Anda di halaman 1dari 2

Pada suatu hari, di kisahkan didalam hutan yang sangat lebat, didalamnya tinggal bermacam-

macam binatang, ada semut, ada gajah, harimau, burung, kupu-kupu dan sebagainya.

Satu malam datanglah badai yang sangat dahsyat, badai yang membuat seluruh penghuni
hutan itu menjadi panik. Semua para binatang berlarian ketakutan dan berusaha berlindung
dari badai yang dahsyat itu.

Keesokan harinya matahari muncul dengan sangat cerah, setelah semalam diporak
porandakan oleh badai. Terdengar suara kicauan-kicauan burung yang merdu. Akan tetapi
banyak sekali pepohonan yang tumbang dan terlihat berantakan akibat badai semalam.

Di salah satu dahan pohon yang tumbang tersebut menempel satu kepompong. Ia tampak
sedih karena saat semalam badai datang, ia tidak bisa lari untuk berlindung.

Tak lama kemudian keluar seekor semut yang muncul dari balik tanah. Semut yang
mempunyai sifat sombong dan angkuh seakan tidak perduli melihat keadaan kepompong.

Dengan sombongnya si semut berkata "Hey, kau kepompong. Coba kau lihat aku, aku bisa
berlindung dari serangan badai semalam. Aku tidak seperti kau kepompong, lihat tubuh mu
yang hampir rusak dan basah kuyup akibat badai, ha..ha...ha.... " ucap sisemut dengan
sombongnya.

Tak hanya sombong dihadapan kepompong saja, ternyata si semut pun menyombongkan
dirinya kepada binatang lain didalam hutan yang sedang bersedih karena kerusakan badai
semalam.

Sampai ke esokan harinya, saat sisemut berjalan-jalan, si semut tidak sadar kalau dia telah
menginjak lumpur hidup. Tak lama semut pun terjebak dan hampir terhisap oleh lumpur itu.

"Toolooonggg... toloooooongggg... aku terjebak dilumpur ini... tolong lah aku," teriak si
semut.

Tak lama muncul lah seekor kupu-kupu terbang diatas si semut.

"Hey, kau kupu-kupu. tolong lah aku," pinta si semut

"Kenapa aku harus menolong mu semut, bukankah kau itu hebat bisa selamat dari apapun,"
jawab kupu-kupu.

"aku masih ingat perkataan mu semut, dengan sombongnya kau menghina dan tertawa diatas
penderitaan ku kemarin. Apakah kau masih ingat aku semut? aku kepompong yang kau
tertawakan disaat aku sedang sedih karena badai kemarin," lanjut kata sikupu-kupu.

Sisemut mendengar itu merasa malu sekali atas kesombongannya dan atas sikapnya yang
mentertawakan binatang lain yang sedang kesusahan.

"Maafkan aku kupu-kupu, memang kemarin aku telah salah kepada mu. Tapi jika kau jika
kau mau menolongku, aku sangat berhutang budi kepada mu. Dan jika kau tidak mau
menolong ku, aku tidak akan menyalahkan mu, biar lah aku mati bersama kesombongan ku
terhisap oleh lumpur ini," kata si semut.
Kupu-kupu yang melihat kejadian itu tentu saja tidak tega melihat semut yang sedang
kesulitan bertaruh nyawa dengan lumpur. Dan akhirnya si kupu-kupu menolong sisemut
keluar dari lumpur itu.

Sisemut pun berjanji tidak akan menghina dan mentertawakan binatang-binatang didalam
hutan yang sedang kesusahan.

Nah adik-adik yang baik, hikmah yang bisa kita petik dari Dongeng anak diatas bahwa kita
sebagai makhluk tuhan mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jadi janganlah
kita menyombongkan diri atas apa yang kita punya. Apalagi kita mentertawakan teman kita
yang sedang dalam kesulitan dan kesusahan.

Anda mungkin juga menyukai