Anda di halaman 1dari 8

PENILAIAN OBJEK STUDI BERDASARKAN 4 PILAR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

KETERCAPAIAN
ASPEK INDIKATOR KONDISI LAPANGAN
SK K C B SB

Beberapa Masyarakat masih menggunakan kayu bakar untuk memasak, dikarenakan


Memastikan efisiensi energi , di area sekitar banyak terdapat sumber energi tersebut, selain itu juga ada yang
mikro / pembangkit, air dan sudah menggunakan gas bersubsidi , untuk energi listrik masyarakat sekitar
efisiensi sumber daya. menggunakan solar cell dikarenakan belum ada akses listrik PLN ke lokasi tersebut. Air
diperoleh dari sumber air disekitar lokasi dan di tandon dan digunakan secara
bersama.

Desain Hijau, menggunakan Masyarakat sekitar membangun bangunan menggunakan material batu karang
sistem konstruksi dan material
Dimensi Lingkungan

sebagai pondasi bangunan sehingga memanfaatkan material lokal, selian itu juga
lokal. memproduksi batako sebagai bahan dinding rumah dan bangunan. Desain bangunan
cukup tanggap iklim dengan bukaan alami, namun orientasi bangunan menghadap ke
selatan dikarenakan menjadikan pantai sebagai orientasi utama , sehingga sisi
terpanjang bangunan menghadap timur - barat.

Sanitasi, pencegahan terhadap Sistem sanitasi yang terdapat pada area kampung nelayan masih kurang hal ini
material berbahaya dan berpolusi ditunjukkan dengan masih menggunakan MCK umum sebagai akomodasi untuk
keperluan sehari - hari, namun beberapa rumah sudah memiliki MCK pribadi dengan
menggunakan septictank sehingga sudah tidak mencemari lingkungan sekitar.

Penggunaan sumberdaya yang Banyak bangunan yang menggunakan sumberdaya terbarukan seperti energi
terjangkau matahari untuk listrik, kayu untuk memasak, material dari lingkungan sekitar,
sehingga meminimalisir emisi karbon di lingkungan

Peningkatan ketahanan dan Berdasarkan hasil observasi sudah banyak peningkatan ketahanan tempat tinggal
adaptasi tempat tinggal dengan adanya beberapa rumah yang direnovasi menggunakan material yang lebih
tahan lama.

Pemberdayaan manusia dan


memastikan partisipasi publik Dengan adanya kelompok nelayan maka masyarakat kampung nelayan menjadi aktif
dalam kegiatan publik yang dilakukan seperti gotong royong membangun balai,
mengembangkan usaha wisata bersama yang dikelola bersama.
Memastikan kesehatan, Dengan kondisi permukiman yang cukup berdekatan potensi bahaya kebakaran cukup
keselamatan, kesejahteraan di besar, selain itu juga banyak yang menggunakan material mudah terbakar seperti
tempat tinggal anyaman bambu dan papan kayu pada area rumah . Terlalu berdekatannya rumah
juga menjadikan cahaya matahari pagi kurang mendapatkan akses ke area dalam
rumah.
Dinemsi Sosial

Terdapat gapura pada area kampung menjadikan kesan komunitas kampung nelayan
Menciptakan rasa komunitas, menjadi lebih vokal dan juga terdapat area - area bersama untuk merajut jala serta
'sense of place' dan identitas melabuhkan perahu sehingga kesan dari kampung nelayan ini cukup kental. Belum
adanya dermaga memiliki dampak positif juga untuk warga sehingga setiap akan
melabuhkan perahu ke pantai mereka akan bergotong royong mendorong perahu
tersebut ke pantai.

Memenuhi kebutuhan dan


keinginan khusus di perumahan
(termasuk yang terkait dengan Terdapat fasilitas bermain untuk anak anak yang cukup sederhana di dekat balai
jenis kelamin, usia, dan kesehatan) nelayan, terdapat perpustakaan dengan buku bacaan sesuai usia, terdapat posko
kesehatan namun belum terdapat tim ahli kesehatan yang selalu stand by di lokasi.

Menyediakan akses ke Kurangnya akses infrastruktur menuju ke fasilitas publik terdekat ( kondisi jalan dari
infrastruktur dan ruang publik lokasi ke jalan arteri masih berupa kamadam dan sering terjadi genangan saat hujan
sehingga akses sedikit terisolir) Belum adanya penerangan dan sistem utilitas
kawasan.

Desain dan perencanaan


permukiman dan rumah yang
responsif secara budaya
Desain permukiman nelayan di lokasi cukup responsif dengan budaya pesisir dan
masyarakat pesisir, sehingga menjadikan pantai sebagai orientasi utama
permukiman , serta memiliki area teras sebagai ruang bersama multifungsi , baik
secara sosial budaya dan ekonomi
Dimensi Budaya
Terdapat peningkatan estetika,
Dimensi Budaya
keragaman, dan kecanggihan Tipikal bentuk hunian relatif sama yaitu bentuk atap pelana dengan teras panggangpe
budaya lingkungan pada area pada bagian depan , namun secara karakteristik sudah banyak rumah yang
permukiman yang dibangun menggunakan ornamen - ornamen tertentu sebagai indentitas dari hunian yang
ditempati , penggunaan warna yang beragam juga sudah menunjukkan warga di
lokasi memiliki kesan keindahan yang ingin ditampilkan pada hunian mereka
Meningkatkan kreatifitas
masyarakat (melalui : fasilitas
olahraga , budaya, dan hiburan fasilitas unum untuk budaya , hiburan yang terjangkau masih cukup minim namun
yang terjangkau) sudah terdapat sarana balai nelayan multifungsi yang digunakan warga untuk belajar
(membaca, bermain, dan bersosial)

Membantu transisi orang dari


daerah pedesaan dan daerah Pada lokasi ini masih menjadi wacana pemerintah untuk dikembangkan sebagai salah
kumuh ke perumahan yang layak satu wilayah sumber ekonomi kabupaten dengan akan dibangunnya dermaga tambat
atau perumahan multi keluarga. dan TPI khusus untuk area malang bagian barat. Namun utuk program pemindahan ke
lokasi yang lebih layak masih belum ada, menurut sumber yang kami wawancarai
pembangunan JLS yang harusnya mencangkup sampai area akses menuju kondang
merak masih belum kunjung selesai.

Memastikan keterjangkauan Kelompok sosial pada area kampung nelayan relatif setara yaitu berprofesi sebagai
perumahan untuk berbagai nelayan dengan penghasilan rata - rata sama sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial
kelompok sosial. namun ada juga beberapa warga yang hanya singgah saja untuk melaut namun
memiliki hunian di tempat lain yang lebih terjangkau oleh akses publik. Sampai saat
ini perumahan dilokasi hanya dihuni oleh kelompok menengah kebawah.

Menyediakan tempat tinggal yang


memadahi untuk meningkatkan
produktivitas tenaga kerja , dan
memastikan perumahan
terintegrasi dengan pekerjaan. Lokasi tempat tinggal sangat mendukung untuk profesi penghuninya yaitu nelayan ,
dimana area perekonomian penduduk berada tepat di depan area hunian.
i Ekonomi
Dengan kerjasama dengan perhutani pemerintah , warga , dan perhutani
Mendukung kegiatan ekonomi mengembangkan area di sekitar kampung nelayan tersebut sebagai kawasan wisata
domestik dan perusahaan. yang juga mampu menaikkan taraf perekonomian warga sekitar. Sehingga banyak
juga warga yang membuat warung , tempat persewaan menyelam, sarana toilet
Dimensi Ekonomi

untuk wisatawan yang berkunjung.

Mempromosikan kepemilikan
lahan kecil dan perumahan swa-
bantu sampai saat ini lahan yang ditempati warga adalah lahan milik perhutani dikarenakan
di area tersebut juga terdapat area konservasi lutung jawa sehingga warga di area
tersebut masih menumpang diatas tanah perhutani dan belum memiliki legalitas hak
milik , hanya hak guna lahan saja.

Pengelolaan dan pemeliharaan


perumahan

Pengelolaan dan pemeliharaan area perumahan dikelola oleh warga secara swadaya

Memperkuat ketahanan dan


pemeriksaan masa depan rumah

Guna peningkatan ketahanan banyak warga yang telah mengganti material bangunan
dari material semi permanen menjadi material permanen berupa batako.
Budaya gotong royong dan sosial yang tinggi menjadi karakter utama
dari masyarakat di permukiman ini , sehingga muncul dalam desain
permukiman dengan adanya ruang publik di bagian depan rumah untuk
ruang sosial . Desain permukiman dengan orientasi utama ke pantai Mengaktualisasikan budaya pesisir pada hunian , seperti
sangat responsif terhadap pola budaya pesisir yang menjadikan laut membangun rumah yang tanggap iklim pesisir yang cukup
sebagai area yang utama dalam kehidupan mereka, sehingga mereka beragam , seperti adanya angin darat , angin laut , pasang
mampu mendapatkan nafkah dari laut, serta menjaga laut untuk surut, dan gelombang tinggi. Melaksanakan program
keberlanjutan kehidupan mereka. konservasi laut dan sumberdaya hayati di dalamnya.
dengan penggunaan material lokal serta pemanfaatan bahan - bahan
sisa yang diolah oleh warga sebagai area bermain , serta masyarakat
sudah mampu mengekspresikan estetika lewat dekorasi rumah yang Penambahan warna pada fasilitas publik serta penggunaaan
cukup beragam dan menata kawasan sekitar dengan vegetasi dan street material lokal mampu memberikan nilai tambah pada
furniture yang cukup baik. estetika kawasan.

Masyarakat sudah cukup mengaktualisasikan kebutuhan diri akan Perlu adanya penambahan fasilitas oleh raga bersama dan
kreatifitas dengan membangun area bermain , area bersama serta ruang hiburan bersama terutama fasilitas internet untuk
baca publik sehingga menjadi sarana hiburan dan budaya yang menambah pengetahuan warga serta informasi tentang
terjangkau kenelayanan

Konsep perumahan landed house sudah cukup cocok untuk Masih belum memerlukan pemukiman vertikal atau
permukiman nelayan di lokasi tersebut ditunjukkan dengan kepadatan perumahan multi keluarga serta belum memerlukan
hunian terhadap lahan yang masih rendah. Sehingga belum diperlukan pemindahan masyarakat ke area kota, pengembangan
pemukiman atau perumahan multi keluarga seperti permukiman fasilitas yang terjangkau sudah mampu meningkatkan taraf
vertikal. hidup masyarakat setempat

Perlu adanya penambahan fasilitas hunian sementara untuk


dengan kelompok sosial yang bersifat homogen , maka perlu banyak pengunjung wisata yang representatif sehingga kelompok
penyesuaian untuk menjangkau semua kelompok sosial , misalkan sosial menengah ke atas dan juga wisatawan asing mau
menambahkan sarana penginapan yang representatif untuk berbagai berkunjung ke lokasi dan mampu meningkatkan
kelompok sosial. perekonomian warga

Pembangunan fasilitas infrastruktur di lokasi sangat


diperlukan untuk meningkatkan produktifitas masyarakat ,
Pada lokasi sudah cukup baik , dan hanya perlu peningkatan fasilitas misalkan pembangunan akses jalan aspal / beton ,
infrastruktur seperti dermaga tambat, area khusus kuliner, cold storage pembangunan dermaga tambat perahu , TPI, cold storage,
mini, dan TPI khusus untuk meningkatkan produktifitas warga area food court, serta pusat wisata pantai.
Perlu disusun program yang jelas mengenai pengelolaan
Kerjasama antara elemen yang terlibat di dalam kawasan sudah wisata sehingga masyarakat , pemerintah , dan lembaga
bersinergi namun belum ada program - program peningkatan yang jelas terkait mampu mencapai sinergi dalam peningkatan potensi
sehingga perlu diatur lebih lanjut dengan konsep ekowisata kampung nelayan kondang merak.

Perlunya mengatur tentang kepemilikan dan pengelolaan


lahan secara jelas dengan dokumen yang resmi , sehingga
Belum adanya peraturan dan naungan hukum yang jelas mengenai setiap elemen yang terlibat mampu ternaungi secara
kepemilikan lahan memiliki potensi ketidakadilan secara hukum hukum , sehingga mampu memberikan rasa aman dan
sehingga perlu diatur lebih lanjut tentang hak guna dan kepemilikan apabila terjadi perselisihan dan permasalahan lebih mudah
lahan secara jelas dan berupa dokumen yang resmi. dan jelas menyelesaikannya

Perlu adanya program peningkatan kawasan perumahan


Saat ini pengelolaan kawasan masih banyak dikelola secara mandiri oleh dan kawasan wisata dari pemerintah dan pihak yang
masyarakat sehingga kurang maksimal karena keterbatasan dana dan berwenang sehingga permukiman dan area wisata bisa
juga kemampuan dalam intelektual , sehingga diperlukan campur saling mendukung keberhasilah program pariwisata dan
tangan pemerintah dalam pengelolaan kawasan agar lebih maksimal ekonomi yang sedang dikembangkan

Perlu adanya sosialisasi tentang penggunaan material yang


lebih sustainable kepada masyarakat sehingga mampu
meningkatkan ketahanan hunian terhadap cuaca dan
ancaman bencana alam. Serta perlu dilakukan kajian
Warga sudah cukup sadar akan ketahanan masa depan rumah namun tentang mitigasi bencana sehingga dampak kerusakan yang
perlu ditingkatkan lagi agar nilai ketahanan rumah bisa meningkat. ditimbulkan bila terjadi bencana lebih minimum.

Anda mungkin juga menyukai