1. Saat Teduh
2. Bernyanyi “Pribadi yang mengenal hatiku “
S'perti rusa yang haus Reff:
Rindu aliran sungaiMu Hanya Engkau...
Hatiku tak tahan... Pribadi yang mengenal hatiku..
MenungguMu... Tiada yang tersembunyi bagiMu..
Bagai tanah gersang Sluruh isi hatiku Kau tahu...
Menanti datangnya hujan Dan bawaku...
Begitupun jiwaku Tuhan..... Tuk lebih dekat lagi PadaMu
Tinggal dalam indahnya dekapan
3. Doa Pembukaan KasihMu...
4. Bernyanyi “Bersyukurlah“
NA NA NA NA NA NA ....... Reff:
Bersyukurlah kepada Tuhan
Haleluya Kumemuji-Mu Tuhan Sebab Ia baik, sebab Ia baik
Kar'na kasih-Mu tak berkesudahan Bahwasannya untuk selamanya
Biar yang bernafas memuji sang Raja kasih setia-Nya, kasih setia-Nya
Di atas gunung dan di dalam samudera
Tanganku kuangkat pada-Mu
Mensyukuri rahmat yang Kau b'ri
Kakiku melompat bagi-Mu
s'bab rahmat-Mu baru setiap pagi
5. Gloria Patri
6. Pengakuan Iman Rasuli
7. Doa Syafaat
8. Persembahan
Mohon Tuhan memberkati persemabahan kami ini agar dapat digunakan untuk Kemuliaan Tuhan
, Amin.
9. Bernyanyi “Sejauh Timur”
Sejauh timur dari barat Reff:
Engkau membuang dosaku Betapa besar kasih pengampunanmu
Tiada Kau ingat lagi perlanggaranku Tuhan
Jauh kedalam jubir laut Tak kau pandang hina hati yang hancur
Kau melemparkan dosaku Ku berterimakasih kepada-Mu ya Tuhan
Tiada Kau perhintungkan kesalahanku Pengampunan yang Kau beri pulihkanku
10. Khotbah : Kejadian 18:1-15
Thema : Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan
Kitab Kejadian adalah kitab pertama dari lima kitab-kitab Musa. Dalam pengkanonan, kitab
Kejadian ditempatkan pada urutan pertama dari kitab yang ada dalam Perjanjian Lama. Dalam kitab
Kejadian banyak
berisikan penekanan tentang theophani yang artinya penampakan diri Allah kepada para nenek moyang.
Penampakan diri Allah terjadi dalam berbagai bentuk dan cara (bdk. Kej. 12:6-7: 17:1: 18:1: 28:10 dst.) Hal
ini dikatakan Allah lakkukan baik dengan cara hadir dalam mimpi, muncul sebagai malaikat (Kej. 20:3),
melalui fiman-Nya Kej. 15:11), pemah juga beberapa kali Allah menampakkan diri dalam wujud manusia
(Kej. 18:1:32:24). Penekanan terhadap penampakan diri Allah kepada umat-Nya tentu memiliki maksud dan
tujuan khusus dari Allah kepada manusia. Dalam perikop hari ini dikatakan bahwa Tuhan menampakkan
diri kepada Abraham dan istrinya Sara untuk suatu Maksud yang khusus pula. Dalam kesempatan ibadah
keluarga, Tuhan sungguh hadir dan berfirman melalui sabda-Nya. Tuhan yang hadir dan menyertai
perjalanan keluarga kita juga mengetahui setiap pergumulan dan masalah yang kita hadapi. Dia berkenan
pula menanggapi harapan dan permohonan keluarga kita. Demikian pula yang dialami oleh keluarga
Abraham. Abraham telah percaya akan janji Tuhan bahwa dia akan dianugerahi banyak keturunan, melalui
Sara, istrinya (Kej 15:4-5: Kej 17:6.16.19). Namun, janji itu tidak kunjung terpenuhi. Dalam perikop yang kita
renungkan ini (Kej 18:1-15) Tuhan sendiri berkenan datang dan bertamu ke kemah Abraham untuk
membawa kabar sukacita bahwa istrinya tahun depan akan melahirkan anak laki-laki. Suatu berita yang
membuat Sara yang mandul itu tertawa dalam hati. Namun, bagi Allah tiada hal yang mustahil. Tiada yang
mustahil bagi Allah untuk menyelesaikan setiap pergumulan keluarga kita.
1. Tamu Abraham (ay. 1-8).
Peristiwa ini berrangsung di kemah Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre. Pohon tarbantin
bukanlah jenis pohon tertentu, melainkan pohon besar yang di daerah kering, yang kerap dianggap sebagai
pohon suci. Mamre berada dekat Hebron. Di sini Abraham telah mendirikan mezbah bagi Tuhan (Kej. 13:8).
Di Hebron pula kelak Daud memerintah selama tujuh tahun enam bulan sebelum memerintah atas seluruh
Israel (2Sam. 2:11). Waktu itu siang hari, suasana panas terik sehingga Abraham duduk beristirahat di
kemahnya. Mereka yang dalam perjalanan pun akan berteduh pada rerantingan pohon. Maka demi melihat
ketiga orang di hadapan kemahnya, Abraham pun berari menyongsong mereka. Dengan hormat ia
menyapa mereka dengan sapaan tuanku/tuan-tvuan dan menyebut diri hambamu. Dia sujud sampai ke
tanah sebagai ungkapan.hormat menerima tamu agung. Namun, dia sama sekali tidak mengenal mereka,
apalagi untuk menyadari bahwa salah satunya adalah Tuhan. Kejadian 18:1-15 mengisahkan Tuhan
menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon terbantin di Mamre. Saat Tuhan menampakkan diri dalam
bentuk tiga orang asing yang bertamu kepada Abraham, ia tidak sedang mempersembahkan korban dalam
ritus ibadah. Abraham sedang duduk di pintu kemahnya karena waktu itu hari panas terik. Sepertinya, Allah
ingin menunjukkan bahwa la bisa menunjukkan diri-Nya bukan saja dalam ntual Ibadah. Namun hal itu bisa
terjadi dalam pertemuan antara-manusia sehari-hari, termasuk dalam penerimaan tamu asing. Abraham
sibuk melayani tamunya, yang temyata adalah Allah sendiri.
Hal yang menarik adalah bahwa Abraham tidak menyadari bahwa salah satu dar tamunya adalah
Tuhan sendiri. Dengan antusias dia menyambut para tamunya yang membutuhkan pertolongan dan
menyajikan hidangan berlimpah kepada mereka. Pelayanan yang murah hari ini berbuah dengan berita
sukacita bagi keluarga Abraham. . Memercayai janji Allah tenmyata tidak selalu mudah, terutama ketika
situasi tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa janji itu digenapi. Akan tetapi, bukankah esensi iman adalah
bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat ( Ibr.11:1) Walaupun Allah telah berjanji akan memberikan
anak kepada Abraham melalui Sara (Kej. 17:16, 19), tetapi Sara sulit untuk percaya. Sebelumnya Sara
berpikir bahwa Allah hanya mementingkan keturunan dari Abraham, jadi keturunan itu tidak harus berasal
dari rahimnya. Ini bisa dimengerti karena sebelumnya Allah memang fidak menegaskan siapa ibu dari anak
Abraham.
Namun setelah Allah dengan tegas menolak Ismaelt dan menegaskan bahwa anak yang
dimaksud harus lahir dari rahimnya (Kej. 7:18-19), Sara masih tidak percaya. Ketika Allah mengunjungi
Abraham dan menyatakan bahwa tahun depan Sara akan mempunyai seorang anak laki-taki, Sara tertawa
dalam hatinya karena ia sadar bahwa dirinya telah tua. Selain itu ia telah mati haid (11-12). Jadi bagaimana
mungkin ia dan Abraham bisa mendapatkan seorang anak? Ternyata umat Allah sangat sulit untuk percaya
bahwa Allah dapat melakukan apa yang melampaui pemikiran manusia. Padahal Ailah sering melakukan
hal-hal yang sulit diterima akal manusia. la telah meruntuhkan tembok Yerikho yang kokoh hanya dengan
sorak sorai umat Israel, membelah Laut Merah hingga umat israei bisa menyeberang, Gtay menghidupkan
kembali orang mati. Kita lihat bagaimana Allah dapat melakukan hal-hal yang ajaib. Kita juga dapat lihat
bahwa selama tiga generasi, istri dari bapak-bapak leluhur adalah wanita-wanita mandul: Sara, Ribka, dan
Rahel. Kita perlu sadar bahwa kuasa Allah sungguh tidak terbatas. Allah sanggup melakukan apa yang
mustahil bagi manusia atau apa yang berada di luar jangkauan pemikiran manusia. Jika Allah hanya
melakukan hal-hal yang bersifat rasional, bukankah itu berarti bahwa Ia sama dengan manusia?
Kepada ketiga orang itu dia menawarkan bantuan, bagi mereka akan diambilkan air untuk
membasuh kaki dari debu ( lihat. Luk. 7:44-44), dipersilakan duduk istirahat di bawah pohon, dan menikmati
roti agar kembali segar untuk melanjutkan perjakanan. Abraham mengecilkan tawarannya, padahal dia
merencanakan suatu jamuan besar bagi mereka. Di antara bangsa pengembara merupakan suatu
kehormatan besar bila bisa menerima dan menjamu orang asing di kemahnya. Ketiganya pun menerima
tawaran Abraham. Antusiasme Abraham dalam menjamu tamu tampak dari 3 kali kata "segera" digunakan:
ia segera ke kemah dan meminta istrinya segera membuat roti (ay. 6) dan bagaimana bujangnya segera
mengolah anak lembu empuk yang telah dipilihnya (ay. 7). Hidangan harus segera disiapkan. Para tamu
tidak boleh terlalu tama menunggu. Kemurahan hati Abraham tampak dari jamuan mewah yang disiapkan
kepada tamunya. Roti bundar pipih berdiameter 45-an cm dari bahan tiga sukat (3 X 12 liter) tepung terbaik.
Suatu jumlah yang banyak untuk tiga orang tamu. Demikian pula dipilihkan daging anak lembu yang
empuk. Lalu Abraham sendiri bertindak sebagai pelayan meja. Sebagai sajian pembuka, dihidangkan dadih
dan susu. Dadih adalah air susu sapi/kambing yang telah dikentalkan, yang diperoleh bila susu ditumbuk
dalam kulit kambing dengan sisa dadih yang lama (Ams. 30:33). Para pengembara biasanya tidak minum
air anggur, tetapi minum air, maka bila kepada mereka dihidangkan susu cair (dar lembu, unta, atau
kambing) berarti bagi mereka diadakan pesta. Banyu kemudian disajikan hidangan pokok. Sedang mereka
makan, Abraham berdiri dekat mereka dan siap melayani.
2. Pembaharuan Janji (ay. 9-15).
Bagian berikutnya menunjukkan siapa sebenarnya tamu Abraham itu. Sebab ketiganya mengenal
nama istri Abraham (ay. 9). Salah satunya berkata bahwa tahun depan Sara akan mempunyai anak laki-laki
(ay. 10).Tamu ini mengenal kerinduan keluarga ini dan bagaimana merekamenantikan janji Tuhan. Tamu
itu juga mengetahui bahwa Sara yang berada di balik kemah tertawa dalam hati atas berita itu (ay. 12).
Agaknya baru di sini Abraham menyadari bahwa Tuhan sendiri yang berkunjung ke kemahnya dan
membawa kabar gembira. Janji Tuhan kepadanya bahwa tahun depan dia akan memiliki anak kaki-kaki dari
Sara. Janji Tuhan dalam Kej 15:4-5: Kej 17:6.16.19 segera tergenagpi. Memang Sara itu mandul (Kej
11:30) dan Abraham sendiri telah lanjut usia, sehingga Sara tertawa dalam hati atas pernyataan tamu
mereka. Tetapi bagi Allah tiada hal yang mustahil. Ketika Tuhan menanyakan ketidakpercayaan Sara yang
tertawa dalam hati, Sara menyangkainya. Tetapi Tuhan menegaskan bahwa Sara memang tertawa (ay.
15). Dari sinilah anak mereka kelak diberi nama “Ishak" (bdk. Kej 21:6).
1. Mengingat dan mengandalkan sabda Tuhan dalam kehidupan tidak berarti mengabaikan pekerjaan kita.
Di sini Abraham dapat menjadi contoh tentang menyambut siapapun dengan sepenuh hafi dan siap
melayani siapc saja walau ia sendiri tidak mengenai mereka.
2. Namun, sementara ia sibuk melayani dengan pelbagai macam jamuan, ia juga tidak kehilangan
kesempatan untuk mendengar dengan cermat sabda Tuhan. Jadi persoalannya di sini bukanlah sibuk atau
tidak, tetapi apakah kita punya cukup ruang di hati ini bagi kehadiran Tuhan? Dan uang yang seperti apa
yang kita mav berikan kepada-Nya? Apakah ruang sisa? Ataukah ruang utama.
3. Mengimani sabda Allah berarti ada kesediaan dalam hati ini untuk memberi ruang yang paling utama
dalam hidyp kita untuk sabda-Nya.
4. Bagi manusia tentunya banyak hal yang tidak mungkin dan mustahil untuk dilakukan dan dipenuhi, tetapi
hal itu tidak berlaku bagi Allah yang Maha Kuasa. Karena apa yang tidak mungkin bagi manusia adalah
mungkin bagi Allah. Karena bagi Allah tidak ada yang mustahil (Markus 10:27). Kiranya Tuhan Memberkati
Kita.
13. Berkat
KASIH KARUNIA TUHAN YESUS, SERTA
KASIH SAYANG ALLAH BAPA
DAN PENYERTAAN ROH KUDUS
KIRANYA MENYERTAI, MELINDUNGI DAN
MEMBERKATI KITA SEKALIAN
HARI INI BESOK BAHKAN SAMPAI SELAMA-LAMANYA
GOD BLESS US