Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH MATA KULIAH GERAKAN SOSIAL DAN POLITIK IDENTITAS

(SOP 325)
KESADARAN AKSI GERAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Disusun Oleh:

1. Ayu Latifah (071711333027)


2. Emi Rufaidah (071711333028)
3. Mohamad Sigit Fayakun (071711333094)
4. Aziza Zhafirah (071711333097)

DEPARTEMEN POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2018
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kami ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan hidayahnya dan memberi kami kesempatan dalam menyelesaikan makalah mata
kuliah Gerakan Sosial dan Politik Identitas yang kami buat ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Gerakan Sosial dan Politik Identitas bagi para
Mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Airlangga.
Makalah ini telah kami buat dengan sebaik mungkin, namun kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh kami.
Oleh karena itu, kami akan senang hati menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun
bagi kami. Terima kasih

Surabaya, 17 Juni 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ....................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Teori Kesadaran ........................................................................................... 3
2.2 Teori Lingkungan......................................................................................... 3
2.2.1 Meningkatkan Kesadaran Manusia Terhadap Lingkungan ............... 5
2.2.2 Kesadaran Lingkungan di Indonesia .................................................. 9
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Gerakan Sosial Lingkungan Hidup di Indonesia ............................ 12
3.2 Faktor Yang Mendasari Gerakan Sosial Lingkungan Hidup di
Indonesia ..................................................................................................... 15
3.3 Cara Meningkatkan Kesadaran Individu Terhadap Lingkungan ................. 16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 21
4.2 Saran ............................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keindahan kota menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat akan berbagai fasilitas dan
kebutuhan yang sudah tersedia dengan mudahnya. Pertumbuhan dan padatnya jumlah penduduk
dapat mempengaruhi keberlanjutan lingkungan, terutama di wilayah perkotaan. Seiring dengan
bertambahnya waktu, pola kehidupan masyarakat di perkotaan akan cenderung memperlihatkan
sikap apatismenya terhadap lingkungan, khususnya tempat tinggal. Hingga diusia yang sudah
memasuki 73 tahun paska diproklamirkan, bangsa Indonesia masih saja dihadapkan oleh
permasalahan yang sama, yakni berbagai krisis multi dimensi yang sangat sulit untuk
terbantahkan. Perusakan lingkungan hidup dan ketimpangan sosial begitu jelas kentara. Berbagai
permasalahan yang ada tidak lain disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Indonesia sebagai
negara berkembang tidak luput dengan adanya permasalahan perkotaan. Kondisi perkotaan saat
ini akan menjadi masalah yang serius akibat adanya degradasi lingkungan. Darurat lingkungan
hidup menjadi permasalahan yang semakin populer di tingkat dunia, salah satunya ialah
permasalahan yang selalu hangat untuk diperbincangan yakni global warming atau biasa dikenal
dengan pemanasan global. Keprihatinan terhadap kelestarian alam dan kesadaran terhadap
bahaya kerusakan alam yangmengancam kehidupan manusia dikemukakan pertama kali oleh
Malthus pada abad XVIII. Kemudian Gidden mengatakan bahwa di anatara bahaya-bahaya
global yang dapat mengancam eksistensi manusia di bumi adalah adanya ‘ecological calamity
and uncontaibanle population explosion’ (Yearley, 1997 dalam Rochwulaningsih, 2017).

Seiring dengan tingkat kesadaran masyarakat yang rendah terhadap bahaya dari
perusakan lingkungan hidup yang dapat mengancam kelestarian lingkungan, kini mulai
mendapat perlawanan dari berbagai elemen masyarakat. Mencuatnya isu lingkungan membawa
cerita lain dalam dimensi gerakan lingkungan. Dalam perkembangannya, gerakan ini menjadi
penting dalam mencapai supremasi kehidupan lingkungan global. Berkaitan dengan semakin
meluasnya kerusakan lingkungan, maka mendorong timbulnya gerakan-gerakan perlindungan
lingkungan yang digelar untuk menyelamatkan lingkungan kita. Dalam hal ini mulai
memunculkan beberapa inisiatif dalam masyarakat untuk memperbaiki kualitas lingkungannya
mulai dari gaya hidup bersih, penghijauan kampung, pemilahan sampah, penghematan air, dan
lainnya melalui aksi kolektif mereka.

Kota-kota besar telah mengembangkan diri untuk lebih ramah terhadap lingkungan dan
berupaya untuk tetap menjaga keberlanjutan lingkungannya. Demi mencapai keberhasilan
sebuah bangsa dalam mencapai cita-citanya, maka dalam implementasinya harus didukung dan
juga di dasari oleh sikap seluruh warga akan cinta tanah air Indonesia. Keberlanjutan dalam
menjaga lingkungan hidup akan menjadi tanggung jawab bersama, seluruh elemen masyarakat
Indonesia. Bukan lagi menjadi tugas pemerintah dalam menanamkan sikap cinta pada tanah air,
tetapi sudah menjadi kewajiban penting tiap-tiap individu masyarakat Indonesia. Menjaga
lingkungan hidup yang dimulai dari dini akan sangat berdampak pada kehidupan yang akan
datang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah gerakan sosial lingkungan hidup di Indonesia?


2. Apa saja faktor yang mendasari gerakan sosial lingkungan hidup di Indonesia?
3. Bagaimana cara meningkatkan kesadaran tiap individu?.

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat di identifikasikan tujuan penelitian yaitu:

1. Mengetahui sejarah gerakan sosial lingkungan hidup di Indonesia


2. Mengetahui faktor yang mendasari gerakan sosial lingkungan hidup di Indonesia
3. Mengetahui cara meningkatkan kesadaran tiap individu terhadap lingkungan

1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini bagi penulis serta para pembaca, dan khususnya bagi
masyarakat umum adalah untuk menambah wawasan gerakan sosial lingkungan hidup yang ada
di Indonesia, makalah ini diharapkan bisa menjadi sumber daya pengetahuan untuk menjadikan
lingkungan yang lebih sehat dan hijau serta untuk meningkatkan kesadaran akan kepedulian
terhadap lingkungan.
BAB II
KAJIAN TEORI

2. 1 Teori Kesadaran
Kesadaran adalah siuman atau sadar akan tingkah lakunya, yaitu pikiran sadar yang
mengatur akan dan dapat menentukan pilihan terhadap yang dinginkan baik itu berupa baik
buruk, indah jelek dan lain sebagainya (Joseph Murphy: 1998). Sedangkan kesadaran lingkungan
adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya mengetahui tentang sampah,
pencemaran, penghijauan, dan perlindungan satwa langka, tetapi lebih daripada itu semua,
membangkitkan kesadaran lingkungan manusia khususnya, pemuda masa kini, agar mencintai
Tanah air untuk membangun Tanah air Indonesia yang adul, makmur serta utuh lestari (Emil
Salim: 1982).
Kesadaran lingkungan harus ditanamkan, karena jika hanya mengetahui pengetahuan
seperti apa itu lingkungan, apa itu sampah dan apa dampaknya, maka akan percuma Karena tidak
akan ada gerakan peduli lingkungan seperti saat ini. Kesadaran lingkungan mengambil peran
yang sangat penting, meskipun memang kesadaran hanya akan didapat jika sudah paham tentang
apa itu dampak dan lain sebagainya. Tetapi kesadaran tetap mengantongi peran yang cukup besar
dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.

2.2 Teori Lingkungan


Lingkungan berasal dari kata lingkung yaitu sekeliling atau sekitar. lingkungan Adalah
bulatan yang melingkungi atau melingkari, sekalian yang terlingkung disuatu daerah sekitarnya
(KKBI: 1976).
Menurut ensiklopedia umum (1977) lingkungan adalah alam sekitar termasuk orang-
orangnya dalam hidup pergaulan yang mempengaruhi manusia sebagai anggota masyarakat
dalam kehidupan dan kebudayaannya. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar suatu
organisasi, meliputi (1) lingkungan mati (abiotik), yaitu lingkungan diluar suatu organisme yang
terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya, gravitasi,
atmosfer dan lainnya, (2) lingkungan hidup (biotik), yaitu lingkungan diluar suatu organisasi
yang terdiri atas organisme hidup, seperti tumbuhan, hewan dan manusia (Ensiklopedia
Indonesia: 1983).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu kesadaran lingkungan pada seorang yaitu antara
lain:
a. Faktor Ketidaktahuan
ketidaktahuan disini dimaksudkan bahwa seorang bisa saja kurang dalam ilmu
pengetahuannya dalam bagaimana menjaga lingkungan. Bagaimana pentingnya lingkungan
hidup sekitar dengan kelangsungan kehidupan masyarakat ke depannya. Lingkungan adalah
tempat tinggal manusia yang harus dijaga dan juga menjadi tempat tinggal untuk generasi di
masa depan, oleh Karena itu jika tidak dijaga maka akan sangat berpengaruh dengan masa depan
Anak dan cucu kelak. Tempat yang kita tinggali harus dilestarikan agar anak dan cucu bisa
merasakan lingkungan persis seperti apa yang kita rasakan sekarang. Masyarakat perlu untuk
mengetahui tentang lingkungan hidup baik itu cara pengolahan lingkungan yang baik,
pencemaran, pengaruh tindakan masyarakat bagi lingukan sekitar dan harus terus disalurkan
kepada generasi muda dengan sosialisasi kepada masyarakat segala kalangan tentang lingkungan
hidup oleh pemertintah.

b. Faktor Kemiskinan
kemiskinan Adalah suatu keadaan dimana manusia tidak mampu untuk memenuhi
kebutuhan yang minimum. Kemiskinan terjadi akibat tidak bisa dipenuhinua kebutuhan baik itu
sandang, pangan dan papan. Salah satu faktor terjadinya kemiskinan Adalah ledakan penduduk
dan pengelolaan sumber daya alam yang belum tepat. Sehingga salah satu cara mengurangi
angka kemiskinan Adalah dengan menurunkan angka ledakan penduduk, dengan mengurangi
angka kelahiran. Telah menjadi tugas pemerintah untuk mesosialisasikan hal tersebut salah
satunya dengan program pemerintah yaitu program KB di masyarakat. Dengan tinggi nya jumlah
penduduk makan akan banyak manusia yang harus diberi makan dari sumber daya alam yang
ada. Selain sosialisasi tentang angka kelahiran pemerintah juga harus melakukan sosialisasi
mengenai pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana. Pengelolaan sumber daya alam yang
bijaksana akan sekaligus melestarikan lingkungan. Jika masyarakat mengerti bahwa sumber daya
alam pasti ada habisnya sehingga kita harus memanfaatkannya dengan bijaksana agar anak dan
cucu kita bisa ikut merasakannya.
c. Faktor Kemanusiaan
Faktor kemanusiaan juga berdampak besar terhadap kelangsungan perkembangan
lingkungan hidup di sekitar kita sebab manusia bertempat tinggal di lingkungan sehingga
penjaga lingkunga sudah pasti manusia atau bahkan menjadi perusak lingkungan. Manusia
memiliki sifat yang serangkah, tidak puas dengan apa yang dimiliki dan akan terus berusaha
hingga mendapatkan untung yang terbesar tanpa memikirkan masa depan lingkungan. Selain itu
manusia adalah manusia yang paling sempurna yang diciptakan Allah sehingga beberapa
manusia ada yang memberlakukan mahluk hidup lain dengan semena-mena dengan merusak
lingkungan. Membunuh badak hanya Karena cula yang ingin dijual, kemudian juga harimau
yang dibunuh untuk diambil kulitnya. Hal tersebut dibutuhkan hukuman yang tegas dan
sosialiasi yang terus diberikan kepada masyarakat agar tidak terjadi hal seperti itu.

d. Faktor Gaya Hidup


Perkembangan IPTEK dan teknologi informasi serta komunikasi yang sangat cepat
sangat berpengaruh terhadap gaya hidup manusia. Gaya hidup bisa berupa pakaian sehari-hari
atau alat yang biasa digunakan sehari-hari. Sebagai contoh dulu pedesaan belum mendapatkan
baju yang dihasilkan oleh pabrik tetapi seiring kemajuan teknologi dibuatlah pabrik didesa
tersebut, sehingga dilakukan penggundulan hutan untuk dibuka parbik, pertokoan, mal,
pemungkiman yang dari situ jika dilakukan berlebihan maka akan merusak lingkugan. Jika tidak
diberlakukan hukuman yang berat dan sosialisasi maka masyarakat akan terus menerus tidak
paham dan melakukan sesuai kemauannya tanpa memikirkan masa depan lingkungan.

2.2.1 Meningkatkan Kesadaran Manusia Terhadap Lingkungan


Memang setiap orang diharapkan untuk peduli akan lingkungan, namun kenyataannya
masih banyak manusia yang belum sadar akan makna lingkungan itu sendiri. Oleh karena itu
kesadaran masyarakat harus terus dibangun melalui pendidikan, sosialiasi yang dilakukan dari
kecil hingga umur dewasa. Selain itu penegakan hukum yang kuat disertai pemberian motivasi
atas peran aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan seperti contohnya, kompetisi desa
terbersih yang nantinya akan diberikan hadiah sebagai motivasinya.
Buletin Para Navigator (1988), menyatakan bahwa kesadaran adalah modal utama bagi
setiap orang yang ingin maju. Secara garis besar sadar itu dapat diukur dari beberapa aspek
antara lain :
1. kemampuan membuka mata dan menafsirkan apa yang dilihat
2. kemampuan aktivitas
3. kemampuan berbicara.
Jika seseorang mampu melakukan ketiga aspek diatas secara terintegrasi maka dialah yang
disebut dengan sadar. Dari segi lain kesadaran adalah adanya hak dan kemapuan kita untuk
menolak melakukan keinginan orang lain atau sesuatu yang diketahui buruk/tidak bermanfaat
bagi dirinya.
Daniel Chiras (Neolaka: 2008) menyatakan bahwa dasar penyebab kesadaran lingkungan
adalah etika lingkungan. Etika lingkungan yang sampai saat ini berlaku adalah etika lingkungan
yang didasarkan pada sistem nilai yang mendudukkan manusia bukan bagian dari alam, tetapi
manusia sebagai penakluk dan pengatur alam. Didalam pendidikan lingkungan hidup, konsep
mental tentang manusia sebagai penakluk alam perlu diubah menjadi manusia sebagai bagian
dari alam.
Untuk menyadarkan masyarakat atau merubah perilaku masyarakat mengurangi
penggunaan plastik dan lebih peduli terhadap lingkungan mereka, digunakan teori perubahan
yang dikemukakan oleh Rogers E. Menurut nya untuk mengadakan suatu perubahan perlu ada
beberapa langkah yang ditempuh sehingga harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat
tercapai. Langkah tersebut antara lain:
1. Tahap Awareness
Tahap paling awal ini mempunyai arti bahwa agar terjadinya perubahan diperlukan
adanya kesadaran. Jika masyarakat saja tidak sadar maka perubahan tidak akan terjadi. Pada
tahap ini, komunitas Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik melakukan kampanye-kampanye
yang diharapkan bisa mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.
Beberapa kegiatan yang dilakukan komunitas tersebut adalah “rampok plastik” dimana setiap
melihat orang yang menggunakan kantong plastik maka akan “merampok" masyarakat yang
terlihat membawa kantong plastik dan memintanya untuk ditukar dengan tas belanja pakai ulang.
Selanjutnya ada kegiatan edukasi yang dilakukan untuk mengedukasi masyarakat seberapa
bahaya sampah plastik dan solusi kecil yang bisa dilakukan masyarakat. Kemudian ada petisi
#pay4plastic dimana setiap ingin menggunakan kantong plastik kita harus membayar. Gerakan
ini sudah dilakukan sejak tahun 2013 dan sudah mendapat banyak dukungan. Target dari
kampanye Diet Kantong Plastik adalah bagaimana penggunaan kantong plastik secara bijak
menjadi suatu kebiasaan hidup bagi masyarakat.
Selain gerakan tersebut juga ada gerakan Jakarta Tanpa Sedotan. Gerakan Jakarta Tanpa
Sedotan muncul karena keprerihatinannya terhadap penggunaan sedotan plastik yang sudah
menjadi jenis sampah plastik terbesar saat ini. Menggandeng beragam komunitas, Jakarta Tanpa
Sedotan (JTS) menkampanyekan aksi peduli yang bisa dilakukan siapa pun di Jakarta bahkan
lebih baik lagi jika bisa dicontoh di daerah lain di Indonesia. Kampanye dilakukan di Kemang
tanggal 16 September 2018 kemarin, diharapkan dari situ masyarakat bisa mengubah kebiasaan
nongkrong di kafe atau ngopi bisa diubah dengan berhenti menggunakan sedotan sekali pakai
dan bisa menggantinya dengan sedotan berbahan dasar stanless steel yang bisa digunakan
berkali-kali.

2. Tahap Interest
Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul minat dari masyarakat.
Timbulnya minat ditengah-tengah masyarakat akan mendorong dan menguatkan kesadaran untuk
berubah. Pada tahap ini setelah diadakan kampanye Diet Kantong Plastik dan Jakarta Tanpa
Sedotan, masyarakat akan mengetahui bahaya dan dampak yang dihasilkan oleh sampah plastik.
Menggunakan tas belanja kain atau menggunakan sedotan dengan bahan dasar stainless
bukanlah hal yang mudak untuk ditanamkan ke masyarakat. Cara yang dilakukan komunitas-
komunitas peduli lingkungan sudah mempersuasikan kepada masyarakat dengan melakukan hal-
hal yang menarik minat masyarakat untuk beralih kekebiasaan yang lebih ramah lingkungan.
Penulis menilai dengan adanya gerakan-gerakan tersebut bisa memicu perilaku masyarakat agar
menyadari mengenai pentingnya bijaksana dalam menggunakan plastik dan beralih kepada solusi
yang lebih ramah lingkungan. Perubahan ini bisa sangat menolong Bumi tempat tinggal kita.

3. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini akan dinilai apakah ada hambatan-hambatan yang menghalangi jalannya
perubahan. Evaluasi dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan. Pada
tahap ketiga, sesudah dikampanyekan dan disosialisasikan kepada masyarakat tentang bahaya
penggunaan plastik, mulai ada kesadaran baru dari masyarakat dengan berhemat dan mengurangi
penggunaan plstik dan beralih kepada solusi yang ramah lingkungan. Mulai banyak restoran
yang menghilangkan penggunaan sedotan plastik setiap pembelian minuman. Sehingga hal
tersebut juga secara tidak langsung membuat masyarkat yang memang lebih nyaman minum
menggunakan sedotan akan mencari solusi yaitu sedotan berbahan dasar stainless dan bisa
digunakan berulang kali. Hal ini sudah sangat menurunkan jumlah sampah plastik meskipun
belum semua restoran seperti itu. Kampanye tanpa sedotan telah menciptakan sebuah gerakan
dan perubahan di masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungannya.

4. Tahap Trial
Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil perubahan
dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan kondisi dan situasi
yang ada, dan memudahkan untuk diterima oleh lingkungan. Dalam tahap ini setelah masyarakat
sudah menyadari bahaya yang disebabkan sampah plastik, komunitas peduli lingkungan
menawarkan solusi untuk mencapai gaya hidup ramah lingkungan. Solusinya yaitu adalah tas
ramah lingkungan berbahan dasar kain yang bisa digunakan berulang kali. Selain itu sedotan
yang sangat popular beberapa tahun belakangan ini adalah stainless straw, yaitu sedotan dengan
bahan dasar stainless yang ramah lingkungan dan bisa digunakan berulang kali (reuse). Kedua
solusi tersebut bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang sehingga bisa mengurangi
volume sampah plastik.

5. Tahap Adoption
Tahap terkahir dari perubahan yaitu proses penerimaan terhadap sesuatu yang baru
setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu
mempertahankan hasil perubahan. Pada tahap ini setelah diadakannya gerakan Jakarta Tanpa
Sedotan, Mcdonald Indonesia juga melakukan gerakan tersebut dengan berhenti memberikan
sedotan setiap pembelian soft drink. Gerakan yang diberi nama #MulaiTanpaSedotan telah
meluncurkan gerakan ini sejak 12 November 2018 di 190 gerai Mcdonald di seluruh Indonesia.
Gerakan tersebut salah satu gerakan yang bisa menyerukan masyarakat untuk membawa sedotan
yang bisa digunakan berulang kali.
2.2.2 Kesadaran Lingkungan di Indonesia
Kehidupan sehari-hari kita tidak bisa dipisahkan oleh teknologi dan segala kepraktisan
didalamnya. Plastik, listrik, limbah adalah hal yang sudah sangat erat dengan kehidupan manusia
sekarang. Banyak yang tidak menyadari pola kehidupan modern saat ini sangat mempengaruhi
lingkungan dan kondisi bumi secara keseluruhan. Seiring perkembangnya zaman penggunaan
listrik sangat meningkat, terutama untuk keperluan rumah tangga seperti kulkas, mesin cuci, AC,
semua membutuhkan listrik yang tidak sedikit. Belum lagi sampah plastik yang dihasilkan
manusia sehari-harinya, yang semakin lama semakin menumpuk hingga ribuan tahun lamanya.
Untuk menanggulangi masalah lingkungan diperlukan perhatian seluruh masyarakat,
pemerintah, maupun swasta. Hal ini terkait dengan lingkungan itu sendiri yang melibatkan
seluruh aspek kehidupan manusia tanpa mengenal batas, sehingga perlu dipelihara dan ditata.
Betapapun melimpahnya sumber alam, tidaklah hanya milik kita sendiri, tetapi juga milik
generasi mendatang. Sebagai bangsa yang memiliki rasa keagamaan yang kuat, kita harus dapat
mensyukuri dan melindungi ciptaan Tuhan yang diberikan kepada kita, baik sebagai tanda
ucapan terima kasih kepadaNya maupun untuk kita wariskan pada anak-cucu kita. Kita harus
mengacu pada Pembukaan UUD’45, yang mengamanatkan antara lain agar kita ikut
melaksanakan ketertiban dunia, yang maknanya manusia tidak hanya bebas dari peperangan dan
penindasan, tetapi terciptanya dunia yang damai dan serasi yang menjamin umat manusia hidup
sejahtera lahir dan batin termasuk bebas dari pencemaran dan kerusakan lingkungan.Kita juga
perlu menjaga kelestarian sumber alam lainnya seperti pelestarian hutan mangrove di sepanjang
pantai yang berfungsi ganda yaitu untuk mencegah erosi dan banjir serta menjaga habitat aneka
hewan langka seperti monyet, reptil, dan persemaian berbagai jenis ikan dan udang. Secara
bersama masyarakat dunia juga perlu waspada dengan menipisnya lapisan ozon yang berfungsi

melindungi bumi dan seisinya dari pengaruh ultra violet sinar mata-hari yang bisa menimbulkan

berbagai macam penyakit dan mengancam terjadinya pemanasan global.


Terbentuknya commoninterest seluruh lapisan masyarakat dan mengakui suatu ide dasar bahwa
sistem alam atau sistem ekologis dan sistem ekonomi buatan manusia tak dapat dipandang secara

terpisah-pisah, tetapi harus dita-ngani secara terpadu. Konsep penanganan lingkungan harus

termasuk dalam konteks pembangunan atau yang disebut pembangunan berwawasan lingkungan.
Telah diakui bahwa teknologi mempunyai manfaat yang banyak bagi kehidupan manusia.
Namun, kenyataan ini harus di bayar mahal dengan ancaman kesehatan yang di sebabkan oleh
pencemaran. Tragedi tentang kemajuan ilmu dan teknologi modern yang berasosiasi dengan
kerusakan dan gangguan terhadap lingkungan hidup di negara maju sudah bukanmerupakn
dongeng lagi, melainkan sudah merupakan kenyataan pedih yang terdokumentasikan. Maka dari
itu, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan maka
dibutuhakan beberapa strategi :
1. Pendidikan Formal
Pendidikan formal pada tingkatan SD termasuk rencana untuk jangka yang lebih panjang dan
memerlukan perencana yang lebih matang. Meskipun masih terbatas, dewasa ini telah
berjalan sebuah proyek percobaan untuk menilai bahan-bahan ajaran mengenai lingkungan
hidup pada kelas 4, 5 dan 6 yang dimasukkan ke dalam berbagai pelajaran agar tidak
menambah beban murid dan guru. Pentingnya pendidikan sejak dini dilakukan karena lebih
mudah diserap dibandingkan dengan umur dewasa. Diharapkan anak-anak tersebut dapat
menerapkan pelajarannya hingga dewasa nanti.

2. Pendidikan Non-Formal
Pendidikan non-formal merupakan suatu media penyebaran pengetahuan yang baik dalam
jangka pendek mengingat tujuan dan sasarannya. Tujuan pendidikan non-formal adalah
memberikan pengetahuan umum mengenai ilmu lingkungan.

3. Melalui Penyuluhan
 Buanglah sampah pada tempat yang telah tersedia.
 Usahakan saluran air, parit, selalu bersih dari sampah atau bahan-bahan yang
dapat menutup aliran air, sehingga aliran air dapat lancar dan tidak terjadi banjir.
 Tanami pekarangan rumah dengan tanaman bunga, sayur, pohon buah-buahan
atau tanaman-tanaman yang ada manfaatnya untuk membantu membersihkan
udara di sekitar rumah. Dengan demikian akan menjaga kesehatan badan
4. Pendidikan Lingkungan
Pendidikan yang dimaksud disini adalah suatu usaha dan kegiatan yang dilakukan secara sadar
untuk mengembangkan kepribadian serta kemampuan baik di luar maupun di dalam sekolah
yang berlangsung selama hidup manusia. Melalui pendidikan lingkungan di harapkan timbulnya
kesadaran masyarakat akan tanggung jawab manusia terhadap lingkungan akan semakin
meningkat.
Pendidikan lingkungan ini bertujuan untuk menarik perhatian terhadap pemikiran baru tentang
masalah lingkungan hidup yang sedang kita hadapi, dan mencari alternatif pemecahannya
sehingga kita dapat menentukan tujuan dan arah bagi masa depan sehingga lingkungan hidup itu
bermanfaat

5.Aplikasi Dalam Masyarakat


Karena penyampaian informasi serta pendidikan lingkungan di sekolah dan instansi-instansi
lainnya belum cukup unutuk meningkatkan kesadaran mayarakat dalam pemeliharaan
lingkungan tanpa di dukung dengan aplikasi atau sering juga disebut sebagai contoh. Maksud
dari aplikasi disini adalah penerapan informasi-informasi ilmiah dalam perilaku setiap individu.
Dengan demikian secara tidak langsung masyarakat tergerak hatinya dan menyadari betapa
pentingmya menjaga lingkungan serta mencontoh segala tindakan-tindakan yang benar berkaitan
dengan pelestarian lingkungan.
BAB III

PEMBAHASAN

3. 1 Sejarah Gerakan Sosial Lingkungan Hidup di Indonesia

Dewasa ini, sering kita jumpai banyak sekali perubahan bumi yang semakin menua.
Dimana bumi mulai menunjukan kerentanan dan kesakitannya. Dapat kita saksiskan kerusakan
yang ada di bumi salaah satunya yang dilakukan atau perbuatan manusia. Salah satu contoh nya
yaitu tidak adanya pemanfaatan terhadap tanggung jawab menggunakan listrik dengan bijak
Dewasa ini dapat kita jumpai energi listrik adalah satu dari sekian banyak kebutuhan terpenting
bagi manusia yang sangat dibutuhkan dan penting dan tentunya tidak dapat dihilangkan dan
dilepaskan dari keperluan sehari-hari manusia yang ada di bumi. Hampir semua yang dilakukan
manusia mulai dari pekerjaan, kegiatan dan semuanya membutuhkan energi listrik. Ketidak
adanya energi listrik tentunya dapat mengganggu berjalannya kegiatan dan pekerjaan manusia.
Maka dari itu ketersediaan energi listrik harus dipertahankan dan diberdayakan keberadaannya.
Di Indonesia kebutuhan untuk enegeri listrik sendiri semakin meningkat, hal tersebut dapat
dilihat dari kemajuan teknoogi dan juga peningkatan penduduk yang semakin meningkat dan
diperbarui setiap tahun. Pemakan penggunaan listrik yang terbesar yaitu gedung-gedung besar
seperti perkantoran, hotel, universitas, pabrik dan tentunya masih banyak lagi. Meningkatnya
penggunanaan listrik dapat dijadikan sebagai indikator dalam melihat kemakmuran suatu
masyarakat. Akan tetapi jika pengunaan listrik tidak dimaksimalkan dengan baik dan
penggunaannya sangat berlebihan akan merugikan dan berdampak negatif bagi masyarakat luas
dan tentunya kita sendiri. Oleh karena itu, melakukan penghematan tenaga listrik sangatlah
penting dan juga dapat keuntungan juga seperti hematnya biaya, meningkatkan nilai lingkungan,
keamanan negara, keamanan pribadi dan juga keamanan hidup.

Persoalan yang dihadapi dewasa di negara Indonesia dalam upaya pelestarian energi
listrik dan pertumbuhan produksi dari sektor kelistrikan dapat dikatakan sangat jauh dari
kebutuhan yang ada. Banyak dari warga negara Indonesia yang masih belum merasakan dari
energi listrik di kehidupan mereka. Sekitar 35% dari jumlah penduduk di Indonesia yang belum
merasakan energi listrik. Sedangkan pertumbuhan untuk kebutuhan penggunaan energi listrik di
Indonesia setiap tahunnya bertambah. Pemerintah sudah melakukan perancangan agar pada
tahun 2020 semua penduduk di Indonesia dapat menikmati listrik secara merata baik yang ada di
pusat maupun di pinggir. Salah satu cara agar hal tersebut terjadi yaitu dengan cara pemerintah
harus membangun pembangkit listrik yang cukup banyak. Pembangunan pembangkit listrik
tentunya juga harus mempertimbangkan potensi yang dimiliki selain itu juga harus
mempertimbangkan faktor lingkungan yang ada di kawasan yang akan dibangun pembangkit
listrik tersebut. Konsumsi terhadap listrik yang semakin tinggi disebabkan oleh pertumbuhan
penduduk Indonesia yang semakin tinggi dan pesat. Pertumbuhan penduduk inilah yang akan
memberikan dampak pada penggunaan berbagai sumber daya seperti lahan untuk permukiman,
untuk pertanian, pertanian, industri, dll. Hal tersebut akan meningkatkan penggunaan energi,
termasuk energi listrik.

Selain dari kurangnya manusia yang kurang bijak dalam menggunakan listrik ada juga
salah satu faktor dari kerusakan dari bumi yang disebabkan oleh manusia yaitu pembuangan
sampah plastik secara sembarangan. Dewasa ini plastik susah untuk dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari kita. Bahan plastik disukai karena memiliki sifat yang praktis, mudah dan kedap air
yang dimana sangat cocok dengan mobilitas kehidupan orang modern. Meskipun sekarang Sudah
ada kantong plastik untuk belanja yang memang digunakan sekali pakai, yang langsung dibuang
saat pemakaian pertama. Namun tidak semua plastik tersebut terbuat dari bahan kimia yang baik
dan sehat untuk lingkungan kita.

Tidak sedikit jenis kantong plastik yang justru membahayakan kesehatan kita dan
lingkungan sekitar kita, terutama kantong-kantong plastik sekali pakai yang terbuat dari bahan
daur ulang plastik lainnya yang tidak jelas riwayat penggunaannya, plastik seperti ini bisa saja
berasal dari bekas wadah limbah berbahaya seperti pestisida dan logam berat, limbah hewan,
limbah rumah sakit atau bahkan yang lebih menakutkan lagi proses daur ulang kantong plastik
kerap menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Dampaknya sangatlah besar tidak hanya
dalam jangka waktu saat ini tapi juga jangka waktu yang sangat panjang kedepan. Jenis plastik
seperti ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena jika dipakai untuk mewadahi makanan, bahan
kimia yang terdapat pada kantong plastik sangat mudah tergradasi jika terkena panas dan akan
menyebabkan makanan terkontaminasi bahan plastik tersebut dan akan sangat berbahaya untuk
kesehatan kita. Kemudian untuk lingkungan sendiri, plastik berbahaya karena plastik seperti ini
membutuhkan waktu puluhan sampai ratusan tahun untuk plastik ini dapat terurai dengan baik
dengan lingkungan kita sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, penggunaan
plastik yang terus bertambah setiap harinya menyebabkan sampah plastik ini semakin
menumpuk yang akhirnya akan tertimbun dan menjadi gunung sampah yang kemudian sebagai
solusinya sampah plastik ini dibakar. Padahal sekalipun dibakar plastik ini tidak dapat terurai,
melainkan menghasilkan gas dioksin yang akan menjadi racun bagi mahluk hidup dan merusak
lingkungan kita serta menimbulkan efek pemanasan global. Jika dibuang sembarangan juga akan
menyumbat saluran air yang nantinya akan mencemari air dan juga menyebabkan banjir.
Jenis plastik seperti itu banyak kita jumpai dimana-mana, terlebih lagi di pasar
tradisional, pedagang kaki lima, dan pertokoan dipinggir jalan. Plastik berbahaya ini justru
banyak berputar dan dikonsumsi oleh masyarakat menengah kebawah yang cenderung memiliki
tingkat pendidikan dan taraf kehidupan yang rendah, hal tersebut berpengaruh terhadap gaya
hidup mereka. Banyak dari mereka yang belum mengerti bahaya dan dampak apa yang akan
ditimbulkan jika mereka terus menggunakan jenis plastik yang tidak baik untuk lingkungan, atau
jenis plastik dengan kualitas sangat buruk yang kemudian tidak jarang juga kita jumpai setelah
menggunakannya mereka membuang plastik tersebut di sembarang tempat tanpa memikirkan
dampak panjang yang akan ditimbulkan karena plastik yang dibuang membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk terurai. Semakin hari semakin banyak sampah plastik yang menumpuk dan
merusak lingkungan kita. Masalah ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kerena sebagian besar
masyarakat di Indonesia adalah orang yang memiliki tingkat dan taraf kehidupan yang bisa
dikatakan rendah dan mereka adalah konsumen terbesar terhadap kantong plastik tidak ramah
lingkungan. Susah untuk mengubah gaya hidup yang sudah mereka lakukan lama, meskipun
kebiasaan tersebut adalah kebiasaan yang tidak bagus. Masalah ini merupakan ancaman besar
bagi bangsa kita karena apabila tidak segera diatasi, lingkungan kita akan tertutupi, rusak dan
terkontaminasi oleh plastik tersebut. Tidak hanya kantong plastik tetapi juga plastik lainnya
seperti sedotan.
Dewasa ini sudah ada beberapa masyarakat yang peduli dengan lingkungan. Banyak kita
jumpai minimart yang sudah memberlakukan tarif pada plastik. Beda dengan dulu yang dimana
plastik di gratiskan sehingga orang biasa menggunakan plastik untuk belanja sehari-harinya.
Namun saat ini sudah banyak kita jumpai toko yang mengharuskan bayar kantong plastik yang
dimana hal tersebut mendorong orang untuk membawa kantong belanja yang berbahan dasar
bukan plastik seperti kain yang bisa digunakan berkali-kali. Dampak kantong plastik sudah
banyak terlihat saat ini. World Economic Forum pada 2016 menyatakan ada lebih dari 150 juta
ton plastik di samudra planet ini. Tiap tahun, 8 juta ton plastik mengalir ke laut. Banyak dampak
yang sangat mengenaskan yang bisa kita jumpai di hewan-hewan laut. Dari sini sudah mulai ada
beberapa gerakan dari orang-orang yang peduli dengan lingukan sekitarnya dan tidak mau plastik
mencemari lingkungan mereka.

3.2 Faktor Yang Mendasari Gerakan Sosial Lingkungan Hidup di Indonesia

Berbagai gerakan sosial yang mulai muncul di Indonesia merupakan sikap demokrasi
masyarakat dalam menyampaikan seluruh aspirasi-aspirasinya. Berbagai hambatan dan
rintangan sudah di lalui oleh bangsa Indonesia, salah satunya dalam memperjuangkan
keseimbangan lingkungan hidup. Lingkungan hidup menjadi komponen terpenting dalam
keberlanjutan kehidupan. Perusakan dan penghancuran lingkungan yang sering terjadi biasanya
dilakukan hanya semata-mata untuk kepentingan pribadi maupun kelompok. Dampak perusakan
dan penghancuran tersebut dapat membawa permasalahan baru bagi Indonesia. Dalam menjaga
keseimbangan lingkungan perlu adanya dukungan dari masyarakat karena sangat berdampak
baik bagi kehidupan di masa yang akan datang. Berbagai gerakan yang muncul ini didasarkan
atas rasa kecintaannya terhadap lingkungan, serta dapat mengurangi resiko perusakan dan juga
penghancuran.

Banyak faktor yang mendasari adanya gerakan sosial lingkungan hidup di Indonesia. Dalam
perkembangannya, gerakan ini menjadi penting dalam mencapai supremasi kehidupan
lingkungan global. Berkaitan dengan semakin meluasnya kerusakan lingkungan, maka
mendorong timbulnya gerakan-gerakan perlindungan lingkungan untuk menyelamatkan
lingkungan kita. Seperti yang telah kami jelasakan sebelumnya, bahwa gerakan ini mulai
memunculkan beberapa inisiatif dalam masyarakat untuk memperbaiki kualitas lingkungannya
mulai dari gaya hidup bersih, penghijauan kampung, pemilahan sampah, penghematan air, dan
lainnya melalui aksi kolektif mereka. Gerakan sosial lingkungan ini juga hadir guna untuk
memberantas orang-orang yang telah merusak lingkungan hidup mereka. Meluasnya kerusakan
lingkungan hidup ini tidak lain ialah factor tidak mau tahu atau tidak peduli pada lingkungan
sekitar.
Kemunculan berbagai dukungan dan juga gerakan tidak lain untuk memperbaiki kualitas
lingkungan yang dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Perusakan tersebut
dilakukan karena kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar. Berbagai
persoalan kecil seperti membuang sampah sembarangan juga dapat memicu kerusakan
lingkungan yang teramat parah. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap makhluk hidup utamanya
manusia tidak dapat lepas dari dampak globalisasi, karena makhluk hiduplah pelaku utama dari
kegiatan tersebut. Besar kecilnya kegiatan manusia akan berdampak pada kualitas lingkungan.
Oleh karena itu, manusia harus senantiasa mengendalikan dan menjaga lingkungan agar tidak
mengalami kerusakan.

Lingkunga hidup Indonesia dulu dan kini telah berubah. Indonesia yang dulu dikenal sangat
ramah dan hijau kini seakan berubah menjadi ancaman bagi masyarakat. Tingkat kerusakan yang
terjadi sangat besar, seperti penebangan hutan, pencemaran lingkungan dan hal-hal illegal
lainnya. Dampak dari kerusakan tersebut tidak hanya dirasakan oleh manusia, namun tumbuhan
dan juga binatang yang mulai kehilangan tempat tinggalnya. Banyaknya kejadian banjir dan juga
longsor merupakan bukti nyata dari adanya kerusakan lingkungan di Indonesia, hal ini menjadi
bukti betapa pentingnya kita dalam menjaga kelestarian lingkungan di era globalisasi. Salah satu
penyebab terjadinya kerusakan lingkungan akibat ulah manusia ialah faktor tuntutan hidup
mereka. Di sisi lain, dengan bertambahnya arus urbanisasi yang tinggi dan dibarengi dengan
meningkatnya pembangunan industri baru menyebabkan bertambahnya beban bagi lingkungan

Gerakan lingkungan dalam bentuknya yang murni cenderung untuk mewakili kepentingan
publik secara luas yang menyangkut soal udara bersuh, air bersih, makanan sehat, binatang,
keindahan alam, ruang terbuka, dan sebagainya. Selain itu, gerakan lingkungan juga sangat
konsen terhadap perlingdungan binatang termasuk perlindungan binatang liar dari upaya
perburuan baik untuk hobi maupun untuk di konsumsi (Rochwulaningsih, 2017).

3.3 Cara Meningkatkan Kesadaran Individu Terhadap Lingkungan

Dalam upaya meningkatkan kesadaran individu dalam upaya pengurangan plastik, Plastik sudah
menjadi bagain dari kehidupan kita. Saat ini saja setiap rumah tidak mungkin tidak memiliki alat
rumah tangga yang sama sekali tidak menggunakan bahan dasar plastik. Mulai dari alat makan,
alat membersihkan hingga alat-alat kecil yang dulunya menggunakan bahan dasar stainless
karena plastik dirasa lebih murah dan ringan, perlahan sebagian besar bahan baku berubah
menjadi plastik. Mengubah suatu kebiasaan yang sudah dilakukan sejak lama memang sangat
sulit. Sama hal nya untuk mengubah perilaku kita yaitu salah satunya meminta sedotan setiap
makan di restoran. Hampir semua restoran yang menjual minuman pasti menggunakan sedotan
plastik. Tidak hanya di restoran mahal namun hingga warung-warung dan pedagang kaki lima
menggunakan sedotan plastik sebagai pasangan dari minuman yang mereka jual. Memang
sedotan plastik membuat minum menjadi lebih praktis dan tidak berantakan, apalagi dengan
harganya yang sangat murah dan mudah ditemukan dimana-mana. Jika ditelusuri nyatanya
sedotan plastik hanya kita gunakan kurang dari sehari dan akan dibuang begitu saja. Kemudian
semua dibebankan kepada alam untuk mengurai sampah plastik yang memnbutuhkan ratusan
bahkan ribuan tahun untuk mengurainya. Hanya dengan sampah plastik kecil berupa sedotan saja
jika rutin digunakan dan dikonsumsi oleh orang banyak makan sampahnya akan menumpuk dan
menjadi bahaya untuk alam dan lingkungan sekitar kita. Kita memang membutuhkan solusi yang
praktis namun sedotan plastik bukan solusi yang bijak. Hal ini juga berlaku kepada kantong
plastik dan sampah plastik lainnya.
Untuk menyadarkan masyarakat atau merubah perilaku masyarakat mengurangi
penggunaan plastik, digunakan teori perubahan yang dikemukakan oleh Rogers E. Menurut nya
untuk mengadakan suatu perubahan perlu ada beberapa langkah yang ditempuh sehingga
harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat tercapai. Langkah tersebut antara lain:
1. Tahap Awareness
Tahap paling awal ini mempunyai arti bahwa agar terjadinya perubahan diperlukan
adanya kesadaran. Jika masyarakat saja tidak sadar maka perubahan tidak akan terjadi. Pada
tahap ini, komunitas Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik melakukan kampanye-kampanye
yang diharapkan bisa mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.
Beberapa kegiatan yang dilakukan komunitas tersebut adalah “rampok plastik” dimana setiap
melihat orang yang menggunakan kantong plastik maka akan “merampok" masyarakat yang
terlihat membawa kantong plastik dan memintanya untuk ditukar dengan tas belanja pakai ulang.
Selanjutnya ada kegiatan edukasi yang dilakukan untuk mengedukasi masyarakat seberapa
bahaya sampah plastik dan solusi kecil yang bisa dilakukan masyarakat. Kemudian ada petisi
#pay4plastic dimana setiap ingin menggunakan kantong plastik kita harus membayar. Gerakan
ini sudah dilakukan sejak tahun 2013 dan sudah mendapat banyak dukungan. Target dari
kampanye Diet Kantong Plastik adalah bagaimana penggunaan kantong plastik secara bijak
menjadi suatu kebiasaan hidup bagi masyarakat.
Selain gerakan tersebut juga ada gerakan Jakarta Tanpa Sedotan. Gerakan Jakarta Tanpa
Sedotan muncul karena keprerihatinannya terhadap penggunaan sedotan plastik yang sudah
menjadi jenis sampah plastik terbesar saat ini. Menggandeng beragam komunitas, Jakarta Tanpa
Sedotan (JTS) menkampanyekan aksi peduli yang bisa dilakukan siapa pun di Jakarta bahkan
lebih baik lagi jika bisa dicontoh di daerah lain di Indonesia. Kampanye dilakukan di Kemang
tanggal 16 September 2018 kemarin, diharapkan dari situ masyarakat bisa mengubah kebiasaan
nongkrong di kafe atau ngopi bisa diubah dengan berhenti menggunakan sedotan sekali pakai
dan bisa menggantinya dengan sedotan berbahan dasar stanless steel yang bisa digunakan
berkali-kali.

2. Tahap Interest
Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul minat dari masyarakat.
Timbulnya minat ditengah-tengah masyarakat akan mendorong dan menguatkan kesadaran untuk
berubah. Pada tahap ini setelah diadakan kampanye Diet Kantong Plastik dan Jakarta Tanpa
Sedotan, masyarakat akan mengetahui bahaya dan dampak yang dihasilkan oleh sampah plastik.
Menggunakan tas belanja kain atau menggunakan sedotan dengan bahan dasar stainless
bukanlah hal yang mudak untuk ditanamkan ke masyarakat. Cara yang dilakukan komunitas-
komunitas peduli lingkungan sudah mempersuasikan kepada masyarakat dengan melakukan hal-
hal yang menarik minat masyarakat untuk beralih kekebiasaan yang lebih ramah lingkungan.
Penulis menilai dengan adanya gerakan-gerakan tersebut bisa memicu perilaku masyarakat agar
menyadari mengenai pentingnya bijaksana dalam menggunakan plastik dan beralih kepada solusi
yang lebih ramah lingkungan. Perubahan ini bisa sangat menolong Bumi tempat tinggal kita.

3. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini akan dinilai apakah ada hambatan-hambatan yang menghalangi jalannya
perubahan. Evaluasi dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan. Pada
tahap ketiga, sesudah dikampanyekan dan disosialisasikan kepada masyarakat tentang bahaya
penggunaan plastik, mulai ada kesadaran baru dari masyarakat dengan berhemat dan mengurangi
penggunaan plstik dan beralih kepada solusi yang ramah lingkungan. Mulai banyak restoran
yang menghilangkan penggunaan sedotan plastik setiap pembelian minuman. Sehingga hal
tersebut juga secara tidak langsung membuat masyarkat yang memang lebih nyaman minum
menggunakan sedotan akan mencari solusi yaitu sedotan berbahan dasar stainless dan bisa
digunakan berulang kali. Hal ini sudah sangat menurunkan jumlah sampah plastik meskipun
belum semua restoran seperti itu. Kampanye tanpa sedotan telah menciptakan sebuah gerakan
dan perubahan di masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungannya.

4. Tahap Trial
Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil perubahan
dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan kondisi dan situasi
yang ada, dan memudahkan untuk diterima oleh lingkungan. Dalam tahap ini setelah masyarakat
sudah menyadari bahaya yang disebabkan sampah plastik, komunitas peduli lingkungan
menawarkan solusi untuk mencapai gaya hidup ramah lingkungan. Solusinya yaitu adalah tas
ramah lingkungan berbahan dasar kain yang bisa digunakan berulang kali. Selain itu sedotan
yang sangat popular beberapa tahun belakangan ini adalah stainless straw, yaitu sedotan dengan
bahan dasar stainless yang ramah lingkungan dan bisa digunakan berulang kali (reuse). Kedua
solusi tersebut bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang sehingga bisa mengurangi
volume sampah plastik.

5. Tahap Adoption
Tahap terkahir dari perubahan yaitu proses penerimaan terhadap sesuatu yang baru
setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu
mempertahankan hasil perubahan. Pada tahap ini setelah diadakannya gerakan Jakarta Tanpa
Sedotan, Mcdonald Indonesia juga melakukan gerakan tersebut dengan berhenti memberikan
sedotan setiap pembelian soft drink. Gerakan yang diberi nama #MulaiTanpaSedotan telah
meluncurkan gerakan ini sejak 12 November 2018 di 190 gerai Mcdonald di seluruh Indonesia.
Gerakan tersebut salah satu gerakan yang bisa menyerukan masyarakat untuk membawa sedotan
yang bisa digunakan berulang kali.
Dan tentunya juga memberikan wawasan tentang pemanfaatan terhadap melakukan
penggunaan listrik dengan bijak. Banyak cara untuk memberdayakan energi listrik supaya energi
tersebut tidak dapat kerkuras dengan cepat salah satunya dengan cara energi alternatif. Dimana
energi alternatif ini dapat menjadi pengganti energi utama agar keberadaannya tetap ada. Untuk
energi listrik sendiri dapat digantikan dengan energi alternatif yaitu lewat sinar matahari.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya energi dalam
jumlah yang cukup melimpah dan banyak. Letak dari Indonesia cukup mempengaruhi yaitu
berada pada daerah katulistiwa, maka dari itu wilayah Indonesia selalu disinari oleh sinar
matahari kurang lebih 10 sampai 12 jam perhari. Seiring berjalannya waktu dan kecanggihan
teknologi energi alternatif dari sinar matahari dapat menjadi solusinya. Selain sinar matahari
yang tidak pernah habis, sinar matahari juga tidak membutuhkan banyak biaya. Sealin itu tidak
menggunakan listrik secara berlebihan. Mematikan lampu saat tidur, menggunakan AC saat
malam hari. Hal – hal kecil seperti itu sudah cukup membantu dalam pemberdayaan sumber
energi listrik agar pada masa depan cucu kita juga dapat menikmatinya.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Permasalahan mengenai lingkungan hidup ini menjadi topik yang masih dan terus populer di
dunia. Pada dewasa ini, tak dapat dipungkiri lagi bahwa lingkungan sudah mulai rusak akibat
dari perilaku manusia yang kebanyakan tidak memerdulikan lingkungannya. Mulai dari gaya
konsumsi listrik dan gaya kehidupan sehari-harinya banyak sekali yang berujung dengan
kerusakan lingkungan. Banyak yang tidak menyadari bahwa yang mereka lakukan akan merusak
lingkungan dan sebagian dari mereka memang tidak begitu peduli dengan lingkungan.

Lingkungan hidup menjadi komponen terpenting dalam keberlanjutan kehidupan. Dalam


menjaga keseimbangan lingkungan perlu adanya dukungan dari masyarakat karena sangat
berdampak baik bagi kehidupan di masa yang akan datang. Berbagai gerakan yang muncul ini
didasarkan atas rasa kecintaannya terhadap lingkungan, serta dapat mengurangi resiko perusakan
dan juga penghancuran. Banyak faktor yang mendasari adanya gerakan sosial lingkungan hidup
di Indonesia. Dalam perkembangannya, gerakan ini menjadi penting dalam mencapai supremasi
kehidupan lingkungan global. Berkaitan dengan semakin meluasnya kerusakan lingkungan,
maka mendorong timbulnya gerakan-gerakan perlindungan lingkungan untuk menyelamatkan
lingkungan kita. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki lingkungan kita, salah
satunya ialah Diet Kantong Plastik seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya.

4.2 SARAN

Untuk menyelamatkan lingkukan diperlukan keterlibatan dari banyak pihak. Maka dari itu
diharapkan bahwa seluruh pihak mampu bekerja sama dalam rangka memperbaiki lingkungan
sehingga kita tidak mewariskan lingkungan yang buruk pada anak cucu kelak. Diperlukan pula
kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan yang diharapkan mampu muncul pada setiap diri
manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Adiwijaya, M. (2008). Peran Pemerintah, Industri Ritel, dan Masyarakat dalam Membatasi
Penggunaan Kantong Plastik Sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan
Indonesia. Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra.

Neolaka, Amos. (2008). Kesadaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nofal, TQ., (2013). Diet Kantong Plastik dari Kantong Plastik ke Tas Ramah Lingkungan
(Bagoes). Semarang. Indonesia. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro.

Rahmadi, Takdir. (2014). Hukum Lingkungan. Jakarta: Rajawali Pers.

Rochwulaningsih, Yety. (2017). Dinamika Gerakan Lingkungan dan Global Environmental


Governance. Dalam Jurnal Sejarah Citra Lekha, Vol. 2, No. 2.

Rohi, Daniel. (2010). Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sebagai Upaya
Mitigasi Pemanasan Global di Indonesia, Prosiding Seminar Nasional Lingkungan
Hidup,Departemen Matakuliah Umum Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Saragih, Sitorus. S. (1983). Bunga Rampai Lingkunga Hidup. Jakarta: Usaha Nasional,
Surabaya-Indonesia

Soebagio, Atmonobudi. (2010). Penyediaan Energi Nasional secara Berkelanjutan dalam


Menyikapi Perubahan Iklim, Seminar Nasional Lingkungan Hidup, Universitas
Kristen Petra, Surabaya.

Soemirat, Juli. (2014). Kesehatan Lingkungan. Bandung: Gadjah Mada University Press.

http://yulitasusanti.blogspot.com/2014/09/kesadaran-manusia-terhadap-lingkungan.html

Anda mungkin juga menyukai