lorenz dan
3) metode gabungan yang berlaku umum, seperti bilangan Gini dan Kuznets
Indeks.
DAFTAR PUSTAKA
Basyaib, F. 2007. Teori Pembuatan Keputusan. Grasindo: Jakarta.
Gilarso, T. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Kanisius: Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_mikro [Diakses tanggal 18 Oktober 2015].
https://nayaakyasazilvi.wordpress.com/2014/07/11/pengertian-ekonomi-mikro-
dan-makro/ [Diakses tanggal 18 Oktober 2015].
http://lilisp98.blogspot.co.id/2011/12/barang-superior-barang-inferior-dan.html
[Diakses tanggal 18 Oktober 2015].
Mulyono. 2008. Manajemen administrasi dan organisasi pendidikan, 1st
edition. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta.
Niswonger, 1992. Prinsip-prinsip akuntansi, Terjemahan Marianus Sinaga, Edisi
14, Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Rangkuti, H. 2009. Metode Pengambilan Keputusan Secara Efektive pada
Kriteria Majemuk dengan Metode Bayes, Mpe, Cpi Dan Ahp. Jurnal
Basis Data, ICT Research Center UNAS. Vol.4 No.1. ISSN 1978-9483.
Rusdah. 2010. Pengembangan Decision Support System untuk Mendukung
Analisis Pengambilan Keputusan Studi Kasus: Penentuan Kinerja
Dosen Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur. Jurnal
Telematika MKOM. Vol.2 No.1. Hal 32-40. ISSN 2085-725X.
Santi, G. 2013. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dalam Pengambilan
Keputusan Investasi pada PT Bank Sulut Cabang Marina Plaza. Jurnal
EMBA. Vol 1. No 3. Hal 911-919. ISSN 2303-1174
Widarsono, A. 2007. Pengaruh Kualitas Informasi Manajemen terhadap Kinerja
Manajerial (Survey pada perusahaan go-publik di Jawa Barat). Jurnal
Akuntansi FE Unsil. Vol 2. No 2. ISSN : 1907 – 9958
90