Anda di halaman 1dari 14

GADJAH MADA JOURNAL OF PROFESSIONAL PSYCHOLOGY

VOLUME 3, NO. 2, 2017: 109-122


ISSN: 2407-7801

Program Intervensi Berbasis Mindfulness untuk Meningkatkan


Kesejahteraan Psikologis Caregiver
Pasien Kanker Anak

Nur Baiti Astuti1 & Diana Setiyawati2


Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Abstract. Diagnosis cancer in children can be extremely stressful for caregiver. Caregiver
are “hidden patients” who have suffered from physical and psychological problems.
However, only few program address the needs caregivers of children with cancer. This
research aims to enhance psychological well-being (PWB) using mindfulness based
intervention for caregiver. Participants of this study are 6 caregivers of children with cancer
in Yayasan Kanker Anak Yogyakarta. The research design is one group pretest-postest
design. PWB scale used to measure caregiver’s well-being, given before treatment as pre-
test and after treatments as post test. The descriptive statistic using wilcoxon matched-pairs
signed-ranks test showed improvements in psychological well being’s caregiver but were
not statistically significant (Z= -1.051, p= 0.293 (p>0.05). However, caregivers had improved
in self acceptance after mindfulness program (Z= -2.207, p= 0.016 (p< 0.05).

Keywords: caregiver childhood cancer; mindfulness; psychological well-being

Abstrak. Diagnosis kanker pada anak memberikan dampak yang cukup besar bagi
keluarga. Keluarga yang berperan sebagai caregiver tanpa disadari merupakan “pasien
tersembunyi” yang memiliki banyak permasalahan, baik dari segi kesehatan fisik maupun
psikologis. Beban caregiver tersebut mampu menyebabkan kondisi kesejahteraan psikologis
yang semakin menurun. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
psikologis dengan meningkatkan kemampuan mindfulness pada caregiver. Partisipan dari
penelitian ini adalah 6 caregiver pasien kanker anak di Yayasan Kanker Anak Jogja. Metode
penelitian yang digunakan adalah the one group pretest-posttest design. Analisis yang
digunakan adalah teknik wilcoxon matched-pairs signed-ranks test untuk melihat perbedaan
skor mindfulness dan kesejahteraan psikologis partisipan sebelum dan sesudah pemberian
perlakuan. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kesejahteraan psikologis yang
tidak signifikan pada caregiver (Z= -1.051, p= 0.293 (p>0.05). Meski demikian, terjadi
peningkatan aspek penerimaan diri pada caregiver setelah program mindfulness
berlangsung (Z= -2.207, p= 0.016 (p< 0.05).

Kata kunci: caregiver kanker anak; kesejahteraan psikologis; mindfulness

1Korespondensi dapat dilakukan melalui :


nurbaiti.psi@mail.ugm.ac.id
2 Atau melalui diana_psy@ugm.ac.id

E-JURNAL GAMA JPP 109


ASTUTI & SETIYAWATI

Penyakit kanker hingga saat ini menjadi dan Junior (2012) menyebutkan bahwa
masalah kesehatan yang menjadi diagnosis kanker pada anak berdampak
perhatian dunia. Kanker merupakan pada perubahan dalam dinamika
penyakit kronis yang tidak menular keluarga, di antaranya yaitu tantangan
namun dapat menjadi penyebab dalam biaya finansial, prosedur yang
kematian. Menurut WHO, jumlah dijalani, distres psikologis, serta
kematian akibat penyakit kanker selalu penyesuaian terhadap peran dan
meningkat setiap tahunnya, dari empat tanggung jawab yang baru. Hal ini sesuai
belas juta kasus kanker pada tahun 2012 dengan hasil penelitian Fletcher (2010),
menjadi dua puluh dua juta dalam dua yang menyebutkan bahwa keluarga
dekade berikutnya (Kementerian dihadapkan pada pengeluaran yang besar
Kesehatan Republik Indonesia, 2015). untuk membiayai perawatan anak serta
Berdasarkan statistik pada tahun 2012 berdampak pada kehilangan pekerjaan.
yang diperolah dari data Badan Vrijmoet-Wiersema, et al. (2008)
Internasional untuk Penelitian Kanker menyebutkan bahwa manifestasi emosi
(IARC), diperkirakan 70% kematian akibat yang dialami pada orang tua atau
kanker terjadi di negara-negara ber- keluarga terdekat yaitu seperti kondisi
kembang. Di Indonesia sendiri, kanker ketidakpastian, kecemasan, depresi, dan
menjadi penyebab kematian nomor dua Post Traumatic Stress Syndrome (PTSS).
sebesar 13% setelah penyakit Caregiver juga dihadapkan pada tantangan
kardiovaskular (Kemenkes RI, 2015). komunikasi dengan tenaga profesional
Penyakit kanker dapat menyerang medis terkait penyakit dan perawatan
siapa saja, baik orang dewasa maupun yang dijalani anak. Ketidakpastian dan
anak-anak. Data WHO menyebutkan kesulitan terhadap akses informasi terkait
empat persen dari keseluruhan penderita penyakit, kondisi fisik anak, prosedur
kanker di dunia adalah anak-anak. perawatan, dan efek samping pengobatan
Sebanyak 160.000 kasus baru kanker pada menjadi faktor yang menambah beban
anak ditemukan setiap tahun dan 90.000 caregiver (Kohlsdorf & Junior, 2012).
meninggal dunia. Di Indonesia, setiap Berdasarkan penjelasan di atas,
tahun kurang lebih terdapat 11.000 kasus caregiver dari pasien kanker anak
kanker anak, di mana 650 kasus terjadi di merupakan “pasien tersembunyi” yang
Jakarta (Yayasan Onkologi Anak memiliki banyak permasalahan, baik dari
Indonesia, 2014). Menurut studi yang segi kesehatan fisik maupun dari segi
dilakukan oleh Ali et., al, (2010) selama psikologis. Beban dan tanggung jawab
periode tahun 2000-2009 di Rumah Sakit yang dialami caregiver tersebut jelas
Sardjito, didapatkan temuan bahwa mampu menimbulkan tekanan dan stresor
terdapat 1.124 kasus kanker anak yang tersendiri. Proses penyembuhan yang
terjadi di Yogyakarta. harus dijalani oleh pasien kanker anak
Diagnosis kanker pada anak pada memang menimbulkan efek stres, bahkan
kenyataannya memberikan dampak yang traumatik bagi keluarga (Norberg &
cukup besar bagi keluarga karena Boman, 2008; Vrijmoet-Wiersma et al.,
perannya sebagai caregiver. Dampak yang 2008).
terjadi tidak hanya secara ekonomi, Stres yang terus-menerus tanpa
namun juga secara fisik, psikologis, adanya tindakan lebih lanjut akan
maupun sosial. Hasil penelitian Kohlsdorf menyebabkan munculnya simtom-simtom

110 E-JURNAL GAMA JPP


CAREGIVER KANKER ANAK, KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS, MINDFULNESS

psikologis seperti perasaan bersalah terus- well-being (seperti vitalitas, afek positif,
menerus, ketidakberdayaan, kecemasan, dan kepuasan hidup). Jika dihubungkan
PTSD, hingga depresi (Dolgin et al., 2007; dengan aktivitas otak, mindfulness mampu
Norberg & Boman, 2008; Vrijmoet- meningkatkan kemampuan individu
Wiersmaet et al., 2008). Oleh karenanya, untuk mengelola emosi. Partisipan yang
caregiver pasien kanker anak lebih diberikan keterampilan mindfulness
memiliki risiko untuk mengalami menunjukkan penyebaran aktivasi
kecemasan dan depresi dibanding prefrontal korteks dan mengurangi respon
keluarga lain yang tidak mempunyai amygdala selama proses diberikan.
riwayat anak sakit (Okado, Long, & Temuan tersebut menunjukkan bahwa
Phipps, 2014). mindfulness mampu membuat individu
Banyak penelitian menunjukkan merasakan dan menyadari emosi secara
adanya penurunan kondisi kesehatan dan selektif, yaitu memberi jarak atau
kualitas hidup, bahkan meningkatnya detachment terhadap emosi negatif
kematian dan morbiditas pada keluarga (Creswell, Way, Eisenberger, &
caregiver. Lebih lanjut, penelitian juga Lieberman, 2007). Mindfulness juga
menyebutkan bahwa beban caregiver terbukti mampu meningkatkan kapasitas
berhubungan dengan kondisi ke- neuroplasticity, yaitu kemampuan mem-
sejahteraan diri yang semakin menurun bentuk konfigurasi baru neuron di otak.
(Li, Yuan, & Zhang, 2016). Dampak peran Perubahan yang terjadi yaitu penebalan di
sebagai caregiver adalah bahwa individu bagian region otak yang berkaitan dengan
akan sangat mungkin mengabaikan perhatian, fokus, proses sensori, sensivitas
kesehatan dan kondisi kesejahteraan terhadap stimulus internal dalam tubuh
psikologisnya. Hal ini dikarenakan energi (Davis & Hayes, 2011).
mereka sudah habis dalam proses Hölzel, et al., (2011) menyebutkan
melayani kebutuhan anak yang sakit. bahwa kecenderungan untuk merespon
Padahal kondisi kesehatan caregiver sangat masalah secara berkesadaran (mindful)
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dapat menurunkan aktivitas amigdala,
care-recipient. sehingga ketika dihadapkan pada suatu
Caregiver yang memiliki kesejahtera- permasalahan, respon dari emosi negatif
an psikologis yang tinggi diharapkan menjadi tidak berlebihan. Menurut
memiliki konsentrasi yang penuh dan Asuero, et al. (2014) mindfulness juga dapat
dedikasi tinggi yang berfungsi adekuat menurunkan burnout dan meningkatkan
dalam mendukung peran caregiver mereka kesejahteraan psikologis pada petugas
dalam melayani kebutuhan anak. Oleh medis. Hanley, Warner, dan Garland,
karena itu, sangat penting dibutuhkan (2015) menemukan jika dibandingkan
pelayanan kesehatan untuk caregiver, antara kesejahteraan psikologis (PWB)
terutama untuk meningkatkan ke- dengan kesejahteraan partisipantif (SWB),
sejahteraan psikologis (psychological well - mindfulness berasosiasi lebih dekat dengan
being). PWB.
Brown dan Ryan (2003) menemukan Mindfulness membantu seseorang
bahwa mindfulness berkaitan dengan dalam mengatasi berbagai permasalahan
indikator kognitif dan afektif dari dengan pikiran yang lebih terbuka karena
kesehatan mental, termasuk penurunan mereka memiliki kontrol yang penuh
level gangguan emosi (seperti depresi, terhadap perilaku dan emosinya, sehingga
cemas, dan stres) dan peningkatan level dapat mencegah afek negatif yang secara

E-JURNAL GAMA JPP 111


ASTUTI & SETIYAWATI

otomatis muncul ketika dihadapkan pada menggunakan desain penelitian “the one
stressor (Compton & Hoffman, 2013). group pretest-posttest design” (Shadish,
Praktik mindfulness memberikan ke- Cook, & Campbell, 2002). Kriteria inklusi
mungkinan individu menjadi lebih sadar partisipan yang diterapkan dalam
(aware), secara perlahan mengurangi penelitian ini adalah (1) Partisipan
respon otomatis dalam menghadapi merupakan caregiver pasien kanker anak
sesuatu, memberikan perhatian terhadap di YKAKJ; (2) Partisipan mampu
apa yang sedang terjadi pada tubuh dan melakukan mobilisasi secara memadai
apa yang diinginkan oleh tubuh, dan untuk bergabung dalam kelompok; (3)
memberikan waktu jeda sebelum respon Partisipan mampu berbahasa Indonesia
otomatis keluar. Pada akhirnya dengan baik dan benar secara lisan dan
mindfulness mampu membantu individu tertulis; (5) Partisipan bersedia
untuk memilih reaksi yang tepat, dan berpartisipasi dalam proses penelitian dan
dalam perkara tertentu, membantu memenuhi hak serta kewajiban sebagai
memilih untuk menjadi tidak reaktif, partisipan penelitian yang dibuktikan
terlebih ketika berhubungan dengan anak dengan kesediaannya untuk mengisi
(Bogels & Restifo, 2014). Mindfulness informed consent penelitian.
menjadi hal yang krusial bagi caregiver Instrumen penelitian terdiri dari
pasien kanker anak untuk meningkatkan (1) Lembar informed consent; (2) Skala
well being karena dihadapkan terus mindfulness menggunakan Kentucky
menerus pada situasi emosional dan Inventory Mindfulness Skill (KIMS) oleh
penuh stresor, sehingga mengharuskan Baer, Smith, dan Allen, (2004). Peneliti
dirinya untuk selalu siaga dan tidak menggunakan metode forward translation-
terganggu dengan emosi atau pengalaman back translation untuk mengadaptasi skala
negatif ketika sedang berhadapan dengan tersebut ke Bahasa Indonesia; (3) Skala
anak. kesejahteraan psikologis menggunakan
Penelitian menggunakan intervensi skala yang dimodifikasi berdasarkan
berdasarkan konsep Mindfulness Based teori dari Ryff (1989); (4) Modul
Cognitive Therapy (MBCT) oleh Segal, Intervensi berbasis Mindfulness.
William, dan Teasdale (2002) dengan
memasukkan konsep pola asuh Validasi alat ukur
berkesadaran (mindful parenting) oleh Uji validitas skala mindfulness (KIMS)
Bogels dan Restifo (2014). Intervensi menggunakan validitas isi (content
berbasis mindfulness pada caregiver kanker validity). Hasil uji validitas yang dilakukan
anak ini diharapkan mampu bermanfaat oleh lima orang rater menunjukkan nilai
untuk meningkatkan kesehatan mental Aiken’s V yang berkisar antara 0.65-0.95,
caregiver. Hipotesis yang diajukan dalam dengan nilai rata-rata 0.846. Kemudian
penelitian ini adalah program berbasis hasil uji coba terhadap 50 orang dengan
mindfulness dapat meningkatkan ke- rentang usia 22-56 tahun menunjukkan
sejahteraan psikologis (PWB) caregiver nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
pasien kanker anak. sebesar 0.815. Sedangkan untuk Skala
Kesejahteraan Psikologis, uji validitas isi
Metode menunjukkan nilai Aiken’s V yang
Partisipan pada penelitian ini adalah enam berkisar antara 0.75-0.95, dengan nilai
orang caregiver pasien kanker anak. rata-rata 0.887. Kemudian hasil uji coba
Penelitian diadakan di Yayasan Kasih menunjukkan nilai koefisien reliabilitas
Anak Kanker Jogja (YKAKJ). Penelitian ini Alpha Cronbach sebesar 0.888.

112 E-JURNAL GAMA JPP


CAREGIVER KANKER ANAK, KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS, MINDFULNESS

Tabel 1.
Deskripsi partisipan penelitian
Nama (Inisial) Usia (th) Pendidikan Pekerjaan Lama anak sakit
MR 53 SLTP Swasta Minggu ke 27

MH 33 SD Buruh Minggu ke 75

MM 25 SD Buruh Minggu ke 25

MD 43 SMA IRT Minggu ke 14

MA 27 SMK Swasta Minggu ke 27

ME 38 SLTP IRT Minggu ke 10

Validasi Modul pada partisipan dilakukan dengan uji


Proses pertama yang dilakukan dalam wilcoxon sign-rank test didapatkan
validasi modul adalah penilaian perbedaan signifikan antara skor pretest
(professional judgement) oleh tiga orang dan postest pada skor mindfulness dengan
ahli, yaitu satu orang dosen sekaligus Z= -2.524, p=0.012 (p<0.05). Hal ini berarti
praktisi psikolog, dan dua orang praktisi modul mindfulness telah teruji untuk
psikolog dengan latar belakang meningkatkan mindfulness partisipan.
mindfulness. Hasil menunjukkan nilai
Aiken’s V yang berkisar antara dari 0.75-1 Pelaksanaan
dengan rerata 0.91. Program Mindfulness dilakukan di
Proses pengujian reliabilitas ruangan belajar di Yayasan Kasih Anak
kesepakatan antar rater dalam melakukan Kanker Jogja. Sebelum memulai
penilaian terhadap modul program pelaksanaan, partisipan telah
menggunakan metode intra-class menandatangani informed consent terlebih
correlation (ICC). Hasil analisis ICC dahulu. Proses pelaksanaan intervensi
menunjukkan bahwa Modul Mindfulness dilakukan selama empat kali pertemuan
memiliki rerata kesepakatan antar rater dalam kurun waktu tiga minggu. Jumlah
sebesar 0.923. Hal ini mengindikasikan peserta yang pada awalnya berjumlah
bahwa kesepakatan antar rater telah tujuh orang, hingga akhir program
memuaskan. menjadi 6 orang, Satu orang partisipan
Proses uji coba modul dilakukan dinyatakan gugur karena tidak dapat
dengan menerapkan proses intervensi hadir di pertemuan terakhir.
yang sesuai dengan modul. Uji coba
modul dilakukan pada tanggal di Desa Hasil
Rejodani, Sleman selama empat kali Deskripsi partisipan
pertemuan. Partisipan uji coba adalah Partisipan penelitian terdiri dari enam
sembilan ibu, dengan rentang usia antara orang. Partisipan merupakan caregiver
33-51 tahun. Analisis hasil skor mindfulness pasien kanker anak di YKAKJ yang dapat
dilihat pada tabel 2.

E-JURNAL GAMA JPP 113


ASTUTI & SETIYAWATI

Pengukuran manipulation check asumsi eror 0.153. Hal ini menunjukkan


Perubahan skor mindfulness partisipan bahwa tingkat reliabilitas antar rater masuk
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dalam kategori baik (almost perfect
dapat dilihat pada tabel berikut. agreement) (Landis & Koch, 1977), dengan
standar eror yang kecil sehingga semakin
Tabel 2. reliable hasil pengukuran yang dihasilkan.
Skor mindfulness partisipan penelitian Setelah mengetahui nilai kesepakatan
No Partisipan Skor mindfulness antar rater, peneliti menganalisis ke-
Pretest Postest seluruhan penilaian observer dengan
1. MR 82 85 menggunakan rumus persentase ke-
2. MH 75 80 berhasilan untuk mengetahui sejauh mana
3. MM 91 92 proses program yang dilakukan telah
4. MD 73 82 berjalan sesuai dengan tujuan. Hasil analisis
5. MA 76 91 menunjukkan bahwa proses terapi telah
6. ME 74 79 mencapai 91.02% dari indikator
Mean 78.5 84.8 keberhasilan program sehingga dapat
disimpulkan bahwa intervensi atau
Berdasarkan Tabel. 3 dapat diketahui manipulasi yang diberikan telah sesuai
bahwa terdapat perubahan skor setiap dengan rancangan penelitian.
partisipan saat pretest maupun postest.
Selanjutnya untuk melihat apakah Uji hipotesis
perubahan ini secara statistik signifikan, Perubahan skor kesejahteraan diri pada
peneliti melakukan uji wilcoxon signed-rank partisipan sebelum dan sesudah dilakukan
test. Hasil menunjukkan peningkatan skor intervensi dapat dilihat pada Tabel 3.
yang signifikan pada partisipan setelah Tabel 3.
mengikuti program mindfulness, dengan Skor kesejahteraan psikologis partisipan
nilai Z = -2.207, p= 0.027 (p< 0.05). Hal ini penelitian
berarti terdapat peningkatan mindfulness Partisipan Pretest Postest
pada partisipan setelah mengikuti MR 99 104
program mindfulness. MH 100 89
Selain diukur menggunakan skala, MM 113 110
cek manipulasi dilakukan menggunakan MD 94 115
pengukuran terhadap indikator keberhasil- MA 112 124
an tujuan program intervensi. Hal ini dinilai ME 108 111
berdasarkan hasil observasi observer Mean 104.33 108.83
mengenai indikator ketercapaian tujuan
program intervensi. Hasil observasi Berdasarkan Tabel. 3 dapat
indikator keberhasilan program dianalisis diketahui bahwa terdapat perubahan skor
menggunakan metode Cohen’s Kappa untuk setiap partisipandari pretest ke postest.
melihat kesepakatan antar 2 rater. Hasil Selanjutnya untuk melihat apakah
reliabilitas antar rater yaitu K=0.843, dengan perubahan ini secara statistik signifikan,

114 E-JURNAL GAMA JPP


CAREGIVER KANKER ANAK, KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS, MINDFULNESS

peneliti melakukan uji hipotesis. Peneliti pretest dan postest pada kesejahteraan
menggunakan wilcoxon signed-rank test psikologis partisipan ( Z= -1.051; p= 0.172;
untuk menguji hipotesis yaitu melihat (p>0.05)).
apakah ada perbedaan skor pada
pengukuran pretest dan postest secara Uji analisis tambahan
statistic. Wilcoxon signed-rank test juga Peneliti melakukan uji analisis tambahan
digunakan ketika syarat asumsi untuk mengetahui pengaruh intervensi
parametrik tidak terpenuhi yaitu tidak berbasis mindfulness terhadap setiap aspek
terpenuhinya uji normalitas, uji dari kesejahteraan psikologis. Kesejahtera-
homogenitas, dan jumlah sampel kecil an psikologis memiliki enam aspek, yaitu
(Sani & Todman, 2006). Hasil analisis otonomi, hubungan positif, pemahaman
menunjukkan bahwa tidak terdapat lingkungan, perkembangan pribadi, tujuan
perbedaan yang signifikan antara skor hidup, dan penerimaan diri.

Tabel 4.
Hasil analisis skor aspek kesejahteraan psikologis
No Aspek ∑Skor ∑Skor Z Sign.
pretest postest
1 Otonomi 105 103 0.00 0.625
2 Hubungan Positif 107 100 -948 0.219
3 Pemahaman 101 104 -1.134 0.250
lingkungan
4 Perkembangan 85 90 -962 0.250
pribadi
5 Tujuan hidup 115 113 -406 0.375
6 Penerimaan diri 113 143 -2.207 0.016*
*p<0.05= signifikan
pada caregiver pasien kanker anak.
Berdasarkan Tabel 4 dapat Terdapat peningkatan rerata skor ke-
disimpulkan bahwa dari keenam aspek sejahteraan psikologis setelah mengikuti
kesejahteraan psikologis, hanya aspek program mindfulness namun berdasarkan
penerimaan diri yang mengalami hasil analisis uji statistik menunjukkan
peningkatan secara signifikan (Z=-2.207; peningkatan kesejahteraan psikologis
p=0.016), sedangkan aspek yang lain tidak yang tidak signifikan, yang ditunjukkan
mengalami peningkatan signifikan. Hal dengan nilai Z= -1.051, p= 0.293 (p>0.05).
ini berarti terdapat peningkatan Berdasarkan hasil uji statistik disimpulkan
penerimaan diri yang signifikan pasca bahwa program mindfulness tidak teruji
partisipan setelah mengikuti intervensi. meningkatkan kesejahteraan psikologis
caregiver kanker anak.
Diskusi Hasil yang tidak signifikan dari uji
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian hipotesis diperkirakan karena idealnya
ini adalah program mindfulness dapat intervensi berbasis mindfulness dilaksana-
meningkatkan kesejahteraan psikologis kan dalam 8 minggu dengan total waktu

E-JURNAL GAMA JPP 115


ASTUTI & SETIYAWATI

26 jam. Meski demikian, telah dilaporkan Hasil temuan dari uji analisis
bahwa waktu yang dibutuhkan untuk tambahan dari penelitian ini adalah
komitmen mengikuti proses tersebut yang bahwa partisipan mengalami peningkatan
sering menjadi alasan berkurangnya aspek penerimaan diri setelah men-
jumlah partisipan (Carmody & Baer, 2009). dapatkan intervensi berbasis mindfulness,
Namun di sisi lain, lama program untuk dengan nilai Z=-2.207; p=0.016 (p< 0.05).
partisipan caregiver kanker sendiri dapat Temuan ini didukung oleh Hoppes, Bryce,
dimodifikasi menjadi lebih sedikit yaitu Hellman, & Finlay, (2012) yang
selama 6 minggu dengan 3 minggu menyebutkan bahwa dosis rendah dari
pertemuan tatap muka in class dan 3 pelatihan mindfulness, yaitu 3 minggu
minggu latihan di rumah (Lengacher, et pelatihan secara tatap muka dapat
al., 2012). Lebih lanjut lagi, hasil penelitian meningkatkan penerimaan diri dari
baru-baru ini menyebutkan bahwa hanya caregiver kanker. Penelitian lain dari
dengan sesi single-brief mindfulness pun Carson dan Langer, (2006) juga
dapat menghasilkan efek positif secara menyebutkan bahwa intervensi berbasis
langsung terhadap regulasi emosi, mindfulness mampu memengaruhi
kecemasan, (Keng, Smoski, & Robins, penerimaan diri. Kemudian, Brown dan
2011) dan juga trait mindfulness itu sendiri Ryan (2003) menambahkan bahwa sikap
(Howarth et al., 2016). tanpa penilaian dalam minduflness
Hasil yang tidak signifikan terhadap berkaitan dengan penerimaan individu
efek positif yang dihasilkan oleh program terhadap pengalaman sehingga membuat
mindfulness untuk caregiver pasien kanker individu mampu menghadapi pikiran
sejalan dengan penelitian Lengacher, et al., atau perasaan yang tidak nyaman. Hal ini
(2012). Hasil penelitian Lengacher menunjukkan bahwa mindfulness ber-
menyatakan bahwa caregiver mengalami manfaat bagi partisipan untuk menerima
perubahan kenaikan status psikologis dan kondisi sekarang yang sedang dijalani,
kualitas hidup namun kenaikannya tidak sekaligus menerima perannya sebagai
signifikan. Dari penelitian tersebut, hasil caregiver anak sakit kanker. Partisipan juga
yang tidak signifikan diperkirakan karena mampu menerima keberhasilan maupun
partisipan banyak dropout serta komitmen kegagalannya secara personal.
yang kurang karena terjadi konflik Hasil pengamatan rerata skala ukur
terhadap waktu terkait jadwal kemoterapi diri menunjukkan semua partisipan
dan jadwal kontrol dokter yang berbeda- memahami penjelasan hampir di setiap
beda, serta kurangnya kontrol dari sesi, dapat mengikuti instruksi, dan
karakteristik dari caregiver, seperti kondisi merasakan manfaat setiap sesi. Teknik
fisik, stresor harian, jenis penyakit anak, mindfulness yang paling sering dipraktik-
dan demografis dari partisipan. Hal ini kan oleh partisipan adalah nafas ber-
sejalan dengan apa yang terjadi saat kesadaran, memberi jeda, dan praktik
proses pelaksanaan intervensi dalam kebersyukuran. Praktik nafas berkesadar-
penelitian ini bahwa komitmen yang an adalah teknik yang paling mudah
kurang terhadap waktu intervensi dan dipraktikkan partisipan dan manfaatnya
kurangnya kontrol dari segi karakteristik dapat langsung dirasakan partisipan
partisipan. seperti menenangkan pikiran dan badan

116 E-JURNAL GAMA JPP


CAREGIVER KANKER ANAK, KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS, MINDFULNESS

menjadi lebih nyaman. Nafas ber- psikologis maupun finansial. Stres yang
kesadaran seperti praktik 3-minute terus-menerus dialami caregiver kanker
breathing akan membuat nafas mejadi anak akan menyebabkan munculnya
lebih stabil, yang secara bertahap akan simtom-simtom psikologis seperti perasa-
membuat detak jantung dan tekanan an bersalah terus-menerus, ketidak-
darah menjadi lebih teratur (Stahl & berdayaan, kecemasan, trauma, hingga
Goldstein, 2010). depresi (Dolgin et al., 2007; Norberg &
Saat sesi memberi jeda, partisipan Boman, 2008; Vrijmoet-Wiersma et al.,
dapat merasa lebih santai dan perasaan 2008). Keenam pendamping mengalami
senang serta lebih menyadari pola berbagai kesulitan ketika menghadapi
interaksi dengan anak. Praktik memberi kondisi kesehatan anak yang tidak stabil
jeda ini membuat partisipan menjadi lebih dan mudah berubah. Beban psikologis
sadar bagaimana cara merespon situasi mereka sangat berat hingga menimbulkan
stres secara lebih baik. Partisipan yang stres yang berkepanjangan bahkan hingga
menyadari bahwa ia mudah marah karena memungkinkan depresi.
terlampau khawatir dengan kondisi anak, Stres yang dialami oleh orang tua
dengan memberi jeda ini membantunya sebagai caregiver juga dipengaruhi oleh
lebih tenang saat menghadapi masalah fase penyakit yang sedang dialami anak.
dengan anak. Menurut pandangan Orang tua dalam fase diagnosis (kurang
neuropsikolog, praktik memberi jeda ini lebih 2 bulan setelah diagnosis) lebih
membantu kemampuan otak untuk membutuhkan dukungan dari banyak
menghambat respon impulsif, yaitu aspek yaitu secara psikologis, medis,
dengan memberikan waktu lebih banyak finansial, dan kebutuhan informasi.
untuk mengamati situasi (observe) dan Caregiver masa awal ini dilaporkan
kemudian merencanakan respon (Bogels memiliki kerentanan yang lebih besar
& Restifo, 2014). Hal inilah yang mengalami distres psikologis yang lebih
membantu individu menjadi tidak mudah akut seperti kemarahan, kecemasan,
reaktif saat menghadapi situasi stres. ketakutan, bahkan hingga depresi
Sesi kebersyukuran, memberikan (Northouse et al., 2012). Terdapat beberapa
manfaat dengan memunculkan rasa partisipan yang berada pada masa
bersyukur, rasa lebih menerima dan diagnosis awal sehingga masih terlihat
ikhlas, serta lebih mencintai dan bangga penolakan terhadap sakit yang dialami
dengan diri sendiri. Partisipan mampu anaknya. Hal inilah yang turut
melihat sisi positif dari dirinya masing- memengaruhi proses intervensi.
masing dan sisi positif dari kondisi yang Northouse, et al. (2012) menyebutkan
sekarang di alami. Partisipan merasa bahwa kondisi emosi yang berat seperti
berada dalam kondisi yang sulit, namun stres hingga depresi pada caregiver saat
merasa bisa menyikapi setiap kesulitan menjalani pelatihan berpengaruh
dengan lebih baik. terhadap keefektifan pelatihan. Distress
Semua partisipan merupakan psikologis yang semakin memburuk akan
keluarga yang berperan sebagai caregiver semakin menunjukkan kesejahteraan
dari pasien kanker anak. Beban yang psikologis yang diperkirakan akan
dialami sangatlah berat termasuk beban menurun (Ryff, 1989).

E-JURNAL GAMA JPP 117


ASTUTI & SETIYAWATI

Faktor lain yang memengaruhi hasil Berdasarkan penelitian Chang,


pelatihan program mindfulness pada Huang, dan Lin, (2015) menyebutkan
penelitian antara lain karakteristik bahwa hubungan antara mindfulness
partisipan, seperti keterbukaan dan dengan kesejahteraan psikologis di-
konsistensi berlatih mindfulness informal mediasi oleh tiga kebutuhan psikologis
ketika di rumah. Beberapa partisipan yang dasar yaitu otonomi, hubungan dengan
memiliki kondisi emosi masih berat lingkungan, dan kompetensi. Terpenuhi-
menunjukkan tingkat keaktifan untuk nya ketiga kebutuhan dasar tersebut maka
berbagi cerita yang lebih rendah. Padahal dapat diambil kesimpulan bahwa telah
menurut pandangan eudaimonic menegas- mencapai kondisi optimal kesejahteraan
kan bahwa keterbukaan dan pengendalian psikologis seseorang. Sebaliknya, tidak
emosi merupakan hal penting bagi terpenuhinya kebutuhan dasar tersebut
kesejahteraan psikologis (Ryan & Deci, maka individu lebih sulit untuk mencapai
2001). Kemudian tingkat kepatuhan kondisi optimal. Individu yang berperan
partisipan dalam mengikuti pelatihan dan sebagai caregiver, maka ia akan lebih sulit
mempraktikkan mindfulness di kehidupan untuk mencapai kondisi yang optimal.
sehari-hari selama program dan setelah Ancaman validitas eksperimen
program juga turut memengaruhi hasil terhadap penarikan kesimpulan dalam
pelatihan. Haines, Spadaro, Choi, penelitian ini yaitu ancaman terhadap
Hoffman, & Blazeck (2014) menyebutkan validitas kesimpulan statistik. Validitas
bahwa caregiver dari pasien dengan sakit kesimpulan statistik adalah jumlah
kronis memiliki tingkat kepatuhan yang partisipan yang kecil dan faktor extraneous
rendah terhadap pelatihan dalam setting pada setting eksperimen (Shadish, Cook, &
kelompok dibanding caregiver yang Campbell, 2002). Ellis (2010) mengatakan
berpartisipasi dalam pelatihan mindfulness bahwa semakin kecil jumlah sampel maka
secara individual (in-person class). semakin kecil kemungkinan terjadi hasil
Faktor lain yang turut berpengaruh yang signifikan secara statistik. Faktor
adalah tingkat pendidikan, kedua setting eksperimen yaitu kondisi ruangan
partisipan dengan skor kesejahteraan ketika berlatih mengalami beberapa
psikologisnya yang justru turun ternyata gangguan, hal ini disebabkan anak dari
mempunyai kesamaan tingkat pendidikan partisipan yang beberapa kali masuk ke
Sekolah Dasar. Hal ini disebabkan pula ruangan sehingga cukup mengganggu
oleh kenaikan skor mindfulness keduanya konsentrasi.
yang tidak terlalu tinggi dibanding Ancaman terhadap validitas internal
partisipan yang lain. Keyes et al. (2002) pada penelitian ini berupa selection dan
melaporkan bahwa tingkat pendidikan history (Shadish, Cook, Campbell, 2002).
yang lebih tinggi memprediksi tingginya Faktor seleksi berupa pemilihan partisip-
skor total dari kesejahteraan psikologis, an dari tingkat pendidikan dan juga fase
begitu juga sebaliknya semakin rendah pengobatan anak. Tingkat pendidikan
tingkat pendidikan akan memengaruhi memengaruhi pemahaman partisipan.
efikasi diri yang akan berefek terhadap Sedangkan materi yang diberikan fase
rendahnya kesejahteraan psikologis. pengobatan anak memengaruhi tingkat
emosi dan tekanan psikologis yang

118 E-JURNAL GAMA JPP


CAREGIVER KANKER ANAK, KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS, MINDFULNESS

dialami oleh partisipan. Faktor sejarah terhadap validitas kesimpulan statistik


(history) berupa peristiwa yang dialami berupa faktor extraneous pada setting
partisipan dalam kehidupan pribadi juga eksperimen. Ancaman terhadap validitas
turut berpengaruh selama masa internal eksperimen berupa seleksi
penelitian. Partisipan MH dan MM partisipan dan peristiwa dalam kehidupan
mengalami penurunan skor kesejahteraan partisipan selama penelitian.
psikologis pada postest berhubungan
dengan kondisi partisipan menurun Saran
karena anak baru saja masuk ke rumah Partisipan diharapkan tetap mempraktik-
sakit. kan mindfulness secara formal maupun
Beberapa keterbatasan pada proses informal. Hal ini dikarenakan berdasar
penelitian ini adalah: 1) Rekruitmen laporan partisipan bahwa partisipan
partisipan ke dalam grup sebaiknya mendapatkan manfaat seperti perasaan
dengan melihat tingkat motivasi dan lebih tenang dan lebih mampu menerima
komitmen yang tinggi untuk mengikuti kondisi dan dirinya setelah
program. 2) Asesmen yang dilakukan mempraktikkan mindfulness.
kurang mendalam. Hal tersebut Pada saat pemilihan partisipan
mengakibatkan peneliti tidak mem- dapat dilakukan asesmen yang lebih
pertimbangkan karakteristik partisipan, mendalam mengenai karakteristik
seperti tingkat pendidikan, lama penyakit demografis partisipan, termasuk tingkat
yang diderita anak (fase pengobatan), dan pendidikan dan lama fase pengobatan
karakteristik pribadi yang tepat diberikan yang telah dijalani anak. Melihat tingkat
intervensi secara kelompok atau secara adherence yang cukup rendah dalam
individual. 3) Tidak adanya kontrol menjalankan program mindfulness bagi
terhadap stresor harian atau perubahan caregiver kanker anak secara kelompok, hal
kondisi yang dialami anak. ini mengindikasikan bahwa sesi secara
individu (in-person class) akan lebih efektif
Kesimpulan bagi caregiver. Perlu ditambahkan pula sesi
Hasil analisis data dan diskusi psikoedukasi yang lebih mendalam
menunjukkan Program Mindfulness tidak sebelum memulai praktik mindfulness di
teruji untuk meningkatkan kesejahteraan setiap sesi. Perlu dipertimbangkan
psikologis caregiver kanker anak. kembali untuk menggunakan tugas
Pengamatan terhadap cek manipulasi rumah yang mengharuskan menuliskan
menunjukkan bahwa Program Mindfulness pengalamannya di lembar kerja.
mampu meningkatkan mindfulness Program mindfulness dapat menjadi
caregiver pasien kanker anak. Temuan bagian program pendampingan terhadap
dalam penelitian ini adalah bahwa caregiver atau keluarga pasien kanker anak
program mindfulness mampu meningkat- untuk memfasilitasi praktik mindfulness
kan aspek penerimaan diri dari partisipan. bagi keluarga pasien.
Praktik mindfulness memfasilitasi individu
lebih menyadari proses dalam diri Kepustakaan
individu dan mengamati (pikiran, Ali, K., Sutaryo, Purwanto I., Mulatsih, S.,
perasaan, dan reaksi tubuh). Ancaman Supriyadi, E., Widjayanto, P. H.,

E-JURNAL GAMA JPP 119


ASTUTI & SETIYAWATI

Sumadiono, & Nurse, J. (2010). Carson, S. H., & Langer, E. J. (2006).


Yogyakarta pediatric cancer Mindfulness and self acceptance.
registry: An international Journal of Rational-Emotive &
collaborative project of University Cognitive Behaviour Therapy, 24(1),
Gadjah Mada, University of 29-43.
Saskatchewan, and the Chang, J. H., Huang, C. L., & Lin, Y. C.
Saskatchewan Cancer Agency. Asian (2015). Mindfulness, basic
Pacific Journal of Cancer Prevention, psychological needs fulfillment, and
11(1), 131-6. Diakses dari well-being. Journal of Happiness
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub Studies, 16(5), 1-15. doi:
med/20593943. 10.1007/s10902-014-9551-2
Asuero, A. M., Queralto, J. M., Pujol- Compton, W. C., & Hoffman, E. (2013).
Ribera, E., Berenguera, A., Positive psychology: The science of
Rodriguez-Blanco, T., & Epstein, R. happiness and flourishing 2nd ed.
M. (2014). Effectiveness of a Belmont: Cengage Learning.
mindfulness education program in Creswell, J. D., Way, B. M., Eisenberger, N.
primary health care professionals: A I., & Lieberman, M. D. (2007).
pragmatic controlled trial. The Neural correlates of dispositional
Journal of Continuing Education in The mindfulness during affect labeling.
Health Professions, 34(1), 4-12. Psychosomatic Medicine, 69(6), 560-
Baer, R. A., Smith, G. T., & Allen, K. B. 565. doi: 10.1097/PSY.0b013e3180f61
(2004). Assessment of mindfulness 71f
by self-report: The kentucky Davis, D. M., & Hayes, J. A. (2011). What
inventory of mindfulness skills. are the benefits of mindfulness? A
Assessment, 11(3), 191-206. practice review of psychotherapy-
Bogels, S., & Restifo, K. (2014). Mindful related research. Psychotherapy,
parenting: Guide for mental health 48(2), 198-208.
practitioners. New York: Springer. Dolgin, M. J., Phipps, S., Fairclough, D.L.
Brown, N. W., & Ryan, R. M. (2003). The (2007). Trajectories of adjustement in
benefits of being present mothers of children with newly
mindfulness and its role in diagnosed cancer: A natural history
psychological well-being. Journal of investigation. Journal of Pediatric
Personality and Social Psychology, Psychology, 32(7), 771-782.
84(4), 822-448. doi: 10.1037/0022- Ellis, P. D. (2010). The essential guides to
3514.84.4.822 effect size: Statistical power, meta-
Carmody, J., & Baer, R. A. (2009). How analysis, and the interpretation of
long does a mindfulness-based research result. Cambridge:
stress reduction program need to be? Cambridge University Press.
A brief review of class contact hours Fletcher, P. C. (2010). My child has cancer:
and effect sizes for psychological The costs of mothers’ experiences of
disorders. Journal of Clinical having a child with pediatric cancer.
Psychology, 65, 627-638. Issues in Comprehensive Pediatric
Nursing, 33(3), 164-84.

120 E-JURNAL GAMA JPP


CAREGIVER KANKER ANAK, KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS, MINDFULNESS

Haines, J., Spadaro, K. C., Choi, J., Kesehatan RI. Diunduh melalui
Hoffman, L. A., & Blazeck, A. M. www.depkes.go.id.
(2014). Reducing stress and anxiety Keng, S. L., Smoski, M.J., & Robins, C. J.
in caregivers of lung transplant (2011). Effects of mindfulness on
patients: Benefits of mindfulness psychological health: a review of
meditation. International Journal of empirical studies. Clinical Psychology
Organ Transplantation Medicine, 5(2), Review, 31(6), 1041-56. doi: 10.1016/
50–56. j.cpr.2011.04.006.
Hölzel, B. K., Lazar, S. W., Gard, T., Keyes, C. L. M., Shmotkin, D., Ryff, C. D.
Schuman-Olivier, Z., Vago, D. R., & (2002). Optimizing well-being: The
Ott, U. (2011). How does empirical encounter of two
mindfulness meditation work? traditions. Journal of Personality and
Proposing mechanisms of action Social Psychology, 82(6), 1007-1022.
from a conceptual and neural doi : 10.1037/0022-3514.82.6.1007
perspective. Perspectives on Kohlsdorf, M., & Costa-Junior, A. L.
Psychological Science, 6(6), 537–559. (2012). Psychosocial impact of
Hoppes, S., Bryce, H., Hellman, C., & pediatric cancer on parents: A
Finlay, E. (2012). The effects of brief literature review, Paidéia, 22(51), 119-
mindfulness training on caregivers' 129.
well-being. [Article]. Activities, Landis, J. R., & Koch, G. G. (1977). The
Adaptation & Aging, 36(2), 147-166. measurement of observer agreement
Howarth, A., Perkins-Porras, L., Smith, for categorical data. Biometrics, 33(1),
J.G., Subramaniam, J., Copland, C., 159-174.
Hurley, M., Beith, I., Riaz, M., & Lengacher C. A., Kip K. E., Barta, M., Post-
Ussher, M. (2016). Pilot study White, J., Jacobsen, P. B., Groer M.,
evaluating a brief mindfulness Lehman, B., Moscoso, M.S., Kadel,
intervention for those with chronic R., Le, N., Loftus, L., Stevens, C.A.,
pain: study protocol for a Malafa, M. P., & Shelton, M. M.
randomized controlled trial. BMC (2012). A pilot study evaluating the
Psychology, 17(273), 1-12. doi: effect of mindfulness-based stress
10.1186/s13063-016-1405-2 reduction on psychological status,
Hanley, A., Warner, A., & Garland. E.L. physical status, salivary cortisol, and
(2015). Associations between interleukin-6 among advanced-stage
mindfulness, psychological well- cancer patients and their
being, and subjective well-being caregivers. Journal of Holistic
with respect to contemplative Nursing: Official Journal of the
practice Journal of Happiness Studies: American Holistic Nurses' Association.
An Interdisciplinary Forum on 30, 170-85. doi: 10.1177/08980101114
Subjective Well-Being, 16(6), 1423- 35949
1436. doi: 10.1007/s10902-014-9569-5 Li, G., Yuan, H., & Zhang, W. (2016). The
Kementerian Kesehatan Republik effect of mindfulness-based stress
Indonesia. (2015). Infodatin: Pusat reduction for family caregivers:
Data dan Informasi Kementrian

E-JURNAL GAMA JPP 121


ASTUTI & SETIYAWATI

Systematic review. Journal of of psychological well-being. Journal


Psychiatric Nursing, 30(2), 292-299. of Personality and Social Psychology,
Norberg, A. L., & Boman, K. K. (2008). 57, 1069–1081.
Parent distres in childhood cancer: A Sani, F., & Todman, J. (2006). Experimental
comparative evaluation of design and statistics for psychology: A
posttraumatic stress symptomps, first course. Oxford: Blackwell
depression, and anxiety. Acta Publishing Ltd
Oncology, 47(2), 267-274. Segal, Z. V., Williams, J. M. G., & Teasdale,
Northouse, L. L., Katapodi, M. C., J. D. (2002). Mindfulness-based
Schafenacker, A. M., & Weiss, D. cognitive therapy for depression: A new
(2012). The impact of caregiving on approach to preventing relapse. New
the psychological wel-being of York, NY: The Guilford Press.
family caregivers and cancer Shadish, W. R., Cook, T. D., Campbell, D.
pastients. Oncology Family Caregivers, T. (2002). Experimental and quasi-
28(4), 236-245. experimental designs for generalized
Okado, Y., Long, S., Phipps, S. (2014). causal. Houghton-Mifflin: Boston.
Association between parent and Stahl, B., & Goldstein, E. (2010). A
child distress and the moderating mindfulness-based stress reduction
effect of life events in families with workbook (A new harbinger self-
and without a history of pediatric help workbook). New Harbinger
cancer. Journal of Pediatric Psychology, Publications : California.
39(9), 1049-1060. Vrijmoet-Wiersma, C. M., Van Klink, J. M.,
Ryan, R. M., Deci., E. L. (2011). On & Kolk, A. M. (2008). Assesment of
happiness and human potentials: a parental psychological stres in
review of research on hedonic and pediatric cancer: A review. Journal
eudaimonic well-being. Annu Rev Pediatric of Psychology, 33(7), 694-706.
Psychol, 52(1), 41-66. doi: 10.1146/ Yayasan Onkologi Anak Indonesia. (2014).
annurev.psych.52.1.141. Diunduh melalui www.yoai
Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, foundation.org.
or is it? Explorations on the meaning

122 E-JURNAL GAMA JPP

Anda mungkin juga menyukai