Anda di halaman 1dari 9
A. Definisi A, Definisi c D, Kontraindik E Fistulografi adalah pemeriksaan secara radiografi dengan menggunakan Kontras media dari saluran abnormal yang menghubungkan antara dua area dan dapat terjadi di berbagai jaringan atau organ tubuh. Pemeriksaan ini dilakukan dengan imaksud untuk memperlihatkan arah dan hubungan fistula, yang mana ditujukan guna inembantu pengoperasian dan memp erbuikianatomiseutuhnya. Tujuan Untuk melihat dan menunjtikan lokasi, luas, dan panjang dari fistula didalam tubub. Indikasi ‘+ adanya penyakit Kronik infeksi anatomi post operasi © carcinoma diverticulitis © cacat bawaan (kelainan kongenital) + infeksi berat pada fistula yang ditandai dengan rasa sakit yang hebat + alergi pada hahan kontra Bahan dan alat a Peralatan radiologi dan proteksi radiasi. -Pesawat rontgen dengan fluoroscopy dilengkapi TV monotor -Apron, kacamata Pb dan hand scoon Pb, set ukuran 24X30 cm. ~Kacamata lonpe 7. Kontras diinjeksikan Iagi, dengan patauan fluoroscopy tampak bahan kontras tmasuk ke colon asvendens din diekspos pada saat pasien tahan nafas, 8. Pasien diposisikan oblique Kiri, lalu kontras diinjeksikan perlalsan-lahan dan tampak pada TV monitor kontras mengisi usus halus dan menuju colon ascendens. Memasukkan media kontras ‘Teknik pemeriksaan membuat foto pendahuluan sebelum media kontras dimasukkan ke dalam sdluran fistula dengan proyeksi AP. Memasukan media kontras dengan Kateter atau abocath melalui muara dari fistula biasanya diikuti dengan menggundkan uoraskopi, Lakukan pemoiretan pada saat media kontras penuh saluran fistula, Hal ini dapat dilihat pada layar fluoroscopi dan ditandai dengan keluamya media kontras melalui tmuara fistula. Jumlah media kontras yang dimasukkan tergantung seberapa luas fistula tersebut, Gambor 1) addiogral’fote peudatuiluait AP (Hants, 2008) Gambar 3.1. Foto pendaliuluan AP G. 5 kontras. Peralatan ster -Spuit $0 ce 1 buh -Spuit See 1 bual Catheter tip no.8 -Hand scoon -Lacrimal probe -Klem -Kapas berlidi -Haas steril a. Peralatan unsteril : -Betadine -Plester -Gergaji ampul -Bahan kontras :Urografin 60 % sebanyak 2 ampul Persiapan pasien Fistulogratt eksternal ‘Teknik balon pada fistilografi eksternal Posisi pasien supine diatas meja pemeriksaan Balon kateter diberi udara sccukupnya ( agak besar sedikit dari rongga mulut Luka) Masukkan ujung distal kateter kedalam rongga luka, lalu diplester. Dengan bantuan tangan pasien atau petugas, balon ditekan dengan kuat. Hubungkan ujung proksimal kateter dengan spuit yang telah diisi dengan bahan 6. Injeksikan bahan kontras. perlahan-lahan, dengan pantauan fluoroscopy tampak bahan kontras bergerak masuk keusus halus, pada saat ini dickspos ketika pasien taban nafas. Proyeksi Pemeriksaan a. Proyeksi AP Proyeksi AP dilakukan sebelum dan sesudah pemasukan media kontras Kedalam saluan fistula. Pasien supine diatas meja pemeriksaan, Kedua tangan digtas dada dan kedua kaki lurus. Pelvis diataur simetris tethadap meja pemeriksaan, Kedua kaki diendorotasi 15° -20° kecuali ada fraktur atau dislokasi hip joint. CR (central ray) vertikal tegak luras kaset. CP (cemiral point) pada pertengahan kedua SLAS. FFD 100 em dan ekspose pada saat pasien diam. Kriteria: tampak pelvis tidak rotasi, daerah proksimal femur, trokhantet.mayor dan minor, sakrum dan kogsigis segaris dengan simpisis pubis, foramen obturatorium simetis, kedua spina iliaka sejajar ‘Gambar 3.2. Proyeksi AP b. Proyeksi Lateral Pasién tidur miring disalah satu sisi yang ake difoto, kedua lengan ditekuk keatas untuk bantalan kepala, MSP (mid sagital plane) sejajar meja pemeriksaan dan bidang axial dipertengahan meja pemeriksaan. CR (central ray) vertikaltegak Jurus kaset. CP (central point) pada daetah perianal kira-kita MAL (mid axilla dekat dengan film rmenempel meja pemeriksaan, kaki yang Jain ditekuk untuk ‘menopang tubuh, Pelvis diatur 45° techadap meja pemeriksaan, CR (central ray) vertikal tegak lurus Kaset, CP (central point) pada daerah perianal kira-kita MAL (mid axilla line) setiny 2.3 inchi diatas simpisi pubis. FFD 90 cm dan ekspos pada saat pasien diam Kritetia : tampak hip joint dan femur superposisi, kedua iliaka tidak berjarak sama, tampak foramen obturatorium tidak simetris, sakrum dan kogsigis tidak segaris dengan simpisis pubis. Gambar 3,5. Posisi obliqueProyeksi Chassard-Lapine Method Pasien duduk diatas meja pemeriksaan, Kedua tangan lurus kebawah menggenggam lutut. Pasien membungkukkan punggung semaksimal mung sampai simpi pubis menyentuh meja pemeriksaan. Sudut yang dibentul pelvis dengan sumbu vertikal + 45°. CR (central ray) yertikal tegak lurus kaset. CP (Central poiint) melalui lumbosakral menembus trokhanter mayor. FFD 90 em dan ekspos pada saat pasien diam. Kriteria : tampak kaput femur, asctabulum, keselurahan pelvis sampai bagian proksimal dari femur, pelvis tidak mengalami rotasi, kedua trokhanter mayor berjarak sama dari Gambar 3.7, Proyeksi taylor Kriteria : tampak tulang pubis dan iskhium mengalami magnifikasi, tampak tulang pubis supetposisi dengan sakrum dan kogsigis, tampak foramen obturatorium simetris, tampak tulang pubis dan ischium dekat dengan film dan tampak hip joimt, bint ‘clerofeolomb, / | epterok wanes ff é Lor 3. Fistula thownsikutar } ‘Se 4, Pistia pertanal Cisinbhir ? FisFUta teraaactkins teongenlrya tT awawer, 153K) d, Gambar 3.8 Fistula berdasarkan tempatnya pertengahan kaset atau sacrum, Gambar 3.6. Proyeksi Chassard-Lapine Method Proyeksi Taylor Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan kedua tangan diletakkan diatas dada dan kedua kaki lutus. Pelvis diatur sehingga tepat AP. Kedua krista iliaka kanan dan kiri berjurak sama terhadap meja pemeriksaan dan MSP-berada dipertengahan meja pemeriksaan. CR (central ray) mienyudut 30° chepalad, CP (central point) pada 2 incl batas atas dari simpisis pubis. FFD 90 cm dan ekspos pada saat diam. ota prevail (Adar, 800) eterumgaun gabe FAiwncanal ulcers Histule perianal Gambar 3.9 Fistula perianal Tujuan Pemeriksaan 1, Proyeksi Antero Posterior (AP) Proyeksi AP pre pemasukan media kontras bertujuan untuk melihat struktur anatomi, persiapan pasien & penentuan faktor eksposi yang tepat, Sedangkan Proyeksi AP post pemasukan media kontras bertujuan untuk sengetahui arah fistula apakah mengatah ke Kanan atau ke kil serta untuk melihat penampang fistula dari depan. 2. Proyeksi Lateral Bertujuan untuk memperlihatkan arah fistula apakah mengaral Ke depan atau ke belakang. 3. Proyeksi Oblik, Bertujuan untuk melihat hubungan antara fistula yang satu dengan fistula yang Jain jika Kemungkinan terdapat beberapa fistula. Proyeksi ini juga dapat memperlihatkan kedalaman fistula yang mengarah ke samping. io « (Cpr inchi diatas simpisis pubis FFD 90 cm dan ckspos pada saat pasicn diam Kriteria : tampak hip joint dan femur superposisi, kedua iliaka tidak berjarak sarna, tampak foramen obturatorium tidak simetris Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai