Anda di halaman 1dari 2

*Kupu-Kupu Berhati Mulia*

Alkisah, hiduplah seekor semut yang tinggal di sebuah kebun sekolah.

Dikisahkan, hiduplah seekor semut yang hidup di sebuah kebun sekolah. Hari itu, mentari bersinar
begitu cerahnya. Ia pun memutuskan untuk pergi berkeliling dan menyusuri kebun sekolah tempat ia
berada.

Kebun tersebut sangatlah indah. Ada bunga penuh warna-warni di mana-mana. Si Semut sangat
bahagia terlebih karena dengan kaki dan tubuh yang ia miliki, dirinya dapat bebas bergerak sambil
menikmati keindahan kebun sekolah.

Sewaktu berjalan-jalan, si Semut juga tak lupa untuk menyapa hewan-hewan lain yang berada di
kawasan tersebut.

Si Semut mengejek kepompong karena rupanya yang tak rupawan.

Dalam perjalanannya, perhatian si Semut tiba-tiba teralihkan. Dirinya melihat ada kepompong yang
menggantung di salah satu ranting sebuah pohon. Hewan tersebut pun berhenti dan
memandanginya sejenak.

Namun, bukan ucapan baik yang keluar dari mulut Semut. Ia malah mengejek rupa buruk dari
kepompong tersebut. Si Semut juga sangat menyayangkan nasib kepompong yang tidak bisa
kemana-mana dan hanya menggantung di ranting pohon.

"Hai, Kepompong! Alangkah buruk nasibmu. Kamu hanya bisa terdiam dan tergantung di situ. Ayo,
jalan-jalan! Lihat kebun sekolah yang luas dan indah ini!" ejek Semut.

Mendengar perkataan Semut, kepompong tersebut tentu tidak bisa melawan. Ia hanya terdiam dan
tak bisa berbuat apa-apa.

Hujan pun turun dan membuat Semut masuk ke lumpur.

Di hari yang lain, si Semut kembali mengelilingi kebun sekolah. Namun tiba-tiba turun hujan.
Akibatnya, kebun sekolah tersebut dipenuhi oleh lumpur.

Tak disangka, ketika si Semut tengah berjalan-jalan, ia pun tergelincir dan jatuh ke dalam kubangan
lumpur. Lantas, dirinya berteriak sekuat mungkin untuk meminta pertolongan.

"Tolong bantu aku! Aku mau tenggelam! Tolong, tolong!" teriak Semut.

Meskipun dirinya sudah berusaha sekuat tenaga berteriak, tidak ada hewan yang kunjung datang
untuk menolongnya.

Tiba-tiba, datang seekor kupu-kupu yang menyelamatkan si Semut.

Namun tiba-tiba, datanglah seekor kupu-kupu cantik yang terbang melintas sambil membawa
ranting. Ternyata, hewan tersebut datang untuk menyelamatkan si Semut.

"Semut! Peganglah erat-erat ranting itu. Nanti, aku akan mengangkatmu," ucap si Kupu-kupu.

Semut pun meraih dan memegang erat ranting tersebut. Dengan sekuat tenaga, Kupu-kupu
mengangkat tubuh Semut dari kubangan lumpur dan menurunkannya di tempat yang lebih aman.

Karena sudah ditolong, si Semut pun berterima kasih kepada Kupu-kupu karena telah
menyelamatkan nyawanya. Namun tanpa ia sadari, Kupu-kupu tersebut adalah kepompong yang
dulu pernah diejeknya.
"Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek," ucap hewan bersayap tersebut.

Mendengar ini, si Semut pun merasa bersalah. Dirinya berjanji untuk tidak lagi mengejek hewan-
hewan yang hidup di kebun sekolah tersebut.

Kupu-Kupu Berhati Mulia

1. Orientasi

Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalanjalan di taman. Ia sangat bahagia
karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa
binatang-binatang yang berada di taman itu.

2. Komplikasi

Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon. Sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek
yang tidak bisa pergi ke mana-mana.

“Hei, kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo jalan-
jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”

Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan, sang semut
kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya adalah
binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.

Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, di mana-mana terdapat
genangan lumpur. Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke
dalam lumpur. Sang semut hampir tenggelam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang
mungkin untuk meminta bantuan. “ Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong..., tolong....!

3. Resolusi

Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian, kupu-kupu menjulurkan
sebuah ranting ke arah semut.

“Semut, peganglah erat-erat ranting itu! Nanti aku akan mengangkat ranting itu.”

Lalu, sang semut memegang erat ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan
menurunkannya di tempat yang aman. Kemudian, sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu
karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang
hebat dan terpuji.

Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut. “Aku adalah kepompong yang pernah
diejek,” kata si kupukupu. Ternyata, kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya.”

4. Koda

Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk
ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

Anda mungkin juga menyukai