Anda di halaman 1dari 53

Selasa, 25 Okt’22

REVIEW MATERI &


PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU

Oleh :
dr. Wahyu Agung Purnomo, Sp.P
dokterspesialisparujember@gmail.com
@dokterparujember

1
OUTLINE
• REVIEW MATERI:
ASMA, HEMOPTISIS

• PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU

2
REVIEW MATERI
ASMA
 Heterogen
- Karakteristik patofisiologi asma yang bervariasi
- Fenotipe asma : a. asma alergi d. asma dengan fixed airflow limitation
b. asma non-alergi e. asma pada obesitas
c. asma late onset
 Inflamasi kronis saluran napas
- bronkokonstriksi, - penebalan dinding jalan napas
- edema dinding saluran napas, - hipersekresi mukus
 Episodik
serangan yang hilang dan timbulterdapat periode bebas serangan

 Bervariasi dari waktu ke waktu


VARIABILITASbervariasinya kondisi asma pada waktu tertentu :
perubahan cuaca, faktor pencetus, dalam satu hari terjadi variabilitas
dengan perburukan pada malam atau dini hari.

 Keterbatasan aliran udara ekspirasi yang bervariasi


REVERSIBILITAS meredanya gejala asma dengan/tanpa pengobatan
(SABA)
REVIEW MATERI
ASMA
REVIEW MATERI
ASMA
Disease Pathology Asthma COPD
Reversible airflow obstruction + ++ +
Airway inflammation + ++ ++
Mucus hypersecretion + +++
Goblet cell metaplasia + ++
Impaired mucus clearance ++ ++
Epithelial damage ++ —
Alveolar destruction — ++
Smooth muscle hypertrophy ++ —

Basement membrane thickening +++ —


REVIEW MATERI
ASMA KLASIFIKASI

ETIOLOGI Sulit diketahui

FENOTIP a. asma alergi


b. asma non-alergi
c. asma late onset
d. asma dengan fixed airflow limitation
e. asma pada obesitas

GEJALA KLINIS a. Persisten


b. Intermiten Ringan, Sedang, Berat

KONDISI a. Terkontrol
b. Terkontrol Sebagian
TERKONTROL c. Tidak Terkontrol

EKSASERBASI a. Ringan-Sedang
b. Berat
c. Mengancam Jiwa
REVIEW MATERI
ASMA KLASIFIKASI
Sekumpulan karakteristik yang dapat diamati dari
individu yang merupakan hasil interaksi antara
FENOTIP
genotip dengan lingkungan  presentasi klinis yang berbeda.

1. Asma alergi : fenotip yg plg mudah dikenali, terjadi pada masa anak,
berhubungan dengan riwayat alergi pada keluarga atau di masa
lampau (eksim, rinitis alergi, alergi makanan/minuman). Berespon
baik dengan pemberian ICS.
2. Asma non alergi : tidak berhubungan dengan alergi, profil sel dari
sputum dapat neutrofilik/eosinofilik/pausigranulositik. Respon kurang
baik dengan ICS.
3. Asma late onset : muncul pertama kali pada usia dewasa. Cenderung
non-alergi, membutuhkan dosis ICS yang lebih tinggi.
4. Asma fixed airflow limitation: pasien dgn gejala asma persisten dan
ireversibel, kemungkinan disebabkan oleh remodeling jalan napas.
5. Asma dengan obesitas : keluhan respirasi meningkat, eosinofil sedikit
meningkat.
REVIEW MATERI
ASMA KLASIFIKASI
GEJALA KLINIS
REVIEW MATERI
ASMA KLASIFIKASI
DERAJAT KONTROL
REVIEW MATERI
ASMA KLASIFIKASI
EKSASERBASI
RINGAN-SEDANG BERAT MENGANCAM JIWA
- Bicara dalam frase - Bicara dalam kata - Mengantuk
- Memilih duduk - Duduk membungkuk - Kebingungan
daripada berbaring ke depan - Silent chest
- Tidak agitasi - Agitasi
- RR meningkat - RR>30x/mnt
- Otot bantu napas(-) - Otot bantu napas (+)
- HR : 100-120x/mnt - HR : >120x/mnt
- SaO2 : 90-95% - SaO2 <90%
- APE>50% dari nilai - APE≤50% dari nilai
prediktif prediktif
REVIEW MATERI
ASMA DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis Asma:
• Anamnesis : Keluhan khas asma
• Pemeriksaan Fisik : Wheezing, Ekspirasi memanjang, silent chest
• Pemeriksaan Penunjang:
1. Spirometri:
FEV1/FVC <75%  post BD: naik ≥12% atau 200ml
2. APE/PEFR: (normal : 400-500 ml) pada asma turunpost BD: naik ≥ 20%
3. Variasi diurnal : menunjukkan peningkatan/penurunan dari gejala dan fungsi paru.
mengukur APE pagi dan malam selama 2 minggu (variasi diurnal) nilai APE ≥ 20%
4. Uji Provokasi Bronku: (metakolin/histamin) Nilai PC 20 < 8 mg/ml Positif AHR
5. Eosinofil total : ≥ 300 (≥ 4%)
6. Uji kulit (skin prick test)
7. FeNo : Nilainya tinggi pada asma yang ditandai dengan inflamasi tipe 2
tapi jg terjadi pada kondisi non asma( bronkitis eosinofilik, atopy, rhinitis
alergi, eksim) dan tidak meningkat pada bbrp fenotip asma (cth, asma
neutrofilik).
REVIEW MATERI
ASMA
DIAGNOSIS
REVIEW MATERI
ASMA
DIAGNOSIS

Uji Provokasi Bronkus :


• Menilai Hiperaktivitas Bronkus / Airway Hyperesponsiveness (AHR)
• Suatu kondisi saluran napas menyempit setelah paparan stimulus
(histamin/metakolin) dimana pada kondisi saluran napas orang normal tidak
menimbulkan reaksi
• Dinyatakan dengan parameter PC 20 : konsentrasi zat inhalasi yang
menimbulkan penurunan VEP1 20%
• Nilai PC 20 < 8 mg/ml Positif AHR
(lebih dari 8 mg/ml memiliki negatif prediktif value yang tinggi)
REVIEW MATERI
ASMA TATALAKSANA
REVIEW MATERI
ASMA TATALAKSANA
REVIEW MATERI
ASMA TATALAKSANA
REVIEW MATERI
ASMA TATALAKSANA
REVIEW MATERI
HEMOPTYSIS
DEFINISI
• Batuk darah berasal dari saluran napas bawah (glottis ke bawah)
• Harus dibedakan antara batuk darah dan muntah darah

KLASIFIKASI
• Non-massif : <100 mL/24 jam
• Massif : antara 200-1000 mL/24 jam
≥600 mL/24jam  karena perdarahan >400 di alveolar  gangguan pertukaran
gas

menurut Busroh (1978)


REVIEW MATERI
HEMOPTYSIS
BATUK DARAH MUNTAH DARAH
1. Warna Merah segar dan Merah gelap atau hitam
berbusa
2. pH Basa Asam
3. Konsistensi Dapat bercampur Dapat bercampur
dahak makanan
4. Gejala Diikuti dengan batuk Dapat didahului dengan
atau mungkin mual muntah, gangguan
didahului suara lambung.
seperti berkumur,
rasa tidak enak di
tenggorokan.
5. Anemia Kadang-kadang Sering
6. Tes Tes Benzidin negatif Tes Benzidin positif

19
SIRKULASI DARAH PARU:
• Pulmoner : - mengatur pertukaran gas, bertekanan rendah
- berjalan sepanjang bronkus hanya memperdarahi
bronkiolus terminalis->bercabang ke alveolus ->
membentuk pembuluh darah kapiler paru->
berfungsi pertukaran gas
• Bronkial : - pemberi nutrisi paru dan saluran napas,
bertekanan sesuai tekanan sistemik-> cenderung
menyebabkan perdarahan hebat
- berperan penting dalam patofis batuk darah karena
memperdarahi sebagian besar jalan napas

Sistem Sirkulasi
Pulmoner (Cohlan dkk) : >600mL/24 jam
(5-10%) 1. TB Paru
2. Bronkiektasis
Sumber Sistem Sirkulasi 3. Pneumonia nekrotik kronik
Perdarahan Batuk Bronkial
(Lim dkk) : >150mL/24 jam
Darah Masif (90%) 1. TB Paru (40%)
2. Kanker Paru (10%)
Non-bronchial
Systemic collateral 3. Bronkiektasis (8%)
vessels 4. Sekuestrasi Paru (2%)
20
REVIEW MATERI
HEMOPTYSIS
MEKANISME PERDARAHAN
Bronkitis Pecah pembuluh darah superfisial di mukosa
TB Paru Robekan a. Pulmoner atau erosi a. Bronkialis
Inflamasi Kronik Inflamasi terjadi proliferasi a. Bronkialis
Kanker Paru Neovascularisasi rapuh mudah berdarah

21
REVIEW MATERI
HEMOPTYSIS
TATALAKSANA HEMOPTISIS

1. Posisi Trendelenberg
2. Miring ke posisi yg sakit
3. KIE untuk tidak takut membatukan
4. Terapi suportif : pemasangan iv line
5. Terapi medikamentosa : antitusif, hemostatik, sedasi
6. Transfusi jika Hb<10 g/dL
7. Cari dan atasi penyebabnya :
CXR, Bronkoskopi, CT Angiografi
 Embolisasi atau pembedahan

22
REVIEW MATERI
HEMOPTYSIS
Dampak berbahaya hemoptisis obstruksi sal napas oleh bekuan darah  asfiksia
dan gangguan pertukaran gas, kehilangan darahhipotensi dan syok

Kriteria hemoptisis mengancam jiwa menurut W.H. Ibrahim didefinisikan:


1. Batuk darah > 100 ml dalam 24 jam.
2. Batuk darah menyebabkan abnormalitas pertukaran gas dan/atau terjadi
obstruksi saluran napas.
3. Batuk darah menyebabkan ketidakstabilan hemodinamik
Ibrahim WH. Massive hemoptysis: the definition should be revised. ERJ 2008

TERAPI INTERVENSI HEMOPTISIS MASIVE:


1. Bronkoskopi terapeutik : a.cold saline lavage, b.agen vasokonstriksi topical, c.
tamponade endobronkial
2. Intubasi endotrakeal
3. Embolisasi Arteri Bronkial
4. Pembedahan

25
26
27
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
1. Garis Elli’s damouseaoux merupakan tanda pada efusi pleura yang didapatkan dengan
cara :

a. Pemeriksaan palpasi

b. Pemeriksaan perkusi

c. Pemeriksaan auskultasi

d. Pemeriksaan USG thoraks

e. Pemeriksaan radiologi foto polos thoraks


PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
2. Tanda khas yang dapat dijumpai melalui pemeriksaan fisik pada pneumonia

lobaris paru kanan adalah :

a. Pada perkusi didapatkan suara hipersonor pada paru kananseharusnya redup

b. Fremitus raba meningkat pada lobus yang terkena pada paru kanan

c. Pelebaran ruang antar kosta pada paru kananincrease of vol. : effusion, mass

d. Ditemukan suara cakap egofoni + pada paru kananbagian atas dari efusi,

bisa juga pada konsolidasi

e. Suara napas vesikuler menurun pada paru kananmass, efusi, pneumotx


30
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
3. Suara khas yang dapat ditemukan pada auskultasi penderita
Pneumomediastinum:
a. Rhonki basah halus  early lung oedem, early pneumonia, sering juga disebut
krepitasi bisa ditemui pada paru normal di bagian basis karena ventilasi
kurang alveoli atelectasis (org gemuk, berbaring lama), hilang saat narik
napas dalam.

b. Bronkofoni  suara percakapan, patologis jika terdengar jelas bronkofoni


positif pada konsolidasi, atelectasis kompresi

c. Egofoni  bronkofoni kualitas nasal, tepi atas efusi pleura, konsolidasi


d. Crunching sign
e. Suara amforik  suara kavitas, nada tinggi, kualitas nyaring (metalik)

Hamman's sign (rarely, Hammond's sign or Hammond's crunch) is a crunching, rasping


sound, synchronous with the heartbeat, heard over the precordium in spontaneous
mediastinal emphysema. It is felt to result from the heart beating against air-filled
tissues. It is named after Johns Hopkins clinician Louis Hamman, M.D.
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU

4. Succucio hypocrates (saat pasien digoncang ada suara cairan di thorax) ditemukan pada
kelainan berikut :

a. Pneumotoraks

b. Efusi pleura

c. Empyema

d. Fluido Pneumothoraks

e. Pneumonia

Phenomena Succusio Hipocrates :yaitu suara kocakan air dalam ruang yang
mengandung Udara
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
5. Kronig’s isthmus (lokasi perkusi untuk area apeks paru) yang menyempit pada perkusi
disebabkan adanya :

a. Pancoast tumor

b. Pneumonia

c. Pneumo thoraks

d. Efusi pleura

e. Bronchitis kronis
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
6. Emfisema adalah suatu keadaan dimana terjadi pelebaran asinus sebagian / seluruhnya disertai
kerusakan jaringan. Pada diagnosis fisik paru didapatkan :

a. Bentuk cembung, ruang antar iga melebar, fremitus suara menurun, hipersonor

b. Bentuk cekung, ruang antar iga menyempit, fremitis suara meningkat, redup

c. Bentuk cembung, ruang antar iga melebar, fremitus suara meningkat, hipersonor

d. Bentuk cekung, ruang antar iga menyempit, fremitus suara menurun, redup

e. Bentuk barrel chest, ruang antar iga menyempit, fremitus suara meningkat,

hipersonor
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
Skenario untuk Soal No 7-10

Pasien laki-laki umur 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk lama sekitar 3
minggu, dahak putih kadang bercampur darah, disertai penurunan berat badan, keringat malam
dan nafsu makan menurun. tidak ada riwayat penyakit paru. Pada pemeriksaan fisik dada
simetris, perkusi redup pada paru kanan bagian tengah dan atas, ronki kasar pada paru kanan
atas. Gambaran toraks foto : infiltrat serta fibrosis paru kanan.

7. Untuk menegakkan diagnosis pasti suatu TB paru pada kasus diatas, maka harus dilakukan
pemeriksaan :
A. darah rutin
B. USG dada
C. kadar Hb
D. Sputum BTA
E. analisis gas darah
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
8. Jika telah ditegakkan diagnosis TB paru pada kasus diatas, maka kasus tersebut diterapi
dengan OAT (Obat Anti TB) kategori :
A. Kategori I
B. Kategori II
C. Kategori III
D. Kategori IV
E. Kategori MDR (multi resisten obat)
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
9. Pada kasus diatas, paduan terapi OAT yang diberikan adalah :
A. 2RHZE/4RH
B. 2RHZE/2RH
C. 2RHZES,1RHZE
D. 2RHZE,5RHE
E. 2RHZES, 4RH
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
10. Bila ditemukan TB Paru kasus kambuh (kategori 2) Sensitif Rifampicin, maka paduan
obat untuk fase intensifnya adalah :
A. 2RHZES/1RHZE/5R3H3E3
B. 2RHZE
C. 2RHZES
D. 4RH
E. 4R3H3
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
11. Seorang anak perempuan 4 thn, dibawa oleh ibunya ke UGD RS krn tiba2 sesak nafas yg
bertambah akibat terjatuh dr tangga. Pemeriksaan foto thorax: adanya fraktur clavicula kanan
dgn fragmen fraktur yg merobek pleura hingga terjadi tension pneumothorax dgn gambaran
sbg berikut :
A. Hiperlusen avaskular dgn collaps paru kea rah lateral

B. Hiperlusen avaskular dgn collaps paru ke arah medial

C. Hiperlusen dgn gambaran vascular yg samar-samar

D. Hiperlusen avascular dengan sinus dan diafragma tertutup

E. Hiperlusen dgn gambaran “air-fluidlevel”


PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU

12. Pada kasus asma, pemeriksaan penunjang selanjutnya untuk menegakkan diagnosis :
A. Pemeriksaan faal paru Kriteria diagnosis Asma:

B. Foto toraks • Anamnesis : Keluhan khas asma


• Pemeriksaan Fisik : Wheezing, Ekspirasi memanjang, silent chest
C. Pemeriksaan darah
• Pemeriksaan Penunjang:
D. Pemeriksaan sputum 1. Spirometri:
E. Pemeriksaan CT-Toraks FEV1/FVC <75%  post BD: naik ≥12% atau 200ml
2. APE/PEFR: (normal : 400-500 ml) pada asma turunpost BD: naik ≥ 20%
3. Variasi diurnal : menunjukkan peningkatan/penurunan dari gejala dan
fungsi paru. mengukur APE pagi dan malam selama 2 minggu (variasi
diurnal) nilai APE ≥ 20%
4. Uji Provokasi Bronku: (metakolin/histamin) Nilai PC 20 < 8 mg/ml
Positif AHR
5. Eosinofil total : ≥ 300 (≥ 4%)
6. Uji kulit (skin prick test)
7. FeNo : Nilainya tinggi pada asma yang ditandai dengan inflamasi tipe 2
tapi jg terjadi pada kondisi non asma( bronkitis eosinofilik, atopy,
rhinitis alergi, eksim) dan tidak meningkat pada bbrp fenotip asma
(cth, asma neutrofilik).
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
13. Pasien dengan diagnosa asma bronkial seringkali disertai keluhan batuk dengan dahak
yang kental dan banyak serta sulit untuk dikeluarkan. Produksi dahak tersebut secara
patogenesis disebabkan oleh :
A. Alergi
B. Polusi Udara
C. Batuk kronis
D. Kontraksi otot polos
E. Inflamasi dinding saluran napas
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
14. Pada hipoalbuminemia dapat terjadi efusi pleura akibat :
A. Tekanan Tekanan hidrostatik yang meningkat
B. Tekanan hidrostatik yang menurun  Akumulasi cairan patologis di rongga
C. Tekanan onkotik yang menurun pleura (antara pleura parietalis-viseralis)
.
D. Tekanan onkotik yang meningkat  ↑ produksi atau ↓ absorbsi cairan
E. Permeabilitas yang meningkat pleura.

 Mekanisme yang medasari:


(1) ↑ tekanan hidrostatik sistemik
(2) ↓ tekanan onkotik intravaskuler
(3) ↑ permeabilitas vaskuler
(4) gangguan drainase limfatik
(5) ruptur duktus torasikus
(6) ruptur vaskuler intratoraks

• Gejala klinis: sesak napas, batuk, atau


nyeri dada tajam tidak menjalar
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
15. Penampakan asma saat tes faal paru:
a. FEV1 menurun Spirometri:
b. VC meningkat FEV1/FVC <75%  post BD: naik ≥12%
c. FEV1 meningkat atau 200ml
d. VC turun
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
16. Penampakan rontgen TB paru:
a. Bercak berawan pada apeks
b. Perselubungan homogeny pada basal
c. Sinus costophrenicus menghilang
d. Corakan bronkovaskuler meningkat
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
17. Seorang perempuan datang dgn keluhan batuk lebih dari 1 bulan. disertai dahak
berdahak putih. Berat badan menurun. Keringat malam hari (+). BTA SPS 3x (-/-/-).
Tindakan selanjutnya?
a. Terapi OAT kategori 1
b. Foto thorak
c. Ulangi BTA SPS 3x
d. tunda pemberuian OAT
e. Kultur dahak
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
18. Tn. B, 36 tahun datang dengan keluhan sesak napas yang semakin memberat dalam 1
minggu terakhir. Sesak terasa membaik dengan berbaring ke sisi kanan (pasien lbh suka
berbaring ke sisi yg sakit. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak kekuningan sejak 3
bulan yang lalu, berat badan semakin menurun disertai keringat malam. Pemeriksaan fisik
menunjukkan gerak dada kanan tertinggal, dengan perkusi redup dan suara vesikuler
menurun disertai egofoni. Diagnosis yang paling mungkin adalah:
a. TB paru disertai schwarte kanan
b. Pneumonia dengan efusi pleura kanan
c. Tumor paru dengan atelektasis paru kanan
d. TB paru dengan efusi pleura kanan
e. Pneumonia dengan atelektasi pary kanan
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
19. Laki-laki 32 tahun datang dengan keluhan sesak hilang timbul 3 bulan terakhir, pasien juga
mengeluh batuk berdahak kehijauan, jumlah banyak terutama pagi hari. Pemeriksaan fisik
menunjukkan adanya jari tabuh (clubbing finger). Gerak napas simetris, perkusi sonor, suara
napas vesikuler dan didapatkan ronkhi kasar di basal kanan. Pemeriksaan dahak menunjukkan
sputum yang membentuk 3 lapis (3 lapis: bening-kuning-kuning kehijauan). Diagnosis
anatomis yang paling mungkin adalah
a. Atelektasis
b. TB paru
c. Bronkiektasis
d. Fluidopneumothoraks
e. Efusi pleura
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
20. Laki-laki 65 tahun mengeluhkan batuk berdahak kehijauan dan demam sejak 3 hari.
Batuk sempat bercampur bercak darah. Nyeri dada kanan jika bernapas. Tidak terdapat
keluhan penurunan berat badan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan dyspneu, fremitus raba
meningkat di kanan, sela iga simetris, redup pada perkusi kanan dan ditemukan
bronkofoni positif. Diagnosis yang paling memungkinkan:
a. Atelektasis obstruktif total
b. Pneumonia
c. Bronkitis kronik eksaserbasi akut
d. Tumor paru kanan
e. Bronkitis kronik
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU

21. Laki-laki usia 65 tahun yang mengalami emfisema, maka pemeriksaan fisik yang lazim
dijumpai adalah:

a. Suara vesikuler meningkat

b. Bentuk toraks cekung memanjang

c. Gerakan napas dinding dada kanan kiri asimetris

d. Tulang iga mendatar

e. Fremitus suara meningkat


PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
22. Wanita 30 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan sesak nafas setelah sebelum nya
batuk darah profus. Pasien sudah rutin kontrol ke Poli Paru dengan diagnosis
Bronkiektasis. Pemeriksaan fisik yang menunjang adanya atelektasis akibat bekuan darah
yang menyumbat adalah:

a. Gerak nafas hemitoraks kontralateral tertinggal

b. Suara napas vesikuler meningkat pada sisi Ipsilateral

c. Fremitus raba Ipsilateral meningkat

d. Trakea deviasi ke kontralateral

e. Sela iga menyempit pada sisi ipsilateral


Atelectasis describes loss of lung volume secondary to collapse. It has many
causes, the root of which is bronchial obstruction with absorption of distal gas.
Atelectasis may be subsegmental, segmental, lobar, or involve the entire lung.

Direct signs of atelectasis Indirect signs of atelectasis


 displacement of interlobar fissures  pulmonary opacification
 crowding together of pulmonary  shifting granuloma (or any other
vessels previously documented lesion, used
 crowded air bronchograms (does not as a reference for comparison)
apply to all types of atelectasis; can  compensatory hyperexpansion of the
be seen in subsegmental atelectasis surrounding or contralateral lung
due to small peripheral bronchi  displacement of the heart,
obstruction, usually by secretions; if mediastinum, trachea, hilum
the cause of the atelectasis is central
bronchial obstruction, there will  elevation of the diaphragm
usually be no air bronchograms)  propinquity of the ribs

51
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
23. Berikut ini merupakan penyebab timbulnya atelektasis kompresi:

a. Pneumothoraks

b. Gumpalan dahak

c. Pneumonia

d. Batuk darah

e. Tumor intrabronkial
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
24. Seorang laki-laki 25 tahun datang dengan keluhan sesak napas sejak seminggu. Sesak
semakin memberat dan diperingan jika penderita tidur miring sisi kiri. Gerak napas
asimetris kiri tertinggal dan didapatkan pelebaran sela iga kiri. Fremitus raba kiri
menurun, perkusi kiri redup dan pada auskultasi suara napas menghilang pada sisi kiri dan
didapatkan egofoni positif. Diagnosis yang paling memungkinkan adalah:

a. Efusi pleura kanan

b. Fluidopneumothoraks kanan

c. Preumothoraks kiri

d. Efusi pleura kiri

e. Pneumothoraks kanan
PEMBAHASAN SINGKAT SOAL PARU
25. Pemuda 18 tahun datang dengan keluhan sesak napas, wajah dan lengan bengkak, juga
didapatkan pembuluh darah vena prominen di area dada dan perut. Secara
epidemiologis, penyakit yang sering menimbulkan kumpulan gejala seperti tersebut adalah:
a. Pneumonia
b. Gagal napas
c. Tumor mediastinum
d. TB Paru
e. Tumor Paru
TERIMA KASIH
dokterspesialisparujember@gmail.com
@dokterparujember

55

Anda mungkin juga menyukai