Anda di halaman 1dari 19

Nama : Andri Silaban

NIM : 17.144
M.Kuliah : Liturgika II
D. Pengampu : Pdt. Bernard Siagian. M,Th
ACARA IBADAH
MINGGU JUBILATE DENGAN NASKAH LITURGI KREATIF MENGGUNAKAN
KONTEKS KISAH KEHIDUPAN NABI AYUB ( KITAB AYUB)

1. KJ. No. 367:1-2+5 PADAMU, TUHAN DAN ALLAHKU

Padamu, Tuhan dan Allahku,


kupersembahkan hidupku: dariMu jiwa dan ragaku, - hanya dalamMu ‘ku teduh.
Hatiku yang Engkau pulihkan padaMu juga ‘ku berikan.

Di dalam Yesus Kaunyatakan, ya Bapa, isi hatiMu:


curahan kasih, kesukaan Engkau limpahkan bagiku.
Andaikan orang menyadari, niscaya, Tuhan, Kau dicari.

......Berdiri di Ayat 5 ....


NamaMu, Yesus, suci agung, ya Sumber kasih kurnia ;
PadaMu datanglah umatMu mencari hidup yang baka.
Yang bertelut bertadah-tangan berlimpah-limpah Kau kenyangkan.
2. Votum, Introitus, Doa : A.X.B3-D.VII.28
Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi, mazmurkanlah kemulian-Nya,
muliankanlah Dia dengan puji-pujian; Katakanlah kepada Allah: “Betapa
dahsyatnya segala pekerjaanMu; oleh sebab kekuatanMu yang besar, musuh-
musuhMu tunduk menjilat kepadaMu.
Haleluya3x
Ya Allah Bapa kami yang di surga! Puji-pujian, kemuliaan dan terima
kasih kami persembahkan kepadaMu, karena engkau memberikan anak-Mu,
Tuhan Yesus Kristus kepada kami manusia yang hina ini. Dia menderita sengsara,
lahir di kendang domba, supaya kami menjadi laya. Ajari dan bimbinglah kami
1
dengan RohMu supaya kami mengenal kasihMu, yang Engkau nyatakan dalam
AnakMu, Tuhan Yesus Kristus. Amin…

3. KJ. No. 287: 1-2 “Sekarang Bersyukur”

Sekarang b'ri syukur, hai hati mulut, tangan!


Sempurna dan besar segala karya Tuhan!
Dib'riNya kita pun anug'rah dan berkat
Yang tak terbilang, t'rus, semula dan tetap.
Yang Mahamulia memb'rikan sukacita,
damai sejahtera di dalam hidup kita.
KasihNya tak terp'ri mengasuh anakNya;
TolonganNya besar seluas dunia!

4. Hukum Taurat : Titah I - X


5. KJ. No. 401: 1+4 “Makin Dekat, Tuhan”

Makin dekat, Tuhan, kepadaMu; walaupun


saliblah mengangkatku, inilah laguku: Dekat kepadaMu;
Makin dekat, Tuhan, kepadaMu.

Batu deritaku 'kan kubentuk menjadi Betelku,


kokoh teguh. Jiwaku berseru, dekat kepadaMu;
makin dekat, Tuhan, kepadaMu.

6. Pengakuan Dosa: B10 - C6


Ya Allah Bapa kami yang Mahakuasa dan pengasih. Engkau tidak berkenan kepada
kematian orang fasik, melainan Tuhan berkenan kepada pertobatan ornag fasik dari
kelakuannya ke jalan yang benar, supaya ia hidup. Oleh sebab itu, kami memohon
kepadaMu jauhkanlah kami dari segala murka dan hukuMu. Ampunilah dosa dan
kejahatan kami, agar kami beroleh hidup dalam kasihMu. Karuniakanlah kami
kekuatan, agar kami tetap kuat dan kokoh di dalam AnakMu Tuhan Yesus Kristus.
Amin….
2
Demikianlah firman Tuhan: Tetapi engkau memberati Aku dengan dosamu, engkau
menyusahi Aku dengan kesalahanmu. Aku, AKulah Dia yang menghapus dosa
pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri dan Aku tidak akan mengingat dosa-
dosamu.
Marilah kita merendahkan diri untuk mengaku dosa kita!

7. KJ. No. 370: 1-2 “'Ku Mau Berjalan dengan Jurus'lamatku”

'Ku mau berjalan dengan Jurus'lamatku di lembah


berbunga dan berair sejuk. Ya, ke mana juga aku mau
mengikutNya. Sampai aku tiba di neg'ri baka.

Reff:
Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus; 'ku tetap mendengar dan
MengikutNya. Ikut, ikut, ikut Tuhan Yesus; ya, ke mana
Juga 'ku mengikutNya!
'Ku mau berjalan dengan Jurus'lamatku di lembah gelap,
di badai yang menderu. Aku takkan takut di bahaya apa pun,
bila 'ku dibimbing tangan Tuhanku.
Reff:...

8. Epistel : Yohanes 10:1-10


9. KJ. No. 415:1-2 “GEMBALA BAIK BERSULING NAN MERDU“
Gembala baik bersuling nan merdu membimbing aku pada air tenang,
dan membaringkan aku berteduh di padang rumput hijau berkenan.
Reff.:
O, Gembalaku itu Tuhanku, membuat aku tent’ram hening.
Mengalir dalam sungai kasihku kuasa damai cerlang, bening.
......Berdiri di Ayat 2 ....
Kepada domba haus dan lesu, gembala baik memb’rikan air segar ;
ke dalam hati haus dan sendu dib’riNya air hidup yang benar.
Reff …

3
10. Pengakuan Iman Rasuli
11. Warta Jemaat
12. Doa Syafaat
13. KJ. No. 415: 1… “Gembala Baik Bersuling nan Merdu” (Persembahan IA & IB)

Gembala baik, bersuling nan merdu, membimbing aku pada


air tenang dan membaringkan aku berteduh di padang rumput
hijau berkenan.
Reff:
O, Gembala itu Tuhanku, membuat aku tent'ram hening.
Mengalir dalam sungai kasihku kuasa damai cerlang, bening.
Kepada domba haus dan lesu Gembala baik memb'rikan
air segar; ke dalam hati haus dan sendu dib'riNya
air hidup yang benar.

Reff:
Di jalan maut kelam sekalipun 'ku tidak takut pada seteru,
sebab Gembala adalah Teman dan Jurus'lamat bagi diriku.

Reff:

14. Khotbah/ Drama Liturgi: Kisah Perjalanan Kehidupan Ayub ( Kitab Ayub)

(Naskah Drama Kisah Ayub)


Petrus Ihut Tua
Prolog 1 - 2
 Allah : Allah bertanya kepada Iblis : Dari mana engkau?

 Allah : Lalu Tuhan bertanya kepada iblis : Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku
Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang
takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.

 Allah : Firman Tuhan Kepada iblis : Nah, sekarang yang dipunyainya ada dalam
kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.

4
 Allah : Maka bertanyalah Tuhan kepada iblis : Dari mana engkau ?

 Allah : Firman Tuhan kepada iblis : Apakah engkau memperhatikan hambaKu Ayub,
sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut
akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau
telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan.

 Allah : Firman Tuhan kepada iblis : Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya.
Jawaban Yahwe (Ayub 38 – 41)
 Allah : "Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak
berpengetahuan? Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya
engkau memberitahu Aku. Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi?
Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! Siapakah yang telah menetapkan ukurannya?
Bukankah engkau mengetahuinya? Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur
padanya? Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya
pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-
sorai? Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim?
ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya; ketika
Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu; ketika Aku berfirman: Sampai di
sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan
dihentikan! Pernahkah dalam hidupmu engkau menyuruh datang dinihari atau fajar kautunjukkan
tempatnya untuk memegang ujung-ujung bumi, sehingga orang-orang fasik dikebaskan dari
padanya? Bumi itu berubah seperti tanah liat yang dimeteraikan, segala sesuatu berwarna seperti
kain. Orang-orang fasik dirampas terangnya, dan dipatahkan lengan yang diacungkan. Engkaukah
yang turun sampai ke sumber laut, atau berjalan-jalan melalui dasar samudera raya? Apakah pintu
gerbang maut tersingkap bagimu, atau pernahkah engkau melihat pintu gerbang kelam pekat?
Apakah engkau mengerti luasnya bumi? Nyatakanlah, kalau engkau tahu semuanya itu. Di
manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal kegelapan, sehingga
engkau dapat mengantarnya ke daerahnya, dan mengetahui jalan-jalan ke rumahnya? Tentu
engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!
Apakah engkau telah masuk sampai ke perbendaharaan salju, atau melihat perbendaharaan hujan
batu, yang Kusimpan untuk masa kesesakan, untuk waktu pertempuran dan peperangan? Di
manakah jalan ke tempat terang berpencar, ke tempat angin timur bertebar ke atas bumi?
Siapakah yang menggali saluran bagi hujan deras dan jalan bagi kilat guruh, untuk memberi
5
hujan ke atas tanah di mana tidak ada orang, ke atas padang tandus yang tidak didiami manusia;
untuk mengenyangkan gurun dan belantara, dan menumbuhkan pucuk-pucuk rumput muda?
Apakah hujan itu berayah? Atau siapakah yang menyebabkan lahirnya titik air embun? Dari
dalam kandungan siapakah keluar air beku, dan embun beku di langit, siapakah yang
melahirkannya? Air membeku seperti batu, dan permukaan samudera raya mengeras. Dapatkah
engkau memberkas ikatan bintang Kartika, dan membuka belenggu bintang Belantik? Dapatkah
engkau menerbitkan Mintakulburuj pada waktunya, dan memimpin bintang Biduk dengan
pengiring-pengiringnya? Apakah engkau mengetahui hukum-hukum bagi langit? atau
menetapkan pemerintahannya di atas bumi? Dapatkah engkau menyaringkan suaramu sampai ke
awan-awan, sehingga banjir meliputi engkau? Dapatkah engkau melepaskan kilat, sehingga
sabung-menyabung, sambil berkata kepadamu: Ya? Siapa menaruh hikmat dalam awan-awan
atau siapa memberikan pengertian kepada gumpalan mendung? Siapa dapat menghitung awan
dengan hikmat, dan siapa dapat mencurahkan tempayan-tempayan langit, ketika debu membeku
menjadi logam tuangan, dan gumpalan tanah berlekat-lekatan? Dapatkah engkau memburu
mangsa untuk singa betina, dan memuaskan selera singa-singa muda, kalau mereka merangkak
di dalam sarangnya, mengendap di bawah semak belukar? Siapakah yang menyediakan mangsa
bagi burung gagak, apabila anak-anaknya berkaok-kaok kepada Allah, berkeliaran karena tidak
ada makanan?

 Allah : Apakah engkau mengetahui waktunya kambing gunung beranak, atau mengamat-amati
rusa waktu sakit beranak? Dapatkah engkau menghitung berapa lamanya sampai genap bulannya,
dan mengetahui waktunya beranak? Dengan membungkukkan diri mereka melahirkan anak-
anaknya, dan mengeluarkan isi kandungannya. Anak-anaknya menjadi kuat dan besar di padang,
mereka pergi dan tidak kembali lagi kepada induknya. Siapakah yang mengumbar keledai liar,
atau siapakah yang membuka tali tambatan keledai jalang? Kepadanya telah Kuberikan tanah
dataran sebagai tempat kediamannya dan padang masin sebagai tempat tinggalnya. Ia
menertawakan keramaian kota, tidak mendengarkan teriak si penggiring; ia menjelajah gunung-
gunung padang rumputnya, dan mencari apa saja yang hijau. Apakah lembu hutan mau takluk
kepadamu, atau bermalam dekat palunganmu? Dapatkah engkau memaksa lembu hutan
mengikuti alur bajak dengan keluan, atau apakah ia akan menyisir tanah lembah mengikuti
engkau? Percayakah engkau kepadanya, karena kekuatannya sangat besar? Atau kauserahkankah
kepadanya pekerjaanmu yang berat? Apakah engkau menaruh kepercayaan kepadanya, bahwa ia
akan membawa pulang hasil tanahmu, dan mengumpulkannya di tempat pengirikanmu? Dengan
riang sayap burung unta berkepak-kepak, tetapi apakah kepak dan bulu itu menaruh kasih
6
sayang? Sebab telurnya ditinggalkannya di tanah, dan dibiarkannya menjadi panas di dalam pasir,
tetapi lupa, bahwa telur itu dapat terpijak kaki, dan diinjak-injak oleh binatang-binatang liar. Ia
memperlakukan anak-anaknya dengan keras seolah-olah bukan anaknya sendiri; ia tidak peduli,
kalau jerih payahnya sia-sia, karena Allah tidak memberikannya hikmat, dan tidak membagikan
pengertian kepadanya. Apabila ia dengan megah mengepakkan sayapnya, maka ia menertawakan
kuda dan penunggangnya. Engkaukah yang memberi tenaga kepada kuda? Engkaukah yang
mengenakan surai pada tengkuknya? Engkaukah yang membuat dia melompat seperti belalang?
Ringkiknya yang dahsyat mengerikan. Ia menggaruk tanah lembah dengan gembira, dengan
kekuatan ia maju menghadapi senjata. Kedahsyatan ditertawakannya, ia tidak pernah kecut hati,
dan ia pantang mundur menghadapi pedang. Di atas dia tabung panah gemerencing, tombak dan
lembing gemerlapan; dengan garang dan galak dilulurnya tanah, dan ia meronta-ronta kalau
kedengaran bunyi sangkakala; ia meringkik setiap kali sangkakala ditiup; dan dari jauh sudah
diciumnya perang, gertak para panglima dan pekik. Oleh pengertianmukah burung elang terbang,
mengembangkan sayapnya menuju ke selatan? Atas perintahmukah rajawali terbang membubung,
dan membuat sarangnya di tempat yang tinggi? Ia diam dan bersarang di bukit batu, di puncak
bukit batu dan di gunung yang sulit didatangi. Dari sana ia mengintai mencari mangsa, dari jauh
matanya mengamat-amati; anak-anaknya menghirup darah, dan di mana ada yang tewas, di
situlah dia."

 Allah : "Apakah si pengecam hendak berbantah dengan Yang Mahakuasa? Hendaklah yang
mencela Allah menjawab!"

 Allah : "Bersiaplah engkau sebagai laki-laki; Aku akan menanyai engkau, dan engkau
memberitahu Aku. Apakah engkau hendak meniadakan pengadilan-Ku, mempersalahkan Aku
supaya engkau dapat membenarkan dirimu? Apakah lenganmu seperti lengan Allah, dan
dapatkah engkau mengguntur seperti Dia? Hiasilah dirimu dengan kemegahan dan keluhuran,
kenakanlah keagungan dan semarak! Luapkanlah marahmu yang bergelora; amat-amatilah setiap
orang yang congkak dan rendahkanlah dia! Amat-amatilah setiap orang yang congkak,
tundukkanlah dia, dan hancurkanlah orang-orang fasik di tempatnya! Pendamlah mereka
bersama-sama dalam debu, kurunglah mereka di tempat yang tersembunyi. Maka Aku pun akan
memuji engkau, karena tangan kananmu memberi engkau kemenangan."

 Allah : Orang yang nekat pun takkan berani membangkitkan marahnya. Siapakah yang dapat
bertahan di hadapan Aku? Siapakah yang menghadapi Aku, yang Kubiarkan tetap selamat? Apa
7
yang ada di seluruh kolong langit, adalah kepunyaan-Ku. Aku tidak akan berdiam diri tentang
anggota-anggota badannya, tentang keperkasaannya dan perawakannya yang tampan. Siapakah
dapat menyingkapkan pakaian luarnya? Baju zirahnya yang berlapis dua, siapakah dapat
menembusnya? Siapa dapat membuka pintu moncongnya? Di sekeliling giginya ada kengerian.
Punggungnya adalah perisai-perisai yang bersusun, terlekat rapat seperti meterai. Rapat
hubungannya yang satu dengan yang lain, sehingga angin tidak dapat masuk; yang satu melekat
pada yang lain, bertautan tak terceraikan lagi. Bersinnya menyinarkan cahaya, matanya laksana
merekahnya fajar. Dari dalam mulutnya keluar suluh, dan berpancaran bunga api. Dari dalam
lubang hidungnya mengepul uap bagaikan dari dalam belanga yang mendidih dan menggelegak
isinya. Nafasnya menyalakan bara, dan nyala api keluar dari dalam mulutnya. Di dalam
tengkuknya ada kekuatan; ketakutan berlompatan di hadapannya. Daging gelambirnya
berlekatan, melekat padanya, tidak tergerak. Hatinya keras seperti batu, keras seperti batu
kilangan bawah. Bila ia bangkit, maka semua yang berkuasa menjadi gentar, menjadi bingung
karena ketakutan. Bila ia diserang dengan pedang, ia tidak mempan, demikian juga dengan
tombak, seligi atau lembing. Besi dirasanya seperti jerami, tembaga seperti kayu lapuk. Anak
panah tidak dapat menghalau dia, batu umban seolah-olah berubah padanya menjadi jerami. Gada
dianggapnya jerami dan ia menertawakan desingan lembing. Pada bagian bawahnya ada tembikar
yang runcing; ia membujur di atas lumpur seperti pengeretan pengirik. Lubuk dibuatnya berbual-
bual seperti periuk, laut dijadikannya tempat memasak campuran rempah-rempah. Ia
meninggalkan jejak yang bercahaya, sehingga samudera raya disangka orang rambut putih. Tidak
ada taranya di atas bumi; itulah makhluk yang tidak mengenal takut. Segala yang tinggi takut
kepadanya; ia adalah raja atas segala binatang yang ganas."
Epilogi Ayub 42 : 7 - 17
 Allah : Firman Tuhan kepada Elifas : MurkaKu menyala terhadap engkau dan terhadap engkau
dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hambaKu
Ayub. Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah
kepada hambaKu Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk
dirimu itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hambaKu Ayub meminta doa untuk
kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya
terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata, benar tentang Aku seperti hambaKu Ayub.

Damayanto Laia
Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar
sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan
8
apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala
yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu.” Maka firman TUHAN kepada Iblis:
“Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu
terhadap dirinya.” Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN.
Sandro Lumbantobing
Naskah drama pemeran Ayub dan istri Ayub
Narator: Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh, jujur, dan ia takut akan Allah
dan menjauhi kejahatan. Ia memiliki tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan. Ia
memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ratus ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus
keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga orang itu adalah terkaya dari
semua orang di sebelah timur.
Adegan II
Ayub sedang duduk di ruang tengah sambil nonton berita (putar video). Lalu, Ayub berpikir sejenak dan
terkejut. Tiba-tiba telepon berbunyi.
Telepon 1 berbunyi
Ayub : Halo
Pelayan 1 : Halo bos, bagaimana ini? Kita diserbu oleh orang Syeba. Banyak sekali bos. Orang
Syeba mengambil semua sapid an keledai. Mereka juga membunuh semua penjaga, dan hanya saya yang
selamat.
Telepon 2 berbunyi
Ayub : Halo
Pelayan 2 : Halo bos, ada api datang dari langit. Saya sangat heran, setelah itu semua kambing
domba hangus terbakar. Teman-temanku yang lain juga mati terbakar. Saya sangat heran dan sedih sekali
bos.
Telepon 3 berbunyi
Ayub : Halo
Pelayan 2 : Halo bos, orang-orang Kasdim datang dengan tiga pasukan, kita diserang bos. Kami
semua kalah dan mengambil semua unta-unta. Semua penjaga yang lain dibunuh dan hanya saya yang
berhasil lolos.
(Figuran datang)
Figuran : Permisi tuan, anak laki-laki dan perempuan tua telah meninggal. Mereka tertimpa rumah yang
roboh pas mereka berkumpul bersama. Rumah roboh karena angin rebut tuan.

(Ayub berdiri)
9
Ayub : Dengan kepala telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku
akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan.
Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tindakan menuduh Allah melakukan yang
tidak patut tidak keluar dari mulutnya.
Adegan IV
Narator : Dukacita menyelimuti kehidupan Ayub, berhari-hari dia tidak makan dan minum, banyak orang
menjauhi dia, karena badanya mulai bau busuk, dan mulai tumbuh bisul dan borok pada tubuhnya.
Istri : Halo suamiku. Ayok kita pergi keluar untuk menenangkan diri kita atas semua yang
telah terjadi pada kita. Jangan hanya berdoa saja.
Ayub : Mau pergi ke mana?
Istri Ayub ; Kita pergi ke taman, ke mall, atau berbelanja ria.
Ayub : Kita di rumah saja. Kita berdoa kepada Tuhan.
Istri : Apa? Apakah kamu masih setia dengan Allahmu itu? masihkah kamu mau menjadi
orang saleh dan benar setelah semua yang terjadi pada kita? Halo suamiku, “Kutukilah Tuhan Allahmu
dan matilah.”
Ayub : Kamu seperti orang gila saja, tidak mungkin kamu hanya menerima yang baik dari
Tuhan tapi tidak mau menerima yang buruk.
Istri : Aku pergi saja. Aku tidak mampu menahan seluruh derita ini.
Ayub : Anak diambil Tuhan dan istri diambil dunia.
Adegan V
Ayub : Hah? Apa? Aku kecewa padamu karena kamu mengatakan yang tidak-tidak padaku.
(menjawab pernyataan teman Ayub yang pertama)
Ayub : Tuhan memang bersikap adil. Ya Tuhan, kenapa hal sedemikian ini terjadi padaku?
(Ayub mulai memikirkan perkataan teman-temannya)
Ayub : Orang fasik itu sebenarnya kalian. Kalian tidak mengetahui apa yang telah terjadi
padaku. Kalian hanya dapat menghina dan menertawakanku. (Ayub berdoa: oh Tuhan jauhkanlah tangan-
Mu, berapa besar kesalahan dan dosaku. Beritahukan lah kesalah dan dosau ya Tuhan.
Ayub : Kalian datang untuk mencela?
Kemudian teman-teman Ayub kembali pulang ke rumahnya masing-masing.
Ayub : Tuhan kenapa aku mengalami penderitaan seberat ini? Aku tidak sanggup ya Tuhan,
apakah pelanggaran dan dosa yang kuperbuat selama ini, sehingga terjadi padaku seperti ini ya Allah?
Aku selalu bertekun dan hidup benar dihadapan-Mu, tapi kenapa hal terjadi padaku ya Tuhan? Di
manakah Engkau ya Tuhan? Apapun tidak tersisa lagi ya Tuhan.
Ayub menyesal dengan perkataannya
10
Ayub : Maafkan saya atas segala perkataanku ya Tuhan, saya menyesal dan tidak percaya akan
rencangan dan campur tanganmu di dalam kehidupanku. Maafkan aku ya Tuhan.
Santo Aritonang
Ketika berbicara dengan Ayub, Zofar bermaksud memberikan penghiburan, tetapi perkataannya bersifat
menuduh, menduga Ayub berbuat kesalahan sehingga ditimpa murka Allah.
Episode 1
Zofar : Ayub...
Ayub: ...........
Zofar : apakah orang banyak bicara tidak harus kau jawab?
Ayub : ....
Zofar : Ayub.... Dapatkah engkau memahami hakekat Allah yang datang kepadamu saat ini. Hingga
engkau tidak mau menjawab orang yang berbicara kepadamu.
Ayub :.......
Zofar: Apakah engkau mengetahui kesalahan yang engkau perbuat kepada Allah?
Ayub:..........
Zofar : Kamu sudah melakukan kesalahan kepada Allah. sebab itulah Allah Murka kepada mu.
Ayub :....
Zofar : setelah engkau kembali kepada Allah. Allah akan menyembuhkan engkau, jika engkau mau
meninggalkan sengala kejahatan yang engkau perbuat dan kembali kepada jalan Allah.
Ayub : ...........
Zofar : sebab itu bertobatlah agar kesalahanmu diampuni dan keadaanmu kembali dipulihkan Allah.

Episode 2
Zofar : aku sudah tau bahwa setelah aku berbicara kepada mu, aku akan mendapat teguran dan hinaan dari
engkau...
Ayub :
Zofar: Allah telah memberikan kepadamu harta yang sangat banyak dan Allah juga akan mengambilnya
kembali..
Ayub:.......
Zofar: karena itu, bertobatlah, supaya Allah menyembuhkan engkau dan memberikan sengala sesuatu
yang telah kau terimah dahulu.
Manota Situmeang (Elifas)
Sampai menjelang akhir kitab ini, yang akan kita baca dan renungkan bukan lagi kisah hidup dan
penderitaan Ayub tetapi percakapan antara teman-teman Ayub dan Ayub. Percakapan itu bersifat teguran,
11
anjuran, bantahan, dan berbagai perenungan teologis tentang penderitaan dan realitas hidup. Umumnya,
teman-teman Ayub menegaskan bahwa penderitaan adalah hukuman Allah atas dosa, karena itu Ayub
harus bertobat. Ayub membantah hal itu sambil menunjuk kepada fakta kesalehannya. Dari semua
teguran para sahabat Ayub, teguran dari Elifas cenderung paling lembut. Elifas mengakui fakta dampak
positif hidup Ayub pada banyak orang. Nasihat dan teladan hidup Ayub telah membangun kehidupan
banyak orang, bahkan mereka yang sedang terpuruk sekali pun (ayat 3-4). Elifas juga mengakui fakta
bahwa sebelum ini, kesalehan Ayub dan takutnya akan Allah adalah dasar Ayub memiliki kehidupan
yang penuh pengharapan (ayat 6). Secara lembut Elifas menjadikan fakta-fakta tadi teguran agar Ayub
berpegang teguh pada prinsip-prinsip hidup yang sudah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang itu
dan bersabar dalam penderitaan yang sedang dialaminya.
Berdasarkan ilham adikodrati yang didapatkannya dalam perenungan (ayat 12-16), Elifas
mengingatkan Ayub bahwa tidak ada makhluk ciptaan Allah yang dapat mengklaim dirinya benar di
hadapan Allah (ayat 17). Argumen Elifas ini meloncat dari hal moral ke hal perbedaan sifat hakiki.
Malaikat yang kudus saja pun tidak benar di hadapan Allah, apalagi manusia (argumen moral). Malaikat
yang di surga bersama Allah saja pun tidak benar di hadapan Allah, apalagi makhluk fana seperti manusia
yang di bumi ini (argumen perbedaan hakikat). Teguran, pandangan benar, peneguhan, hiburan, atau
apakah yang diperlukan Ayub saat itu? Apakah pengetahuan kita akan kebenaran firman Tuhan akan
dengan sendirinya membangun hidup orang lain? Apa yang membuat orang tertolong melalui kita?
Teman-teman Ayub mempunyai keyakinan yang sama tentang kekuasaan Tuhan. Itu sebabnya
Elifas, teman Ayub, beranggapan bahwa musibah yang menimpa Ayub memang merupakan rancangan
Tuhan dan bukan sesuatu yang terjadi di luar kehendak-Nya. Namun, kali ini rancangan Tuhan untuk
Ayub ialah menghukumnya dan penyebabnya jelas: Ayub telah berdosa (4:17). Elifas terus berusaha
menasihati Ayub untuk tetap bersabar (5:2-6), memasrahkan diri ke dalam tangan Allah, sebab Dia
berkuasa mengubah segala sesuatu (ayat 8). Asal saja Ayub sabar, penderitaan ini dapat juga merupakan
disiplin (5:17).
Semua nasihat Elifas ini benar. Tetapi, hal itu tidak menjawab pergumulan Ayub. Pada akhir kitab ini,
kita dapat membaca bahwa kesimpulan Elifas keliru. Menurut Elifas penderitaan Ayub merupakan
ganjaran Allah atas kejahatan yang Ayub lakukan. Elifas memutlakkan hukum sebab-akibat. Akibatnya,
ia tidak berhasil meringankan derita Ayub, tetapi justru tambah membebaninya.
Ayb 4:1 – BERBICARALAH ELIFAS, ORANG TEMAN.
Nas : Ayub 4:1
Pasal Ayub 4:1-21 mengawali yang pertama dari tiga rangkaian utama dialog Elifas, Bildad, dan Zofar
dengan Ayub. Ketika membaca dialog ini, perhatikan yang berikut:

12
1) Sekalipun perkataan ketiga teman Ayub tercatat dalam Alkitab, belum tentu semua yang mereka
katakan itu benar. Roh Kudus mencatat kata-kata mereka, tetapi tidak mengilhaminya. Pada akhir kitab
ini, Allah sendiri menyatakan bahwa sebagian besar dari apa yang mereka katakan itu tidak benar (Ayub
42:7-8).
2) Beberapa pernyataan mereka memang benar dan dinyatakan kembali di dalam PB (mis. Sebagian
ucapan Elifas dalam Ayub 5:13 terdapat dalam 1Kor 3:19).
3) Teologi dan pandangan mendasar para penasihat ini salah. Mereka percaya
(a) bahwa orang yang sungguh benar akan senantiasa makmur sedangkan orang berdosa selalu
menderita, dan
(b) sebaliknya, kemiskinan dan penderitaan senantiasa menunjukkan keadaan berdosa, sedangkan
kemakmuran dan keberhasilan menunjukkan kebenaran. Allah kemudian menyatakan bahwa sikap ini
salah dan pandangan yang mereka kemukakan ini “tidak benar tentang Aku” (Ayub 42:7-9).

4:1. Tampaknya sebagai yang tertua dari para sahabat (bdg. 15:10) sehingga dianggap yang paling
berhikmat, Elifas memperoleh kehormatan untuk berbicara dahulu di dalam setiap rangkaian perdebatan.
Dia menentukan arah dari nasihat para sahabat tersebut dengan mengemukakan teorinya tentang dosa dan
penderitaan lalu menggunakan teori itu pada kasus Ayub. Pandangan Elifas yang penting namun salah,
ialah bahwa kebenaran selalu menghasilkan kemakmuran sedangkan kejahatan senantiasa mendatangkan
malapetaka, bahwa ada hubungan langsung antara dosa dan penderitaan. Dia membahas penderitaan
Ayub terlebih dahulu (4:2-11), sesudah itu dia membahas ketidaksabarannya (4:12-5:7) dan akhirnya ia
menasihati Ayub untuk bertobat (5:8-27).
Roni Simanungkalit berperan sebagai “Elihu”
Drama pada babak ke 4
Dalam penderitaan Ayub, ketiga teman Ayub memberikan pendapatnya lebih dahulu. Elihu
menyadari bahwa usianya yang muda tidak memungkinkan ia berbicara lebih dahulu. Ia menahan diri
untuk berbicara sampai Elifas, Bildad, dan Zofar selesai berbicara. Walapun Elihu terlihat sabar dalam
menunggu kesempatan untuk berbicara, Elihu adalah seorang yang memiliki sifat pemarah. Ia mengikuti
pembicaraan antara Ayub dan ketiga temannya dari dekat sambil menahan amarah. Dalam Kitab Ayub
32:19, Elihu marah karena ia merasa tidak puas dengan pembicaraan antara Ayub dengan ketiga
temannya. Ia merasa tidak puas karena ia merasa ketiga teman Ayub tidak menyentuh permasalahan
mendasar dari penderitaan yang dialami oleh Ayub.
Dalam kitab Ayub 32, Elihu mulai berbicara kepada ketiga teman Ayub. Elihu menyadari bahwa
usianya yang masih muda. Ia merasa tidak layak memotong pembicaraan yang sedang berlangsung
namun, ia menyadari bahwa ia harus berbicara. Elihu yakin bahwa hikmat tidak datang kepada manusia
13
dengan memandang usia. Elihu yakin bahwa hikmat dari Tuhan datang kepada siapa saja tanpa
memandang usia (Ayub 32:9)
“orang menjadi bijak bukan karena kelanjutan umurnya; orang mengerti yang benar bukan
karena tinggi usianya”.
Bagi Elihu, hikmat tidak dapat ditangkap sepenuhnya oleh manusia (Ayub 32:13).
“bagaimana dapat kamu katakan bahwa hikmat telah kamu temukan ?, yang dapat menjawab
kamu hanyalah Allah”
Hikmat hanya ada sepenuhnya dipahami oleh Tuhan karena hikmat berasal dari Tuhan. Elihu
memperhatikan dengan saksama pembicaraan yang berlangsung antara Ayub dan ketiga temannya. Bagi
Elihu, kata-kata Zofar, Bildad, dan Elifas tidak menyentuh permasalahan tentang penderitaan Ayub. Hal
ini mengakibatkan pembicaraan tersebut berujung buntu (Ayub 32:15-16).
“Ayub mereka bingung dan tidak dapat memberi jawaban dan tak ada yang dapat mereka
katakan, mereka berdiri saja tidak dapat berbicara lagi, apakah aku harus berdiam diri?, .... tidak
akan kubela siapapun dalam sengketa ini dan tidak seorangpun akan kupuji-puji.”
Dalam Kitab Ayub 33, Elihu berbicara kepada ketiga teman Ayub, didalam bagian ini, Elihu
berbicara secara langsung kepada Ayub.
“Tuhan adalah sosok yang lebih besar daripada manusia. Tuhan adalah sosok yang tidak terbatas.
Tuhan berbicara dengan cara yang tidak terbatas kepada manusia. Ia berbicara melalui hal-hal
yang tidak diduga oleh manusia.”
“penderitaan adalah sebuah sarana pendidikan. Tuhan menyelamatkan manusia melalui
penderitaan. Tuhan mendidik manusia melalui penderitaan. Pendidikan ini mempunyai tujuan
agar manusia memahami ketakterbatasan Tuhan dalam berbicara.”
Dalam pasal 34, Elihu menghubungan Tuhan dengan keadilan. Keadilan Tuhan adalah salah satu
hal yang diprotes Ayub. Ayub merasa dirinya tidak bersalah. Ia melaksanakan segala bentuk kewajiban
keagamaan. Ia menunjukkan kesetiaannya kepada Tuhan. Akan tetapi, penderitaan yang Ayub alami tidak
sejalan dengan kesetiaan yang ia tunjukkan kepada Tuhan. Elihu menegaskan bahwa Tuhan tidak berlaku
curang terhadap Ayub. Elihu yakin bahwa keadilan Tuhan tak patut untuk dipertanyakan. Ia yakin bahwa
Tuhan mengutuk orang yang jahat dan memberkati orang yang baik.
“Allah yang Mahakuasa tidak melakukan kejahatan, semua orang diberi-Nya keadilan, seandainya
Allah mencabut nyawa manusia dan mengambil kembbali napas hidupnya, maka matilah semua
mahluk yang bernyawa dan manusia menjadi debu seperti semula.”
Dalam bagian pasal 35 ini, Elihu mulai menyerang pendapat Ayub tentang penderitaannya.
Kesetiaan Ayub menjadi dasar pembelaan Ayub atas penderitaan yang ditimpakan Tuhan kepadanya.
Elihu mengatakan kepada Ayub bahwa kesetiaan Ayub terhadap Tuhan tidak berpengaruh terhadap
14
Tuhan, Elihu melihat bahwa kesetiaan Ayub kepada Tuhan hanya memberikan dampak kepada sesama
ciptaan Tuhan.
“Engkau khilaf jika bertanya, apa pengaruh dosamu terhadap-Nya dan keuntungan apa yang kau
terima jika engkau tidak berbuat dosa.?, Jika engkau berdosa Allah tidak akan rugi, jika
kesalahanmu banyak Ia tidak terpengaruh, hanya sesamamu yang dirugikan oleh dosa-dosamu,
Dia juga yang beruntung oleh kebaikanmu”
Elihu juga melihat bahwa doa adalah salah satu sarana manusia berbicara kepada Tuhan, dalam
penderitaan, manusia meminta pertolongan Tuhan melalui doa.
Dalam bagian pasal 36 ini, Elihu kembali mempertahankan pendapatnya kepada Ayub. Keadilan
Tuhan adalah sesuatu yang mutlak. Ia tidak akan membiarkan orang benar menderita. Akan tetapi, Elihu
menegaskan bahwa Tuhan tidak mengikat dirinya dengan orang-orang benar. Bagi Elihu, Tuhan
memuliakan orang benar. Elihu juga menjelaskan bahwa penderitaan orang benar itu datang dari Tuhan.
Penderitaan adalah salah satu bentuk nyata dari firman Tuhan. Penderitaan ini merupakan suatu cara
Tuhan berkomunikasi. bagi Elihu, Tuhan ingin berkomunikasi lebih dalam dengan Ayub. Elihu
menegaskan kepada Ayub bahwa sikap Ayub terhadap penderitaan yang ia alami menjadi penghalang
bagi Tuhan untuk berkomunikasi dengannya. Selanjutnya, Elihu menekankan bagaimana keterbatasan
manusia dalam memahami pekerjaan Tuhan melalui fenomena alam seperti awan dan petir.
Dalam bagian pasal 37 ini, Elihu menjelaskan lebih dalam mengenai fenomena alam seperti petir,
Hujan, dan badai. Elihu melihat bahwa fenomena alam adalah salah satu suara Tuhan. Fenomena alam ini
merupakan bagian dari perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan. Bagi Elihu, fenomena alam ini juga merupakan
cara Tuhan mengatur alam semesta beserta isinya. Elihu menantang Ayub untuk menjelaskan bagaimana
fenomena alam ini terjadi. Pertanyaan ini diajukan Elihu untuk menyadarkan Ayub akan keterbatasannya
dalam memahami karya Tuhan dalam alam semesta. Dalam Ayub 37:17-18, Elihu meminta Ayub
melakukan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan Ayub.
“Tahukan engkau bagaimana Allah memberi abab-aba sehingga kilat melancar dariawan dan
mega?, Tahukah engkau bagaimana awan-awan melayang hasil keahlian Allah yang
mengagumkan?, dapatkah engkau seperti allah membentangkan cakrawala dan mengeraskannya
seperti logam tuangan atau kaca?
Sungguh besar kuasa allah kita, tak sanggup kita menghampiri-Nya, ia jujur dan adil senantiasa,
tidak pernah Ia menindas manusia. Itulah sebabnya Ia patut dihormati oleh siapa saja, dan orang
yang mengaku arif tidak akan dihiraukan-Nya”

Kuncoro Panjaitan (Penari)

15
Dalam drama liturgi Ayub saya berperan sebagai seorang penari. Saya kemungkinan besar akan
berperan dalam tiga episode:
1. Episode pertama (Ketika Ayub mengalami kebahagian dalam hidupnya, ketika Ayub
menghadapi pencobaan yang terjadi atas hidupnya, ketika para sahabatya datang (3-27).
Dalam episode pertama saya dan berapa teman saya lainya akan menari yang dimana
tujuan kami menari disi ialah memberi penghiburan kepada Ayub yang sedang menghadapi
pencobaan supaya tetap sabar atas pencobaan yang ia alami dalam hidupnya dan tetap percaya
kepada Tuhan Allah.

Jenis tarian yang kami gunakan disi ialah tortor batak yang di iringin oleh musik sambil para
songlider menyanyikan lagu dari Buku ende 279: 1 + 6 (PASAHAT MA SUDE NA)

2. Episode yang ke 2 (Ketika Ayub melakukan percakapan dengan ketiga sahabatnya yang datang
menemuinya)
Dalam episode yang kedua ini kami akan kembali menari untuk menghibur Ayub supaya
tidak terus terlarut dalam kesedihan walaupun ia harus mengalami pencobaan hidup yang berat.
Dalam hal ini kami akan menari ketiga para songlider menyanyikan lagu dari Buku ende 806: 1
+ 3 (AHAPE NAMASA NI NGOLUMI).
3. Episode yang ke- 3 (yanyian pujian tertuju pada kebijaksaanan (28), dan tantangan terhadap
Allah oleh Ayub (29-31) tentang percakapan Elihu (32-37))
Dalam episode ke tiga ini kami akam kembali menari yang dimana tujuan kami menari
disi ialah yang seakan-akan mengingatkan Ayub supaya tidak terjebak kepada rayuan-rayuan para
sahabatnya.
Dalam hal ini juga kami akan menari ketika para songlider menyanyikan lagu Buku ende 688: 1-
3 ( TUHAN JOTJOT DO MARSAK AU)
4. Episode yang ke-4 (jawaban Yahwe (Ayub 38: 41-26) Ayub tunduk (Ayub 40:3-5; 42:1-6,
Ayub tidak mengecam perkataan para sahabatnya yang salah terhadap apa yang ia alami dalam
hidupnya (Ayub 42; 7-17))
Dalam episode yang terakhir ini kami akan kembali menari dalam mengihibur ayub dan
melalui tarian ini kami seakan akan mengingatkan Ayub supaya selalu berserah kepada Allah dan
selalu tunduk kepada-Nya.
Kami akan menari ketika para songlider menyanyikan lagu dari Buku ende 733: 1-4
( DULO MAU AU ON O TUHAN) dari Buku ende 836 : 1-2 ( NUNGGA LOJA AU O
TUHAN)
16
Rio M. Sitanggang..
Naskah dialog Bildad dan sahabatnya dalam tokoh kitab Ayub

Dalam naskah ini peran ketiga sahabat Ayub terdapat dalam Ayub 2:11 Yang dimana ketika Ayub
mengalami malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah para sahabatnya(Elifas, orang Teman,dan
Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama)

Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepada sahabatnya serta memberikan penghiburan.

Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi dan kemudian menangislah mereka
dengan suara nyaring serta mengoyak jubbah dan menaburkan debu di kepala terhadap langit

Kemudian mereka duduk bersama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam seorangpun tidak
mengucapkan sepatah kata kepadanya karena melihat sangat berat penderitaan yang dialami Ayub sahabat
mereka.

Elifas: kemudian Elifas berbicara terhadap Ayub(terdapat dalam kitab Ayub 4-7)

Setelah mendengar perkataan Ayub dan Elifas, kemudian datanglah Bildad berbicara

Bildad: (terdapat dalam kitab Ayub 8) …berapa lamakah lagi engkau berbicara begitu, dan perkataan
mulutmu seperti angin yang menderu? Dst..

Ayub menjawab dalam kitab Ayub 9-10

Zofar: terdapat dalam kitab Ayub 11

Setelah mendengar perkataan Elifas dan Zofar terhadap ayub, datanglah Bildad menjawab(pasal 18)

Bildad: bilakah engkau habis berbicara:

Sadarilah, baru kami akan berbicara.

Mengapa kami dianggap binatang?

Mengapa kami bodoh dalam pandanganmu? Dst..

Ayub: (pasal 19)…

Zofar: (pasal 20)...

17
Ayub: (pasal 21)…

Elifas : (pasal 22)…

Ayub: (pasal 23)…

Bildad: (pasal 25)

Kekuasaan dan kedahsyatan ada pada Dia, yang menyelenggarakan damai di tempat-Nya yang
tinggi..,dst

Ayub: (pasal 26-31)

Dalam pasal 32 ketiga sahabatnya menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, yang kemudian
marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus dari kaum Ram

Elihu: (pasal 32)

Dst…,

15. KJ. No. 222 B: 1… “Agungkan kuasa namaNya” (Persembahan II)

Agungkan kuasa namaNya; malaikat bersujud!

Nobatkan Raja mulia dan puji, puji, puji Yesus, Tuhanmu!

Hai bintang-bintang fajar t'rang, bersoraklah terus!

Agungkan Dia yang menang dan puji, puji, puji, Yesus, Tuhanmu!

Kaum Israel pilihanNya, dosamu ditebus!

Mesiasmu terimalah dan puji, puji, puji Yesus, Tuhanmu!

Jemaat yang tak melupakan derita Penebus,

b'ri hormat di hadiratNya dan puji, puji, puji Yesus, Tuhanmu!

16. Penutup: Doa dan Berkat

18
Ya Allah, Bapa kami yang di surga. Kami mengaku bahwa Tuhan adalah
sumber dari segala karunia yang melimpah dalam kehidupan kami masing-masing.
Sebagian daripada kaharunia itu, kami serahkan kembali sebagai persembahan
kepadaTuhan. Terima dan berkatilah persembahan umatMu ini, agar dapat kami
pergunakan untuk pekerjaan dan pelayanan Kerajaan Tuhan di dunia ini.
Bukalah hati kami untuk mengenal betapa banyak berkat dan karunia yang kami
peroleh dari Tuhan, supaya kami senantiasa bersyukur kepadaMu di dalam Nama
Tuhan Yesus Kristus Tuhan kami. Amin….

19

Anda mungkin juga menyukai