Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN EKSPERIMEN

UJI KARAKTERISTIK MEKANIK PANEL KOMPOSIT DARI LIMBAH


STYROFOAM DENGAN PENGUAT SERBUK GERGAJI DAN SERBUK
TEMPURUNG KELAPA

NAMA : DERA NAFALIA


NIM : K1C019044

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
JURUSAN FISIKA
2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3


1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................................. 3
1.2 RUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 3
1.3 TUJUAN PENELITIAN ........................................................................................... 3
1.4 BATASAN PENELITIAN ....................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4
3.1 POLIMER ................................................................................................................. 4
3.2 KARAKTERISTIK STYROFOAM ........................................................................... 4
3.3 KARAKTERISTIK KOMPOSIT ............................................................................. 5
3.4 UNIVERSAL TESTING MACHINE .......................................................................... 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 8
3.5 ALAT DAN BAHAN ............................................................................................... 8
3.6 DIAGRAM ALIR ..................................................................................................... 8
3.7 PROSES PEMBUATAN PANEL KOMPOSIT ....................................................... 9
3.8 PROSES PENGUJIAN KARAKTERISTIK MEKANIK PANEL KOMPOSIT ..... 9
3.8.1 Pengujian Kuat Tarik (Strength Test) ................................................................ 9
3.8.2 Pengujian Daya Tekan (Compression Test) ....................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 11
3.9 HASIL PEMBUATAN PANEL KOMPOSIT ........................................................ 11
3.10 HASIL PENGUJIAN MEKANIK PANEL KOMPOSIT ..................................... 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 14
3.11 KESIMPULAN ..................................................................................................... 14
3.12 SARAN ................................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Data dari Environmental Protection Agency (EPA) menyebutkan bahwa
styrofoam adalah limbah berbahaya terbesar ke-5 di dunia. Oleh karena itu, diperlukan
upaya untuk mengatasi permasalahan limbah styrofoam, salah satunya dengan
memanfaatkan limbah styrofoam sebagai bahan komposit.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana nilai kuat tarik komposit dari limbah styrofoam dengan penguat
serbuk gergaji dan serbuk tempurung kelapa?
2. Bagaimana nilai daya tahan komposit dari limbah styrofoam dengan penguat
serbuk gergaji dan serbuk tempurung kelapa?
3. Berapa perbandingan komposisi bahan terbaik untuk pembuatan komposit dari
limbah styrofoam dengan penguat serbuk gergaji dan serbuk tempurung kelapa?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Berdasar rumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui nilai kuat tarik komposit dari limbah styrofoam dengan penguat
serbuk gergaji dan serbuk tempurung kelapa.
2. Mengetahui nilai daya tahan komposit dari limbah styrofoam dengan penguat
serbuk gergaji dan serbuk tempurung kelapa.
3. Mengetahui komposisi bahan terbaik untuk pembuatan komposit dari limbah
styrofoam dengan penguat serbuk gergaji dan serbuk tempurung kelapa.

1.4 BATASAN PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Sampel panel komposit yang dibuat dan digunakan dalam penelitian ini
berbentuk silinder pejal dengan diameter 6 cm dan panjang 2 cm melalui metode
cetak (hand lay up).
2. Pengujian karakteristik mekanik dilakukan menggunakan Universal Testing
Machine (UTM) yang mencakup uji kuat tarik (strength test) dan uji daya tahan
(compression test).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 POLIMER
Polimer dibuat dengan mengikat molekul-molekul kecil yang disebut monomer
menjadi polimer dengan proses polimerisasi. Proses ini membentuk ikatan kovalen antar
monomer sehingga terbentuk ikatan yang kuat. Dengan katalis atau proses tertentu,
polimer dapat memiliki struktur yang linier, bercabang, rantai yang pendek, maupun
gabungan dari beberapa struktur tersebut. Polimer berdasarkan sumbernya dapat
dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu
1. Polimer alam, yaitu polimer yang terjadi secara alami. Contohnya ialah karet
alami, amilum dalam beras, protein dalam daging, dan selulosa dalam kayu.
2. Polimer semi sintetik, yaitu polimer hasil modifikasi polimer alam dan bahan
kimia. Contohnya ialah selulosa nitrat.
3. Polimer sintesis, yaitu polimer yang dibuat melalui polimerisasi monomer-
monomer polimer. Jenis polimer ini dikembangkan oleh kimiawan
berkebangsaan Belgia yaitu Leo Baekeland. Pengembangan polimer sintesis
dimulai sejak permulaan abad ke-19 Masehi. Polimer sintesis yang pertama kali
bernilai komersial ialah damar dengan kandungan fenol formaldehida.
Berdasar banyak rantai karbonnya, polimer dibedakan dalam beberapa kelompok
sebagaimana padaTabel II.1

Tabel II.1 Klasifikasi Polimer Berdasarkan Banyaknya Rantai [ ]

No. Banyak Rantai Karbon Klasifikasi


1. 1~4 Gas (LPG, LNG)
2. 5 ~ 11 Cair (Bensin)
3. 9 ~ 16 Air dengan viskositas rendah
4. 16 ~ 25 Air dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
5. 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
6. 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll.)

3.2 KARAKTERISTIK STYROFOAM


Polistiren (PS) merupakan polimer bergugus aromatik yang mudah disintesis dari
monomernya, stiren. Salah satu bahan yang banyak mengandung polistiren adalah
styrofoam. Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan styrofoam ini terdiri dari 90-
95% polystyrene dan 5-10% gas n-butana. Polystyrene bersifat sangat amorphous dan
tembus cahaya, mempunyai indeks refraksi tinggi, sukar ditembus oleh gas kecuali uap
air. Data dari Environmental Protection Agency (EPA) menyebutkan bahwa styrofoam
[ ]
adalah limbah berbahaya terbesar ke-5 di . Oleh karena itu, diperlukan upaya
untuk mengatasi permasalahan limbah styrofoam, salah satunya dengan
memanfaatkannya sebagai bahan komposit.

3.3 KARAKTERISTIK KOMPOSIT


Komposit merupakan bahan yang dihasilkan dari gabungan dua atau lebih bahan
dasar yang disusun sehingga mendapatkan bahan yang baru. Sifat bahan komposit sangat
dipengaruhi oleh sifat dan distribusi unsur penyusun, serta interaksi antara keduanya[ ] .
Parameter lain yang mungkin mempengaruhi sifat bahan komposit adalah bentuk, ukuran,
orientasi, dan distribusi dari penguat (filler) dan berbagai ciri-ciri dari matriks [ ]. Sifat
suatu bahan pengisi akan kompatibel dengan matriks polimer, dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain, ukuran partikel suatu bahan pengisi, dimana ukuran partikel suatu
bahan pengisi yang kecil dapat meningkatkan derajat penguatan polimer dibandingkan
dengan ukuran yang lebih besar. Demikian juga semakin kecil ukuran partikel semakin
tinggi ikatan antara bahan pengisi dengan matriks polimer. Jumlah luas permukaan dapat
ditingkatkan dengan adanya permukaan yang berpori pada permukaan bahan pengisi
demikian juga halnya dengan penambahan nano filler dapat meningkatkan sifat mekanik
dan termal komposit [ ]. Sifat mekanik merupakan salah satu sifat bahan komposit yang
penting untuk dipelajari. Untuk aplikasi struktur, sifat mekanik ditentukan oleh pemilihan
bahan[ ].

3.4 UNIVERSAL TESTING MACHINE


Dikenal sebagai Universal Testing Machine karena mesin ini digunakan untuk
memperlihatkan beberapa jenis tes properti mekanik yang berbeda, biasanya daya tarik,
daya tekan, daya lentur, atau daya potong. Sebuah mesin tes universal terdiri dari dua
kolom penahan beban vertikal yang dipasang dengan batang horizontal tetap dan batang
horizontal bergerak. Cara yang dilakukan untuk mengetahui nilai kuat tarik material pada
pengujian ini adalah dengan menarik material yang akan diuji. Pengujian material
digunakan untuk mengetahui tegangan leleh, tegangan maksimum material, sehingga nilai
kuat tarik dan mutu material dapat diketahui.
Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dan perubahan-
perubahannya dari suatu material terhadap gaya tarik yang diberikan. Hasil yang
diperoleh dari proses pengujian tarik adalah kurva tegangan, regangan, parameter
kekuatan, dan perpanjangan. Pada pengujian ini, gaya tarik yang diberikan secara kontinu
dan pelan-pelan bertambah besar bersamaan perpanjangan yang dialami benda uji. Gaya
tarik yang diberikan secara perlahan diulai dari nol dan berhenti pada tegangan
maksimum (maximum stress) benda uji. Maximum stress merupakan batas kemampuan
maksimum material mengalami gaya tarik dari luar hingga mengalami fracture (patah),
sedangkan yield stress merupakan batas kemampuan maksimum material untuk
mengalami pertambahan panjang sebelum material mengalami fracture. Kekuatan tarik
juga dapat diketahui melalui persamaan

Keterangan
: Tegangan (N/cm )
: Beban maksimum yang diberikan (kN)
: Luas penampang (cm )

Gambar II.1 Skema Uji Tarik UTM

Pada prinsipnya, Universal Testing Machine akan menarik material yang diuji hingga
putus. Setelah itu, parameter akan menampilkan nilai atau data maksimal kekuatan pada
material tersebut. Selain itu, dapat diketahui perbandingan panjang objek sebelum dan
setelah proses dilakukan dengan persamaan regangan

= × 100%

Keterangan
: Regangan (%)
: Panjang akhir (cm)
: Panjang awal (cm)
Pada pengujian daya tekan diperlukan material dengan volume. Pengujian
dilakukan dengan meletakkan material pada bagian lower plate pada mesin, kemudian
UTM akan memberi gaya tekan pada material tersebut.

Gambar II.2 Skema Uji Daya Tekan UTM

Daya tekan benda uji dapat diketahui melalui persamaan

Keterangan
: Tegangan (N/cm )
: Gaya tekan maksimum yang diberikan (kN)
: Luas penampang (cm )
Setelah material ditekan, parameter data pada monitor akan menampilkan hasil dari
proses pengujian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.5 ALAT DAN BAHAN


Pembuatan panel komposit dari limbah styrofoam diperlukan alat dan bahan sesuai pada
Tabel III.1

Tabel III.1 Alat dan Bahan

No. Alat Keterangan


1. Universal Testing Machine Untuk uji karakteristik mekanik panel
(UTM) komposit
No. Bahan Keterangan
1. Limbah Styrofoam Sebagai bahan baku komposit
2. Semen Putih Sebagai bahan perekat panel komposit
3. Serbuk Gergaji Sebagai bahan penguat panel komposit
4. Serbuk Tempurung Kelapa Sebagai bahan penguat panel komposit

3.6 DIAGRAM ALIR

Gambar III.1 Diagram Alir Penelitian


3.7 PROSES PEMBUATAN PANEL KOMPOSIT
Proses pembuatan panel komposit dengan penguat serbuk gergaji dilakukan dalam
beberapa tahap. Pertama, disiapkan alat dan bahan yang diperlukan, meliputi wadah
campuran, batang pengaduk, cetakan, limbah styrofoam yang sudah dicacah, semen putih,
serbuk gergaji, dan serbuk tempurung kelapa. Langkah kedua, diukur masing-masing
bahan sesuai komposisi yang dibutuhkan menggunakan sistem fraksi volume
sebagaimana pada Tabel III.2

Tabel III.2 Variasi Komposisi Panel Komposit (%)

Bahan S1 S2 S3 S4
Limbah Styrofoam 10 40 40 20
Semen Putih 60 50 50 60
Serbuk Gergaji 30 10 - -
Serbuk Tempurung Kelapa - - 10 20

Kemudian, masing-masing komposisi bahan dituangkan dalam wadah campuran.


Campuran diaduk hingga tercampur merata, setelahnya dituang dalam cetakan. Campuran
dikeringkan 8-9 jam dalam suhu ruang. Sampel yang sudah kering dilepas dari cetakan
dan siap digunakan.

3.8 PROSES PENGUJIAN KARAKTERISTIK MEKANIK PANEL KOMPOSIT


Proses pengujian karakteristik mekanik panel komposit dari limbah styrofoam dilakukan
menggunakan Universal Testing Machine (UTM). Pengujian karakteristik mekanik yang
dilakukan meliputi uji kuat tarik (strength test) dan uji daya tekan (compression test).

3.8.1 Pengujian Kuat Tarik (Strength Test)


Proses pengujian kuat tarik dimulai dengan Universal Testing Machine dinyalakan.
Spesimen dipasangkan dan dijepit pada pencekam alat uji tarik. Spesimen perlu
dipastikan lurus dan tegak lurus dengan pencekam bagian bawah agar tidak lepas dari
pencekam. Setelahnya, diatur standar pengujian tarik yang sesuai, ditunggu hingga
spesimen mengalami fracture. Setelah patah, spesimen dilekatkan kembali dan diukur
panjangnya menggunakan jangka sorong. Hasil dalam bentuk grafik akan muncul pada
monitor komputer.

3.8.2 Pengujian Daya Tekan (Compression Test)


Sebelum pengujian daya tekan, spesimen diratakan permukaannya dengan amplas agar
tepat menempel dengan rata seluruh permukaannya dengan plat tekan pada mesin.
Kemudian, spesimen diukur kembali dimensi panjangnya sehingga dapat dihitung luas
penampang yang tertekan oleh mesin dan diperoleh daya tekannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.9 HASIL PEMBUATAN PANEL KOMPOSIT


Hasil eksperimen pembuatan panel komposit dari limbah styrofoam dengan penguat
serbuk gergaji dan serbuk tempurung kelapa diperlihatkan pada Tabel IV.1

Tabel IV.1 Hasil Eksperimen Pembuatan Panel Komposit

Sampel Komposisi (%)


No. (d = 6 cm, l = Hasil Pembuatan Keterangan
2 cm) Sty Se SG ST
1. Sampel 1 10 30 60 - Kering total
dalam waktu 9
jam.
Tekstur padat,
warna putih,
dan tidak
terbentuk
rongga.

2. Sampel 2 40 10 50 - Kering total


dalam waktu 9
jam.
Tekstur padat,
warna putih,
dan terbentuk
rongga.
3. Sampel 3 40 50 - 10 Kering total
dalam waktu 9
jam.
Tekstur padat,
warna sedikit
gelap, dan
terbentuk
sedikit rongga.

4. Sampel 4 20 60 - 20 Kering total


dalam waktu 9
jam.
Tekstur padat,
warna gelap,
dan terbentuk
rongga

Hasil eksperimen pembuatan panel komposit pada sampel 1 dengan komposisi styrofoam
hanya 10%, semen putih 30%, dan serbuk gergaji mencapai 60% menunjukkan tidak
terbentuknya rongga. Sedangkan pada sampel 2 dengan komposisi styrofoam sebanyak
40%, semen putih 10%, dan serbuk gergaji 50% menunjukkan terbentuknya rongga.
Terbentuknya rongga dipengaruhi oleh komposisi banyak sedikitnya styrofoam yang
ditambahkan tanpa ada proses kompaksi. Pada sampel 3 dan 4 juga berlaku keadaan yang
sama. Warna yang lebih gelap diakibatkan oleh warna alami dari serbuk tempurung
kelapa yang cenderung berwarna tua.

3.10 HASIL PENGUJIAN MEKANIK PANEL KOMPOSIT


Hasil pengujian kuat tarik spesimen panel komposit dari limbah styrofoam dapat dilihat
pada tabel Tabel IV.2

Tabel IV.2 Hasil Pengujian Kuat Tarik Spesimen Panel Komposit


Sampel Parameter Uji Satuan Hasil Uji
1 Panjang x Diameter lingkaran
Beban Tarik Maksimum kN
Kuat Tarik N/
2 Panjang x Diameter lingkaran
Beban Tarik Maksimum kN
Kuat Tarik N/
3 Panjang x Diameter lingkaran
Beban Tarik Maksimum kN
Kuat Tarik N/
4 Panjang x Diameter lingkaran
Beban Tarik Maksimum kN
Kuat Tarik N/

Sedangkan untuk hasil regangan panel komposit ditunjukkan pada tabel Tabel IV.3

Tabel IV.3 Hasil Perhitungan Regangan Panel Komposit

Panjang Awal Panjang Akhir Regangan


Sampel
(cm) (cm) (%)
1
2
3
4

Hasil pengujian daya tekan spesimen panel komposit dari limbah styrofoam dapat dilihat
pada grafik
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

3.11 KESIMPULAN
Pembuatan panel komposit dengan limbah styrofoam tanpa proses kompaksi
mempengaruhi sifat fisik material. Semakin banyak filler yang digunakan, maka
sifat mekanik material semakin baik.

3.12 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

[1]
[2] Najmudin Fauji, Eri Widianto. (2018). Fabrikasi Membran Polimer Berbasis Limbah
Styrofoam sebagau Elektrolit pada Baterai Terbarukan. Barometer, Volume 3 No.1,
Halaman 119 – 121.
[3] Bhagwan D., Agarwal. (1980). Analysis and Performance of Fiber Composite. John
Wiley & Sons. New York.
[4] Mathew, F. L., and R.D. Rawlings. (1994). Composite Materials: Engineering and
Science. Chapman & Hall. London.
[5] Bukit, N. (2012). Mechanical And Thermal Properties Of Polypropylene Reinforced
By Calcined And Uncalcined Zeolite, Makara, Teknologi, 16 (2) : 121-128.
[6] Nicolais, L., et.al. (1993). Science and Technology of Polymer Composite. Di dalam
Guineri Akovali (editor). The Interfacial Interaction in Polymer Composites.
NATOASI Series. Netherlands.

Anda mungkin juga menyukai