Pagi itu, lereng gunung Kelud udaranya panas. Cuaca tidak seperti
biasanya. Banyak hewan merasa resah dengan perubahan cuaca hari itu.
Sebagian burung, ular, kelinci, ayam hutan berlarian ke sana kemari. Tidak
terkecuali seekor burung kakak tua yang bertengger di atas pohon jati.
Hatinya resah. Dia berlompat-lompatan dari satu dahan ke dahan yang lain.
Setiap kali berlompatan tidak lupa dia senantiasa menggigit tangkai
dedaunan dan menjatuhkan ke atas tanah. Si burung kakak tua tidak
menyadari bahwa akibat ulahnya menjatuhkan berlembar-lembar dedaunan
ternyata menimpa kerajaan semut yang ada di bawahnya.
"Hei, siapa yang berani mengotori kerajaanku !?" bentak sang Raja
Semut. "Tumpukan dedaunan ini mengakibatkan kerajaanku tidak sehat
karena sinar matahari tidak bisa masuk ke dalam kerajaan."
"Benar, paduka raja," kata rakyat semut.
"Semua ini akibat ulah si kakak tua."
"Apa? Si kakak tua?" jawab sang raja.
"Wah, berani sekali dia mengotori kerajaanku. Enak sekali dia
menjatuhkan sampah dedaunan kedi kerajaanku. Kita setiap hari senantiasa
menjaga kebersihan kerajaan agar lingkungan menjadi sehat tapi dia malah
seenaknya saja mengotorinya dengan dedaunan-dedaunan ini," lanjut sang
raja semut. "Wahai rakyatku, aku perintahkan kepada kalian untuk segera
memanggilnya. Hadapkan dia kepadaku. Dia harus mempertanggung
jawabkan perbuatannya di hadapan seluruh rakyatku."
Dan tanpa dikomando lagi maka berpuluh-puluh ekor semut
bersiap-siap untuk bersama-sama pergi memanggil si kakak tua. Seluruh
rakyat semut ikut jengkel dengan ulah si kakak tua.
Namun tidak begitu lama ketika para semut akan berangkat pergi,
tiba-tiba mereka mendengar bunyi seperti hujan yang begitu deras disertai
dengan lontaran batu-batu kerikil yang menimpa kerajaan mereka. Seluruh
rakyat semut menjadi ketakutan. Mereka berlarian menuju rumah masing-
masing untuk menyelamatkan diri.
"Hoiiiiii....semua masuk rumah....semua masuk rumah...selamatkan
diri kalian masing-masing...sepertinya saat ini sedang terjadi hujan pasir dan
hujan kerikil....ayo selamatkan diri kalian masing-masing...." teriak semut-
semut sambil berlarian menyelamatkan diri. Dan dalam sekejap, semua
semut telah memasuki rumah masing-masing. Akhirnya, suasana di luar
kerajaan menjadi sunyi.Sepi.
Di dalam rumahnya, semut-semut terus mendengar hujan pasir dan
hujan batu kerikil semakin deras menimpa kerajaan semut. Seluruh semut
semakin ketakutan. Mereka akhirnya menyadari bahwa saat ini gunung Kelud
sedang meletus. Hujan pasir dan hujan kerikil yang dikeluarkan kali ini begitu
dahsyat dibandingkan dengan tahun--tahun sebelumnya. Nyaris seluruh
hutan tertimpa pasir dan kerikil. Rumah-rumah penduduk banyak yang
rusak.
"Heran, saat ini sedang hujan pasir dan hujan batu kerikil, namun
kerajaan kita kok tidak kemasukan pasir dan kerikilnya, ya?" kata beberapa
ekor semut keheranan.
"Benar, kawan. Aneh ya....ternyata kerajaan kita sama sekali tidak
tersentuh hujan pasir dan hujan batu kerikil gunung kelud. Ada apa ini?" seru
semut yang lain keheranan.
Kemudian beberapa ekor semut mencoba memberanikan diri
keluar rumah.
"Subhanallah!" teriak beberapa ekor semut saat berada di luar
rumah.
"Ada apa kamu kok teriak seperti itu, kawan?" tanya semut yang
lain.
"Coba lihat di atas kerajaan kita, kawan...apa yang kamu lihat di
sana?"
"Subhanallah...ternyata sampah-sampah dedaunan yang telah
dijatuhkan si kakak tua bisa melindungi kerajaan kita dari hujan pasir dan
hujan batu kerikil?'
"Benar...rakyatku," kata si raja semut yang ikut menyaksikan
keajaiban tersebut.
"Ternyata hewan yang selama ini kita maki-maki...kita anggap
bodoh...kita anggap tidak sopan...kita anggap jorok...tapi ternyata dia
memang telah dikirim Allah swt untuk melindungi kerajaan kita dari
keganasan gunung Kelud...dan akibat dia menjatuhkan berpuluh-puluh
dedaunan di atas kerajaan kita ternyata ulahnya itu bisa menyelamatkan
kita."
"Benar...benar...benar...ternyata selama ini kita telah suudzon.Kita
terlalu berprasangka burung kepadanya. Seharusnya kita patut berterima
kasih kepada Allah swt yang telah mengirim si kakak tua untuk
menyelamatkan kita."
"Ayooo kita cari si pahlawan kakak tua itu....ayooo cari dia!"
"Keeekkk...keekkk....keekkk...keekk..kekkk...Memangnya, siapa
yang akan kalian cari?" terdengar teriakan dari balik dapur kerajaan. Dan
seluruh semut serentak menoleh ke arah asal suara. Mereka yakin bahwa
teriakan tersebut berasal dari mulut si kakak tua.
"Hore....hore...horeee....ternyata si pahlawan kita ada di sini...si
pahlawan kita masih selamat...hidup si kakak tua....hidup si kakak tua...hidup
pahlawan kita...!!! teriak seluruh semut sambil menggandeng si kakak tua
untuk dihadapkan ke hadapan raja mereka..
"Alhamdulillah, apabila kalian semua bisa selamat," kata si kakak
tua. "Kalian jangan terlalu berlebihan menyanjung aku sebagai pahlawan.
Bukankah kita hidup di dunia ini harus saling tolong menolong."
"Benar, kakak tua," kata raja semut. "Tapi kami layak berterima
kasih kepadamu. Dan sekalian kami mewakili seluruh rakyat minta maaf
kepadamu. Akibat ulahmu menjatuhkan berpuluh-puluh dedaunan kami
sangka itu suatu tindakan jorok dan bodohmu. Tetapi ternyata akibat ulahmu
kami bisa selamat dari keganasan hujan pasir dan hujan kerikil gunung
Kelud. Selama ini kami telah salah sangka menilai kamu.Kami merasa
bersalah karena senantiasa memakimu, menuduhkamu bodoh, jorok, dan
panggilan kurang pantas yang lain. Apa jadinya dengan kerajaan semut
apabila tidak dilindungi dengan dedaunan yang kamu jatuhkan itu. Maafkan
kami."
"Ya lupakan saja apa yang telah terjadi. Mari kita saling hidup rukun
lagi untuk menyongsong masa depan bagi generasi penerus kita." kata si
kakaktua sambil berjabat tangan dengan seluruh rakyat semut.
Kura-kura dan Sepasang Itik
Suatu hari dia bertemu dengan sepasang itik dan menceritakan semua
masalahnya.
Saat itu seekor burung gagak terbang melintasinya. Dia sangat kagum
dengan apa yang dilihatnya dan berkata:
"Kamu pastilah Raja dari kura-kura!"
Nah, hikmah yang bisa kita tarik dari dongeng diatas adalah, kita
harus menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan.
Intinya semua ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita
menghina makhluk yang lain.
DONGENG si KANCIL
"Kamu sedang apa cil?Kenapa kamu bisa ada di tempat ini?Ini kan
sudah terlalu jauh dari desa..".Tanya ketiga merpati itu serentak.
Lalu kancil pun menceritakan semua hal yang dia alami bersama
buny dan ranggo kepada ketiga sekawan itu.
Kontan saja para kera dan kedua temanya di buat terkejut dengan
kembalinya si kancil,lebih-lebih raja kong.
Dia hampir tak percaya dengan apa yang di lihatnya,bahkan
sikancil bisa pulang tanpa ada luka sedikit pun..
"Hai paman kong..Sekarang tepati janji mu..Lihat,aku menang
taruhan seperti yang ku katakan..Hehehe ".Kata kancil.
Tapi monyet juga di kenal sebagai hewan yang licik, dia pun
berfikir untuk mencari cara agar bisa menyeberang. Ahirnya, dia
teringat pada sahabat lamanya, si kerbau. Kerbau adalah hewan
yang cukup terkenal bisa berenang, dia adalah perenang yang
hebat. Ahirnya, monyetpun menemui si kerbau untuk merayunya.
"Hai kerbau sahabat ku, lama tak jumpa. Kenapa badan mu kini
terlihat kurus?". Tanya monyet. "Ah, masak? Perasaan dari dulu
tubuh ku tetap begini. Kau saja yang sekarang terlihat tambah
gemuk". Jawab si Kerbau. "Hehehe.. Bagaimana aku tak gemuk?
Aku makan enak tiap hari. Petani yang ada di seberang sungai
sana, selalu memberi ku makanan enak. Aku di perbolehkan
menghabiskan semua buah di kebunya". Kata si monyet mulai
berbohong.
TAMAT