Anda di halaman 1dari 10

V.

DASAR-DASAR TEORI EKONOMI MAKRO

Pengertian Ekonomi Mikro dan Makro


Ekonomi Mikro
Kata mikro berasal dari Bahasa Latin “micros” yang berarti kecil. Jadi
ekonomi mikro merupakan penjelasan dari variabel ekonomi yang lebih kecil
seperti konsumsi, investasi dan tabungan. Ekonomi mikro sering di sebut sebagai
teori harga (Price Theory). Dalam teori ini terutama dibahas tentang aliran barang
dan jasa dari sektor perusahaan ke sektor rumah tangga, aliran faktor produksi
dari rumah tangga ke perusahaan, komposisi dari aliran-aliran tersebut dan
bagaimana terciptanya harga. Aspek-aspek yang dipelajari dalam ilmu ekonomi
mikro meliputi sebagai berikut.
a. Interaksi di pasar barang
Pasar merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran suatu
barang sehingga terbentuk harga keseimbangan. Ekonomi mikro hanya
membahas interaksi antara penjual dan pembeli yang terjadi pada suatu pasar
barang.
b. Tingkah laku penjual dan pembeli
Untuk menganalisis prilaku penjual dan pembeli digunakan beberapa
asumsi seperti pembeli dan penjual menjalankan kegiatan ekonomi secara rasional
atau pembeli berupaya memaksimalkan kepuasan dan penjual berusaha
memaksimumkan keuntungan yang akan diperoleh.
c. Interaksi di pasar faktor produksi
Peran rumah tangga konsumen dalam perekonomian adalah sebagai
pemilik faktor produksi yang menawarkan faktor produksi ke perusahaan untuk
memperoleh pendapatan yang akan digunakan untuk membeli barang dan jasa
yang mereka butuhkan. Sementara itu produsen membutuhkan faktor-faktor
produksi untuk memproduksi barang dan jasa. Interaksi antara pembeli dan
penjual faktor produksi di pasar faktor produksi akan dapat menentukan harga
suatu faktor produksi dan berapa banyak jumlah faktor produksi yang digunakan.
Pada dasarnya teori ekonomi mikro dapat membuat ramalan (prediction)
yang kondisional misalnya dalam hal:

81
a. Model keseimbangan pasar; jika kurva permintaan mempunyai kemiringan
negatif dan kurva penawaran memiliki kemiringan positif maka adanya
kenaikan harga di atas harga keseimbangan akan menciptakan kelebihan
barang di pasar dengan asumsi ceteris paribus.
b. Pengambilan kebijakan ekonomi untuk menganalisis tindakan-tindakan
Pemerintah yang dilakukan untuk mempengaruhi perekonomian misalnya
pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak terhadap biaya produksi
yang harus ditanggung oleh perusahaan dan biaya hidup yang ditanggung
oleh rumah tangga konsumen.
Usaha mikro atau ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi
terbesar dalam perekonomian Indonesia yang pada umumnya bergerak di sektor
pertanian, perdagangan dan industri rumah tangga dan memiliki keunggulan
dalam hal memanfaatkan sumber daya alam di daerah setempat dan bersifat padat
karya sehingga bisa membantu mengurangi pengangguran. Usaha-usaha mikro
ini justru beroperasi secara kompetitif dan tidak banyak menerima subsidi dari
Pemerintah jika dibandingkan dengan perusahaan besar. Dengan demikian
perkembangan usaha mikro memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan
taraf hidup masyarakat.

Ekonomi Makro
Ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari
mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian
hubungan kausal yang dipelajari dalam ekonomi makro, pada intinya adalah
hubungan antar variabel-variabel ekonomi agregatif (secara keseluruhan), seperti
tingkat pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, pengeluaran konsumsi
rumah tangga, saving (tabungan), investasi nasional, tingkat bunga, jumlah uang
yang beredar, neraca pembayaran, stok kapital nasional, hutang pemerintah dan
sebagainya.
Dengan mengetahui hubungan antara variabel-variabel tersebut, baik yang
bersifat hubungan kausal (sebab akibat), misalnya hubungan antara jumlah uang
yang beredar dengan laju inflasi, hubungan antara meningkatnya pengeluaran
konsumsi Pemerintah dengan menurunnya tingkat pengangguran dan sebagainya,

82
maupun yang bersifat hubungan fungsional (saling mempengaruhi), misalnya
hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran konsumsi dan investasi,
hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan, dan
sebagainya. Secara matematis hubungan fungsional tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Y = C + I, dimana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi dan I adalah
Investasi.
b. Y = C + S, dimana Y adalah pendapatan, C adalah konsumsi dan S adalah
tabungan.
Oleh karena itu, dengan mempelajari ekonomi makro diharapkan kita
menjadi lebih mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi
dalam suatu perekonomian sehingga dalam ekonomi makro menjelaskan tentang
hal-hal sebagai berikut:
a. Pentingnya segi permintaan dalam menentukan tingkat kegiatan dalam
perekonomian.
b. Pentingnya kebijakan dan campur tangan Pemerintah untuk mewujudkan
prestasi kegiatan ekonomi pada tingkat yang dikehendaki.
Teori ekonomi makro bertitik tolak pada teori yang dikemukakan oleh ahli
ekonomi Inggris yang bernama John Maynard Keynes, dalam bukunya yang
berjudul The General Theory of Employment, Interest and Money, pada tahun
1936, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 aspek, yaitu:
a. Kritik atas pandangan ahli ekonomi klasik mengenai faktor-faktor yang
menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara.
b. Pengeluaran agregat, yaitu pembelanjaan masyarakat atas barang dan jasa
menjadi faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu
negara.

Perbedaan Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro


Ilmu ekonomi mikro menganalisis bagian-bagian yang dilakukan oleh
unit-unit kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Berbagai aspek yang
diulas dalam teori ekonomi mikro telah dipaparkan di bagian sebelumnya. Dalam
hal ini pada umumnya pendekatan mikro terkait dengan keputusan-keputusan

83
yang diambil oleh para pelaku ekonomi dengan mengacu pada signal harga pasar.
Pemahaman konsep-konsep ekonomi mikro dan aplikasinya dalam ekonomi dan
bisnis memungkinkan para pelaku ekonomi untuk membuat keputusan yang
optimal. Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu
menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan
yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi
atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan
menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Sedangkan ilmu ekonomi makro merupakan analisis atas keseluruhan
kegiatan perekonomian yang bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Dalam
ekonomi makro, analisis ditujukan terhadap keseluruhan produsen dan konsumen
dalam perekonomian. Teori ekonomi makro menerangkan aspek-aspek seperti
penentuan tingkat perekonomian negara yang berkaitan dengan sampai di mana
suatu perekonomian akan menghasilkan barang dan jasa.
Analisis dalam teori ekonomi makro akan memperhatikan pula masalah
perubahan harga, perubahan penawaran, pengeluaran agregat serta masalah-
masalah yang akan timbul bila pengeluaran agregat tidak mencapai tingkatnya
yang ideal (yaitu kesempatan kerja penuh tanpa inflasi). Sebagai gambaran,
dalam teori ekonomi makro dibahas tentang langkah utama Pemerintah dalam
mengatasi masalah pengangguran dan inflasi yang dibedakan menjadi dua bentuk
kebijaksanaan yaitu kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan moneter.
Kebijaksanaan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah dalam merubah struktur
dan jumlah pajak dan pengeluarannya dengan maksud untuk mempengaruhi
tingkat kegiatan perekonomian. Sedangkan kebijaksaan moneter adalah langkah-
langkah pemerintah melalui bank sentral dalam mengatur dan mempengaruhi
jumlah uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan tujuan
untuk mengatasi masalah perekonomian yang dihadapi.

84
Tabel 1. Pebedaan antara Ekonomi Makro dan Ekonomi Mikro

Dilihat dari: Ekonomi Mikro Ekonomi Makro


Harga Harga ialah nilai dari suatu Harga adalah nilai dari
komoditas (barang tertentu saja) komoditas secara agregat
(keseluruhan)
Unit analisis Pembahasan tentang kegiatan Pembahasan tentang kegiatan
ekonomi secara individual. ekonomi ecara keseluruhan.
Contohnya permintaan dan dan Contohnya pendapatan
penawaran, perilaku konsumen, nasional, pertumbuhan
perilaku produsen, pasar, ekonomi, inflasi,
penerimaan, biaya dan laba atau rugi pengangguran, investasi dan
perusahaan kebijakan ekonomi.
Tujuan Lebih memfokuskan pada analisis Lebih memfokuskan pada
analisis tentang cara mengalokasikan sumber analisis tentang pengaruh
daya agar dapat dicapai kombinasi kegiatan ekonomi terhadap
yang tepat. perekonomian secara
keseluruhan

Ruang Lingkup Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro


Ruang lingkup kajian ekonomi mikro adalah produsen dan konsumen.
Tradisi berlandaskan teori Adam Smith. Ekonomi mikro dengan demikian
memiliki ruang lingkup pada produsen dan konsumen. Produsen dan konsumen
tersebut dalam dunia ekonomi yang nyata adalah individu-individu pada rumah
tangga keluarga, masyarakat, atau perusahaan. Unit-unit ekonomi skala mikro
tersebut harus berusaha mengalokasikan sumberdaya ekonomi yang terbatas untuk
mampu mengoptimalkan tingkat pemuasan kebutuhannya. Adapun ruang lingkup
yang dianalisis dalam ekonomi mikro adalah:
a. Interaksi di pasar barang (permintaan dan penawaran).
b. Tingkah laku penjual dan pembeli
c. Interaksi di pasar faktor-faktor produksi
Ruang lingkup kajian ekonomi makro adalah usaha masyarakat dan
pemerintah dalam mengelola faktor produksi secara efisien. Landasan kajian
ekonomi makro adalah teori Keynes. Ekonomi makro memusatkan perhatian
pada usaha masyarakat sebagai satu kesatuan untuk melakukan efisiensi dalam
menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia. Peristiwa-peristiwa dan
masalah-masalah ekonomi yang dipelajari merupakan suatu agregatif. Lingkup
kajiannya dapat berupa pendapatan total dari suatu masyarakat, kesempatan kerja

85
di sebuah negara, penyebab resesi di Indonesia, atau kondisi neraca perdagangan
sebuah negara pada akhir tahun.
Secara ringkas ruang lingkup yang dipelajari dalam ilmu ekonomi makro
meliputi:
a. Penghitungan pendapatan nasional. (batas kemiskinan menurut bank
dunia, menghitung pendapatan per kapita per bulan)
b. Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor
c. Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor.
d. Kebijakan fiskal dan sistem perpajakan.
e. Uang, bank dan penciptaan uang.
f. Kebijakan moneter dan uang yang beredar.
g. Pasar uang dan pasar tenaga kerja.
h. Teori inflasi.
i. Perdagangan luar negeri, nilai valuta asing dan neraca pembayaran.
j. Perdagangan luar negeri dan tingkat keseimbangan pendapatan nasional.
k. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.
(https://nayaakyasazilvi. wordpress.com/2014/07/11/pengertian-ekonomi-
mikro-dan-makro/)

A. Pengaruh Pendapatan dan Substitusi


Menurut Niswonger (1992), pendapatan adalah jumlah yang ditagih
kepada pelanggan atas barang atau jasa yang diberikan kepada mereka. Harga
adalah sesuatu yang mencerminkan biaya yang sebenarnya untuk suatu kegiatan
atau produk tertentu (Sahid, 2002).
Pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta, dapat
dijelaskan melalui efek, yakni efek substitusi dan efek pendapatan. Teori
permintaan menjelaskan bahwa bila terjadi penurunan harga akan menambah
permintaan, karena konsumen akan menambah barang yang harganya turun, dan
akan mengurangi konsumsi barang yang lain (efek pengganti/subtitusi). Di satu
sisi penurunan harga juga akan menyebabkan pendapatan riil konsumen
meningkat sehingga akan menambah konsumsi berbagai barang (efek
pendapatan).

86
Efek substitusi adalah terjadinya perubahan jumlah barang yang diminta
sebagai akibat perubahan harga, dimana perubahaannya dibatasi pada pergerakan
sepanjang kurva indiferen mula-mula (penghasilan rill dianggap tetap).
Perbedaan efek substitusi dan pendapatan dapat digunakan untuk menentukan
apakah suatu barang merupakan barang normal, superior, inferior atau giffen.
Barang normal adalah semua barang yang permintaannya akan bertambah
ketika pendapatan masyarakat bertambah. Artinya barang tersebut memiliki
elastisitas permintaan positif. Bisa juga bermakna barang yang memiliki efek
pendapatan selalu positif. Istilah normal tidak merujuk pada kualitas barang
tersebut. Contohnya kita akan berbelanja baju lebih banyak apabila pendapatan
meningkat.
Barang superior adalah barang-barang yang jumlah permintaannya naik
hanya apabila pendapatan masyarakat meningkat. Barang ini termasuk tipe
barang normal dalam teori konsumen. Elastisitas pendapatan dari barang superior
adalah lebih dari satu. Barang superior biasanya berupa barang-barang mewah
yang memang hanya ditujukan untuk masyarakat ekonomi kelas atas. Contoh
barang superior adalah mobil, permintaan barang tersebut akan naik seiring
naiknya pendapatan masyarakat dan apabila pendapatan masyarakat menurun
permintaan atas barang tersebut menurun juga (http://lilisp98.blogspot.
co.id/2011/12/barang-superior-barang-inferior-dan.html).
Barang inferior adalah barang yang jumlah permintaannya akan turun
seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Salah satu contoh barang
inferior adalah sandal jepit. Ketika tingkat pendapatan masyarakat rendah, tingkat
permintaan terhadap barang tersebut akan tinggi. Namun ketika tingkat pendapat
masyarakat meningkat, permintaan atas barang tersebut akan turun karena
masyarakat meninggalkannya dan memilih untuk membeli sandal lain yang lebih
berkualitas meskipun dengan harga yang lebih mahal.
Barang giffen adalah barang yang apabila harganya turun justru
permintaannya ikut turun dan naiknya harga barang giffen justru menaikkan
jumlah barang yang diminta. Contoh barang giffen adalah pakaian yang dijual
oleh penjual pakaian bekas, apabila harga pakaian bekas tersebut rendah/turun
permintaan akan barang tersebut turun juga karena asumsi di masyarakat dengan

87
harga yang rendah berarti mutu pakaian tersebut juga rendah dan sebaliknya
apabila harganya naik/tinggi berarti mutu dari pakaian bekas tersebut juga
tinggi/baik sehingga permintaan dari konsumen juga tinggi.
Barang substitusi adalah barang yang dalam pemakaiannya dapat saling
menggantikan. Misalnya jagung dapat menggantikan nasi, ikan menggantikan
daging, gula merah menggantikan gula pasir, dan kopi menggantikan susu. Pada
umumnya barang substitusi lebih murah di bandingkan barang aslinya. Contoh
lain yaitu cangkir dengan gelas, pisau dengan cutter.

B. Pengaruh Gabungan Perubahan Pendapatan dan Harga


Efek harga adalah konsekuensi yang paling menarik dari suatu perubahan
yang dihadapi oleh konsumen. Harga-harga barang yang kita bicarakan relatif
berubah tetapi tidak ada variasi kompensasi pendapatan. Oleh karena itu,
pendapatan nyata konsumen bisa naik atau turun. Pendapatan dalam bentuk uang
memberikan kepuasan yang lebih besar atau lebih kecil daripada sebelumnya
karena harga-harga telah berubah.
Efek pendapatan adalah efek yang ditimbulkan oleh perubahan harga.
Jika pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan
pendaptan riil menjadi semakin sedikit. Maka kenaikan harga menyebabkan
konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang
yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang menyebabkan
pendapatan riil bertambah, dan ini akan mendorong konsumen menambah jumlah
barang yang dibelinya.
Contoh efek perubahan pendapatan:
a. Keluarga-keluarga membelanjakan pendapatan mereka terutama pada
kebutuhan hidup dasar misalnya makanan dan perumahan.
b. Karena pendapatan meningkat maka pengeluaran makanan naik. Orang
makan lebih banyak dan lebih baik. Akan tetapi, ada batasan terhadap
uang ekstra yang akan dibelanjakan orang pada makanan ketika
pendapatan mereka naik.
c. Akibatnya proposi total pengeluaran yang diberikan untuk makanan
menurun saat pendapatan meningkat.

88
Gambar 1. Perubahan Harga

C. Pendapatan Nasional dan Perkapita (GNP dan GDP)


D. Inflasi
E. Distribusi Pendapatan (Kurva Lorentz, Gini Ratio)
Hukum Pareto merupakan bilangan elastisitas yang menerima pendapatan
tersebut. Makin tinggi pendapatan, semakin kecil peluang atau kesempatan
kelompok penduduk untuk mencapainya, dengan demikian menimbulkan
kepincangan pembagian pendapatan dalam suatu masyarakat. Pareto
mengelompokkan masyarakat atas tiga golongan berdasarkan tingkat
pendapatannya, dan mengaitkannya dengan tingkat kelahiran dan kematian pada
masing-masing kelompok tersebut. Diuraikannya juga kemungkinan kurang atau
tidak stabilnya hubungan antara ketiga kelompok itu jika penduduk yang di
kelompok bawah dan atas tidak berimbang.
Pada tahun 1912, Corrado Gini menyusun formula untuk mengukur
tingkat kepincangan pembagian pendapatan, yang sebenarnya erat hubungannya
dengan hokum Pareto. Hukum dini mempunyai tafsiran sama dengan hukum
Pareto, formulanya terlihat agak berlainan, oleh karena Gini melihat gerakan
kelompok penerima pendapatan ke bawah, sedangkan Pareto ke atas. Gini
menyatakan bahwa semakin rendah pendapatan, sedangkan Pareto menyatakan

89
semakin tinggi pendapatan semakin kecil peluang kelompok masyarakat untuk
mencapainya.
Perkembangan dalam pengukuran kesenjangan pembagian pendapatan
bertambah lagi, karena dari kurva Lorenz dapat pula diturunkan bilangan Gini.
Kurva Lorenz menjadi popular, karena lebih mudah memahaminya, dan dapat
pula dibandingkan dalam berbagai wilayah dan waktu, serta dapat
memperlihatkan pengaruh berbagai variable. Secara umum klasifikasi ukuran
kesenjangan pendapatan dan konsumsi dibagi dalam tiga bagian yaitu 1) metode
teori statistik murni, seperti simpangan baku, koefisien variasi, ukuran selang
kelompok desil, kuantil dan lain-lain, 2) metode grafik seperti kurva Lorenz dan
3) metode gabungan yang berlaku umum, seperti bilangan Gini dan Kuznets
Indeks.
DAFTAR PUSTAKA
Basyaib, F. 2007. Teori Pembuatan Keputusan. Grasindo: Jakarta.
Gilarso, T. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Kanisius: Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_mikro [Diakses tanggal 18 Oktober 2015].
https://nayaakyasazilvi.wordpress.com/2014/07/11/pengertian-ekonomi-mikro-
dan-makro/ [Diakses tanggal 18 Oktober 2015].
http://lilisp98.blogspot.co.id/2011/12/barang-superior-barang-inferior-dan.html
[Diakses tanggal 18 Oktober 2015].
Mulyono. 2008. Manajemen administrasi dan organisasi pendidikan, 1st
edition. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta.
Niswonger, 1992. Prinsip-prinsip akuntansi, Terjemahan Marianus Sinaga, Edisi
14, Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Rangkuti, H. 2009. Metode Pengambilan Keputusan Secara Efektive pada
Kriteria Majemuk dengan Metode Bayes, Mpe, Cpi Dan Ahp. Jurnal
Basis Data, ICT Research Center UNAS. Vol.4 No.1. ISSN 1978-9483.
Rusdah. 2010. Pengembangan Decision Support System untuk Mendukung
Analisis Pengambilan Keputusan Studi Kasus: Penentuan Kinerja
Dosen Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur. Jurnal
Telematika MKOM. Vol.2 No.1. Hal 32-40. ISSN 2085-725X.
Santi, G. 2013. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dalam Pengambilan
Keputusan Investasi pada PT Bank Sulut Cabang Marina Plaza. Jurnal
EMBA. Vol 1. No 3. Hal 911-919. ISSN 2303-1174
Widarsono, A. 2007. Pengaruh Kualitas Informasi Manajemen terhadap Kinerja
Manajerial (Survey pada perusahaan go-publik di Jawa Barat). Jurnal
Akuntansi FE Unsil. Vol 2. No 2. ISSN : 1907 – 9958

90

Anda mungkin juga menyukai