Anda di halaman 1dari 7

MANAGEMENT CASUS : PENURUNAN SUHU TUBUH

PADA ANAK DENGAN DEMAM THYPOID

Uswah Nurkhasanah1, H. Taamu1, Lena Atoy1


1
Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan

ABSTRAK

Demam Thypoid adalah adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan
pada pencernaan, dan gangguan kesadaran (Lestari, 2016). Pemberian kompres
hangat didaerah axilla mempunyai pengaruh yang baik dalam menurunkan suhu
tubuh pada anak demam karena didaerah tersebut memiliki pembuluh darah yang
besar. Di Indonesia pada tahun 2013 jumlah penderita demam thypoid sebesar
9.747 kasus pada penderita rawat inap (Kemenkes, 2013). RSUD Kota Kendari
mencatat bahwa penderita thypoid pada anak tahun 2016 sebanyak 199 kasus,
tahun 2017 sebanyak 234 kasus, dan pada tahun 2018 sebanyak 229 kasus
(Rekam Medik dn SIRS RSUD Kota Kendari). Tujuan: Untuk menggambarkan
asuhan keperawatan pada anak demam thypoid dalam penurunan suhu tubuh.
Metode: Pada penelitian ini peneliti menggunakan penelitian deskriptif yaitu
dengan studi kasus. Hasil: Diagnosa Keperwatan yaitu hipertermi berhubungan
dengan penyakit. Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam didapatkan
evaluasi hasil suhu 37,0ºC, nadi 100 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit, tekanan
darah 110/70 mmHg, dan tidak ada peningkatan suhu kulit. Kesimpulan: kompres
hangat dapat mengatasi peningkatan suhu tubuh.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan demam thypoid, anak, kompres hangat

PENDAHULUAN Angka kejadian kasus demam


Demam thypoid adalah infeksi thypoid di Indonesia diperkirakan
yang mengancam jiwa yang rata-rata 900.000 kasus pertahun
disebabkan oleh bakteri Salmonella dengan lebih dari 20.000 kematian.
Thypi. Diperkirakan 11-20 juta orang Berdasarkan Profil Kesehatan
sakit karena thypoid dan 128.000 Indonesia tahun 2011 jumlah
sampai 161.000 orang meninggal kejadian demam thypoid dan
dunia setiap tahunnya akibat parathypoid di Rumah Sakit adalah
menderita thypoid. Masyarakat 80.850 kasus pada penderita rawat
miskin dan kelompok rentan inap dan 1.013 diantaranya
termasuk anak-anak beresiko tinggi meninggal dunia (Depkes RI, 2011).
terserang penyakit thypoid (WHO, Sedangkan pada tahun 2012
2017). Demam tifoid (enteric fever) penderita demam thypoid dan
adalah penyakit infeksi akut yang parathypoid sejumlah 41.081 kasus
biasanya mengenai saluran pada penderita rawat inap dan jumlah
pencernaan dengan gejala demam pasien meninggal dunia sebanyak
yang lebih dari satu minggu, 276 jiwa (Depkes RI, 2012). Pada
gangguan pada pencernaan, dan tahun 2013 diperkirakan jumlah
gangguan kesadaran (Lestari, 2016). penderita demam thypoid dan
parathypoid sebesar 9.747 kasus lebih dari 37,8ᵒC (100ᵒF) peroral atau
pada penderita rawat inap 38,8ᵒC (101ᵒF) per rektal yang
(Kemenkes RI, 2013) sifatnya menetap karena faktor
Menurut laporan Dinas Kesehatan eksternal (Ilmiah, 2016), Penanganan
Provinsi Sulawesi Tenggara bahwa terhadap demam dapat dilakukan
tahun 2014 yang menderita demam dengan tindakan farmakologis,
thypoid sebanyak 3.828 (1,59%) tindakan nonfarmakologis maupun
penderita (Dinkes Sultra, 2014), kombinasi keduannya. Tindakan
sedangkan menurut data tahun 2016 farmakologis yaitu memberikan
sebanyak 4.641 (2,5%) orang yang antipiretik, sedangkan tindakan
mengidap penyakit demam thypoid nonfarmakologis yaitu tindakan
(Dinkes Sultra, 2016). Selain itu, tambahan dalam menurunkan panas
data yang diperoleh dari Dinas setelah pemberian antipiretik.
Kesehatan Provinsi pada tahun 2017, (Kania, 2007)
pasien anak yang menderita demam Hipertermi jika tidak ditangani
thypoid sebanyak 780 (1,39%) kasus. dengan segera dapat menyebabkan
Hal ini disebabkan karena kurangnya dehidrasi yang akan menganggu
perilaku hidup bersih dan sehat keseimbangan elektrolit dan dapat
(PHBS) (Dinkes Sultra, 2017). Pada menyebabkan kejang. Kejang
laporan tahunan RSUD Kota berulang dapat menyebabkan
Kendari, penderita Demam thypoid kerusakan sel otak yang
pada tahun 2016 sebanyak 199 mengakibatkan gangguan tingkah
kasus, tahun 2017 sebanyak 234 laku pada anak, serta dehidrasi berat
kasus, dan pada tahun 2018 sebanyak dapat menyebabkan syok dan dapat
229 kasus (Rekam Medik dan SIRS berakibat fatal hingga berujung
RSUD Kota Kendari) kematian (Wijayahadi, 2011) melihat
Salmonella thypi yang masuk ke begitu berbahayanya hipertermia
dalam tubuh sebagian dimusnahkan pada demam thypoid jika tidak
oleh asam lambung dan sebagian segera diberikan tindakan untuk
masuk ke usus halus, setelah menurunkan suhu tubuh, maka perlu
menembus epitel usus, berkembang diketahui cara penanganan
biak dan masuk ke kelenjar getah hipertermia yang benar pada anak
bening. Selain itu kuman masuk juga dengan demam thypoid.
ke peredaran darah dan masuk ke
organ-organ terutama hepar dan METODE PENELITIAN
sumsum tulang belakang yang Desain penelitian yang digunakan
dilanjutkan dengan pelepasan kuman adalah penelitian deskriptif.
dan endotoksin. Endotoksin yang Penelitian dilakukan di RSUD Kota
beredar hingga aliran darah sistemik Kendari selama 3 hari. Subyek studi
memicu pelepasan protein pirogen kasus dalam penelitian ini adalah
endogen (protein dalam sel) yang anak usia sekolah (6 – 14 tahun)
mempengaruhi pusat pengantar suhu yang mengalami gangguan kesehatan
tubuh didalam otak sehingga muncul dengan diagnosa medis demam
hipertermia yang remitten (Widagdo, thypoid atau typhoid abdominalis
2011) dalam penurunan suhu tubuh, Pasien
Hipertermi merupakan keadaan yang mendapatkan perawatan dengan
ketika individu mengalami atau demam thypoid yang memiliki
beresiko mengalami kenaikan suhu masalah keperawatan peningkatan
suhu tubuh di RSUD Kota Kendari, Evaluasi yang dilakukan pada
Pasien dalam kesadaran baik tanggal 15 Mei 2019 jam 18.30,
(compos mentis), Pasien yang belum untuk mengatasi masalah
diberikan antipiretik, Tanda-tanda keperawatan hipertermi berhubungan
vital dalam batas normal sampai dengan infeksi salmonella thypi
tidak normal, Pasien dengan dengan memperlihatkan pasien
peningkatan suhu tubuh, Orang tua dengan keadaan umum sedang,
pasien bersedia untuk menjadi hipertermi tidak ada, tanda-tanda
responden. Peneliti menggunakan vital dalam batas normal dengan
instrument dan wawancara observasi suhu 37,0ºC, nadi 100 x/menit,
sebagai instrument penelitian ini. pernapasan 20 x/menit, dan tekanan
Alat ukur yang digunakan yaitu darah 110/70 mmHg, dan tidak ada
wawancara langsung secara peningkatan suhu kulit.
terstruktur dengan pedoman
wawancara berdasarkan NIC dan PEMBAHASAN
NOC yang dilakukan dengan Pengkajian
mengenai keluhan klien tentang Pada studi kasus pada An N yang
peningkatan suhu tubuh saat dirawat. dilakukan pada tanggal 13 Mei 2019,
dengan melakukan wawancara
HASIL STUDI KASUS dengan keluarga pasien, pemeriksaan
Hasil pengkajian inisial An. N fisik dan melihat catatan rekam
jenis kelamin perempuan, tanggan medik pasien. Hasil pengkajian
pengkajian 13 mei 2019. Umur 9 sebagai berikut:
tahun, RM 20-69-90. Pasien datang a. Data subjektif An N adalah ibu
kerumah sakit dengan keluhan pasien mengatakan anaknya
demam sejak 4 hari yang lalu yang demam, demamnya naik turun
bersifat naik turun demam mulai dan An tidak mau makan.
dirasakan pasien menjelang sore hari b. Data objektif yang ditemukan
disertai sakit kepala, batuk, dan nafsu adalah keadaan umum lemah,
makan berkurang serta mual dan suhu 38,7ºC, nadi 135 x/menit,
muntah. Sebelumnya ibu pasien telah pernapasan 32 x/menit, tekanan
memberikan obat paracetamol tetapi darah 100/70 mmHg, kulit An N
demam pasien tidak kunjung turun. teraba panas, pasien juga tampak
Pada saat dilakukan pengkajian, murung, gelisah dan pucat. Berat
tanda-tanda vital tekanan darah badan pasien 21 kg, tinggi badan
100/70 mmhg, suhu 38,7ºC, nadi 123 cm, lingkar kepala 50 cm,
135x/menit, pernapasan 32x/menit, lingkar lengan atas 16 cm dan
pasien masih demam disertai kulit lingkar dada 56 cm, pola eliminasi
terasa panas, sakit kepala dan nyeri An N BAB 1-2 x/hari dengan
ulu hati dan pasien tidak mau makan. konsitensi cair, pada BAK ± 4
Berdasarkan data dari pengkajian x/hari dengan warna kecoklatan.
yang dilakukan merujuk pada Pada pemeriksaan diagnostik
batasan karakteristik hipertermi pada yaitu pemeriksaan imunoserologi
diagnosa keperawatan NANDA. pada tes widal Salmonella typhi O
Maka terdapat kesesuain data dari di dapatkan hasil 1/320
pengkajian dengan diagnosa Berdasarkan teori dan studi kasus
keperawatan tersebut. peneliti diatas peneliti mendapatkan
menegakkan diagnosa hipertermi. kesenjangan pada pemeriksaan fisik
yaitu, tidak terdapat distensi Intervensi Keperawatan
abdomen, tidak terdapat turgor kulit Untuk intervensi yang
menurun, tidak terdapat lesi pada dilakukan hanya memfokuskan pada
kulit, tidak terdapat nyeri tekan dan tindakan keperawatan yaitu
tidak terjadi penurunan bising usus. penurunan suhu tubuh dimana tujuan
Sedangkan pada teori terdapat ini sesuai dengan tujuan yang telah
distensi abdomen, turgor kulit ditetapkan pada teori yang diambil
menurun, lesi pada kulit, terdapat dari NOC yaitu hipertermi tidak ada,
nyeri tekan dan terjadi penurunan peningkatan suhu kulit tidak ada dan
bising usus. tanda-tanda vital dalam batas normal.
Dalam penelitian ini, intervensi
Diagnosa Keperawatan keperawatan yang diberikan pada An
Pada beberapa diagnosa yang N adalah:
mungkin muncul pada pasien demam a. Kaji tanda-tanda vital
thypoid ditegakkanlah diagnosa b. Kompres hangat pada axilla
hipertermi berhubungan dengan pasien (40-46ºC)
infeksi salmonella thypi pada pasien c. Anjurkan keluarga untuk menutup
An N karena dari data yang pasien dengan pakaian ringan
ditemukan pada saat pengkajian, data d. Atur diet yang diperlukan (yaitu
mengenai hipertermi lebih banyak menyarankan cukup kalori, tinggi
atau dominan sehingga penulis protein dan rendah serat)
mengangkat diagnose hipertermi e. Kolaborasi pemberian obat atau
berhubungan infeksi salmonella cairan IV (misalnya antipiretik
thypi. dan antibiotic).
Penulis tidak mengangkat Pada intervensi kolaborasi
diagnosa resiko kekurangan volume pemberian obat agen anti mengigil
cairan dan kerusakan integritas kulit tidak diberikan kepada pasien karena
pada kasus ini karena batasan- dokter tidak menyarankan dan tidak
batasan karakteristik yang terdapat meresepkan obat anti menggigil
pada masing-masing diagnosa tidak Dalam beberapa intervensi yang
memenuhi syarat ditegakkanya suatu ada pada teori, penulis hanya
diagnosa karena sesuai dengan data- mengambil beberapa intervensi
data yang didapat dari hasil dengan menyesuaikan kondisi klien,
pengkajian. Serta apabila hipertermi serta ada beberapa intervensi pada
telah teratasi maka diagnosa resiko teori sudah mencakup beberapa
kekurangan volume cairan dan tindakan sehingga intervensi yang
kerusakan integritas kulit tidak akan direncanakan untuk pasien hanya
terjadi. memfokuskan pada penurunan suhu.
Penegakkan diagnosa
hipertermi disesuaikan dengan judul Implementasi Keperawatan
dari Karya Tulis Ilmiah ini yaitu Implementasi keperawatan yang
mengenai penurunan suhu tubuh dapat penulis lakukan pada An. N
sehingga penulis memfokuskan data pasien dengan demam thypoid
serta penegakkan diagnosa adalah:
hipertermi yang mungkin muncul. a. Mengkaji tanda-tanda vital
b. Kompres hangat pada axilla
pasien (40-46ºC)
c. Menganjurkan keluarga untuk maka penulis menarik kesimpulan
menutup pasien dengan pakaian sebagai berikut:
ringan 1. Pengkajian keperawatan
d. Mengatur diet yang diperlukan dilakukan dengan metode
(yaitu menyarankan cukup kalori, wawancara, observasi, dan
tinggi protein dan rendah serat) dengan melihat catatan rekam
e. Kolaborasi pemberian obat atau medik pasien. Pada An N
cairan IV (misalnya antipiretik ditemukan data subjektif adalah
dan antibiotic). ibu pasien mengatakan anaknya
Dalam penelitian ini tindakan demam, demamnya naik turun
keperawatan yang diberikan pada An dan An tidak mau makan.
N selama 3 x 24 jam yaitu pada Sementara data objektif yang
tanggal 13 sampai dengan 15 Mei ditemukan adalah keadaan umum
2019. lemah, suhu 38,7ºC, nadi 135
Dimana dalam melakukan x/menit, pernapasan 32 x/menit,
kompres pada daerah axilla peneliti tekanan darah 100/70 mmHg,
melakukannya sebelum pasien kulit An N teraba panas, pasien
diberikan obat antipiretik dan juga tampak murung, gelisah dan
kompes hangat (40-46ºC) dilakukan pucat. Berat badan pasien 21 kg,
selama 20 menit. Implementasi pada tinggi badan 123 cm, lingkar
studi kasus ini pelaksanaannya tidak kepala 50 cm, lingkar lengan atas
bertentangan dengan teori yang ada 16 cm dan lingkar dada 56 cm,
hal ini terjadi karena selama pola eliminasi An N BAB 1-2
perawatan gejala yang ditunjukkan x/hari dengan konsitensi cair,
oleh pasien adalah berkenaan dengan pada BAK ± 4 x/hari dengan
peningkatan suhu tubuh. warna kecoklatan.
2. Diagnosa keperawatan yang
Evaluasi Keperawatan sesuai dengan data yang
Hasil evaluasi yang dilakukan didapatkan pada pengkajian yaitu
pada tanggal 15 Mei 2019 jam 18.30, hipertermi berhubungan dengan
untuk mengatasi masalah infeksi salmonella typhi
keperawatan hipertermi berhubungan 3. Intervensi keperawatan yang
dengan penyakit dengan direncanakan adalah kaji tanda-
memperlihatkan pasien dengan tanda vital, kompres hangat (40-
keadaan umum sedang, hipertermi 46ºC) pada axilla pasien, anjurkan
tidak ada, tanda-tanda vital dalam keluarga untuk menutup pasien
batas normal dengan suhu 37,0ºC, dengan pakaian ringan, atur diet
nadi 100 x/menit, pernapasan 20 yang diperlukan (yaitu
x/menit, dan tekanan darah 110/70 menyarankan cukup kalori, tinggi
mmHg, dan tidak ada peningkatan protein dan rendah serat), dan
suhu kulit. kolaborasi pemberian obat
(antipiretik dan antibiotik) atau
KESIMPULAN cairan IV.
Setelah dilakukan penelitian studi 4. Implementasi keperawatan
kasus dengan menggunakan asuhan disesuaikan dengan perencanaan
keperawatan di ruang Mawar Anak yang telah peneliti susun yang
RSUD Kota Kendari pada tanggal 13 didapat dari teoritis. Tindakan ini
Mei sampai dengan 15 Mei 2019, peneliti lakukan selama 3 hari
perawatan. Yang dilakukan untuk Herdman, T, Heather & Kamitsuru
mengatasi masalah keperawatan Shigemi. 2015. Nanda
berupa tindakan mengkaji tanda- Internasional: Diagnosis
tanda vital, mengkompres hangat Keperawatan Definisi &
(40-46ºC) pada daerah axilla, Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.
menganjurkan keluarga untuk Jakarta: EGC
menutup pasien dengan pakaian
ringan, mengatur diet yang Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006.
diperlukan (yaitu menyarankan Pengantar Keperawatan Anak.
cukup kalori, tinggi protein dan Jakarta: Salemba Medika
rendah serat), dan berkolaborasi
pemberian obat (antipiretik dan Kemenkes RI. 2015. Pusat Data dan
antibiotik) dan cairan IV. Informasi Kesehatan RI.
5. Evaluasi keperawatan dilakukan Diperoleh 2 Januari 2018 dari
setiap selesai melakukan tindakan www.pusdatin.kemenkes.go.id
yaitu selama 3 hari dari tanggal 13
Mei sampai dengan 15 Mei 2019 Lestari, Titik. 2016. Asuhan
dan evaluasi akhir pada jam 18.30 Keperawatan Anak. Jogjakarta:
PM, tanggal 15 Mei 2019. Nuha Medika
Evaluasi pasien dengan keadaan
umum sedang, hipertermi tidak Mohamad, Fatmawati. 2012.
ada, tanda-tanda vital dalam batas Efektifitas Kompres Hangat
normal dengan suhu 37,0ºC, nadi Dalam Menurunkan Demam Pada
100 x/menit, pernapasan 20 Pasien Thypoid Abdominalis Di
x/menit, dan tekanan darah Ruang G1 Lt.2 RSUD Prof. Dr.
110/70 mmHg, dan tidak ada H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
peningkatan suhu kulit. Diakses pada tanggal 3 Januari
2019 dari
DAFTAR PUSTAKA www.jurnalhealthandsport.2012-
academia.edu
Budiono & Pertami, Sumirah Budi.
2015. Konsep Dasar Moorhead, Sue et al. 2016. Nursing
Keperawatan. Jakarta: Bumi Outcomes Classification (NOC)
Medika Edisi 5. Singapore: Elsevies, Alih
Bahasa Intansari Nurjannah &
Bulechek, Gloria M et al. 2016. Roxsana Devi Tumanggor
Nursing Interventions
Classification (NIC) Edisi 6. Nurarif, Amin Huda & Kusuma
Singapore: Elsavier, Alih Bahasa Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan
Intansari Nurjannah & Roxsana Keperawatan Berdasarkan
Devi Tumanggor. Diagnosis Medis & Nanda Nic-
Noc Jilid 1. Jogjakarta:
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Mediaction Publishing
Tenggara. 2017. Profil Kesehatan
Sulawesi Tenggara 2017. Nursalam, 2011. Konsep dan
Diperoleh 3 Januari 2019 dari Penerapan Metodologi Penelitian
www.dinkes.sultraprov.go.id Ilmu Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen
Penelitian Keperawatan edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika
Pujiarto. 2018. Gambaran Penerapan
Kompres Air Hangat terhadap
Penurunan Suhu Tubuh pada
Pasien Demam Thypoid diruang
Nuri Rumah Sakit Dr. H Abdul
Moeloek Provinsi Lampung.
Diakses pada 1 Januari 2019 dari
www.ejournal.pancabhakti.ac.id

Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi


Manusia: dari Sel ke Sistem.
Jakarta: EGC

SIRS RSUD Kota Kendari. 2019.


Data Penyakit Demam Thypoid.
Kendari: SIRS RSUD Kota
Kendari.

Suara, Mahyar, Dkk. 2010. Konsep


Dasar Keperawatan. Jakarta: CV.
Trans Info Media

Suriadi & Rita Yuliani. 2010.


Asuhan Keperawatan Pada Anak.
2010. Jakarta: CV. Sagung Seto

Suratun & Lusianah. 2010. Asuhan


Keperawatan Klien Gangguan
Sistem Gastrointestinal. Jakarta:
TIM

Syaifuddin. 2011. Fisiologi Tubuh


Manusia untuk Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika

Tim Penulis Poltekkes Kemenkes


Maluku. 2011. Penuntun
Praktikum Keterampilan Kritis II
untuk Mahasiswa D-3
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai