Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

SEMINAR NASIONAL HUKUM LINGKUNGAN DAN TATA RUANG


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SINGAPERBANGSA KARAWANG

I. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang melaksanakan kebijakan pembangunan
berkelanjutan dengan mengedepankan wawasan lingkungan, sebagaimana pengaturan
mengenai Lingkungan Hidup telah diatur dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang merupakan dasar
hukum pengelolaan lingkungan hidup Kebutuhan manusia tidak terlepas dari ketergantungan
terhadap alam yang erat kaitannya dengan lingkungan akan ketersediaan kelangsungan hidup
manusia. Penggunaan terhadap Sumber Daya Alam yang dimanfaat oleh manusia
hendaknya memperhatikan dan tetap menjaga fungsi dari lingkungan hidup. Setelah
diberlakukannya otonomi daerah, peran pemerintah daerah menjadi sangat diharapkan dalam
pelestarian lingkungan hidup, daerah yang berperan mutlak dalam pemeliharaan
lingkungan hidup. Pemerintah daerah memiliki otoritas terhadap pembangunan daerah
yang harus tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. Pembangunan berkelanjutan
tidak terlepas dari kegiatan pemanfaatan kekayaan alam yang seharusnya
memperhatikan dampak dari pengelolaan kekayaan alam tersebut. Sebagai salah satu
daerah otonom di Indonesia Karawang dikategorikan sebagai wilayah yang memiliki
potensi Sumber Daya Alam yang memadai.Karawang merupakan salahsatu daerah
penopang Ibukota negara, sebagai salah satu daerah yang menjadi tujuan investasi, sudah
dapat dipastikan pembangunan didaerah Karawang akan berkembang dengan pesat, hal ini
dapat dibuktikan dengan perkembangan pembangunan daerah Karawang lima tahun terakhir.
Karawang dulu dikenal sebagai “Kota Lumbung Padi” telah mengalami perubahan anekdot
“Kota Lumbung Industri”. Oleh karena itu, agar pembangunan yang terjadi di
Karawang dapat terarah dan sejalan dengan apa yang diamanahkan dalam pembukaan
Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila, maka hendaknya pembangunan yang
dilakukan harus dilakukan koordinasi terlebih dahulu kepada pihak terkait, yang salah
satunya adalah Kementerian Lingkungan Hidup, hal ini dikarenakan Kementerian
Lingkungan Hidup memegang peran dan fungsi sebagai perumus kebijakan nasional
di bidang lingkungan hidup dan pengendalian dampak lingkungan, koordinasi pelaksanaan
kebijakan di bidang lingkungan hidup dan pengendalian dampak lingkungan, pengelolaan
barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya, pengawasan atas
pelaksanaan tugasnya, penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di
bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden. Kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah
Daerah Karawang dimaksudkan untuk menjadikan pembangunan daerah tidak
bertolak belakang dengan pelestarian lingkungan hidup. Upaya Pemerintah tersebut
tidak serta-merta kemudian menyelesaikan permasalahan akan tetapi dapat
melahirkan permasalahan baru. Wilayah utara Karawang yang didominasi oleh
sector industry dirasa tidak tepat secara peruntukannya, wilayah hulu yang seharusnya
sebagai wilayah hijau dan dilindungi beralih fungsi menjadi area industri. Hal ini menjadi
hal yang menakutkan jika perusahaan-perusahaan tidak mentaati peraturan hukum
terhadap limbah yang dihasilkan, limbah tersebut dapat mencemari pemukiman
masyarakat bahkan turun hingga kehilir sebagai sector pertanian dan kelautan, apabila
kondisi ini tidak ditindaklanjuti secara tegas maka dapat dipastikan kerusakan lingkungan
akan terjadi. Dalam praktiknya yang terjadi, kondisional Karawang pada saat ini sudah
dirasakan adanya dampak dari pencemaran lingkungan mulai dari penambangan ilegal, alih
fungsi area hutan, air sungai tercemar. Sungai Citarum yang saat ini menjadi perhatian dunia
karena tingkat pencemarannya yang tinggi, membuat sungai terpanjang di Jawa Barat ini
dikategorikan sebagai sungai terkotor di dunia berdasarkan hasil riset lembaga
independen Blacksmith Institute di Amerika Serikat.
Oleh karena itu dalam hal ini perlu ada upaya sesegera mungkin untuk membenahinya, salah
satunya adalah dengan mengundang semua elemen baik pemerintah, aparat penegak hukum,
para pengusaha, akademisi, masyarakat dan organisasi lingkungan hidup serta pihak
terkait lainnya untuk memberikan pendidikan mengenai pentingnya lingkungan
hidup, mencari solusi, memperhatikan serta menjalankan apa yang menjadi hak dan
kewajiban dari setiap elemen, sehingga problematika lingkungan, hukum lingkungan
dan pencemaran lingkungan dapat diatasi.
II. Dasar Kegiatan
Yang menjadi dasar dalam pelaksanaan Seminar Hukum Lingkungan adalah:
a. Pancasila
b. Undang-Undang Dasar 1945
c. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
d. Hasil Rapat Kerja Fakultas Hukum UNSIKA Angkatan 2011dan 2012

III. Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan Seminar Hukum Lingkungan ini adalah sebagai upaya untuk
menjaga kelestarian dari lingkungan hidup di Kabupaten Karawang Sedangkan tujuannya
adalah:
a. Meningkatkan kesadaran kepada masyarakat, praktisi, akademisi, dan penegak hukum
untuk lebih peduli terhadap lingkungan hidup.
b. Meningkatkan nilai lingkungan hidup sebagai basis pembangunan daerah
Kabupaten Karawang
c. Mengembalikan fungsi Lingkungan sesuai Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta sebagai bahan koreksi
terhadap ketentuan tersebut.

IV. Nama Kegiatan


“Seminar Nasional Hukum Lingkungan dan Tata Ruang”

V. Tema Kegiatan
“Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Lingkungan Hidup di Kabupaten
Karawang Ditinjau dari Undang-Undang No. 32 Tahun 2009”
VI. Waktu & Tempat Kegiatan
Hari danTanggal : Rabu, 07 Januari 2014
Waktu : 08.00 WIB - 11.30 WIB
Tempat : Aula Universitas Negeri Singaperbangsa Karawang

VII. Susunan Kepanitiaan


Penasehat :

Penanggung Jawab : 1. Imam Budi Santoso, S.H., M.H.


2. H. Soekirwan, S.H.
3. Pamungkas Satya Putra, S.H., M.H.
Panitia Pelaksana
Ketua Pelaksana : Rendy Rhomadannius
Wakil Ketua Pelaksana : Pontas Hutahean
Sekretaris : Edeh Jubaedah
Afrinida Simamora
Bendahara : Yati Kusmiati
Utami Diana
Wulan Tri Mustika
Seksi Acara : Putri Syifa
Eva Yuni Liana Tesa
Try Handayani
Dhita Fatmawati
Hartanto Budi Purbowo
Seksi Pubdekdok : Chairul B Manurung
Yogi Lesmama
Arif Hidayatul Rifa’i
Seksi Humas : Agus Tolib
Tri Budi Santoso
Seksi Perlengkapan : Karma Dinata
Taufik Hikmatiyar
Seksi Konsumsi : Tiara Megawati

b. Doorprise Rp. 500.000,-


c. Pemateri 3 x @ Rp. 500.000,- Rp. 1.500.000,-
d. Dekorasi Rp. 890.000,-
3. Pubdekdok
a. Pamflet 100 Lembar Rp. 200.000,-
b. Banner 4 x @ 100.000,- Rp. 400.000,-
c. Spanduk
- Ukuran 10x6 (m) Rp. 1.750.000,-
- Ukuran 5x2 (m) Rp. 350.000,-
- Ukuran 6x3 (m) Rp. 660.000,-
d. Sertifikat 300 x @ Rp. 6.000,- Rp. 1.800.000,-
e. Film Dokumenter Rp. 500.000,-
f. Plakat 3 x @ Rp. 350.000,- Rp. 1.050.000,-
g. Id Card Panitia + Peserta Rp. 920.000,-
h. Souvenir Rp. 1.350.000,-
i. Seminar Kit Rp. 1.650.000,-
4. Humas
Akomodasi Humas Rp. 500.000,-
5. Peralatan

a. Tirai Rp. 875.000,-


b. Blower 4 x Rp. 375.000,- Rp. 1.500.000,-
c. Sewa kursi 300 kursi Rp. 1.350.000,-
d. Taman Hias Kecil Rp. 1.020.000,-
e. Proyektor 4 unit Rp. 850.000,-
f. AC Standing 4 unit Rp. 3.200.000,-
g. Genset Rp. 850.000,-
h. Sound System Rp. 750.000,-
i. Handy Talky Rp. 320.000,-
j. Operasional Rp. 200.000,-
6. Konsumsi
a. Snack 300 x @ Rp. 4.500,00 Rp. 1.350.000,-
b. Konsumsi Tamu Rp. 765.000,-
c. Air Mineral 18 Dus Rp. 1.115.000,-
Rp. 29.840.000,-
Terbilang “Dua Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus Empat Puluh Ribu
Rupiah”
IX. Rencana Pemasukan Biaya
1. Iuran Mahasiswa Fakultas Hukum angkatan
2011 dan 2012 240 x Rp. 20.000 Rp. 4.800.000,-
2. Fakultas Hukum Universitas Singaperbangsa Karawang Rp. 5.000.000,-

Rp. 9.800.000,-
X. Susunan Acara
(Terlampir)
XI. Penutup
Demikian proposal ini kami buat sebagai dasar atau pedoman pelaksanaan
kegiatan dan sebagai pertimbangan bagi pihak-pihak yang terlibat secara teknis.
Kami sangat mengharapkan dukungan dan bantuannya baik secara moril maupun
secara materil demi suksesnya kegiatan kami. Kami ucapkann terima kasih kepada
semua pihak.
Karawang, 27 November 2014

Anda mungkin juga menyukai