Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KIMIA

MAKROMOLEKUL

Disusun oleh :

ABRAM HAGAT TARIGAN (No. Absen 2)


ADITYA MELANDO SIANTURI (No. Absen 4)
CINTA SABITAH (No. Absen 9)
MUHAMMAD RIADH ADRIAN (No.Absen 21)
MUHAMMAD SHENDI AMALTA (No. Absen 22)
RABIATUL ADAWIYAH (No. Absen 27)
STEPHANI (No. Absen 33)
SUHA NABILA HARAHAP (No. Absen 34)

SMA NEGERI 1 LUBUK PAKAM

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MIKROMATIK” tepat pada
waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Royen Pasaribu selaku guru mata pelajara
KIMIA yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam membuat makalah ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kata sempurna yang dikarenakan oleh
keterbatasan ilmu dan waktu yang kami miliki. Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca
sangat diperlukan untuk kemajuan makalah kami. Semoga dengan makalah ini dapat
menambah wawasan pembaca dan pihak lain yang berkepentingan.

Lubuk Pakam, 17 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

2.2 Pengertian Biomolekul ..................................................................................................3

2.2.1 Sikap Selektif Terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Politik.........5

2.2.2 Sikap Selektif Terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Ekonomi.....6

2.2.3 Sikap Selektif Terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Sosial


Budaya...............................................................................................................................7

BAB III......................................................................................................................................8

PENUTUP.................................................................................................................................8

3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................8

3.2 SARAN............................................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) akhir-akhir ini berkembang dengan sangat pesat
yang dipengaruhi oleh pesatnya arus globalisasi. Peradaban manusia yang selalu maju dengan
menciptakan hal baru turut menyukseskan derasnya perkembangan IPTEK ini. Semua barang
dan teknologi yang ada di sekitar kita merupakan hasil dari perkembangan dan
penyempurnaan IPTEK yang telah berjalan sejak lama.

Pesatnya kemajuan IPTEK membawa banyak perubahan pada kehidupan masyarakat. Sesuai
dengan teori evolusioner, perubahan sosial yang terjadi di masyarakat berkembang secara
moderat namun mencakup seluruh kehidupan masyarakat meliputi perekonomian, sosial-
budaya, hingga politik. Terkadang, karena perkembangan yang moderat, masyarakat tidak
menyadari adanya perkembangan IPTEK. Hal ini yang dapat membawa dampak buruk bagi
kehidupan masyarakat.

IPTEK tercipta berkat adanya inovasi-inovasi yang tercipta dengan tujuan memudahkan
kehidupan manusia dalam melakukan berbagai aktivitas. Walaupun pada awalnya inovasi
tersebut banyak menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan
untuk hal negatif. Hal inilah yang harus disadari betul untuk menyikapinya secara bijak.

Dalam praktiknya, kemajuan IPTEK yang datang sering kali membuat masyarakat lupa diri
akan nilai dan budaya yang ada. Hingga akhirnya menyerap semua budaya asing yang ikut
terbawa perkembangan IPTEK sehingga budaya lokal menjadi kurang diminati untuk
berperan sebagai pembentuk nilai dan norma yang kemudian berdampak pada nilai-nilai
luhur yang tercantum pada ideologi bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan adanya perkembangan IPTEK yang sangat pesat mengakibatkan masyarakat mudah
terpengaruh oleh hal-hal negatif yang ditimbulkan dari perkembangan IPTEK tersebut. oleh
karena itu yang akan dibahas didalam makalah ini yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan sikap selektif?


2. Bagaimana sikap tanggung jawab dalam pengembangan IPTEK?

1
3. Bagaimana sikap selektif terhadap pengaruh kemajuan IPTEK?
4. Bagaimana sikap selektif terhadap pengaruh kemajuan IPTEK di bidang politik?
5. Bagaimana sikap selektif terhadap pengaruh kemajuan IPTEK di bidang ekonomi?
6. Bagaimana sikap selektif terhadap pengaruh kemajuan IPTEK di bidang sosial
budaya?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membantu pembaca mendapatkan wawasan
yang lebih terhadap kemajuan perkembangan IPTEK pada saat ini. selain itu pembaca juga
mengerti bagaimana sikap selektif yang dapat dilakukan dalam menyikapi pengaruh daripada
perkembangan IPTEK saat ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Polimer


Polimer (poli-banyak, mer bagian atau segmen) adalah senyawa senyawa yang tersusun dari
molekul sangat besar yang terbentuk melal penggabungan molekul-molekul kecil secara
berulang. Unit-unit molekul (bagian) yang bergabung secara berulang membentuk polimer
disebu monomer (mono-satu). Proses kimia penggabungan monomer-monome secara
berulang membentuk polimer disebut reaksi polimerisas
Pada umumnya molekul polimer tunggal terbentuk dari ratusan hingga ribuan (bahkan jutaan)
monomer. Jadi, polimer merupakan molekul yang

sangat besar Sifat-sifat polimer, misalnya kekuatan dan elastisitas, banyak dipengaruhi oleh
panjang rantai (berat molekul). Sebagai contoh, t leleh polimer bertambah dengan
bertambahnya berat molekul (panjang rantai) Pada suhu kamar, polimer rantai sangat pendek
(100 g/mol) akan berada dalam wujud cair. Polimer dengan berat molekul 1.000 g/mol berada
dalam wujud padat lembek (way) dan resin lunak. Polimer padat memiliki berat molekul
antara 10.000 g/mol dan beberapa juta g/mol.

1. Tata Nama Polimer

Penamaan polimer dapat dilakukan sumbernya (Tabel 5.1).

a. Penamaan Berdasarkan Struktur


Nama polimer berdasarkan pada struktur unit pengulang poli+ (nama struktur unit
pengulang).

b. Penamaan Berdasarkan Sumber


Nama polimer berdasarkan pada nama monomer: poli+ monomer

Jika monomer memiliki kata ganda, gunakan tanda (): poli+ (nama monomer)

3
2. Pembuatan Polimer Sintetik
Polimer sintetik dapat dibuat melalui dua proses dasar, yaitu polimerisasi adisi dan
polimerisasi kondemasi
a.Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi adalah proses kimia penggabungan molekul polekul monomer membentuk
polimer tanpa disertai pelepasan molekul molekul kecil.

Polimerisasi

adusi (penambahan) dapat disebut juga sebagai polimerasi pertumbuhan rantai. Pada
umumnya, yang menjadi monomer awal (starting material) adalah alkena dan turunannya.
Polimerisasi diawali dengan pembentukan radikal bebas (dengan bantuan Latalis) yang
mengawali reaksi rantai.
1) Mekanisme Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi radikal bebas pada pembentukan polietena, sebagai contoh, dari monomer
etena berlangsung melalui tiga tahap. yaitu tahap inisiasi (pengawalan), propagasi
(pertumbuhan rantai), dan terminasi (pengakhiran)
a) Inisiasi rantat
Tahap ini diawali dengan pemutusan homolitik molekul diasil peroksida (RCOO-OOCR)
menghasilkan radikal bebas (R). Radikal bebas inilah yang mengawali reaksi rantai.

Radikal selanjutnya bereaksi dengan molekul etena membentuk radikal baru (radikal
monomer):

4
b) Perpanjangan rantai (chain propagation)
Radikal monomer yang terbentuk pada tahap inisiasi sangat reaktif karena kekurangan satu
elektron, sehingga dapat menyerang molekul etena yang lain menghasilkan radikal baru
berikutnya dengan rantai yang lebih panjang:

Melalui tahap yang berulang, rantai karbon dari radikal mengalami pertumbuhan
(perpanjangan) rantai:

c) Terminasi rantai
Radikal-radikal bereaksi untuk membentuk molekul yang stabil. Reaksi berhenti sampai pada
tahap ini.

2) Beberapa Polimer Adisi dengan Sifat-sifat dan Kegunaannya


b. Polimerisasi Kondensasi

Polimerisasi kondensasi adalah proses kimia penggabungan molekul-molekul monomer


membentuk polimer disertai dengan pelepasan molekul kecil seperti air, ammonia, dan
hidrogen klorida. Oleh karena itu, polimer yang terbentuk digolongkan sebagai polimer
kondensasi. Dalam polimerisasi ini, setiap molekul monomer harus memiliki paling sedikit
dua gugus fungsi (monomer bifungsional).

Polimer kondensasi ada yang alami. dan ada pula yang sintetik (buatan) Beberapa contoh
polimer alami adalah protein, polisakarida, dan asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic
acid, DNA). Adapun beberapa contoh polimer kondensasi sintetik adalah nilon, kevlar,
dakron, dan urea-metanal.
1) Nilon
Nilon (Nylon: New York London) dikembangkan oleh tim peneliti DuPont pada tahun 1935,
Nilon adalah polimer yang dibuat melalui polimerisasi kondensasi antara diamin dengan
asam dikarboksilat. Dalam polimerisasi ini terbentuk ikatan amida (-CO-NH-), sehingga
nilon juga dikenal sebagai poliamida. Salah satu nilon yang terpenting adalah nilon-6,6 yang
terbuat dari polimerisasi kondensasi antara heksana-1,6-diamin dengan asam heksanadioat.

5
2) Kevlar
Kevlar adalah poliamida aromatik dengan struktur seperti Nilon- 6,6. Dua monomer Kevlar
adalah asam benzena-1,4-dikarboksilat dan 1,4-diaminobenzena. Penggabungan dua
monomer ini disertai dengan pengenceran satu molekul air. Poliamida adalah polimer dengan
unit-unit pengulang yang terikat melalui ikatan amida.

Bagian struktur polimer Kevlar adalah sebagai berikut:

Kevlar merupakan polimer yang sangat kuat sehingga sering digunakan untuk:
a) penguat bagian tertentu pada mobil,
b) membuat tali dengan kekuatan 20 kali lipat dari kekuatan tali baja dengan berat yang sama,
c) penguat sayap pesawat terbang, dan
d) pembuatan rompi antipeluru

3) Dakron
Dakron (Dacron) adalah merk dagang Dupont untuk poliester polietilena tereftalat (PET,
PETE, PETP). Dakron dapat disebut juga Terilena (Terylene). Polietilena tereftalat (PET)
adalah polimer yang terbentuk dari reaksi penggabungan monomer suatu asam dioat dengan
suatu diol.

6
Ikatan ester bersifat polar sehingga rantai polimer terikat melalui gaya tarik dipol-dipol yang
kuat. Akibatnya, PET memiliki sifat-sifat yang keras, kuat, halus, serta tahan terhadap air dan
bahan-bahan kimia. Beberapa jenis pakaian antikusut dan mudah dikeringkan terbuat dari
poliester 100%
PET juga digunakan sebagai bahan untuk pembuatan tempat makanan dan botol minuman,
karena sifatnya yang tahan terhadap bahan kimia, nontoksik, dan mudah dicuci
4) Urea-Metanal
Urea-metanal adalah suatu poliamida yang terbentuk melalui polimerisasi kondensasi dari
monomer-monomer urea (CO(NH)) dan metanal (HCHO).

Tahap pertama, kondensasi berulang

Tahap kedua, pembentukan ikatan silang. Dalam pembentukan ikatan silang, salah satu
monomer harus memiliki paling sedikit dua sisi reaktif.
Sifat-sifat polimer urea-metanal:
1) berwarna putih,
2) kuat dan kaku,
3) penghambat (insulator) listrik dan panas yang baik,
4) tahan terhadap serangan kimia, dan
5) walaupun dipanaskan, polimer ini tidak meleleh atau berubah bentuk.
Penggunaan:
Polimer ini biasa digunakan sebagai
1) bahan penyambung saluran listrik, steker, tombol listrik bercahaya, stop-kontak, dan
berbagai peralatan listrik yang lain.
2) bahan asbak dan pegangan panic

7
3. Struktur Polimer

a. Polimer LDPE dan HDPE


Polimer dengan rantai bercabang yang banyak membentuk polimer LDPE, sedangkan
polimer rantai linier dengan jumlah cabang yang sangat sedikit membentuk polimer HDPE
Percabangan mencegah polimer untuk saling merapat sehingga efisiensi kepadatan susunan
rendah Percabangan juga membuat proporsi bagian amorf yang signifikan dalam struktur
sehingga densitas polimer rendah. Struktur polimer LDPE digambarkan seperti pada Gambar
Polimer HDPE mengandung rantai yang panjang dengan cabang yang sangat sedikit. Rantai
polimer tersusun rapat menjadi struktur kristalin yang luas sehingga densitas polimer tinggi
(Gambar 5.10).
Oleh karena itu, jika dibandingkan dengan polimer LDPE, polimer HDPE:
1) lebih keras dan lebih kaku,
2) memiliki titik leleh yang lebih tinggi,
3) kekuatan peregangan lebih besar,
4) lebih tahan terhadap serangan kimia,
5) daya tembus gas lebih rendah.

b. Nilon dan Kevlar


Kedua polimer ini merupakan poliamida yang sulit ditegangkan. Nilon memiliki bagian
kristalin yang tidak sejajar dan yang sejajar. Dalam penggambaran nilon dan Kevlar, rantai
polimer yang sejajar saling terikat melalui ikatan hidrogen yang terbentuk antargugus amida
Serat Kevlar sangat kuat sehingga digunakan untuk membuat karet kuat dan rompi
antipeluru.
4. Polimer Vulkanisir

Karet vulkanisir pertama kali ditemukan oleh Charles Goodyear pada tahun 1839 dari
pengolahan karet alam. (Vulkan: Dewa api bangsa Romawi). Karet alam memiliki sifat-sifat
sebagai berikut: jika dalam kondisi panas meleleh dan lentur, sebaliknya jika dingin
mengeras dan rapuh. Karet alam akan berubah menjadi karet tervulkanisir (stabil) jika

8
dipanaskan dan diisi dengan S, dan bahan-bahan aditif lain. Karet vulkanisir tidak meleleh
jika panas dan tidak keras maupun tidak rapuh jika dingin.
Pada tahun 1953, Herman Staudinger, merumuskan struktur makromolekul untuk karet dan
mendapat hadiah Nobel. Karet alam adalah polimer dari monomer isoprena (2-metilbuta-
1,3-diena) sehingga disebut sebagai poliisoprena atau poli(2-metilbuta-1,3-diena). Polimer
ini memiliki dua bentuk struktur, yaitu cis dan trans

Karet alam merupakan polimer bentuk-cis, sedangkan gutta percha (getah percha-lateks
alam) merupakan polimer bentuk-truns. Karet alam bersifat lunak dan seperti batang
sedangkan gutta percha bersifat keras dan rapuh
a. Karet alam: cis-poli(2-metilbuta-1,3-diena)
b. Gutta percha: trans-poli(2-metilbuta-1,3-diena)
Karet alam meleleh ketika dipanaskan, karena rantai polimer dapat menyelinap di antara
rantai yang lain. Pemanasan menyebabkan terjadinya transformasi cis menjadi trans yang
begitu luas.
Karet vulkanisir tidak mudah terkena oleh serangan kimia karena kurangnya ikatan rangkap
C-C. Karet vulkanisir mengandung ikatan silang atom S sebanyak 1-8.

Sifat-sifat karet vulkanisir bergantung pada:


1) banyaknya ikatan silang yang terbentuk di antara rantai polimer,dan
2) jumlah atom S dalam ikatan silang. Jika karet memiliki sedikit ikatan silang atau memiliki
ikatan silang dengan atom S yang lebih banyak, karet tersebut akan lebih lunak, lebih
memanjang, dan lebih elastis. Sebaliknya, jika karet memiliki banyak ikatan silang atau
memiliki ikatan silang dengan atom S yang lebih sedikit, karet tersebut akan lebih keras,
kurang memanjang, dan kurang elastis
5. Polimer Degradable (Dapat Terurai)
Polimer alam (seperti kayu dan kertas) dapat diuraikan oleh mikro- organisme
(biodegradable). Mikroorganisme dalam air dan tanah meng gunakannya sebagai makanan.
Adapun polimer sintetik (misalnya plastk) bersifat nonbiodegradable (tak dapat diuraikan
oleh mikroorginsme). Oleh karena itu, polimer
6. Penggolongan Polimer
Penggolongan polimer dapat ditinjau berdasarkan sumber, jenis reaks komposisi, struktur
rangka, penerapan, dan respons terhadap panas

9
a. Penggolongan Berdasarkan Sumber
Berdasarkan sumbernya, polimer terbagi menjadi dua kelompok yaitu polimer alami
dan polimer buatan.

1) Polimer alami
Polimer ini telah diciptakan oleh Tuhan sebagai komponen penting dalam makhluk hidup.
Makromolekul seperti polisakarida, protein, dan lemak tergolong sebagai polimer alami.
Contoh polisakarida adalah kanji, selulosa, glikogen, kitin, dan kitosan. Kayu, sutra, karet,
kertas, katun, dan wol tersusun dari polimer alami.
2) Polimer sintetik (buatan).
Polimer ini ada karena dibuat oleh manusia, contohnya adalah Mop polietilena, polivinil
klorida, dan dakron.
b. Penggolongan Berdasarkan Reaksi (untuk Polimer Sintetik) Berdasarkan reaksi
(untuk polimer sintetik), polimer terbagi menjadi dua kelompok, yaitu sebagai
berikut. 1) Polimeris adisi (dari hidrokarbon tak jenuh)
Penggolongan 2) Polimeris kondensasi
c. Berdasarkan Komposisi Berdasarkan komposisinya, polimer terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu sebagai berikut.
1) Homopolimer
Homopolimer merupakan polimer yang mengandung satu jenis unit
pengulang/monomer (Gambar 5.14).
2) Kopolimer
Kopolimer merupakan polimer yang mengandung lebih dari satu jenis unit pengulang
seperti: polimer random/acak, polimer selang-seling. polimer blok, dan polimer
bercabang (Gambar 5.15).

d. Penggolongan Berdasarkan Aplikasi (Penerapan)


Polimer alami dan buatan digunakan sebagai fiber, elastomer, plastk komposit, perekat, dan
cat. Penggunaan beberapa polimer sintetik dan alami disajikan dalam Tabel 5.5.

e. Penggolongan Berdasarkan Respons terhadap Panas


1) Plastik termoplas atau plastomer (meliat panas)
Plastik termoplas adalah plastik yang meleleh ketika dipaka sehingga berubah bentuk
(Gambar 5.16). Polimer ini meleleh akibat pemanasan karena memiliki percabangan
yang sedikit Sifu polimer ini yaitu rapuh dan melunak jika dipanaskan Sebagai contoh
polietilena, polipropilena, dan polistirena merupakan plank termoplas

10
Elastisitas polimer, termoplas disebabkan oleh adanya ikatan silang yang berasal dari gaya
antarmolekul seperti ikatan hidrogen. Ikatan silang ini akan hilang ketika dipanaskan pada
suhu tertentu dan terbentuk kembali ketika didinginkan (elastis).

2) Plastik termoset (pengerasan panas)


Plastik termoset adalah plastik yang mengeras karena pemanasan
3) Elastomer (karet vulkanisir)
Elastomer adalah material yang dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang diberikan
terhadap polimer dilepaskan. Polimer ini dapat dan tidak dapat larut, hanya dapat
mengembang jika dilarutkan dalam pelarut seperti benzena dan metil etil keton, serta terurai
jika dipanaskan hingga di atas suhu maksimumnya. Sifat-sifat unik ini discbabkan oleh
adanya ikatan silang dalam struktur molekulnya. Ikatan silang mencegah molekul-molekul
rantai panjang untuk saling menyelinap akibat pelelehan ketika dipanaskan atau akibat
pelarutan Jumlah ikatan silang dapat ditingkatkan hingga terbentuk struktur yang kakuseperti
karet kuat (ebonit).
bahan aditif tertentu. Karet campuran (vulkanisir) yang diperoleh biasanya pejal (tacky),
termoplas, dan larut dalam pelarut kuat. Selama vulkanisasi, rantai molekul dalam karet
mentah bergabung dengan ikatan silang dalam ruang yang luas. Setelah diberi ikatan silang
(vulkanisasi), material plastik lunak kehilangan kepejalan, menjadi tidak larut dalam pelarut
dan tidak dapat menyatu ketika dipanaskan. Berbagai jenis tumbuhan menghasilkan getah
karet yang me ngandung koloid dispersi dari cis-poliisoprena.
Cairan yang menyerupai susu ini secara khusus melimpah dalam pohon karet (Hevea). Getah
karet ini disadap ketika kulit kayu dikuak (Gambar 5.18). Setelah ditampung, getah (latex) ini
dikoagulasi menjadi karet padat. Karet alam merupakan material termoplas, dengan suhu
transisi kaca -70 °C. Karet alam mentah cenderung menjadi padat dan rapuh jika dingin.

C. Biomolekul

1. Karbohidrat
Istilah karbohidrat dengan rumus molekul C (HO), menunjukkan bahwa atom karbon
(karbo) bergabung dengan molekul air (hidrat). Karbohidrat juga sering disebut sebagai
sakarida, sedangkan molekul- molekul kecil karbohidrat sering disebut sebagai gula.

11
Karbohidrat adalah senyawa organik yang paling melimpah di alam. Semua tumbuh-
tumbuhan dan hewan mensintesis dan mengolah dijum karbohidrat sebagai sumber energi
dan membaginya ke setiap sel. Tumbuh-tumbuhan mensintesis karbohidrat melalui
fotosintesis karbon dioksida dan air menjadi glukosa dan oksigen.
a. Klasifikasi Karbohidrat
Berdasarkan jumlah unit molekul penyusunnya, karbohidrat digolongkan menjadi beberapa
golongan, yaitu sebagai berikut.
1) Monosakarida: tersusun dari I unit karbohidrat.
2) Disakarida: tersusun dari 2 unit karbohidrat
3) Oligosakarida: tersusun dari 3-9 unit karbohidrat
4) Polisakarida (tersusun lebih dari 10 unit karbohidrat).
b. Sifat-sifat Fisik Karbohidrat
Sifat-sifat fisik karbohidrat dapat ditinjau dari wujud, rasa, kelarutannya sebagai berikut.

12
13
2.2 Sikap Tanggung Jawab Dalam Perkembangan IPTEK
Manusia hidup di dunia ini tidak dapat terlepas dari kemajuan IPTEK bagaimanapun juga
caranya. Dengan IPTEK, hidup manusia akan semakin dipermudah seiring dengan
perkembangan IPTEK tersebut. agar tidak menimbulkan permasalahan dan dampak yang
negatif, manusia perlu memiliki tanggung jawab etis dalam mengembangkan dan
menerapkan IPTEK.

Sebagai bangsa Indonesia yang memiliki ideologi bangsa, didalam proses mengembangkan
dan menerapkan IPTEK harus perlu mengingat landasan ideologinya, yaitu :

1. Pancasila
Dalam kaitannya dengan Pancasila terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
sebenarnya telah memberikan peringatan kepada kita bahwa semua ilmu yang ada
didunia berasal dari Tuhan. Sebagai contoh, sejak dahulu Tuhan telah menciptakan
alam semesta untuk kemaslahatan umat manusia. Menyadari kenyataan ini, setiap
manusia Indonesia di dalam mengembangkan dan menerapkan IPTEK harus
dikembangkan dan diterapkan untuk kemaslahatan manusia, bukan untuk menyiksa
dan mencelakakan manusia.
2. Landasan Konstitusional UUD 1945

14
Sementara itu, UUD 1945 mengamanatkan bahwa tujuan nasional, antara lain untuk
memajuka kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu,
bumi, dan air, serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dari amanat UUD
1945 jelas bahwa pengembangan dan pemanfaatan IPTEK untuk meningkatkan
kecerdasan dan kesejahteraan rakyat secara lahir maupun batin. Ini artinya
pengembangan dan pemanfaatan IPTEK di Indonesia tidak bebas nilai, tetapi harus
mempertimbangkan lingkungan dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan agama yang
ada di Indonesia.

Usaha pengembangan dan pemanfaatan IPTEK, setiap manusia Indonesia harus memiliki
kearifan dan berpegang pada prinsip moral. Dengan demikian, pemanfaatan IPTEK dalam
kegiatan pembangunan tidak akan merusak lingkungan hidup. Akan tetapi, kalau IPTEK
dimanfaatkan tanpa kearifan dan tidak dengan pertimbangan moral, kecenderungan untuk
merusak lingkungan lebih besar. Sebagai contoh :

1. Dinamit dan bahan peledak dimanfaatkan untuk mencari dan menangkap ikan.
Hal ini tentunya yang akibatnya dapat merusak habitat dan lingkungan. Seorang
yang menggunakan bahan peledak, jelas semata-mata hanya demi keuntungan
pribadi, tidak disadari pertimbangan moral dan akibat baik buruknya dari tindakan
tersebut.
2. Nuklir energi ini sebenarnya besar sekali manfaatnya dalam pembangunan,
termasuk untuk bidang kesehatan. Akan tetapi, kalau nuklir jatuh ke tangan orang
yang tidak bertanggung jawab, dibuatlah senjata pemusnah yang sangat
mengancam hidup manusia dan lingkungannya.

Manusia didalam mengembangkan dan menerapkan IPTEK sudah selayaknya disertai etika
dan rasa tanggung jawab. Etika dalam hal ini, menyangkut pengertian luas, baik etika
keilmuan maupun etika sosial kemanusiaan atau etika moral. Dari segi etika keilmuan,
artinya didalam mengembangkan IPTEK berdasarkan metode keilmuan dengan langkah-
langkah yang sistematis dan bersifat objektif. Pada segi agama, etika dan tujuan
pengembangan IPTEK secara sistematis dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1. Untuk membantu manusia dalam mendekatkan diri pada Tuhan.


2. Untuk membantu manusia dalam menjalankan tugasnya untuk membangun alam
semesta ciptaan Tuhan.

15
Sementara itu, yang berkaitan dengan rasa tanggung jawab, seorang harus sadar bahwa
IPTEK yang dipergunakan itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di samping itu,
rasa tanggung jawab juga mengandung arti bahwa dalam menerapkan IPTEK, tidak hanya
untuk kepentingan pribadi, tetapi semata-mata demi kemaslahatan orang banyak.
Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK yang selalu disertai dengan etik dan rasa tanggung
jawab akan mendatangkan hikmah. Selain itu, juga akan terhindar dari kerusakan lingkungan
hidup. Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK yang demikian harus disadari sebagai ibadah.

2.3 Sikap Selektif Terhadap Perkembangan IPTEK


Tidak ada satupun negara bangsa di dunia ini yang bisa lepas dari pengaruh kemajuan
IPTEK. Meskipun negara tersebut dikenal sebagai negara adidaya maupun negara maju, tetap
saja tidak bisa melepaskan diri dari kemajuan IPTEK. Terlebih lagi Indonesia yang baru
disebut sebagai negara berkembang, akan sangat sulit bagi negara kita untuk mengelak dari
pengaruh atau implikasi kemajuan IPTEK. Akan tetapi, Indonesia sebagai bangsa yang besar
harus mempunyai sikap yang tegas terhadap kemajuan IPTEK ini.

Ada tiga alternatif sikap yang bisa diambil oleh bangsa kita dalam menghadapi kemajuan
IPTEK yaitu :

1. Menolak dengan tegas semua pengaruh kemajuan IPTEK dalam semua aspek
kehidupan.
2. Menerima sepenuhnya pengaruh tersebut tanpa disaring terlebih dahulu.
3. Bersikap selektif terhadap pengaruh tersebut, yaitu kita mengambil hal-hal positif dari
kemajuan IPTEK dan membuang hal-hal negatifnya.

Dari ketiga alternatif tersebut, sikap terbaik yang mesti kita ambil adalah sikap selektif.
Dengan sikap seperti itu, kita dapat mengambil keuntungan dari kemajuan IPTEK dan
terhindar dari dampak buruknya, karena semua pengaruh kemajuan IPTEK yang kita terima
telah terlebih dahulu melalui proses penyaringan. Adapun alat penyaringnya adalah
Pancasila. nilai-nilai Pancasila merupakan cerminan dari nilai-nilai budaya bangsa yang dapat
diterima oleh semua kalangan sehingga dapat dijadikan benteng yang kukuh dalam
menghadang pengaruh negatif dari kemajuan IPTEK.

2.3.1 Sikap Selektif Terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Politik


Empat hal yang selalu dikedepankan pada saat ini dalam bidang politik, yaitu demokratisasi,
kebebasan, keterbukaan, dan hak asasi manusia. Keempat hal tersebut oleh negara-negara
adidaya dijadikan standar atau acuan bagi negara-negara lainnya yang tergolong sebagai

16
negara berkembang. Acuan tersebut dibuat berdasarkan kepentingan negara adidaya tersebut,
tidak berdasarkan kondisi negara yang bersangkutan. Apabila suatu negara tidak
mengedepankan empat hal tersebut, akan dianggap sebagai musuh bersama. Sering dianggap
teroris dunia serta akan diberikan sanksi berupa embargo dalam segala haln yang
menyebabkan timbulnya kesengsaraan seperti kelaparan, konflik, dan sebagainya.

Di sisi lain, isu demokratisasi yang sekarang menjadi acuan utama bagi eksistensi suatu
negara sebenarnya tidak langsung telah menutup mat akita terhadap mana yang benar dan
mana yang salah. Segala sesuatu peristiwa selalu dikaitkan dengan demokratisasi. Akan
tetapi, demokratisasi yang diusung adalah demokratisasi yang dikehendaki oleh negara-
negara adidaya yang digunakan untuk menekan bahkan menyerang negara-negara
berkembang yang bukan sekutunya.

Melalui paham demokrasi Pancasila, akan tercipta pemerintahan yang kuat, mandiri dan
tahan uji serta mampu mengelola konflik kepentingan yang dapat menghancurkan persatuan
dan kesatuan apalagi bangsa Indonesia sebagai bangsa yang pluralistik, dapatn memperteguh
wawasan kebangsaannya melalui sebagian Bhineka Tunggal Ika.

Bangsa Indonesia harus mampu menunjukkan eksistensinta sebagai negara yang kuat,
mandiri, namun tidak meninggalkan kemitraan dan Kerjasama dengan negara-negara lain
dalam hubungan yang seimbang, saling menguntungkan, saling menghormati, dan saling
menghargai hak dan kewajiban masing-masing. Untuk mencapai hal tersebut, bangsa
Indonesia harus segera mewujudkan hal-hal sebagai berikut :

1. Mengembangkan demokratisasi dalam segala bidang.


2. Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik.
3. Mengadakan reformasi Lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi dan
perannya secara baik dan benar.
4. Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan yang bersih
dan berwibawa.
5. Menegakkan supremasi hukum.
6. Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional.

2.3.2 Sikap Selektif Terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Ekonomi


Kemajuan IPTEK terlebih dahulu terjadi pada bidang ekonomi seiring dengan
berkembangnya proses globalisasi ekonomi. Sejak digulirkannya liberalisasi ekonomi oleh
Adam Smith sekitar abad ke-15, telah melahirkan perusahaan-perusahaan multinasional yang

17
melakukan aktivitas perdagangannya ke berbagai negara. Mulai abad ke-20, paham liberal
kembali banyak dianut oleh negara-negara didunia terutama negara maju. Hal ini membuat
globalisasi ekonomi semakin mempercepat perluasan jangkauannya ke semua tingkatan
negara mulai dari negara maju sampai ke negara berkembang seperti Indonesia.

Kenyataan yang terjadi, globalisasi ekonomi lebih dikendalikan oleh negara-negara maju.
Sementara negara-negara berkembang kurang diberi ruang dan kesempatan untuk
memperkuat perekonomiannya. Keberadaan Lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti IMF
(International Monetary Fund), Bank Dunia (World Bank) dan WTO (World Trade
Organization). Belum sepenuhnya memihak kepentingan negara-negara berkembang dengan
mendapat sedikit manfaatnya. Sistem ekonomi kerakyatan merupakan senjata ampuh untuk
melumpuhkan pengaruh negatif dari kemajuan iptek dan memperkuat kemandirian bangsa
kita dalam semua hal. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu kiranya segera diwujudkan hal-
hal di bawah ini:

1. Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik untuk pasar


dalam negeri sehingga memperkuat perekonomian rakyat.
2. Pertanian dijadikan prioritas utama karena mayoritas penduduk Indonesia bermata
pencaharian sebagai petani.
3. Industri-industri haruslah menggunakan bahan baku dari dalam negeri, sehingga tidak
bergantung impor dari luar negeri.
4. Diadakan perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraa rakyat. Artinya, segala
sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak, haruslah bersifat murah dan
terjangkau.
5. Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO.
6. Mempererat kerja sama dengan sesama negara berkembang untuk bersama-sama
mengahadapi kepentingan negara-negara maju.

2.3.3 Sikap Selektif Terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Sosial Budaya
Dalam bidang sosial budaya, kemajuan IPTEK telah membawa pengaruh dalam perilaku
yang ditampilkan oleh setiap masyarakat. Di antara pengaruh tersebut adalah dalam hal gaya
hidup, gaya pakaian, dasar ikatan hidup bermasyarakat, dan semakin mudahnya mendapatkan
informasi dan ilmu pengetahuan. Tiga hal yang disebutkan pertama, cenderung memberikan
pengaruh yang negatif. Oleh karena itu, kita harus membentengi diri dengan nilai-nilai yang
selama ini sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, yaitu nilai-nilai Pancasila.

18
Adapun pengaruh yang disebutkan terakhir cenderung memberikan keuntungan bagi bangsa
kita. Oleh karena itu, kita perlu mengadopsi hal tersebut dengan tidak mengabaikan nilai-nilai
jati diri bangsa kita. Kemajuan iptek salah satunya ditandai dengan adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Agar hal tersebut bersifat positif dan dapat diserap ke dalam
budaya kehidupan kita sehari-hari, maka kita perlu mengusahakan perubahan nilai dan
prilaku, antara lain:

1. Terbuka terhadap inovasi dan perubahan.


2. Berorientasi pada masa depan daripada masa lampau.
3. Dapat memanfaatkan kegunaan iptek.
4. Menghargai pekerjaan sesuai dengan prestasi.
5. Menggunakan potensi lingkungan secara tepat untuk pembangunan berkelanjutan.
6. Menghargai dan menghormati hak-hak asasi manusia.

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perkembangan dan kemajuan IPTEK yang mengalir deras sebagai akibat adanya globalisasi.
Proses globalisasi telah meruntuhkan tembok-tembok pembatas antar dunia hingga kini
hampir semua negara-negara di dunia terhubung dalam satu koneksi yang sama. Hal ini turut
membuat budaya lokal negara-negara dunia kian meluntur dan menghasilkan suatu budaya
yang sama yang bersifat global.

Pesatnya kemajuan IPTEK membawa banyak perubahan pada kehidupan masyarakat. Sesuai
dengan teori evolusioner, perubahan sosial yang terjadi di masyarakat berkembang secara
moderat namun mencakup seluruh kehidupan masyarakat meliputi perekonomian, sosial-
budaya, hingga politik. Terkadang, karena perkembangan yang moderat, masyarakat tidak
menyadari adanya perkembangan IPTEK. Hal ini yang dapat membawa dampak buruk bagi
kehidupan masyarakat.

Dalam menyikapi persoalan ini, masyarakat dituntut untuk selektif dalam menghadapi
pesatnya perkembangan dan kemajuan IPTEK. Dalam konteks ini, selektif yang dimaksud
adalah dengan menyaring dan memilah segala perkembangan yang ada agar tetap sesuai
dengan budaya dan kepribadian asli bangsa Indonesia yang dikenal dengan sikap luhurnya.

19
Dalam praktiknya, kemajuan IPTEK yang datang sering kali membuat masyarakat lupa diri
akan nilai dan budaya yang ada. Hingga akhirnya menyerap semua budaya asing yang ikut
terbawa perkembangan IPTEK sehingga budaya lokal menjadi kurang diminati untuk
berperan sebagai pembentuk nilai dan norma yang kemudian berdampak pada nilai-nilai
luhur yang tercantum pada ideologi bangsa Indonesia.

3.2 SARAN
Kelompok kami sangat berharap saran dari pembaca atau pendengar agar kami dapat
mengevaluasi setiap kesalahan sehingga bisa lebih baik lagi kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/412933244/Membangun-Sikap-Selektif-Dalam-
Menghadapi-Berbagai-Pengaruh-Kemajuan-IPTEK

https://sikapselektifmembangun.blogspot.com/

https://id.scribd.com/document/412933244/Membangun-Sikap-Selektif-Dalam-
Menghadapi-Berbagai-Pengaruh-Kemajuan-IPTEK

https://medium.com/@mryzkiki17/selektif-dalam-menghadapi-kemajuan-iptek-
fa257b0b4cd4

https://sikapselektifmembangun.blogspot.com/

https://sikapselektifmembangun.blogspot.com/

https://id.scribd.com/document/412933244/Membangun-Sikap-Selektif-Dalam-
Menghadapi-Berbagai-Pengaruh-Kemajuan-IPTEK

https://medium.com/@mryzkiki17/selektif-dalam-menghadapi-kemajuan-iptek-
fa257b0b4cd4

https://amp.tirto.id/sikap-selektif-terhadap-kemajuan-iptek-dalam-bidang-sosial-
budaya-gpad

20
21

Anda mungkin juga menyukai