Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH KIMIA

MAKROMOLEKUL

Disusun oleh :

ABRAM HAGATA TARIGAN (No. Absen 2)


ADITYA MELANDO SIANTURI (No. Absen 4)
CINTA SABITAH (No. Absen 9)
MUHAMMAD RIADH ADRIAN (No.Absen 21)
MUHAMMAD SHENDI AMALTA (No. Absen 22)
RABIATUL ADAWIYAH (No. Absen 27)
STEPHANI (No. Absen 33)
SUHA NABILA HARAHAP (No. Absen 34)

SMA NEGERI 1 LUBUK PAKAM

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MIKROMATIK” tepat pada
waktunya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Royen Pasaribu selaku guru mata pelajara
KIMIA yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam membuat makalah ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam kata sempurna yang dikarenakan oleh
keterbatasan ilmu dan waktu yang kami miliki. Maka dari itu kritik dan saran dari pembaca
sangat diperlukan untuk kemajuan makalah kami. Semoga dengan makalah ini dapat
menambah wawasan pembaca dan pihak lain yang berkepentingan.

Lubuk Pakam, 17 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

2.2 Pengertian Biomolekul ..................................................................................................3

2.2.1 Sikap Selektif Terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Politik.........5

2.2.2 Sikap Selektif Terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Ekonomi.....6

2.2.3 Sikap Selektif Terhadap Pengaruh Kemajuan IPTEK di Bidang Sosial


Budaya...............................................................................................................................7

BAB III......................................................................................................................................8

PENUTUP.................................................................................................................................8

3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................8

3.2 SARAN............................................................................................................................8

ii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Polimer


Polimer (poli-banyak, mer bagian atau segmen) adalah senyawa senyawa yang
tersusun dari molekul sangat besar yang terbentuk melal penggabungan molekul-molekul
kecil secara berulang. Unit-unit molekul (bagian) yang bergabung secara berulang
membentuk polimer disebu monomer (mono-satu). Proses kimia penggabungan monomer-
monome secara berulang membentuk polimer disebut reaksi polimerisas
Pada umumnya molekul polimer tunggal terbentuk dari ratusan hingga ribuan (bahkan
jutaan) monomer. Jadi, polimer merupakan molekul yang sangat besar Sifat-sifat polimer,
misalnya kekuatan dan elastisitas, banyak dipengaruhi oleh panjang rantai (berat molekul).
Sebagai contoh, t leleh polimer bertambah dengan bertambahnya berat molekul (panjang
rantai) Pada suhu kamar, polimer rantai sangat pendek (100 g/mol) akan berada dalam wujud
cair. Polimer dengan berat molekul 1.000 g/mol berada dalam wujud padat lembek (way) dan
resin lunak. Polimer padat memiliki berat molekul antara 10.000 g/mol dan beberapa juta
g/mol.

1. Tata Nama Polimer.


a.Penamaan Berdasarkan Struktur
Nama polimer berdasarkan pada struktur unit pengulang poli+ (nama struktur unit
pengulang).
b.Penamaan Berdasarkan Sumber
Nama polimer berdasarkan pada nama monomer: poli+ monomer
Jika monomer memiliki kata ganda, gunakan tanda (): poli+ (nama monomer)

2. Pembuatan Polimer Sintetik


Polimer sintetik dapat dibuat melalui dua proses dasar, yaitu polimerisasi adisi dan
polimerisasi kondemasi.

3
a.Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi adalah proses kimia penggabungan molekul polekul monomer
membentuk polimer tanpa disertai pelepasan molekul molekul kecil.

Polimerisasiadusi (penambahan) dapat disebut juga sebagai polimerasi


pertumbuhan rantai. Pada umumnya, yang menjadi monomer awal (starting material)
adalah alkena dan turunannya. Polimerisasi diawali dengan pembentukan radikal bebas
(dengan bantuan Latalis) yang mengawali reaksi rantai.
1) Mekanisme Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi radikal bebas pada pembentukan polietena, sebagai contoh, dari
monomer etena berlangsung melalui tiga tahap. yaitu tahap inisiasi (pengawalan), propagasi
(pertumbuhan rantai), dan terminasi (pengakhiran)
a) Inisiasi rantat
Tahap ini diawali dengan pemutusan homolitik molekul diasil peroksida (RCOO-
OOCR) menghasilkan radikal bebas (R). Radikal bebas inilah yang mengawali reaksi rantai.

Radikal selanjutnya bereaksi dengan molekul etena membentuk radikal baru (radikal
monomer):

b) Perpanjangan rantai (chain propagation)


Radikal monomer yang terbentuk pada tahap inisiasi sangat reaktif karena kekurangan
satu elektron, sehingga dapat menyerang molekul etena yang lain menghasilkan radikal baru
berikutnya dengan rantai yang lebih panjang:

Melalui tahap yang berulang, rantai karbon dari radikal mengalami pertumbuhan
(perpanjangan) rantai:

4
c) Terminasi rantai
Radikal-radikal bereaksi untuk membentuk molekul yang stabil. Reaksi berhenti sampai pada
tahap ini.

2) Beberapa Polimer Adisi dengan Sifat-sifat dan Kegunaannya

5
6
b. Polimerisasi Kondensasi
Polimerisasi kondensasi adalah proses kimia penggabungan molekul-molekul
monomer membentuk polimer disertai dengan pelepasan molekul kecil seperti air,
ammonia, dan hidrogen klorida. Oleh karena itu, polimer yang terbentuk digolongkan
sebagai polimer kondensasi. Dalam polimerisasi ini, setiap molekul monomer harus
memiliki paling sedikit dua gugus fungsi (monomer bifungsional).
Polimer kondensasi ada yang alami. dan ada pula yang sintetik (buatan)
Beberapa contoh polimer alami adalah protein, polisakarida, dan asam
deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, DNA). Adapun beberapa contoh polimer
kondensasi sintetik adalah nilon, kevlar, dakron, dan urea-metanal.
1) Nilon
Nilon (Nylon: New York London) dikembangkan oleh tim peneliti DuPont
pada tahun 1935, Nilon adalah polimer yang dibuat melalui polimerisasi kondensasi
antara diamin dengan asam dikarboksilat. Dalam polimerisasi ini terbentuk ikatan
amida (-CO-NH-), sehingga nilon juga dikenal sebagai poliamida. Salah satu nilon
yang terpenting adalah nilon-6,6 yang terbuat dari polimerisasi kondensasi antara
heksana-1,6-diamin dengan asam heksanadioat.

2) Kevlar
Kevlar adalah poliamida aromatik dengan struktur seperti Nilon- 6,6. Dua
monomer Kevlar adalah asam benzena-1,4-dikarboksilat dan 1,4-diaminobenzena.
Penggabungan dua monomer ini disertai dengan pengenceran satu molekul air.
Poliamida adalah polimer dengan unit-unit pengulang yang terikat melalui ikatan
amida.

Bagian struktur polimer Kevlar adalah sebagai berikut:

7
Unit pengulang Kevlar adalah:

Kevlar merupakan polimer yang sangat kuat sehingga sering digunakan untuk:
a) penguat bagian tertentu pada mobil,
b) membuat tali dengan kekuatan 20 kali lipat dari kekuatan tali baja dengan berat
yang sama,
c) penguat sayap pesawat terbang, dan
d) pembuatan rompi antipeluru.
3) Dakron
Dakron (Dacron) adalah merk dagang Dupont untuk poliester polietilena
tereftalat (PET, PETE, PETP). Dakron dapat disebut juga Terilena (Terylene).
Polietilena tereftalat (PET) adalah polimer yang terbentuk dari reaksi penggabungan
monomer suatu asam dioat dengan suatu diol.
Reaksi esterifikasi:

Molekul ester yang terbentuk masih memiliki dua gugus fungsi yang tidak
bereaksi pada kedua ujungnya.

8
Reaksi keseluruhan :

Ikatan ester bersifat polar sehingga rantai polimer terikat melalui gaya tarik
dipol-dipol yang kuat. Akibatnya, PET memiliki sifat-sifat yang keras, kuat, halus,
serta tahan terhadap air dan bahan-bahan kimia. Beberapa jenis pakaian antikusut dan
mudah dikeringkan terbuat dari poliester 100%.
PET juga digunakan sebagai bahan untuk pembuatan tempat makanan dan
botol minuman, karena sifatnya yang tahan terhadap bahan kimia, nontoksik, dan
mudah dicuci
4) Urea-Metanal
Urea-metanal adalah suatu poliamida yang terbentuk melalui polimerisasi
kondensasi dari monomer-monomer urea (CO(NH)) dan metanal (HCHO).

Tahap pertama, kondensasi berulang

9
Tahap kedua, pembentukan ikatan silang. Dalam pembentukan ikatan silang, salah
satu monomer harus memiliki paling sedikit dua sisi reaktif.

Sifat-sifat polimer urea-metanal:


1) berwarna putih,
2) kuat dan kaku,
3) penghambat (insulator) listrik dan panas yang baik,
4) tahan terhadap serangan kimia, dan
5) walaupun dipanaskan, polimer ini tidak meleleh atau berubah bentuk.
Penggunaan:
Polimer ini biasa digunakan sebagai
1) bahan penyambung saluran listrik, steker, tombol listrik bercahaya, stop-kontak,
dan berbagai peralatan listrik yang lain.
2) bahan asbak dan pegangan panic
3. Struktur Polimer

10
a. Polimer LDPE dan HDPE
Polimer dengan rantai bercabang yang banyak membentuk polimer LDPE, sedangkan
polimer rantai linier dengan jumlah cabang yang sangat sedikit membentuk polimer HDPE
Percabangan mencegah polimer untuk saling merapat sehingga efisiensi kepadatan susunan
rendah Percabangan juga membuat proporsi bagian amorf yang signifikan dalam struktur
sehingga densitas polimer rendah.

Polimer HDPE mengandung rantai yang panjang dengan cabang yang sangat sedikit.
Rantai polimer tersusun rapat menjadi struktur kristalin yang luas sehingga densitas polimer
tinggi.

Oleh karena itu, jika dibandingkan dengan polimer LDPE, polimer HDPE:
1) lebih keras dan lebih kaku,
2) memiliki titik leleh yang lebih tinggi,
3) kekuatan peregangan lebih besar,
4) lebih tahan terhadap serangan kimia,
5) daya tembus gas lebih rendah.

b. Nilon dan Kevlar


Kedua polimer ini merupakan poliamida yang sulit ditegangkan. Nilon memiliki bagian
kristalin yang tidak sejajar dan yang sejajar. Dalam penggambaran nilon dan Kevlar, rantai
polimer yang sejajar saling terikat melalui ikatan hidrogen yang terbentuk antargugus amida

11
Serat Kevlar sangat kuat sehingga digunakan untuk membuat karet kuat dan rompi
antipeluru.
4. Polimer Vulkanisir
Karet vulkanisir pertama kali ditemukan oleh Charles Goodyear pada tahun 1839 dari
pengolahan karet alam. (Vulkan: Dewa api bangsa Romawi). Karet alam memiliki sifat-sifat
sebagai berikut: jika dalam kondisi panas meleleh dan lentur, sebaliknya jika dingin
mengeras dan rapuh. Karet alam akan berubah menjadi karet tervulkanisir (stabil) jika
dipanaskan dan diisi dengan S, dan bahan-bahan aditif lain. Karet vulkanisir tidak meleleh
jika panas dan tidak keras maupun tidak rapuh jika dingin.\

Pada tahun 1953, Herman Staudinger, merumuskan struktur makromolekul untuk karet
dan mendapat hadiah Nobel. Karet alam adalah polimer dari monomer isoprena (2-
metilbuta-1,3-diena) sehingga disebut sebagai poliisoprena atau poli(2-metilbuta-1,3-
diena). Polimer ini memiliki dua bentuk struktur, yaitu cis dan trans
Karet alam merupakan polimer bentuk-cis, sedangkan gutta percha (getah percha-
lateks alam) merupakan polimer bentuk-truns. Karet alam bersifat lunak dan seperti batang
sedangkan gutta percha bersifat keras dan rapuh
a. Karet alam: cis-poli(2-metilbuta-1,3-diena)

b. Gutta percha: trans-poli(2-metilbuta-1,3-diena)

12
Karet alam meleleh ketika dipanaskan, karena rantai polimer dapat menyelinap di
antara rantai yang lain. Pemanasan menyebabkan terjadinya transformasi cis menjadi trans
yang begitu luas.
Karet vulkanisir tidak mudah terkena oleh serangan kimia karena kurangnya ikatan
rangkap C-C. Karet vulkanisir mengandung ikatan silang atom S sebanyak 1-8.

Sifat-sifat karet vulkanisir bergantung pada:


1) banyaknya ikatan silang yang terbentuk di antara rantai polimer,dan
2) jumlah atom S dalam ikatan silang.
Jika karet memiliki sedikit ikatan silang atau memiliki ikatan silang dengan atom S yang
lebih banyak, karet tersebut akan lebih lunak, lebih memanjang, dan lebih elastis. Sebaliknya,
jika karet memiliki banyak ikatan silang atau memiliki ikatan silang dengan atom S yang
lebih sedikit, karet tersebut akan lebih keras, kurang memanjang, dan kurang elastis
5. Polimer Degradable (Dapat Terurai)
Polimer alam (seperti kayu dan kertas) dapat diuraikan oleh mikro- organisme
(biodegradable). Mikroorganisme dalam air dan tanah meng gunakannya sebagai makanan.
Adapun polimer sintetik (misalnya plastk) bersifat nonbiodegradable (tak dapat diuraikan
oleh mikroorginsme).

6. Penggolongan Polimer
Penggolongan polimer dapat ditinjau berdasarkan sumber, jenis reaks komposisi, struktur
rangka, penerapan, dan respons terhadap panas

13
a. Penggolongan Berdasarkan Sumber
Berdasarkan sumbernya, polimer terbagi menjadi dua kelompok yaitu polimer alami
dan polimer buatan.
1) Polimer alami
Polimer ini telah diciptakan oleh Tuhan sebagai komponen penting dalam
makhluk hidup. Makromolekul seperti polisakarida, protein, dan lemak tergolong
sebagai polimer alami. Contoh polisakarida adalah kanji, selulosa, glikogen, kitin, dan
kitosan. Kayu, sutra, karet, kertas, katun, dan wol tersusun dari polimer alami.
2) Polimer sintetik (buatan).
Polimer ini ada karena dibuat oleh manusia, contohnya adalah Mop
polietilena, polivinil klorida, dan dakron.
b. Penggolongan Berdasarkan Reaksi (untuk Polimer Sintetik)
Berdasarkan reaksi (untuk polimer sintetik), polimer terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu sebagai berikut.
1) Polimeris adisi (dari hidrokarbon tak jenuh)
2) Polimeris kondensasi
c. Penggolongan Berdasarkan Komposisi
Berdasarkan komposisinya, polimer terbagi
menjadi dua kelompok, yaitu sebagai berikut.
1) Homopolimer
Homopolimer merupakan polimer yang
mengandung satu jenis unit pengulang/monomer.
2) Kopolimer
Kopolimer merupakan polimer yang mengandung
lebih dari satu jenis unit pengulang seperti:
polimer random/acak, polimer selang-seling,
polimer blok, dan polimer bercabang. \

d. Penggolongan Berdasarkan Aplikasi (Penerapan)


Polimer alami dan buatan digunakan sebagai fiber, elastomer, plastk komposit,
perekat, dan cat. Penggunaan beberapa polimer sintetik dan alami.

14
e. Penggolongan Berdasarkan Respons terhadap Panas
1) Plastik termoplas atau plastomer (meliat panas)
Plastik termoplas adalah plastik yang meleleh ketika dipaka sehingga berubah
bentuk.Polimer ini meleleh akibat pemanasan karena memiliki percabangan yang
sedikit Sifu polimer ini yaitu rapuh dan melunak jika dipanaskan Sebagai contoh
polietilena, polipropilena, dan polistirena merupakan plank termoplas.

Elastisitas polimer, termoplas disebabkan oleh adanya ikatan silang yang berasal dari
gaya antarmolekul seperti ikatan hidrogen. Ikatan silang ini akan hilang ketika
dipanaskan pada suhu tertentu dan terbentuk kembali ketika didinginkan (elastis).
2) Plastik termoset (pengerasan panas)
Plastik termoset adalah plastik yang mengeras karena pemanasan.

15
3) Elastomer (karet vulkanisir)
Elastomer adalah material yang dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang
diberikan terhadap polimer dilepaskan. Polimer ini dapat dan tidak dapat larut, hanya
dapat mengembang jika dilarutkan dalam pelarut seperti benzena dan metil etil keton,
serta terurai jika dipanaskan hingga di atas suhu maksimumnya. Sifat-sifat unik ini
discbabkan oleh adanya ikatan silang dalam struktur molekulnya. Ikatan silang mencegah
molekul-molekul rantai panjang untuk saling menyelinap akibat pelelehan ketika
dipanaskan atau akibat pelarutan Jumlah ikatan silang dapat ditingkatkan hingga
terbentuk struktur yang kakuseperti karet kuat (ebonit).
Elastomer diperoleh dari karet mentah dengan menambahkan bahan aditif tertentu.
Karet campuran (vulkanisir) yang diperoleh biasanya pejal (tacky), termoplas, dan larut
dalam pelarut kuat Selama vulkanisasi, rantai molekul dalam karet mentah bergabung
dengan ikatan silang dalam ruang yang luas. Setelah diberi ikatan silang (vulkanisasi),
material plastik lunak kehilangan kepejalan, menjadi tidak larut dalam pelarut dan tidak
dapat menyatu ketika dipanaskan.
Berbagai jenis tumbuhan menghasilkan getah karet yang me ngandung koloid dispersi
dari cis-poliisoprena.

Cairan yang menyerupai susu ini secara khusus melimpah dalam pohon karet (Hevea).
Getah karet ini disadap ketika kulit kayu dikuak. Setelah ditampung, getah (latex) ini
dikoagulasi menjadi karet padat. Karet alam merupakan material termoplas, dengan suhu
transisi kaca -70 °C. Karet alam mentah cenderung menjadi padat dan rapuh jika dingin.

2.2. Biomolekul
1. Karbohidrat
Istilah karbohidrat dengan rumus molekul C (HO), menunjukkan bahwa atom
karbon (karbo) bergabung dengan molekul air (hidrat). Karbohidrat juga sering disebut
sebagai sakarida, sedangkan molekul- molekul kecil karbohidrat sering disebut sebagai gula.
Karbohidrat adalah senyawa organik yang paling melimpah di alam. Semua tumbuh-
tumbuhan dan hewan mensintesis dan mengolah dijum karbohidrat sebagai sumber energy
dan membaginya ke setiap sel. Tumbuh-tumbuhan mensintesis karbohidrat melalui
fotosintesis karbon dioksida dan air menjadi glukosa dan oksigen. Glukosa bergabung secara
kimiar menjadi pati dan selulosa untuk menyangga tanaman :

16
a. Klasifikasi Karbohidrat
Berdasarkan jumlah unit molekul penyusunnya,
karbohidrat digolongkan menjadi beberapa golongan, yaitu sebagai berikut.
1) Monosakarida: tersusun dari I unit karbohidrat.
2) Disakarida: tersusun dari 2 unit karbohidrat
3) Oligosakarida: tersusun dari 3-9 unit karbohidrat
4) Polisakarida (tersusun lebih dari 10 unit karbohidrat).

Jika dihidrolisis, karbohidrat akan terurai menjadi


monosakarida- monosakarida penyusunnya.
Berdasarkan jenis gugus fungsi, karbohidrat dikelompokkan menjadi aldosa
(mengandung gugus aldehid) dan ketosa (mengandung gugus keton). Berdasarkan jumlah
atom karbon, karbohidrat dikelompokkan menjadi 5 golongan, yaitu: triosa (3 atom C),
tetrosa (4 atom C), pentosa (5 atom C), heksosa (6 atom C), dan heptosa (7 atom C).
Berdasarkan bentuknya, karbohidrat dikelompokkan menjadi dua, yaitu rantai terbuka
(alifatik) dan rantai tertutup (siklik).

b. Sifat-sifat Fisik Karbohidrat


Sifat-sifat fisik karbohidrat dapat ditinjau dari wujud, rasa, kelarutannya sebagai
berikut.

c. Tata Nama Monosakarida


Monosakarida adalah kelompok kristal molekul-molekul dengan massa molekul
yang rendah, dapat larut dalam air, berasa manis, dan tidak dapat dihidrolisis menjadi
senyawa yang lebih sederhana. Akhiran -osa menunjukkan bahwa monosakarida merupakan
karbohidrat. Awalan tri-, tetra-, penta-, dan seterusnya menunjukkan jumlah atom karbon.
Ketosa juga dapat ditunjukkan dengan akhiran -ulosa, misalnya pentulosa (5 atom C). Dua
contoh monosakarida yang penting adalah glukosa dan fruktosa. Kedua monosakarida

17
tersebut terdapat dalam buah-buahan dan madu. Glukosa juga terdapat dalam darah makhluk
hidup termasuk manusia. Satu monosakarida yang lain adalah galaktosa.
Monosakarida memiliki rumus umum (CH2O)n dengan gugus fungsi karbonil dan
alkohol. Nilai n berkisar antara 3 hingga 8. Gugus fungsi karbonil terdapat pada gugus
aldehid (misalnya pada aldoheksosa) dan keton (misalnya pada ketopentosa).

d. Proyeksi Fischer, Notasi D & L, dan Stereokimia


(Isomer Ruang)
Proyeksi Fischer serta notasi D dan L menggambarkan struktur
tiga dimensi molekul sebagai struktur datar. Karbon tetrahedral
digambarkan sebagai dua garis silang. Garis horizontal mengarah
ke depan dan garis vertikal mengarah ke belakang.

1) Proyeksi Fischer aldosa


Untuk karbohidrat, aturan proyeksi Fischer
menempatkan gugus karbonil untuk aldosa di tempat teratas
dan untuk ketosa di tempat yang terdekat dari yang teratas.
Penomoran dimulai dari atom C teratas. Karbohidrat diberi
notasi D- atau L-berdasarkan stereokimia karbon khiral nomor
tertinggi pada proyeksi Fischer. Jika gugus hidroksil (-OH) dari
atom C khiral tertinggi terletak di sebelah kanan, gula ini diberi
notasi D (Latin: Dextro = sisi kanan), dan jika gugus tersebut di
sebelah kiri diberi notasi L (Latin: Levo = sisi kiri). Kebanyakan
karbohidrat di alam memiliki konfigurasi-D
a) Aldotriosa dan aldotetrosa
Gliseraldehid C_{3} aldotriosa-2,3-dihidroksipropanal) adalah karbohidrat
yang paling sederhana. Karbohidrat berikutnya adalah aldotetrosa C 4 ^ 3 2,3,4-
trihidroksibutanal). Kedua jenis gula ini juga memiliki bentuk-D dan bentuk-L

18
sebagai isomer bayangan cermin (enantiomer) satu sama lain.

b) Aldopentosa dan aldoheksosa


Aldopentosa memiliki 3 atom C khiral sehingga memiliki 8 (=2^3)
stereoisomer, yaitu 4 bentuk-D dan 4 bentuk-L.

Aldoheksosa memiliki 4 atom C khiral sehingga memiliki 16 (=2^4)


stereoisomer, yaitu 8 bentuk-D dan 8 bentuk-L.

2.) Rumus Haworth aldosa: bentuk furanosa


Bentuk siklik karbohidrat terjadi melalui pembentukan hemiasetal siklik dan
asetal campur (glikosida).

Pembentukan rantai siklik karbohidrat menjadi hemiasetal membuat pusat


khiral yang baru. Karbon hemiasetal atau ketal karbohidrat bentuk siklik disebut
karbon anomerik. Isomer karbohidrat yang hanya berbeda stereokimia atom karbon
anomerik disebut anomer. Pembentukan rantai siklik mengubah proyeksi Fischer
menjadi rumus Haworth.

19
Dalam wujud cair, glukosa mengandung gugus aldehid dalam bentuk asiklis.
Oleh karena itu, glukosa tergolong sebagai senyawa aldoheksosa (senyawa heksosa
dengan gugus fungsi aldehid). Dalam wujud padat, glukosa dalam salah satu bentuk
siklik (a atau ẞ-glukosa). Bentuk ini hanya berbeda dalam hal konfigurasi pada atom
C-1. Jika glukosa bentuk siklik (padat) dilarutkan dalam air, campuran kesetimbangan
antara bentuk siklik dan asiklik akan · terbentuk melalui mutarotasi.

3) Proyeksi Fischer dan rumus Haworth ketosa


Ketosa kurang banyak dijumpai dibandingkan dengan aldona. Proyeksi
Fischer beberapa ketosa adalah sebagai berikut:

Rumus Haworth fruktosa adalah fruktofuranosa (bentuk siklik cincin-5) dan


fruktopiranosa (bentuk siklik cincin-6).

20
Fruktosa dapat berada dalam bentuk asiklik maupun bentuk siklik cincin-6
dan cincin-5. Fruktosa mengandung satu gugus keton dalam bentuk asiklik sehingga
digolongkan sebagai senyawa ketoheksosa.

e. Disakarida
Disakarida (C12H22O11) juga merupakan molekul kristalin yang mudah larut dalam
air. Disakarida dapat dibuat dari reaksi kondensasi antara dua molekul monosakarida. Reaksi
ini disertai dengan pelepasan satu molekul air:

Senyawa-senyawa yang tergolong disakarida adalah maltose, sukrosa, dan laktosa.

Ikatan yang terbentuk antara dua monosakarida disebut ikatan glikosidik.

21
F. Polisakarida
Polisakarida adalah polimer dari banyak monosakarida C6H12O6 dengan rumus
umum (C6H10O5)n, dengan n adalah jumlah monomer (hingga ribuan). Contoh polisakarida
adalah pati dan selulosa. Pati banyak terdapat dalam padi, kentang, dan roti, sedangkan
selulosa banyak terdapat dalam buah-buahan, sayur-sayuran, katun, dan kayu.
Selulosa (polimer B-glukosa) merupakan senyawa organik yang melimpah. Ikatan
hidrogen yang banyak antarrantai menyebabkan selulosa secara kasar tampak kristalin 70%
dengan titik leleh yang tinggi (>280 °C). Selulosa merupakan komponen struktur utama pada
tanaman hijau dan kayu. Kapas (katun) adalah salah satu bentuk selulosa yang paling murni
dan telah diolah sejak zaman kuno . Kapas juga digunakan sebagai bahan baku dalam industri
material turunan selulosa dengan nilai ekonomi yang tinggi.

g. Karakterisasi Karbohidrat: Uji Kualitatif


Beberapa kegiatan laboratorium yang dapat digunakan untuk uji karbo- hidrat adalah
uji Molisch, Benedict, Fehling, Tollens, Barfoed, Seliwanoff, dan iodin.
1) Uji Molisch: tes untuk karbohidrat
Larutan atau suspensi karbohidrat ditetesi dengan larutan alfanaftol, kemudian ditetesi
dengan asam sulfat pekat seperlunya hingga terbentuk dua lapisan zat cair. Pada lapisan
bidang atas akan terbentuk warna merah-ungu.
Prosedur: Gunakan 2,0 mL larutan uji dalam tabung reaksi,tambahkan 2 tetes larutan
a-naftol 1%, campurlah, kemudian alirkan 2 mL H,SO, pekat melewati dinding tabung reaksi
menuju bagian bawah campuran. Catatlah perubahan warnanya.
2) Uji Barfoed: Uji gula pereduksi, membedakan monosakarida dengan disakarida

Prosedur: Isilah tabung reaksi dengan 2,0 mL larutan sampel uji. Selanjutnya
tambahkan 2,0 mL pereaksi Barfoed ke dalam tabung reaksi tersebut. Panaskan larutan dalam
wadah air mendidih selama 3 menit.
3) Uji Benedict: uji gula pereduksi (monosakarida dan oligosakarida)

Larutan Benedict adalah larutan berwarna biru yang mengandung ion tembaga(II). Larutan
ini digunakan untuk menguji adanya gula sederhana

22
Prosedur: Gunakan 0,5 mL larutan uji, campur dengan 5,0 mL pereaksi Benedict dalam
tabung reaksi dan selanjutnya panaskan. Adanya endapan merah menunjukkan adanya gula
pereduksi.
4) Uji Fehling: uji gula pereduksi (monosakarida dan disakarida)

Prosedur: Gunakan 0,5 mL larutan uji, campur dengan 2,0 mL pereaksi Fehling dalam
tabung reaksi dan selanjutnya panaskan. Adanya endapan merah menunjukkan adanya gula
pereduksi. Monosakarida dan disakarida (selain sukrosa) dapat mengoksidasi pereaksi
Tollens, Fehling, dan Benedict.
5) Tes lod: selulosa, pati, dekstrin

Prosedur: Tambahkan 2 tetes HCl encer ke dalam 1.0 mL larutan uji agar larutan dalam
kondisi asam. Tambahkan beberapa tetes larutan iod, catatlah perubahan warna yang terjadi.
Hangatkan larutan dan selanjutnya dinginkan. Catatlah perubahan warna yang terjadi.
Amilum, glikogen, dan selulosa dapat diidentifikasi dengan larutan iod. Suspensi
amilum bereaksi dengan iod memberikan warna biru ungu, suspensi glikogen memberikan
warna cokelat-merah, dan selulosa memberikan warna cokelat.
h. Kegunaan Umum Karbohidrat
Kebanyakan makhluk hidup mengoksidasi glukosa menjadi karbon dioksida
dan uap air untuk menghasilkan energi yang diperlukan oleh sel. Tumbuh-tumbuhan
dapat memperoleh kembali glukosa dari pati ketika diperlukan. Jadi, pati dapat
menjadi energi tersimpan yang bisa diubah menjadi energi solar di kemudian hari.
Hewan juga dapat menyimpan energi glukosa dengan mengubahnya menjadi
glikogen, suatu pati bentuk lain.
i. Kegunaan dan Sumber Beberapa Monosakarida

j. Kegunaan Karbohidrat dalam Produk Makanan


Karbohidrat memiliki fungsi yang beragam dalam produk makanan, antara
lain:
1) membantu perubahan warna roti, roti bakar, dan produk-produk roti olahan

23
2) mempermudah proses pengunyahan, memberi warna dan rasa manis pada karamel;
3) mengentalkan (misalnya saus dan puding).
Fungsi-fungsi di atas terkait dengan proses dekstrinasi, karamelisasi, dan
jelatinasi.
1) Dekstrinasi
Makanan yang dipanggang atau dibakar mengalami perubahan warna, rasa, dan aroma
karena adanya reaksi yang melibatkan protein dan gula pereduksi. Perubahan produk
makanan menjadi berwarna cokelat melalui proses ini disebut dekstrinasi. Ketika
dipanaskan, sebagian molekul-molekul asam amino dan gula bergabung, membentuk
senyawa berwarna cokelat yang mengubah warna, aroma, dan rasa.
2) Karamelisasi
Jika sukrosa (gula) dipanaskan sampai di atas titik lelehnya, maka akan terjadi
perubahan fisik menghasilkan karamel. Karamelisasi terjadi secara cepat tanpa ada
air. Pemanasan berlebih akan menyebabkan makanan menjadi pahit dan hitam.
3) Jelatinasi
Jika pati dan air dicampur dan selanjutnya dipanaskan, butiran- butiran pati
mengembang dan menyerap cairan yang mengentalkan campuran. Pada pendinginan,
jika pati yang digunakan mencukupi, akan terbentuk jel.
k. Beberapa Kegunaan yang Lain
1) Penyedap rasa. Gula, seperti sukrosa, dapat digunakan untuk menambah rasa
manis beberapa produk makanan dan minuman seperti kue, saus tomat, kecap, dan
minuman sehari-hari seperti teh, susu, dan kopi.
2) Pengawet. Gula konsentrasi tinggi dapat digunakan sebagai bahan pengawet
makanan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Gula ini digunakan dalam
produksi dendeng, selai, dan beberapa produk lain yang terkait dengan pengawetan
buah-buahan.
3) Jelling. Beberapa buah-buahan, seperti apel, kaya akan pektin yang digunakan
sebagai pembentuk jel dalam pembuatan selai.
2. Protein
Protein adalah polimer alami dalam semua makhluk hidup yang terbentuk dari
polimerisasi asam-asam amino. Oleh karena itu, protein merupakan molekul organik besar
dengan massa molekul yang besar. Beberapa jenis kuman atau virus memiliki berat molekul
hingga 40.000.000. Protein terlibat dalam kerja dan proses yang terjadi dalam tubuh makhluk
hidup.
a. Asam Amino
Struktur dasar pembentuk (building blocks) protein adalah asam amino.
Semua asam amino mengandung gugus -NH, dan -COOH (Gambar 5.44). Dalam
tubuh kita terdapat 20 jenis asam amino yang berbeda. Perbedaan spesifik antara
asam-asam amino, yang berpengaruh pada sifat-sifat protein, hanya ditentukan oleh
perbedaan rantai samping (R). Beberapa contoh asam amino dengan rantai R yang
unik adalah glisin (Gly), asam aspartat (Asp), dan fenilalanin (Phe).
b. Klasifikasi Asam Amino

24
Asam amino dapat dikelompokkan melalui tiga metode, yaitu klasifikasi
kimia, biologi (nutrisional), dan metabolik.
1) Klasifikasi kimia: didasarkan pada jumlah gugus amino dan gugus karboksil serta
kepolaran rantai samping.
Berdasarkan sifat asam-basa gugus fungsi dan kepolaran rantai samping (R),
asam-asam amino digolongkan sebagai berikut.

2) Klasifikasi biologi atau nutrisional: didasarkan pada sumbernya.


Berdasarkan sumbernya, asam amino digolongkan menjadi das golongan,
yaitu asam amino esensial dan nonesensial. Asam amino esensial tidak dapat
disintesis dalam tubuh dan harus disediakan melalui makanan, sedangkan asam amino
nonesensial adalah asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh dan tidak perlu
(tidak esensial) diperoleh dari makanan. Kekurangan asam amino esensial dapat
berpengaruh pada penyakit kurang pertumbuhan Adapun kekurangan asam amino
nonesenstal tidak berpengaruh pada pertumbuhan dan kesehatan.
Sebanyak 11 dari 20 asam amino disintesis dalam tubuh manusia dari
karbohidrat dan lipid jika tersedia sumber nitrogen yang cukup. Karena tubuh
manusia tidak mampu memproduksi 9 dari 20 asam amino, maka 9 asam amino ini
harus diperoleh dari makanan. Sembilan asam amino ini disebut sebagai asam amino
esensial.
3) Klasifikasi metabolik: didasarkan pada pentingnya fungsi asam amino dalam
tubuh.
Berdasarkan metode ini, asam amino digolongkan sebagai asam amino
glukogenik (dapat diubah menjadi glukosa), ketogenik (dapat diubah menjadi keton),
dan fungsi campuran (dapat diubah menjadi glukosa dan keton).
c. Sifat-sifat Fisik Asam Amino
Sifat-sifat fisik asam amino meliputi kelarutan, aktivitas optik, dan absorpsi
sinar ultraviolet (UV).

25
Asam amino memiliki gugus asam (-COOH) dan basa
(-NH2) sehingga bersifat amfoter. Asam amino juga sering di
gambarkan sebagai ion zwitter . Dalam struktur ion zwitter, ion
H' dari gugus karboksil (asam) berpindah ke gugus amina (basa)
membentuk gugus bemutan negatif (-COO-) dan positif (-NH3+).
Jika ke dalam larutan asam amino ditambahkan larutan
basa tetes demi tetes (pH dinaikkan), muatan positif asam amino
akan berkurang sampai netral. Penambahan basa berlebih mengubah asam amino
menjadi bemuatan negatif. Sebaliknya, penambahan larutan asam (H+, penurunan pH)
akan mengurangi muatan negatif sampai akhirnya terbentuk asam amino positif jika
penambahan H+ berlebih.

d. Peptida dan Protein


Protein adalah polimer (polipeptida) rantai panjang tak bercabang yang
mengandung lebih dari 50 asam-asam amino. Adapun polimer rantai pendek dari
asam-asam amino disebut peptida. Dua molekul asam amino bergabung membentuk
dipeptida melalui reaksi kondensasi. Ikatan kovalen yang terbentuk antara asam-
asam amino disebut ikatan peptida. Ikatan ini terbentuk ketika gugus asam (-COOH)
dari satu asam amino bergabung dengan gugus amina (NH) dari asam amino yang lain
melalui reaksi kondensasi disertai dengan pelepasan molekul air. Ikatan peptida akan
terputus melalui reaksi hidrolisis menjadi asam-asam amino penyusunnya.

Reaksi kondensasi lebih lanjut dapat dilakukan pada kedua ujung dipeptida
dengan asam amino yang lain membentuk tripeptida. Seterusnya, penggabungan

26
lebih lanjut dengan asam amino yang lain membentuk rantai panjang yang disebut
polipeptida.
Molekul protein terdiri atas satu atau lebih rantai polipeptida tak bercabang
yang tergabung melalui berbagai ikatan hidrogen atau ikatan -S-S-.
e. Klasifikasi Protein Berdasarkan Jumlah Asam Amino dan Bentuk Struktur
Berdasarkan jumlah asam amino yang menyusunnya, struktur protein
digolongkan antara lain sebagai dipeptida, tripeptida, oligopeptida, dan protein.
Berdasarkan bentuk struktur rantai peptida, polipeptida, protein digolongkan menjadi
4 golongan, yaitu struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener.

1) Protein struktur primer


Struktur primer terjadi dalam ribosom melalui proses polimerisasi kondensasi
asam-asam amino. Struktur primer merupakan rangkaian (polimer) asam-asam amino
yang tersusun secara linier dan berurutan. Berdasarkan aturan, penulisan struktur
primer dimulai dari ujung amino di sebelah kiri sampai dengan ujung karboksil di
sebelah kanan. Struktur ini mudah mengalami pelipatan membentuk struktur
sekunder.
2) Protein struktur sekunder
Struktur sekunder terjadi dalam sitosol melalui pelipatan akibat interaksi,
terutama melalui ikatan hidrogen, antarrantai polipeptida struktur primer. Struktur
sekunder menggambarkan susunan atom-atom dalam ruang dari rantai rangka
polipeptida.

3) Protein struktur tersier


Struktur tersier terbentuk dalam sitosol melalui
pengumpulan (packing) yang melibatkan rantai sekunder
dan pelarut membentuk model protein tiga dimensi.
Pembentukan struktur ini terjadi secara acak dengan
melibatkan alfa heliks dan lembaran beta. Bentuk struktur ditentukan oleh ikatan

27
hidrogen antarasam amino, ikatan ionik antara gugus R dengan muatan positif dan
negatif, dan jembatan disulfida (ikatan kovalen) S-S yang kuat.

4) Protein struktur kuartener


Interaksi protein membentuk protein kuartener terjadi dalam sitosol. Interaksi
ini melibatkan protein-protein tersier dari rantai- rantai yang berlainan seperti dalam
hemoglobin. Interaksi antarrantai terjadi melalui pembentukan ikatan hidrogen,
interaksi hidrofobik, dan pembukaan hidrofilik.

f. Klasifikasi Berdasarkan Komposisi Kimia


Berdasarkan komposisi kimianya, protein dikelompokkan menjadi protein
sederhana dan protein konjugasi.

Beberapa contoh protein konjugasi dengan posisi kimia dan peranannya dalam
tubuh.

28
g. Sifat-sifat Protein
Perubahan struktur atau urutan asam amino (denaturasi)
mengubah bentuk dan fungsi protein. Protein dapat mengalarni
denaturasi oleh adanya pemanasan, penambahan asam, basa, dan
garam dan agitasi mekanik (pengocokan). Struktur primer tidak
mengalami denaturasi. Contoh denaturasi protein dapat Anda
amati dari perubahan telur yang dipanaskan.
h. Identifikasi Protein
1) Uji Biuret
Uji Biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida. Larutan uji
ditetesi dengan NaOH, dan selanjutnya dengan larutan tembaga(II) sulfat encer.
Adanya protein ditandai dengan terbentuknya warna ungu larutan. Uji ini juga positif
untuk uren, karena urea juga mengandung ikatan peptida (-CO-NH-).
2) Uji Belerang
Unsur belerang (S) dalam protein dapat diuji dengan menambahkan larutan
NaOH pekat ke dalam larutan uji dan selanjutnya dengan menambahkan larutan
timbal asetat tetes demi tetes. Adanya belerang ditunjukkan oleh terbentuknya
endapan hitam (PbS).
3) Uji Xantoproteat
Xantoproteat digunakan untuk menguji adanya gugus fenil. Uji ini dilakukan
dengan menambahkan larutan HNO, pekat tetes demi tetes ke dalam larutan uji
dilanjutkan dengan penambahan basa. Jika penambahan HNO, mengubah warna
larutan uji menjadi kuning dan selanjutnya berubah menjadi jingga ketika dilakukan
penambahan basa, maka larutan uji mengandung protein dengan gugus fenil.
i. Kegunaan Protein

29
3. Lipid
a. Definisi Lipid
Secara kimia, lipid adalah kelompok senyawa seperti lemak
yang menyimpan energi tinggi. Lipid merupakan senyawa organik
yang terbentuk terutama dari alkohol dan asam-asam lemak yang
sergabung melalui ikatan ester
Lipid adalah biomolekul yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut-pelarut
organik seperti eter, kloroform,m benzena Lipid berperan sebagai molekul penyedia bahan
bakar, penanda, komponen hormon, membran, dan pembawa pesan (messenger) antarsel.
Lipid tersebar luas di alam baik dalam hewan maupun tumbuh-tumbuhan.
b. Klasifikasi Lipid
Berdasarkan fungsi biologinya, lipid dapat dikelompokkan menjadi:
1) Lipid simpanan: bentuk simpanan utama energi.
2) Lipid struktur: unsur-unsur struktur utama dari membran biologi.
3) Lipid sebagai penanda, kofaktor, dan pigmen.
Lipid simpanan (storage lipid) meliputi lemak (far), minyak (oil), dan lilin (wax).
(1) Lemak dan minyak tersusun dari 3 asam lemak yang masing-masing dalam ikatan ester
dengan gliserol tunggal (triasilgliserol).
(2) Lilin (wax) adalah ester rantai panjang (C-14 - C-36) asam lemak jenuh dan tak jenuh
dengan alkohol rantai panjang (C-16-C-30).
Berdasarkan komposisi kimia, lipid dikelompokkan sebagai lipid sederhana, lipid
kompleks, dan lipid turunan.

c.Asam Lemak
Asam lemak (dengan rumus molekul R-(CH2)n-COOH
dan n=4-36) adalah asam manokarboksilat ulitak rantai panjang
yang dapat diperoleh dan bidmiliais teak netral dan minyak.

30
Kebanyakan asam lemak memiliki atom karton berjumlah genap.
Hanya sedikit atam lemak yang mengandung atom C berjumlah ganjil.
Berdasarkan jenis ikatan yang terdapat dalam rantai karbon lemak dibagi menjadi dua
jenis, yaitu lemak jenuh (ikatan tunggal) dengan tantai karbon tak bercabang dan lemak
tidak Jenuh (mengandung ikatan rangkap). Lemak tak jenuh dibagi menjadi lemak
berikatan rangkap dun tunggal (mono tak jenuh, monounsaturated) dan lemak berikatan
rangkap dua lebih dari satu (poli tak jemah, polyunsaturated). Asam lemak tak jenuh
polyunsaturated memiliki 2-6 ikatan rangkap dua.
d. Tata Nama Asam Lemak
Tata nama sistematik atan JUPAC asam lemak mengacu pada jumlah atom C. dengan
atom C-karboksil diberi nomor 1. Nama senyawa dituliskan dengan menyebutkan jumlah
atom karbon, jumlah ikatan rangkap, dan posisi ikatan rangkap seperti contoh berikut:

Asam lemak dengan atom karbon genap pada umumnya mengandung 12-24 atom
karbon. Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan rangkap, sehingga jumlah ikatan
rangkap ditulis sebagai 0 tanpa ada angka dalam kurung Sebagai contoh, asam dodekanoat
ditulis sebagai 12: 0.
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-COOH: asam dodekanoat atau
12:0
Beberapa asam lemak yang terjadi dialam dengan sifat-sifat fisiknya.

31
e. Asam Lemak Omega-3, 6, dan 9
Lemak omega-3 dan lemak omega-6 ini adalah lemak tak jenuh yang mengandung
asam lemak omega. Istilah omega' mengacu pada posisi ikatan rangkap relatif terhadap atom
C-metil (disebut sebagai C-omega = C-1). Asam lemak omega-3 dan omega-6 berturut-turut
mengandung ikatan rangkap pada atom C nomor 3 dan nomor 6. Asam lemak omega-3
adalah nama populer untuk asam linolenat (ALA, 18 atom C), asam eikosapentanoat (EPA,
20 atom C), dan asam dokosaheksaenoat (DHA, 22 atom C), sedangkan asam lemak omega-6
adalah nama populer untuk asam linoleat (LA, 18 atom C) dan asam arakidonat (AA, 20 atom
C). Contoh struktur asam lemak omega- 3 dan omega-6 digambarkan seperti pada . Asam
lemak omega-3 dan omega-6 tergolong asam lemak esensial karena tidak dapat dibuat di
dalam tubuh, sedangkan asam lemak omega-9 adalah asam lemak nonesensial.

f. Sumber Asam Lemak Omega-3, 6, dan 9


Asam lemak omega-3, 6, dan 9 dapat bersumber dari hewan maupun tumbuh-
tumbuhan.

g. Manfaat Asam Lemak Omega-3, 6, dan 9 bagi Kesehatan


Asam lemak omega-3, 6, dan 9 memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan
perkembangan tubuh.

32
Walaupun asam lemak omega-3, 6, dan 9 memiliki fungsi yang berbeda di dalam
tubuh, penggabungan proporsi yang seimbang antara asam lemak esensial dengan
nonesensial berperan penting untuk menjaga kesehatan hati dan kesehatan secara umum.
Orang dewasa harus menerima 20-35% energi dari lemak melalui makanan, dengan
menghindari lemak jenuh dan trans (jelek) dan sebaliknya meningkatkan asam lemak omega-
3.
h. Gliserol dan Triasilgliserol (TAG)
Gliserol adalah alkohol trihidrat (mengandung 3 gugus -OH)
dengan nama populer gliserin. Gliserol disintesis dari glukosa di
dalam tubuh, Gliserol memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
1) Cairan seperti minyak kental tak berwarna dengan rasa manis.
2) Pemanasan dengan asam sulfat atau KHSO, (dehidrasi) menghasilkan senyawa yang
memiliki bau yang tidak sedap. Reaksi ini digunakan untuk mendeteksi tiga gliserol atau
senyawa-senyawa lain yang mengandung gliserol.
Triasilgliserol (trigliserida) adalah ester gliserol dengan tiga asam lemak yang
terbentuk melalui reaksi esterifikasi antara asam lemak dengan gliserol (Gambar 5.60). TAG,
disebut juga dengan lemak netral, tersimpan dalam adiposit (pada hewan dan edosperm) dan
sel kotiledon (pada tanaman). Mamalia mengandung lipid sebanyak 5-25% atau lebih dari
berat badannya, dengan 90% dari lipid sebagai TAG.

TAG merupakan molekul nonpolar, hidrofobik, dan tidak larut dalam air. Kebanyakan
TAG merupakan campuran yang mengandung dua atau lebih asam lemak yang berbeda.
Trigliserida sering disebut sebagai lemak jika berwujud padat dan minyak jika berwujud cair
pada suhu kamar.
i. Lemak dan Minyak
Lemak jenuh berwujud lebih padat, sedangkan lemak tak
jenuh lebih cair. Hidrogenasi lemak tak jenuh membuatnya menjadi
lebih kaku.
Lemak jenuh memiliki titik leleh yang lebih tinggi daripada
lemak tak jenuh. Sebagai contoh, tristearin (lemak jenuh) memiliki
titik leleh 72 °C, sedangkan triolein (lemak tak jenuh) memiliki titik leleh -4 °C. Struktur
molekul lemak jenuh yang lebih kompak daripada lemak tak jenuh menjadi alasan tingginya

33
titik leleh lemak jenuh dan kecenderungan lemak jenuh berwujud padat pada suhu kamar .
Adapun lemak tak jenuh cenderung berwujud cair pada suhu kamar.
J. Sumber-sumber Lemak
Lemak jenuh banyak terdapat dalam hewan, sedangkan lemak tak jenuh banyak
terdapat dalam tumbuh-tumbuhan.

k. Fungsi Lipid
Lipid memiliki fungsi kimia dan biologi. Secara kimia, lemak dan minyak pada
umumnya digunakan sebagai energi simpanan jangka panjang dalam tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Lemak merupakan sumber energi jangka panjang yang lebih efisien daripada
karbohidrat karena setiap gram lemak melepaskan energi hampir dua kali lipat dari energi
yang dilepaskan oleh gula atau pati.
Lipid juga memiliki fungsi-fungsi biologi sebagai berikut.
1) Lipid merupakan penyusun membran sel dan mengatur permeabilitas membran.
2) Lipid melindungi organ dalam, berperan sebagai material pelindung,serta memberikan
bentuk dan kehalusan tubuh.
3) Berperan sebagai sumber vitamin yang dapat larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K).
4) Asam lemak esensial berguna dalam pengangkutan kolesterol, pembentukan lipoprotein,
dan lain-lain.
5) Fosfolipid dalam mitokondria bertanggung jawab dalam pengangkutan komponen-
komponen rantai transpor elektron.
6) Fosfolipid membantu menghilangkan kolesterol dari tubuh melalui keterlibatannya dalam
penguraian kolesterol.
7) Kolesterol adalah komponen penyusun struktur membran dan mensintesis asam empedu,
hormon, dan vitamin.
8) Sumber asam lemak yang tak dapat disintesis dalam tubuh.
9) Sumber energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan karbohidrat dan protein.

i. Lilin (Lilin)
Lilin adalah ester rantai panjang (C-14 - C-36) asam lemak jenuh dan tak jenuh
dengan alkohol rantai panjang (C-16-C-30), misalnya triakontanol palmitat sebagai ester
asam palmitat dengan 1-triakontanol. Lilin juga banyak dijumpai dalam sarang lebah dan
disebut sebagai lilin lebah.

34
m. Fungsi Lilin
Lilin memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.
1) Pusat bahan bakar simpanan untuk beberapa mikroorganisme.
2) Melindungi rambut dan kulit.
3) Mencegah penguapan air berlebih pada tumbuh-tumbuhan.
4) Pelindung terhadap parasit.
5) Banyak diterapkan dalam industri, farmasi, dan kosmetik.
n. Fosfolipid
Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus-gugus turunan asam fosfat.
Fosfolipid yang paling banyak dikenal adalah fosfogliserida (gliserofosfolipid) yang banyak
terkait dengan lemak dan minyak. Fosfogliserida memiliki gugus fosfat pada salah satu
tempat asam lemak dalam trigliserida . Kelompok fosfolipid yang paling sederhana adalah
asam fosfatidat yang mengandung ester gliserol dengan dua asam lemak dan satu gugus
fosfat.

Gliserofosfolipid merupakan turunan dari asam fosfatidat, dengan mengganti X


dengan substituen tertentu. Jenis-jenis fosfolipid berdasarkan substituen X dalam gugus fosfat
pada gliserofosflipid.

Fosfatidiletanolamin (PE) sering disebut sebagai sefalin, sedangkan Fosfatidilkolin


(PC) sering disebut sebagai lesitin. Kedua jenis fosfolipid ini banyak ditemukan di dalam
tumbuh-tumbuhan dan jaringan hewan.
Seperti halnya asam fosfatidat, sefalin dan lesitin mengandung "kepala" polar dan dua
"ekor" panjang hidrokarbon nonpolar. Bagian kepala polar adalah gugus fosfat-X dan bagian
ekor nonpolar adalah dua rantai asam lemak yang terikat pada gliserol. Sefalin dan lesitin
misalnya, membentuk misel dan agregat-agregat yang lain dengan kepala polar mengarah ke
luar dan bagian ekor nonpolar terlindung di bagian dalam.
Bentuk agregat stabil yang lain adalah lipid lapis rangkap (bilayer) yang membentuk
sel hewan . Dalam lipid lapis rangkap, kepala hidrofobik menutup permukaan membran,
sedangkan ekor hidrofilik terlindung di dalamnya. Sel membran mengandung fosfogliserida

35
yang diarahkan dalam lipid lapis rangkap membentuk penghalang yang membatasi aliran air
dan zat-zat yang larut.

o. Steroid
Steroid adalah molekul polisiklik rumit yang ditemukan dalam semua tumbuh-
tumbuhan dan hewan. Steroid digolongkan sebagai lipid sederhana karena steroid tidak
mengalami hidrolisis seperti lemak, minyak, dan lilin. Steroid meliputi senyawa-senyawa
dengan variasi yang luas seperti hormon, pengemulsi, dan komponen-komponen membran.
Steroid adalah senyawa-senyawa yang strukturnya didasarkan pada sistem cincin androstan
tetrasiklik. Keempat cincin ini ditandai dengan A, B, C, dan D mulai dari cincin bagian kiri
terbawah dan atom-atom karbon diberi nomor mulai dari cincin A dan berakhir pada dua
gugus metil aksial.

Kebanyakan steroid memiliki gugus fungsi =O atau -OH pada atom C-3 dan beberapa
jenis rantai samping atau gugus fungsi yang lain pada C-17. Banyak juga yang mengandung
ikatan rangkap dari C-4 ke C-6 atau C-4, contohnya adalah androsteron dan kolesterol .
Kolesterol memiliki rantai samping pada C-17 dan ikatan rangkap antara C-5 dan C-6.

Dua senyawa steroid yang lain adalah testosteron dan estradiol. Testosteron adalah
hormon seks pria alami yang paling potensial, sedangkan estradiol adalah hormon seks
wanita yang paling potensial. Hormon seks pria dan wanita berbeda pada cincin aromatik A-
nya.

36
Pada 20 tahun yang lalu, steroid sintetik telah banyak dikembangkan. Beberapa di
antaranya memiliki potensi ratusan atau ribuan kali potensi steroid alami. Salah satu
contohnya adalah etinil estradiol, suatu hormon wanita sintetik yang lebih potensial daripada
estradiol. Etinil estradiol adalah komponen penyusun yang umum dalam kontrasepsi.

Beberapa steroid fisiologi yang paling penting adalah hormon adrenokortikal yang
dibuat melalui adrenal otak luar. Hormon adrenokortikal yang utama dalah kortisol yang
digunakan untuk penanganan penyakit-penyakit radang kulit, rematik, dan asma.

37
38
39

Anda mungkin juga menyukai